Buku Saku Malaria

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 11

1.

Ibu hamil
Pengobatan lini pertama malaria falsiparum
2. Bayi < 1 tahun
Artesunat + Amodiaquin + Primakuin
3. Penderita defisiensi G6-PD
Amodiaquin basa + 10 mg/kgbb dan Artesunat = 4 mg/kgbb.Primakuin diberikan

per - oral dengan dosis tunggal 0,75 mg basa/ kgbb yang diberikan pada hari pertama.

Pengobatan lini kedua malaria falsiparum


Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
Hari Jenis Obat 10 - Kina + Dosisiklin + Primakuin
0-1 2 - 11 1-4 5-9 ≥ 15
14
Bulan Bulan Tahun Tahun Tahun **) 2 x 50 mg Dosisiklin
Tahun
***) 2 x 100 mg Dosisiklin
1/4 ½ 1 2 3 4
Artesunat
1
Amodiaquin 1/4 ½ 1 2 3 4 Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
Primakuin 3/4 1½ 2 2 3 Hari Jenis Obat 0 - 11 1-4 5-9 10 - 14 ≥ 15
Artesunat 1/4 ½ 1 2 3 4 Bulan Tahun Tahun Tahun Tahun
2
Amodiaquin 1/4 ½ 1 2 3 4 3x1
*) 3 x 1/2 3 x1 3x(2-3)
Kina 1/2
Artesunat 1/4 ½ 1 2 3 4
3 2 x**) 2 x 1 ***)
1/4 ½ 1 2 3 4 1 Doksisiklin
Amodiaquin
3/4 1 1/2 2 2 3
Primakuin
atau
Dihydroartemesinin + Piperquin ( DHP ) 3x1
*) 3 X 1/2 3x1 3x(2-3)
2 7 1/2
Kina
Dihydroartemesinin = 2 - 4 mg / kgbb
Doksisilin 2 x 1**) 2 x 1 **)
Piperquin = 16 - 32 mg / kgbb

Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur


Hari Jenis Obat 10 -
0-1 2 - 11 1-4 5-9 ≥ 15
14
Bulan Bulan Tahun Tahun Tahun
Tahun
DHF 1/4 ½ 1 1,5 2 3 4
1
Primakuin 3/4 1½ 2 2 3

2 3 DHF 1/4 ½ 1 1,5 2 3 4

Pengobatan lini kedua malaria falsiparum


Primakuin tidak boleh diberikan kepada :
Kina + Tetrasiklin + Primakuin Artesunat + Amodiaquin + Primakuin
**) 4 x 250 mg Tetrasiklin Amodiaquin basa + 10 mg/kgbb dan Artesunat = 4 mg/kgbb.Primakuin
diberikan per - oral dengan dosis tunggal 0,25 mg basa/ kgbb yang diberikan
selama 14 hari
Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
Hari Jenis Obat 0 - 11 1-4 5-9 10 - 14 ≥ 15 Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
Bulan Tahun Tahun Tahun Tahun Hari Jenis Obat 10 - 14
0-1 2 - 11 1-4 5-9 ≥ 15
3x1 Bulan Bulan Tahun Tahun Tahun
*) 3 x 1/2 3 x1 3x(2-3) Tahun
Kina 1/2
*) 4 x 1 **) Artesunat 1/4 1/2 1 2 3 4
1 Tetrasiklin
1 Amodiaquin 1/4 1/2 1 2 3 4
3/4 1 1/2 2 2 3
Primakuin Primakuin 1/4 1/2 3/4 1
3x1 1/4 1/2 1 2 3 4
*) 3 X 1/2 3x1 3x(2-3) Artesunat
2 7 Kina 1/2
2 Amodiaquin 1/4 1/2 1 2 3 4
Tetrasiklin *) 4 x 1 **)
Primakuin 1/4 1/2 3/4 1

Artesunat 1/4 1/2 1 2 3 4


3 Amodiaquin 1/4 1/2 1 2 3 4

Primakuin 1/4 1/2 3/4 1

4
Primakuin 1/4 1/2 3/4 1
14

Primakuin tidak boleh diberikan kepada :


