Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian

Bersdasarkan kriteria sampel yang telah ditentukan menggunakan

purposive sampling diperoleh 10 (sepuluh) perusahaan sub sektor perbankan

yang memenuhi kriteria. Berikut ini gambaran umum perusahaan yang

dijadikan sampel penelitian.

a. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk didirikan dan mulai

beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Desember 1968 berdasarkan

undang-undang No. 21 Tahun 1968. Pada tanggal 29 April berdasarkan

peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 21 tahun 1992, bentuk badan

hukum BRI diubah menjadi perusahaan (perseroan). Pengalihan BRI menjadi

persero didokumentasikan dengan akta No. 133 tanggal 31 Juli 1992 Notaris

Muhani Salim, S.H dan telah disahkan oleh menteri kehakiman Republik

Indonesia dengan surat keputusan No. C2-6584 HT.01.01.TH. 2 tanggal 12

Agustus 1992 serta diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia No.

73 tambahan No. 3A tanggal 11 September 1992.

b. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. didirikan pada tanggal 2 Oktober

1998 di Negara Republik Indonesia dengan akta notaris Sutjipto, S.H., No.

10, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 75 Tahun 1998 tanggal 1 Oktober


1998. Akta pendirian dimaksud telah disahkan oleh Menteri Kehakiman

Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-

16561.HT.01.01.TH.98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada

Tambahan No. 6859 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal

4 Desember 1998. Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT

Bank Bumi Daya (Persero) (“BBD”), PT Bank Dagang Negara (Persero)

(“BDN”), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (“Bank Exim”) dan PT

Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (“Bapindo”) (selanjutnya secara

bersama-sama disebut “Bank Peserta Penggabungan”).

a. PT Bank Central Asia (BBCA)

PT Bank Central Asia Tbk (“Bank”) didirikan di negara Republik

Indonesia dengan Akta Notaris Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus

1955 No. 38 dengan nama “N.V. Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang

Knitting Factory”. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No.

J.A.5/89/19 tanggal 10 Oktober 1955 dan diumumkan dalam Tambahan No.

595 pada Berita Negara No. 62 tanggal 3 Agustus 1956. Nama Bank telah

diubah beberapa kali, terakhir menjadi PT Bank Central Asia berdasarkan

Akta Wargio Suhardjo, S.H., pengganti Notaris Ridwan Suselo, tanggal 21

Mei 1974 No.144.

b. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (“BNI” atau “Bank”) pada

awalnya didirikan di Indonesia sebagai bank sentral dengan nama “Bank

Negara Indonesia” berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-


Undang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946. Selanjutnya, berdasarkan

Undang-Undang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara

Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1992, tanggal 29

April 1992, telah dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi

perusahaan perseroan terbatas (Persero). Penyesuaian bentuk hukum menjadi

Persero, dinyatakan dalam Akta No. 131, tanggal 31 Juli 1992, dibuat di

hadapan Muhani Salim, S.H., yang telah diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia No. 73 tanggal 11 September 1992 Tambahan No. 1A.

c. PT Tabungan Negara Tbk (BBTN)

