Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 31

MAKALAH

TUGAS PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA

Disusun Oleh :

IMAM NAKHOI
0105.2001.030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DR. KH. EZ. MUTTAQIEN
PURWAKARTA
2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya, sehingga pemakalah bisa dapat kepada titik saat ini untuk mengikuti UTS
(ujian tengah semester) serta dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi syarat agar
mendapatkan nilai UTS (ujian tengah semester) sehingga pemakalah menyelesaikan makalah
ini dengan baik. 
Adapun makalah ini telah diusahakan semaksimal mungkin dan tentunya masih saja
ditemukan kekuranganya. Untuk itu pemakalah tidak lupa menyampaikan banyak maaf
kepada semua pihak yang terkait dalam makalah ini. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka pemakalah membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi
saran dan kritik kepada pemakalah sehingga pemakalah dapat memperbaiki makalah ini.
  Akhirnya pemakalah mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Purwakarta, 25 November 2022 


Penyusun

Imam Nakhoi

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.................................................................................................................... i

Kata Pengantar....................................................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN:

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................... 1


1.2. Tujuan....................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN:

2.1. Kedudukan BK Dalam Pendidikan........................................................................... 3


2.2. Wilayah Pelayanan Guru BK dan Guru Mata Pelajaran Dalam Kurikulum Sekolah
.................................................................................................................................. 4
2.3. Latar Belakang Perlunya BK di Sekolah.................................................................. 7
2.4. Tujuan Bimbingan dan Konseling............................................................................ 7
2.5. Fungsi Bimbingan dan Konseling............................................................................. 8
2.6. Asas Bimbingan dan Konseling................................................................................ 9
2.7. Kedudukan Anak dan Remaja Dalam Rentang Perkembangan Manusia................. 10
2.8. Tugas-Tugas Perkembangan Anak dan Remaja....................................................... 11

BAB III PENUTUP:

3.1. Kesimpulan............................................................................................................... 20

Daftar Pustaka........................................................................................................................ 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap kehidupan individu perlu adanya bimbingan terutama pada
dunia satuan Pendidikan yaitu yang di maksud adalah sekolah
melakasanakan bimbingan kepada warga sekolah, perlunya ada bimbingan
dan konseling di sekolah dapat kita lihat dari segi pendidikan yaitu :
Hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam mengembangkan
kepribadian; Para siswa sebagai subyek didik memerlukan bantuan dalam
penyesuaian diri melalui layanan bimbingan; serta para guru Sebagai
pendidik, seyogyanya dapat menggunakan pendekatan-pendekatan pribadi
dalam mendidik para siswanya. – Layanan bimbingan dirasakan sangat
berperan dalam membantu proses dan pencapaian tujuan pendidikan
yaitu : Perkembangan pendidikan, Peran guru dan Guru sebagai direktur
belajar
Oleh karena itu, melaksanakan bimbingnan kepada seorang
pendidik sangat penting, sehingga seorang pendidik haruslah tahu keadaan
peserta didiknya dan harus bisa mengarahkan pada hal-hal yang positif
sehingga peserta didik pada usia remaja akan terarah pada hal-hal yang
positif, pendidik juga harus mengetahui gejala-gejala yang terdapat pada
peserta didik usia tersebut dan bisa memberikan solusi yang terbaik dalam
menghadapi keadaan peserta didik seperti itu maka oleh karena itu
diperlukan konsep dan tugas perkembangan peserta didik.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana kedudukan bimbingan dan konseling dalam
pendidikan?
2. Bagaimana wilayah pelayanan guru BK dan guru mata pelajaran
dalam kurikulum di sekolah?
3. Bagaimana latar belakang perlunya BK di Sekolah
4. Bagaimana tujuan bimbingan dan konseling ?
5. Bagaimana fungsi bimbingan dan konseling ?

1
6. Bagaimana Asas bimbingan dan konseling ?
7. Bagaimana kedudukan anak dan remaja dalam rentang
perkembangan manusia ?
8. Bagaimana mengetahui tugas-tugas perkembangan anak dan
remaja ?
1.3. Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas UTS (ujian tengah
semeseter) mata kuliah Bimbingan dan Konseling serta juga untuk
menambah wawasan kita mengenai Tugas-Tugas Perkembangan disetiap
masannya, diantaranya:
1. Untuk mengetahui kedudukan bimbingan dan konseling
dalam pendidikan
2. Untuk mengetahui wilayah pelayanan guru BK dan guru
mata pelajaran dalam kurikulum sekolah
3. Untuk mengetahui latar belakang perlunya BK di Sekolah
4. Untuk mnngetahui tujuan bimbingan dan konseling
5. Untuk mengetahui fungsi bimbingan dan konseling
6. Untuk mengetahuia Asas bimbingan dan konseling
7. Untuk mengetahui kedudukan anak dan remaja dalam
rentang perkembangan manusia
8. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan anak dan
remaja

