Professional Documents
Culture Documents
Askep HIV AIDS KLP 5
Askep HIV AIDS KLP 5
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Vevi Astri (211211880)
2. Miftahul Khairati (211211853)
3. Difa Maysafitri (211211837)
Dosen Pembimbing :
NS.LENNI SASTRA, S.Kep., M.S.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Ibu NS.LENNI SASTRA, S.Kep., M.S pada mata kuliah keperawatan
dewasa. Selain itu laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Penulis menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran agar lebih membangun
.
Padang, 27 Maret 2023
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Penyakit .................................................................................. 4
6. Patofisiologi ................................................................................... 14
7. Faramakologi ................................................................................. 17
9. Penatalaksanaan ............................................................................ 20
1. Identitas .......................................................................................... 23
2. Riwayat Kesehatan....................................................................... 23
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG..................................................... 29
1. Diagnostik ...................................................................................... 29
2. Laboratorium ................................................................................. 29
3. TERAPI .......................................................................................... 29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewi, Dkk, 2011). Penyakit ini merupakan penyakit menular yang disebabkan
macam penyakit lain (Kemenkes, 2015). Meskipun telah ada kemajuan dalam
pengobatannya, namun infeksi HIV dan AIDS masih merupan masalah kesehatan
kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh faktor luar
dan sebagai bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan
dalam respon imun dan tanpa gejala yang nyata, hingga keadaan imunosupresi
yang berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat membawa kematian (Padila,
2012).
2
Proporsi orang yang terinfeksi HIV, tetapi tidak mendapat pengobatan anti
HIV dan akhirnya akan berkembang menjadi AIDS diperkirakan mencapai lebih
dari 90%. Karena tidak adanya pengobatan anti HIV yang efektif, Case Fatality
AIDS (Kunoloji.2012).
Saat ini infeksi HIV dipandang lebih optimis sebagai penyakit kronis yang
pelayanan kesehatan tersebut (yang tertinggi 28.000 dolar Amerika per tahun per
Amerika Serikat. Oleh karena banyak bagian di dunia, seperti Afrika dan Asia,
kurangnya tsumber daya ekonomi yang adekuat untuk mengobati a penyakit ini,
infeksi HIV berlanjut menjadi penyakit fatal yang berkembang secara cepat di
klinik sejajar dengan perjalanan penyakit HIV. Sejak terinfeksi HIV, seseorang
yang menerima pengobatan yang tepat dapat hidup selama bertahun-tahun ih dan
meneruskan fungsinya tanpa masalah besar. Pada tahap akhir penyakit, dibahas
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Penyakit
kata lain, HIV adalah virus yang dapat menyebab- kan Acquired
terinfeksi HIV, maka HIV tersebut akan selamanya (seumur hidup) berada
didalam tubuh.
timbul karena terjadi penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
yang dapat menginfeksi sel darah putih untuk menurunkan sistem kekebalan
sampai 10 tahun.
yang membantu sistem kekebalan melawan infeksi. Jika tidak diobati, HIV
akan mengurangi jumlah sel CD4 (sel T) dalam tubuh sehingga membuat
seseorang lebih mungkin untuk terkena infeksi lain atau kanker terkait infeksi.
sehingga tubuh tidak dapat melawan infeksi dan penyakit. Infeksi oportunistik
atau kanker ini memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah. Hal
ini menjadi penanda bahwa seseorang tersebut men gidap AIDS, yaitu tahap
Keluhan dapat muncul setelah 2-4 minggu terinfeksi, keluhan yang sering
muncul biasanya berupa demam, bintik bintik merah pada kulit, nyeri
pada saat nelan makanan, tubuh mudah lemas, dan limfadenopati. Dan
banyaknya keluhan yang menyerupai penyakit lainnya dan hasil tes yang
Pada tahap ini, hasil tes serologi yaitu menunjukkan hasil positif
tetapi pada gejala asimtomatis. Dan pada orang dewasa, karena fase ini
keluhan apapun selama 10 tahun atau bisa juga lebih untuk penderita
lebih cepat.
