Professional Documents
Culture Documents
Tugas Story Text
Tugas Story Text
1. The generic structure of the Story “The Legend of Selat Bali”, including:
a. Orientation (pengenalan karakter, seting tempat dan waktu):
Once upon a time in Daha kingdom there lived a Brahmin named Sidi Mantra
who was very famous. Guru Sanghyang Widya gave him gifts and presented him a
beautiful wife. After many years of marriage, they had a son who they named Manik
Angkeran. Although Manik Angkeran was handsome and intelligent young man but
he had bad behavior, he like gambling. He often lost, so he had staked his parents’
wealth, even in debt to someone else. Because they could not pay the debt, Manik
Angkeran’s father asking for help to do something.
Translation :
Pada jaman dahulu kala di kerajaan Daha hiduplah seorang brahmana
bernama Sidi Mantra yang sangat terkenal. Guru Sanghyang Widya memberinya
hadiah dan memberinya istri yang cantik. Setelah bertahun-tahun menikah,
mereka memiliki seorang putra yang mereka beri nama Manik Angkeran.
Meskipun Manik Angkeran adalah pemuda yang tampan dan cerdas, namun
kelakuannya buruk, suka berjudi. Dia sering kalah, sehingga dia mempertaruhkan
kekayaan orang tuanya, bahkan berhutang kepada orang lain. Karena tidak
mampu membayar utang, ayah Manik Angkeran meminta bantuan untuk
melakukan sesuatu.
Translation:
Manik Angkeran mendengar dari teman-temannya bahwa emas dan intan itu
didapat dari Gunung Agung. Manik Angkeran tahu untuk sampai ke sana dia harus
membaca mantra, tetapi dia tidak pernah belajar tentang doa dan mantra. Jadi, dia
hanya mengambil genta yang dicuri dari ayahnya saat dia tidur. Setibanya di kawah
Gunung Agung, Manik Angkeran membunyikan “genta” miliknya. Betapa takutnya
dia melihat Naga Basuki. Mendengar maksud Manik Angkeran, ia berkata, “Aku
akan memberimu harta yang diminta, tetapi kamu harus berjanji untuk mengubah
perilakumu. Jangan berjudi lagi. Ingat hukum karma”. Manik Angkeran tercengang
melihat emas, intan, dan permata di hadapannya. Tiba-tiba ada kedengkian di
hatinya yang muncul. Karena ingin mendapatkan harta yang lebih banyak, ia
memotong kuku Naga Basuki saat kembali ke sarangnya. Manik Angkeran segera
melarikan diri dan tidak disusul oleh Naga. Namun karena keajaiban sang Naga,
Manik Angkeran terbakar menjadi abu saat sang naga menjilati jejaknya.
Translation :
Dalam konteks mendidik sebagai orang tua yang baik, cara menyayangi anak
bukan berarti menuruti semua keinginan anak atau memanjakannya. Akan tetapi
penting untuk mendidik anak dengan pengalaman belajar melalui sebuah proses
kerja keras, bukan dengan memberikan semua fasilitas atau menuruti kehendak
anak. Semua itu tujuannya untuk membentuk karakter anak yang tidak manja dan
pekerja keras atau anak yang ulet.