Professional Documents
Culture Documents
Paraprase Proposal Nur Aitun 08-6
Paraprase Proposal Nur Aitun 08-6
Paraprase Proposal Nur Aitun 08-6
UNTUK
PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DI BIMA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Bima dan Kabupaten Bima memiliki dua waktu salat yang berbeda
meskipun keduanya masih berada pada satu lingkaran geografis kota Bima.
Perbedaan antara dua waktu salat ini Kota Bima lebih awal untuk waktu salat nya
dari pada kabupaten Bima sehingga ada perbandingan penentuan waktu salat nya.
Untuk waktu salat Subuh di kota Bima jam 04:54 sedangkan waktu salat Subuh di
kabupaten Bima jam 04:55, untuk waktu salat Dzuhur di Kota Bima jam 12:21
sedangkan waktu salat Dzuhur di Kabupaten Bima jam 12:21, untuk waktu salat
Ashar di kota Bima jam 15:23 sedangkan waktu salat di Kabupaten Bima jam
15:24, untuk waktu salat Magrib di kota Bima jam 18:29 sedangkan waktu salat
Magrib di kabupaten Bima jam 18:29, untuk waktu salat Isya di kota Bima jam
19:38 sedangkan waktu salat Isya di kabupateng Bima jam 19:39. Ke dua waktu
salat ini sudah terlihat perbedaan waktu salat nya. Dan jarak geografis antara Kota
Bima dan Kabupaten Bima yaitu (185,7 km) sehingga adanya perbedaan
penentuan waktu salat nya.1
Suatu tempat di Bumi yang terletak pada garis bujur yang berbeda, akan
memiliki waktu yang berbeda pula, adapun yang dimaksud waktu salat dalam
pengertian hisab ialah awal masuknya waktu salat. Waktu salat yang ditentukan
berdasarkan posisi matahari yang di ukur dari suatu tempat di muka bumi.
Menghitung waktu salat pada hakikatnya menghitung posisi matahari sesuai
dengan kriterial yang di tentukan2.
Sholat subuh bisa menggunakan hisab. Ketika hisab digunakan untuk tujuan
pengaturan waktu, misalnya, ini mengacu pada perhitungan pergerakan benda
langit untuk menentukan posisinya pada saat yang diinginkan. Akibatnya, jika
hisab digunakan untuk menentukan posisi matahari pada bola langit pada waktu
tertentu, itulah yang dimaksud. Menghitung kapan matahari akan berada pada
1
Muhammad Hadi Bashori, pengantar ilmu falak (Jakarta timur:pustaka Al-kautsar, 2015),9.
2
Ibid., 145.
2
posisinya pada waktu-waktu shalat merupakan inti dari memperkirakan waktu-
waktu shalat.3
Diantara metode-metode dalam menentukan awal waktu salat menggunakan
garis edaran matahari atau menggunakan bayang-bayang sama panjang dengan
bendanya, saat terbenam nya dan saat hilangnya mega merah, saat terbitnya fajar
dan saat terbenam nya matahari. Saat menentukan awal waktu Salat tentu
menggunakan titik koordinat geografis dari suatu lokasi sehingga bisa mendapat
kan keaksaraan awal waktu Salat yang sesuai dengan lokasi yang di inginkan, titik
koordinat geografis merupakan keberadaan suatu lokasih atau daerah yang telah di
tentukan dengan simbol.
3
Badan Hisab Dan Rukyah Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyat (Jakarta: proyek
Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1981), h. 60.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa persamaan dan perbedaan penentuan awal waktu salat antara Kota
Bima dan Kabupaten Bima?
2. Bagaimana tinjauan astronomisa geografis penentuan awal waktu salat
antara kabupaten Bima dan kota Bima yang menggunakan titik
koordinat gografis Di Bima Nusa Tenggara Barat (NTB)?
4
Membahas tentan penentuan awal waktu salat antara Kota Bima dan
Kabupaten Bima.
2. Setting penelitian Bima Nusa Tenggara Barat (NTB). Peneliti mengambil
lokasi tersebut karena tempat ini terdapat data yang cukup akurat dan valid
untuk mendukung penelitian ini terkait dengan peran penentuan awal waktu
salat antara Kota Bima dan Kabupaten Bima.
