Professional Documents
Culture Documents
(Ex Situ Conservation Strategies of The Yellow Crested Cockatoo (Cacatua Sulphurea
(Ex Situ Conservation Strategies of The Yellow Crested Cockatoo (Cacatua Sulphurea
https://doi.org/10.20886/jphka.2022.19.2.139-157
©JPHKA - 2018 is Open access under CC BY-NC-SA license
139
Vol. 19 No. 2, Desember 2022: 139-157
140
Strategi Ex situ Kakatua Kecil Jambul Kuning (Syaputra, M., Suparyana, P. K., & Wulandari, F. T.)
analisis SWOT. Analisis SWOT dan Bali Bird Park yang terletak di Desa
berpedoman pada konsep bahwa terdapat Batubulan, Kecamatan Sukawati,
dua sisi dalam mengelola unit usaha, yaitu Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.
aspek yang dapat dikendalikan dan aspek
yang berada di luar kendali (Silalahi, 2.2. Bahan dan Alat
2017). Analisis ini juga didasari pada Alat dan bahan yang digunakan
asumsi bahwa suatu strategi yang efektif dalam penelitian ini kamera digital,
akan memaksimalkan kekuatan, recorder, meteran, panduan wawancara,
menangkap peluang, meminimalkan dan alat tulis. Objek penelitian adalah
kelemahan dan mengantisipasi ancaman habitat KKJK.
(Astuti & Ratnawati, 2020). Apabila
diterapkan dengan benar, maka analisis 2.3. Metode Penelitian
SWOT akan membantu melihat sisi-sisi Teknik pengambilan data
yang terlupakan atau tidak dilihat oleh Kegiatan pengambilan data dalam
suatu unit usaha (Istiqomah & Andriyanto, penelitian ini menggunakan metode focus
2017). group discussion (FGD). FGD adalah
Informasi mengenai aspek peme- salah satu teknik dalam mengumpulkan
liharaan ex situ meliputi pengelolaan data kualitatif, dimana sekelompok orang
pakan, kandang, sanitasi, dan perawatan berdiskusi dengan pengarahan dari
bagi satwa KKJK di Indonesia termasuk seorang fasilitator atau moderator, teknik
minim (Gitta, 2011). Selain itu, relatif ini digunakan dengan tujuan untuk
rendahnya peluang keberhasilan menghindari pemaknaan yang salah dari
pemeliharaan satwa ini di lembaga peneliti terhadap masalah yang diteliti (
konservasi (Setiana et al., 2018) juga Paramita & Kristiana, 2013; Cahya,
menjadi dasar dilakukannya penelitian ini. 2019). Metode ini dapat digunakan untuk
Dibutuhkan suatu rumusan strategi yang mengidentifikasi isu masalah dan strategi
dapat mengatasi permasalahan pengembangan dalam upaya konservasi
pemeliharaan KKJK secara ex situ, dan dengan melihat struktur keterkaitan
melalui analisis SWOT diharapkan permasalahan yang ada, serta melihat
permasalahan dan strategi pengelolaan hubungan sebab akibat dari permasalahan
KKJK secara ex situ dapat terpetakan yang satu dengan permasalahan yang lain
dengan baik. Tujuan dari penelitian ini (Koniyo, 2016; Abiyoga, Suryanti &
adalah: (1) mengidentifikasi faktor Muskananfola, 2018). FGD dilaksanakan
internal dan eksternal dalam pengelolaan di Lombok Wildlife Park dan Bali Bird
KKJK secara ex situ di lembaga Park. Peserta FGD berjumlah tujuh orang
konservasi; (2) menyusun strategi terdiri dari pemilik, manajer, perawat
pengelolaan KKJK secara ex-situ di satwa, staf nutrisi, staf paramedik,
lembaga konservasi; dan (3) menentukan studbook keeper, pakar konservasi dan
strategi prioritas dalam pengelolaan satwa pakar kehutanan. Menurut Dilshad & Latif
tersebut secara ex situ. (2013), peserta antara 6-12 adalah jumlah
yang disarankan dalam FGD, apabila
jumlah peserta maka sulit diperoleh
2. Metode
sinergi, informasi kurang dan akan ada
2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian peserta yang terlalu dominan, sementara
Penelitian ini dilaksanakan selama lebih dari jumlah tersebut mengakibatkan
empat bulan yakni pada bulan Juli hingga peserta sulit dikendalikan.
