Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

TUGAS KELOMPOK

“RAFFLESIA PATMA”

DI SUSUN OLEH :

1. LINDSEPDA LIMBONG (N014222138)

2. EKA ZULAIKA ( N014222139)

KELAS D

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR
2023
A. NAMA SIMPLISIA
Raflesia flos
B. NAMA TANAMAN
Patmosari
C. DESKRIPSI TANAMAN/SIMPLISIA, DETERMINASI TANAMAN
Rafflesia patma merupakan salah satu jenis klasik Rafflesia, jenis yang paling
awal yang ditemukan. Oleh karena itu, jenis ini dipakai untuk menamakan
kelompok Rafflesia yang mempunyai struktur ramenta tubercle, ramenta yang kecil
dan berukuran kurang dari 5 mm. Dalam kompleks Rafflesia patma keberadaan
ramenta di permukaan dalam tabung perigon merupakan kunci yang membedakan
jenis, dan membagi kompleks menjadi dua sub kelompok yang berbeda. Sub
kelompok pertama adalah jenis-jenis yang mempunyai ramenta di permukaan
dalam tabung perigon. Sub-kelompok ini terdiri dari R. zollingeriana, R.
bengkuluensis, dan R. atjehensis. R. zollingeriana mempunyai ramenta tersebar di
permukaan dalam tabung perigone, sedangkan R. bengkuluensis

Gambar 1. Komplek R. patma dicirikan dengan ramenta tubercle. Anggota jenis ini sangat mirip dengan R.
patma, sehingga dianggap,sebagai R. patma sebelum didiskripsikan sebagai jenis yang tersendiri. Dua jenis
dari komplek R. Patma (atas), R. bengkuluensis (tengah) dan R. zollingeriana (bawah).
hanya mempunyai ramenta di bagian tengah permukaan bagian dalam tabung
perigon. R. atjehensis mempunyai ramenta di permukaan dalam tabung perigone,
akan tetapi di bagian dasar ada zone selebar 2 cm yang halus dan tanpa ramenta.
Sub-kelompok kedua adalah jenis-jenis yang tidak mempunyai ramenta di bagian
dalam tabung perigone, dan ramenta hanya dijumpai di permukaan dalam
diaphragma. Rafflesia patma mempunyai ramenta hanya dijumpai di bagian bawah
permukaan dalam diaphragma. Di bagian dalam permukaan diaphragma di jenis
ini masih dijumpai jendela, yang terdiri 23, 2 lingkaran terputus-putus dan tersusun
bercak putih. Sebaliknya, R. speciosa tidak mempunyai jendela, dan seluruh
permukaan dalam diaphragma terdapat ramenta.
(Meijer,1997; Barcelona dan Fernando, 2002; Susatya, 2007)
D. HABITAT

