Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

 Pengertian

Secara harfiah, karya ilmiah dapat didefinisikan sebagai sebuah karya yang lahir atau tercipta
dari sebuah proses keilmuan yang dihasilkan melalui pekerjaan kepenulisan. Suatu tulisan dapat
termasuk sebagai karya ilmiah apabila memenuhi aspek rasionalitas, memiliki permasalahan
yang bersifat faktual dan objektif, dan tentunya menerapkan struktur dan kaidah ilmiah yang
tepat.
Dalam menulis karya ilmiah, penulis sangat disarankan untuk menggunakan bahasa yang
jelas dan lugas sesuai kaidah kebahasaan yang berlaku atau Ejaan Bahasa Indonesia. Karya
ilmiah sangat tidak diperbolehkan menggunakan bahasa yang ambigu atau bermakna ganda, hal
itu dikhawatirkan tidak memberikan jawaban, tetapi justru malah semakin membingungkan para
pembaca.

 Struktur Karya Tulis Ilmiah

1. Halaman Judul
Struktur karya ilmiah yang pertama adalah halaman judul. Halaman judul itu sendiri
dimuat berdasarkan topik yang dipilih untuk dibahas dalam karya ilmiah. Pembuatan
judul diharapkan dapat ditulis dengan unik dan semenarik mungkin, namun tetap
disesuaikan dengan topik yang akan diangkat. Hal ini diharapkan dapat membuat
pembaca menjadi tertarik dengan isu atau topik yang dibahas dalam karya ilmiah. Pada
halaman judul karya ilmiah biasanya juga dilengkapi dengan nama penulis, asal institusi
atau lembaga, tanggal, bulan, tahun dan tempat karya ilmiah dibuat yang ditulis dengan
aturan rata tengah, diurutkan setelah judul di bagian bawah.

2. Abstrak
Struktur karya ilmiah yang kedua yaitu abstrak. Abstrak dapat dipahami sebagai
ringkasan dari keseluruhan isi atau materi yang terkandung dalam karya ilmiah. Peran
abstrak dalam karya ilmiah sebenarnya adalah untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca dengan lebih cepat, tanpa harus membaca keseluruhan karya ilmiah. Abstrak
biasanya digunakan para pembaca untuk membaca sekilas isi, maksud dan tujuan dari
karya ilmiah. Ketentuan penulisan abstrak kurang lebih hanya 250 kata dan dengan
menggunakan bahasa yang bersifat informatif.

3. Pendahuluan
Setelah membahas tentang halaman judul dan abstrak, berikut ini akan disajikan materi
wajib dari karya ilmiah yang pertama, yaitu pendahuluan. Pendahuluan ini terletak di
paling awal materi karya ilmiah memiliki 4 sub bab, yaitu:

 Latar Belakang Masalah


Latar belakang masalah dalam karya ilmiah merupakan penjelasan teoritis dan faktual
dari pertanyaan tentang mengapa topik atau masalah tersebut perlu dijawab melalui
secara ilmiah atau kegiatan penelitian. Latar belakang masalah sendiri seharusnya
dijelaskan secara singkat, jelas dan logis.

 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam karya ilmiah dapat dipahami sebagai sebuah pertanyaan
kritis atau argumentasi yang fleksibel yang dihasilkan berdasarkan pernyataan umum
dari masalah penelitian. Singkatnya, rumusan masalah adalah pertanyaan yang
dimunculkan dari latar belakang masalah. Selain itu, rumusan masalah sering kali
dibuat menggunakan bentuk pertanyaan yang dapat bersifat operasional dalam suatu
penelitian.

 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam karya ilmiah dapat diartikan sebagai uraian singkat mengenai
tujuan apa ingin diwujudkan dengan menggunakan penelitian tersebut.

 Manfaat Penelitian
Sementara itu, manfaat penelitian dapat diartikan sebagai sebuah uraian tentang
keunggulan dan kontribusi dari hasil karya ilmiah. Manfaat penelitian biasanya
diperuntukkan kepada pengembangan ilmu pengetahuan dan orang yang memiliki
hubungan dengan masalah yang diteliti.

4. Kerangka Teori
Materi inti yang kedua dari karya ilmiah adalah kerangka teori, ada dua sub bab dalam
kerangka teori, yaitu:

 Landasan Teori
Landasan teori dalam karya ilmiah dapat dipahami sebagai satu perangkat konsep yang
membatasi dan memfokuskan penelitian sehingga dapat menyajikan suatu pandangan
sistematis. Pada bagian ini, karya ilmiah akan memuat pembahasan fenomena yang
rinci tentang hubungan antar variabel, sehingga mendapatkan penjelasan serta prediksi
dari fenomena yang diteliti tersebut.

