Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

Omotenashi adalah kosakata bahasa Jepang yang merujuk pada keramahtamahan.

Kata ini
terdiri dari dua karakter kanji, yaitu: “omote” yang berarti “depan”, dan “nashi” yang
berarti “tidak ada”. ... Konsep Omotenashi mencerminkan tata cara orang Jepang melayani
tamu mereka dengan sepenuh hati.

Keramahan pelayanan di Jepang sangat berbeda dengan negara lain. Di Jepang


keramahan dalam melayani dilakukan dengan sepenuh hati, tanpa mengharapkan
imbalan apa pun.

Orang Jepang dalam memberikan pelayanan dan bantuan selalu dilakukan murni dari
dalam hati dan all out. Dengan tujuan pelanggan atau orang asing yang memerlukan
bantuan merasa nyaman dan benar-benar terbantu.

Dari Mana Asal Omotenashi?


Orang yang mempopulerkan istilah ini adalah penyiar Christel Takigawa saat pada
presentasinya dalam promosi Jepang sebagai tuang rumah Olimpiade.(*)

Dengan terpilihnya Jepang sebagai tuang rumah Olimpiade yang rencananya digelar
pada tahun 2020 tersebut, maka pemerintah semakin berbenah untuk menyambut
tamu dari seluruh negara di dunia.

Pemerintah meningkatkan pelayanan di segala bidang agar mampu menjadi tuan


rumah yang baik. Pelayanan yang penuh keramahan menjadi tradisi dan kebiasan di
Jepang saat ini karena ingin jadi tuan rumah yang baik.

Jika dilihat dari sejarahnya, kata keramahan Jepang ini sudah dikenal melalui
tradisi minum tehnya yang terkenal yaitu Chanayu. Rangkaian acara selama minum
teh hijau (matcha) ini dilakukan dengan penuh tata krama, sehingga memberikan
kesan mewah. Inilah yang kemudian melahirkan istilah omotenashi khas Jepang.

Bentuk Omotenashi Jepang dalam Kehidupan Sehari-hari


1. Tidak Ada Pemberian Uang Tips

Keramahan dalam melakukan pelayanan mungkin ada di negara mana pun namun
sangat berbeda dengan yang terjadi di Jepang. Jika di negara barat seperti USA
atau negara di Eropa, biasanya keramahan diberikan pada tamu yang memberikan
uang tips pada petugas atau pelayanan.

Di Jepang berbeda, budaya di Jepang tidak ada pemberian uang tip, layanan dibayar
sesuai dengan harganya. Namun meskipun demikian, keramah tamahan tetap
diberikan kepada tamu atau customer pengguna jasa.

2. Pelayanan Pelanggan Dilakukan dari Hati

Sudah dijelaskan pada poin sebelumnya bahwa pelayanan yang diberikan kepada
customer atau pelanggan selalu diberikan secara maksimal sesuai kebutuhan
pelanggan. Keramahan diberikan dari hati tanpa melihat atau menanti imbalan tips
dari pelanggan.

Hal ini membuktikan bahwa keramahan di Jepang sudah merupakan budaya, dan
berasal dari hati. Bukan sesuatu yang dibuat-buat karena adanya uang tips atau
alasan professional. Semua orang Jepang selalu berusaha membantu pengunjung
atau tamu yang membutuhkan bantuan dengan semaksimal mungkin.

3. Menggambarkan Peta Jika Ada yang Tersesat

Saat berkunjung ke Jepang, wisatawan tidak perlu takut tersesat karena penunjuk
jalan sangat jelas. Asalkan bisa membaca penunjuk arah maka kemungkinan tersesat
itu sangat kecil. Apalagi semenjak terpilih jadi tuan rumah Olimpiade, penunjuk arah
mulai menggunakan bilingual dengan menambahkan bahasa Inggris.

