Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN


PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO
BANDUNG

Sari Kepustakaan : Pemeriksaan Tajam Penglihatan Jarak Jauh dan Dekat Pada
Dewasa
Penyaji : Anisha Sefina Priatna
Pembimbing : Dr. Karmelita Satari, dr., SpM(K)

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh


Pembimbing

Dr. Karmelita Satari, dr., SpM(K)

Senin, 4 April 2022


Pukul 08.15 WIB
1

I. Pendahuluan
Gangguan penglihatan adalah kondisi yang ditandai dengan penurunan tajam
penglihatan ataupun menurunnya luas lapang pandang. Gangguan penglihatan
memengaruhi kehidupan seseorang dalam kehidupan sehari-harinya dan dapat
berdampak pada proses kerja, pendidikan, bahkan tingkat kesejahteraan seseorang.
Data dari WHO memperkirakan bahwa perkiraan jumlah orang dengan gangguan
penglihatan baik dekat maupun jauh di dunia adalah sekitar 2,2 miliar. Sebanyak
1,1 miliar dari jumlah kasus tersebut merupakan gangguan penglihatan yang dapat
ditatalaksana dan dicegah.1–3
Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi gangguan
penglihatan adalah dengan mengukur tajam penglihatan. Pemeriksaan tajam
penglihatan dapat dibedakan menjadi pemeriksaan tajam penglihatan jarak jauh dan
dekat. Terdapat tiga faktor yang memengaruhi tajam penglihatan yaitu faktor optik,
saraf, atau kombinasi keduanya.1,4,5
Pemeriksaan tajam penglihatan adalah proses evaluasi untuk menentukan
diagnosis dan tatalaksana yang tepat pada pasien dengan gangguan penglihatan.
Pemeriksaan tajam penglihatan dapat dilakukan pada semua umur dan memiliki
beberapa macam pemeriksaan yang dapat dilakukan.3–5 Sari kepustakaan ini
bertujuan untuk menjelaskan pemeriksaan tajam penglihatan jarak jauh dan dekat
pada pasien dewasa supaya tidak terjadi kesalahan dalam pemeriksaan tajam
penglihatan.

II. Tajam Penglihatan


Proses penglihatan dimulai ketika cahaya yang diterima oleh mata menembus
media refraksi dan diterima oleh retina. Media refraksi yaitu kornea, humor akuos,
lensa, dan badan vitreus harus mempertahankan kejernihannya sehingga dapat
mencapai tajam penglihatan yang baik. Cahaya yang sudah diterima retina,
ditangkap oleh sel fotoreseptor dan diubah menjadi sinyal saraf untuk diteruskan ke
jaras penglihatan sampai ke korteks otak. Sinyal dari kedua mata akan menjadi satu
bayangan yang diproses pada korteks otak. Proses tersebut harus berfungsi dengan
baik agar tajam penglihatan tetap sempurna.6–8
2

Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan untuk mengukur kemampuan mata


dalam membedakan bentuk serta spesifikasi dari sebuah objek dengan jarak
tertentu. Pemeriksaan tajam penglihatan membantu untuk menegakkan diagnosis
suatu penyakit mata dan memantau progresivitas penyakit serta keberhasilan terapi.
Pemeriksaan tajam penglihatan dasar mencakup pemeriksaan tajam penglihatan
jarak jauh dan dekat.4,9,10

2.1 Pemeriksaan Tajam Penglihatan Jarak Jauh


Pemeriksaan tajam penglihatan jarak jauh pada dewasa dapat menggunakan
beberapa metode. Terdapat beberapa chart yang digunakan untuk pemeriksaan
jarak jauh. Snellen chart merupakan salah satu metode yang paling sering
digunakan. Metode lain yang juga dapat digunakan adalah Early Treatment
Diabetic Retinopathy Studies (ETDRS) chart, Tumbling E, Bailey-Lovey
chart.4,10,11

Gambar 1. (A) Visual Acuity chart diproduksi oleh Lighthouse, (B) Optotip
Tumbling E, (C) Optotip Landolt C, (D) Optotip HOTV
Dikutip dari: Scott E. Brodie dkk.4