Gambar 2. Rafflesia patma yang mekar di Kebun Raya Bogor, Juni 2010

Tidak seperti yang diketahui secara umum, Rafflesia patma merupakan jenis
Rafflesia yang dilihat pertama kali oleh orang asing, bukan R. arnoldii. Rafflesia
patma pertama kali ilihat dan digambarkan oleh Louis Auguste Deschamps,
seorang dokter-pecinta alam Perancis yang menjelajahi sebagian besar Pulau
Jawa sekitar tahun 1797. Jenis ini didiskripsikan secara resmi pada tahun 1825
oleh C. L. Blume, seorang dokter Jerman- Belanda, yang menjadi direktur Kebun
Raya Bogor (Buitenzorg) pada tahun 1822. Diskripsi jenis ini berdasarkan
spesimen yang dikumpulkan oleh C. L. Blume dari Pulau Nusakambangan pada
tahun 1818 (Meijer, 1997; Nais, 2001). Jenis ini digolongkan sebagai bunga
berukuran sedang dengan diameter bunga mekar berkisar antara 30 - 60 cm. Helai
perigon berwarna oranye tua, dengan bercak yang berukuran kecil dan relatif
jarang. Di bagian paling panjang helai perigon dapat dijumpai 25 bercak. Ujung
helai yang satu tidak bertumpang dengan ujung helai lainnya.Warna
bercak oranye dan tidak begitu kontras dengan warna helai perigon. Pola yang
sama juga dijumpai di permukaan atas dari diaphragma. Bukaan diaphragma
berkisar antara 15 - 16 cm. Jendela terdiri dari bercak-bercak putih yang
membentuk 2 lingkaran. Jenis ini mempunyai tipe ramenta tubercle (<3 mm) dan
hanya terdapat di bagian bawah permukaan dalam diaphragma. Prosesi sebanyak
24 - 54 buah dengan bentuk kerucut yang sedikit pipih, sedangkan anthernya
sebanyak 25 - 32 buah (Meijer, 1997; Nais, 2001). Jenis ini mempunyai sebaran
di Pulau Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Pulau Nusakambangan. Di
Sumatera dijumpai di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Namun begitu, hal
ini diragukan oleh Susatya (2007) mengingat belum ada kajian mendalam tentang
perbandingan morfologi dari spesimen R. patma yang dikumpulkan dari kawasan
ini. Jika identifikasi R. patma hanya berdasarkan kenampakan luar, maka
kemungkinan besar bisa keliru dengan R. bengkuluensis. Kedua jenis yang
mempunyai kenampakan luar yang sangat mirip, dan juga mempunyai sebaran
geografis yang berdampingan. Di Jawa Barat jenis ini dijumpai di Cagar Alam
Leuweung Sancang, Cagar Alam Penanjung Pangandaran (Meijer,1997; Zuhud
1998; Hidayati 2000). Sedangkan di Jawa Tengah, jenis ini dijumpai di Pulau
Nusakambangan. Populasi yang masih terpantau sehat adalah di CA
Pangandaran. Jenis ini termasuk salah satu jenis yang mempunyai jumlah individu
per populasi yang besar. Hidayati dkk., dkk., Penanjung dkk. (2000) mencatat ada
59 kuncup di satu lokasi di CA Pangandaran. Kawasan Nusa kambangan
menyimpan potensi yang cukup baik sebagai habitat R. patma, hanya saja karena
kesulitan perizinan penelitian, keberadaan dan status populasi dari jenis ini di
pulau tersebut belum banyak diketahui. R. patma menempati habitat yang berupa
ekoton antara hutan pantai dan hutan dataran rendah dan dijumpai pada
ketinggian antara 5 - 1.000 meter dpl. Komunitas hutan tersebut tersusun atas
Pongamia pinnata, Barringtonia acutangula, dan Terminalia catappa, dan anakan
Calamus sp., and Torenia sp. Jenis ini mempunyai dua inang yaitu; Tetrastigma
tuberculatum dan T. glabratum
E. NAMA SINONIN TANAMAN
Rafflesia zollingeriana
F. NAMA DAERAH
No. Nama Lokal Region
1. Kembang Pakma Madura
2. Padma Jawa

G. NAMA ASING
Rafflesia patma (Blume)
H. KANDUNGAN KIMIA (NAMA SENYAWA DAN STRUKTUR KIMIA)
Rafflesia padma kaya akan senyawa tannin dan fenilpropanoid glikosida.

Bahan kimia utama yang membuat bunga bangkai raksasa ini begitu berbau
adalah senyawa belerang, yakni dimetil trisulfide

