Konsep Keluarga

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

KONSEP KELUARGA

Kelompok 1
Akbar Muarif 22183094P
Desi Yusvita Liza 22183056P
Jelly Lediyana 22183065P
Nurul Hikmah 22183061P
Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
secara terus menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi
semakin maju. Orang dengan mudah berobat dan tidak takut dengan
penyakit berbahaya. Tapi hal ini dipengaruhi oleh peningkatan biaya
pengobatan sementara masyarakat, masih banyak yang hidup dibawah
garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus sudah
mengenal kesehatan keluarga dari sekarang agar masyarakat mengenal
arti pentingnya kesehatan dan oleh sebab itu disini akan dibahas tentang
konsep keperawatan keluarga dalam keperawatan di Indonesia.
Definisi Keluarga
 Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat.
Keluarga didefinsikan dengan istilah kekerabatan dimana
invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan
menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga
merupakan mereka yang memiliki hubungan personal dan
timbal balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi
dukungan yang disebabkan oleh kelahiran, adopsi, maupun
perkawinan (Stuart,2014)
Karakteristik Keluarga Sehat
 Menunjukkan tingkat kemampuan keterampilan negosiasi yang
tinggi dan menghadapi masalahnya terus menerus.
 Mengungkapkan berbagai perasaan, kepercayaan, dan perbedaan
mereka dengan jelas, terbuka, dan spontan.
 Menghargai perasaan anggotanya.
 Mengharapkan anggota untuk memikul tanggung jawab pribadi
terhadap tindakan yang mereka lakukan.
 Menunjukan perilaku afiliatif (kedekatan dan kehangatan) satu sama
lain.(Setiawati, 2010)
Karakteristik Keluarga Sejahtera
 Keluarga pra sejahtera
 Adalah yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan sandang, papan dan kesehatan atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah
satu atau lebih indikator keluarga sejahteraan tahap
 Keluarga sejahtera tahap I
 Keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasar secara minimal serta memenuhi kebutuhan sosial psikologinya, yaitu kebutuhan
pendidikan, keluarga berencana (KB), interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.
 Keluarga sejahtera tahap II
 Keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan secara minimal serta telah memenuhi seluruh kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi.
 Keluarga sejahtera tahap III
 Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikososial dan pengembangan, tetapi belum dapat
memberikan sumbangan baik internal atau keluarga, serta berfikir dengan menjadi pengurus lembaga masyarakat, yayasan
sosial,kegamaan, kesenian,olahraga, pendidikan dan sebagainya.
 Keluarga sejahtera tahap III (plus)
 Keluarga yang telah dapat memenuhi kebuthan baik yang bersifat dasar, sosial psikologis, pengembangan, serta telah mampu
memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Tipe – Tipe Keluarga
 Tipe keluarga tradisional
Nuclear family
Dyad family
Single parent
Single adult
Extended family
Middle-aged or erdely couple
Kit-network family
Lanjutan…
Tipe keluarga non tradisional
Unmaried parent and child family
Cohabitating couple
Gay and lesbian family
Non-marital Hetesexual Cohabiting family
Faster family
Peran Keluarga
 Adapun macam peranan dalam keluarga menurut Istiati (2010):
 Peran Ayah
 Ayah berperan sebagai kepala keluarga, pendidik, pelindung, mencari nafkah,serta pemberi
rasa aman bagi anak dan istrinya .
 Peran Ibu
 Sebagai seorang istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, dimana peran ibu sangat penting
dalam keluarga antara lain sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, sebagai pelindung
dari anak-anak saat ayahnya sedang tidak ada dirumah, mengurus rumah tangga, serta dapat
juga berperan sebagai pencari nafkah.
 Peran Anak
 Peran anak yaitu melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan
baik fisik, mental, social maupun spiritual
Struktur Keluarga
 Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, 2012) sebagai berikut:
 Struktur komunikasi
 Struktur peran
 Struktur kekuatan
 Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang
lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent power), keahlian (exper power),hadiah (reward
power), paksa (coercive power), dan effektif power.
 Strukur nilai dan norma
 Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat mempersatukan
annggota keluarga..
 Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
 Budaya, kumpulan dari pada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah.
Fungsi Keluarga
 Fungsi keluarga menurut (Marilyn M. Friedman, 2010):
Fungsi Afektif
Fungsi Sosialisasi
Fungsi reproduksi
Fungsi ekonomi
Fungsi perawatan kesehatan
Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
 Tahap 1: Keluarga pemula
 Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
 Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah
 Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
 Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
 Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
 Tahap VII : Orang tua pertengahan
 Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Kesimpulan
 Dari definisi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang
dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
 Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota
keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan
atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan
sukses.
TERIMAKASIH…

You might also like