dapat terjadi karena adanya jaringan limfe yang berfungsi sebagai tempat
penampungan utama pada HIV. PGL dapat terjadi pada sepertiga orang
d. AIDS
hospes. Pada usia kurang dari 5 tahun atau lebih dari 40 tahun, infeksi
yang menyertai, dan faktor genetik yang merupakan salah satu penyebab
turunnya sistem kekebalan tubuh sistem imun, penderita HIV dapat lebih
jelas penyebabnya.
Virus HIV adalah jenis virus yang mematikan jika pendenta tidak
umur si penderita karena virus jenis ini tidak bina dihilangkan atau
disembuhkan Virus HIV yang telah masuk ke dalam tubuh manusia akan
pemrograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfel untuk membuat
permanen. Enzim tersebut membuat sel T helper tidak dapat mengenali virus
HIV sebaga antigen, sehingga keberadaan virus tidak dapat dihancurkan oleh
sel T helper. Berbanding terbalik dengan peristiwa tersebut, virus HIV yang
4. Memproduksi limfokin.
sel T4 menurun, maka sistem imun selu- ler makin lemah secara
progresif. Hal ini akan diikuti berkurang- nya fungsi sel B, makrofag, dan
menurunnya fungsi sel T penolong Virus HIV dalam tubuh manusia dapat
7. Sakit kepala.
berlangsung, air mani, cairan vagina, dan darah yang dapat mengenai
selaput lendir, penis, dubur, atau muluh sehingga HIV yang tedapa dalam
dinding vagina, dubur dan mulut yang bisa menjadi jalan HIV untuk
Penularan HIV dari ibu bisa terjadi pada saat kehamilan (in utero).
bayi adalah 0.01% sampai 7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum
antara kulit atau membran mukosa bayi dengan darah atau sekresi
Oleh karena itu, lama persalinan bisa dipersingkat dengan operasi sectio
terjadi selam periode post partum melaui ASL Resiko bayi tertular
c. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS Sangat cepat menular
seluruh tubuh.
alat-alat lain yang menyentuh darah, cairan vagina atau air mani yang
terinveksi HIV, dan langsung digunakan untuk orang lain yang tidak
terlebih dahulu.
berpotensi menularkan HIV. Selain jarun suntik, pada para pemakai IDU
HIV.
11
4. Manifestasi Klinis
tidak dapat memindahkan virus HIV, kecuali seperti cara-cara yang telah
disebutkan di etiologi.
informasi dari mereka sangat berguna sebagai sebuah upaya pencegahan yang
a. Stadium I
b. Stadium II
penurunan, terdapatnya herpes zoster, dan kelainan pada mulut dan kulit.
seperti biasanya.
c. Stadium III
seperti tuberkulosis.
d. Stadium IV
Hodgkin), dan karsinoma sel skuamosa yang bisa ditemukan di anus dan
mulut.
13
a. Lesi mulut
b. Neurologik
AIDS karena serangan langsung HIV pada sel saraf, berefek perubahan
maranik endokarditis.
c. Gastrointestinal
diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma,
atritis. Penyakit anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi dengan efek inflamasi sulit dan sakit,
d. Respirasi
6. Patofisiologi
secara vertikal, horizontal, dan transeksual. HIV dapat men- capai sirkulasi
dinding pembuluh darah. Secara tidak langsung, HIV masuk melalui kulit dan
mukosa yang tidak intake seperti pada kontak seksual. Ketika berada dalam
15
sirkulasi siste mik, yaitu 4-11 hari sejak pertama terkena HIV dapat dideteksi
di dalam darah. Selama sirkulasi sistemik terjadi viremia diser- tai dengan
gejala dan tanda infeksi virus akut seperti panas tinggi mendadak, nyeri
kepala, nyeri sendi, nyeri otot, mual, muntah, su lit tidur, batuk-pilek, dan
lain-lain.