Pemeriksaan tajam penglihatan jarak jauh dilakukan pada jarak enam meter.
Pemeriksaan dilakukan dalam posisi duduk oleh pemeriksa penglihatan yang
berpengalaman. Ruangan yang digunakan memiliki kondisi cahaya yang cukup.
3

Pasien yang menggunakan kacamata harus diperiksa dengan dan tanpa


menggunakan kacamata.4,9,10
Pemeriksaan dilakukan pada mata kanan pasien terlebih dahulu dan menutup
mata kiri pasien dengan menggunakan penutup mata. Kemudian pasien diminta
untuk membaca notasi chart satu per satu dari yang paling besar. Pasien yang tidak
mendapatkan nilai pemeriksaan dibawah visus normal akan dilakukan pemeriksaan
dengan menggunakan pinhole. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai penentu apakah
gangguan yang terdapat pada pasien ini adalah gangguan refraksi atau selain
refraksi. Pemeriksaan yang sama kemudian dilakukan pada mata kiri dan pada
kedua mata.4,8,9
Pasien yang tidak dapat membaca huruf terbesar pada chart, maka akan
dilakukan tes hitung jari. Pemeriksaan akan dimulai dari jarak satu meter di depan
pasien. Pasien yang dapat menghitung jari pada jarak satu meter diinterpretasikan
1/60 dimana pasien mampu membaca pada satu meter yang pada populasi umum
dapat membaca dari 60 meter. Pasien yang dapat menyebutkan angka dari jarak
satu meter, maka akan dilanjutkan tes lambaian tangan dari jarak dua meter.8–10
Pasien yang tidak dapat menyebutkan angka dari jarak satu meter, maka
dilakukan tes lambaian tangan. Pasien memulai pemeriksaan dari jarak satu meter
dan interpretasi 1/300 dimana pasien mampu melihat pada jarak satu meter yang
pada populasi umum dapat melihat dari 300 meter. Pasien yang tidak dapat melihat
lambaian tangan, maka akan dilakukan tes persepsi cahaya dengan menempatkan
cahaya pada jarak 30 sentimeter di depan wajah pasien. Pasien yang dapat melihat
cahaya lurus maka akan digerakkan ke empat kuadran. Interpretasi dibedakan
menjadi persepsi cahaya dengan arah, persepi cahaya tanpa deteksi arah, atau tanpa
persepsi cahaya.4,8,9
Snellen chart digunakan pada pasien dewasa ataupun anak yang dapat membaca.
Pada tahun 1862, Hermann Snellen memperkenalkan Snellen chart yang
menyajikan serangkaian huruf atau angka serif dengan ukuran yang bervariasi.
Setiap notasi nya disebut sebagai optotip. Snellen chart yang menyajikan huruf serif
memiliki sembilan optotip yaitu, C, D, E, F, L, O, P, T, dan Z; sedangkan pada
Snellen chart yang menyajikan angka memiliki 2,3,4,5,6,7,8,9. Nilai tajam
4

penglihatan pasien diukur dari notasi terkecil yang dapat dibaca. Snellen chart
memiliki notasi di setiap tepinya. Notasi tersebut berupa angka yang menunjukkan
hasil dari tajam penglihatan pasien. Garis lainnya menunjukkan berapa meter huruf
tersebut masih bisa dibaca oleh pasien dibandingkan dengan normal populasi.
Pemeriksaan pada Snellen chart dilakukan pada jarak enam meter namun bila
ruangan kurang dari enam meter maka bisa dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan cermin atau menggunakan Snellen chart digital.4,5,9

Gambar 2. Snellen Chart


Dikutip dari: Frear.12

Visus yang dianggap normal adalah bila pasien mampu membaca sampai dengan
baris 6/6, yang memiliki arti bahwa pasien dapat membaca baris tersebut dari jarak
enam meter dimana populasi normal juga mampu membaca jarak enam meter.
Pembilangnya adalah jarak pengujian (dalam kaki atau meter) dan penyebutnya
adalah jarak di mana sebuah huruf membentuk sudut pandang standar 5 arcmin.
Ketinggian huruf jika dibaca pada jarak enam meter adalah 5 arcmin. Snellen chart
5