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan


Peranan dan Posisi atau kedudukan Bimbingan dan Konseling di
ranah Pendidikan Bimbingan Konseling berada dalam posisi kunci dalam
sebuah lembaga pendidikan, yaitu institusi sekolah sebagai pendukung
maju atau mundurnya mutu pendidikaan. Peran bimbingan dan konseling
dalam meningkatkan mutu pendidikan seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, tidak hanya terbatas pada bimbingan yang bersifat akademik
tetapi juga sosial, pribadi, intelektual dan pemberian nilai. Dengan bantuan
bimbingan dan konseling maka pendidikan yang tercipta tidak hanya akan
menciptakan manusia-manusia yang berorientasi akademik tinggi, namun
dalam kepribaian dan hubungan sosialnya rendah serta tidak mempunyai
sistem nilai yang mengontrol dirinya sehingga yang dihasilkan pendidikan
hanyalah robot-robot intelektual, dan bukannya manusia seutuhnya.
Dengan adanya bimbingan dan konseling maka integrasi dari
seluruh potensi ini dapat dimunculkan sehinga keseluruhan aspek yang
muncul, bukan hanya kognitif atau akademis saja tetapi juga seluruh
komponen dirinya baik itu kepribadian, hubungan sosial serta memiliki
niali-nilai yang dapat dijadikan pegangan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa peran bimbingan dan konseling didalam meningkatkan mutu
pendidikan terletak pada bagaimana bimbingan dan konseling itu
membangun manusia yang seutuhnya dari berbagai aspek yang ada
didalam diri peserta didik. Karena seperti diawal telah dijelaskan bahwa
pendidikan yang bermutu bukanlah pendidikan yang hanya
mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi saja tetapi juga harus
meningaktkan profesionalitas dan sistem manjemen, dimana kesemuanya
itu tidak hanya menyangkut aspek akademik tetapi juga aspek pribadi,
sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai. Peran Bimbingan

3
Konseling dalam keempat aspek inilah yang menjadikan bimbingan
konseling ikut berperan dalam peningkatan mutu pendidikan.
2.2 Wilayah pelayanan guru BK dan guru mata pelajaran dalam
kurikulum di sekolah
Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan Guru Bimbingan
dan Konseling atau Konselor dalam menyusun rencana pelayanan
bimbingan dan konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan dan
konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan dan
konseling serta melakukan perbaikan tindak lanjut memanfaatkan
hasil evaluasi.
Layanan bimbingan dan konseling dalam implementasi kurikulum
2013 dilaksanakan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling
sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya
tujuan pendidikan nasional, dan khususnya membantu siswa/konseli
mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera
dan bahagia dalam kehidupannya. Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan kolaborasi dan sinergisitas kerja antara guru bimbingan
dan konseling, guru matapelajaran, pimpinan sekolah/madrasah, staf
administrasi, orang tua, dan pihak lain yang dapat membantu
kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli secara
utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Fungsi layanan bimbingan dan konseling. Layanan Bimbingan dan
Konseling berfungsi untuk :
1. Perluasan pemahaman diri dan lingkungan
2. Pendorong pertumbuhan dan perkembangan
3. Proses penyesuaian diri dengan lingkungan
4. Penyaluran pilihan pendidikan,pekerjaan da karir
5. Solusi atas masalah
6. Perbaikan dan penyembuhan
7. Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif
8. Pengembangan potensi diri secara optimal

Prinsip Layanan Bimbingan Dan Konseling :

 Pelayanan bimbingan dan konseling untuk semua siswa dan tidak


diskriminatif
 Bimbingan sebagai proses pelayanan individu karena setiap
peserta didik memiliki keunikan masing-masing
 Bimbingan konseling memberikan bantuan untuk membangun
pandangan positif pada diri dan lingkungan
 Bimbingan dan konseling berlangsung dalam konteks kehidupan

4
 Bimbingan dan konseling dalam bingkai budaya Indonesia
 Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel, adaptif, dan
berkelanjutan
 Pelayanan bimbingan dan konseling ditangani tenaga professional
 Pelayanan bimbingan dan konseling berlandaskan program yang
berbasis hasil analisis kebutuhan siswa sesuai dengan
perkembangannya
 Bimbingan dan konseling dievaluasi secara berkala untuk sebagai
dasar perbaikan proses layanan dan untuk mengukur hasil yang
dicapai.

