Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 25

06 Januari 2022

Kerangka Acuan Kerja


(KAK)

PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


WILAYAH KEPULAUAN MALUKU DAN MALUKU UTARA

Tahun 2022

SATUAN KERJA PUSAT PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PEKERJAAN


UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT WILAYAH III
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Kepulauan Maluku dan Maluku Utara

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat
Unit Eselon I : Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Program : Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Unit Eselon II/Satker : Pusat Pengembangan Infrastruktur Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Wilayah III
Kegiatan : Pengembangan Kawasan Prioritas
Pekerjaan : Penyusunan Rencana Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Kepulauan Maluku dan
Maluku Utara

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional, terdapat beberapa Kawasan Strategis Nasional (KSN) di Indonesia. Di
Kepulauan Maluku antara lain terdapat KSN Seram, KSN Laut Banda, KSN
Perbatasan Negara di Maluku dan Maluku Utara. Selain itu terdapat pula Kawasan
Andalan berdasarkan RTRWN, yaitu Kawasan Seram, Kawasan Kei-Aru-Wetar-
Tanimbar-Saumlaki, Kawasan Buru, Kawasan Laut Banda, dan Kawasan Laut
Arafuru, Kawasan Ternate-Tidore-Sidangoli-Sofifi-Weda, Kawasan Bacan-Halmahera
Selatan, Kawasan Kepulauan Sula, Kawasan Andalan Laut Halmahera-Morotai.
Sementara untuk jangka menengah hingga tahun 2024, fokus utama dukungan yang
diharapkan berdasarkan RPJMN tahun 2020-2024 yang dituangkan dalam Major
Project di Kepulauan Maluku antara lain Kota Baru Sofifi, Pelabuhan Perikanan dan
Fish Market Internasional, dan Pembangunan Jalan Trans Pulau 3T (P. Buru, P.
Seram, P. Wetar, P. Moa, P. Babar, P. Selaru, P. Aru, P. Kei Besar, P. Morotai).
Sesuai dengan Permen PU No. 13/PRT/M/2020, Pusat Pengembangan Infrastruktur
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Wilayah III mempunyai tugas dan fungsi
yang salah satunya yaitu menyusun Rencana Induk pengembangan infrastruktur
PUPR Wilayah Kepulauan untuk menghasilkan keterpaduan pengembangan
kawasan dengan Infrastruktur PUPR.

Untuk menjawab tugas dan fungsi organisasi dan juga sebagai upaya dalam
mendukung pengembangan dan perluasan investasi di Provinsi Maluku dan Maluku
Utara melalui perencanaan infrastruktur yng terpadu dan terintegrasi, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, melalui Pusat Pengembangan Infrastruktur
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Wilayah III, BPIW akan melakukan
Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kepulauan Maluku dan
Maluku Utara yang dilaksanakan oleh Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah
III.B pada tahun 2022.

1.2 Maksud Dan Tujuan


Maksud dari kegiatan ini adalah terumuskannya Rencana Pengembangan
Infrastruktur Provinsi Maluku dan Maluku Utara yang terpadu antar sektor, antar
wilayah, dan antar pemerintahan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah:


a. Menyusun dokumen Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah Provinsi
Maluku dan Maluku Utara untuk mendukung pembangunan/pengembangan
infrastruktur yang terpadu antarsektor, antarwilayah, dan antar pemerintahan
berdasarkan kebutuhan jangka panjang 10 tahun (2023 - 2032) dan jangka
pendek 1 tahun (2023) dalam rangka mendukung penguatan dan pemerataan
ekonomi di Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
b. Mengidentifikasi sumber pembiayaan alternatif program prioritas Infrastruktur
PUPR.

1.3 Sasaran
Sasaran dari pekerjaan ini sekurang-kurangnya meliputi:
a. Terumuskannya review kebijakan, rencana, dan program eksisting
pengembangan kawasan, pembangunan infrastruktur PUPR, dan pembangunan
infrastruktur non-PUPR;
b. Tersusunnya profil umum yang sekurang-kurangnya memuat gambaran umum,
potensi, interaksi antar Kawasan serta permasalahan pengembangan kawasan;
c. Tersusunnya profil dan analisis kinerja infrastruktur PUPR dan infrastruktur
strategis lainnya (non-PUPR) yang mendukung optimalisasi pengembangan
koridor pertumbuhan maupun koridor pemerataan;
d. Terumuskannya analisis dalam rangka perumusan program pembangunan
infrastruktur PUPR dan infrastruktur strategis lainnya (non-PUPR) dalam rangka
mendukung pengembangan kawasan, pemenuhan pelayanan dasar, peningkatan
konektivitas dan peningkatan kesejahteraan di koridor pertumbuhan maupun
koridor pemerataan;
e. Terumuskannya konsep dan strategi pengembangan kawasan dan pusat-pusat
strategis dalam jangka waktu 10 tahun (2023 – 2032);
f. Terumuskannya rencana aksi tahunan yang dilengkapi dengan pembagian
kewenangan dan sumber pembiayaan alternatif.

1.4 Sumber Pendanaan


Biaya yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini sebesar Rp 2.200.000.000 (Dua Miliar Dua
Ratus Juta Rupiah) termasuk PPN dan didanai dari APBN DIPA Satuan Kerja Pusat
Pengembangan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Wilayah III
Tahun Anggaran 2022.

1.5 Nama Dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen


Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Erwin Adhi Setyadhi, ST. MT.
Satuan Kerja: Pusat Pengembangan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Wilayah III.

II. REFERENSI HUKUM


2.1 Kebijakan Nasional
a. Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN);
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, beserta peraturan
pelaksanaannya;
c. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, beserta
peraturan pelaksanaannya;
d. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, beserta peraturan
pelaksanaannya;
e. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, beserta peraturan pelaksanaannya;
f. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun, beserta peraturan
pelaksanaannya;
g. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, beserta
peraturan pelaksanaannya;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentag Bangunan Gedung;
i. Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020 - 2024;
j. Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional.
2.2 Kebijakan Rencana Tata Ruang
a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
c. Peraturan Presiden (Perpres) No. 77 tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang
Pulau Kepulauan Maluku;
d. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2033;
e. Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Maluku Tahun 2013-2033.
2.3 Kebijakan Pembangunan Daerah
a. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Utara Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Maluku Utara Tahun
2005 – 2025;
b. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Utara Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Maluku Utara Tahun
2014-2019.
c. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Maluku
Tahun 2005 – 2025;
d. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 1 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Maluku Tahun 2019-2024;

III. RUANG LINGKUP


3.1 Lingkup Wilayah
Kegiatan ini memiliki 2 (dua) lingkup wilayah sebagai berikut:
a. Provinsi Maluku Utara (Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Utara,
Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Timur, Kota Tidore
Kepulauan, Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera
Tengah, Kabupaten Kep. Sula, dan Kabupaten Taliabu).
b. Provinsi Maluku (Kota Ambon, Kota Tual, Kabupaten Buru, Kabupaten Buru
Selatan, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten
Seram Bagian Barat, Kabupaten Kep. Tanimbar, Kabupaten Kep. Aru, Kabupaten
Maluku Barat Daya, dan Kabupaten Maluku Tenggara).