adalah salah satu chart yang mudah didapatkan dan dipakai di seluruh dunia
meskipun ada beberapa kekurangan. Optotip C, D, O, dan G pada Snellen sulit
untuk dibedakan sehingga terkadang pasien menebak optotip tersebut. Snellen
chart memiliki kekurangan yaitu terdapat perbedaan besaran ukuran dari baris ke
baris sehingga jika pasien membaca visus dari baris 20/20 ke baris 20/25 dan 20/30
terdapat penilaian tajam penglihatan yang tidak terukur diantaranya.5,8,9
HOTV chart dibuat oleh Sheridan. Chart ini dirancang untuk anak-anak dan
dewasa yang buta huruf dan tunawicara. Sheridan membuat kartu HOTV untuk
dicocokkan dengan chart saat pemeriksaan. Pasien tidak perlu mengetahui nama
dari huruf tersebut, hanya akan diminta untuk mencocokkan dengan huruf yang
ditunjuk oleh pemeriksa. Pemeriksaan HOTV dilakukan dengan jarak tiga meter.
Nilai dan cara perhitungan HOTV sama dengan Snellen chart.4,9,13

Gambar 3. Landolt C chart


Dikutip dari: Frear.12

Tumbling E chart dibuat oleh Herman Snellen dan Taylor. Chart ini dirancang
untuk anak-anak dan orang yang buta huruf. Cara pemeriksaan dan penilaiannya
sama dengan Snellen chart. Metode ini menampilkan huruf kapital E yang
6

menghadap ke berbagai sisi. Pemeriksa meminta pasien untuk menunjuk arah huruf
E tersebut menghadap. Penilaian pada chart ini sama dengan Snellen chart.4,8,9
Landolt Ring chart dibuat oleh Landolt, optometris asal Swiss. Seperti Chart ini
dibuat untuk pasien dewasa dan anak yang buta huruf seperti Tumbling E chart.
Chart ini menampilkan huruf C yang mirip dengan cincin putus menghadap ke
berbagai sisi. Pemeriksaan dan penilaiannya sama dengan Tumbling E chart.
Penilaian tajam penglihatan yang terdapat dalam tepi chart sama dengan Snellen.8–
10

Gambar 4. Bailey-Lovie Chart


Dikutip dari: Bailey IL dkk.12

Dua optometris asal Australia, I L Bailey and A J Jackson, membuat Bailey-


Lovie chart pada tahun 1976 di Universitas Melbourne. Jarak pemeriksaan
menggunakan chart ini dimulai dari jarak enam meter. Chart ini terdiri dari 14
baris, dengan masing-masing lima huruf. Hurufnya tidak seri dan desainnya
didasarkan pada kisi 5x4. Jarak masing-masing huruf sama dengan lebar tiap huruf.
Penilaian tajam penglihatan dihitung dalam satuan LogMAR. Tepi kiri dari chart
menunjukkan notasi yang dinyatakan dalam meter. Nilai tajam penglihatan terdapat
pada tepi kanan chart. Nilai perhitungan setiap baris adalah 0,1 LogMAR. Tiap
huruf memiliki nilai 0,02 LogMAR. Salah satu contoh, pasien dapat membaca di
baris ke 3 menunjukkan nilai LogMAR 0,8 maka nilai tajam penglihatan pasien
7

adalah 0,8. Jika pasien masih dapat membaca baris selanjutnya tetapi hanya dua
huruf, maka nilai tajam penglihatannya adalah (0,8 + 0,02x2) = 0,84 LogMAR.5,10,12
Dr Rick Ferris membuat chart ETDRS pada tahun 1982 berdasarkan
rekomendasi dari the Committee on Vision of the National Academy of Science.
ETDRS menjadi pilihan dalam menilai tajam penglihatan pada pasien low vision,
degenerasi makula, dan diabetik retinopati. Chart ini sering digunakan untuk
penelitian karena penilaian yang sangat akurat. Pemeriksaan pada chart ini dimulai
dengan jarak empat meter. Pasien yang tidak dapat membaca huruf terbesar dalam
jarak empat meter, dapat dilakukan kembali pada jarak yang lebih dekat yaitu dua
meter hingga satu meter.4,8,11

