Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

Doa Pembukaan :

Tuhan Yesus Kristus, syukur dan terima kasih, karena Engkau telah menunjukkan kuasa-Mu

sebagai Putera Allah. Ajarilah kami, agar semakin percaya dengan sepenuh hati pada kuasa-
Mu. Amin.

Bacaan Kitab Suci : Lukas 17:5-10


17:5 Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: “Tambahkanlah iman kami!”
17:6 Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat
berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat
kepadamu.”
17:7 “Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan
ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah
pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh
makan dan minum.
17:9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang
ditugaskan kepadanya?
17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan
kepadamu,
hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan
apa yang kami harus lakukan.”
Pendalaman Materi :
Bila kita ke Gereja, kita mendengarkan Kitab Suci dan menyanyikan lagu-lagu tentang iman.
Apakah iman itu? Kakak pernah mendengar cerita yang mungkin dapat menolong kita untuk
mengerti apa itu iman.
Pada suatu hari, seorang anak perempuan kecil tersesat di perkebunan dekat tempat
tinggalnya. Petani yang menjadi pemilik perkebunan menemukan anak kecil itu dan berkata
kepadanya, “Jangan takut, saya akan membawamu pulang.”

Buku Pegangan - Masa Biasa Tahun C 277


Anak kecil itu menengadah kepadanya dan sambil tersenyum ia berkata, “Saya tidak takut.
Saya tahu bapak akan datang; saya sedang menunggu bapak.”
“Menunggu saya?” kata petani itu. “Apa yang membuat kamu berpikir saya akan datang?”
“Saya berdoa, maka bapak datang,” kata anak kecil itu.
“Kamu berdoa?,” petani itu bertanya. “Ketika pertama kali saya mendengar kamu, kamu
hanya menyebut ‘A B C D E F G ...’ untuk apa?”
Anak kecil itu menengadah lagi dan berkata, “Saya tidak tahu pasti apa yang saya katakan,

maka saya doakan semua huruf dalam abjad dan membiarkan Tuhan menaruhnya bersama-
sama sesuai yang Tuhan inginkan. Tuhan tahu saya tersesat dan Tuhan tahu lebih baik

bagaimana menaruh huruf-huruf itu bersama-sama daripada saya.”


Sungguhpun anak perempuan kecil itu tidak dapat melihat Tuhan, ia memiliki iman bahwa
Tuhan mencintai dan perduli kepadanya. Ia memiliki iman, bila ia minta Tuhan menolongnya,
Tuhan akan menolongnya.
Seberapa banyak iman dikatakan cukup? Apakah kita perlu memiliki banyak iman atau
hanya sedikit saja? Jawabannya mungkin mengejutkan kalian.
Pada suatu hari para pengikut Yesus mengatakan kepada-Nya, “Tambahkanlah iman kami.”
Yesus menjawab mereka, “Jika kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat
mengatakan pada pohon ara ini, ‘terangkatlah dan tertanamlah engkau di dalam laut’ dan ia
akan taat kepadamu.” Tahukah kalian berapa besar biji sesawi itu? Ia begitu kecil.
Bila kita beriman kepada Allah, pertanyaan kita bukan berapa besar iman itu, tetapi berapa
besar kuasa Allah itu? Bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin.
Ayat Emas :
Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata
kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat
kepadamu. (Lukas 17:6)
Aktivitas :
Pendamping dapat memilih aktivitas yang telah disediakan sesuai dengan usia anak, tingkat
kemampuan anak dan situasi setempat.
Perutusan Misioner :
Pendamping dapat membimbing anak supaya bisa merumuskan satu tindakan konkrit yang
akan dilakukan sepanjang minggu itu.

278 Aku Sahabat Yesus


Contoh: Setiap hari saya akan berdoa untuk teman-teman yang menderita sakit.
Doa Penutup :
Allah Bapa kami di surga, syukur dan terima kasih, karena Engkau telah menunjukkan rahasia
iman kepada kami. Kami tidak minta, agar Engkau menambah iman kami, tetapi minta, agar
Engkau menolong kami untuk semakin mengandalkan kuasa-Mu. Amin.
Lagu Penutup : Besar dan Perkasa (HPN 439)

HARI MINGGU BIASA XXVIII

Tema : Jangan lupa mengucapkan terima kasih.