Provinsi Maluku Utara

Provinsi Maluku

Gambar Lingkup Wilayah Kegiatan


Pada ketiga koridor yang menjadi lingkup wilayah kegiatan ini terdapat beberapa
Kawasan strategis sebagai berikut:
a. Provinsi Maluku Utara: KSN Perbatasan Negara di Maluku Utara, Kawasan
Andalan Ternate-Tidore-Sidangoli-Sofifi-Weda, Kawasan Andalan Bacan-
Halmahera Selatan, Kawasan Andalan Kepulauan Sula, Kawasan Andalan Laut
Halmahera-Morotai, Major Project Kota Baru Sofifi dan Jalan Trans Pulau 3T P.
Morotai.
b. Provinsi Maluku: KSN Laut Banda, Kawasan Andalan Laut Banda, KSN Seram,
Kawasan Andalan Seram, Kawasan Andalan Buru, Major Project Pelabuhan
Perikanan dan Fish Market Internasional, Major Project Jalan Trans Pulau 3T P.
Buru, P. Seram, KSN Perbatasan Negara di Maluku, Kawasan Andalan Kei-Aru-
Wetar-Tanimbar-Saumlaki, Kawasan Andalan Laut Arafuru, Major Project Jalan
Trans Pulau 3T P. Wetar, P. Moa, P. Babar, P. Selaru, P. Aru, P. Kei Besar.

Gambar Arahan Interaksi Wilayah


3.2 Lingkup Substansi
Ruang lingkup substansi kegiatan Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah
(RPIW) Provinsi Maluku Utara dan Maluku meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Tahap persiapan, berupa pengumpulan data sekunder awal, penyusunan peta
dasar Provinsi Maluku Utara dan Maluku dengan ruang lingkup wilayah, desain
survei dan metode pelaksanaan, serta Rencana Mutu Kontrak (RMK);
2. Mobilisasi tenaga ahli, asisten tenaga ahli, dan tenaga pendukung;
3. Identifikasi potensi, isu, permasalahan, dan hambatan dalam pengembangan di
Provinsi Maluku Utara dan Maluku;
4. Identifikasi profil dan kinerja infrastruktur eksisting;
5. Deskripsi Kawasan-kawasan strategis di Provinsi Maluku Utara dan Maluku;
6. Identifikasi hasil studi-studi pengembangan Wilayah yang pernah dilakukan di
Wilayah Provinsi Maluku Utara dan Maluku;
7. Penajaman teori dan kebijakan terkait pengembangan di Provinsi Maluku Utara
dan Maluku terutama pada kebijakan dokumen perencanaan yang disusun oleh
K/L dan Pemerintah Daerah;
8. Penajaman kajian potensi pengembangan di Provinsi Maluku Utara dan Maluku
yang menghasilkan karakteristik ekonomi wilayah yang dapat menjadi engine of
growth;
9. Penajaman analisis kebutuhan infrastruktur PUPR hingga tahun 2030;
10. Penajaman konsep dan skenario pengembangan Provinsi Maluku Utara dan
Maluku;
11. Prioritisasi program infrastruktur hingga tahun 2030 dan jangka pendek (1 tahun)
12. Perumusan strategi pembiayaan program infrastruktur hingga tahun 2030 dan
jangka pendek (1 tahun);
13. Kesepakatan lintas K/L serta kajian pembiayaan dalam pengembangan Provinsi
Maluku Utara dan Maluku sesuai ruang lingkup yang telah ditentukan;
14. Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah Provinsi Maluku
Utara dan Maluku sesuai dengan tiga koridor terpilih; dan
15. Rapat Koordinasi dengan Tim Teknis/Supervisi
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan dibutuhkan rapat koordinasi dan asistensi
mengenai arahan pelaksanaan kegiatan secara internal dengan keterkaitan antar
unit eselon II (Pusat) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum, minimal
sebanyak 5 (lima) kali yang dilaksanakan di lingkungan BPIW.

3.3 Lingkup Kegiatan


Pada Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah (RPIW)
Provinsi Maluku Utara dan Maluku terdapat beberapa sub-kegiatan antara lain:
1. Kick Off Meeting
Kegiatan ini merupakan tahap paling awal. Fokus kegiatan ini adalah pembahasan
persiapan teknis pekerjaan, oleh karena itu pada kick off meeting ini akan
mengundang unit organisasi yang bersifat teknis di lingkungan Kementerian
PUPR dan stakeholder terkait pelaksanaan pekerjaan.
2. Rapat Koordinasi dengan Tim Teknis
Merupakan rapat koordinasi antara tim penyedia jasa dan tim teknis/supervisi
serta peserta terkait lainnya yang membahas mengenai kemajuan pelaksanaan
pekerjaan ini, baik secara substansi maupun secara teknis pelaksanaan. Rapat
ini dilaksanakan di Jakarta (Rapat Dalam Kantor) sebanyak minimal 3 (tiga) kali
dimulai dari tahap persiapan sampai dengan finalisasi laporan.
3. Rapat Koordinasi di Maluku dan Maluku Utara
a. Rapat Koordinasi dilaksanakan 2 (dua) kali, yaitu 1 (satu) kali di kantor
pemerintahan provinsi Maluku pada bulan ke-2 (dua) dan 1 (satu) kali di
kantor pemerintahan provinsi Maluku Utara pada bulan ke-3 (tiga).
b. Rapat Koordinasi ini mengundang Pemerintah Provinsi (Bappeda, Dinas PU-
PR, Sekretariat Daerah, dan OPD terkait lainnya), Balai Kementerian PUPR,
dan stakeholder terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurang-kurangnya
dihadiri 25 (Dua Puluh Lima) peserta;
c. Pada setiap rapat koordinasi menghadirkan Narasumber dari
kementerian/lembaga dan/atau pemerintah daerah setingkat eselon II (2 OJ),
setingkat eselon III (2 OJ) dan moderator 1 (satu) orang. Biaya transportasi,
akomodasi Narasumber, pakar, moderator dan peserta yang berasal dari
Jakarta dibiayai oleh penyedia jasa sebanyak 2 (dua) orang selama 1 (satu)
hari;
d. Masing-masing Rapat Koordinasi dihadiri oleh 5 (Lima) orang tenaga ahli;
e. Kelengkapan Rapat Koordinasi sekurang-kurangnya meliputi materi,
spanduk, makan siang dan snack serta transport peserta rapat.
f. Rapat Koordinasi dilaksanakan bersamaan dengan rangkaian kegiatan survei
(jadwal terlampir).
4. Survei Pengumpulan Data
Kegiatan ini akan dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali di Provinsi Maluku dan 2
(dua) kali di Provinsi Maluku Utara bersamaan dengan kegiatan Rapat Koordinasi
pada bulan ke-2 (dua) dan pada bulan ke-3 (tiga). Tujuan Survei adalah untuk
mengupdate data-data primer dan isu aktual terkait infrastruktur PUPR dengan
metode kunjungan lapangan dan ke instansi pemerintah baik pusat dan daerah,
swasta, dan pengambilan dokumentasi maupun foto udara infrastruktur terkait.
Kegiatan survei ini masing-masing dilaksanakan oleh 5 (lima) orang selama 6
(enam) hari. Diperlukan sewa 2 (dua) unit kendaraan roda 4 (empat) untuk
keperluan mobilisasi survei.
Lokasi Survei Hari Jumlah Peserta
Provinsi Maluku Utara
Kab. Kepulauan Sula dan Kab. 6 hari 1 kali 3 orang
Kepulauan Taliabu
Kabupaten Halmahera Selatan 6 hari 1 kali 2 orang
Provinsi Maluku
Kota Ambon, Kabupaten Seram 6 hari 1 kali 3 orang
Bagian Barat, Kabupaten Seram
Lokasi Survei Hari Jumlah Peserta
Bagian Timur, dan Kabupaten
Maluku Tengah
Kab. Kepulauan Aru, Kab. 6 hari 1 kali 2 orang
Kepulauan Tanimbar, dan Kab.
Maluku Barat Daya