I. EFEK FARMAKOLOGI
Senyawa tannin yang dikandung rafflesia patma memiliki sifat sebagai
astrigen dan bersifat hemostat.
Dimana hemostat (absorbable hemostatik) menghentikan pperdarahan
dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memerikan jala serat-serat yang
mempermudah bila diletakkan langsung pada pembekuan yang berdarah.
Dengan kontak pada permukaan asing trombosit akan pecah dan membebaskan
factor yang memulai pembekuan darah. Sedangkan astrigen bekerja secara local
dengan mengendapkan protein darah sehingga perdarahan dapat dihentikan
sehubung dengan cara penggunaanya, zat unu dinamakan juga stypic.
J. INDIKASI
1. Membantu menghentikan pendarahan
Tanaman raflflesia padma ini mnegandung senyawa tannin sehingga
berkhasiat untuk mengentikan pendarahan . dengan Mekanisme kerja tanin
yakni dapat mengendapkan protein darah yaitu albumin. Proses pengendapan
protein ini akan menginduksi sintesis tromboksan A2 untuk meningkatkan
agregasi platelet, sehingga mempercepat pembentukan sumbat platelet
sementara pada pembuluh darah yang luka. rafflesia juga memiliki manfaat
untuk mengehentikan pendarahan pasca melahirkan, selain itu bunga rafflesia
juga dapat membantu untuk penyusutan rahim serta bunga rafflesia ini juga
bisa menjadi penambah suplemen makanan.
2. Menjaga Kesahatan Tubuh
Rfflesia padma menjadi salah satu jenis Rafflesia yang mampu mencegah
radikal bebas yang masu kedalam tubuh.
3. Menyembuhkan penyaki menular
4. Menurunkan demam
5. Stimulant seksual
K. KONTRAINDIKASI
L. PERINGATAN
M. EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN
1. Mual, muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli
amnion
2. Kontraksi pembuluh darah tali pusat
3. Reaksi hipersensitifitas
4. Reaksi anafilatik
5. Hipersitumulasi uterus yang membahayakan janin: kerusakan jaringan lunak/
repture uterus.
N. INTERAKSI
Rafflesia padma merupakan salah satu tanaman yang mengandung
senyawa kimia tannin. Senyawa tannin ini merupakan senyawa yang memiliki
potensi untuk berinteraksi dengan protein dan tiga bentuk ikatan lainnya seperti
ikatan hydrogen, ikatan ion, dan ikatan kovalen. Tanin terhidrolisis dan
terkondensasi berikatan dengan protein dengan membentuk ikatan hidrogen
antara kelompok fenol dari tannin dan kelompok karboksil (aromatik danalifatik)
dari protein. Ikatan kuat antara tanin dan protein akan berpengaruh terhadap
kecernaan protein
O. TOKSISITAS
P. PENYIAPAN DAN DOSIS
Q. PENYIMPANAN
Untuk menyimpan biji-biji tumbuhan langka seperti Rafflesia fatma, uji
viabilitas biji sangat diperlukan agar dapat diketahui ketahanan daya sim-
pannya. Kesulitan yang akan dihadapi pada uji viabilitas biji Rafflesia adalah
penentuan kandungan kadar air awal karena ukuran beratnya yang tidak
signifikan. Begitu pula dalam proses penyerapan warna pada tes Tetrazolium.
Biji Rafflesia bercangkang tebal dan keras membuat sukarnya penyerapan
warna oleh embrio. Oleh karena itu, untuk menguji viabilitas biji dengan
Tetrazolium, dilakukan pengupasan cangkang biji dengan menggosoknya
di antara dua kertas ampelas halus, namun hasilnya kurang memuaskan.
Pengupasan biji dapat dilakukan dengan jarum di bawah mikroskop (Gambar
4.7), kemudian direndam dengan larutan 1% 2, 3, 5- triphenyl tetrazolium
chloride pada pH 7. Buah R. patma dan R. arnoldii memiliki kemiripan secara
morfologis. Perbedaan terdapat pada dimensinya karena R. arnoldii memiliki
ukuran buah dan biji yang lebih besar daripada R. patma. Keduanya memiliki
karakter biji tumbuhan holoparasitis, yaitu berjumlah banyak dan berukuran kecil
sebagai bentuk jaminan agar kesempatan hidup di alam lebih besar. Struktur biji
mencerminkan kemampuan penyebarannya. Biji tumbuhan holoparasitis seperti
Rafflesia memerlukan kajian fisio- logis lebih dalam mengingat sifatnya yang
sangat kompleks. Oleh karena itu, menggunakan biji segar dan bernas sebagai
bahan percobaan masih menjadi alternatif utama sebelum metode penyimpanan
biji diketahui.
DAFTAR PUSTAKA