 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian dalam karya ilmiah dapat dipahami sebagai sebuah kesimpulan
sementara berdasarkan kerangka pemikiran atau teori yang diungkapkan oleh seorang
peneliti.

5. Metode Penelitian
Sebelum berlanjut untuk mengembangkan kerangka teori yang sudah dibuat, pada bagian
ini, penulis atau peneliti harus menentukan terlebih dahulu metode yang digunakan dalam
penelitian. Metode penelitian sendiri dapat diartikan sebagai sebuah langkah-langkah
yang digunakan oleh penulis atau peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian yang tepat
dan valid.Metode penelitian yang paling sering digunakan ada dua jenis, yaitu metode
kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang
berfokus untuk melakukan analisa dan pendeskripsian terhadap suatu masalah.
Sedangkan, untuk metode kuantitatif merupakan metode penelitian yang lebih fokus
dengan analisa terhadap angka, tabel, hingga statistik.

 Jenis-jenis Penelitian
Pemilihan jenis penelitian akan sangat menentukan langkah apa saja yang perlu
dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian. Langkah-langkah penelitian biasanya
meliputi tujuan, tempat pelaksanaan, tujuan umum, sifat dari masalah, dan ruang
lingkup pengujian masalah.

 Definisi Konsep dan Operasional Variabel


Setelah menentukan jenis metode penelitian, hal yang perlu diperhatikan selanjutnya
adalah definisi konsep dan operasional variabel. Definisi konsep bisa dipahami sebagai
sebuah konsep tentang variabel penelitian. Sementara itu, untuk operasional variabel
dapat diartikan sebagai penjelasan secara sistematik dan operasional tentang ukuran dari
variabel yang akan diteliti.

 Populasi dan Sampel Penelitian


Selanjutnya, peneliti dapat menentukan populasi dan sampel penelitian. Populasi sendiri
dapat didefinisikan sebagai keseluruhan dari subjek penelitian yang akan diteliti.
Sementara unutk sampel penelitian yaitu, sebagian subjek penelitian yang akan diteliti.

 Jenis, Sumber, dan Teori Pengumpulan Data


Kemudian, peneliti dapat menentukan jenis, sumber, dan teori pengumpulan data.
Bagian ini dapat diuraikan secara lengkap dan jelas tentang apa jenis data yang
digunakan dalam penelitian dan bagaimana cara mengumpulkan data untuk penelitian.

 Teknis Analisis/Pengujian Data


Bagian terakhir dari metode penelitian yaitu teknik analisis atau pengujian data. Pada
bagian ini, karya ilmiah berisi penjelasan mengenai bagaimana cara pengolahan
sekaligus cara menganalisis data dalam penelitian yang dilakukan.

6. Pembahasan dan Pengumpulan Data


Bagian ini dapat dikatakan sebagai bagian yang paling panjang dalam naskah karya
ilmiah. Hal ini dikarenakan pembahasan memuat tentang penjelasan dari rumusan
masalah, tujuan, manfaat, kerangka teori, dan tentunya metode penelitian. Berikut ini
adalah beberapa bagian yang perlu dijelaskan pada bagian ini, diantaranya yaitu:

i) Gambaran umum objek penelitian, yaitu penjelasan objek penelitian yang diteliti
secara umum.
ii) Deskripsi hasil penelitian, yaitu penjelasan tentang hasil penelitian sesuai hasil data
yang dikumpulkan dari observasi yang dilakukan.
iii) Pengujian hipotesis, yaitu penjelasan data yang berhasil dikumpulkan pada saat
melakukan penelitian untuk dilakukan pengujian terkait kesesuaian dengan hipotesis.
Pada bagian ini, peneliti dapat menjelaskan apakah data yang diperoleh mendukung
hipotesis atau tidak. Apabila data yang dikumpulkan mendukung hipotesis, maka
berarti data dapat diterima, begitupun sebaliknya.
iv) Interpelasi hasil pengujian hipotesis

7. Penutup
Setelah menjelaskan mengenai hasil penelitian, selanjutnya Kamu dapat mengemukakan
kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
i) Kesimpulan
Kesimpulan dalam karya ilmiah terletak di bagian akhir. Kesimpulan biasa memuat
pendapat dari karya ilmiah yang telah dibuat oleh peneliti atau penulis. Kesimpulan
sendiri memiliki tujuan supaya para pembaca karya ilmiah dapat mendapatkan
pengetahuan atau wawasan dari masalah dan pembahasan yang telah diteliti.
ii) Saran
Setelah mengungkap pendapat tentang karya ilmiah, pada bagian ini, peneliti atau penulis
dapat memberikan saran berupa pesan-pesan dari penulis. Tujuan dari pembuatan saran
sendiri yaitu digunakan untuk mengarahkan peneliti yang hendak melakukan penelitian
yang sama, supaya dapat berjalan dengan lebih efektif dan dapat mengembangkan
penelitian secara lebih baik dan lebih luas.