Namun jika terpaksa harus tersesat jangan segan untuk bertanya karena orang
Jepang akan membantu semaksimal mungkin. Orang Jepang akan membantu
menggambarkan peta ke stasiun terdekat jika ada yang tersesat. Bahkan orang
Jepang rela mengantarkan orang asing yang tersesat
4. Menyediakan Translator di Tempat Wisata

Jepang memang sangat serius dalam usahanya mengenalkan keramahan yang dimiliki
kepada dunia luar. Setelah dinyatakan resmi sebagai tuan rumah Olimpiade 2020
yang di tunda karena covid-19, Jepang sudah mulai banyak berbenah.

Salah satunya adalah dengan menyediakan translator bahasa Inggris di tempat-


tempat umum terutama tempat wisata. Tujuannya adalah untuk memberikan layanan
ekstra agar tidak ada kesalahpahaman dalam berbahasa. Translator english
disediakan untuk wisatawan asing yang tidak bisa berbahasa Jepang.

Itulah bentuk-bentuk keramah tamahan yang bisa dirasakan semua orang yang
berkunjung ke Jepang. Sangat penting mengetahui kebiasaan dan keramahan
setempat jika akan berkunjung ke sebuah negara agar tidak terkejut saat berada di
negara asing.

Bidang Usaha yang Memberi Layanan dengan Keramahan


Jepang
Tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari omotenashi rupanya sudah diadopsi di
dalam bidang usaha atau bisnis. Dalam menjalankan usahanya bidang-bidang usaha
tertentu memberikan keramahan khas Jepang kepada pelanggan atau partner bisnis
nya. Bidang apa saja yang melakukan omotenashi dalam memberikan pelayanan, di
bawah ini contohnya:

1. Perhotelan

Perhotelan atau penginapan adalah bidang bisnis yang sudah menerapkan omotenashi
sejak dari dulu. Keramahan yang diperlihatkan mulai dari menyediakan penginapan
dengan bangunan khas Jepang, dengan pelayan yang menggunakan baju khas Jepang
dan menyiapkan semua yang dibutuhkan tamu.

Semua pelayanan yang diberikan kepada tamu merupakan bentuk pelayanan


paripurna dan tidak mengharapkan imbalan tips. Hotel-hotel di Jepang selalu
melayani tamu dengan maksimal sehingga semua tamu merasa nyaman.

2. Bisnis Souvenir

Oleh-oleh atau souvenir adalah barang yang selalu dicari oleh wisatawan baik asing
maupun domestik. Untuk itulah sangat erat hubungannya dengan pariwisata dan
pelayanan terhadap customer. Banyak pengunjung toko souvenir setiap harinya dari
berbagai negara di luar Jepang.

Toko-toko souvenir di Jepang selalu memberikan pelayanan memuaskan kepada


seluruh pelanggannya dengan keramahan dari hati. Bahkan saat ada pelanggan yang
tersesat dan bertanya kemana harus pergi, pemilik toko siap membantu dan
mengantarkannya sampai stasiun terdekat. (*)

3. Transportasi

Keramahan Jepang sudah bisa dirasakan sejak pesawat mendarat di bandara Jepang
untuk pertama kali. Seluruh penumpang yang turun sudah bisa merasakan keramahan
lokal khas Jepang yang diberikan oleh seluruh pegawai bandara. Semua informasi
yang dibutuhkan akan dengan mudah didapatkan oleh para tamu.

Setelah itu, para supir taxi di Jepang pun siap mengantarkan wisatawan ke tempat
tujuan wisata manapun di Jepang. Supir taxi ini akan melayani dengan ramah tamah
tanpa mengharapkan imbalan tips, karena memang tidak ada budaya memberi tips di
Jepang.

Keramahan memang wajib dilakukan oleh siapa saja, di mana pun berada, namun
keramahan Jepang memang terasa berbeda. Warga Jepang benar-benar
memberikan bantuan atau pelayanan dari dalam hati tanpa mengharapkan imbalan.
Pembahasan tentang omotenashi di atas akan memberikan wawasan tentang
keramahan Jepang pada siapa pun yang berkunjung ke Jepang.

You might also like