PENGARUH KONSUMSI TINGGI PROTEIN NABATI Metodolgi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PENGARUH KONSUMSI TINGGI PROTEIN NABATI

TERHADAP KUALITAS PENYEMBUHAN LUKA


PERINEUM PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS
MLATI II KABUPATEN SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Yeni Komala
1610104252

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
PENGARUH KONSUMSI TINGGI PROTEIN NABATI
TERHADAP KUALITAS PENYEMBUHAN LUKA
PERINEUM PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS
MLATI II KABUPATEN SLEMAN
NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Sains Terapan
Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
Yeni Komala
1610104252

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH KONSUMSI TINGGI PROTEIN NABATI


TERHADAP KUALITAS PENYEMBUHAN LUKA
PERINEUM PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS
MLATI II KABUPATEN SLEMAN
TAHUN 2017

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Yeni Komala
1610104252

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui untuk Dipublikasikan


Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
PENGARUH KONSUMSI TINGGI PROTEIN NABATI
TERHADAP KUALITAS PENYEMBUHAN LUKA
PERINEUM PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS
MLATI II KABUPATEN SLEMAN1
Yeni Komala2, Sholaikhah Sulistyoningtyas3

INTISARI

Latar Belakang: Infeksi masa nifas masih menjadi penyebab utama


kematian ibu setelah perdarahan dan hipertensi dalam kehamilan. Faktor penyebab
utama terjadinya infeksi pada masa nifas ialah adanya perlukaan pada perineum.
Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Mlati II pada tahun 2016 pernah
terdapat kasus penyembuhan luka perineum yang lama dan kualitas penyembuhan
luka tidak berjalan dengan baik. Penyembuhan luka dengan penilaian kualitas jahitan
perineum dalam masa nifas sangat diharapkan untuk menghindarkan ibu nifas dari
bahaya infeksi atau keluhan fisiologis yaitu dengan cara penambahan asupan atau
konsumsi tinggi protein dalam menu makan kesehariannya.

Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh konsumsi tinggi protein nabati terhadap


kualitas penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di Puskesmas Mlati II
Kabupaten Sleman Tahun 2017.

Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian


eksperimen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang
bersalin secara normal dan mengalami perlukaan pada perineum. Teknik sampel
yang digunakan adalah accidental sampling. Analisis data menggunakan uji
normalitas Shapiro-Wilk dan Uji Mann-Whitney.

Hasil: Hasil p-value skala REEDA menunjukkan p-value sebesar 0.050 =


0,05 dan untuk food record menunjukkan p-value sebesar 0.000 < 0,05, maka hasil
uji statistik signifikan.

Simpulan dan Saran: Ada pengaruh yang terjadi antara konsumsi tinggi
protein nabati terhadap kualitas penyembuhan luka perineum dengan p-value = 0,05
(p-value < 0,05). Diharapkan agar para petugas kesehatan bisa memberikan
konseling alternatif jika tidak bisa membujuk ibu nifas untuk meninggalkan budaya
pantang makan yang masih dianut.