Oktober 2021. Lokasi penelitian berada di
Lombok Wildlife Park yang terletak di Variabel penelitian
Desa Sigar penjalin, Kecamatan Tanjung, Variabel yang diukur dalam
Kabupaten Lombok Utara, Provinsi NTB penelitian ini terdiri dari faktor Strength,
141
Vol. 19 No. 2, Desember 2022: 139-157
faktor Weakness, faktor Opportunities dan penting). Nilai bobot diperoleh dengan
faktor Threat yang diperoleh dari hasil cara membagi bobot suatu indikator
FGD. Faktor Strength meliputi dengan total keseluruhan bobot yang
keunggulan atau kekuatan yang dimiliki diperoleh, sehingga nilai bobot akan
lembaga konservasi dalam memelihara berkisar dari 0 sampai 1, dengan rumus
KKJK, sedangkan faktor Weakness sebagai berikut:
merupakan kendala maupun
permasalahan dalam pemeliharaan KKJK. Bobot faktor internal
Faktor Opportunities diartikan sebagai
kesempatan atau potensi yang dapat diraih Bobot internal ke-i = ∑skor tingkat
dan faktor Threat adalah faktor luar yang kepentingan faktor internal i : ∑faktor
diperkirakan dapat menghambat kegiatan internal
pengelolaan KKJK. Bobot faktor eksternal
142
Strategi Ex situ Kakatua Kecil Jambul Kuning (Syaputra, M., Suparyana, P. K., & Wulandari, F. T.)
paling kiri berisi faktor utama dari Pemahaman terhadap faktor eksternal
lingkungan internal dan lingkungan diperlukan oleh pengelola guna
eksternal. QSPM juga berisi kolom skor menyiapkan langkah cepat dalam
daya tarik (AS: Attractive Score) dan skor mengambil kesempatan maupun dapat
daya tarik total (TAS: Total Attractive dijadikan antisipasi untuk mengatasi
Score), dimana AS memiliki bobot 1-4, 1 permasalahan yang mungkin datang.
berarti memiliki daya tarik rendah dan 4 Umroh, Sari, & Kusuma (2014) juga
paling tinggi, kemudian kolom TAS berisi menambahkan bahwa kemampuan
hasil penjumlahan antara bobot faktor- mengenali faktor eksternal berkaitan erat
faktor internal dan eksternal dikalikan dengan ketepatan dalam merumuskan
skor AS, setelah itu dijumlahkan ke bawah kebijakan. Faktor eksternal dalam
dan alternatif mana yang memiliki jumlah pemeliharaan KKJK secara ex situ
paling besar, maka strategi tersebut yang contohnya adalah faktor iklim, hama dan
akan diputuskan untuk dijalankan penyakit.
(Rangkuti, 2015). Berdasarkan hasil diskusi terarah
dan mendalam yang dilakukan kepada
stakeholder dan pakar, diperoleh aspek-
3. Hasil dan Pembahasan
aspek yang berpengaruh dalam
3.1. Identifikasi Faktor Internal dan pemeliharaan KKJK. Faktor kekuatan
Eksternal dalam Pemeliharaan Ex- dalam hal ini diterjemahkan sebagai aspek
situ KKJK kunci dalam pemeliharaan spesies ini,
Faktor yang diidentifikasi dalam sedangkan kelemahan diartikan sebagai
penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu kendala dalam sisi pemeliharaan.
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Berdasarkan hasil diskusi, faktor kekuatan
internal merupakan aspek-asek yang diantaranya adalah aspek pakan, kandang,
berasal dari dalam dapat dikendalikan kesejahteraan dan psikologis KKJK. Hal
oleh pengelola, dalam kegiatan ini sejalan dengan pendapat Gitta,
pemeliharaan kakatua secara ex situ, aspek Suzanna, & Masy’ud (2012) yang
ini seperti SDM, sarana prasarana, menyatakan bahwa pakan, kandang,
kebijakan pengelola, teknologi, sanitasi dan perawatan merupakan faktor
pendanaan dan lain sebagainya. Faktor yang harus diperhatikan dalam
internal terdiri dari kekuatan (strenght) pemeliharaan KKJK. Aspek-aspek ini
dan kelemahan (weakness). Kekuatan merupakan kunci dalam pemeliharaan,
(strength) adalah suatu keunggulan pemenuhan terhadap aspek ini tekniknya
sumber daya, keterampilan atau telah diketahui secara luas dan dapat
kemampuan yang dimiliki, sedangkan dijangkau oleh pengelola. Kelemahan
kelemahan (weakness) adalah faktor dari meliputi aspek kesehatan dan reproduksi,
dalam yang harus diperbaiki (Rangkuti, kedua aspek ini umumnya menjadi
2015; Silalahi, 2017). kendala dalam pemeliharaan, karena
Faktor eksternal merupakan minimnya informasi atau terbatasnya
pengaruh-pengaruh yang berasal dari luar akses terhadap pemenuhan dua hal
dan tidak dapat diprediksi oleh pengelola. tersebut.