Tujuan : Anak mampu mengucapkan terima kasih dalam hal-hal sederhana.
Sarana : Kartu ucapan terima kasih.

Lagu Pembukaan : Terima Kasih Seribu (HPN 88)


Doa Pembukaan :
Tuhan Yesus Kristus, ajarilah kami, agar selalu bersyukur atas segala kebaikan yang telah
kami terima. Mampukan kami, agar dapat bersaksi akan kebaikan-Mu kepada semua orang.
Amin.
Bacaan Kitab Suci : Lukas 17:11-19
17:11 Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea.
17:12 Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka
tinggal berdiri agak jauh
17:13 dan berteriak: “Yesus, Guru, kasihanilah kami!”

17:14 Lalu Ia memandang mereka dan berkata: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-
imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.

17:15 Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan
Allah dengan suara nyaring,
17:16 lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah
seorang Samaria.
17:17 Lalu Yesus berkata: “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di
manakah yang sembilan orang itu?
17:18 Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada
orang asing ini?”
17:19 Lalu Ia berkata kepada orang itu: “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan
engkau.”
Pendalaman Materi :
Minggu lalu kakak menerima kartu “ucapan terima kasih” ini. Teman kakak baru-baru ini
mempunyai seorang bayi dan kami mengirimi sebuah hadiah untuk bayinya. Di dalam
kartu ini dikatakan, “Terima kasih banyak untuk hadiahmu. Hadiahnya sungguh-sungguh
sesuai dengan apa yang kami butuhkan bagi bayi kami.” Kalian tahu, ini sungguh-sungguh
membuat kakak merasa senang, karena teman kami menyempatkan diri untuk mengirimi
kami kartu dan mengatakan, “Terima kasih.”

Buku Pegangan - Masa Biasa Tahun C 283


Bukankah kalian tidak suka bila seseorang melakukan sesuatu yang baik untuk kalian, lalu
ibumu berkata, “Ayo, bilang apa?” Kalian tahu apa yang harus dikatakan, tetapi sialnya, kita
kadang lupa untuk mengatakan itu. Itulah yang terjadi di dalam bacaan Kitab Suci hari ini.
Cerita Kitab Suci hari ini tentang sepuluh orang kusta. Apakah kalian tahu apa itu lepra?
Bukan, itu bukan binatang dengan bintik-bintik di badannya, itu sih macan tutul. Lepra
tidak ada bintik-bintiknya. Lepra adalah orang yang menderita penyakit yang disebut kusta.
Penyakit ini disebabkan oleh luka di seluruh tubuh. Kusta sangat lazim pada zaman Yesus
dan orang yang menderita kusta dianggap najis. Mereka diminta untuk tinggal jauh dari
orang lain, karena ada ketakutan mereka akan menulari orang lain dengan penyakit mereka.
Suatu hari, ketika Yesus sedang berjalan menyusuri kampung, Ia melihat sekelompok
orang kusta. Mereka berdiri jauh dari Yesus dan memanggil-Nya, “Yesus, Guru, kasihanilah
kami.” Mereka mengetahui sungguh-sungguh bahwa Yesus memiliki kekuatan untuk
menyembuhkan mereka. Ketika Yesus mendengar mereka, Ia menyahut, “Pergilah dan
tunjukkanlah dirimu kepada para imam.”
Sementara mereka dalam perjalanan untuk menemui para imam, mereka memperhatikan
kulit mereka, dan ternyata luka-luka mereka sudah lenyap. Yesus telah menyembuhkan
penyakit mereka. Mereka begitu bahagia, mereka lari tunggang langgang di jalan sambil
menyanyi dan menari. Tiba-tiba, seorang dari mereka berhenti dan kembali. Ia memuji
Tuhan dengan suara nyaring, tersungkur di depan kaki Yesus dan berkata, “Terima kasih.”
Yesus menjawabnya, “Di mana yang lain, bukankah ada sepuluh orang yang disembuhkan? Ke
manakah sembilan yang lain?” Hanya seorang dari sepuluh yang ingat untuk mengucapkan,
“Terima kasih.”
Tuhan mengerjakan banyak perkara untuk kita! Setiap hari Tuhan menyediakan segala
sesuatu yang kita butuhkan: makanan, pakaian dan tempat tinggal. Apakah kita pernah lupa
mengucapkan, “Terima kasih?” Mari kita berhenti sekarang dan mengucapkan “Terima kasih”
dan meminta Tuhan untuk menolong kita, agar kita selalu ingat berterima kasih kepada-Nya
setiap hari.
Ayat Emas :
Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau. (Lukas 17:19)
Aktivitas :
Pendamping dapat memilih aktivitas yang telah disediakan sesuai dengan usia anak, tingkat
kemampuan anak dan situasi setempat.
Perutusan Misioner :
Pendamping dapat membimbing anak supaya bisa merumuskan satu tindakan konkrit yang
akan dilakukan sepanjang minggu itu.