6. Pembahasan Laporan Pendahuluan


Pembahasan Laporan Pendahuluan akan diselenggarakan secara Hybrid dengan
paket halfday sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang diselenggarakan
pada bulan ke-3 (tiga) yang sekurang-kurangnya dihadiri 30 (Tiga Puluh) peserta.
Menghadirkan Narasumber dari kementerian/lembaga dan/atau pemerintah
daerah setingkat pakar (3 OJ), setingkat eselon II (2 OJ), setingkat es III (2 OJ),
dan moderator (1 orang). Kelengkapan rapat sekurang-kurangnya meliputi materi,
seminar kit, spanduk dan transport peserta rapat.
Penyusunan Laporan Pendahuluan, meliputi:
a. Daftar kawasan-kawasan strategis;
b. Nama, luas, delineasi koridor wilayah yang ditentukan berdasarkan survei
sekunder, survei primer serta koordinasi dengan pemda;
c. Posisi kawasan dalam konstelasi regional sekurang-kurangnya meliputi:
peran kawasan strategis dan peran tiap-tiap koridor pada skala provinsi, skala
kepulauan Maluku, skala global dan skala nasional; kontribusi PDRB ke
nasional dan regional; sektor unggulan dan peluang investasi utama;
d. Karakteristik eksisting tiap-tiap koridor yang mencakup kawasan industri (jenis
industri, lokasi koleksi dan distribusi, orientasi pasar); kawasan pariwisata
budaya dan religi; kawasan sumber daya alam; kawasan pertambangan,
minyak dan gas; kawasan permukiman, kawasan ekonomi perikanan serta
kawasan perdagangan dan jasa;
e. Karakteristik perekonomian yang meliputi pertumbuhan ekonomi, struktur
ekonomi khususnya kontribusi tiap sektor, beserta komoditas unggulan dan
skala pemasarannya;
f. Karakteristik bencana, mencakup jenis bencana, intensitas bencana, sebaran
lokasi bencana, dan sebagainya;
g. Karakteristik sosial kependudukan termasuk social capital (fungsi-fungsi
pranata sosial, tradisi budaya, persepsi, dan nilai-nilai lokal);
h. Karakteristik lingkungan;
i. Kondisi, sebaran, dan gap infrastruktur PUPR dan infrastruktur strategis
lainnya;
j. Kinerja pelayanan infrastruktur, khususnya pada sub-sektor SDA, Bina
Marga, Cipta Karya, dan Perumahan;
k. Prioritasi dan jangka waktu pelaksanaan pembangunan infrastruktur;
l. Keterpaduan antarsektor;
m. Keterpaduan antara pusat dan daerah dan antardaerah;
n. Isu strategis.
Pembahasan Laporan Pendahuluan akan dihadiri oleh Balai Kementerian PUPR
maupun K/L lain yaitu Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Unit Organisasi Teknis di
Lingkungan Kementerian PUPR, Kepala Bappeda Provinsi Maluku, Kepala
Bappeda Provinsi Maluku Utara, dan stakeholder terkait lainnya.
7. Analisis Pengembangan Kawasan Prioritas
Analisis dilakukan dalam rangka perumusan konsep dan tematik pengembangan
pada wilayah perencanaan, yaitu Provinsi Maluku Utara dan Maluku yang terdiri
dari:
a. Analisis posisi kawasan dalam konstelasi regional dan global;
b. Analisis basis ekonomi pengembangan kawasan;
c. Analisis lingkungan fisik (built environment) struktur dan bentuk kota (urban
form and structure) serta kecenderungan perkembangan pada setiap koridor
beserta indikasi urban sprawl dan konurbasi;
d. Analisis arahan pengembangan koridor wilayah;
e. Analisis daya dukung dan daya tampung;
f. Analisis kependudukan dan intensitas ruang;dan
g. Analisis peran, sektor, dan komoditas unggulan masing-masing koridor
wilayah.
8. Pembahasan Laporan Antara
Pembahasan Laporan Antara diselenggarakan secara Hybrid dengan paket
halfday sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang diselenggarakan pada
bulan ke-4 (empat) yang sekurang-kurangnya dihadiri 30 (Tiga Puluh) peserta.
Menghadirkan Narasumber dari kementerian/lembaga dan/atau pemerintah
daerah setingkat pakar (3 OJ), setingkat eselon II (2 OJ), setingkat es III (2 OJ),
dan moderator (1 orang). Kelengkapan rapat sekurang-kurangnya meliputi materi,
seminar kit, spanduk dan transport peserta rapat.

