Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

Khutbah Jumat: Esensi

Kemerdekaan Manusia
Khutbah I

‫ان‬ِ ‫ت لِ َذ ِوي ااْل ِ ْي َم‬ ِ ‫ف ْال َح َسنَا‬ ِ ‫اع‬ ِ ‫ض‬ َ ‫ َو ُم‬،‫ان‬ ِ ‫اس ِع ْالفَضْ ِل َوااْل ِ حْ َس‬ ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد هلِل ِ َو‬
ٍ ‫ت ُك َّل َو ْق‬
‫ت‬ ِ ‫ه تَ ِسحُّ ْال َخي َْرا‬+ِ ‫ اَ ْل َغنِ ِّي الَّ ِذيْ لَ ِم تَزَلْ َس َحاِئبُ ج ُْو ِد‬،‫ان‬ ِ ‫َوااْل ِ حْ َس‬
ْ‫ اَ ْل َح ِّي ْالقَي ُّْو ِم الَّ ِذي‬،‫ان‬
ِ َ‫اط ُر ْال َجن‬ ِ ‫ ال َعلِي ِْم الَّ ِذيْ اَل يَ ْخفَى َعلَ ْي ِه َخ َو‬،‫ان‬ ٍ ‫َوَأ َو‬
‫ اَ ْل َك ِري ِْم الَّ ِذيْ تََأ َّذ َن بِ ْال َم ِز ْي ِد لِ َذ ِوي‬،‫ان‬
ِ ‫ر َواَأْل ْز َم‬+ِ ‫اَل تَ ِغيْضُ نَفَقَاتُهُ بِ َمرِّ ال ُّدهُ ْو‬
ُ‫ َوَأ ْش ُك ُرهُ ُش ْكرًا نَنَا ُل بِ ِه ِم ْنه‬،‫ان‬ ِ َ‫ق ْال َع َّد َو ْال ُح ْسب‬
ُ ‫ ُح ْم ًدا يَفُ ْو‬+ُ‫ َأحْ َم ُده‬.‫ان‬ِ ‫ال ُّش ْك َر‬
ِ ‫ب الرِّ ضْ َو‬
‫ان‬ َ ‫َم َوا ِه‬

