Eksepsi Baru

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

Nama : Putri Wulandari

NIM : 202110110311145
Mata Kuliah : Praktik Hukum Acara Pidana
Kelompok :3
Instruktur : Intan Khoirun Nisa’, S.H

Nota Keberatan (Eksepsi) atas perkara pidana


Nomor : 234/Pid.B/2022/PN.MLG
Atas Nama Terdakwa:
BAMBANG SUSANTO

Diajukan oleh Tim Penasihat Hukum Terdakwa:


Rusnawati, S.H

Kepada, Yth:
Majelis Hakim Pemeriksaan Perkara Pidana
Nomor: 234/Pid.B/2022/PN.MLG
-Di
Pengadilan Negeri Malang

Dengan hormat
Majelis Hakim yang kami muliakan
Saudara Jaksa/Penuntut Umum Yang Kami Hormati

Terlebih dahulu kami selaku tim penasihat hukum terdakwa, untuk dan atas nama terdakwa
BAMBANG SUSANTO, mengucapkan terimakasih kepada majelis hakim yang mulia yang
telah memberikan kesempatan menyampaikan nota keberatan/eksepsi ini. Setelah
mempelajari dan mendengarkan secara seksama surat dakwaan saudara jaksa/Penuntut
Umum, maka kami dari tim penasihat hukum terdakwa memberikan pendapat, apakah surat
dakwaan tersebut telah memenuhi azas dan ketentuan umum hukum yang mendudukan
BAMBANG SUSANTO menjadi terdakwa sekaligus menjadi satu-satunya pedoman dalam
memeriksa di persidangan.
Majelis Hakim Yang Mulia
Saudara Penuntut Umum Yang Terhormat

I. PENDAHULUAN
Sehubungan dengan Surat Dakwaan NOMOR REG. PERK : PDM/66/PWK/X/2022
tanggal 3 Oktober 2022 yang dibacakan oleh Saudara Penuntut Umum di persidangan
Pengadilan Negeri Malang pada hari tanggal....dalam perkara pidana Nomor
234/Pid.B/2022/PN.MLG, dengan ini ijinkanlah kami selaku Penasehat Hukum dari terdakwa
BAMBANG SUSANTO menyampaikan nota keberatan (Eksepsi) terhadap surat dakwaan
Penuntut Umum tersebut sebagaimana berikut ini. Eksepsi ini kami sampaikan dengan
pertimbangan bahwa ada hal-hal prinsip yang perlu kami sampaikan berkaitan demi tegaknya
hukum, kebenaran dan keadilan serta demi memastikan terpenuhinya keadilan yang menjadi
hak Terdakwa.

II. DASAR HUKUM


1. Dasar hukum surat dakwaan
Di dalam KUHAP mengenai dasar hukum surat dakwaan tercantum dalam pasal 143
ayat (2) dan (3) yang berbunyi sebagai berikut:
Ayat (2) Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatanganinya
serta berisi: Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
tempat tinggal, agama, dan pekerjaan tersangka. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap
mengenai tindak pidana itu dilakukan Ayat (3) Surat Dakwaan yang tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b batal demi hukum.
2. Dasar Hukum Nota Keberatan (Eksepsi)
Bahwa mengenai nota keberatan (Eksepsi) antara lain diatur dalam Pasal 156 ayat (1)
KUHAP yang berbunyi sebagai berikut:
“Dalam hal terdakwa atau penasehat hukum mengajukan keberatan bahwa pengadilan tidak
mengadili perkara atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan,
maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut umum untuk menyatakan pendapatnya,
hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan”.