Pembahasan Laporan Antara akan dihadiri oleh Balai Kementerian PUPR


maupun K/L lain yaitu Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Unit Organisasi Teknis di
Lingkungan Kementerian PUPR, Kepala Bappeda Provinsi Maluku, Kepala
Bappeda Provinsi Maluku Utara, dan stakeholder terkait lainnya. Biaya
transportasi, akomodasi perwakilan Pemerintah Provinsi selama di Jakarta
dibiayai oleh penyedia jasa sebanyak 2 (dua) orang dari Provinsi Maluku dan 2
(dua) orang dari Provinsi Maluku Utara selama 1 (satu) hari.
9. Penyusunan Skenario pengembangan dan Rencana Aksi
Proses ini dilakukan yang pada bulan ke-6 (enam) dan ke-7 (tujuh) dalam rangka
perumusan Skenario pengembangan dan Rencana Aksi pembangunan
infrastruktur untuk mendukung potensi masing-masing wilayah perencanaan,
meliputi:
a. Analisis penentuan kebutuhan pengembangan infrastruktur;
b. Analisis keterpaduan program dan sinkronisasi pembangunan infrastruktur;
c. Analisis sumber pembiayaan dan kelayakan ekonomi/investasi;
d. Penyusunan Skenario pengembangan dan Rencana Aksi pembangunan
infrastruktur berdasarkan kebutuhan jangka panjang 10 tahun (2023-2032)
dan jangka pendek 1 tahun (2023) yang dilengkapi dengan pembagian
kewenangan sektor pusat, provinsi, kabupaten/kota, kemajuan pemenuhan
readiness criteria (lahan, FS, DED, Dokumen Lingkungan). Infrastruktur
PUPR sekurang-kurangnya meliputi:
▪ Infrastruktur Bidang Sumber Daya Air, dengan sasaran strategis
meningkatnya dukungan untuk kedaulatan pangan dan energi, serta
meningkatnya ketahanan air;
▪ Infrastruktur Bidang Jalan dan Jembatan, dengan sasaran strategis
meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing, serta
meningkatnya kemantapan jalan nasional; dan
▪ Infrastruktur Bidang Permukiman dan Perumahan, dengan sasaran
strategis meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman
dan perumahan, meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan
infrastruktur permukiman, meningkatnya penyediaan dan pembiayaan
perumahan.
10. Rapat Koordinasi Akhir di Ambon
a. Rapat Koordinasi dilaksanakan 1 (satu) kali di kantor pemerintahan provinsi
Maluku (Kota Ambon) pada bulan ke-6 (enam).
b. Rapat Koordinasi ini mengundang Pemerintah Provinsi (Bappeda, Dinas PU-
PR, Sekretariat Daerah, dan OPD terkait lainnya), Balai Kementerian PUPR,
dan stakeholder terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurang-kurangnya
dihadiri 25 (Dua Puluh Lima) peserta;
c. Pada setiap rapat koordinasi menghadirkan Narasumber dari
kementerian/lembaga dan/atau pemerintah daerah setingkat eselon II (2 OJ),
setingkat eselon III (2 OJ) dan moderator 1 (satu) orang. Biaya transportasi,
akomodasi Narasumber, pakar, moderator dan peserta yang berasal dari
Jakarta dibiayai oleh penyedia jasa sebanyak 2 (dua) orang selama 1 (satu)
hari;
d. Biaya transportasi peserta yang berasal dari Provinsi Maluku Utara dibiayai
oleh penyedia jasa sebanyak 2 (dua) orang;
e. Kelengkapan Rapat Koordinasi sekurang-kurangnya meliputi materi, seminar
kit, spanduk, makan siang dan snack serta transport peserta rapat.
11. FGD penajaman konsep dan skenario pengembangan
FGD akan dilaksanakan 1 (satu) kali secara Hybrid Fullday di Jakarta pada bulan
ke-5 (lima). FGD ini akan membahas mengenai rencana konsep dan scenario
pengembangan pada tiap-tiap koridor wilayah. Peserta FGD sekurang –
kurangnya terdiri atas unsur – unsur sebagai berikut:
a. Kementerian PPN/Bappenas
b. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
c. Kementerian Perindustrian
d. Kementerian Perhubungan
e. Kementerian Kelautan dan Perikanan
f. Unit Organisasi di Lingkungan Kementerian PUPR
g. Kepala Bappeda Provinsi Maluku
h. Kepala Dinas PU-PR Provinsi Maluku
i. Kepala Bappeda Provinsi Maluku Utara
j. Kepala Dinas PU-PR Provinsi Maluku Utara
FGD sekurang-kurangnya terdiri dari 25 (dua puluh lima) peserta dengan
kelengkapan FGD Hybrid Fullday yang meliputi penggandaan materi untuk
peserta, spanduk dan uang transport untuk peserta. Biaya transportasi,
akomodasi perwakilan Pemerintah Provinsi selama di Jakarta dibiayai oleh
penyedia jasa sebanyak 2 (dua) orang dari Provinsi Maluku dan 2 (dua) orang dari
Provinsi Maluku Utara selama 1 (satu) hari.
12. Pembahasan Draft Laporan Akhir
Pembahasan Draft Laporan Akhir diselenggarakan secara Hybrid dengan paket
halfday sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang diselenggarakan pada
bulan ke-7 (tujuh) yang sekurang-kurangnya dihadiri 30 (Tiga Puluh) peserta.
Menghadirkan Narasumber dari kementerian/lembaga dan/atau pemerintah
daerah setingkat pakar (3 OJ), setingkat eselon II (2 OJ), setingkat es III (2 OJ),
dan moderator (1 orang). Kelengkapan rapat sekurang-kurangnya meliputi materi,
seminar kit, spanduk dan transport peserta rapat.
Pembahasan Draft Laporan Akhir akan dihadiri oleh Balai Kementerian PUPR
maupun K/L lain yaitu Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Unit Organisasi Teknis di
Lingkungan Kementerian PUPR, Kepala Bappeda Provinsi Maluku, Kepala
Bappeda Provinsi Maluku Utara, dan stakeholder terkait lainnya.
13. Pembahasan Laporan Akhir
Pembahasan Laporan Akhir diselenggarakan secara Hybrid dengan paket halfday
sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang diselenggarakan pada bulan ke-8
(delapan) yang sekurang-kurangnya dihadiri 30 (Tiga Puluh) peserta.
Menghadirkan Narasumber dari kementerian/lembaga dan/atau pemerintah
daerah setingkat pakar (3 OJ), setingkat eselon II (2 OJ), setingkat es III (2 OJ),
dan moderator (1 orang). Kelengkapan rapat sekurang-kurangnya meliputi materi,
seminar kit, spanduk dan transport peserta rapat.
Pembahasan Laporan Akhir akan dihadiri oleh Balai Kementerian PUPR, Unit
Organisasi Teknis di Lingkungan Kementerian PUPR, Kepala Bappeda Provinsi
Maluku, Kepala Bappeda Provinsi Maluku Utara, dan stakeholder terkait lainnya.
Biaya transportasi, akomodasi perwakilan Pemerintah Provinsi selama di Jakarta
dibiayai oleh penyedia jasa sebanyak 2 (dua) orang dari Provinsi Maluku dan 2
(dua) orang dari Provinsi Maluku Utara selama 1 (satu) hari.
IV. JANGKA WAKTU, TAHAPAN, DAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan ini dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2022 dengan waktu
penyelesaian pekerjaan maksimal 8 (delapan) bulan kalender setelah SPMK.

Bulan Ke -
No Tahapan Pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kick Off Meeting
2 Rapat Koordinasi dengan Tim Teknis
3 Rapat Koordinasi di Maluku
4 Survei pengumpulan Data Maluku
5 Rapat Koordinasi di Maluku Utara
6 Survei pengumpulan Data Maluku Utara
7 Pembahasan Laporan Pendahuluan
FGD penajaman konsep dan scenario pengembangan
8
RPIW di Jakarta
9 Pembahasan Laporan Antara
10 Rapat Koordinasi Akhir di Ambon
Penyusunan Skenario pengembangan dan Rencana
11
Aksi
12 Pembahasan Laporan Draft Akhir
13 Pembahasan Laporan Akhir

V. PERSONIL

Kualifikasi Jumlah Jumlah


No. Posisi
Pendidikan Keahlian Pengalaman Orang Bulan

Tenaga Ahli
SKA Ahli
Ahli Perencanaan
S2 Perencanan Madya
1 Wilayah Kota (Team 1 tahun 1 8
Wilayah Kota Perencanan
Leader Kep. Maluku)
Wilayah Kota
SKA Ahli
2 Ahli Teknik Jalan S1 Teknik Sipil Muda Teknik 3 tahun 1 5
Jalan
SKA Ahli
Ahli Arsitektur /Rancang
3 S1 Arsitektur Muda 3 tahun 1 5
Kota
Arsitektur
SKA Ahli
S1 Teknik
4 Ahli Geodesi Muda 3 tahun 1 5
Geodesi
Geodesi
5 Ahli Perikanan S1 Perikanan Non SKA 3 tahun 1 5
S1 Ekonomi/S1
6 Ahli Ekonomi Ekonomi Non SKA 3 tahun 1 5
Pembangunan
Kualifikasi Jumlah Jumlah
No. Posisi
Pendidikan Keahlian Pengalaman Orang Bulan