Gambar 5. ETDRS Chart


Dikutip dari: Brodie SE dkk.4

ETDRS menggunakan huruf Sloan dan memiliki lima jumlah huruf yang sama
pada setiap baris. Jarak pada masing-masing huruf sama tiap barisnya. Penilaian
tajam penglihatan ditulis dalam satuan LogMAR. Pada tepi kanan chart terdapat
nilai perhitungan Snellen equivalen. Pada tepi kiri dari chart ini terdapat skala
perhitungan tajam penglihatan dalam ukuran LogMAR dan jarak pada ukuran
meter. Keuntungan dari Bailey-Lovie dan ETDRS chart adalah pilihan optotip yang
mudah dibedakan dan perbedaan jarak antar optotip sama dan jumlah optotip yang
sama pada setiap baris sehingga kedua chart ini menjadi pilihan alternatif.5,8,10
8

2.2 Pemeriksaan Tajam Penglihatan Jarak Dekat


Penglihatan dekat membutuhkan kemampuan akomodasi dan konvergensi.
Kemampuan akomodasi dipengaruhi oleh lensa dan otot badan silier. Lensa akan
melakukan pencembungan sehingga bayangan benda jatuh pada titik fokus retina.
Notasi pada chart ini mirip dengan cetakan koran atau majalah. Chart ini terdiri
dari kalimat atau paragraf dengan rangkaian kata-kata yang tidak berhubungan.4,5,9

Gambar 6. Jaeger Chart


Dikutip dari: Silavani dkk.14

Seorang ahli oftalmologi dari Austria, Jäger, membuat Jager chart pada tahun
1854 untuk mengukur tajam penglihatan jarak dekat. Chart ini akan diletakkan 30
cm dari hidung pasien. Jager chart terdiri dari 11 paragraf pendek. Terdapat dua
satuan yang digunakan untuk menilai tajam penglihatan jarak dekat menggunakan
chart ini, yaitu notasi dan M. Nilai ukuran notasi terkecil yaitu satu dan terbesar
yaitu 11. Kekurangan dari notasi Jager adalah tidak mengikuti perkembangan
ukuran yang bermakna.5,8,15
Bailey dan Lovie membuat kartu membaca dekat pada tahun 1980 yang terdiri
dari kalimat dengan kata-kata yang tidak berhubungan seperti pada gambar enam.
British Faculty of Ophthalmologists menyarakankan penulisan chart dengan
menggunakan desain huruf Times New Roman. Kartu ini memiliki 17 level ukuran
9

cetak. Prinsip ukuran cetak mengikuti standar logaritmik yang sama dengan kartu
tajam penglihatan. Setiap baris terdiri dari enam kata, yaitu dua kata empat huruf,
dua kata tujuh huruf, dan dua kata sepuluh huruf. Enam baris paling atas memiliki
jumlah huruf yang lebih sedikit pada tiap barisnya. Hal ini dibuat agar ukuran fisik
chart tertata dengan baik. Kata-kata pada chart ini tidak membentuk suatu kalimat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bailey untuk menghitung tajam penglihatan secara
objektif tanpa dipengaruhi oleh kemampuan membaca suatu kalimat.5,11,16

Gambar 7. Bailey-Lovie Word Reading Chart


Dikutip dari: Alabdulkader dkk.15

2.3 Kemungkinan Kesalahan dalam Pemeriksaan Tajam Penglihatan


Kesalahan dalam pemeriksaan tajam penglihatan terjadi karena berbagai faktor.
chart, pemeriksa, maupun pasien. Proyektor, chart, dan lensa harus bersih sebelum
dilakukan pemeriksaan. Ruangan yang digunakan memiliki pencahayaan yang baik
yaitu tidak kurang dari 80 cd/m2 dan tidak lebih dari 300 cd/m2. Warna pada chart
harus terlihat kontras sehingga tidak menjadi faktor perancu. Pemeriksaan dengan
hitung jari dan lambai tangan harus dilakukan dengan latar belakang yang memiliki
satu warna yang kontras dengan pemeriksa. Pemeriksaan tajam penglihatan dapat
dipengaruhi oleh faktor subjektif sehingga hasil menjadi tidak tepat pada kasus
malingering. Pemeriksaan tajam penglihatan pada kasus malingering akan
memberikan hasil penilaian tajam penglihatan yang tidak sesuai dengan
seharusnya. Malingering adalah kondisi berpura-pura yang disengaja atau gejala
10

yang dilebih-lebihkan untuk suatu tujuan tertentu. Pasien dengan gejala


malingering akan melakukan segala hal untuk menipu dokter mata atau optometris
dengan mengeluhkan mata terasa buram atau tidak jelas saat melihat.7,9,17

