Agar Wood

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 2

Agarwood (Gaharu) Conservation from Extinction

Konservasi Gaharu (Gaharu) dari Kepunahan

Agarwood or gaharu-producing plants spread throughout Indonesia. Its economic value,


including high demand and selling price, has made farmer, community, private sector, and
government agency competing to cultivate the plant. However, its existency is being endangered
because of the activity of illegal loggers that is being conserved and included in the Appendix II
Convention on International Trade of Endangered Species Wild Flora and Fauna (CITES).
Tanaman penghasil gaharu atau gaharu tersebar di seluruh Indonesia. Nilai
keekonomiannya yang meliputi tingginya permintaan dan harga jual membuat petani,
masyarakat, swasta, dan instansi pemerintah berlomba-lomba membudidayakan tanaman
tersebut. Namun keberadaannya terancam punah karena aktivitas para pembalak liar yang
dilestarikan dan masuk dalam Appendix II Convention on International Trade of Endangered
Species Wild Flora and Fauna (CITES).
The conservation method is another challenge since it the land characteristics are very
critical for it to grow well. Gaharu-producing plants need humid environment and light to grow
well. Therefore, both natural and man-made forest have been used for gaharu-producing plants
conservation. The conservation of gaharu-producing plants are intended to produce agarwood
resin than wood.
Metode konservasi merupakan tantangan lain karena karakteristik lahan sangat kritis
untuk dapat tumbuh dengan baik. Tanaman penghasil gaharu membutuhkan lingkungan yang
lembab dan cahaya untuk tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, baik hutan alam maupun hutan
buatan telah dimanfaatkan untuk konservasi tanaman penghasil gaharu. Konservasi tanaman
penghasil gaharu dimaksudkan untuk menghasilkan resin gaharu daripada kayu.
Considering the gaharu-producing plants economic value, so government needs to make a
strict regulation about the logging and cultivation of gaharu-producing plants. Successful
conservation will raise the local communities income. Beside that, it will also give protection to
surrounding environment since gaharu-producing plants may function in the absorption and
retention of ground water, strengthen the soil and prevent it from landslides, absorb CO2, and
produce O2. Therefore, Government must work together with the local communities on how to
run the conservation program as well as utilizing the plant’s seed and fruit available in natural
forest. In conclusion, gaharu-producing plants conservation is needed not only to prevent it from
extinction but also to strengthen the function of the forest as well as empowering the
communities around the forest.
Mengingat nilai ekonomis tanaman penghasil gaharu, maka pemerintah perlu membuat
peraturan yang tegas tentang penebangan dan budidaya tanaman penghasil gaharu. Konservasi
yang berhasil akan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Selain itu juga akan memberikan
perlindungan terhadap lingkungan sekitarnya karena tanaman penghasil gaharu dapat berfungsi
dalam penyerapan dan penahanan air tanah, memperkuat tanah dan mencegah terjadinya longsor,
menyerap CO2, dan menghasilkan O2. Oleh karena itu, Pemerintah harus bekerja sama dengan
masyarakat sekitar tentang bagaimana menjalankan program konservasi serta pemanfaatan benih
dan buah tanaman yang tersedia di hutan alam. Kesimpulannya, konservasi tanaman penghasil
gaharu tidak hanya diperlukan untuk mencegah terjadinya kepunahan tetapi juga untuk
memperkuat fungsi hutan serta pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.
Process
In describing a general process or procedure, the present passive tense is frequently used (is/are +
v3). However, when a particular procedure is reported with the concern of one particular
occasion in the past, the past passive tense is used (was/were + v3).
Sequence, or order, is important in both describing a process and reporting a procedure.
Read the sample paragraph describing the steps of developing a film.
Proses
Dalam menjelaskan proses atau prosedur umum, present passive tense sering digunakan (is / are
+ v3). Namun, ketika prosedur tertentu dilaporkan dengan perhatian pada satu kejadian tertentu
di masa lalu, bentuk pasif masa lampau digunakan (was / were + v3).
Urutan, atau urutan, penting baik dalam mendeskripsikan proses dan melaporkan prosedur.
Bacalah contoh paragraf yang menjelaskan langkah-langkah mengembangkan film.
Developing a fim
After all the photographs on a film on a film have been taken, the reel or cassette is removed
from the camera to be processed. First, the film itself must be stripped from iits backing paper in
complete darkness. It is then immediately loaded into a developing tank, in a spiral to avoid
contact between its surfaces. The tank is tightly closed to keep out light.
Mengembangkan fim
Setelah semua foto pada sebuah film pada sebuah film diambil, reel atau kaset dikeluarkan dari
kamera untuk diproses. Pertama, film itu sendiri harus dilepaskan dari kertas belakangnya dalam
kegelapan total. Kemudian segera dimuat ke dalam tangki yang sedang berkembang, dalam
bentuk spiral untuk menghindari kontak antara permukaannya. Tangki ditutup rapat untuk
mencegah cahaya masuk.
Next, the tank is filled with developer, which is a dilute solution of hydroqinone and sodium
sulphite and other chemicals. A thermometer is needed as the developing time depends on the
temperature as well as on the strength of the solution. The film is turned round from time to time
in the developing tank, or the tank is inverted and the developer must be poured off at the right
moment, to avoid over-or under-developing. Some developers can be re-used.
Selanjutnya, tangki diisi dengan pengembang, yang merupakan larutan encer hidrokinon dan
natrium sulfit serta bahan kimia lainnya. Termometer diperlukan karena waktu pengembangan
tergantung pada suhu serta kekuatan larutan. Film diputar dari waktu ke waktu di tangki
berkembang, atau tangki dibalik dan pengembang harus dituangkan pada saat yang tepat, untuk
menghindari pengembangan yang berlebihan atau kurang. Beberapa pengembang dapat
digunakan kembali.
The developed film, which has light and dark part, must now be washed in a 2% solution of
acetic acid, to remove any undeveloped silver bromide. Before the film is removed from the
developing tank to dry, it is washed in running water. The negatives when thoroughly dry are
now finally ready for printing.
Film yang dikembangkan, yang memiliki bagian terang dan gelap, sekarang harus dicuci dalam
larutan asam asetat 2%, untuk menghilangkan perak bromida yang tidak berkembang. Sebelum
film dikeluarkan dari tangki berkembang untuk dikeringkan, itu dicuci dengan air mengalir.
Negatif ketika benar-benar kering sekarang akhirnya siap untuk dicetak.

You might also like