Tenaga Sub Profesional


Tenaga Sub Profesional
1 Perencanan Wilayah S1 Perencanan Wilayah Kota 1 tahun 1 8
Kota
Tenaga Sub Profesional
2 Pemprograman S1 Perencanan Wilayah Kota 1 tahun 1 8
Infrastruktur Wilayah
Asisten Ahli Rancang
3 S1 Arsitek/S1 Rancang Kota 1 tahun 1 8
Kota/Arsitektur
Tenaga Sub Profesional
4 Keterpaduan Infrastruktur S1 Perencanan Wilayah Kota 1 tahun 1 8
Wilayah
Tenaga Sub Profesional
5 S1 Teknik Geografi/Geodesi 1 tahun 1 8
Pemetaan Wilayah
S1 Pengembangan Wilayah/S1
Tenaga Sub Profesional
Perencanan Wilayah Kota/ S1
6 Kebijakan dan 1 tahun 1 8
Manajemen Pembangunan/S1
Manajemen Wilayah
Kebijakan Publik
Tenaga Sub Profesional
7 S1 Ekonomi 1 tahun 1 7
Ekonomi

Adapun kualifikasi tenaga ahli tersebut adalah sebagai berikut:


a. Ketua Tim atau Team Leader
Merupakan tenaga ahli madya dengan pengalaman minimal 1 Tahun sesuai
dengan Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli Madya
untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
Ketua tim merupakan lulusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
(PWK)/Planologi, berijazah minimal S2 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
yang dilengkapi dengan sertifikasi yang diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi
dibidangnya dan surat pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam
bidang perencanaan wilayah.
Tenaga Ahli PWK memiliki tugas untuk merencanakan dan melaksanakan semua
kegiatan dalam aspek perencanaan kawasan. Sebagai ketua tim, Tenaga Ahli
PWK bertanggungjawab mengkoordinir tugas-tugas tenaga ahli lainnya,
menerima laporan, perkembangan dari aktivitas setiap anggota tim, dan
soliditas/kekompakan tim, sehingga dicapai tujuan, sasaran, output, outcome,
benefit, dan dampak positif dari kegiatan ini.
b. Ahli Teknik Jalan
Merupakan sarjana lulusan Teknik Sipil/Transportasi dengan keahlian Ahli Sipil
Teknik Jalan, berijazah minimal S1 Teknik Sipil dengan pengalaman paling sedikit
3 Tahun untuk Ahli Muda yang dibuktikan dengan surat pengalaman kerja pada
penanganan kegiatan dalam bidang sipil Teknik jalan atau transportasi sesuai
Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk
Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi dan dibuktikan dengan sertifikasi yang
diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi dibidangnya dan surat pengalaman kerja pada
penanganan kegiatan dalam bidang teknik sipil/transportasi, diutamakan
berpengalaman menanggani perencanaan infrastruktur air dan udara untuk
daerah kepulauan.
Ahli Sipil Teknik Jalan memiliki tugas melakukan pengumpulan data dan
monitoring konstruksi infrastruktur serta memberikan masukan bagi perencanaan
infrastruktur wilayah dan konektivitas wilayah seperti infrastruktur yang berkaitan
transportasi air dan udara di Kepulauan Maluku. Sebagai anggota tim, Ahli Sipil
Teknik Jalan bertanggungjawab terhadap pengumpulan data dan informasi
mengenai kondisi infrastruktur dan penyampaian laporan hasil analisis serta
masukan kepada Ketua Tim.
c. Ahli Arsitektur/ Rancang Kota
Merupakan sarjana lulusan Teknik Arsitektur, berijazah minimal S1 Teknik
Aristektur dengan pengalaman paling sedikit 3 Tahun untuk Ahli Muda yang
dibuktikan dengan surat pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam
bidang rancang kota, sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang
Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi dan dibuktikan dengan
sertifikasi yang diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi dibidangnya dan surat
pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang rancang kota.
Ahli Rancang Kota/Arsitektur memiliki tugas melakukan pengumpulan data dan
melakukan kajian desain tata kota, estetika dalam pembangunan kota, dan kajian
mengenai tata letak atau zonasi yang efektif dalam suatu kota yang akan menjadi
masukan bagi perencanaan infrastruktur dan pengembangan kawasan
perkotaan. Sebagai anggota tim, Ahli Rancang Kota/Arsitektur bertanggungjawab
terhadap pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi perkotaan yang
menjadi lokasi kajian, pengolahan dan analisis data perkotaan, dan penyampaian
laporan hasil analisis perkotaan kepada Ketua Tim.
d. Ahli Geodesi
Merupakan Sarjana lulusan Teknik Geodesi berijazah S1 Geodesi dengan
pengalaman paling sedikit 3 Tahun yang dibuktikan dengan sertifikasi di
bidangnya yang diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi di bidangnya dan surat
pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang pemetaan.
Ahli Geodesi/Pemetaan memiliki tugas untuk melakukan pengumpulan data dan
melakukan kajian mengenai kenampakan topografi, geomorfologi, dan tutupan
lahan, serta penyajian peta yang akan menjadi dasar bagi perencanaan
infrastruktur dan pengembangan kawasan perkotaan. Sebagai anggota tim, Ahli
Geodesi bertanggungjawab terhadap pengumpulan data dan informasi mengenai
kondisi topografi, geomorfologi, dan tutupan lahan, melakukan analisis hasil
survei untuk Menyusun peta lokasi kajian, serta penyampaian laporan hasil
analisis kepada Ketua Tim.
e. Ahli Perikanan
Merupakan sarjana lulusan bidang Perikanan, berijazah minimal S1 bidang
Perikanan dengan pengalaman paling sedikit 3 Tahun bulan.
Ahli Perikanan memiliki tugas melakukan pengumpulan data dan melakukan
kajian dan memecahkan masalah terkait perikanan yang akan menjadi masukan
bagi perencanaan infrastruktur dan pengembangan blue economy sektor
perikanan yang mayoritas menjadi basis di Kepulauan Maluku. Serta kondisi
ekonomi hasil perikanan, pengolahan dan analisis pemasaran hasil kelautan dan
perikanan untuk penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan di dalam
maupun di luar negeri dan penyampaian laporan hasil analisis kepada Ketua Tim.
f. Ahli Ekonomi
Merupakan sarjana lulusan Ekonomi atau Ekonomi Pembangunan, berijazah
minimal S1 Ekonomi atau S1 Ekonomi Pembangunan dengan pengalaman paling
sedikit 3 Tahun /S1 Ekonomi Pembangunan dengan pengalaman paling sedikit 3
Tahun.
Ahli Ekonomi memiliki tugas melakukan pengumpulan data dan melakukan kajian
mengenai skema pembiayaan infrastruktur dan kajian mengenai investasi dalam
pembangunan infrastruktur perkotaan yang akan menjadi masukan bagi
perencanaan infrastruktur dan pengembangan kawasan perkotaan. Sebagai
anggota tim, Ahli Ekonomi bertanggungjawab terhadap pengumpulan data dan
informasi mengenai kondisi ekonomi regional dalam suatu perkotaan dan wilayah
sekitarnya, pengolahan dan analisis data ekonomi regional, skema pembiayaan
dan investasi pada pembangunan infrastrukturnya dan penyampaian laporan
hasil analisis ekonomi perkotaan kepada Ketua Tim.
Adapun kualifikasi tenaga sub-profesional adalah sebagai berikut:
a. Asisten Ahli Perencanaan Wilayah Kota
Merupakan sarjana lulusan jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
(PWK), berijazah minimal S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
(PWK)/Planologi dengan pengalaman paling sedikit 12 (Dua belas) bulan yang
dibuktikan dengan surat pengalaman kerja pada bidang perencanaan wilayah,
sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk
Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
Asisten Ahli Perencanaan Wilayah Kota memiliki tugas membantu Tenaga Ahli
PWK melakukan pengumpulan data kewilayahan dan melakukan kajian mengenai
kondisi eksisting dan pengembangan kawasan perkotaan serta penyampaian
laporan hasil analisis kepada Ketua Tim.
b. Asisten Ahli Pemprograman Infrastruktur Wilayah
Merupakan sarjana lulusan jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
(PWK), berijazah minimal S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
(PWK)/Planologi dengan pengalaman paling sedikit 12 (Dua belas) bulan yang
dibuktikan dengan surat pengalaman kerja pada bidang perencanaan wilayah,
sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk
Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
Asisten Ahli Pemprograman Infrastruktur Wilayah memiliki tugas membantu
Tenaga Ahli PWK melakukan pengumpulan data eksisting infrastruktur
kewilayahan dan infrastruktur perkotaan serta infrastruktur di Kawasan Strategis.
Selain itu Asisten Ahli Pemprograman Infrastruktur Wilayah memberikan masukan
analisis kepada Ketua Tim terkait rencana aksi program pembangunan
infrastruktur PUPR dan Non-PUPR.
c. Asisten Ahli Rancang Kota/Arsitektur
Merupakan sarjana lulusan jurusan Arsitektur/Rancang Kota, berijazah minimal
S1 Arsitektur/S1 Rancang Kota dengan pengalaman paling sedikit 12 (Dua belas)
bulan yang dibuktikan dengan surat pengalaman kerja pada bidang penyusunan
bahan komunikasi visual dan desain grafis, sesuai Keputusan Menteri PUPR
Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi.
Asisten Ahli Rancang Kota/Arsitektur bertanggungjawab untuk membantu
Tenaga Ahli Rancang Kota/Arsitektur mengumpulkan bahan mentah untuk
membuat videografis dan infografis, melakukan pengolahan bahan sehingga
menghasilkan videografis dan infografis yang menarik dan informatif, serta
penyampaian laporan hasil analisis kepada Ketua Tim.
d. Asisten Ahli Keterpaduan Infrastruktur Wilayah
Merupakan sarjana lulusan jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
(PWK)/Planologi, berijazah minimal S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
(PWK)/Planologi dengan pengalaman paling sedikit 12 (Dua belas) bulan yang
dibuktikan dengan surat pengalaman kerja pada bidang perencanaan wilayah,
sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk
Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
Asisten Ahli Keterpaduan Infrastruktur Wilayah memiliki tugas membantu Tenaga
Ahli PWK melakukan pengumpulan data kajian keterpaduan infrastruktur
kewilayahan dan kesenjangan infrastruktur wilayah kepada Ketua Tim.