5
E. Telaah Pustaka
Setelah penelitian melakukan penelusuran, ada beberapa penelitian dari luar
yang memiliki kemiripan dengan topik penelitian ini, meskipun memiliki titik
fokus penelitian yang sama pada setiap penelitiannya. Dari beberapa telaah
pustaka pembanding dapat di uraikan sebagai berikut:
Pertama, mengkaji judul buku Astronomi yang digunakan Fatmawati untuk
mendefinisikan jam-jam shalat. Berdasarkan undang-undang tersebut, ia
menghitung tinggi matahari dalam pembahasan waktu shalatnya sehingga bisa
dijadikan dasar perhitungan waktu shalat. Ia juga menghitung waktu terbit
matahari sebagai dasar penentuan waktu shalat. Ia meliput waktu-waktu shalat
secara umum dalam penjelasan buku Astronomi yang ditemukan Fatmawati.
Selama ini, masyarakat setempat masih memilih untuk berdoa pada waktu-waktu
tertentu sesuai dengan cara-cara lama dalam melakukan tirakat.
kedua Dengan judul analisis metode astronomi Al-qotru dengan metode
Qotrun Nada untuk menghitung awal waktu sholat. yang ditemukan M. Maimuna.
Karena memasukkan perhitungan trigonometri dan data astronomi, maka metode
hisab dalam kitab Qotrum Nada dikategorikan sebagai metode hisab haqiqi.
Pendekatan Al-Qotru Nada sama dengan temuan penelitian M. Maimuna dalam
mencari awal waktu shalat dengan menggunakan kitabnya sendiri untuk
menghasilkan waktu yang tepat dalam kitab Astrologi. Waktu sholat akan
bervariasi tergantung pada garis bujur. Kajian ini menjelaskan bagaimana
memulai waktu sholat berdasarkan kitab suci tertentu secara detail. Perbedaan
antara penelitian ini.4
kajian ketiga, saadoe'ddin Djambek, dalam menetapkan awal waktu shalat,
arah kiblat, dan awal bulan qomariah di Indonesia. Yang ditemukan Miqdad
Rikane adalah Saadoe'ddin mencoba membangun sistem baru, yaitu teori
trigonometri bola (spherical trigonometri), untuk menentukan awal waktu shalat,
arah kiblat, dan awal bulan di Indonesia. Metode yang digunakan untuk
menentukan waktu sholat pertama dapat dikategorikan sebagai metode
kontemporer karena memperhitungkan terbit dan terbenamnya matahari.
Berdasarkan kajian literatur di atas, ada beberapa teknik yang digunakan
untuk menetapkan awal waktu sholat dengan berbagai pendekatan, namun
penelitian ini belum menemukan informasi khusus mengenai penetapan awal
4
Ibid., 145
6
waktu sholat di Kota Sengkang dengan menggunakan teknik tradisional dan
modern. Oleh karena itu, penelitian ini tertarik untuk menganalisis secara
mendalam bagaimana cara menentukan awal waktu shalat baik dengan metodologi
tradisional maupun modern.5
Analisis metode penggunaan jam untuk menetapkan waktu sholat pertama di
Pondok Pesantren Hudayatul Mubtadi-ein Kalibening menjadi topik penelitian
keempat. Imam Safrudy tampil. Iman Safrudy mengatakan, Pondok Pesantren
Hidayatullah Mubtadi-ein di Salatiga menggunakan jam bancet untuk menentukan
awal waktu sholat dengan mengamati bayangan matahari pada dial. Anda dapat
menatap langsung ke bayangan gnomon di sekitar dial bencet untuk menentukan
awal siang, jadi penelitian telah menunjukkan bahwa perbedaan di antara
keduanya terletak pada metode penentuan awal waktu sholat serta di lokasi yang
berbeda.6
Dalam studi pustaka tersebut di atas terdapat beberapa pendekatan
yang menggunakan berbagai teknik, namun penelitian belum menemukan secara
khusus mengenai penetapan awal waktu shalat dengan menggunakan teknik yang
sama dengan yang digunakan penelitian dalam menetapkan awal waktu shalat di
kota Sangkang. Akibatnya, para sarjana tertarik untuk meneliti secara menyeluruh
bagaimana menentukan awal waktu sholat dengan menggunakan teknik tradisional
dan modern.
