Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

Analisis Stakeholder

Tahapan pengembangan kawasan Mamberamo Technopolis akan melibatkan melibatkan


berbagai pihak atau stakeholder. Tahapan pengembangan suatu kawasan merupakan proses yang
kompleks dan terencana dengan cermat, melibatkan sejumlah aspek yang saling terkait. Mulai dari
perencanaan awal hingga pengelolaan operasional, setiap tahapan memiliki peran yang penting dalam
mewujudkan kawasan yang berfungsional, berkelanjutan, dan memberikan dampak positif bagi
masyarakat. Perlu dicatat bahwa dalam setiap tahap, kolaborasi aktif antara berbagai pihak yang
memiliki kepentingan dan kompetensi yang berbeda merupakan kunci utama dalam menghasilkan hasil
yang berhasil dan berkualitas. Berikut ini adalah tahapan-tahapan umum dalam pengembangan kawasan
beserta peran stakeholder yang terlibat.

1. Identifikasi dan Perencanaan Awal


Pada tahap awal ini, upaya identifikasi kawasan yang akan dikembangkan menjadi titik tolak yang
fundamental. Analisis mendalam tentang potensi dan keterbatasan kawasan dilakukan secara
sistematis. Di sini, peran pemerintah pusat, pemerintah daerah, project owner, pengembang,
serta partisipasi aktif masyarakat setempat sangatlah penting. Dengan menggabungkan
perspektif yang beragam ini, tujuan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan
aspirasi masyarakat dapat terbentuk dengan baik. Investor juga dapat mulai berpartisipasi sejak
awal dengan memberikan pendanaan awal untuk studi kelayakan atau analisis awal yang akan
mendukung perencanaan pengembangan. Investasi ini dapat membantu mengidentifikasi
potensi dan risiko proyek lebih awal.

2. Studi Kelayakan
Tahap studi kelayakan merupakan poin penting dalam mengukur keberlanjutan dan potensi
keuntungan proyek. Analisis mendalam terkait aspek finansial, teknis, sosial, dan lingkungan
digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang informasi-basis. Kolaborasi antara
project owner, pengembang, ahli keuangan, dan pemerintah pusat dan daerah menjadi landasan
bagi evaluasi yang lebih komprehensif, yang membantu mengarahkan pengembangan menuju
tujuan yang lebih terencana dan terukur.

Pada tahapan ini jugam perencanaan dibuat menjadi lebih rinci dengan mengubah konsep awal
menjadi rencana yang konkret dan terperinci. Project owner, kontraktor EPC (engineering,
procurement & construction) domestik maupun internasional, perencana tata kota, ahli
transportasi, dan pengembang perlu bekerja bersama dalam mengintegrasikan aspek-aspek
penting seperti tata ruang, infrastruktur, aksesibilitas, serta estetika. Dalam tahap ini, kerjasama
aktif dari berbagai pihak yang memiliki keahlian berbeda memberikan sumbangan yang
signifikan dalam memastikan bahwa pengembangan kawasan melibatkan solusi yang holistik dan
berkelanjutan.

Secara khusus, pada tahap ini, investor dapat berkontribusi dalam pembiayaan studi kelayakan
yang lebih mendalam, membantu menghitung estimasi biaya, mengukur potensi keuntungan,
dan merumuskan rencana bisnis yang kuat. Selain itu, meraka dapat memberikan pendanaan
yang lebih besar untuk pengembangan rencana rinci, termasuk perancangan arsitektur, desain
teknis, dan rencana infrastruktur. Investor juga dapat membantu dalam menyediakan teknologi
atau sumber daya khusus yang diperlukan dalam tahap ini. Lebih lanjut, investor berperan
penting sebagai pembiaya utama pembiayaan pada tahap konstruksi dan pelaksanaan proyek
secara keseluruhan. Mereka juga dapat membawa teknologi inovatif atau metode konstruksi
yang efisien.

3. Perolehan Izin dan Regulasi


Tahap perolehan izin dan regulasi melibatkan interaksi yang intensif dengan pihak pemerintah
pusat dan daerah serta lembaga terkait lainnya. Proses ini melibatkan pengumpulan persyaratan,
penyesuaian rencana dengan regulasi yang berlaku, dan menjamin bahwa proyek
pengembangan sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Partisipasi aktif masyarakat
setempat dalam tahapan ini juga penting, untuk memastikan bahwa kepentingan mereka
terdengar dan diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.