e. Asisten Ahli Pemetaan Wilayah


Merupakan Sarjana lulusan Geografi/Teknik Geodesi, berijazah S1 Geografi/S1
Teknik Geodesi dengan pengalaman paling sedikit 12 (Dua belas) bulan yang
dibuktikan dengan sertifikasi di bidangnya yang diakui oleh LPJK dan/atau
asosiasi di bidangnya dan surat pengalaman kerja pada penanganan kegiatan
dalam bidang pemetaan.
Asisten Ahli Pemetaan Wilayah memiliki tugas untuk membantu Tenaga Ahli
Geodesi/Pemetaan dan Tenaga Ahli PWK bertanggungjawab membantu
pengumpulan data dan informasi, serta kajian mengenai kondisi topografi,
geomorfologi, tutupan lahan, melakukan analisis hasil survei untuk menyusun
peta lokasi kajian, serta penyajian peta yang akan menjadi dasar bagi
perencanaan infrastruktur dan pengembangan kawasan perkotaan kepada Ketua
Tim.
f. Asisten Ahli Kebijakan dan Manajemen Wilayah
Merupakan sarjana lulusan jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
(PWK)/Planologi, berijazah minimal S1 Pengembangan Wilayah/S1 Perencanan
Wilayah Kota/ S1 Manajemen Pembangunan/S1 Kebijakan Publik dengan
pengalaman paling sedikit 12 (Dua belas) bulan yang dibuktikan dengan surat
pengalaman kerja pada bidang perencanaan wilayah, sesuai Keputusan Menteri
PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga
Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi.
Asisten Ahli Kebijakan dan Manajemen Wilayah memiliki tugas membantu
Tenaga Ahli PWK melakukan kajian skenario pengembangan wilayah, prioritisasi
dan pentahapan pengembangan wilayah Kepulauan Maluku kepada Ketua Tim.
g. Asisten Ahli Ekonomi
Merupakan sarjana lulusan jurusan ekonomi wilayah/ekonomi pembangunan,
berijazah minimal S1 Ekonomi Wilayah/Ekonomi Pembangunan dengan
pengalaman paling sedikit 12 (Dua belas) bulan yang dibuktikan dengan surat
pengalaman kerja pada bidang perencanaan wilayah, sesuai Keputusan Menteri
PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga
Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi.
Asisten Ahli Ekonomi memiliki tugas membantu Tenaga Ahli Ekonomi melakukan
pengumpulan data ekonomi kewilayahan dan melakukan kajian mengenai kondisi
eksisting dan pengembangan ekonomi kawasan perkotaan serta penyampaian
laporan hasil analisis kepada Ketua Tim.

VI. TIPE PELAKSANAAN KEGIATAN


Pekerjaan ini dilaksanakan secara kontraktual dengan jenis jasa konsultansi.