III. EKSEPSI
Bahwa berdasarkan Surat Dakwaan yang disusun oleh Jaksa Penuntut Umum maka menurut
hemat kami ada beberapa hal yang perlu ditanggapi secara seksama mengingat di dalam Surat
Dakwaan tersebut terdapat berbagai kejanggalan dan ketidakjelasan yang menyebabkan kami
mengajukan keberatan.
Berdasarkan uraian di atas kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa ingin mengajukan
keberatan terhadap Surat Dakwaan yang telah didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum
dengan alasan sebagai berikut:
1. Terdakwa tidak didampingi oleh penasihat hukum
Undang-Undang No. 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP) merupakan aturan-aturan yang mengatur bagaimana prosedur pemeriksaan seorang
yang disangka/didakwa melakukan tindak pidana hingga ia diputus/divonis pengadilan.
Didalamnya juga mengatur hak-hak tersangka/terdakwa yang wajib dihormati, dan dipenuhi
oleh aparat penegak hukum yang memeriksa agar pemeriksaan terhadap tersangka/terdakwa
berjalan secara adil dan berimbang.
Dalam konteks hak atas bantuan hukum, KUHAP menjamin hak tersangka atau terdakwa
untuk didampingi penasihat hukum dalam setiap tingkat pemeriksaan sebagaimana diatur
dalam Pasal 114 jo Pasal 56 ayat (1) KUHAP. Pasal 114 KUHAP menyatakan : “Dalam hal
seorang disangka melakukan suatu tindak pidana sebelum dimulainya pemeriksaan oleh
penyidik, penyidik wajib memberitahukan kepadanya tentang haknya untuk mendapatkan
bantuan hukum atau bahwa ia dalam perkaranya itu wajib didampingi oleh penasihat hukum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 KUHAP”.
Pasal 56 ayat (1) KUHAP menyatakan : “Dalam hal tersangka atau terdakwa disangka atau
didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau ancaman pidana
lima belas tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana
lima tahun atau lebih yang tidak mempunyai penasihat hukum sendiri, pejabat yang
bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjuk
penasihat hukum bagi mereka”.
Melihat bunyi pasal di atas, kita tahu bahwa hak didampingi penasihat hukum itu wajib.
Penyidik atau pejabat yang memeriksa wajib memberitahukan hak tersangka dan menunjuk
penasihat hukum baginya agar ia didampingi ketika diperiksa sesuai Pasal 56 ayat (1)
KUHAP. Seperti disebutkan di atas, Pasal 114 Jo Pasal 56 ayat (1) KUHAP sudah
menegaskan bahwa bantuan hukum itu wajib disediakan (dengan menunjuk Penasihat
Hukum) oleh pejabat yang memeriksa di setiap tingkat pemeriksaan. Lantas, apa konsekuensi
hukum jika hal itu tidak dilakukan oleh pejabat yang memeriksa? Jawabannya, berita acara
pemeriksaan, dakwaan atau tuntutan dari penuntut umum adalah tidak sah sehingga batal
demi hukum.
Bahwa salah satu alasan diajukannya Eksepsi ini, selain didasarkan pada hak Terdakwa
sebagaimana diatur dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP, juga terdapatnya penyimpangan dalam
pelaksanaan KUHAP, dimana Terdakwa BAMBANG SUSANTO, didalam proses
penyidikan tidak didampingi oleh Penasihat Hukum. Dan hal ini sangat bertentangan dengan
Pasal 56 ayat (1) KUHAP. Seorang Tersangka dihadapan penyidik Polisi membuat surat
pernyataan yang intinya tidak bersedia didampingi penasihat hukum (advokat) adalah
bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku dan tidak dapat dibenarkan dengan
alasan apapun juga.
Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa
berpendapat bahwa penyidikan yang dilakukan tanpa didampingi penasihat hukum beserta
Surat Pernyataan Penolakan Didampingi Penasihat Hukum adalah “tidak sah” dan “batal
demi hukum (null and void)”.
2. Eksepsi Mengenai Surat Dakwaan Batal Demi Hukum (Exception Van Rechtswege
Nietig)
Dari bunyi pasal 143 ayat (2) KUHAP, maka dapat ditafsirkan bahwa surat dakwaan
haruslah memenuhi 2 (dua) kriteria yaitu:
a. Syarat Formal
 Surat Dakwaan harus menyebut identitas lengkap terdakwa/tersangka
 Surat Dakwaan harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh Jaksa/Penuntut Umum