Keadaan seperti ini disebut sin drom retroviral akut. Pada fase ini mulai
terjadi penurunan CD4 dan peningkatan HIV-RNA viral load. Viral Load
akan meningkat dengan cepat pada awal infeksi, dan akan turun sampai pada
erung terus meningkat Keadaan tersebut akan diikuti penurunan CD4 secara
perlahan dalam waktu beberapa tahun, dengan laju penurunan CD4 yang lebih
AIDS Sel T4 terdapat pada cairan tubuh tertentu, seperti darah; air mani dan
cairan lain yang keluar dari alat kelamin pria kecuali air seni: cairan vagina;
dan cairan leher rahim. HIV pernah ditemu- kan pada air ludah tetapi sampai
saat ini belum ada bukti HIV menular melalui air ludah.
Orang yang terinfeksi HIV diperlukan waktu 5-10 tahun un tuk sampai
ke tahap AIDS Pertama kali virus HIV masuk ke dalam tubuh manusia yaitu
selama 2-4 minggu. Keberadaan virus terse but belum dapat terdeteksi melalui
pemeriksaan darah. Jumlah CD4 lebih dari 500 sel/ul. maka disebut tahap
periode jendela.
16
Tahap HIV positif melalui pemeriksaan darah terdapat virus HIV tetapi
secara fisik penderita belum menunjukkan adanya gejala atau kelainan khas.
HIV/AIDS. Penderita AIDS adalah seseorang yang ter- infeksi HIV dengan
jumlah CD4 < 200μL meskipun tanpa adanya gejala yang terlihat atau juga
tanpa infeksi oportunistik. HIV dapat ditularkan melalui paparan darah yang
terinfeksi atau sekret dari kulit yang terluka, kontak seksual, dan ditularkan
Limfosit CD4 berikatan kuat dengan gp120 HIV sehingga gp4: dapat
permukaan sel, CCR5 dan CXCR4 diperlukan agar glikoprotein gp120 dan
Selain limfosit, monosit dan makrofag juga rentan terhadap infeksi HIV.
untuk HIV tetapi tidak dihancurkan oleh v rus HIV bersifat politronik dan
dapat menginfeksi beragam se! manusia, seperti sel Natural Killer (NK),
limfosit B, sel endotel. sel epitel, sel langerhans, sel dendritik, sel mikroglia,
dan berbagai jaringan tubuh. Setelah virus berfungsi dengan limfosit CD4,
terprogram), anergi (penceg han fusi sel lebih lanjut), atau pembentukan
sinsitium (fusi sel).oleh HIV dalam tahap infeksi. HIV akan menyerang
limfosit CD4.
7. Faramakologi
maka penderita harus meminum obat tersebut seumur hidup secara rutin
a). Zidovudin
b). Didanosin
c). Zalzitabine
d). Stavudin
e). Lamivudne
tidak berfungsi.
a). Nevairavin
b). Delavirdin
c). Efavirenz
a). Indinafir
Enfuvirtide (T-20).
telah diteliti secara aktif. Upaya upaya rekontruksi imun juga sedang
8. Pemeriksaan Penunjang
1). ELISA
1). Hematokrit
2). LED
5). Hemoglobin
9. Penatalaksanaan
Meski diduga belum memiliki penanganan atau peng obatan yang bisa
penanganan dapat diterapkan agar HIV tidak berlanjut pada stadium yang
lebih parah atau berubah menjadi AIDS. Menurut Fahmi (2015), RSCM
Selain menggunakan tiga obat yang disebutkan di atas. ada satu jenis
obat lagi yang dapat dikonsumsi penderita HIV, yaitu Antiretroviral (ARV).