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dimulai sejak

Pemerintah Hindia Belanda menguasai Batavia pada tahun 1897 ketika

didirikannya De Post paar bank di Batavia oleh pemerintah Hindia

Belanda. Ketika menguasai Batavia pada tahun 1942, Jepang

mengeluarkan likuidasi dalam bentuk moratorium yang berlaku bagi semua

bank milik Belanda termasuk De Post paar bank yang diambil alih

oleh Pemerintah Jepang tepat pada tanggal 1 April 1942. Dalam peralihan

kekuasaan tersebut, nama De Post paar bank berubah menjadi Tyokin

Kyoku (Biro Deposito). Namun setelah kemerdekaan Republik

Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, Pemerintah RI mengambil

alih Tyokin Kyoku dan mengubah nama menjadi Kantor Tabungan

Pos (KTP). Di awal kemerdekaan, KTP berperan besar melalui tugasnya

dalam memfasilitasi penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik


Indonesia (ORI). Namun pada 19 Desember 1946, seluruh kantor KTP

kembali dikuasai oleh Belanda melalui agresi militer, sehingga semua KTP

berhenti bekerja. Baru pada tahun 1949, KTP kembali beroperasi dan

mengganti nama menjadi Bank Tabungan Pos RI. Tetapi nama tersebut tidak

berlangsung lama. Tanggal 9 Februari tahun 1950 dikeluarkan UU Darurat

No. 9 tahun 1950 mengenai perubahan UU De Post paar bank dan

penggantian nama menjadi Bank Tabungan Pos (BTP). Terbitnya UU Darurat

tersebut menandai hari lahir Bank Tabungan Negara yang secara resmi

tertanggal 9 Februari 1950. Hal ini juga sesuai dengan ketetapan Direksi No.

05/DIR/BIDIR/1993. Kemudian, pada tanggal 22 Juni 1963 ditetapkan secara

resmi mengenai perubahan nama Bank Tabungan Pos menjadi Bank

Tabungan Negara (BTN) hingga saat ini.

d. PT Cimb Niaga Tbk (BNGA)

PT Bank CIMB Niaga Tbk (“Bank CIMB Niaga” atau “Bank”)

didirikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia, berdasarkan Akta

Pendirian Perusahaan No. 90 yang dibuat di hadapan Raden Meester

Soewandi, Notaris di Jakarta tanggal 26 September 1955 dan diubah dengan

akta dari notaris yang sama No. 9 tanggal 4 November 1955. Akta-akta

pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia

(sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) dengan surat keputusan

No. J.A.5/110/15 tanggal 1 Desember 1955 dan diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia No. 71 tanggal 4 September 1956, Tambahan

Berita Negara No. 729/1956.


e. PT Syariah Tbk (BRIS)

PT Bank BRI Syariah Tbk (“Bank”) berkedudukan di Jakarta,

Indonesia, awalnya didirikan dengan nama PT Bank Jasa Arta (BJA)

berdasarkan Akta Pendirian No. 4 tanggal 3 April 1969 yang dibuat dihadapan

Liem Toeng Kie, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh

Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

J.A.5/70/4 tanggal 28 Mei 1970 dan telah diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia No. 43 tanggal 28 Mei 1971, Tambahan No. 242/1971.

Perubahan nama dan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dari BJA

menjadi PT Bank Syariah BRI (BSBRI) didasarkan pada Pernyataan

Keputusan Persetujuan Bersama Seluruh Pemegang Saham Perseroan

Terbatas BJA, sesuai dengan Akta No. 45 tanggal 22 April 2008 yang dibuat

di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta.

BJA memperoleh izin usaha untuk beroperasi sebagai bank umum dari

Menteri Keuangan Republik Indonesia No. D.15.1-4-40 tanggal 3 Juli 1969.

Sejak tanggal 16 Oktober 2008, BJA telah memperoleh izin perubahan

kegiatan usaha bank, dari konvensional menjadi bank umum yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dari Bank

Indonesia.

Pada tahun 2009, PT Bank Syariah BRI melakukan perubahan nama

menjadi PT Bank BRISyariah sesuai dengan Akta Keputusan Persetujuan

Bersama Seluruh Pemegang Saham PT Bank Syariah BRI No. 18 tanggal 14

April 2009 dibuat dihadapan Notaris Fathiah Helmi, S.H., yang selanjutnya
diubah dengan Akta Keputusan Persetujuan Bersama Seluruh Pemegang

Saham PT Bank Syariah BRI No. 20 tanggal 17 September 2009, dibuat

dihadapan Notaris Fathiah Helmi, S.H., yang telah mendapat persetujuan dari

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat

Keputusan No.AHU-53631.AH.01.02.TH2009 tanggal 5 November 2009

yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 96

tanggal 1 Desember 2009, Tambahan No. 27908 dan Surat Keputusan

Gubernur Bank Indonesia No. 11/63/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 15