8. Daftar Pustaka
Selanjutnya, struktur yang perlu dipaparkan dalam karya ilmiah adalah daftar pustaka.
Daftar pustaka sendiri dapat diartikan sebagai sebuah daftar yang memuat sumber
informasi atau referensi teori yang digunakan oleh peneliti atau penulis dalam
penelitiannya. Dalam menuliskan daftar pustaka, peneliti atau penulis biasanya
menggunakan format, yaitu seperti nama penulis, judul tulisan, nama penerbit buku atau
karya akademik, identitas, dan waktu terbit.

9. Lampiran
Lampiran biasanya digunakan dalam karya ilmiah untuk menjelaskan data yang berhasil
diperoleh dan proses analisis data pada saat melakukan penelitian.

 Ciri-ciri Karya Tulis Ilmiah


Setelah membahas tentang struktur karya ilmiah, hal selanjutnya yang perlu dibahas
selanjutnya adalah ciri-ciri dari karya ilmiah. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri karya
ilmiah, diantaranya yaitu:
1. Reproduktif
Reproduktif merupakan ciri dalam karya ilmiah yang berarti suatu karya ilmiah dapat
diterima dan dimaknai oleh pembaca berdasarkan makna yang ingin disampaikan oleh
peneliti atau penulisnya.
2. Tidak Ambigu
Pada ciri yang kedua, karya ilmiah seharusnya seharusnya tidak mengandung makna
ganda atau ambigu. Ciri kedua ini secara tidak langsung memiliki hubungan dengan ciri
yang pertama, yaitu karya ilmiah harus menyajikan pemahaman yang jelas dan rinci serta
tidak dikemas dengan bahasa yang dapat membingungkan pembaca.
3. Tidak Emotif
Pada ciri yang ketiga, karya ilmiah tidak boleh mengandung aspek perasaan atau
subjektivitas dari penulis atau peneliti. Hal ini dikhawatirkan dapat membuat karya
ilmiah menjadi tidak menjelaskan fakta yang sebenarnya.
4. Bahasa Baku
Pada ciri yang keempat, karya ilmiah seharusnya memakai bahasa formal atau bahasa
baku. Hal ini perlu dilakukan supaya pembaca dapat lebih mudah untuk memahami
penelitian. Baik itu pada penulisan sumber, teori, bahkan juga ketika menuliskan
penulisan kesimpulan. Bahasa yang tidak baku pada tulisan karya ilmiah dapat
mengakibatkan para pembaca kebingungan dengan materi dan penjelasan yang
disampaikan oleh penulis atau peneliti.
5. Kaidah Keilmuan
Pada ciri yang kelima, karya ilmiah harus memenuhi ketentuan kaidah keilmuan
sekaligus menggunakan istilah-istilah akademik. Penggunaan kaidah keilmuan dan istilah
akademik sendiri memiliki tujuan supaya peneliti atau penulis dapat memiliki
kemampuan dalam dalam melakukan sesuatu pada bidang kajian yang dibahas dalam
karya ilmiah. Pemanfaatan kaidah atau istilah ilmiah biasanya juga dapat menjadi ukuran
seberapa ahli penulis atau peneliti terhadap bidang keilmuannya.
6. Dekoratif
Pada ciri yang keenam, karya ilmiah harus mengandung sifat dekoratif atau bisa
dikatakan bahwa penulis atau peneliti perlu menggunakan istilah atau kata yang memiliki
satu makna.
7. Memiliki Kohesi
Kohesi dalam karya ilmiah dapat dipahami sebagai kesinambungan setiap bagian sampai
babnya. Yang mana kohesi pada karya ilmiah juga memiliki sifat straight forward atau
tidak bertele-tele.
8. Bersifat Objektif
Karya ilmiah pada dasarnya harus memuat sifat yang objektif. Sifat objektif menjadi
penting pada karya ilmiah karena akan lebih mendorong dihasilkannya fakta-fakta dan
data-data dari hasil analisisnya.
9. Kalimat Efektif
Karya ilmiah seharusnya ditulis dengan kalimat efektif. Ciri-ciri terakhir ini memiliki
hubungan dengan ciri yang lainnya. Ciri ini harus digunakan supaya pembaca tidak
kebingungan dengan penggunaan kalimat yang berputar-putar..

You might also like