5
Hudatul mubtadi
6
Hidayatullah Mumtadi-ein
7
F. Kerangka Teori
1. Teori Studi
Studi dan integratif adalah akar dari kata "studi integratif". Studi
digunakan untuk merujuk pada semua jenis pekerjaan akademik, termasuk
penelitian ilmiah. 1 Sedangkan kata integrasi merupakan sumber integratif.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi berarti penyatuan
menjadi satu kesatuan atau kesatuan yang utuh atau terhubung. 2 Studi
yang menggunakan strategi analitis atau pendekatan terpadu dan terpadu
disebut sebagai studi integratif. menggabungkan dua konsep yang masih
digunakan dalam pembelajaran secara dikotomis.
Dengan menyatukan, menghubungkan, atau mengaitkan bahan kajian
sehingga tidak ada yang berdiri sendiri atau terbagi, kajian integratif
mempersatukan, menghubungkan, atau menghubungkan materi kajian agar
dapat menawarkan isi kajian secara terpadu.
2. Teori Analisis
Menurut KBBI, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
(karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).
Kemudian Menurut Komarudin (2001), analisis adalah aktivitas
berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen-
komponen kecil sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen,
hubungan masing-masing komponen, dan fungsi setiap komponen dalam
satu keseluruhan yang terpadu.
KBBI mendefinisikan analisis sebagai pemeriksaan terhadap suatu
kejadian (tulisan, perbuatan, dan lain-lain) untuk memastikan keadaan
yang sebenarnya (sebab, keadaan, dan lain-lain).7 Penyelidikan atau usaha
untuk mengamati ini tentunya memiliki fungsi dan tujuan, yaitu:
7
Encup supriana, Hisap rukyat dan aplikasinya (bandung: PT Refika Aditama , 2007),
8
lanjut terhadap berbagai data yang dikumpulkan dari berbagai
sumber.
3. Pilih solusi alternatif untuk masalah ini dan beri peringkat solusi
terbaik untuk mendapatkan kesiapan terbaik untuk kebutuhan
Anda.
9
(Jumhur Ulama') diartikan sebagai ucapan dan perbuatan yang diawali
dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam sesuai dengan
kondisi tertentu. Beberapa Ulama 'Hanbali menawarkan interpretasi
yang berbeda, mengklaim bahwa Salat adalah kata untuk rutinitas yang
melibatkan berdiri, rukuk, dan sujud berulang kali. Nama "doa tengah
hari" mengacu pada doa pertama yang dilakukan malaikat Jibril di
depan pintu setiap hari, dan masing-masing dari doa lima waktu
memiliki sejarah dan terminologinya sendiri.
9
Ahmad musonnif,Ilmu Falak metode hiab awal waktu salat , ara kiblat, hisab urfi, dan hisab
haqiqi awal bulan (Yogyakarta : teras, 2011),58.
10
Encup supriana, hisabrukyat dan aplikasinya (bandung: PT Refika aditama, 2007),
10
matahari dan sebelum terbenamnya, dan bertasbihlah pada
tengah malam dan akhir hari, agar kamu merasa tenang." Ayat
terakhir ini menunjukkan apa arti istilah "tasbih".
11
sunnah Rasulullah SAW. Oleh karena itu, dari segi ilmiah
(astronomi), ada beberapa konsep kunci yang harus dipahami
sejak dini, seperti letak matahari, terutama tingginya (h), jarak
zenit (bu'du as-sumti), dan Zm = 90-h. . Jarak zenit matahari
dikaitkan dengan fenomena fajar dini hari (morning twinslight),
matahari terbit (sunrise), matahari melintasi meridian
(kulminasi), matahari terbenam (sunset), dan senja akhir (senja
sore). Dengan kemajuan yang dibuat oleh orang-orang dalam
studi astronomi. 11
12
Barat jika 180° barat London dan Bujur Timur jika 180°
timur. Garis bujur 180 derajat melintasi Alaska, Laut
Bering, dan Selat Bering. Garis Penanggalan
Internasional dibangun sepanjang garis bujur 180° ini.
Simbol garis bujur dalam astronomi sering kali disebut
(lamda).