Desember 2009.

f. PT OCBC NISP Tbk (NISP)


PT Bank OCBC NISP Tbk (“Bank”) (dahulu PT Bank NISP Tbk)

didirikan pada tahun 1941 berdasarkan akta No. 6 tanggal 4 April 1941 dari

notaris Theodoor Johan Indewey Gerlings dengan nama NV. Nederlandsch

Indische Spaar En Deposito Bank. Akta pendirian ini telah didaftarkan di

Pengadilan Negeri dengan No. A 42/6/9 tanggal 28 April 1941. Pada awal

pendiriannya, Bank beroperasi sebagai bank tabungan. Bank memperoleh izin

untuk beroperasi sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik

Indonesia dengan Keputusan No. D.15.6.2.27 tanggal 20 Juli 1967, izin

sebagai bank devisa dengan Keputusan Bank Indonesia No. 23/9/KEP/DIR

tanggal 19 Mei 1990, dan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 1994. Berdasarkan Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia No.

11/11/Kep.DpG/2009 tanggal 8 September 2009 tentang pemberian izin unit


usaha syariah, Bank OCBC NISP mulai melakukan kegiatan perbankan

berdasarkan prinsip syariah pada tanggal 12 Oktober 2009.

Pada tanggal 11 Agustus 2016, Bank mendapatkan ijin prinsip dari

Otoritas Jasa Keuangan sehubungan aktivitas baru berupa Kegiatan Layanan

Penitipan dengan Pengelolaan (trust service) dengan No. S17/PB.32/2016,

dan pada tanggal 15 Agustus 2016 mendapatkan Surat penegasan dengan No.

S-56/PB.32/2016.

g. PT Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS)

Panin Dubai Syariah Bank didirikan berdasarkan Akta Perseroan

Terbatas No. 12 tanggal 8 Januari 1972, yang dibuat oleh Moeslim Dalidd,

Notaris di Malang dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja. Panin

Dubai Syariah Bank telah beberapa kali melakukan perubahan nama, berturut-

turut menjadi PT Bank Bersaudara Djaja, berdasarkan Akta Berita Acara

Rapat No. 25 tanggal 8 Januari 1990, yang dibuat oleh Indrawati Setiabudhi,

S.H., Notaris di Malang. Kemudian menjadi PT Bank Harfa berdasarkan Akta

Berita Acara No.27 tanggal 27 Maret 1997 yang dibuat oleh Alfian Yahya,

S.H., Notaris di Surabaya. Kemudian menjadi PT Bank Panin Syariah

sehubungan bank perubahan kegiatan usaha dari semula menjalankan

kegiatan usaha perbankan konvensional menjadi kegiatan usaha perbankan

syariah dengan prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam, berdasarkan Akta

Berita Acara RUPS Luar Biasa No. 1 tanggal 3 Agustus 2009, yang dibuat

oleh Drs. Bambang Tedjo Anggono Budi, S,H., M.Kn., pengganti dari

Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta.


Selanjutnya, nama Panin Dubai Syariah Bank diubah kembali menjadi

PT Bank Panin Syariah Tbk, sehubungan dengan perubahan status Panin

Dubai Syariah Bank dari semula perseroan tertutup menjadi perseroan

terbuka, berdasarkan Akta Berita Acara RUPS Luar Biasa No. 71 tanggal 19

Juni 2013 yang dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta. Pada

2016, nama Panin Dubai Syariah Bank berubah menjadi PT Bank Panin Dubai

Syariah Tbk sehubungan dengan masuknya Dubai Islamic Bank PJSC sebagai

salah satu Pemegang Saham Pengendali bank, berdasarkan Akta Pernyataan

Keputusan RUPS Luar Biasa No. 54 tanggal 19 April 2016, yang dibuat oleh

Fathiah Helmi, Notaris di Jakarta, yang berlaku efektif sejak 11 Mei 2016

sesuai Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No.AHU-

0008935.AH.01.02 tahun 2016 tanggal 11 Mei 2016.

