Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Dr. Erwin., S.H., M.H., M.

Kn
Prof. Dr. Djuhaendah Hasan, S.H.
Dr. Elli Ruslina., S.H., M.Hum

DIMENSI KEBIJAKAN EKSPOR GARMEN


DI INDONESIA:
Analisis komprehensif melalui lensa Negara
Kesejahteraan & Keadilan Pancasila

s
KATA PENGANTAR

Dengan memuja dan menjulang keagungan Allah SWT serta


kebesaran Nabi Muhammad SAW, saya membuka dengan
salam sejahtera, "Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh."

Dengan izin Allah Yang Maha Kuasa dan dalam naungan bimbingan-Nya, serta
dengan salam sejahtera kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi teladan
bagi umat manusia, Kami bersyukur atas terbitnya buku sederhana ini, sejatinya buku
ini awalnya adalah hasil penelitian dari Dr. Erwin., S.H., M.H., M. Kn, yang di tulis dalam
bentuk disertasi di bawah promotor Prof. Dr. Djuhaendah Hasan, S.H, dan Dr. Elli
Ruslina, S.H., M.H., beriring berjalannya waktu, sebelum menunggu Sidang Terbuka
Disertasi di Universitas Pasundan, kami bertiga antara penulis disertasi, Promotor
dan Ko. Promotor berdiskusi, berdialog, untuk menjadikan sebagai karya bertiga yang
dapat memberikan manfaat bagi para penstudi ilmu hukum dan para praktisi hukum.
Dalam satu kesempatan kami bertiga mengambil keputusan bahwa naskah disertasi
harus di benahi, di rekonstruksi menjadi sebuah buku yang di tulis bertiga. Segala puji
hanya bagi Allah, Yang Maha Pemurah, akhirnya, dengan limpahan rahmat-Nya,
dalam kesempatan yang beriringan dengan Sidang Terbuka Dr. Erwin., S.H., M.H.,
M.Kn., buku yang telah diolah dari disertasi akhirnya berhasil diterbitkan. Ucapan
syukur tak terhingga kami sampaikan atas nikmat ini.

Dalam era globalisasi ini, kebijakan ekspor memiliki peran yang sangat
penting dalam menentukan arah pertumbuhan ekonomi suatu negara. Indonesia
sebagai salah satu negara dengan sektor garmen yang signifikan dalam struktur
ekonominya, memiliki tantangan dan peluang yang unik terkait dengan dimensi
kebijakan ekspor garmen. Melalui analisis komprehensif yang diuraikan dalam Buku
ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek kebijakan ekspor garmen di Indonesia,
dengan fokus utama pada prinsip-prinsip Negara Kesejahteraan dan Keadilan
Pancasila.

Dalam menyusun kebijakan ekspor garmen, tidak hanya pertimbangan


ekonomi yang harus diambil, tetapi juga nilai - nilai sosial, kesejahteraan masyarakat,
dan keadilan distribusi harus menjadi faktor penting. Buku ini akan merangkai
dimensi - dimensi tersebut dalam suatu analisis yang holistik, mengaitkan setiap
kebijakan dengan tujuan mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia sesuai
dengan semangat Pancasila.

Perjalanan menuju pencapaian tujuan tersebut tidaklah mudah, mengingat


perubahan dinamis dalam tatanan global, tantangan dalam pemenuhan standar
internasional, serta perlunya perlindungan terhadap pelaku usaha mikro dan kecil
dalam industri garmen. Namun, dengan mengadopsi pendekatan berdasarkan prinsip
Negara Kesejahteraan dan Keadilan Pancasila, Indonesia dapat merumuskan
kebijakan ekspor garmen yang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi
juga memastikan distribusi manfaat yang adil bagi semua lapisan masyarakat.

Dalam Buku ini, Penulis akan menjelaskan kerangka konseptual mengenai


Negara Kesejahteraan dan Keadilan Pancasila sebagai landasan analisis kebijakan
ekspor garmen di Indonesia. Penulis juga akan menguraikan tantangan - tantangan

i
ii

konkret yang dihadapi, seperti perlunya pemenuhan standar internasional dalam


konteks perdagangan global yang semakin terintegrasi. Selain itu, akan dibahas pula
upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam merumuskan kebijakan yang
mengintegrasikan aspek-aspek penting ini secara seimbang.

Buku ini merupakan hasil dari penelitian Dr. Erwin., S.H., M.H., M. Kn, yang
bimbing secara langsung oleh Prof. Dr. Djuhaendah Hasan, S.H, dan Dr. Elli Ruslina,
S.H., M.H., perjalanan dari naskah disertasi menuju buku, adalah sangat panjang,
serpihan ide yang tertuang di dalamnya adalah bagian terbesar dari Disertasi penulis
yang di pertahankan pada Agustus 2023. Penulis menyoroti kesenjangan antara
keterbatasan kontainer (petikemas) dan lonjakan arus barang ekspor yang semakin
meningkat. Situasi ini telah menyebabkan Indonesia menghadapi lonjakan produksi
ekspor di sektor garmen. Konsep negara kesejahteraan (welfare state) telah
mendarah daging dalam korpus Undang-Undang Dasar 1945, dengan menyediakan
bab khusus yang membahas "kesejahteraan sosial" melalui Pasal 33. Realitas ini
seharusnya menjadi katalisator bagi kemajuan sektor ekspor Indonesia.