284 Aku Sahabat Yesus


Contoh: Saya akan mengucapkan terima kasih untuk apapun yang saya terima dari orang
lain.
Doa Penutup :
Allah Bapa kami di surga, Engkau telah memberi kami segala yang kami butuhkan, tetapi
kami sering lupa untuk mengucapkan “Terima kasih.” Kami berterima kasih kepada-Mu
sekarang. Ingatkanlah kami, agar selalu berterima kasih untuk segala yang Engkau lakukan
bagi kami. Amin.
Lagu Penutup : Sepuluh Orang Kusta (HPN 585)

HARI MINGGU BIASA XXIX

Tema : Tekun dalam doa.


Tujuan : Anak yakin bahwa Tuhan akan mendengarkan doa kita.
Sarana : Handphone (bila memungkinkan)

Lagu Pembukaan : Berdoalah Tiap Waktu (HPN 128) atau


Tiap Waktu (HPN 591)
Doa Pembukaan :
Tuhan Yesus Kristus, bantulah kami, agar selalu berharap kepada-Mu dan mengandalkan
Engkau dalam hidup kami. Amin.
Bacaan Kitab Suci : Lukas 18:1-8
18:1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka
harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
18:2 Kata-Nya: “Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak
menghormati seorangpun.
18:3 Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah
hakku terhadap lawanku.
18:4 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya:
Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun,
18:5 namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan
terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.”
18:6 Kata Tuhan: “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!
18:7 Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru
kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?
18:8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak
Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”
Pendalaman Materi :

Adik-adik, ingatkah kalian saat menginginkan sesuatu? Kalian sangat-sangat menginginkan-


nya, sehingga kalian pikir tidak dapat hidup tanpa barang itu. Misalnya, kalian ingin video

game atau handphone pribadi untuk mengontak teman-teman kapan saja kalian mau. Bila
kalian sungguh-sungguh menginginkan sesuatu, apa yang kalian lakukan? Pasti kalian
minta kepada orang tua kalian, bukan? Apakah kalian hanya meminta sekali dan berharap
itu sudah cukup? Tidak! Kalian pasti memintanya berkali-kali. Kalian terus meminta dan
berharap mereka akan lelah mendengar permintaanmu, sehingga mereka akan menyerah
dan memberikan apa yang kalian inginkan.