Komponen Layanan Bimbingan dan Konseling, meliputi :


 Program Layanan
 Bidang Layanan
 Struktur dan bidang Layanan

LANGKAH POKOK PELAYANAN ARAH PEMINATAN


SISWA
Pelayanan arah peminatan dimulai sejak sedini mungkin, yaitu
sejak siswa menyadari bahwa ia berkesempatan memilih jenis
sekolah dan/atau mata pelajaran dan/atau arah karir dan/atau studi
lanjutan. Ketika itulah langkah-langkah pelayanan arah peminatan
secara sistematik dimulai, mengikuti sejumlah langkah yang
disesuaikan dengan tingkat arah peminatan tertentu.
1. Langkah Pertama : Pengumpulan Data
2. Langkah Kedua : layanan informasi/orientasi arah peminatan
Dengan langkah ini kepada para siswa diberikan informasi
selengkapnya, sesuai dengan jenis dan jenjang satuan
pendidikan siswa, yaitu informasi tentang sekolah ataupun
program yang sedang mereka ikuti dan setamat dari sekolah
atau selepas dari kelas yang mereka duduki sekarang.
Kurikulum dan berbagai mata pelajaran baik yang wajib
maupun pilihan yang diikuti siswa, terutama berkenaan
dengan arah dan pendalaman mata pelajaran, serta lintas mata
pelajaran.
a. Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu
dipahami dan/atau yang dapat dijangkau oleh tamatan
pendidikan yang sedang ditempuh sekarang, terutam
berkenaan dengan peminatan vokasional.
b. Informasi tentang studi lanjutan setamat pendidikan yang
sedang ditempuh sekarang. Layanan informasi tentang
berbagai hal di atas dapat dilakukan melalui layanan

5
informasi klasikal. Layanan informasi ini dapat dilengkapi
dengan layanan orientasi melalui kunjungan ke sekolah/
madrasah dan/atau lembaga kerja yang dapat menjadi arah
pemi-natan/ pilihan siswa.

3. Langkah ketiga : Identifikasi dan Penetapan Arah Peminatan


Langkah ini terfokus pada kecocokan antara kondisi pribadi
siswa dengan syarat-syarat atau tuntutan mata pelajaran
pilihan dan/atau sekolah/madrasah, arah pengembangan karir,
kondisi orang tua dan lingkungan pada umumnya, terutama
dalam rangka peminatan akademik, vokasional, dan studi
lanjutan. Keadaan yang diinginkan ialah kondisi pribadi siswa
benar-benar cocok atau sejajar, atau setidak-tidaknya
mendekati, dengan persyaratan dan kesem-patan yang ada itu.
Kecocokan itu disertai dengan tersedianya fasilitas yang ada
di sekolah yang cukup memadai, serta dukungan moral dan
finansial yang memadai pula (terutama dari orang tuanya).
Langkah ketiga itu dilaksanakan melalui kontak langsung
Guru BK atau Konselor dengan siswa melalui penyajian
angket ataupun modul. Kontak langsung ini disertai
pembahasan individual, diskusi kelompok dan kegiatan lain
melalui strategi transformasional-BMB3 yang mengajak siswa
berpikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggung jawab
atas berbagai aspek pilihan yang tersedia dan keputusan yang
diambil.

4. Langkah keempat : Penyesuaian


Langkah ketiga di atas dapat menghasilkan pilihan yang tepat
bagi siswa dan orang lain yang berkepentingan (terutama
orang tua), atau pilihan yang tepat bagi siswa tetapi tidak
disetujui oleh orang tuanya. Apabila ketidakcocokan itu
terjadi maka perlu dilakukan peninjauan kembali melalui
layanan konseling perorangan baik terhadap siswa
dan/ataupun orang tuanya.
Apabila pilihan tepat tetapi sekolah/madrasah yang sedang
atau akan diikuti tidak tersedia pilihan yang diinginkan, maka
siswa yang bersangkutan dapat dianjurkan untuk mengambil
pilihan itu di sekolah lain. Lebih jauh, apabila pilihan tepat
dan fasilitas di sekolah/madrasah tersedia, tetapi dukungan
finansial tidak ada, maka perlu dilakukan konseling
perorangan (dengan siswa dan orang tuanya untuk membahas
kemungkinan mencari bantuan atau beasiswa). Apabila

6
pilihan tidak tepat, maka siswa yang bersangkutan perlu
mengganti pilihan lain dan perlu dilakukan penyesuaian-
penyesuaian pada diri siswa dan pihak pihak yang
berkepntingan. Untuk ini diperlukan layananan konseling
perorangan bagi siswa yang bersangkutan. Demikian, langkah
keempat dilaksanakan seoptimal mungkin demi kesuksesan
studi siswa.
5. Langkah kelima: Monitoring dan Tindak Lanjut
Guru BK atau Konselor memonitor penampilan dan kegiatan
siswa asuhnya secara keseluruhan dalam menjalani program
pendidikan yang diikutinya, khususnya berkenaan dengan
arah peminatan yang dipilihnya. Perkembangan dan berbagai
permasalahan siswa perlu diantisipasi dan memperoleh
pelayanan Bimbingan dan Konseling secara komprehensif dan
tepat. Kegiatan monitoring dapat menggunakan format-format
yang diadministrasikan, secara berkala, minimal setiap tengah
dan akhir/awal semester, yang isian format itu kemudian
mendapatkan pembahasan dan tindak lanjut secara tepat.