1. Ibu hamil
2. Bayi < 1 tahun
3. Penderita defisiensi G6-PD

Pengobatan lini pertama malaria Vivaks atau


Dihydroartemesinin + Piperquin ( DHP ) Artesunat + Amodiaquin + Primakuin
Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
Pengobatan malaria mix diberikan pengobatan dengan ACT selama 3 hari serta
Hari Jenis Obat 10 - 14
0-1 2 - 11 1-4 5-9 ≥ 15 pemberian primakuin pada hari 1 dengan dosis adalah 0,75 mg/kgbb dilanjutkan
Bulan Bulan Tahun Tahun Tahun
Tahun pada hari 2 - 14 primakuin dengan dosis 0,25 mg/kgbb
DHF 1/4 1/2 1 1,5 2 3 4
1
Primakuin 1/4 1/2 3/4 1 Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
Hari Jenis Obat 10 -
2 3 DHF 1/4 1/2 1 1,5 2 3 4 0-1 2 - 11 1-4 5-9 ≥ 15
14
Bulan Bulan Tahun Tahun Tahun
Tahun
2 14 Primakuin 1/4 1/2 3/4 1 Artesunat 1/4 1/2 1 2 3 4
1 Amodiaquin 1/4 1/2 1 2 3 4

Primakuin 3/4 1 1/2 2 2 3

Artesunat 1/4 1/2 1 2 3 4


2 Amodiaquin 1/4 1/2 1 2 3 4
Pengobatan lini kedua malaria Vivaks
Primakuin 1/4 1/2 3/4 1
Kina + Primakuin Artesunat 1/4 1/2 1 2 3 4
3 Amodiaquin 1/4 1/2 1 2 3 4

Primakuin 1/4 1/2 3/4 1


Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
4
Primakuin 1/4 1/2 3/4 1
Hari Jenis Obat 10 - 14
0-1 2 - 11 1-4 5-9 ≥ 15
14
Bulan Bulan Tahun Tahun Tahun
Tahun
Primakuin tidak boleh diberikan kepada :
3x1
1 7 Kina *) *) 3 x 1/2 3x 1 3x3
½ 1. Ibu hamil
1 2. Bayi < 1 tahun
Primakuin 1/4 1/2 3/4 1
14
3. Penderita defisiensi G6-PD

atau
Dihydroartemesinin + Piperquin ( DHP )
PENGOBATAN MALARIA MIX ( FALSIFARUM + VIVAKS )
Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur  Penyakit infeksi yang di sebabkan oleh Parasit
Hari Jenis Obat 0-1 2 - 11 1-4 5-9
10 -
≥ 15
Plasmodium yang hidup dan berkembang biak di sel
14 darah merah manusia.
Bulan Bulan Tahun Tahun Tahun
Tahun
 Ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina
1 DHF 1/4 1/2 1 1,5 2 3 4

Primakuin 3/4 1 1/2 2 2 3 ADA 4 SPESIES PLASMODIUM YANG MENGINFEKSI MANUSIA


2 3 DHF 1/4 1/2 1 1,5 2 3 4  Plasmodium falciparum
2 14 1/4 1/2 3/4 1  Plasmodium vivax
Primakuin
 Plasmodium malariae
 Plasmodium ovale
 Plasmodium knowlesi

PLASMODIUM KNOWLESI

 Dulu hanya menginfeksi kera (Macaca Mullata)


 Sejak th 2004 dilaporkan retrospeksif di Serawak
 Vector Anopheles leucosphyrus group (An. Laten,
cracens)
 Misdiagnosis sebagai malaria malariae, mikroskopik
menyerupai P. malariae
 Klinis TIDAK seperti malariae, demam tiap 24 jam,
diarea, nyeri abdomen dan ditemukan
hiperparasitemia > 250.000/uL
 Dapat memberikan komplikasi ikterik, hipotensi, gagal
ginjal, serebral dan gagal pernafasan
 Diagnosa pasti identifikasi dengan PCR