Buku Pegangan - Masa Biasa Tahun C 289


Kakak akan menceritakan sedikit rahasia tentang orang tua kalian. Mereka senang melakukan
hal-hal yang baik kepada kalian. Mereka juga ingin yang terbaik bagi kalian. Mereka bijaksana
dan tahu bahwa tidak selalu baik memberikan semua yang kalian inginkan. Tetapi mereka
tidak keberatan bila kalian meminta, bahkan memintanya terus menerus.
Demikian juga dengan Bapa Surgawi kita. Sekali waktu Yesus menyampaikan cerita, bahwa
saat kita menginginkan Bapa Surgawi melakukan sesuatu untuk kita, maka kita harus terus
berdoa dan jangan menyerah.
Cerita yang Yesus sampaikan adalah tentang seorang wanita yang pergi kepada hakim dan
mengatakan, “Hak-hakku dilanggar. Belalah aku!” Pada awalnya hakim itu menolak untuk
melakukan sesuatu, tetapi perempuan itu terus memintanya. Akhirnya, ia berkata, “Saya
akan mengusahakan sehingga wanita ini mendapatkan keadilan, sebab ia menganggu saya
terus! Jika saya tidak menolongnya, ia akan menyerang saya.”
“Lalu apa yang membuat kalian berpikir, bahwa Tuhan tidak akan menunda dan menolong
anak-anak-Nya bila mereka terus berseru mohon pertolongan? Tidakkah Tuhan akan
melimpahkannya bagi mereka? Aku yakin, Dia akan memberikan”, kata Yesus.
Bapa Surgawi senang melakukan hal-hal yang baik bagi kita. Dia bahkan hanya ingin yang
terbaik bagi kita dan Dia mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Tetapi jangan lupa, Dia
senang bila kita meminta terus-menerus.
Ayat Emas :
Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru
kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (Lukas 18:7)
Aktivitas :
Pendamping dapat memilih aktivitas yang telah disediakan sesuai dengan usia anak, tingkat
kemampuan anak dan situasi setempat.
Perutusan Misioner :
Pendamping dapat membimbing anak supaya bisa merumuskan satu tindakan konkrit yang
akan dilakukan sepanjang minggu itu.
Contoh: Saya akan berdoa novena untuk mohon bantuan Tuhan tentang apa yang saya
inginkan.
Doa Penutup :
Allah Bapa kami di surga, syukur dan terima kasih, karena Engkau mendengarkan doa kami
dan memberikan yang terbaik bagi kami. Tolonglah kami, agar tetap setia kepada-Mu. Amin.
Lagu Penutup : Mintalah (HPN 617)

HARI MINGGU BIASA XXX

Tema : Orang Farisi dan Pemungut Cukai.


Tujuan : Anak dapat bersikap rendah hati.
Sarana : -

Lagu Pembukaan : Pemungut Bea Cukai (HPN 583)


Doa Pembukaan :
Tuhan Yesus Kristus, syukur dan terima kasih, karena Engkau telah mengajarkan sikap
rendah hati kepada kami. Tolonglah kami, agar mampu menahan diri dari keinginan
menyombongkan diri dan membanggakan diri sendiri. Amin.
Bacaan Kitab Suci : Lukas 18:9-14
18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah
semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:
18:10 “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain
pemungut cukai.
18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur
kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang
lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke
langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan
Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan
barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Pendalaman Materi :
Adik-adik, apakah kalian tahu seseorang yang berpikir bahwa ia lebih baik dari orang lain
dan merasa pantas diperlakukan istimewa? Dr. Seuss pernah menulis cerita tentang seekor
kura-kura yang persis seperti orang itu. Mungkin kalian pernah membaca bukunya. Judul
buku itu adalah “Yertle si Kura-kura.”
Yertle adalah raja di sebuah kolam kecil di Pulau Salama Sond. Semua kura-kura di
dalam kolam itu memiliki apa yang mereka butuhkan dan mereka hidup dengan bahagia.
Kebahagiaan mereka berakhir ketika Yertle menyatakan bahwa kerajaannya sudah terlalu
kecil. “Akulah penguasa dari semua yang dapat kulihat, tetapi aku tidak dapat cukup