Faktor eksternal terdiri dari peluang Faktor eksternal meliputi peluang
(opportunity) dan ancaman (threat). dan ancaman. Peluang diterjemahkan
Pengaruh positif yang berasal dari luar sebagai kesempatan yang dapat
lingkungan pengelolaan dikatakan sebagai dimanfaatkan pengelola guna
faktor peluang sedangkan pengaruh meningkatkan keberhasilan dalam
negatif yang berasal dari luar pengelolaan pemeliharaan KKJK, faktor peluang
disebut sebagai faktor ancaman diantaranya adalah kerja sama antar
(Istiqomah & Andriyanto, 2017). lembaga konservasi, kerja sama penelitian
143
Vol. 19 No. 2, Desember 2022: 139-157
dengan lembaga penelitian, kerja sama pakan dan kandang, hal tersebut tercermin
dengan klinik hewan dan kerja sama dari skor yang diperoleh. Berdasarkan
dalam rangka pelepasliaran. Ancaman hasil analisis, yang menjadi aspek
berasal dari faktor musim, hama dan kekuatan (strength) adalah pemenuhan
penyakit. Hasil identifikasi lebih rinci pada aspek pakan dan kandang untuk
mengenai faktor yang berpengaruh dalam KKJK yang tidak begitu sulit.
pemeliharaan KKJK secara ex situ Terpenuhinya aspek pakan, termasuk
disajikan pada Gambar 1. kandungan nutrisi yang baik akan
Berdasarkan faktor internal dan membuat KKJK sejahtera, dan akan
eksternal yang telah berhasil memengaruhi kemampuan reproduksi
teridentifikasi di atas, selanjutnya diberi KKJK. Gitta et al. (2012) menyebutkan
bobot dan pemeringkatan, pemberian bahwa pakan merupakan salah satu
bobot dan pemeringkatan bertujuan untuk penentu kesejahteraan pada KKJK dan
menggambarkan posisi pemeliharaan termasuk dalam kriteria animal welfare.
KKJK secara ex situ di dalam kuadran Burung kakatua merupakan spesies biji
SWOT. Pemberian bobot dan dan buah. Kakatua mampu mengupas biji-
pemeringkatan melibatkan stakeholder biji yang keras karena paruhnya yang kuat
dan pakar berdasarkan tingkat (Hidayat, 2014). Dalam pemeliharaan ex
kepentingan dan pengaruh pada setiap situ, selain diberikan pakan berupa buah
aspek. Hasil dari pembobotan dan dan biji, juga dapat diselingi dengan
pemberian pemeringkatan dapat dilihat pemberian sayur sebagai sumber vitamin,
ada Tabel 1. karena diketahui di alam KKJK juga
Dalam pemeliharaan KKJK, hal memakan bunga dari tanaman lore
yang paling berpengaruh berdasarkan (Sterculia Sp.) (Nandika & Agustina,
Tabel 1 di atas adalah faktor penyediaan 2018).
Gambar (Figure) 1. Faktor internal dan ekternal dalam pengelolaan KKJK secara ex situ
(Internal and external factor in KKJK captivity)
144
Strategi Ex situ Kakatua Kecil Jambul Kuning (Syaputra, M., Suparyana, P. K., & Wulandari, F. T.)