ِّ‫ َو ُمب ِْر ُز ُكل‬،‫ان‬ ِ َ‫ْك لَهُ َداِئ ُم ْال ُم ْل ِك َوالس ُّْلط‬َ ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل اِلَهَ اِاَّل هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِري‬
.‫ان‬ِ َ‫ َعالِ ُم الظَّا ِه ِر َو َما ا ْنطَ َوى َعلَ ْي ِه ْال َجن‬،‫ان‬ ِ ‫ ِم َن ْال َع َد ِم اِلَى ْال ِوجْ َد‬+ُ‫َم ْن ِس َواه‬
‫ نَبِ ٌّي َرفَ َع هللاُ بِ ِه‬،‫ان‬ ِ ‫د َأ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ َو ِخي َْرتُهُ ِم ْن نَ ْو‬+ُ َ‫َوَأ ْشه‬
ِ ‫ع ااْل ِ ْن َس‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى َألِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأ ْه ِل‬ َ .‫ان‬ َ َ‫ض َح َوا ْستَب‬ َ َّ‫ق َحتَّى ات‬ َّ ‫ْال َح‬
ِ‫اي بِتَ ْق َوى هللا‬ ِ ‫ان ُأ ْو‬
َ َ‫ص ْي ُك ْم َواِي‬ ُ ‫ َأيُّهَا ااْل ِ ْخ َو‬،‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬.‫ان‬
ِ ‫ق َوااْل ِ حْ َس‬ ِ ‫الصِّ ْد‬
:‫ال هللاُ تَ َعالَى فِ ْي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‬ َ َ‫ ق‬.‫ب نَ َوا ِه ْي ِه‬ِ ‫ال َأ َوا ِم ِر ِه َواجْ تِنَا‬ ِ َ‫ بِا ْمتِث‬،‫َوطَا َعتِ ِه‬
ِ ُ‫ال َواَألنف‬
‫س‬ ِ ‫ص ِّم َن اَأل َم َو‬ ٍ ‫ُوع َونَ ْق‬ ِ ‫ف َو ْالج‬ ِ ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِ َش ْي ٍء ِّم َن ْال َخ ْو‬
‫ين‬َ ‫ت َوبَ ِّش ِر الصَّابِ ِر‬ ِ ‫َوالثَّ َم َرا‬
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati All
Puji syukur kepada Allah swt dengan ungkapan alhamdulillah alladzi bi ni’matihi
tattimmus shalihât, atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita
semua, khususnya nikmat kemerdekaan Republik Indonesia dan kemerdekaan jiwa
manusia dari semua belenggu kealpaan, sehingga kita semua bisa menunaikan
segala tanggung jawab dan kewajiban dengan nyaman, tenang dan riang gembira.
Semoga ibadah dan kebaikan yang kita lakukan, bisa menjadi amal yang diterima
oleh-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad saw, allahumma shalli ‘alâ Muhammad wa ‘alâ alih wa sahbih, yang
telah mengajarkan kita semua arti dari sebuah kemanusiaan yang merdeka,
sehingga bisa terlepas dari belenggu-belenggu nafsu yang buruk. Semoga Allah
melimpahkan keselamatan dan kesejahteraan kepada keluarganya, para
sahabatnya, dan semua umatnya.
Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khotbah Jumat di atas mimbar yang mulia
pada siang hari ini, kami selaku khatib mengajak kepada diri sendiri, keluarga, dan
semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk terus
berusaha dan berupaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah swt. Karena dengan modal iman dan takwa, kita semua bisa menjadi hamba
yang selamat di dunia dan akhirat. Dengan takwa pula, maka kita semua akan
tergolong orang-orang yang mulia di sisi Allah, sebagaimana disebutkan dalam Al-
Qur’an,

‫ِإنَّ َأ ْك َر َم ُك ْم عِ ْندَ هَّللا ِ َأ ْت َقا ُك ْم ِإنَّ هَّللا َ َعلِي ٌم َخ ِبي ٌر‬


Artinya, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (QS Al-Hujurat
[49]: 13).
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Saat ini kita semua berada pada momentum kemerdekaan Republik Indonensia ke
78, puncaknya yaitu pada tanggal 17 Agustus 2023. Namun tidak kalah penting dari
perayaan itu adalah merenungi kembali perihal kemerdekaan manusia itu sendiri.
Sudahkah kita menjadi manusia merdeka? Atau sebaliknya, kita justru masih
ditawan oleh hawa nafsu yang hina?
Syekh Zakaria al-Anshari dalam salah satu karyanya al-Ghararul Bahiyyah fi Syarhil
Bahjah al-Wardiyyah, mengutip salah satu syi’ir yang layak untuk kita jadikan
renungan bersama perihal kemerdekaan seorang hamba. Menurutnya, barometer
seorang hamba bisa dikatakan merdeka jika ia sudah bisa menerima semua yang
ada pada diri kita (qana’ah), dan tidak tamak pada hal-hal yang tidak ada pada
dirinya.