294 Aku Sahabat Yesus


melihat. Singgsanaku terlalu rendah”, keluh Yertle. Maka, Yertle mengangkat tangannya
dan memberi komando. Ia meminta kesembilan kura-kura di kolam itu berdiri di setiap
punggung kura-kura yang lain, sehingga mereka menjadi singgasana yang baru dan
lebih tinggi. Dengan demikian bila Yertle menaiki punggung para kura-kura itu ia dapat
menyaksikan pemandangan yang indah. Tetapi Yertle masih belum puas, bahkan menjadi
besar kepala, sombong dan merasa diri paling penting, karena jadi pimpinan kura-kura
dari seluruh kolam. Ia pun sering menaiki tumpukan para kura-kura yang membentuk
singgasana Yertle.
Dari tumpukan kura-kura itu yang paling bawah bernama Mack, yaitu seekor kura-kura
yang sangat polos dan sederhana. Ia berjuang menahan berat badan seluruh kura-kura dan
akhirnya setelah merasa cukup ambil bagian, ia bersendawa. Sendawanya mengguncang
singgasana itu dan Yertle terjatuh persis ke dalam lumpur, sehingga Yertle agung menjadi
raja lumpur.
Bila kalian menyombongkan diri begitu tinggi, maka sesuatu akan menjatuhkan kalian,
bukankah begitu?
Dalam bacaan Kitab Suci hari ini, Yesus menceritakan tentang seorang laki-laki yang
berpikir, bahwa dirinya lebih baik dari pada orang lain. Yesus mengatakan, bahwa ada dua
orang masuk ke dalam Bait Allah untuk berdoa. Yang seorang adalah orang Farisi, seorang
religius yang sangat keras mematuhi Taurat Musa. Orang itu berdiri dan berdoa dengan
menceritakan dirinya sendiri : “Tuhan, saya bersyukur, karena saya bukan seorang berdosa
seperti orang lain. Saya tidak menipu, saya tidak berbuat dosa, dan pasti saya tidak seperti
pemungut cukai ini! Saya berpuasa dua kali seminggu dan saya memberi persepuluhan dari
seluruh penghasilan saya.”
Sementara yang seorang lagi adalah seorang pemungut cukai. Ia berdiri dari kejauhan
dan bahkan selama berdoa ia tidak berani menengadahkan mukanya ke langit, melainkan
menundukkan kepalanya dalam duka cita sambil berkata, “Tuhan, kasihanilah saya, sebab
saya orang berdosa.”
Sekarang, manakah di antara dua pendoa itu yang doanya menyenangkan Allah? Ya, kalian
benar. Doa pemungut cukai. Yesus mengatakan, “Pemungut cukai itu, dan bukan Orang Farisi,
kembali ke rumah sebagai orang yang dibenarkan Allah. Sebab barangsiapa meninggikan
dirinya, ia akan direndahkan, tetapi barangsiapa merendahkan dirinya, ia akan ditinggikan.”
Ketika kita tergoda untuk menyombongkan diri sendiri, kita perlu ingat bahwa orang lain
tidak akan terkesan, begitu juga Tuhan.
Ayat Emas :
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan
diri, ia akan ditinggikan. (Lukas 18:14b)

Buku Pegangan - Masa Biasa Tahun C 295


Aktivitas :
Pendamping dapat memilih aktivitas yang telah disediakan sesuai dengan usia anak, tingkat
kemampuan anak dan situasi setempat.
Perutusan Misioner :
Pendamping dapat membimbing anak supaya bisa merumuskan satu tindakan konkrit yang
akan dilakukan sepanjang minggu itu.
Contoh: Saya tidak akan menyombongkan diri kepada orang lain dengan menceritakan apa
yang saya miliki atau apa yang telah saya lakukan.
Doa Penutup :
Allah Bapa kami di surga, tolonglah kami, agar tetap rendah hati. Bantulah kami, agar dapat
menghargai orang lain apa adanya. Amin.
Lagu Penutup : Cintailah Sesama (HPN 81)

HARI MINGGU BIASA XXXI

Tema : Ukuran kita bukan masalah bagi Yesus.


Tujuan : Anak mengetahui bahwa Tuhan tidak memandang fi sik manusia.
Sarana : Teropong (Periskop)

Lagu Pembukaan : Zakeus (HPN 07)


Doa Pembukaan :
Tuhan Yesus Kristus, syukur dan terima kasih, karena Engkau menilai kami bukan atas dasar
fi sik kami. Bantulah kami, agar dapat mensyukuri segala berkat Tuhan dan tidak rendah diri
karena kekurangan atau kelemahan fi sik kami. Amin.
Bacaan Kitab Suci : Lukas 19:1-10
19:1 Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.
19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.
19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang
banyak, sebab badannya pendek.
19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat
Yesus, yang akan lewat di situ.
19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah
turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”
19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di
rumah orang berdosa.”
19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan
kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan
kukembalikan empat kali lipat.”
19:9 Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang
inipun anak Abraham.
19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Pendalaman Materi :
Adik-adik, pernahkah kalian mengikuti pawai dan kalian tidak dapat melihat apa-apa karena
orang-orang yang di depan kalian lebih tinggi? Tidak lucu kan, kalau melihat pawai, tetapi
kita tidak dapat melihat marching band, kendaraan berhias, atau mobil pemadam kebakaran
dengan lampu kilatnya? Bila hal ini terjadi, maka teropong (periskop) menjadi sarana yang
sangat kita perlukan. Teropong mempunyai dua kaca di dalamnya, sehingga kita dapat

300 Aku Sahabat Yesus

melihat dari bawah ke atas. Dengan demikian penglihatan kita dapat melampaui obyek-
obyek yang menghalangi atau bahkan di sekitar sudut.