DEFINISI MALARIA
KARATERISTIK DEMAM
Tifoid, DHF, Drug Fever : Kontinyu, Terus menerus tinggi  Pada anamnese terdapat :
beda 0,5 – 1 c Keluhan Utama :”trias malaria” demam ,menggigil,
Infeksi Piogenik, Limfoma, TBC : Intermiten Temperatur sakit kepala , mual ,muntah diare dan nyeri otot
turun sampai normal setiap hari. dan sendi
 Riwayat bermalam & berkunjung ke daerah endemis
Malaria : Remiten Fluktuasi harian > 2 c tapi tak pernah
selama 1-4 minggu
normal  Riwayat Tinggal di daerah endemis
Berulang ( Relaps ) Suhu turun sampai normal berberapa  Riwayat sakit malaria
hari meningkat lagi.  Riwayat minun obat malaria 1 bulan terakhir
Karakteristik p.falsifar p.vivax p.ovale p.malari
 Riwayat mendapat trasfusi darah
spesies um ae
plasmodium PEMERIKSAAN FISIK

 Demam ( suhu >= 37,5 Celsius )


 Conjungtiva dan telapak tangan pucat
Siklus 5–7 8 9 14 – 15
eksoeritrositik  Pembesaran Limfa ( Splenomegali )
primer(hari) 48 48 50 72  Pembesaran Hati ( Hepatomegali )
Siklus aseksual  Dari hasil Pemeriksaan diatas harus di :
dalam darah
(jam)
KONFIRMASI
Masa 6 – 25 8 -27 12 -20 18 – 59
prepaten(hari) 7 - 27 13 -17 14 23 -69  Pemeriksaan Mikroskopik
Masa inkubasi
 Pemeriksaan RTD
(hari)

PRINSIP PENGOBATAN
Keluarnya 8 – 15 5 5 5 -23
gametosit(hari)
Jumlah 30 -40 10 15 15 1. Pengobatan yang di berikan : adalah pengobatan radikal malaria
merozoit per dengan membunuh semua stadium parasit dalam tubuh
skizon(ribu) manusia.
2. Pengobatan Kombinasi
Siklus 9 – 22 8 -16 12 – 14 16 – 35 3. Cloroquin tidak di gunakan lagi karena telah RESISTEN
sporogoni 4. Tujuan pengobatan radikal :
dalam nyamuk berat ringan Ringan ringan › untuk mendapatkan kesembuhan klinis dan Parasitologik .
(hari) › Memutuskan rantai penularan
Berat gejala
klinis

Lamanya 1 -2 1-3 1–2 3 - 50


infeksi jika
tidak diobati
(tahun)

DIAGNOSA MALARIA
OBAT YANG DIGUNAKAN
MALARIA BERAT
 Artesunate + amodiaquine (Artesdiaquine, Arsuamoon)
 Dihydro-Artemisinin – Piperakuin (ARTEKOM/ ARTEKIN (Duo-
Cotexin ), D-Artep
 Artemether-lumefantrine ( Co-artem )  Ditemukannya plasmodium falsifarum stadium aseksual dengan
 Artesunate + Sulfadoksin-Pirimetamin satu atau beberapa manifestasi klinis di bawah ini
 (WHO,1997)
IDIEAL ACT 1. Malaria cerebral adalah malaria dengan penurunan kesadaran
berdasarkn GCS (glascow coma scale)pd dewasa <15,dan pd
 Resisten obat pasangan belum terjadi anak blantyre coma scale <3 atau coma lebih dari 30 menit
 Pasangan obat mempunyai half-life panjang (> 4 hr) setelah serangan kejang yang tidak disebabkan oleh penyakit
 Artemisinin membunuh bentuk asexual dgn cepat; pasangan obat lain.
2. ANEMIA BERAT HB < 5 gr% / Ht < 15% + parasit > 10000
membersihkan parasit lainnya
3. GAGAL GINJAL AKUT < 400 ml/24 jam & Kreat > 3 mg%
 Ditolerensi baik, toksisitas rendah
4. EDEMA PARU / ARDS
 Artemisinin memiliki efek spectrum luas ( termasuk membunuh 5. HIPOGLIKEMI < 40 mg%
gametosit) 6. SYOK SISTOLIK < 70 mmHg / Anak < 50 mmHg
 Bila mungkin dosis tetap (Fixed dose ) 7. PERDARAHAN SPONTAN / DIC
 Diproduksi secara standar “ Good Manufacturing Practice (GMP) 8. KEJANG BERULANG > 2 x/ 24 jam
“ 9. ASIDOSIS Ph <7.25 , Plasma Bicarb < 15 mmol/L
 Murah 10. HAEMOGLOBINURIA
 Supply obat cukup 11. HIPERPARASITEMIA > 5 %
12. MALARIA DGN BILIRUBIN > 3 MG% + gagal Organ lain
KEMASAN 13. HIPERTERMIA > 40 C (Oral)
14. GCS <15
 Kemasan Artesunat +amodiaguin terdiri dari 2 blister 15. Kelemahan otot(tidak bisa duduk /berjalan)
16. Hiperparasitemia>5%
› Blister amodiaquin : 12 tablet 153mg amodiaguin basa 17. Ikterus(kadar bilirubin darah >3mg%
› Blister Artesunat : 12 Tablet 50 mg artesunat 18. Hiperpireksia (temp rectal >40 C.pd dewasa,>41 C .pd anak)