Kata kunci : protein nabati, penyembuhan luka jahitan perineum


Kepustakaan : 25 buku (2007-2016), 20 jurnal (2007-2016), 9 website
1
Judul skripsi
2
Mahasiswa Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
PENDAHULUAN Salah satu nutrisi yang paling
Menurut World Health berperan penting dalam proses
Organization (WHO) (2012) hampir 90% penyembuhan luka ialah protein. Hayu
proses persalinan normal mengalami luka (2013) dalam penelitiannya menyebutkan
robekan pada perineum. Terdapat 2,7 juta bahwa protein akan sangat memengaruhi
kasus ruptur perineum pada ibu bersalin terhadap proses penyembuhan luka
di seluruh dunia. Seiring dengan semakin perineum karena penggantian jaringan
tingginya bidan yang tidak mengetahui yang rusak akan sangat membutuhkan
asuhan kebidanan yang baik, maka angka protein untuk proses regenerasi sel baru.
tersebut diperkirakan akan mencapai 6,3 Protein bertanggung jawab sebagai zat
juta kasus pada tahun 2050. Di Amerika, untuk blok pembangun otot, jaringan
dari 26 juta ibu yang bersalin, 40% tubuh, tetapi tidak dapat disimpan oleh
diantaranya mengalami ruptur perineum. tubuh, maka untuk tahap penyembuhan
Di Australia, setiap tahunnya akan ada luka dibutuhkan asupan protein setiap
20.000 ibu bersalin atau sekitar 15% hari (Supiati, 2015). Sumber protein
diantaranya akan mengalami ruptur dapat diperoleh dari nabati yang
perineum. Ruptur perineum menjadi menyumbang asam amino sederhana dan
masalah yang cukup banyak terjadi di lebih mudah diserap oleh tubuh (Lebang,
masyarakat Asia karena sebanyak 50% 2015).
dari seluruh total ibu bersalin mengalami Dari hasil studi pendahuluan yang
kejadian ruptur perineum. dilakukan oleh peneliti pada tanggal 7
Infeksi masa nifas masih menjadi Februari 2017 di Puskesmas Mlati II
penyebab utama kematian ibu setelah Kabupaten Sleman didapatkan data ibu
perdarahan dan hipertensi dalam yang bersalin secara normal pada
kehamilan. Angka kejadian infeksi masa Januari–Desember 2016 sebanyak 312
nifas pada tahun 2013 yaitu 7,3% orang dengan rata-rata jumlah persalinan
mengalami peningkatan dari tahun 2012 perbulannya ada 26 persalinan. Jumlah
yaitu 5,6% (Kemenkes RI, 2016). Faktor ibu nifas yang mengalami perlukaan pada
penyebab terjadinya infeksi nifas perineum rata–rata sebanyak 21 orang
diantaranya; daya tahan tubuh yang setiap bulannya. Dari keterangan bidan di
kurang, perawatan nifas yang kurang Puskesmas Mlati II setiap bulannya pada
baik, kurang gizi/mal nutrisi, anemia, tahun 2016 pernah terdapat kasus
hygiene yang kurang baik, serta penyembuhan luka perineum yang lama
kelelahan. Faktor penyebab utama dan kualitas penyembuhan luka tidak
terjadinya infeksi pada masa nifas ialah berjalan dengan baik dikarenakan ibu
adanya perlukaan pada perineum nifas yang tidak melaksanakan terapi
(BKKBN, 2011). yang disarankan oleh bidan dan juga
Penyembuhan luka perineum bisa masih ada ibu nifas yang mempercayai
disebabkan oleh beberapa faktor mitos pantang makan makanan tertentu
diantaranya nutrisi, umur ibu, kebersihan setelah melahirkan.
(personal hygiene), budaya, dan juga Luka perineum pada masa nifas
keturunan. Penyembuhan luka dengan jika tidak dijaga dapat menyebabkan
penilaian kualitas jahitan perineum dalam infeksi yang akan berakhir dengan
masa nifas sangat diharapkan untuk kematian ibu, maka dari itu luka
menghindarkan ibu nifas dari bahaya perineum perlu dijaga betul dan
infeksi atau keluhan fisiologis yaitu dipastikan penyembuhannya berjalan
dengan cara penambahan asupan atau normal. Salah satu aspek yang berperan
konsumsi tinggi protein dalam menu penting dalam penyembuhan luka
makan kesehariannya. perineum ialah asupan nutrisi, terutama
protein yang bertanggung jawab dalam
proses penyembuhan luka. Protein nabati HASIL PENELITIAN
masih menjadi bahan pangan yang 1. Karakteristik Responden