VII. METODOLOGI
Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini antara lain:
1. Desk Study
Metode desk study yaitu cara pengumpulan data dan informasi melalui
pemeriksaan dan analisis data dan informasi yang menggunakan data sekunder,
baik berupa dokumen-dokumen data, hasil studi terdahulu, dan peraturan
perundang-undangan baik yang diperoleh dalam bentuk buku maupun hasil
pencarian di internet.
2. Rapat Pembahasan Laporan
Rapat pembahasan laporan meliputi pembahasan Laporan Pendahuluan, Laporan
Antara, Laporan draft Akhir dan Laporan Akhir sesuai kemajuan pekerjaan.
Pembahasan laporan dilakukan bersama antara Tim Konsultan dan Tim Supervisi
dengan mengundang pembahas dari internal maupun eksternal Kementerian
PUPR.
3. Rapat Koordinasi
Rapat Koordinasi lebih dimaksudkan untuk menggali informasi, pandangan, saran,
masukan, pemikiran dengan fokus dari berbagai stakeholder, pakar, kelompok
masyarakat mengenai suatu masalah. Untuk menyelenggarakan Rapat Koordinasi
perlu mengundang narasumber pakar, pemerintah pusat, pemerintah daerah.
2. FGD (Focus Group Discussion)
FGD dimaksudkan untuk menjaring masukan dan arahan sesuai dengan bidang
keahlian Narasumber dan peserta FGD.
3. Pengumpulan Data Sekunder
Pelaksanaan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan metode kunjungan ke
instansi Pemerintah dan Swasta baik pusat maupun daerah berdasarkan hasil
identifikasi stakeholder. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui:
a. Pengumpulan data sekunder pada berbagai instansi terkait;
b. Pengumpulan data primer untuk melengkapi ketersediaan data sekunder;
c. Pengumpulan dokumen kebijakan/kajian terdahulu terkait pekerjaan serupa;
d. Pengolahan dan penstrukturan data, serta penyajian dalam format yang
menarik seperti grafik (chart), peta, dan infografis.
4. Pengumpulan Data Primer Infrastruktur melalui Field Study
Pelaksanaan pengumpulan data primer dilakukan dengan mengunjungi lokasi
kawasan dan infrastruktur utama kawasan perkotaan dengan melakukan
pengambilan gambar foto dan gambar video, pencatatan koordinat lokasi kawasan
kumuh perkotaan, infrastruktur, dan kawasan prioritas menggunakan GPS, dan
wawancara dengan stakeholder setempat untuk.
a. Infrastruktur Jalan dan Jembatan khususnya yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat;
b. Infrastruktur Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai khususnya yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat;
c. Infrastruktur Permukiman, termasuk kawasan kumuh perkotaan yang
ditetapkan dalam SK Bupati/Walikota;
d. Perumahan Umum.
e. Informasi yang diperoleh untuk tiap infrastruktur adalah informasi umum,
spesifikasi umum, kondisi umum, dan lokasi point GPS.
5. Pengumpulan Data Primer Infrastruktur Prioritas
Kegiatan yang dilakukan yaitu Survei Pemetaan Sosial Ekonomi Lingkungan
berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2013
tentang Pedoman Pemetaan Sosial Ekonomi Lingkungan Bidang Pekerjaan Umum
yang meliputi kegiatan persiapan pemetaan, pelaksanaan pemetaan, dan
penyajian peta.
6. Pengadaan dan Pengolahan Citra Satelit
Citra satelit diperoleh dari LAPAN dan pengolahan citra peta dengan ketelitian
mendekati 1:50.000 s.d. 1:10.000. Interpretasi dan pengolahan peta citra serta
handling peta dengan ketelitian 1:10.000 pada bagian urban area dapat dilakukan
penyesuaian pada bagian non-urbanarea dengan peta SPOT/ALOS atau
sejenisnya. Pengolahan peta dilakukan untuk menghasilkan peta topografi yang
memuat tutupan lahan, kontur, jaringan infrastruktur, fasilitas. Output dari
pengadaan ini adalah:
a. Peta Mosaic Orthophoto dalam format Georeferenced Raster imagery file:
GeoTIF, TIF atau file compress .ECW; dan
b. Peta Topografi, Tutupan Lahan dan Infrastruktur Utama dalam format
shapefile.
7. Pengadaan dan Pengolahan Peta Rupa Bumi
Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) bisa diperoleh di dengan mengunduh di
http://tanahair.indonesia.go.id menyediakan fasilitas download peta RBI skala 25K,
50K dan 250K. Untuk seluruh Pulau Jawa sudah tercover oleh peta dengan skala
1 : 25.000. Sementara pulau di luar jawa baru tercover peta dengan skala 1 : 50.000
dan 1:250.000. Tema peta RBI yang dapat didownload melalui portal
http://tanahair.indonesia.go.id meliputi Utilitas, Penutupan Lahan, Transportasi,
Hidrografi, Toponimi, Lingkungan Terbangun dan Hipsografi. Untuk Garis Pantai
dan Batas Wilayah hanya tercover pada skala 1:250.000.
8. Pengadaan Peta Udara (Aerial Mapping), Foto Udara (Aerial Photography), dan
Video Udara (Aerial Videography) pada Kawasan Prioritas Urban Redevelopment.
Pengadaan Peta Udara (Aerial Mapping) dilakukan menggunakan teknik foto udara
atau fotogrametri menggunakan wahana Pesawat Udara Tanpa Awak / UAV
(Unmenned Aerial Vehicle) atau Drone. Pekerjaan ini menghasilkan Peta
Orthophoto Mosaic dan Peta Garis/Peta Topografi yang detail dengan skala antara
1:500 s.d. 1:1.000 untuk kawasan prioritas. Pengadaan Foto Udara (Aerial
Photography) dan Video Udara (Aerial Videography) digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan animasi bergerak 3 (tiga) dimensi dan visualisasi 3 (tiga) dimensi.
Output pengadaan ini adalah:
a. Print out format *pdf yaitu peta mosaic orthophoto dan peta topografi berikut
kontur interval 1 meter dengan skala disesuaikan dengan ukuran kertas A3.
b. Softcopy data processing meliputi:
a) Laporan Data dan Pengukuran GCP (Ground Control Point) dengan
menggunakan GPS Geodetic;
b) Peta Mosaic Orthophoto dalam format Georeferenced Raster imagery file:
GeoTIF, TIF atau file compress .ECW;
c) Peta Topografi berikut dengan kontur interval 1 meter dalam format file:
.shp dan .dwg; dan
d) Data digital ketinggian DEM (Digital Elevation Model) dalam format file:
.GeoTif atau TIF terdiri dari DSM (Digital Surface Model) dan DTM (Digital
Terrain Model).
11. Pembuatan Peta Digital Sistem Informasi Geografis
Pembuatan peta digital menggunakan software sistem informasi geografis yang
memuat shapefile (view) dan file siap cetaknya (layout). Skala peta yang
digunakan minimal adalah 1:10.000 untuk kawasan perkotaan dan 1:50.000 untuk
wilayah antar kota. Pembuatan peta digital dipadukan antara perolehan data
sekunder, survei GPS untuk infrastruktur, dilengkapi dengan atribut basis data
sesuai dengan data infrastruktur. Peta yang diproduksi sekurang-kurangnya:
a. Peta Wilayah Administrasi;
b. Peta Profil Infrastruktur Jalan dan Jembatan;
c. Peta Profil Infrastruktur Sumber Daya Air;
d. Peta Profil Infrastruktur Permukiman (Cipta Karya);
e. Peta Profil Perumahan;
f. Peta Rencana Infrastruktur PUPR Tahun 2023 dan 2030;
g. Peta Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Tahun 2021;
h. Peta Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Tahun 2022; dan
i. Peta Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Tahun 2022-2030.
Pembuatan peta GIS berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 25/PRT/M/2014 tentang Penyelenggaraan Data dan
Informasi Geospasial Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
12. Penyusunan dan Penyerahan laporan
a. Rencana Mutu Kontrak;
b. Laporan Bulanan;
c. Laporan Pendahuluan;
d. Laporan Antara;
e. Laporan Draft Akhir
f. Prosiding;
g. Laporan Akhir;
h. Album Peta dan Foto Udara Provinsi Maluku Utara dan Maluku;
i. Buku Deluxe Executive Summary Rencana Pengembangan Infrastruktur
Wilayah (RPIW) Provinsi Maluku Utara dan Maluku;
j. DVD Laporan;
k. Eksternal Hardisk 2 Terra.