4. Pelaksanaan Konstruksi
Tahap pelaksanaan konstruksi menggambarkan transformasi rencana menjadi realitas fisik. Kerja
sama erat antara project owner, kontraktor EPC (engineering, procurement & construction)
domestik maupun internasional, pengembang, dan lembaga pengawas sangatlah penting untuk
memastikan bahwa setiap detail diimplementasikan sesuai dengan rencana dan spesifikasi yang
telah ditetapkan. Dalam tahap ini, kedisiplinan dan ketekunan dalam menghadapi tantangan
teknis dan logistik adalah esensi.

5. Pengelolaan dan Operasional


Setelah konstruksi selesai, fokus bergeser pada pengelolaan dan operasional kawasan. Project
owner dan pengembang/pengelola berperan dalam menjaga keberlanjutan operasional yang
baik. Dalam tahap ini, pengelolaan fasilitas, pemeliharaan rutin, keamanan, dan pelayanan
terhadap penghuni atau pengguna kawasan menjadi sorotan utama.

Secara spesifik peran dari masing-masing stakeholder dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Stakeholder Peran Tahapan

Identifikasi/ Studi Perolehan Pelaksanaan Pengelolaan


Perencanaan Kelayakan izin dan Konstruksi &
Awal regulasi Operasional
Project owner  Menyusun rencana awal v v v
pengembangan kawasan
berdasarkan analisis data dan
aspirasi masyarakat.
 Melakukan studi dampak
lingkungan awal dan
 Menganalisis aspek teknis dan
finansial proyek, guna memastikan
kelayakan ekonomi dan teknis
 Memberikan analisis mendalam
terkait dampak sosial, ekonomi,
dan lingkungan.
 Mengawasi pelaksanaan
konstruksi dan memastikan
kepatuhan terhadap regulasi dan
standar
Pemerintah Pusat  Menentukan kebijakan dan v v v
peraturan terkait pengembangan
kawasan, memberikan arahan
strategis.
 Meninjau hasil studi kelayakan
untuk menentukan apakah proyek
sesuai dengan rencana
pembangunan nasional.
 Memberikan panduan dan aturan
yang harus diikuti dalam
pengembangan kawasan
 Menilai dampak lingkungan dan
memberikan rekomendasi terkait
izin lingkungan.
Pemeritah Daerah  Menentukan kebijakan dan v v v
peraturan terkait pengembangan
kawasan, memberikan arahan
strategis.
 Meninjau hasil studi kelayakan
untuk menentukan apakah proyek
sesuai dengan rencana
pembangunan daerah.
 Memberikan izin dan persetujuan
berdasarkan analisis kepatuhan
terhadap regulasi.
 Menilai dampak lingkungan dan
memberikan rekomendasi terkait
izin lingkungan.
Financial Investor  Menyediakan informasi finansial, v
mengidentifikasi biaya dan
pendapatan potensial.
Perusahaan EPC  Merancang tata ruang dan desain v v
Domestik/Internasional bangunan sesuai dengan
kebutuhan dan estetika.
 Mengintegrasikan rencana
infrastruktur dan pengembangan
properti.
 Pelaksanaan fisik konstruksi sesuai
dengan rencana dan jadwal.
 Memantau perkembangan proyek,
memastikan kualitas dan
kesesuaian dengan rencana.
Pengembang/Pengelola  Mengidentifikasi potensi investasi v v
dan kebutuhan pasar,
mengusulkan konsep
pengembangan.
 Mengelola fasilitas, menyediakan
layanan, dan menjaga
keberlanjutan operasional.
 Mewakili kepentingan pemilik
dalam mengelola kawasan.
Perencana Tata Kota Mengkoordinasikan elemen-elemen v
perencanaan untuk memastikan
keberlanjutan dan keamanan kawasan
Ahli Transportasi Mengembangkan rencana aksesibilitas dan v
transportasi yang efisien.
Masyarakat  Memberikan masukan terkait v
Setempat/Pihak kebutuhan lokal, aspirasi, serta
Lainnya permasalahan yang harus diatasi
 Memberikan masukan terkait
konservasi lingkungan

You might also like