h. PT Danamon Indonesia Tbk (BDMN)

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Bank”), berkedudukan di Jakarta

Selatan, didirikan pada tanggal 16 Juli 1956 berdasarkan akta notaris Meester

Raden Soedja, S.H. No.134. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.J.A.5/40/8

tanggal 24 April 1957 dan telah diumumkan dalam Tambahan No.664, pada

Berita Negara Republik Indonesia No.46 tanggal 7 Juni 1957. Bank

memperoleh izin usaha sebagai bank umum, bank devisa, dan bank yang

melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah masing-masing berdasarkan

surat keputusan Menteri Keuangan No.161259/U.M.II tanggal 30 September

1958, surat keputusan Direksi Bank Indonesia (“BI”) No.21/10/Dir/UPPS


tanggal 5 November 1988 dan Surat Direktorat Perizinan dan Informasi

Perbankan No.3/744/DPIP/Prz tanggal 31 Desember 2001.

4.1.2 Hasil Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S) one sample. Dasar pengambilan keputusan dalam

penelitian ini adalah bila nilai asymp.sig (2-tailed) diatas level of signifikan

5% (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa variabel berdistribusi normal.

Berdasarkan atas pengelolahan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian

ini, maka hasil uji normalitas adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1
Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 70
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .67937499
Most Extreme Absolute .133
Differences Positive .133
Negative -.063
Test Statistic .133
Asymp. Sig. (2-tailed) .004c
Monte Carlo Sig. (2- Sig. .160d
tailed) 99% Confidence Interval Lower Bound .151
Upper Bound .169
Sumber : Output SPSS 25 (Data sekunder diolah, 2023)

Hasil pengujian statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov

menggunakan Monte Carlo Significance diatas menunjukan nilai asymp.sig

(2-tailed) sebesar 0,160, artinya nilai tersebut lebih besar dari 0,05 atau
0,160> 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi

normal atau memenuhi syarat uji normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(prediktor). Pengujian multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance

Inflatio Factor) Jika VIF < 10, maka tidak terjadi multikolonieritas antar

variabel bebas. Dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.2
Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Asumsi Multikolinieritas

Tolerance VIF

1 (Constant)

CR .108 9.224 Tidak Terjadi Multikolinieritas

QR .209 4.796 Tidak Terjadi Multikolinieritas

DAR .126 7.949 Tidak Terjadi Multikolinieritas

DER .942 1.062 Tidak Terjadi Multikolinieritas

Sumber : Output SPSS 25 (Data sekunder diolah, 2023)

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk

semua variabel tidak lebih dari 10 atau > 10. Maka dapat disimpulkan bahwa

semua variabel independen yang terdiri dari CR, QR, DAR dan DER tidak

terdapat multikolinieritas.
c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji suatu model regresi linier

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya autokorelasi yaitu uji Durbin-Watson (DW tes).

Tabel 4.3
Uji Autokorelasi (Durbin-Watson)

Model Summaryb

Model R R Adjusted Std. Error of Durbin-Watson


Square R Square the Estimate

1 .908a .825 .815 .69997 1.272

Sumber : Output SPSS 25 (Data sekunder diolah, 2023)

Selanjutnya kaidah dalam penetapan Durbin-Watson adalah sebagai

berikut :

a. DU < DW < 4-DU maka Ho diterima, dalam artian tidak terjadi

autokorelasi.

b. DW < DL atau DW > 4-DL maka Ho ditolak, dalam artian terjadi

autokorelasi.

c. DL < DW < DU atau 4-DU < DW < 4-DL, dalam artian tidak ada

kejelasan.