2.3 Latar Belakang Perlunya BK di Sekolah


Faktor-faktor yang melatarbelakangi muncul dan diperlukannya
bimbingan dan konseling sebagai berikut :
(1) Latar belakang psikologis
(2) Latar belakang sosial dan budaya
(3) Latar belakang agama
(4) Latar belakang Pendidikan
(5) Latar belakang perkembangan IPTEK

2.4 Tujuan Bimbingan dan Konseling


Secara umum tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu
para peserta didik dalam mencapai tugas perkembangannya dengan
optimal sebagai pribadi, sosial dan sebagai makhluk ciptaan Allah SWT.
Berikut beberapa tujuan utama bimbingan konseling di sekolah:

1. Membantu dalam perencanaan perkembangan karir, penyelesaian studi


serta jenjang pendidikan selanjutnya.
2. Membantu peserta didik agar bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan
sosial mereka (di sekolah atau di lingkungan masyarakat).

7
3. Mengetahui dan membantu menyelesaikan hambatan yang peserta didik
hadapi baik dalam belajar, menyesuaikan diri dengan sekitar atau dengan
keluarga.
4. Membantu dalam mengembangkan minat, bakat dan potensi yang dimiliki
oleh peserta didik secara maksimal.
5. Membantu peserta didik dalam mengembangkan kesadaran diri akan
kemampuan, potensi, keunikan dan citra diri.
6. Agar peserta didik mampu dalam mengembangkan kemampuan untuk
belajar dengan baik.
7. Mampu menumbuhkan sikap positif terhadap diri serta orang-orang dan
lingkungan sekitar mereka.

2.5 Fungsi Bimbingan dan Konseling


Asumsi atau pandangan seorang peserta didik kepad profesi seorang guru
bimbingan dan konseling (BK) terkadang negatif, atau bahkan tidak mendapatkan
perhatian yang seharusnya dari peserta didik. Kenyataannya fungsi bimbingan
konseling sendiri memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan peserta
didik saat di sekolah ataupun diluar sekolah. Beberapa fungsi bimbingan
konseling di sekolah adalah sebagai berikut:

1. Untuk ikut berperan dalam membantu peserta didik memahami dan


mengerti akan dirinya sendiri serta lingkungannya. Hal ini bertujuan agar
individu yang bersangkutan dapat mengembangkan potensi pribadinya
dengan optimal dan dapat menyesuaikan dirinya sendiri dengan
lingkungan dengan baik dan sehat.
2. Memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memperoleh
perkembangan yang optimal dan seimbang dalam kepribadian diri seorang
peserta didik.
3. Membantu peserta didik untuk menentukan minat, bakat dan potensi,
termasuk dalam menentukan kegiatan ekstrakurikuler, program studi saat
akan kuliah atau lebih jauh untuk lebih mengembangkan kemampuan
untuk karir dimasa depan.
4. Membantu dalam mengantisipasi atau pencegahan masalah yang dapat
terjadi pada peserta didik dan membantu mereka dalam mengatasinya.
5. Membantu untuk turut meluruskan pemikiran, tindakan dan dalam
meluapkan perassan peserta didik yang menyimpang/kurang baik
(intervensi) dan memberikan bimbingan dalam berpola pikir yang sehat,
logis dan berperasaan yang tepat dan baik.
6. Memberikan bantuan kepada peserta didik yang tengah menghadapi
permasalahan yang bersifat pribadi ataupun secara sosial.
7. Berperan penting dalam pengembangan pribadi peserta didik agar mereka
bisa selalu membentengi diri mereka kepada hal-hal yang kurang baik
yang bisa menurunkan performa diri mereka sendiri.
8. Membantu memfasilitasi dalam mengembangkan peserta didik untuk
mencapai tugas-tugas perkembangan mereka.

8
2.6 Asas Bimbingan dan Konseling
asas-asas bimbingan dan konseling yaitu asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan,
kenormatifan, keahlian, alih tangan dan tut wuri handayani. Adapun
penjelasan mengenai asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Asas Kerahasiaan. Asas kerahasiaan ini menuntut dirahasiakannya


segenap data dan keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadi
sasaran layanan. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh
memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaannya benar-benar terjamin.
2. Asas Kesukarelaan. Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah tertanam
pada diri siswa atau klien, maka sangat dapat diharapkan bahwa mereka
yang mengalami masalah akan dengan sukarela membawa masalahnya itu
kepada pembimbing untuk meminta bimbingan.
3. Asas Keterbukaan. Bimbingan dan konseling yang efisien hanya
berlangsung dalam suasana keterbukaan. Baik klien maupun konselor
harus bersifat terbuka. Keterbukaan ini bukan hanya sekadar berarti
bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi dalam hal ini lebih penting
dari masing-masing yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk
kepentingan pemecahan masalah yang dimaksud.
4. Asas Kekinian. Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah
yang sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan bukan
masalah yang akan dialami masa mendatang. Asas kekinian juga
mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh menunda-nunda
pemberian bantuan. Dia harus mendahulukan kepentingan klien dari pada
yang lain.
5. Asas Kemandirian. Dalam memberikan layanan pembimbing hendaklah
selalu menghidupkan kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan
sampai orang yang dibimbing itu menjadi tergantung kepada orang lain,
khususnya para pembimbing/ konselor.
6. Asas Kegiatan. Usaha layanan bimbingan dan konseling akan
memberikan buah yang tidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak
melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan. Hasil-hasil
usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya tetapi harus diraih oleh
individu yang bersangkutan.
7. Asas Kedinamisan. Upaya layanan bimbingan dan konseling
menghendaki terjadinya perubahan dalam individu yang dibimbing yaitu
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan tidaklah
sekadar mengulang-ulang hal-hal lama yang bersifat monoton, melainkan
perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu yang lebih
maju.
8. Asas Keterpaduan. Layanan bimbingan dan konseling memadukan
berbagai aspek individu yang dibimbing, sebagaimana diketahui individu
yang dibimbing itu memiliki berbagai segi kalau keadaanya tidak saling
serasi dan terpadu justru akan menimbulkan masalah. 