Tabel (Table) 1. Bobot dan pemeringkatan faktor internal (Internal factor quality and rating)
No Kekuatan (Strength) Bobot Pemeringkatan Skor
(Quality) (Rating) (Score)
a b c=
axb
1. Pengetahuan akan jenis, kuantitas dan 0,15 4 0,6
kualitas pakan KKJK (Knowledge of the
type, quantity and quality of KKJK food)
2. Penyiapan, pengolahan, penyajian 0,1 2 0,2
pemberian pakan relatif mudah
(Preparation, processing, presentation of
food is relatively easy)
3. Kandang pemeliharaan sederhana, baik 0,15 3 0,45
material maupun ukuran kandang (Simple
maintenance cage: material and cage size)
4. Stress pada KKJK dapat dikelola (Stress on 0,05 2 0,1
KKJK can be managed)
5. Pengkayaan dan akomodasi dalam kandang 0,05 1 0,05
sederhana (Enrichment and
accommodation is relatively easy)
Total 1,4
No Kelemahan (Weakness) Bobot Pemeringkatan Skor
(Quality) (Ratings) (Score)
a b c=
axb
1. Rentan terhadap penyakit, peluang sembuh 0,15 -3 -0,45
dari sakit relatif kecil (Susceptible to
disease, recovering from illness is
relatively low)
2. Fasilitas pemeriksaan kesehatan berbasis 0,1 -2 -0,2
laboratorium terbatas (Limited laboratory-
based health check facilities)
3. Kurangnya pemahaman akan teknik 0,15 -3 -0,45
reproduksi (Lack of understanding of
reproductive techniques)
4. Terbatasnya pengetahuan akan penentuan 0,05 -2 -0,1
jenis kelamin (jantan-betina) (Limited
knowledge of sex determination)
5. Terjadinya in breeding, menurunkan 0,05 -1 -0,05
keragaman genetic (The occurrence of in-
breeding, reducing genetic diversity)
Total -1,25
145
Vol. 19 No. 2, Desember 2022: 139-157
146
Strategi Ex situ Kakatua Kecil Jambul Kuning (Syaputra, M., Suparyana, P. K., & Wulandari, F. T.)
Tabel (Table) 2. Bobot dan pemeringkatan faktor eksternal (External factor quality and
rating)
No Peluang (Opportunity) Bobot (Quality) Pemeringkatan Skor (Score)
a (Rating) c=axb
b
1. Bermitra dengan lembaga penelitian 0,07 1 0,07
dan pendidikan (Collaboration with
research and education institutions)
2. Kerjasama dengan laboratorium, balai 0,19 3 0,57
veteriner dan klinik satwa
(Collaboration with laboratories,
veterinary centers and animal clinics)
3. Kerjasama dengan lembaga konservasi 0,19 2 0,38
(Collaboration with conservation
organizations)
4. Kerjasama dalam rangka pelepasliaran 0,12 1 0,12
(Collaboration for release)
Total 1,14
Ancaman (Threat)
1 Fluktuasi cuaca, peralihan musim 0,19 -2 -0,38
(Weather fluctuations, change of
seasons)
2 Hama (pengganggu) yang ada di 0,12 -1 -0,12
lingkungan kandang (Pests in the cage
and surroundings)
3 Penyebaran penyakit relatif cepat 0,12 -2 -0,24
(Disease spread is relatively fast)
Total -0,74
147
Vol. 19 No. 2, Desember 2022: 139-157
(Opportunity)
(Weakness) (Strength)
(Threat)
148
Strategi Ex-situ Kakatua Kecil Jambul Kuning (Syaputra, M., Suparyana, P. K., & Wulandari, F. T.)
Masy’ud, 2019). Secara umum asumsi Supiyani, 2017; Muslimah, Widiyani &
kebutuhan pakan efisien pada satwa Budiharjo, 2020). Pakan efisien juga
berjumlah sekitar 10 % dari berat badan mempertimbangkan aspek nutrisi, harga
(Anggraini, 2016; Octavia, Komala & dan tingkat kesukaan KKJK.
149
Vol. 19 No. 2, Desember 2022: 139-157
151
Vol. 19 No. 2, Desember 2022: 139-157
152
Strategi Ex-situ Kakatua Kecil Jambul Kuning (Syaputra, M., Suparyana, P. K., & Wulandari, F. T.)
153
Vol. 19 No. 2, Desember 2022: 139-157
154
Strategi Ex-situ Kakatua Kecil Jambul Kuning (Syaputra, M., Suparyana, P. K., & Wulandari, F. T.)