َّ ‫ْال َع ْب ُد حُرٌّ إنْ َق ِنعْ َو ْالحُرُّ َع ْب ٌد إنْ َط ِمعْ َفا ْق َنعْ َواَل َت ْط َمعْ َف َما َشيْ ٌء يَشِ ينُ سِ َوى‬
ْ‫الط َمع‬
Artinya, “Seorang hamba sahaya layaknya orang merdeka jika ia merasa cukup
dengan apa yang ada, dan orang merdeka layaknya seorang hamba sahaya jika ia
rakus. Maka terimalah apa yang ada, dan jangan rakus, karena sesungguhnya tidak
ada perangai yang lebih jelek selain daripada rakus.”
Menerima apa yang telah ditakdirkan oleh Allah swt merupakan puncak tertinggi dari
kemerdekaan setiap orang. Orang-orang yang sudah bisa merasa cukup dengan
apa yang dimilikinya tidak lagi dikekang dan dibelenggu oleh keinginan-keinginan
nafsunya. Bahkan mereka sendiri yang akan mengontrol nafsu tersebut untuk selalu
menerima apa yang telah menjadi ketetapanNya. Inilah kemerdekaan sesungguhnya
bagi diri setiap manusia.
Begitu juga sebaliknya, rakus dan selalu berharap pada apa yang tidak dimilikinya
akan menjadikan manusia sebagai hamba sahaya. Ia tidak lagi bisa mengontrol
dirinya, namun dikontrol hawa nafsunya. Perbuatan apa pun akan dilakukan demi
memuaskan hawa nafsunya. Dan, inilah yang disebut sebagai orang yang tidak
merdeka.
Karena itu, mari kita semua berusaha untuk bisa menjadi hamba yang merdeka,
dengan cara menerima semua yang telah ditetapkan oleh Allah kepada kita. Segala
ambisi dan kerakusan atas apa yang belum kita miliki segera kita hilangkan, karena
hal itulah yang akan menawan diri kita sendiri.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Rasulullah saw mengibaratkan sifat qana’ah (menerima apa adanya) sebagai
simpanan yang tidak akan pernah rusak. Dalam salah satu haditsnya disebutkan:

َ ‫ْال َق َن‬
‫اع ُة َك ْن ٌز اَل َي ْف َنى‬
Artinya, “Menerima apa adanya (qana’ah) merupakan simpanan yang tidak akan
pernah rusak.” (HR al-Baihaqi).
Maksud hadits ini adalah bahwa dengan memiliki sifat qana’ah kita semua akan
menutup mata untuk tidak melihat sesuatu yang dimiliki oleh orang lain. Kita akan
bersyukur atas semua nikmat dan karunia yang kita dapatkan, dan akan terus
berbaik sangka (husnuzhan) bahwa yang kita miliki merupakan nikmat terbaik yang
harus kita terima.
Pentingnya sifat qana’ah juga pernah disampaikan oleh Syekh Muhammad bin
Ahmad Salim al-Hanbali dalam kitab Ghada’ul Albab Syarh Manzhumatil Adab,
mengutip wasiat sahabat Sa’ad bin Abi Waqqash. Ia berwasiat kepada kita semua
untuk selalu berusaha menumbuhkan sifat qana’ah dalam diri kita, karena qana’ah
merupakan kekayaan yang tidak akan pernah habis,

َ ‫اع ِة َفِإ َّن َها َما ٌل ال َي ْنفُ ُذ َوِإي‬


َّ ‫َّاك َو‬
‫الط َم َع‬ ْ ‫َيا ُب َنيَّ َإذا َط َلبْت ْال ِغ َنى َف‬
َ ‫اطلُ ْب ُه ِب ْال َق َن‬
ْ‫اس َفِإ َّنك ال َت ْيَأسُ ِمن‬ ِ ‫اس ِممَّا فِي َأ ْيدِي ال َّن‬ ِ ‫َفِإ َّن ُه َف ْق ٌر َحاضِ ٌر َو َع َليْك ِباِإل َي‬
‫َشيْ ٍء إال َأ ْغ َناك هَّللا ُ َع ْن ُه‬
Artinya, “Wahai anakku! Apabila kamu mencari kekayaan, maka carilah ia dengan
qana’ah, karena sesungguhnya ia merupakan harta yang tidak akan pernah habis.
Janganlah kamu rakus, karena sesungguhnya ia adalah kefakiran yang akan selalu
datang. Dan hendaklah kamu berputus asa terhadap sesuatu yang ada di tangan
manusia, karena tidaklah kamu berputus asa dari sesuatu melainkan Allah akan
menjadikanmu tidak butuh pada sesuatu.”
Ini selaras dengan apa yang disebutkan oleh insan teladan, Nabi Muhammad saw
dalam hadits yang lain, bahwa kekayaan pada hakikatnya tidak dinilai dari
banyaknya harta yang kita miliki, namun kekayaan yang sesungguhnya adalah
kekayaan jiwa dengan menerima apa yang ada. Rasulullah bersabda:

‫س‬ ِ ‫ْس ْال ِغ َنى َعنْ َك ْث َر ِة ْال َع َر‬


ِ ‫ َو َلكِنَّ ْال ِغ َنى غِ َنى ال َّن ْف‬،‫ض‬ َ ‫َلي‬
Artinya, “Bukanlah kekayaan itu disebabkan banyaknya harta, akan tetapi kekayaan
itu adalah kekayaan jiwa.” (HR Abu Hurairah).
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Mari momentum perayaan kemerdekaan ini kita jadikan sebagai momen untuk
memerdekakan jiwa kita sendiri, yaitu dengan cara menerima semua yang telah
Allah takdirkan kepada kita semua. Jadikanlah sifat qana’ah sebagai pelindung bagi
diri kita untuk tidak rakus dan tidak tamak pada apa yang dimiliki oleh orang lain.
Demikian khutbah Jumat perihal makna mendalam dari kemerdekaan manusia.
Semoga bisa memberi manfaat dan keberkahan bagi kita semua. Semoga kita
digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan
menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

َ ‫ َيا َأ ُّي َها الَّذ‬:‫ِيم‬


‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا‬ ‫هَّللا‬
ِ ‫ ِبسْ ِم ِ الرَّ حْ َم ِن الرَّ ح‬.‫ان الرَّ ِج ِيم‬ ِ ‫ْط‬َ ‫ُوذ ِباهَّلل ِ م َِن ال َّشي‬ُ ‫َأع‬
َ ‫هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ ِإاَّل َوَأ ْن ُت ْم مُسْ لِم‬
‫ُون‬

‫صاَل ِة‬ َّ ‫ َو َن َف َع ِنيْ َو ِا َيا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه م َِن ال‬،‫ك هللاُ لِيْ َو َل ُك ْم ِفيْ َه َذا ْال َي ْو ِم ْال َك ِري ِْم‬ َ ‫ار‬َ ‫َب‬
‫ َو َت َق َّب َل ِم ِّنيْ َو ِم ْن ُك ْم َج ِمي َْع َأعْ َمالِ َنا ِإ َّن ُه ه َُو‬،ِ‫الطا َعات‬ َّ ‫ص َد َق ِة َو ِتاَل َو ِة ْالقُرْ اَ ِن َو َج ِميْع‬
ِ َّ ‫َوال‬
‫ ِا َّن ُه ه َُو ْال َغفُ ْو ُر‬،ُ‫ َفاسْ َت ْغ ِفر ُْوه‬،‫هللا لِيْ َو َل ُك ْم‬ َ ‫ َأقُ ْو ُل َق ْولِيْ َه َذا َوَأسْ َت ْغ ِف ُر‬،‫ْال َح ِك ْي ُم ْال َعلِ ْي ُم‬
‫الرَّ ِح ْي ُم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫ْك لَهُ‪ ،‬اِلَهٌ لَ ْم‬‫اَ ْل َح ْم ُد هلِل ِ َح ْم ًدا َك َما َأ َم َر‪َ .‬أ ْشهَ ُد َأ ْن اَل اِلَهَ اِاَّل هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِري َ‬
‫يَزَلْ َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء َو ِك ْياًل ‪َ .‬وَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ َو َحبِ ْيبُهُ َو َخلِ ْيلُهُ‪،‬‬
‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى‬ ‫ث َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِمي َْن‪ .‬اللهم َ‬ ‫َأ ْك َر ِم اَأْل َّولِي َْن َواَأْل ِخ ِري َْن‪ ،‬اَ ْل َم ْبع ُْو ِ‬
‫صاَل ةً َداِئ َمةً‬ ‫ان لَهُ ْم ِم َن التَّابِ ِعي َْن‪َ ،‬‬ ‫لى َألِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن َك َ‬ ‫َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َع َ‬
‫ضي َْن‬‫ت َواَأْلرْ ِ‬ ‫بِ َد َو ِام ال َّس َم َوا ِ‬