diminati oleh sebagian besar penduduk Tabel. 1 Distribusi Frekuensi
Indonesia karena mudah untuk Karakteristik Responden
didapatkan dan harganya yang Intervensi Kontrol
terjangkau, termasuk di daerah n=15 % n=15 %
Yogyakarta. Umur
Tujuan dari penelitian ini adalah < 30 4 26,7 10 66,4
untuk mengetahui pengaruh konsumsi > 30 11 73,3 5 33,6
tinggi protein nabati terhadap kualitas Pekerjaan
PNS 1 6,6 0 0
penyembuhan luka perineum pada ibu
Guru 1 6,6 0 0
nifas di puskesmas mlati II kabupaten IRT 13 86,8 15 100
sleman tahun 2017. Pendidikan
SD 2 13,4 1 6,6
METODE PENELITIAN SMP 3 20 3 20
Desain penelitian yang digunakan SMA 8 53,4 11 73,4
dalam penelitian ini adalah penelitian D1 1 6,6 0 0
eksperimen. Cara yang digunakan dalam S1 1 6,6 0 0
penelitian eksperimen ini adalah Percaya pantang
nonrandomized posttest only control makan
design dimana peneliti akan memilih dua Ya 15 100 15 100
Tidak 0 0 0 0
kelompok yang dipilih sesuai dengan
Alergi protein
kriteria kemudian satu kelompok diberi Ya 1 6,6 0 0
perlakuan sedangkan yang lainnya tidak Tidak 14 93,4 15 100
diberi perlakuan dan kemudian diukur Riwayat DM
dan diamati. Responden yang dijadikan Ya 0 0 0 0
sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 Tidak 15 100 15 100
responden dengan ketentuan 15 Laserasi
responden menjadi kelompok intervensi Spontan 15 100 15 100
dan 15 responden menjadi kelompok Episiotomi 0 0 0 0
kontrol. Teknik sampel yang digunakan Derajat laserasi
adalah accidental sampling. Pada Dua 15 100 15 100
penelitian ini uji bivariate yang Sumber: Pengolahan Data Primer, April
digunakan adalah non-parametric uji 2017
Mann-Whitney. 2. Rata-Rata Lama Penyembuhan Luka
Perineum Pada Kelompok Intervensi
Maupun Kelompok Kontrol
Tabel. 2 Rata-rata Lama
Penyembuhan Luka
Perineum
Mean Mean (Konsumsi
Kelompok N
(Hari) Protein)
Intervensi 15 5.67 112.5
Kontrol 15 6.8 48.1
Sumber: Pengolahan Data Primer, April
2017
3. Uji Normalitas Data (73,3%). Hal ini dapat terjadi
Tabel. 3 Uji Normalitas Data dikarenakan kepatuhan ibu dalam
Shapiro-Wilk pemenuhan nutrisi yang baik,
Kategori
Sig terutama dalam konsumsi protein
Skala REEDA .002 nabati.
Food Record .000 Hal ini sejalan dengan
Sumber: Pengolahan Data Primer, April pernyataan Craig & Mangels (2009)
2017 yang menyatakan bahwa asam amino
4. Pengaruh Konsumsi Tinggi Protein yang terkandung dalam protein nabati
Nabati Terhadap Kualitas tidak selengkap pada protein hewani.
Penyembuhan Luka Perineum Ibu Namun penambahan bahan lain yaitu
Nifas Di Puskesmas Mlati II Sleman dengan mencampurkan dua atau lebih
Tabel.4 Hasil Uji Mann-Whitney sumber protein nabati yang berbeda
Exact jenis asam amino pembatasnya akan
p- saling melengkapi kandungan
Mann- Sig
Std. value proteinnya.
Mean Whitney [2*(1-
Deviation (Sig.2 2. Konsumsi Tinggi Protein Nabati
U tailed
tailed) Terhadap Kualitas Penyembuhan
Sig)]
6.13 1.613 68.500 .067 a
.050 Luka Perineum Pada Kelompok
Kontrol
80.367 33.4601 .000 .000a .000 Hasil penelitian kualitas
Sumber: Pengolahan Data Primer, April penyembuhan luka pada hari ke 1
2017 sampai dengan hari ke 4 semua
responden mengalami keadaan luka
PEMBAHASAN yang kurang baik karena terdapat
1. Konsumsi Tinggi Protein Nabati tanda REEDA pada luka perineum.
Terhadap Kualitas Penyembuhan Artinya pada luka perineum terdapat
Luka Perineum Pada Kelompok 5 orang dari 15 responden yang
Intervensi mengalami tanda redness (kemerahan
Hasil penelitian yang telah pada hari pertama dan hari kedua,
dilakukan bahwa pada hari ke 1 sedangkan pada indikator edema
sampai hari ke 4 semua responden (pembengkakan), ecchymosis (bercak
mengalami keadaan luka perineum perdarahan), dan discharge
yang kurang baik yaitu mengalami (pengeluaran) tidak terdapat tanda-
tanda REEDA, pada 2 responden dari tanda pada luka perineum. Pada
15 responden dalam kelompok keadaan approximation (penyatuan