9
9. Asas Kenormatifan. Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma
agama, norma adat, norma hukum/negara, norma ilmu ataupun kebiasaan
sehari-hari. Asas kenormatifan ini diterapkan terhadap isi maupun proses
penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
10. Asas Keahlian. Usaha layanan bimbingan dan konseling secara teratur,
sistematik dan dengan mempergunakan teknik serta alat yang memadai.
Untuk itu para konselor perlu mendapatkan latihan secukupnya, sehingga
dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan.
11. Asas Alih tangan. Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas
bimbingan dan konseling sudah mengerahkan segenap kemampuannya
untuk membantu klien belum dapat terbantu sebagaimana yang
diharapkan, maka petugas ini mengalih-tangankan klien tersebut kepada
petugas atau badan lain yang lebih ahli.
12. Asas Tutwuri handayani. Asas ini menunjukkan pada suasana umum
yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara
pembimbing dan yang dibimbing.1

2.7 Kedudukan Anak dan Remaja Dalam Rentang Perkembangan


Manusia
Secara umum perkembangan anak selama masa perkembangannya
akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terangkum dalam dua faktor
yakni faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud dengan faktor
internal adalah segala sesuatu yang ada dalam diri individu yang
keberadaannya mempengaruhi dinamika perkembangan. Termasuk ke
dalam faktor-faktor internal tersebut adalah faktor jasmaniah, faktor
psikologis, dan faktor kematangan fisik dan psikis. Faktor eksternal
adalah segala sesuatu yang berada di luar diri individu yang keberdaannya
mempengaruhi terhadap dinamika perkembangan. Yang termasuk faktor
eksternal antara lain : faktor sosial, faktor budaya, faktor lingkungan fisik,
dan faktor lingkungan non fisik.

Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang


berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat
involusi. Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses

1
Prayetno dan Emti, Erman. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. (Jakarta: Rieneka
Cipta, 2009)

10
terbentuknya individu dari proses bertemunya sperma dengan sel telur
dan berlangsung sampai ahir hayat yang bersifaf timbulnya adanya
perubahan dalam diri individu.2
Perkembangan adalah berkaitan dengan mengapa dan bagaimana
individu itu berkembang dan membesar, menyesuaikan diri dengan
masyarakat dan berubah melalui peredaran masa. Perkembangan
melibatkan fizikal, emosi, personality, sosioekonomi, kognitif dan bahasa.
Dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan suatu proses
perubahan-perubahan yang terjadi/dialami oleh setiap individu yang
berkaitan dengan psikhis.3

2.8 Tugas-Tugas Perkembangan Anak dan Remaja


Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan Menurut Para Ahli.
Elizabeth B. Hurlock (1978) tugas perkembangan yaitu belajar
menyesuaikan diri terhadap pola - pola hidup baru, belajar untuk memiliki
cita - cita yang tinggi, mencari identitas diri dan pada usia kematangannya
mulai belajar memantapkan identitas diri.
Teori dorongan (motivasi) dikemukakan Morgan, bahwa segenap
tingkah laku distimulir dari dalam. Bahwa motivasi adalah merupakan
dorongan keinginan sekaligus sebagai sumberdaya penggerak melakukan
sesuatu yang berasal dari dalam dirinya.
Teori dinamisme mengatakan bahwa di dalam organisme yang
hidup itu selalu ada usaha yang positif ia akan selalu mencari pengalaman-
pengalaman baru.
Kartono berpendapat bahwa ekstensi anak dipastikan oleh adanya :
a) Segenap kualitas hereditas;
b) Pengalaman masa lampau dan masa sekarang, dalam suatu lingkungan
sosial tertentu dan sebagai produk proses belajar secara kontinyu.
Havighurst (1953). Mengemukakan bahwa perjalanan hidup
seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi. Secara
garis besar Havighurst menengaskan bahwa tugas-tugas perkembangan
2
Santrok Yussen. (1992)
3
Slavin (1997)

