Penyakit Terbanyak bagi Balita

Pejengkolan 07-10-2021.  Kelas Balita dilaksanakan Kamis (07/10) pukul 10.00 WIB di
Posyandu Kuncup Mekar yang dihadiri oleh 13 ibu balita. Tujuan adanya kelas ibu balita adalah
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dengan menggunakan Buku KIA dalam
mewujudkan tumbuh kembang Balita yang optimal. Narasumbernya yaitu bidan Mufi. Pada
pertemuan ini membahas mengenai mengenal penyakit terbanyak bagi balita. Tema ini sesuai
permintaan ibu balita. Bidan Mufi menjelaskan beberapa penyakit terbanyak bagi balita yaitu
batuk, pilek, diare dan demam. Setiap rumah harus memiliki berbagai obat untuk penyakit
tersebut sehingga suatu saat balita terserang salah satu penyakit tersebut langsung bisa ditangani.
Ia pun menjelaskan mengenai penyebab dan pencegahan penyakit tersebut. Penyebab batuk
biasanya karena flu, infeksi bakteri dan virus, alergi debu dll. Pengobatan batuk bagi balita yang
masih menyusui harus berikan ASI lebih sering, beri minum air putih yang banyak, jauhkan dari
asap dan jika diumur satu tahun beri kecap manis atau madu yang dicampur air jeruk nipis. 
Bawa kefasilitas pelayanan kesehatan jika batuk tidak sembuh dalam 2 hari dan semakin parah,
anak sesak nafas dan demam Penyebab diare yaitu makan makanan sembarangan, tidak cuci
tangan menggunakan sabun, alergi, makanan yang kotor dll.  Pengobatan diare bagi balita yaitu
berikan segera oralit setiap balita selesai buang air besar, jika balita masih menyusui berikan ASI
sesering mungkin agar balita tidak terkena dehidrasi dan berikan obat zinc sesuai dosisnya. 
Segera bawa ke fasilitas kesehatan jika timbul demam, ada darah ditinja, diare semakin parah,
muntah dan anak tidak mau makan dan minum. “Intinya kita bisa mencegah segala penyakit
tersebut dengan cara menjaga kebersihan diri. Balita jika orang tuanya rajin mengajari pola hidup
sehat maka sampai besar akan menjadi kebiasaan. Berbeda ketika kita sebagai orang tua malas
mengajari dan menjaga kebersihan diri, anak akan mudah terserang berbagai penyakit” Pesan
Bidan Mufi.

  
Sumber : https://pejengkolan.kec
padureso.kebumenkab.go.id/index.php/web/artikel/4/528