intervensi mengalami redness luka) belum terjadi sehingga luka
(kemerahan) selama 2 hari, tidak dikatakan kurang baik. Keadaan luka
mengalami edema (pembengkakan), perineum mulai membaik dimulai
ecchymosis (bercak perdarahan), dan pada hari ke 5 (13,3%) dan paling
discharge (pengeluaran), keadaan banyak mengalami penyembuhan
approximation (penyatuan luka) luka perineum terjadi pada hari ke 7
belum terjadi. Pada hari ke 5, sudah (40%).
ada beberapa responden yang Keadaan kualitas
mengalami approximation (penyatuan penyembuhan luka yang kurang baik
luka) (40%). Luka perineum dalam dapat disebabkan karena
keadaan baik artinya tidak terdapat ketidakpatuhan ibu dalam pemenuhan
tanda REEDA pada luka perineum nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
dan rata-rata paling banyak luka untuk meregenerasi jaringan sel yang
perineum membaik pada hari ke 7 rusak ditambah dengan kepercayaan
ibu terhadap budaya pantang didapatkan dibanding dengan protein
makanan protein hewani yang dapat hewani. Hal ini sejalan dengan
menyebabkan pemenuhan nutrisi penelitian yang dilakukan oleh Peles
yang kurang. dan Zilberman (2012) menyebutkan
Hal ini sejalan dengan bahwa protein nabati memiliki
penelitian yang dilakukan Nurhikmah kelebihan atas berbagai jenis protein
(2009) yang menyatakan dalam alami yang digunakan untuk aplikasi
penelitiannya bahwa keyakinan pada biomedis karena harga yang relative
kepercayaan adat mengenai rendah dan waktu penyimpanan yang
berpantang makanan protein hewani relative panjang dan stabil, selain itu
yang masih membudaya di protein yang disumbangkan dari
masyarakat dapat menyebabkan unsur nabati menyumbang asam
tingginya masalah obstetri. amino sederhana dan lebih mudah
Hal ini diperkuat dengan diserap oleh tubuh. Penyembuhan
penelitian yang dilakukan oleh Ija luka menggunakan protein nabati
(2009) menyatakan bahwa bila ibu melindungi menghasilkan struktur
nifas mampu melakukan perawatan jaringan baru yang lebih halus dan
luka dengan benar selama dirumah, alami.
ditunjang dengan status gizi yang Utari (2011) yang menyatakan
baik maka proses penyembuhan luka bahwa dalam 10–12 tahun terakhir
akan berjalan dengan normal sesuai penelitian tentang protein nabati yang
masa penyembuhan luka, dan resiko meningkat dan mendalam
terjadinya infeksi masa nifas dapat membuktikan bahwa mengkonsumsi
dihindari. protein nabati memengaruhi beberapa
3. Pengaruh konsumsi tinggi protein aspek kesehatan termasuk
nabati terhadap kualitas penyembuhan luka. Secara umum,
penyembuhan luka perineum pada ibu protein nabati lebih banyak
nifas di Puskesmas Mlati II Sleman mengandung asam amino seperti
Berdasarkan hasil uji statistik arginin, glisin dan alanine, sementara
menggunakan uji Mann-Whitney yang protein hewan banyak mengandung
telah dilakukan oleh peneliti lisin dan metionin. Salah satu asam
menunjukkan p-value = 0.050 (p < amino yang paling berperan penting
0,05) artinya bahwa ada pengaruh dalam proses penyembuhan luka dan
konsumsi tinggi protein terhadap terkandung lebih banyak daripada
kualitas penyembuhan luka perineum. asam amino yang lain dalam protein
Rata-rata luka perineum sembuh nabati adalah arginin. Mekanisme
dengan kualitas yang baik terjadi pengaruh arginin dalam
pada hari ke 5 pada kelompok penyembuhan luka adalah bahwa
intervensi (40%) maupun kelompok arginin merupakan salah satu bahan
kontrol (13,3%). Kualitas pembentuk Nitrat Oksida (NO) yang
penyembuhan luka perineum lebih akan membantu sintesa kolagen pada
banyak dialami oleh ibu pada daerah luka.
kelompok intervensi dikarenakan
rata-rata asupan protein nabati pada SIMPULAN
ibu kelompok intervensi lebih banyak 1. Rata-rata lama penyembuhan luka
(112,5 gram) dibandingkan dengan dengan kualitas penyembuhan luka
kelompok kontrol (48,1 gram). yang baik pada ibu nifas yang diberi