11
yang dilakukan seseorang pada masa kehidupan tertentu adalah
disesuaikan dengan norma-norma sosial serta norma-norma
kebudayaan.Tugas-tugas perkembangan dituntut adanya korelasi antara
potensi diri dan pendidikan yang diterima anak, serta norma-norma sosial
budaya yang ada.
Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan
individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu, dan apabila
berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila
mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan
perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Hurlock (1981) menyebutkan tugas-tugas perkembangan ini
sebagai Social Expectations. Dalam arti, setiap kelompok budaya
mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting
dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang
rentang kehidupan.
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada
periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu
dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan
dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka akan
menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan,
menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan dalam menuntaskan
tugas berikutnya (Yusuf 1992:3).
Sumber faktor-faktor perkembangan diantaranya:
1. Kematangan fisik, misalnya;
a. Belajar berjalan karena kematangan otot-otot kak
b. Belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis
kelamin yang bebeda pada masa remaja karena
kematangan organ-organ seksual.
2. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya;
a. Belajar membaca
b. Belajar menulis
c. Belajar berhitung

12
d. Belajar berorganisasi.
3. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri,
misalnya;
a. Memilih pekerjaan
b. Memilih teman hidup.
4. Tuntutan norma-norma agama, misalnya;
a. Taat beribadah kepada Allah SWT
b. Barbuat baik kepada sesama manusia.

Havighurst membagi tugas-tugas perkembangan selama rentang


kehidupan manusia sebagai berikut:
Masa bayi dan awal masa kanak-kanak (0,0-6,0 tahun)
a. Belajar berjalan pada usia 9,00-15,00 bulan.
Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9 sampai 15 bulan,
pada usia ini tulang kaki, otot dan susunan syarafnya telah
matang untuk belajar berjalan.
b. Belajar memakan makanan padat.
Hal ini terjadi pada tahun kedua, sistem alat-alat pencernaan
makanan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang
untuk hal tersebut.
c. Belajar berbicara.
Mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya
kepada orang lain dengan perantaraan suara itu. Untuk itu,
diperlukan kematangan otot-otot dan syaraf dari alat-alat
bicara.
d. Mencapai kestabilan jasmaniah.
Keadaan jasmani anak sangat labil apabila dibandingkan
dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan
perubahan suhu sehingga temperatur badannya mudah
berubah. Perbedaan variasi makanan yang diberikan dapat
mengubah kadar garam dan gula dalam darah dan air di
dalam tubuh. Untuk mencapai kestabilan jasmaniah, bagi

13
anak diperlukan waktu sampai usia 5 tahun. Dalam proses
mencapai kestabilan jasmaniah ini, orangtua perlu
memberikan perawatan yang intensif, baik menyangkut
pemberian makanan yang bergizi maupun pemeliharaan
kebersihan.
e. Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan
alam.
Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan
yang kompleks dan membingungkan. Lama kelamaan anak
dapat mengamati benda-benda atau orang-orang
disekitarnya. Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan
keteraturan dan dapat membentuk generalisasi (kesimpulan)
dari berbagai benda yang pada umumnya mempunyai ciri
yang sama. Anak belajar bahwa bayangan tertentu dengan
suara tertentu yang nyaring memenuhi kebutuhannya
disebut “orang”,”ibu” dan ”ayah”. Anak belajar bahwa
benda-benda khusus dapat dikelompokkan dan diberi satu
nama, seperti kucing, ayam, kambing, dan burung dapat
disebut binatang. Untuk mencapai kemampuan tersebut
(mengenal pengertian-pengertian) diperlukan kematangan
sistem syaraf, pengalaman dan bimbingan dari orang
dewasa.
f. Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai
mengembangkan hati nurani.
Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti
mengembangkan kata hati. Anak kecil dikuasai oleh
hedonisme naif, dimana kenikmatan dianggapnya baik,
sedangkan penderitaan dianggapnya buruk (hedonisme
adalah aliran yang menyatakan bahwa manusia dalam
hidupnya bertujuan mencari kenikmatan dan kebahagiaan).
Apabila anak bertambah besar ia harus belajar pengertian
tentang baik dan buruk, benar dan salah, sebab sebagai

14
makhluk sosial (bermasyarakat), manusia tidak hanya
memperhatikan kepentingan/kenikmatan sendiri saja, tetapi
juga harus memperhatikan kepentingan/kenikmatan sendiri
saja, tetapi juga harus memperhatikan kepentingan orang
lain. Anak mengenal pengertian baik dan buruk, benar dan
salah ini dipengaruhi oleh pendidikan yang diperolehnya.
Pada mulanya, anak belajar apa yang dilarang itu berarti
buruk atau salah dan apa yang diperbolehkan itu berarti
baik dan benar. Pengalaman ini merupakan permulaan
pembentukkan kata hati anak. Perkembangan selanjutnya
terjadi melalui nasihat, bimbingan, buku-buku bacaan dan
analisis pikiran sendiri. Sesuatu yang penting dalam
mengembangkan kata hati anak adalah suri teladan dari
orang tua dan bimbingannya. Hal ini lebih baik daripada
penggunaan hukuman dan ganjaran, meskipun dalam situasi
tertentu masih tetap diperlukan.
Tugas Perkembangan pada Masa Remaja
a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman
sebaya. 
Hakikat tugas, Tujuannya:
1. Belajar melihat kenyataan, anak wanita sebagai
wanita, dan anak pria sebagai pria.
2. Berkembang menjadi orang dewasa di antara orang
dewasa lainnya.
3. Belajar bekerja sama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan bersama.
4. Belajar memimpin orang lain tanpa
mendominasinya.
b. Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.
Hakikat tugasnya, Remaja dapat menerima dan belajar
peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung
tinggi oleh masyarakat.