155
Vol. 19 No. 2, Desember 2022: 139-157
Nandika, D., & Agustina, D. (2018). Puspitasari, A., Masy’ud, B., &
Ecology of Lesser Sulphur Creasted Sunarminto, T. (2016). Nilai
Cockatoo Cacatua Sulphurea kontribusi kebun binatang terhadap
Sulphurea at Rawa Aopa Watumohai konservasi satwa, sosial ekonomi
National Park, Southeast Sulawesi. dan lingkungan fisik: Studi kasus
Metamorfosa: Journal of Biological Kebun Binatang Bandung. Media
Sciences, 5(2), 177-188. Konservasi, 21(2), 116-124.
https://doi.org/10.24843/METAMO https://doi.org/10.29244/MEDKON.
RFOSA.2018.V05.I02.P07 21.2.116-124
Octavia, D., Komala, R., & Supiyani, A. Putra, Y. M. P. (2017). Kakatua Jambul
(2017). Studi perilaku harian dan Kuning NTB tersisa 145 ekor.
kesejahteraan Monyet Hitam Republika. Diakses dari
Sulawesi (Macaca nigra Desmarest, https://www.republika.co.id/berita/o
1822) di Pusat Primata Schmutzer. n3z3p284/kakatua-jambul-kuning-
Bioma, 13(1), 8-22. ntb-tersisa-145-ekor
https://doi.org/10.21009/BIOMA13(
1).2 Rahmanita, D., & Bashari, H. (2020).
Paramita, A., & Kristiana, L. (2013). Pedoman pelepasliaran satwa liar di
Teknik focus group discussion dalam Taman Nasional Bogani Nani Warta
penelitian kualitatif. Buletin Bone. Balai Taman Nasional Bogani
Penelitian Sistem Kesehatan, 16(2), Nani Warta Bone.
117-127. Rangkuti, F. (2015). Analisis SWOT:
https://doi.org/10.22435/BPSK.V16I Teknik membedah kasus bisnis.
2 Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Parta, I. N., & Sari, N. P. R. (2021). Rowley, I., Sharpe, C. J., & Boesman, P.
Strategi pengembangan pantai bias F. D. (2020). Yellow-crested
tugel sebagai daya tarik wisata Cockatoo (Cacatua sulphurea).
snorklingdan surfing di Desa Birds of the World. Diakses dari
Padangbai, Kecamatan Manggis, https://birdsoftheworld.org/bow/spec
Kabupaten Karangasem, Bali. Jurnal
ies/yeccoc1/1.0/introduction
Ilmu Manajemen, 11(1), 104-117.
Setiana, T., Masy’ud, B., & Hernowo, J.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan B. (2018). Determinant factors of
Kehutanan (2018). Jenis Tumbuhan technical succesfull on captive
Dan Satwa Yang Dilindungi (Permen breeding of Yellow-crested
LHK No. P.106/Menlhk/Setjen/ Cockatoo – (Cacatua sulphurea
Kum.1/12/2018). https://jdihn.go.id/ sulphurea). Media Konservasi,
search/pusat/detail/463166 23(2), 132-139. https://doi.org
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia /10.29244/MEDKON.23.2.132-139
(2014). Pengendalian dan Silalahi, S. P. R. (2017). Penerapan
Penanggulangan Penyakit Hewan, SWOT sebagai dasar penentuan
(PP No. 47 Tahun 2014). strategi pemasaran pada PT. Bank
https://peraturan. bpk.go.id/Home/ Rakyat Indonesia TBK, Kabanjahe.
Details/5486/pp-no-47-tahun-2014 Jurnal Ilmiah Methonomi 1(2), 1-17,
Prasetyo, B. (2017). Reintroduksi spesies https://methonomi.net/index.php/jim
fauna ke hidupan alami liar. In etho/article/view/1
Optimalisasi Peran Sains dan Surat Keputusan Direktur Jenderal
Teknologi untuk Mewujudkan Smart KSDAE (SK Dirjen KSDAE).
City (pp. 35-60). Universitas (2015). Penetapan 25 satwa terancam
Terbuka. punah prioritas untuk ditingkatkan
156
Strategi Ex-situ Kakatua Kecil Jambul Kuning (Syaputra, M., Suparyana, P. K., & Wulandari, F. T.)
157