Teropong digunakan pada kapal selam sehingga orang-orang di dalam kapal itu dapat
melihat apa yang terjadi di atas air. Kakak pernah melihat orang menggunakan teropong
dalam parade dan peristiwa olah raga, karena mereka kesulitan untuk melihat sesuatu dalam
kerumunan banyak orang.
Cerita Kitab Suci hari ini tentang seorang pria yang pergi melihat pawai, tetapi tidak dapat
melihat apa-apa karena terlalu banyak orang. Tokoh utama dalam pawai itu adalah Yesus.
Yesus menjadi terkenal, karena Ia telah melakukan banyak keajaiban. Ia membangkitkan
Lazarus dari kematiannya dan memulihkan penglihatan orang buta yang bernama Bartimeus.
Maka, ketika Ia memasuki kota Yeriko, suasananya persis seperti pawai sirkus. Orang-orang
berbaris di jalan dan berharap dapat melihat Yesus.
Salah seorang yang ada dalam kerumunan itu adalah seorang laki-laki dengan tubuh yang
sangat pendek. Ia tidak dapat melihat Yesus karena kerumunan orang banyak. Kalian tahu
nama orang itu? (Beri kesempatan kepada anak-anak untuk menjawab). Ya, benar, ia adalah
Zakheus. Ia tidak memiliki teropong, tetapi ingin sekali melihat Yesus. Maka, ia memanjat
pohon dan menunggu Yesus lewat.
Ketika Yesus berjalan menyusuri jalan-jalan di Yeriko, Yesus tiba di tempat Zakheus sedang
duduk di atas pohon. Yesus berhenti, melihat ke atas pohon dan berkata, “Zakheus, turunlah
karena Aku mau mampir ke rumahmu hari ini.”
Orang-orang di dalam kerumunan terkejut! Zakheus adalah salah satu orang yang paling
dibenci di seluruh Yeriko. Mengapa orang-orang membencinya? Sebab Zakheus adalah orang
kecil dengan persoalan yang sangat besar! Ia adalah pencuri dan penipu! Ia adalah kepala
pemungut cukai yang telah menjadi sangat kaya, karena menipu orang. Ia menagih pajak
lebih banyak dari yang diwajibkan dan menyimpannya untuk diri sendiri. Orang-orang pun
tidak percaya bahwa Yesus akan mampir ke rumah orang macam itu!
Zakheus sadar bahwa ia telah menipu banyak orang. Ketika ia dan Yesus telah tiba di
rumahnya, ia mengakui dosa-dosanya dan meminta maaf akan apa yang telah dilakukannya.
Ia berkata kepada Yesus, “Saya akan memberikan setengah dari seluruh harta saya kepada
orang miskin dan bila saya memeras seseorang akan saya kembalikan empat kali lipat.”
Karena Zakheus menyesali segala yang telah dilakukannya dan mengakui dosa-dosanya,
Yesus mengampuni dia dan berkata, “Hari ini keselamatan telah datang ke rumah ini.” Ya,
Zakheus orang kecil dengan persoalan besar : DOSA! Tetapi ia telah bertemu Yesus dan
hidupnya menjadi berubah. Bukan masalah fi sik kita pendek atau tinggi. Pertemuan dengan
Yesus akan mengubah hidup kita.

Buku Pegangan - Masa Biasa Tahun C 301


Ayat Emas :
Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. (Lukas 19:10)
Aktivitas :
Pendamping dapat memilih aktivitas yang telah disediakan sesuai dengan usia anak, tingkat
kemampuan anak dan situasi setempat.
Perutusan Misioner :
Pendamping dapat membimbing anak supaya bisa merumuskan satu tindakan konkrit yang
akan dilakukan sepanjang minggu itu.
Contoh : Saya tidak akan mengejek orang yang keadaan fi siknya tidak normal.
Doa Penutup :
Allah Bapa kami di surga, syukur dan terima kasih, karena Engkau telah melimpahkan
pengampunan-Mu lewat Yesus Putera-Mu. Bantulah kami, agar perjumpaan kami dengan
Yesus dapat mendorong pada pertobatan dan pembaharuan hidup. Amin.
Lagu Penutup : Aku Berubah (HPN 205)

You might also like