15
c. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara
efektif.
Hakikat tugasnya, tugas ini bertujuan agak remaja merasa
bangga, atau bersikap toleran terhadap fisiknya,
menggunakan dan meemlihara fisiknya secara efektif, dan
merasa puas dengan fisiknya tersebut.
d. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang
dewasa lainnya. Hakikat tugasnya,
1. Membebaskan diri dari sikap dan perilaku yang
kekanak-kanakan atau bergantung pada orangtua,
2. Mengembangkan afeksi (cinta kasih) kepada
orangtua, dan
3. Mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa
lainnya tanpa bergantung kepadanya.
e. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
Hakikat tugasnya, tujuannya agar remaja merasa mampu
menciptakan suatu kehidupan (mata pencaharian). Penting
buat remaja pria dan tidak terlalu penting buat remaja
wanita.
f. Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan).
Hakikat tugasnya:
1. Memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuannya,
2. Mempersiapkan diri-memiliki pengetahuan dan
keterampilan- untuk memasuki pekerjaan tersebut.
g. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
Hakikat tugasnya.
1. Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan,
hidup berkeluarga, dan memiliki anak.
2. Memperoleh pengetahuan yaang tepat tentang
pengelolaan keluarga dan pemeliharaan anak.

16
h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-
konsep yang diperlukan bagi warga negara.
Hakikat tugasnya.
1. Mengembangkan konsep-konsep hukum,
pemerintahan, ekonomi, politik, geografi, hakikat
manusia, dan lembaga-lembaga sosial yang cocok
dengan dunia modern,
2. Mengembangkan keterampilan berbahasa dan
kemampuan nalar (berfikir) yang penting bagi upaya
memecahkan masalah-masalah secara efektif.
i. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara
sosial.
Hakikat tugasnya.
1. Berpartisipasi sebagai orang dewasa yang
bertanggung jawab sebagai masyarakat,
2. Memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkah
laku dirinya.
j. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai
petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku.
Hakikat tugasnya.
1. Membentuk seperangkat nilai yang mungkin dapat
direalisasikan,
2. Mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan
nilai-nilai,
3. Mengembangkan kesadaran akan hubungannya
dengan sesama manusia dan juga alam sebagai
lingkungan tempat tinggalnya, dan
4. Memahami gambaran hidup dan nilai-nilai yang
dimilikinya, sehingga dapat hidup selaras (harmoni)
dengan orang lain.
k. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

17
Mencapai kematangan sikap, kebiasaan dan pengembangan
wawasan dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, baik
pribadi maupun sosial.
Tugas Perkembangan pada Masa Dewasa Awal
Tugas perkembangan fase dewasa awal
a. Mampu menjalin hubungan lebih matang dengan sebaya
dan jenis kelaminlain.
b. Mampu melakukan peran-peran sosial sebagai laki-laki dan
wanita.
c. Menerima kondisi jasmani dan dapat menggunakannya
secara efektif.
d. Memiliki keberdirisendirian emosional dari orang tua dan
orang dewasa lainnya.
e. Memiliki perasaan mampu berdiri sendiri dalam bidang
ekonomi.
f. Mampu memilih dan mempersiapkan diri untuk sesuatu
pekerjaan.
g. Belajar mempersiapkan diri untuk perkawinan dan hidup
bekeluarga.
h. Mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan
intelektual untuk hidup bermasyarakat.
i. Memiliki perilaku sosial seperti yang diharapkan
masyarakat.
j. Memiliki seperangkat nilai yang menjadi pedoman bagi
perbuatannya.

Tugas Perkembangan pada Masa Dewasa Akhir


Tugas perkembangan dewasa akhir
a. Memiliki tanggung jawab sosial dan kenegaraan sebagai
orang dewasa.

18
b. Mengembangkan dan memelihara standar kehidupan
ekonomi.
c. Membimbing anak dan remaja agar menjadi orang dewasa
yang bertanggung jawab dan berbahagia.
d. Mengembangkan kegiatan-kegiatan waktu senggang
sebagai orang dewasa.
e. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan fisik sebagaiorang setengah baya.
f. Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua
yang bertambah tua.