Dari tabel di atas diperoleh nilai DW sebesar 1,272 selanjutnya akan

dibandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5%. Berdasarkan klasifikasi nilai

DW yaitu a = 5%, k = 4, n =46 maka diperoleh hasil dari tabel DW sebagai

berikut :

DU = 1,720 4-DU = 2,280


DL = 1,335 4-DL = 2,665

Nilai Durbin-Watson menunjukan nilai 1,272, nilai DU sebesar 1,720

dan nilai 4-DU sebesar 2,280, maka dapat disimpulkan DW < DL atau 0,795

< 1,335 yang artinya ada gangguan autokorelasi positif. Karena regresi

mengandung masalah autokorelasi positif maka diperlukan tindakan

perbaikan. Untuk melakukan perbaikan digunakan cocrane orcutt, dari hasil

regresi tersebut diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.4
Uji Autokorelasi (Cocrane Orcutt)

Model Summaryb

Mo R R Square Adjusted Std. Error of Durbin-Watson


del R Square the Estimate

1 .311a .097 .041 .40406 2.039

Sumber : Output SPSS 25 (Data sekunder diolah, 2023)

Berdasarkan nilai Durbin-Watson dengan menggunakan cochrane

orcutt menunjukan nilai DW sebesar 2,039 nilai DU sebesar 1,720 dan nilai

4-DU sebesar 2,280, maka dapat disimpulkan DU < DW < -4DU atau 1,720

< 2,039 < 2,280 yang artinya pengujian tidak terjadi autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan dari residual atau pengamatan ke pengamatan lain.

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan analisis grafik, yaitu melihat grafik scartter plot antara nilai

prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dan residualnya SRESID. Deteksi

ada ti daknya heteroskedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut :


1) Jika pola tertentu menyerupai pola yang teratur seperti bergrlombang,

melebar lalu menyempit, artinya terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka artinya tida terjadi

heteroskedastisitas.

Gambar 4.1
Uji Heteroskedastisitas (Scartter Plot)

Sumber : Output SPSS 25 (Data sekunder diolah, 2023)

Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar

secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta

tersebar baik diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y. Hal ini berarti tidak

terjadi heteroskedastisitas. Cara lain untuk uji heteroskedastisitas yaitu uji

glejser dengan kriteria pengujiannys sebagai berikut:

a) Jika sig > 0.05 maka, tidak terjadi heteroskedastisitas

b) Jika sig < 0.05 maka, terjadi heteroskedastisitas.


Tabel 4.5
Uji Heteroskedastisitas (Uji Gletser)

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig


Coefficients Coefficients .

B Std. Error Beta

1 (Constant) .206 .177 1.161 .250

CR .214 .108 .710 1.982 .052

QR -.029 .074 -.100 -.389 .699

DAR -.160 .079 -.668 -2.010 .059

DER .050 .029 .209 1.720 .090

Sumber : Output SPSS 25 (Data sekunder diolah, 2023)

Berdasarkan hasil uji Heteroskedastisitas melalui uji gletser pada

tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai sig. Pada masing-masing variabel

bernilai lebih dari 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas dalam model regresi pada penelitian ini, dan variabel-

variabel independen dapat dinyatakan tidak mengalami heterokedastisitas

2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan regresi linier

berganda dimana akan diuji secara empirik untuk mencari hubungan

fungsional dua atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat, atau untuk

meramalkan dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat. Hasi uji

linier berganda dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.6
Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.372 .307 -1.209 .231

CR .528 .187 .444 2.821 .006

QR -.056 .128 -.050 -.439 .662

DAR .464 .138 .493 3.372 .001

DER .186 .050 .199 3.724 .000

a. Dependent Variable: ROA

Sumber : Output SPSS 25 (Data sekunder diolah, 2023)

Berdasarkan hasil uji di atas dapat dikembangkan dengan

menggunkan model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y= -0,372+ 0,528X1 + -0,056X2 + 0,464 X3 + 0,186X4.

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda, maka dilakukan

penjabaran interpretasi sebagai berikut:

1) Nilai konstanta pada persamaan regresi menunjukkan nilai negatif

sebesar -0,372 yang artinya apabila CR, QR, DAR dan DER sama

dengan (0) maka ROA mengalami penurunan.