 Kemasan Artesunat + amodiaquin terdiri dari 3 blister , tiap blister


berisi :

› 4 tablet amodiaguin @ 150 mg


› 4 tablet artesunat @ 50 mg
BLANTYRE COMA SCALE ( MODIFIKASI ) BEDA MALARIA BERAT PADA DEWASA & ANAK

 Respon mata : ANAK DEWASA


mengikuti wajah ibu 1 Batuk Sering Jarang
tak ada reaksi 0 Kejang Sangat sering Sering
Ikterik Jarang Sering
 Respon Bicara : Lama sakit Pendek (1-2 hr) Panjang (5-7 hr)
Lama koma Pendek (1-2 hr) Panjang (2-4 hr)
menangis wajar 2
Hiperparasitemia Sering Jarang
menangis merintih 1
Hipoglikemia Sering sebelum Rx Sering sesudah Rx/Hml
tak ada suara 0 Gagal ginjal Jarang Sering
Tek.I.K naik Sering/naik Jarang/ normal
 Respon motorik : Edema paru Jarang Sering
melokalisir nyeri 2 Perdarahan Jarang ---10 %
menarik anggota o.k. nyeri 1 Ggn brain stem Lebih sering Jarang
tak ada reaksi 0 Sequelae Neuro. > 10 % <5%

GLASGOW COMA SCALE


PROGNOSIS
 Respon mata : spontan 4
dgn suara 3  Jumlah & beratnya disfungsi organ
dgn nyeri 2  Kecepatan diagnosis & mulai pengobatan yang adekuat.
tak ada reaksi 1  Indikator klinis:
- Derajat kesadaran ↓à prog jelek
 Respon Bicara : normal respon 5 - GGA +edema àprog jelek
bingung 4 - asidosis berat à prog jelek
berkata kacau 3 - gagal nafasà prog jelek
suara merintih 2 - perdarahanà mortalitas >>
tak ada suara 1
- Imun ↓(splenektomi, steroid, dll)àprog jelek
 Respon motorik : gerakan normal 6
dapat melokalisir nyeri 5
fleksi thdp nyeri 4
extensi 3
decerebrate rigidity 2
tak ada reaksi 1
RECOMMENDED DOSES OF ANTI MALARIAL DRUGS FOR
DRUGS Dosis SIDE EFFECTS TREATMENT OF SEVERE/CEREBRAL MALARIA