Protein nabati lebih dipilih konsumsi tinggi protein nabati adalah
karena kandungan asam aminonya 5.67 hari dengan rata-rata konsumsi
yang lebih alami serta lebih mudah protein nabati sebanyak 112.5 gram.
2. Rata-rata lama penyembuhan luka digeneralisir dalam kelompok subjek
dengan kualitas penyembuhan luka yang lebih luas.
yang baik pada ibu nifas yang tidak
diberi konsumsi protein nabati adalah DAFTAR PUSTAKA
6.8 hari dengan rata-rata konsumsi BKKBN, (2011). Profil Hasil Pendataan
protein nabati sebanyak 48.1 gram. Keluarga Tahun 2011. Badan
3. Ada pengaruh yang terjadi antara Kependudukan dan Keluarga
konsumsi tinggi protein nabati Berencana Nasional Direktorat
terhadap kualitas penyembuhan luka Pelaporan dan Statistik; Jakarta.
perineum dengan p-value = 0,05 (p- Craig, W.J., & Mangels, A.R. (2009).
value < 0,05). Position of the American Dietetic
Association: Vegetarian Diets,
SARAN Journal of the American Dietetic
1. Bagi pengambil kebijakan di Association. 109(7). 1266–1282.
Puskesmas Mlati II Sleman https://doi.org/10.1016/j.jada.200
Dengan adanya penelitian ini 9.05.027
agar bisa menjadi masukan untuk Hayu, R., Rohmawati, L. A., & Alie, Y.
pengambil kebijakan di Puskesmas (n.d.). (2013). Perineum Di
Mlati II supaya memberikan Wilayah Kerja Puskesmas Cukir
pelayanan yang lebih komprehensif Kabupaten Jombang (Correlation
lagi kepada ibu nifas dalam segi gizi Between Nutrition Status and
agar menambah kualitas dari Healing of Ulcer Perineum At
pelayanan yang diberikan. Public Health of Cukir
2. Bagi petugas kesehatan Jombang), 17–22.
Dengan adanya hasil Ija, M. 2009. Pengaruh Status Gizi Pasien
penelitian yang menyebutkan bahwa Bedah Mayor Pre Operasi
konsumsi tinggi protein nabati bisa Terhadap Penyembuhan Luka
memberikan kualitas penyembuhan dan Lama Rawat Inap Pasca
luka perineum yang baik, agar para Operasi di RSUP. Dr. Sarjito
petugas kesehatan khususnya bidan Yogyakarta. Tesis S2.
sebagai petugas kesehatan yang lebih Yogyakarta. Pascasarjana UGM.
dekat dengan ibu nifas, bisa Kementerian Kesehatan RI. (2016).
memberikan konseling alternatif jika Profil Kesehatan Indonesia
tidak bisa membujuk ibu nifas untuk 2015. https://doi.org/351.077 Ind
meninggalkan budaya pantang makan Lebang, Erikar. (2015). Food Combining
protein hewani yang masih dianut. Itu Gampang: Tubuh Sehat Ideal
3. Bagi responden Walau Makan Kenyang, Mizan
Dengan adanya penelitian ini, Media Utama; Bandung.
para ibu yang yang mempunyai Nurhikmah. (2009). Hubungan Perilaku
budaya pantang makan, khususnya Ibu Berpantang Makanan Selama
responden dalam penelitian ini, bisa Nifas Dengan Status Gizi Ibu
menambah pengetahuan dan lebih Dan Bayinya Di Kecamatan
bagus jika membagi informasi dengan Banjarmasin Utara Di Kota
ibu yang lain yang juga mempunyai Banjarmasin. Jurnal Tesis
budaya pantang makanan. Universitas Gajah Mada.
4. Bagi peneliti selanjutnya Peles, Z., & Zilberman, M. (2012). Novel
Peneliti selanjutnya soy protein wound dressings with
disarankan untuk melibatkan lebih controlled antibiotic release:
banyak subjek penelitian sehingga Mechanical and physical
hasil yang didapatkan bisa properties, Acta Biomaterialia.
8(1). 209–217.
https://doi.org/10.1016/j.actbio.2
011.08.022
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Supiati, & Yulaikah, S. (2015). Pengaruh
Konsumsi Telur Rebus Terhadap
Percepatan Penyembuhan Luka
Perineum Dan Peningkatan
Kadar Hemoglobin Pada Ibu
Nifas, Jurnal Terpadu Ilmu
Kesehatan Poltekkes Surakarta.
4(2). 82–196.
Utari, D. M., Hadi, R., & Muhilal, R.
(2011). Potensi Asam Amino
pada Tempe untuk Memperbaiki
Profil Lipid dan Diabetes
Mellitus Potency of Amino Acid
in Tempeh for Improving Lipid
Profile and Diabetes, Kesmas.
5(4). 166–70.
WHO. (2012). World Health Statistics.
WHO World Health
Organization (Vol. 27).
https://doi.org/10.2307/3348165

You might also like