19
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

2. Penulis membahas
secara rinci dalam setiap
poin pada makalah ini.
Penulis berharap
3. penjelasan yang penulis
jelaskan bisa dipahami
dengan baik. Setelah
melakukan pembahasan
4. mengenai Konsep Dasar
Bimbingan dan
20
Konseling, penulis dapat
menyimpulkan menjadi
5. beberapa poin penting.
Berikut kesimpulan dari
makalah ini
6. Penulis membahas
secara rinci dalam setiap
poin pada makalah ini.
Penulis berharap
7. penjelasan yang penulis
jelaskan bisa dipahami
dengan baik. Setelah
melakukan pembahasan
8. mengenai Konsep Dasar
Bimbingan dan

21
Konseling, penulis dapat
menyimpulkan menjadi
9. beberapa poin penting.
Berikut kesimpulan dari
makalah ini
10. Penulis membahas
secara rinci dalam setiap
poin pada makalah ini.
Penulis berharap
11. penjelasan yang
penulis jelaskan bisa
dipahami dengan baik.
Setelah melakukan
pembahasan
12. mengenai Konsep
Dasar Bimbingan dan
22
Konseling, penulis dapat
menyimpulkan menjadi
13. beberapa poin
penting. Berikut
kesimpulan dari makalah
ini
Penulis membahas secara rinci dalam setiap poin pada makalah ini.
Penulis berharappenjelasan yang penulis jelaskan bisa dipahami dengan
baik. Setelah melakukan pembahasanmengenai Konsep Dasar Bimbingan
dan Konseling, penulis dapat menyimpulkan menjadibeberapa poin
penting. Berikut kesimpulan dari makalah ini :
1. Bimbingan konseling merupakan salah satu komponen dalam satuan
sistem pendidikankhususnya di sekolah. Guru sebagai salah satu
pendukung unsur pelaksana pendidikanyang mempunyai tanggung
jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbinganpendidikan
di sekolah, dituntut memiliki wawasan yang memadai terhadap
konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.
2. Tujuan bimbingan dan konseling yaitu:
1) Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungan
2) Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan
dinamis
3) Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal
4) Untuk dapat mengerahkan diri sendiri
5) Perwujudan diri sendiri.
3. Prinsip-prinsip bimbingan dan kosenling yaitu:
1) Prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan

23
2) Prinsip berkenaan dengan masalah individu
3) Prinsip berkenaan dengan program
4) Prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan
5) Prinsip bimbingan dan konseling di sekolah.
4. Fungsi bimbingan konseling yaitu:
1) Fungsi pemahaman
2) Fungsi fasilitasi
3) Fungsi penyesuaian
4) Fungsi adaptasi
5) Fungsi penyaluran
6) Fungsi pencegahan
7) Fungsi perbaikan
8) Fungsi pemeliharaan
9) Fungsi pengembangan
5. Asas-asas bimbingan konseling yaitu:
1) Asas kerahasiaan
2) Asas kesukarelaan
3) Asas keterbukaan
4) Asas kegiatan
5) Asas kemandirian
6) Asas kekinian
7) Asas kedinamisan
8) Asas keterpaduan
9) Asas keharmonisan
10) Asas keahlian
11) Asas alih tangan kasus

14. 8) Fungsi
pemeliharaan
24
15. 9) Fungsi
pengembangan
16. 5. Asas-asas
bimbingan konseling
yaitu:
17. 1) Asas kerahasiaan
18. 2) Asas kesukarelaan
19. 3) Asas keterbukaan
20. 4) Asas kegiatan
21. 5) Asas kemandirian
22. 6) Asas kekinian
23. 7) Asas kedinamisan
24. 8) Asas keterpaduan
25. 9) Asas keharmonisan
26. 10) Asas keahlian

25
27. 11) Asas alih tangan
ka
28. 8) Fungsi
pemeliharaan
29. 9) Fungsi
pengembangan
30. 5. Asas-asas
bimbingan konseling
yaitu:
31. 1) Asas kerahasiaan
32. 2) Asas kesukarelaan
33. 3) Asas keterbukaan
34. 4) Asas kegiatan
35. 5) Asas kemandirian
36. 6) Asas kekinian
37. 7) Asas kedinamisan
26
38. 8) Asas keterpaduan
39. 9) Asas keharmonisan
40. 10) Asas keahlian
41. 11) Asas alih tangan
kas

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Internet:

https://www.academia.edu/19171838/
Tugas_tugas_Perkembangan_MAKALAH_ (di akses pada tanggal 20
November 2022)

27
https://media.neliti.com/media/publications/290712-posisi-dan-
urgensi-bimbingan-konseling-d-a35a41ba.pdf

https://memperoleh.com/wilayah-pelayanan-guru-bk-dan-guru-
mata-pelajaran-dalam-kurikulum-sekolah

https://masoemuniversity.ac.id/berita/bimbingan-konseling-
pengertian-fungsi-dan-tujuan.php#:~:text=Secara%20umum%20tujuan
%20bimbingan%20dan,sebagai%20makhluk%20ciptaan%20Allah
%20SWT.

Sumber Buku:
Prayetno dan Emti, Erman. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: Rieneka Cipta.

Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangann


Peserta Didik. Jakarta: Rajawali Pers.

Yusuf, Syamsu. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan


Remaja. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

28

You might also like