‫ش َما ظَهَ َر‬ ‫اح َ‬ ‫ق تُقَاتِ ِه َو َذر ُْوا‪ْ +‬الفَ َو ِ‬ ‫اضر ُْو َ‪+‬ن اتَّقُوا هَّللا َ َح َّ‬‫َأ َّما بَ ْع ُد‪ :‬فَيَا َأيُّهَا ْال َح ِ‬
‫ِم ْنهَا َو َما بَطَ َن‪َ .‬و َحافِظُ ْوا َعلَى الطَّا َع ِ‪+‬ة َو ُحض ُْو ِر ْال ُج ْم َع ِة َو ْال َج َما َع ِة َوالص َّْو ِم‬
‫ت‪َ .‬وا ْعلَ ُم ْوا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر بَ َدَأ بِنَ ْف ِس ِه‪.‬‬ ‫اجبَا ِ‬ ‫ت َو ْال َو ِ‬ ‫َو َج ِمي ِْع ْال َمْأ ُم ْو َرا ِ‬
‫ون َعلَى النَّبِ ِّي يَا َأيُّهَا‬ ‫ُصلُّ َ‬ ‫َوثَنَى بِ َماَل ِئ َك ِة ْال ُم َسب َِّح ِة بِقُ ْد ِس ِه‪ِِ .‬إ َّن هَّللا َ َو َمالِئ َكتَهُ ي َ‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيما ً‬ ‫ين آ َمنُوا َ‬ ‫الَّ ِذ َ‪+‬‬

‫ْت َعلَى َسيِّ ِدنَا‬ ‫صلَّي َ‬ ‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َأ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫اللهم َ‬
‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َأ ِل َسيِّ ِدنَا‬ ‫اِب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى َأ ِل َسيِّ ِدنَا اِب َْرا ِه ْي َم َوبَ ِ‬
‫ت َعلَى َسيِّ ِدنَا اِب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى َأ ِل َسيِّ ِدنَا اِب َْرا ِه ْي َم ِف ْي ال َعالَ ِمي َْن‬ ‫ار ْك َ‬
‫ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬
‫ت َو ْال ُمْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪ .‬اللهم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َ‪ْ+‬ن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬ ‫اِنَّ َ‬
‫ت‪ .‬اللهم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَاَل َء َو ْال َغاَل َء َو ْال َوبَا َء َو ْالفَحْ َشا َء‬ ‫اََأْلحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم ِواَأْل ْم َوا ِ‬
‫ف ْال ُم ْختَلِفَةَ َوال َّش َداِئ َ‪+‬د َو ْال ِم َح َن‪َ ،‬ما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما‬ ‫َو ْال ُم ْن َك َر َو ْالبَ ْغ َي َوال ُّسي ُْو َ‬
‫ك َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء‬ ‫ان ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َعا َمةً‪ ،‬اِنَّ َ‬ ‫اصةً َو ِم ْن ب ُْل َد ِ‪+‬‬ ‫بَطَ َن‪ِ ،‬م ْن بَلَ ِدنَا هَ َذا َخ َ‬
‫قَ ِد ْي ٌر‬

‫ان َواِ ْيتَا ِء ِذيْ ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى َع ِن‬ ‫ْأ‬
‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬اِ َّن هللاَ يَ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع ْد ِل َوااْل ِ حْ َس ِ‬
‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن‪ .‬فَ ْاذ ُكر ُْوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬
‫يَ ْذ ُك ُر ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَ ُر‬

You might also like