Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang menawarkan peluang ekspor yang besar di sektor

pertanian. Menurut data yang diperoleh dari Kementerian Perdagangan, salah satu subsektor pertanian
yang berperan penting dalam perekonomian nasional adalah subsektor budidaya. Subsektor ini
memegang peranan yang sangat penting karena nilai ekspor komoditas tanaman dalam negeri lebih
tinggi dibandingkan nilai impor komoditas tanaman di pasar internasional. Selanjutnya, subsektor
tanaman pangan merupakan salah satu subsektor dari sektor pertanian yang memberikan kontribusi
utama terhadap nilai ekspor neraca perdagangan Indonesia. Nilai ekspor produksi tanaman dari tahun
2013 hingga Desember mencapai 2.171 juta USD (Kementerian Pertanian 2013). Menurut Direktorat
Jendral Perkebunan, terdapat beberapa komoditas ekspor unggulan di subsektor perkebunan, antara
lain kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, kakao, teh, rempah rempah. Menurut Direktorat Jendral
Perkebunan, terdapat beberapa komoditas ekspor unggulan di subsektor perkebunan, antara lain
kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, kakao, teh, rempah rempah, dan salah satunya yaitu tanaman jagung.

Tanaman jagung merupakan salah satu makanan pokok di Indonesia yang cukup banyak dikonsumsi
sehingga menghasilkan limbah alami dalam jumlah yang cukup berlimpah. Menurut data dari Badan
Pusat Statistik (BPS) produksi jagung terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2010, produksi jagung
nasional mencapai 18,3 juta ton dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 19 juta ton. Kondisi demikian
mengindikasikan besarnya peranan jagung dalam pertumbuhan subsektor tanaman pangan dan
perekonomian nasional secara umum. Hasil bulir jagung yang dimanfaatkan dalam bidang pangan hanya
mewakili 5% dari keseluruhan tanaman jagung, sedangkan 95% sisa dari tanaman jagung masuk dalam
kategori limbah alami yaitu batang, daun, kulit dan tongkol jagung (Faesal, 2013).

Salah satu limbah yang dari tanaman jagung yang belum termanfaatkan secara optimal adalah kulit
jagung. Menurut penelitian tentang penerapan teknik non-tenun pada kulit jagung yang dilakukan oleh
Paramita (2010) disebutkan bahwa limbah kulit jagung dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk
sehingga dapat menambah nilai dari limbah kulit jagung tersebut. Potensi limbah kulit jagung biasanya
hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bahan baku pengganti plastik serta bahan baku kerajinan
tangan seperti aksesoris rambut, tas, kertas kado dan bunga hias.

Oleh karena itu kami tergerak untuk membuat sebuah inovasi produk untuk meningkatkan potensi daya
guna limbah kulit jagung sebagai bahan baku produk yang memiliki nilai estetika.

Inovasi produk kami berupa Hiasan dinding _____.

Pembuatan hiasan dinding ______ didasarkan pada kepopuleran hiasan dinding sebagai aksesoris yang
mempercantik rumah dan penggunaan limbah kulit jagung yang mampu mengurangi jumlah limbah.
Hiasan dinding _____ dapat diolah dengan berbagai bahan tambahan seperti kardus, kain perca, atau
kawat bekas, sehingga memberikan peluang untuk inovasi produk yang menarik dan beragam. Selain
itu, adanya tren hiasan dinding dari limbah yang beredar di masyarakat saat ini membuat konsumen
semakin sadar akan pentingnya pemanfaatan kembali limbah pertanian.

Bisnis hiasan dinding_____ dapat memanfaatkan tren ini dengan menawarkan produk kreatif, inovatif,
dan ramah lingkungan.

Harapan kami, dengan adanya produk hiasan dinding dari kulit jagung ini, mampu membantu
masyarakat untuk mengurangi limbah kulit jagung dan menciptakan lapangan kerja. Selain itu, kami
juga berharap dengan terciptanya produk hiasan dinding limbah kulit jagung ini, mampu meningkatkan
potensi penggunaan limbah kulit jagung, terutama di wilayah Madiun.

You might also like