Obat jenis ini tidak bisa menghilangkan virus pada penderita, tetapi sangat
dikonsumsi dengan obat lainnya yang masih tergolong jenis ARV, karena
pada beberapa kasus, HIV sangat kebal terhadap ARV. Beberapa jenis obat
10. WOC
23
BAB III
A. PENGKAJIAN
yang besar bagi perawat karena setiap sistem organ berpotensi untuk menjadi
sasaran infeksi ataupun kanker. Disamping itu, penyakit ini akan dipersulit oleh
1. Identitas
a. Identitas Pasien
2. Riwayat Kesehatan
ditemui keluhan utama sesak nafas. Keluhan utama lainnya ditemui pada
bulan), diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus menerus,
penurunan berat badan lebih dari 10%, batuk kronis lebih dari 1 bulan,
24
tubuh.
adalah : pasien akan mengeluhkan napas sesak (dispnea) bagi pasien yang
memiliki manifestasi respiratori, batuk-batuk, nyeri dada dan demam,
pasien akan mengeluhkan mual, dan diare serta penurunan berat badan
drastis.
4. POLA NUTRISI/METABOLISME
mual, muntah, nyeri menelan, dan juga pasien akan mengalami penurunan BB
yang cukup drastis dalam waktu singkat (terkadang lebih dari 10% BB).
5. POLA ELIMINASI
bekerja. Hal ini disebabkan mereka yang menarik diri dari lingkungan
mengalami gangguan karena adanya gejala seperi demam dan keringat pada
malam hari yang berulang. Selain itu juga didukung oleh perasaan cemas dan
hubungan seksual.
Pada pasien HIV AIDS biasanya pasien akan mengalami cemas, gelisah
Pada pasien HIV AIDS tata nilai keyakinan pasien awal nya akan
berubah, karena mereka menggap hal menimpa mereka sebagai balasan akan
B. PEMERIKSAAN FISIK
a. Gambaran Umum :
b. Kesadaran pasien :
c. Vital sign :
Seboreika
dingin.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Diagnostik
a. ELISA
b. noda Barat
d. Budaya HIV
2. Laboratorium
a. Rapid test:
b. ELISA test
3. TERAPI
Terapi antiretroviral
Diagnosa memiliki dua arti pertama diagnosa adalah tahap kedua dari
adalah respon individu terhadap rangsangan yang timbul dari diri sendiri
lainnya dan membantu merumuskan hasil yang diharapkan atau tujuan yang
5. Intervensi Keperawatan
dan elektrolit
-Ambil sampel feses untuk
kultur, jika pertu
Edukasi
-Anjurkan makanan porsi
kecil dan sering secara
bertahap
-Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas,
pedas dan mengandung
laktosa
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian obat
pengeras fases (mis. atapulgt,
smektit, kaolin-peklin)
pencahayaan, kebisingan,
suhu, matras, dan tempat
tidur)
-Batasi waktu tidur siang,jika
perlu
-Fasilitasi menghilangkan
stres sebelum tidur
Edukasi
-Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
-Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
35
FUNGSIONAL GORDON
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syndrome adalah tahap infeksi HIV paling tinggi. Dengan kata lain, HIV adalah
jika tidak diobati. Tidak seperti beberapa virus lain, tubuh manusia tidak dapat
seseorang sudah terinfeksi HIV, maka HIV tersebut akan selamanya (seumur
menurut Centers For Disease Control (CDC) dapat dibagi menjadi bagian (Kana,
2017) yaitu Infeksi HIV akut, Infeksi Seropositif HIV Asimtomatis, Peristen
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Defnisi dan Indikator Diagnosa Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Defnisi dan Tindakan Keperawatan Edisi1. Jakarta: Dewan
Pengurusan Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Defnisidan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
Ratnawati, Ana.(2018).Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan
Reproduksi.Yogyakarta.Pustaka Baru Press.
Haryono, Rudi dan Maria Putri Sari Utami.2020.Keperawatan Medikal Bedah
2.Yogyakarta.Pustaka Baru Pr