VIII. KELUARAN DAN PELAPORAN


Laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah:
8.1. Rencana Mutu Kontrak
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2009 tentang
Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum, Rencana Mutu
Kontrak (RMK) adan rencana mutu pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh Penyedia
Jasa merupakan jaminan mutu terhadap tahapan proses kegiatan dan hasil kegiatan
sebagaimana yang dipersyaratkan dalam pekerjaan.
Rencana Mutu Kontrak (RMK) harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sejak setelah ditandatangani kontrak bersamaan dengan penyerahan laporan
pendahuluan sebanyak 3 (tiga) eksemplar. RMK memuat:
1. Cover RMK;
2. Lembar Pengesahan;
3. Sejarah Dokumen;
4. Kebijakan mutu dan sasaran mutu proyek (pekerjaan);
5. Informasi proyek (pekerjaan);
6. Penjelasan Lingkup Proyek (pekerjaan);
7. Lokasi Proyek;
8. Pihak-pihak yang terlibat;
9. Struktur organisasi proyek;
10. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang;
11. Metode kerja pelaksanaan;
12. Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
13. Jadwal tenaga kerja;
14. Jadwal pelaporan;
15. Progress Kerja;
16. Jadwal pengetesan (pembahasan); dan
17. Cash flow.
8.2 Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat uraian kegiatan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa baik
yang dilaksanakan di kantor maupun di luar kantor sesuai dengan jadwal pelaksanaan
kegiatan setiap bulannya. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya setiap
bulan sejak SPMK sebanyak 5 (lima) rangkap, selama 8 (delapan) bulan pekerjaan.
8.3 Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat sekurang-kurangnya: mengenai latar belakang dan
konteks pekerjaan, hasil kajian literatur, teori, kebijakan dan benchmark, profil awal
wilayah pekerjaan, metodologi pelaksanaan pekerjaan, jadwal rencana kerja rinci dan
hasil identifikasi awal stakeholder yang akan terlibat dalam pekerjaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah sejak SPMK dan
mendapatkan persetujuan dalam pembahasan Laporan Pendahuluan dan dibuat
sebanyak 5 (lima) eksemplar dengan ukuran kertas A4 portrait dan beberapa bagian
dapat dilengkapi dengan ukuran kertas A3.
8.4 Laporan Antara
Laporan ini menjelaskan proses dan capaian pelaksanaan uraian kegiatan di
setengah waktu pelaksanaan kegiatan termasuk kajian dan identifikasi:
permasalahan, lokasi, kebijakan dan strategi, serta program-program sektor terkait.
Laporan diserahkan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sejak SPMK dan
mendapatkan persetujuan dalam pembahasan Laporan Antara dan dibuat rangkap
rangkap 5 (lima) eksemplar dengan ukuran kertas A4 portrait dan beberapa bagian
dapat dilengkapi dengan ukuran kertas A3.
8.5 Laporan Draft Akhir
Laporan ini merupakan draft laporan akhir yang menjelaskan keseluruhan proses dan
hasil dari pelaksanaan pekerjaan mulai dari persiapan sampai dengan akhir
pelaksanaan termasuk didalamnya berisikan hasil kebijakan, profil, hasil analisis,
rencana dan program serta desain kawasan prioritas. Laporan Akhir dilengkapi
dengan lampiran perhitungan, dan peta dalam ukuran A3.
Dokumen ini mencakup rencana skenario pengembangan wilayah dan infrastruktur,
analisis kebutuhan, rencana aksi, monitoring dan evaluasi.

Dokumen ini diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) bulan sejak SPMK diterbitkan


sebanyak 5 (lima) dokumen dengan ukuran kertas A4 portrait dan beberapa bagian
dapat dilengkapi dengan ukuran kertas A3.
8.6 Prosiding
Prosiding merupakan kumpulan hasil pelaksanaan rapat koordinasi, FGD dan
workshop termasuk paparan/makalah narasumber. Prosiding diserahkan selambat-
lambatnya 8 (delapan) bulan sejak SPMK dan dibuat rangkap 5 (lima) dengan ukuran
kertas A4 portrait dan beberapa bagian dapat dilengkapi dengan ukuran kertas A3.
8.7 Laporan Akhir
Laporan ini menjelaskan keseluruhan proses dan hasil dari pelaksanaan pekerjaan
mulai dari persiapan sampai dengan akhir pelaksanaan termasuk didalamnya
berisikan hasil kebijakan, profil, hasil analisis, rencana dan program serta desain
kawasan prioritas. Laporan Akhir dilengkapi dengan lampiran perhitungan, dan peta
dalam ukuran A3. Dokumen ini mencakup skenario pengembangan, analisis
kebutuhan infrastruktur, rencana aksi, monitoring dan evaluasi
Dokumen ini diserahkan selambat-lambatnya 8 (delapan) bulan sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) dokumen dengan ukuran kertas A4 portrait dan
beberapa bagian dapat dilengkapi dengan ukuran kertas A3.
8.8 Buku Deluxe Executive Summary Rencana Pengembangan Infrastruktur
Wilayah (RPIW) Provinsi Maluku Utara dan Maluku
Buku Deluxe Executive Summary merupakan buku ringkas dokumen RPIW untuk
keperluan pimpinan. Buku Deluxe Executive Summary diserahkan selambat-
lambatnya 8 (delapan) bulan sejak SPMK dan dibuat rangkap 10 (sepuluh) eksemplar
untuk masing-masing wilayah perencanaan yang menjadi kajian, menggunakan
kertas berukuran 20 cm x 20 cm dicetak bolak-balik dengan kualitas kertas cetak
minimal art paper atau mate paper 120 gram untuk masing-masing wilayah
perencanaan.
8.8 Album Peta dan Foto Udara di Provinsi Maluku Utara dan Maluku
Album ini berisi hasil cetak peta GIS sekurang-kurangnya memuat peta wilayah
administrasi, peta rencana tata ruang, peta kondisi eksisting kawasan dan
infrastruktur, peta rencana infrastruktur, dan peta program pembangunan infrastruktur
serta foto mosaic orhtophoto hasil pemotretan udara dan pemetaan udara di Provinsi
Maluku dan Maluku Utara.
Album Peta Kawasan dan Foto Udara diserahkan selambat-lambatnya 8 (delapan)
bulan sejak SPMK dan dibuat rangkap sebanyak 5 (lima) eksemplar ukuran kertas A3
untuk masing-masing kawasan di wilayah perencanaan.
8.9 Eksternal Harddisk
Semua materi dan produk pelaporan yang merupakan bagian dari pekerjaan ini
dikumpulkan dalam format softcopy termasuk didalamnya program GIS dan album
foto udara dan di simpan dalam Harddisk dengan kapasitas 2 TB. Eksternal Harddisk
diserahkan selambat-lambatnya 8 (delapan) bulan setelah SPMK sebanyak 1 (satu)
buah.

IX. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN


Semua bentuk data, gambar, dokumen, peta, citra satelit, foto udara, baik hardcopy
maupun softcopy, eksternal hardisk atau peralatan lainnya yang digunakan selama
pekerjaan, dengan terbitnya kontrak tersebut menjadi hak milik pemberi pekerjaan
yakni Satuan Kerja Pusat Pengembangan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Wilayah III, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah.

X. PRODUKSI DALAM NEGERI


Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam lokasi kegiatan
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

XI. LAIN-LAIN
Hal-hal yang belum diatur dalam KAK ini dan dianggap sangat penting, akan
dilaksanakan sesuai kesepakatan antara pemberi kerja dengan penerima kerja.

XII. KELUARAN/OUTPUT
Output utama dari pekerjaan ini adalah Dokumen Rencana Pengembangan
Infrastruktur Wilayah (RPIW) Provinsi Maluku Utara dan Maluku. Dokumen tersebut
memuat sekurang-kurangnya pendahuluan, arah kebijakan, sasaran dan target
jangka Panjang, profil wilayah, profil dan kinerja infrastruktur, isu strategis, skenario
pengembangan, analisis kebutuhan, rencana aksi, monitoring dan evaluasi.

Jakarta, Januari 2022


Pejabat Pembuat Komitmen,
Satker Pusat Pengembangan Infrastruktur
PUPR Wilayah III, BPIW

Erwin Adhi Setyadhi, ST. MT.


NIP. 197402052001121002

You might also like