III. Simpulan
Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan dasar dan penting
dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan memantau tatalaksana. Pemeriksaan
tajam penglihatan terbagi atas pemeriksaan jarak jauh dan dekat. Pemeriksaan tajam
penglihatan jarak jauh pada dewasa dilakukan dengan memilih optotip yang
dikenali pasien. Pemeriksaan tajam penglihatan jarak dekat dilakukan setelah
mendapatkan koreksi terbaik saat pemeriksaan jarak jauh. Pemeriksaan tajam
penglihatan harus memastikan faktor perancu agar hasil yang didapatkan menjadi
objektif dan akurat.
Daftar Pustaka

1. Bourne RRA, Steinmetz JD, Saylan M, Mersha AM, Weldemariam AH,


Wondmeneh TG, dkk. Causes of blindness and vision impairment in 2020
and trends over 30 years, and prevalence of avoidable blindness in relation
to vision 2020: The Right to Sight: An analysis for the global burden of
disease study. The Lancet Global Health. 2021;9(2):144–60.
2. Silvio P. Marioƫ WHO. Global data on visual impairments [Internet]. WHO.
2021. Tersedia dari: https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/blindness-and-visual-
impairment#:~:text=Key%20facts,has%20yet%20to%20be%20addressed.
3. Burton MJ, Ramke J, Marques AP, Bourne RRA, Congdon N, Jones I, dkk.
The lancet global health commission on global eye health: vision beyond
2020. The Lancet Global Health. 2021;9(4):489–551.
4. Brodie SEMP, Gupta PCM, Irsch KP. Clinical Optics. In: Rapuano CJ, Stout
JT, McCannel CA, editor. Basic Clinical Science Course. 2020. hlm. 131–4.
5. Benjamin WJ, Borish IM. Borish’s clinical refraction. Edisi ke-2.
Butterworth Heinemann/Elsevier; 2006. hlm. 1694
6. Brar VikramS, Law SimonK, Lindsey JenniferL. Fundamentals and
Principles of Ophthalmology. In: Rapuano CJ, Stout JTCA, editor. Basic and
Clinical Science Course. 2020. hlm. 105–19.
7. Tariq Bhatti M. Neuro-Ophthalmology. In: Rapuano CJ, Stout JTCA, editor.
Basic and Clinical Science Course. 2020. hlm. 23–31.
8. Daniel Azzam; Yasmyne Ronquillo. Snellen chart [Internet]. StatPearls.
2021. Tersedia dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558961/
9. Blomquist PH. Practical ophthalmology : a manual for beginning residents.
Edisi ke-7. San Francisco: American Academy of Ophthalmology; 2015.
hlm. 27-43.
10. Campo Dall’Orto G, Facchin A, Bellatorre A, Maffioletti S, Serio M.
Measurement of visual acuity with a digital eye chart: optotypes,
presentation modalities and repeatability. Journal of Optometry.
2021;14(2):133–41.
11. Radner W. Reading charts in ophthalmology. Graefe’s Archive for Clinical
and Experimental Ophthalmology. 2017;255(8):1465–82.
12. Frear L. Eye charts in focus: The magic of optotypes. 2020;41(3).
13. Babitha V. The role of HOTV visual acuity chart in estimating vision among
illiterate adults in comparison with Snellen’s E chart. Journal of medical
science and clinical research. 2017;5(8).
14. Silani V, Ludolph A, Fornai F. The emerging picture of ALS: A multisystem,
not only a “motor neuron disease.” Archives Italiennes de Biologie.
2017;155(4):153–8.
15. Alabdulkader B, Leat SJ. Reading in children with low vision. Journal of
Optometry. 2010;3(2):68–73.
16. Xiong YZ, Calabrèse A, Cheong AMY, Legge GE. Reading acuity as a
predictor of low-vision reading performance. Investigative Ophthalmology
and Visual Science. 2018;59(12):4798–803.

11
12

17. Kamal P, Salal K. Malingering or simulation testing methods in optometry:


an indian scenario. International Journal of Research and Review.
2020;7(8):320.

You might also like