i.v. 2,4 mg/kg BB pada QUININE


jam 0, dan jam 12,
kemudian dilanjutkan 20 mg of dihydrochloride salt/kg by iv infusion over 4 hr, then after loading,
jam 24, 48 dst sampai 7 followed by 10 mg/kg over 4 hr every 8 hr. Patients should not received
ARTESUNATE hari. Dosis total 17 – 18 quinine or mefloquine within last 24 hr
mg/ 7 hari ( 1 Amp= 60
mg)
Alternatively, 7 mg of salt/kg can be infused over a period of 30 min,
followed by 10 mg salt/kg over a period of 4 hr, or
3.2 mg/kg im pada hari I Neurotoxicity in animal 10 mg of salt/kg (500 mg for adult) by i.v infusion over 8 hr continously 3 x a
dibagi 2 dosis, not human day
dilanjutkan 1.6 mg/kg/ SIDE EFFECTS
Artemeter hari.
TIDAK iv (1 amp = 80 Hypoglycemia, chinchonism, tinnitus, hearing impairment, nausea,
mg) dysphoria, vomiting, prolonged QT interval, dysrhythmias,
hypotension
Suppositories, 10 mg/kg
at 0 & 4 hr followed by 7
mg/kg at 24,36,48 & 60 PENGOBATAN LANJUTAN
Artemisinin hrs.
 Setelah pasien sadar/KU membaik, tx. Awal parenteral dapat
diubah dgn. Tx. Oral
 Diteruskan dengan :
 ACT dosis lengkap (selama 3 hari): AL , AS + AQ
 Artesunate/artemether tab. (total 7 hari ) + doksisiklin 3-5 Kg BB 1
kali sehari selama 7 hari
 Kina tab.(total 7 hari) + doksisiklin 7 hari
 Bagi bumil, anak-anak : doksisiklin diganti dengan klindamisin 10
mg/kg bb 2 kali sehari

PENGOBATAN SEBELUM DIRUJUK

 Dianjurkan sebelum merujuk setidaknya dosis pertama obat


antimalaria parenteral sudah diberikan.
 Obat yang dipilih :
 Artemether i.m. atau Artesunate i.v/i.m
 Artesunate atau artemisinin supositoria
 Kina i.m.
 Kina i.v. (didampingi petugas medis ) ??
TUPOKSI PERAWAT
KESEPAKATAN BERSAMA
1. DASAR HUKUM RENCANA TINDAK LANJUT TOT TATALAKSANA
KASUS MALARIA BAGI PARAMEDIS
a. UU KESEHATAN GF ATM KOMPONEN MALARIA
b. KOMPETENSI

2. DELEGASI BANJARMASIN, 16 - 19 JUNI 2010


HOTEL ROYAL JELITA
( DAERAH KHUSUS )
a. SERTIFICAT PELATIHAN TATALAKSANA MALARIA 1. MELAKUKAN SOSIALISASI DAN KOORDINASI SECARA
VERTICAL MAUPUN LINTAS PROGRAM DALAM WILAYAH
b. SURAT TUGAS DARI KEPALA PUSKESMAS KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DAN RUMAH
SAKIT BERKOLABORASI DENGAN TENAGA KESEHATAN
c. SURAT DELEGASI DARI DOKTER KHUSUS UNTUK LAINNYA
MALARIA
2. MELAKUKAN SOSIALISASI DAN KOORDINASI SECARA
d. TATALAKSANA MALARIA TANPA KOMPLIKASI VERTICAL MAUPUN LINTAS SEKTORAL DALAM WILAYAH
KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
BERKOLABORASI DENGAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA

3. MENERAPKAN KOLABORASI PENATALAKSANAAN KASUS


MALARIA SESUAI DENGAN HASIL PELATIHAN PADA
PELATIHAN TATALAKSANA KASUS MALARIA

4. MELAPORKAN SETIAP HASIL PENEMUAN KASUS MALARIA


KE PUSKESMAS / DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
DAN DINAS KESEHATAN PROVINSI

5. MENJADIKAN RUMAH SAKIT .ANSARI SALEH SEBAGAI


RUMAH SAKIT RUJUKAN KASUS MALARIA DENGAN
KOMPLIKASI
MORTALITAS PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR
PADA SEMUA UMUR, RISKESDAS 2007 Menurunkan angka kesakitan dan kematian malaria 50 %, dengan
memperkecil penularannya ke tingkat terendah melalui pendekatan
intervensi epidemiologi di daerah Kalimantan dan Sulawesi
No. Penyakit Menular %
TUJ KHUSUS :
1 TB 27,8
2 Penyakit hati 19,1 1. Meningkatkan akses diagnosa dini yang terkonfirmasi
3 Pneumonia 14,4 (mikroskopis / RDTs) dan pengobatan dengan ACT di daerah
4 Diare 13,2 -daerah endemik malaria dari 10% pada tahun 2008 menjadi
5 Tifoid 6,0 80% pada tahun 2014
6 Malaria 4,6 2. Memperluas cakupan populasi serta meningkatkan penggunaan
7 Meningitis/Ensefalitis 3,2 LLINs sehingga pada tahun 2014, 80% wanita hamil dan 80%
8 DBD 2,1 anak-anak di bawah 5 tahun secara teratur tidur dengan
9 Tetanus 1,9 menggunakan LLINs, diikuti dengan kenaikan lebih 5% tiap
10 Septikemia 1,2 tahunnya (baseline 2010)
3. Meningkatkan pelaporan dan surveilans malaria rutin untuk
perbaikan program pengelolaan malaria termasuk investigasi
dan penanggulangan KLB
No. Penyakit tidak Menular % 4. Meningkatkan dukungan pengendalian malaria di tingkat
masyarakat, kabupaten, provinsi dan nasional melalui advokasi,
1 Stroke
26,9 sehingga kontribusi kabupaten dan provinsi dapat dilipat
2 Hipertensi 12,3 gandakan pada akhir periode 5 tahun
3 DM 10,2 5. Memperkuat dan meningkatkan pengelolaan program malaria
4 Tumor Ganas 10,2 di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten
5 Penyakit Jantung Iskemik 9,3
6 Penyakit Sal Nafas Kronik 9,2
7 Penyakit Jantung Lainnya 7,5
8 Ulkus Lambung/12 jari 3,4
1,0
9 Malformasi kongenital 0,4
10 Malnutrisi

ELIMINASI MALARIA

1. Eliminasi di DKI, Bali, Batam 2010

1. Eliminasi di Jawa, NAD, Kepri: 2015

3. Eliminasi di Sumatra, NTB, Kalimantan, Sulawesi: 2020

3. Eliminasi di Papua, Papua Brt Maluku,, NTT, Malut: 2030

BANTUAN GLOBAL FUND ROUND 8


KALIMANTAN SULAWESI
2010 – 2014

TUJ UMUM :
PERATURAN PER-UU-AN

• UU RI No. 4 Tahun 1984, Tentang Wabah Penyakit Menular


• PP RI No. 40 Tahun 1991, Tentang Penanggulangan Wabah
Penyakit Menular
• Permenkes RI No. 560 Tahun 1989, Tentang Jenis Penyakit
Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah, Tata Cara
Penyampaian Laporan dan Tata Cara Penanggulangannya
• Keputusan Dirjen PPM & PL No. 541-I/PD.03.04.IF/1991,
Tentang Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian
Luar Biasa (KLB)

SURVAILENS

Surveilans malaria adalah kegiatan yang terus menerus, teratur dan


sistematis dalam pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi
data malaria untuk menghasilkan informasi yang akurat yang dapat
disebarluaskan dan digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan
tindakan penanggulangan yang cepat dan tepat disesuaikan dengan
kondisi setempat.

TUJ.
• Menghasilkan informasi yang cepat dan akurat yang dapat
disebarluaskan dan digunakan sebagai dasar penanggulangan
malaria yang cepat dan tepat sebagai dasar untuk menyusun
perencanaan yang sesuai dengan permasalahannya
• Mendapatkan gambaran distribusi penyakit malaria menurut
orang, tempat dan waktu

SASARAN

• Data tersangka malaria penderita malaria (klinis) dan positif


malaria, populasi dan wilayah yang terkena resiko malaria
(sumber dan wilayah penularan)
• Waktu atau periode penularan

You might also like