b. Syarat Materil
 Surat Dakwaan harus memuat dakwaan yang menyebutkan waktu dan tempat delik
yang dilakukan
 Surat Dakwaan harus memuat dakwaan yang disusun secara cermat, jelas dan lengkap
tentang tindak pidana yang didakwakan.
Apabila tidak memenuhi ketentuan syarat materil tersebut berakibat surat dakwaan batal demi
hukum (Pasal 143 ayat (3) KUHAP), lebih lanjut bila diperlihatkan pasal-pasal KUHAP
lainnya mengenai surat dakwaan dapat dilihat dalam pasal-pasal 156 ayat (10) yang berbunyi
sebagaimana tersirat dan tersurat pada bagian lain dalam nota keberatan (eksepsi) ini.
Dalam hubungannya dengan ketentuan yang tersebut dalam Pasal 156 ayat (1)
tersebut, perkenankanlah kami tim Penasehat Hukum untuk dan atas nama terdakwa
menyampaikan alasan-alasan kami, apa sebabnya menurut hemat kami, Surat Dakwaan tidak
berisi uraian cermat
Bahwa apa yang didakwakan JPU tidak memenuhi syarat formal yang dimana surat dakwaan
dari Penuntut Umum tidak menyebutkan secara lengkap dan jelas identitas
tersangka/terdakwa sehingga menurut hemat kami laporan tidak bisa dituntut.
3. Mengenai Eksepsi Dakwaan Batal Demi Hukum dan Dakwaan Tidak Dapat Diterima
Majelis Hakim Yang Mulia,
Saudara Penuntut Umum Yang Terhormat,
Sebagaimana kita ketahui, Surat Dakwaan memegang peranan penting dan dijadikan
dasar bagi hakim dalam pemeriksaan perkara pidana di pengadilan. Fungsi Surat Dakwaan
dalam sidang pengadilan merupakan landasan dan titik tolak pemeriksaan terdakwa.
Berdasarkan rumusan surat dakwaan tersebutlah kesalahan terdakwa dapat dibuktikan.
Pemeriksaan sidang tidak boleh menyimpang dari apa yang dirumuskan dalam surat
dakwaan. Itulah sebabnya undang-undang mewajibkan Penuntut Umum dalam menyusun
surat dakwaan harus cermat dan jelas dan tidak boleh kabur.
Bahwa berdasarkan fakta surat dakwaan dan alasan-alasan hukum tersebut di atas maka
menurut pendapat kami Surat Dakwaan Penuntut Umum dalam perkara ini dibuat dengan
tidak cermat dan tidak jelas, sehingga surat dakwaan penuntut umum menjadi kabur (obscur
libel) yang sangat merugikan Terdakwa dalam mempersiapkan pembelaan dan bertentangan
dengan ketentuan Pasal 63 KUHP, Pasal 65 KUHP, Pasal 66 KUHP dan Pasal 70 KUHP.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya surat dakwaan Penuntut Umum tersebut dinyatakan batal
demi hukum.

IV. PERMOHONAN
Majelis Hakim Yang Mulia,
Saudara Penuntut Umum Yang Terhormat.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan yang telah kami kemukakan di atas, dengan ini kami
mohon Kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini, sudilah kiranya dapat
berkenan memutus perkara ini dengan keputusan:
Mengabulkan Eksepsi Terdakwa BAMBANG SUSANTO untuk seluruhnya;
Menyatakan Surat Dakwaan NOMOR.REG.PERK : PDM/66/PWK/X/2022 tanggal 3
Oktober 2022 batal demi hukum atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
Membebankan biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Negara.

V. PENUTUP
Demikianlah Eksepsi atau Nota Keberatan ini Kami sampaikan kehadapan Yang Mulia
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini, atas perhatian dan terkabulnya permohonan tersebut,
Kami ucapkan terima kasih.

Malang,.....
Hormat Kami,

Rusnawati, S.H

You might also like