12
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu falak (Jakarta timur : postaka Al-Kausar, 2015),
131-132
13
matahari, atau 23 26'30 utara ekuator, terjadi pada 22
Juni”.
5. Meridian pass
6. Interpolasi
13
Ahmat musonnif, ilmu falak metode hisab awal waktu salat, arahkiblat hisab urfi dan hisab
haqiqiawal bulan (Yogyakarta: Teras, 2011), 51
14
Metode pengambilan nilai atau harga yang berada
di antara dua nilai lain disebut interpolasi.
7. Ikhtiyar
14
Ibid., 161
15
G. Metode Penelitian
1. Pedekatan penelitian
Dalam penelitian ini penelitian menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitan dan pemahaman berdasarkan
pada metodelogi yang melidiki suatufenomena social dan masalah manusia.
Dalam strategi ini, penelitian menekankan pada karakteristik realitas
yang dikonstruksikan secara sosial; keterkaitan antara penelitian dan proses
dan makna subjek yang diteliti (perspektif subjek) lebih ditekankan dalam
penelitian kualitatif; Landasan dan teori digunakan sebagai pedoman untuk
memastikan fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.15
Sehingga penelitian menggunakan pendeatan kualitatif untuk
mengetahui realita yang ada dilapangan terkait studi analisis titik koordinat
geografis untuk penentuan awal waktu salat di Bima.
2. Kehadiran penelitian
Dalam memperoleh data, penelitian berfungsi sebagai instrument kunci
dan sekaligus sebagai pengumpulan data yang langsung melibatkan diri
dilokasi penelitian. Kehadiran pada lokasi penelitian dilapangan menjadi
segala dalam keseluruhan dilaangan. Kehadiran penelitian ditunjukan bukan
untuk mempenaruhi subjek penelitian, teapi untuk mendapatkan data dan
informasi yang akurat dan valid bahwa keberadaan yang ditliti benar-benar
ada.
3. Kehadiran Penelitian
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari nama data yang dapat
diperoleh. Apabilah penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden yaitu orang yang
merespon atau menjawab pertanyaan peneliti, baik secara tertulis ataupun
secara lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber
data nya bisa berupa gerak , atau proses sesuatu.16
15
Juliansyah Nor, metodelogi penelitian skripsi, tesi, desertasi dan karya ilmiah (Jakarta:
kencana, 2017), H. 3.
16
Suharsimi Arikunto , prosedur penelitian, suatu pendekatan praktik, (Jakarta : PT Rineka
Cipta, 2014), H. 172.
16
Dengan demikian karena peneliti menggunakan tehnik-tehnik yang
telah disebutkan diatas maka menjadi sumber data bagi peneliti adalah
kementrian agama kota Bima dan kemenang di kota Bima.
Terkait sumber data di atas, maka data-data diperoleh peneliti ada dua
kategori yaitu:
a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari
objek yang diteliti. Dengan kata lain dating yang diperoleh
langsung dari lapangan berdasarkan observasi mengenai
gambaran umumlokasi penelitian. Penelitian juga melakukan
wawancara agar mengetahui bagaimana penentuan titik
koordinat geografis awal waktu salat di Bima Nusa Tengara
Barat (NTB).
b. Data sekunder adalah informasi yang peneliti kumpulkan
melalui bahan bacaan dengan fokus yang mirip dengan mereka,
seperti buku, dokumen, dll.17
4. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan tiga metode dalam penyelidikan ini untuk
mengumpulkan data yang mereka butuhkan.
Diantaranya adalah:
a. Observasi
Tes, angket, rekaman foto, dan rekaman surat semuanya dapat
digunakan untuk mengamati karena observasi adalah tindakan
memperhatikan suatu hal dengan seluruh panca inderanya. 18 Peneliti
memiliki observasi persitipan yaitu metode pengumpulan data, peneliti
ikut berparstipasi secara langsung dengan objek penelitian, peneliti hanya
mematikan objek yang diteliti secara langsung. Dengan metode ini peneliti
ingin mendapatkan data terkait penentuan awal waktu salat. Terhadap
peningkatan waktu-waktu salat di kota Bima.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dilakukan
dengan berhadapan langsung dengan yang diwawancarai.wawancara
17
Bagong suyanto dan sutina, metode penelitian social berbagai alternatif pendekatan, (Jakarta:
Kencana, 2007), H. 55.