2) Dalam model persamaan regresi, variabel CR menunjukkan nilai positif

sebesar 0,528 yang berarti apabila CR mengalami peningkatan 1%,

maka akan terjadi peningkatan ROA sebesar 0,528

3) Dalam model persamaan regresi, variabel QR menunjukkan nilai negatif

sebesar -0,056 artinya apabila QR meningkat sebesar 1%, maka tidak

akan terjadi peningkatan ROA.


4) Dalam model persamaan regresi, variabel DAR menunjukkan nilai

positif sebesar 0,464 yang berarti apabila DAR mengalami peningkatan

1%, maka akan terjadi peningkatan ROA sebesar 1,011.

5) Dalam model persamaan regresi, variabel DER menunjukkan nilai

positif sebesar 0,186 yang berarti apabila DER mengalami peningkatan

1%, maka akan terjadi peningkatan ROA sebesar 0,143.

3. Koefisien Korelasi

Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini digunakan untuk

mengukur derajat keeratan hubungan antara dua variabel atau koefisien

yang mengukur kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y. dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7
Uji Koefisien Korelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the


Estimate

1 .908a .825 .815 .69997

Sumber : Output SPSS 25 (Data sekunder diolah, 2023)

Berdasarkan hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai korelasi

pada R adalah 0,908 yang berarti hubungan variabel CR (X1), QR (X2),

DAR (X3) dan DER (X3) dengan variabel terikat ROA (Y) adalah sangat

kuat.

4. Koefesien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) dalam penelitian ini digunakan untuk

melihat dan memprediksi seberapa besar atau penting kontribusi pengaruh


yang diberikan variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen.

Tabel 4.8
Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the


Estimate

1 .908a .825 .815 .69997

Sumber : Output SPSS 25 (Data sekunder diolah, 2023)

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel di atas maka

diperoleh nilai adjusted R-square sebesar 0,815 (81,5%). Hal tersebut

memiliki arti bahwa kemampuan variabel independen dalam penelitian ini

menjelaskan variabel dependen sebesar 81,5%, sedangkan sisanya sebesar

18,5% dijelaskan oleh variabel lain selain variabel yang teliti oleh peneliti.

5. Pengujian Hipotesis

a. Uji-t (Parsial)

Tabel 4.9
Hasil Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized T Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.372 .307 -1.209 .231

CR .528 .187 .444 2.821 .006

QR -.056 .128 -.050 -.439 .662


DAR .464 .138 .493 3.372 .001

DER .186 .050 .199 3.724 .000

a. Dependent Variable: ROA

Sumber : Output SPSS 25 (Data sekunder diolah, 2023)

Dari tabel di atas mengenai uji t (parsial) setiap variabel independen

terhadap variabel dependen, maka dapat diinterprestasikan sebagai berikut:

1) Pengujian hipotesis pertama variabel CR memiliki nilai signifikansi


lebih besar dari 0,05 yakni 0,896 sehingga di peroleh 0,006 < 0.05
sehingga dapat disimpulkan untuk hipotesis pertama yaitu H1 diterima,
menunjukan CR berpengaruh terhadap ROA.
2) Pengujian hipotesis kedua variabel QR memiliki nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 yakni 0,908 sehingga di peroleh 0,662 > 0.05 sehingga
dapat disimpulkan untuk hipotesis kedua yaitu H2 ditolak, menunjukan
QR tidak berpengaruh terhadap ROA.
3) Pengujian hipotesis ketiga variabel DAR memiliki nilai lebih kecil dari
0,05 yakni 0,042 sehingga di peroleh 0,001 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan untuk hipotesis ketiga yaitu H3 diterima, menunjukan
DAR memiliki berpengaruh terhadap ROA.
4) Pengujian hipotesis keempat variabel DER memiliki nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05 yakni 0,020 sehingga di peroleh 0,000 < 0,05
sehingga dapat disimpulkan untuk hipotesis kempat yaitu H4 diterima,
menunjukan DER memiliki berpengaruh terhadap ROA.
b. Uji-F (Secara Simultan)

Uji F merupakan penguji signifikan persamaan yang digunakan

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X) secara

bersama sama terhadap variabel dependen (Y). Jika signifikan 0,05< maka

H0 ditolak dan Ha diterima atau jika signifikan > 0,05 maka H0 di terima dan

Ha ditolak.
Tabel 4.10
Hasil Uji f (Simultan)

ANOVAa

Model Sum of Df Mean F Sig.