Buku ini ditulis sebagai buah kerja keras dan dedikasi, bertujuan untuk
memberikan kontribusi gagasan baru dan pengetahuan yang berharga dalam disiplin
yang kami perdalam selama ini. Kami ingin mengucapkan rasa syukur yang tak
terhingga atas karunia, petunjuk, dan anugerah yang diberikan kepada Kami bertiga,
memungkinkan kami untuk berkolaborasi untuk menyelesaikan penulisan buku ini.

Penulis dengan penuh kesadaran mengakui bahwa meskipun penulisan buku


ini telah mencapai tahap yang signifikan, masih terdapat potensi yang melimpah
untuk penelitian lebih lanjut. Potensi ini mencakup pengembangan model, teori,
cakupan, metodologi, dan objek penelitian yang bisa dijelajahi lebih mendalam oleh
peneliti berikutnya. Oleh karena itu, harapan penulis adalah bahwa temuan dari
penelitian ini dapat menjadi pijakan yang kokoh untuk penelitian masa depan yang
lebih komprehensif dan terperinci. Di dalam keberadaan manusia, kesalahan dan
kekurangan bukanlah hal yang asing, karena manusia adalah tempat bagi kelalaian,
kekurangan, dan pelupa. Kita tidak pernah lepas dari kesalahan, dan kesalahan itu
sendiri adalah bagian yang melekat pada sifat manusiawi yang wajar, atau dengan
kata lain, 'khilaf' merupakan ciri kemanusiaan yang tak terelakkan.

Penulis dengan penuh pengakuan mengamati bahwa kesempurnaan adalah


hak eksklusif Allah semata. Dengan demikian, kerendah hati dan sepenuh ketulusan,
penulis sungguh mengharapkan agar masukan, saran, dan kritik dari para pembaca
dapat diterima dengan tulus dan dimanfaatkan untuk mengembangkan dan
menyempurnakan buku ini. Semoga buku ini memberikan dampak yang substansial,
terutama dalam ilmu hukum, khususnya dalam Hukum Perdata, dan berkontribusi
pada perkembangan pengetahuan di masa yang akan datang.

Bandung, Agustus, 2023

Dr. Erwin., S.H., M.H., M.Kn


Prof. Dr. Djuhaendah Hasan, S.H.
Dr. Elli Ruslina., S.H., M.Hum

z
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
PRAWACANA
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

PROBLEMATIKA EKSPOR GARMEN DI INDONESIA

A. Politik Hukum Pasal 33 UUD – 1945


B. Perdagangan internasional untuk membangun ekonomi
Indonesia

1. Eksistensi perdagangan internasional


2. Industri garmen sebagai bisnis internasional
3. Problematika ekspor garmen akibat kelangkaan petikemas
di Indonesia

C. Rezim perdagangan bebas kaitannya dengan ekspor garmen


Indonesia

BAGIAN SATU:

PENGELOLAAN EKSPOR GARMEN DI INDONESIA DALAM


PERSPEKTIF NEGARA KESEJAHTERAAN

A. Pengelolaan Ekspor Garment Dalam Tujuan Negara


Kesejahteraan

1. Teori Negara Kesejahteraan


2. Teori Keadilan Pancasila

B. Implementasi teori

1. Perdagangan Ekspor Garment Dalam Tujuan Negara


Kesejahteraan
2. Perdagangan Ekspor Garment Dalam Keadilan Pancasila
ii

BAGIAN DUA ;

PERJANJIAN EKSPOR GARMENT

A. Perjanjian Eksport Garment

1. Perjanjian pada umumnya


2. Perjanjian ekspor
3. Perjanjian Perdagangan Ekspor Garment

B. Perjanjian Ekspor Garment dalam Perekonomian Indonesia

C. Kondisi perdagangan garment di Indonesia

BAGIAN TIGA;

SISTEM KEPABEANAN FASILITASI KEPELABUHANAN DI


INDONESIA

A. Reformasi Kepabenan Indonesia dan pergeseran Fungsi


B. Reformasi Kepabeanan dan perkembangan realisasinya
C. Peranan Kepabeanan Indonesia
D. Pengelolaan Peti Kemas Barang Ekpor – Impor dihubungkan
dengan Kepabeanan
E. Bea Masuk, Cukai dan Pajak dalam Rangka Impor dan Bea
Keluar

1. Otoritas Pelabuhan (OP)


2. Syahbandar
3. Bea dan Cukai (BC)
4. Pemungutan Bea Masuk
5. Pemungutan Bea Masuk, cukai, dan pajak sebagai
kewajiban kepabeanan yang harus dipenuhi dalam
rangka impor barang