Mursidawati S & Irawati (2017) “Biologi Konservasi Raflesia” LIPI Press, anggota
Ikapi Jln. Gondangdia Lama 39, Menteng, 2017 Jakarta, Indoneisa

Susatya Agus, ( 2011) “Raflesia Pesona bunga terbesar di dunia “ Direktorat


Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lindung, DIPA 029 TA

Adnan, B. A., Hadisusanto, S., & Purnomo. (2021). Rafflesia patma Blume in
pananjung pangandaran nature reserve, West Java: Population structure,
distribution patterns, and environmental influences. Journal of Tropical
Biodiversity and Biotechnology, 6(3), 1–11.
Ellen, A., Nasihin, I., & Supartono, T. (2019). Pemetaan Kesesuaian Habitat Rafflesia
(Rafflesia arnoldii R. Br) di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Konservasi
Untuk Kesejahteraan Masyarakat I, 174–183.
Marina, Indriasari, R., & Jafar, N. (2015). Konsumsi Tanin dan Fitat sebagai
Determinan Penyebab Anemia pada Remaja Putri di SMA Negeri 10 Makassar.
Jurnal MKMI, 6, 50–58.
Mursidawati, S., Irawati, & Ngatari. (2014). Rafflesia patma (Rafflesiaceae): notes on
its field study, cultivation, seed germination and anatomy. Buletin Kebun Raya,
17(1), 9–14. https://publikasikr.lipi.go.id/index.php/buletin/article/view/91
Ramadhani, D. N., Setiawan, A., & Maste, J. (2017). Populasi dan Kondisi Lingkungan
Rafflesia arnoldii di Rhino-Camp Resort Sukaraja Atas Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan (TNBBS) (Population and Environmental Conditions of
Rafflesia arnoldii in Rhino Camp Sukaraja Atas Resort Bukit Barisan Selatan
Nati. Jurnal Sylva Lestari ISSN, 5(2), 128–141.
Syarief, N. rohman, Indarto, K., Nisa, K., Ananda, alif aulia, Sucipto, A., Firnandus,
afiyan eko, & Lindasari, iva tri. (2018). JENDELA MERU BETIRI. kementrian
lingkungan hidup dan kehitanan direktorat jendral konservasi sumber daya
alam balai taman nasional meru betiri.
Mursidawati S, Wicaksono A, Teixeira da Silva JA. Rafflesia patma Blume flower
organs: histology of the epidermis and vascular structures, and a search for
stomata. Planta. 2020 Jun 3;251(6):112..
Puttipan, R., & Okonogi, S. (2014). Antioxidant activity of Rafflesia kerrii flower extract.
Drug Discoveries & Therapeutics, 8(1), 18–24.
Kanchanapoom, T., Kamel, M. S., Picheansoonthon, C., Luecha, P., Kasai, R., &
Yamasaki, K. (2007). Hydrolyzable tannins and phenylpropanoid from Rafflesia
kerrii Meijer (Rafflesiaceae). Journal of Natural Medicines, 61(4), 478–479.
Hidayah N. (2016). Pemanfaatan Senyawa Metabolit Sekunder Tanaman (Tanin dan
Saponin) dalam Mengurangi Emisi Metan Ternak Ruminansia. Jurnal Sains
Peternakan Indonesia, 11(2), 89-98
KSDAE (Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem). diakses pada
1 april 2023 dari http://ksdae.menlhk.go.id/info/6979/rafflesia-arnoldii,-sang-
puspa-langka-di-belantara-sm--isau-isau.html

Irlandika kusuma, 2022. beberapa Manfaat Bunga Rafflesia Untuk Kesehatan Tubuh.
Diakses Pada 1 April 2023 Dari
https://bengkulu.tribunnews.com/2022/03/18/beberapa-manfaat-bunga-
rafflesia-untuk-kesehatan-
tubuh#:~:text=Dilansir%20dari%20TribunMedan.com%20bahwa,bisa%20
menjadi%20penambah%20suplemen%20makanan.

You might also like