Squares Square

1 Regression 150.492 4 37.623 76.789 .000b

Residual 31.847 65 .490

Total 182.339 69

Sumber : Output SPSS 25 (Data sekunder diolah, 2023)

Dari hasil pengujian hipotesis (uji F) secara bersama sama

(simultan) menunjukkan bahwa nilai dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05

H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan menunjukan secara simultan CR,

QR, DAR dan DER berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu

ROA.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pembahasan Secara Parsial

a. Pengaruh Current Asset (CR) terhadap Return on Asset (ROA)

Pengujian hipotesis pertama adalah ada pengaruh signifikan Current

Rasio secara parsial terhadap Return on Aset pada perusahaan sub sektor

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji t nilai CR

memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 yakni 0,006 sehingga di

peroleh 0,006 < 0.05 yang artinya bahwa variabel Current Ratio (CR) secara

parsial berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA).

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Melati

Sagita Riski tahun (2019) dan Novita dan Endang tahun (2019) dimana
menyatakan bahwa Current Ratio (CR) secara parsial berpengaruh terhadap

Return on Asset (ROA)

b. Pengaruh Quick Ratio (QR) terhadap Return on Asset (ROA)

Pengujian hipotesis kedua adalah ada pengaruh signifikan Quick Ratio

secara parsial terhadap Return on Aset pada perusahaan sub sektor perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji t QR memiliki nilai

signifikansi lebih besar dari 0.05 yakni 0,908 sehingga di peroleh 0,662 > 0.05

yang artinya bahwa variabel Quick Ratio (QR) secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA).

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Melati

Sagita Riski tahun (2019) dimana menyatakan bahwa Quick Ratio (QR)

secara parsial tidak berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA).

c. Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Return on Asset (ROA)

Pengujian hipotesis ketiga adalah ada pengaruh signifikan Debt to

Asset Ratio secara parsial terhadap Return on Aset pada perusahaan sub sektor

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji t DAR memiliki

nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 yakni 0,001 sehingga di peroleh 0,001

< 0.05 yang artinya bahwa variabel Debt to Asset Ratio (DAR) secara parsial

berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA).

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Melati Sagita Riski (2019), Husniar (2022) dan Andriani (2022) dimana

menyatakan bahwa Debt to Asset Ratio (DAR) secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA).


d. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset

(ROA)

Pengujian hipotesis keempat adalah ada pengaruh signifikan Debt to

Equity Ratio secara parsial terhadap Return on Aset pada perusahaan sub

sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji t DER

memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 yakni 0,000 sehingga di

peroleh 0,000 < 0.05 yang artinya bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER)

secara parsial berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA).

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Melati Sagita Riski (2019), Andriani (2022) dan Novita (2019) dimana

menyatakan bahwa Debt to Asset Equity (DER) secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA).

4.2.2 Pembahasan secara Simultan

Pengujian hipotesis secara simultan dalam penelitian ini adalah ada

pengaruh signifikan Current Rasio, Quick Rasio, Debt to Assets Ratio, Debt

to Equity Rasio secara simultan terhadap Return on Assets pada perusahaan

sub sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dari hasil pengujian hipotesis (uji f) secara bersama sama (simultan)

menunjukkan bahwa nilai dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 H0 ditolak

dan Ha diterima. Kesimpulan menunjukan secara simultan CR, QR, DAR dan

DER berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu ROA.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Melati

Sagita Riski (2019), Husniar (2019), Andriani (2022) dan Novita tahun (2019)
dimana menyatakan bahwa rasio likuiditas dan solvabilitas secara simultan

berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA).

You might also like