BAGIAN EMPAT:
PENGELOLAAN EKSPOR – IMPOR TERKAIT DENGAN ATC –
AGREEMENT ON TEXTILE AND CLOTHING

Z
iii

A. Periode ATC sebagai masa inkubasi atau tahap awal dalam


perkembangan perdagangan TPT global
B. Pasca ATC 2005 dinamika perdagangan TPT global menjadi
lebih kompleks dan kompetitif
C. Aplikasi Kebijakan World Trade Organization (WTO) Terhadap
NegaraBerkembang
D. Kesiapan Indonesia Dalam Perjanjian Fasilitasi Perdagangan

BAGIAN LIMA
EKSPOR GARMEN PERSPEKTIF PERBANDINGAN HUKUM

A. Kebijakan hukum perdagangan ekspor garment di Negara


China

1. Kebijakan hukum di China


2. Hukum pengendalian ekspor di China
3. Export Control Law of the People’s Republic of China
Effective December 1, 2020
4. Barang – barang yang tunduk pada hukum pengendalian
ekspor China

B. Kebijakan Hukum Perdagangan Ekspor Garment di Negara


Vietnam

C. Kebijakan Hukum perdagangan ekspor garment di Negara


Singapura

1. Peraturan hukum ekspor Negara Singapura secara umum


2. Kebijakan ekspor garment di Singapura
3. Pengelolaan petikemas di Singapura

BAGIAN ENAM

PERJANJIAN EKSPOR GARMEN DALAM PRAKTEK

A. Kontrak Ekspor – Impor dengan model Purchase Order (PO)

1. Mengenal kontrak dagang ekspor


2. Skema perjanjian dengan model FOB (Free on Board), CnF
(Cost and Freight), atau CIF (Cost, Insurance, and Freight)

Z
iv

3. Tahapan dalam kontrak dagang ekspor


a. Promosi ekspor
b. Tahap inquiry
c. Tahap offer sheet
d. Tahap Order Sheet atau Purchase Order (PO)
e. Tahap Sale's Contract
f. Tahap Sale's Confirmation

4. Kedudukan Purchase Order (PO) dalam kontrak dagang


internasional
5. Karakteristik kontrak Purchase Order
6. Purchase Order Sebagai Dasar Penagihan
7. Masalah Purchasing Order (PO)

B. Kontrak Ekspor Impor Antara PT. Laxmirani Mitra Garmindo


dengan New Yorker Textile Grosshandels dan Pengalihan
Order Kepada Pihak Ketiga Melalui Pekerjaan Sub Kontrak

1. Pertemuan Pra Kontrak


2. Persetujuan
3. Pengalihan Kepada Pihak Ketiga Melalui Pekerjaan Sub
Kontrak Dibawah Tangan

C. Proses Pengalihan Order Oleh Perusahaan Kawasan Berikat


Kepada Pihak Ketiga Melalui Pekerjaan Sub Kontrak

1. Prosedur Permohonan
2. Prosedur Pengeluaran Barang
3. Prosedur Barang Masuk Kembali

BAGIAN TUJUH

KEBIJAKAN EKSPOR GARMEN UNTUK PEMBENTUKAN HUKUM


LOGISTIK DI INDONESIA

A. Perjanjian Ekspor Garment dihubungkan dengan Pengelolaan


Peti Kemas (Kontainer)
1. Dimensi negara kesejahteraan dalam perjanjian ekspor
garment

Z
v

2. Model perjanjian ekspor garment dengan FoB (Free on


Board) yang berlaku di Indonesia
3. Perjanjian ekspor garmen dengan model purchasing order
(PO) tidak efektif
4. Konteks nilai – nilai keadilan dalam perjanjian ekspor
garment

B. Konsep Perdagangan ekspor garment dihubungkan dengan


sistem kepabeanan dalam rangka pengembangan
perekonomian Indonesia

1. Penyediaan kapal – kapal besar untuk kebutuhan ekspor


garment
2. Efektivitas sistem kepabeanan Indonesia
3. Model National Logistic Ecosystem (NLE) untuk
penyediaan petikemas tujuan ekspor produk garmen
a. National Logistic Ecosystem (NLE) sebagai model
efisiensi logistik
b. Implementasi National Logistic Ecosystem (NLE)
dalam ekspor garme
4. Pentingnya membentuk Undang – Undang logistik untuk
kelancaran arus barang yang disebabkan oleh kelangkaan
petikemas
5. Meningkatkan kelancaran arus barang di pelabuhan
dengan sistem penyediaan petikemas kosong
6. Konsep pembentukan hukum ekspor garment dengan
merujuk kepada The Organisation for Economic Co -
operation and Development (OECD)

BAGIAN DELAPAN : URAIAN AKHIR


SENARAI KEPUTAKAAN
PROFIL PENULIS

You might also like