Professional Documents
Culture Documents
ETBIS
ETBIS
“Business Ethics”
Oleh :
KELOMPOK 1
Banyak pelaku bisnis yang melakukan praktek kecurangan demi keuntungan semata
tanpa adanya etika dalam berbisnis. Mereka meraih keuntungan hanya sesaat saja,
setelah itu bisnis mereka tidak dapat langgeng atau bangkrut. Lain halnya dengan orang
yang melakukan bisnis dengan beretika. Mereka mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan
dalam menjalankan usaha agar rezeki yang mereka dapat membawa berkah.
Perbincangan tentang "etika bisnis" di sebagian besar paradigma pemikiran pebisnis
terasa kontradiksi interminis (bertentangan dalam dirinya sendiri) atau oxymoron ; mana
mungkin ada bisnis yang bersih, bukankah setiap orang yang berani memasuki wilayah
bisnis berarti ia harus berani (paling tidak) "bertangan kotor".
Apalagi ada satu pandangan bahwa masalah etika bisnis seringkali muncul berkaitan
dengan hidup matinya bisnis tertentu, yang apabila "beretika" maka bisnisnya terancam
pailit. Disebagian masyarakat yang normative dan hedonistik materialistk, pandangan ini
tampkanya bukan merupakan rahasia lagi karena dalam banyak hal ada konotasi yang
melekat bahwa dunia bisnis dengan berbagai lingkupnya dipenuhi dengan praktik-praktik
yang tidak sejalan dengan etika itu sendiri.
Code of Ethics
Kode etik standar tertulis perusahaan tentang perilaku etis yang dirancang untuk
memandu para manajer dan karyawan dalam mengambil keputusan dan pilihan yang
mereka hadapi setiap hari.
Namun, dalam banyak kasus, skenario yang dihadapi karyawan bukanlah kasus yang benar
dan salah, tetapi kasus yang benar versus yang benar. Dalam skenario ini, dilema etis
melibatkan situasi yang mengharuskan pemilihan antara nilai-nilai yang saling bertentangan
yang penting bagi karyawan atau organisasi.
RESOLUSI
Resolusi dari dilema etis dapat dicapai dengan pertama-tama mengenali jenis konflik yang
dihadapi:
• Kebenaran versus loyalitas. Apakah Anda mengatakan yang sebenarnya atau tetap setia
kepada orang atau organisasi yang meminta untuk tidak mengungkapkan kebenaran itu?
• Jangka pendek versus jangka panjang. Apakah keputusan Anda memiliki konsekuensi
jangka pendek atau konsekuensi jangka panjang?
• Keadilan versus belas kasihan. Apakah Anda menganggap masalah ini sebagai masalah
pemberian keadilan atau belas kasihan? (Yang mana yang membuatmu lebih nyaman?)
• Individual versus komunitas. Apakah pilihan Anda akan memengaruhi satu individu atau
kelompok atau komunitas yang lebih luas?
Setelah Anda mencapai keputusan tentang jenis konflik yang Anda hadapi, tiga prinsip
resolusi tersedia untuk Anda:
• Berbasis-akhir. Keputusan mana yang akan memberikan manfaat terbesar bagi jumlah
terbesar orang?
• Berbasis aturan. Apa yang akan terjadi jika semua orang membuat keputusan yang sama
dengan Anda?
• Aturan emas. Lakukan kepada orang lain seperti yang Anda inginkan mereka lakukan
kepada Anda. Tidak satu pun dari prinsip-prinsip ini dapat dikatakan menawarkan solusi atau
resolusi sempurna untuk masalah karena Anda tidak dapat memprediksi reaksi orang lain
yang terlibat dalam skenario. Namun, proses penyelesaian setidaknya menawarkan sesuatu
yang lebih bermakna daripada "mengikuti perasaan Anda" atau "melakukan apa yang benar."