18
Suharsimi, prosedur, h. 199-200
17
adalah teknik Tanya jawab untuk memperoleh informasi dari responder.19
Diantara beberapa macam wawancara, dalam penelitian menggunakan
jenis wawancara seperti ini agar agar merasa bebas dan trjalin pendekatan
emosional sehingga mudah dalam melakukanpernyataan-pernyataan pada
informasih agar memperoleh data yang benar-benar valid. Dalam
penelitian ini, penelitian melakukan wawancara dengan mentri agama di
Bima, kepala kemenang di Bima Nusa Tenggara Barat (NTB).
c. Dokumentasi
Bagaimana mendapatkan informasi dari sumber-sumber tertulis seperti
arsip, buku-buku tentang teori, pendapat, pernyataan, perundang-
undangan, dan bahan-bahan lain yang relevan dengan kesulitan
penelitian.20 Atau, dengan kata lain, banyak informasi disimpan dalam
materi yang berbentuk dokumen. Sebagian besar informasi disajikan dalam
bentuk surat, catatan harian, kenang-kenangan, laporan, foto, dan film.
Atribut utama data ini adalah kurangnya kendala spasial dan temporal,
yang memungkinkan peneliti untuk mempelajari peristiwa yang terjadi di
masa lalu. Dengan demikian, pendekatan ini merupakan cara peneliti
mengumpulkan data dan informasi dengan cara mencari informasi berupa
catatan, transkrip, atau makalah atau data penting lainnya.
19
Suharsimi, prosedur, h.138.
20
Nurul Zuriah, metodologi penelitian social dan pendidikan teori-aplikasi (Jakarta: PT bumi
askara, 2006), H.191
18
5. Teknik Analisis Data
Berdasarkan hasil pengumpulan data, selanjutnya di ikuti dengan
analisis. Melalui analisis data sangat beraneka ragam dan berjumlah banyak
didapatkan menjadi keterangan empiris yang ringkas dan mudah dimengerti.21
Analisis dta dalam penelitian adalah proses pelacakan dan peraturan secara
sistematis transkip, wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut
agar dapat diinterprestasikan temuannya kepada orang lain.22 Miles dan
Hubermant mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam
menganalisis data penelitian yaitu:
21
Nurul Zuriah, metodologi penelitian social, (malang: universitas muhammadiyah press
2003), H.7
22
Nurul, metodelogi, H. 217.
19
a. Reduksi data
Resuksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan polanya. Data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran jelas dan mudah untuk
melakukan pengumpulan data. Data yang telah direduksi maka selanjutnya
adalah memparkan data. Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi
tersusun, dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.23
b. Penyajian Data
Analisis data, yang digunakan untuk memperdalam pemahaman
tentang kejadian dan sebagai panduan untuk mengambil tindakan
berdasarkan pemahaman dan analisis penyajian data, merupakan tahap
analisis krusial kedua dalam penelitian kualitatif. Sebaiknya menilai atau
mengambil tindakan berdasarkan pemahaman yang dapat diperoleh dari
pemaparan tersebut karena dengan data yang disajikan, kita melihat dan
dapat menangkap apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan yang merupakan hasil penelitian untuk
menjawab topik penelitian berdasarkan temuan analisis data merupakan
kegiatan analisis ketiga.24 Dalam penelitian kualitatif, makna ditentukan
dari pengumpulan data dengan mengidentifikasi pola, penjelasan,
pengaturan yang memungkinkan aliran kasual, dan proposisi. 25
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti melengkapi, mengklarifikasi, dan
menyederhanakan data yang telah diolah di lapangan, meliputi data yang
diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi, sebelum
memberikan kesimpulan berdasarkan data yang telah dianalisis.
23
Imam gunawan, metode penelitian kualitatif teori dan praktek, (Jakarta: sinar grafika offset,
2006), H. 210-211
24
Abid, h.212
25
Emir, metodologi penelitian kualitatif: analisis data, (Jakarta: PT Rajagrafindo prasada,
2012), h.133
20
6. Keabsahan Data
Setelah data terkumpul dan dievaluasi, tahap selanjutnya adalah
menentukan validitasnya, yang dapat dipahami sebagai tingkat kepercayaan
terhadap kemampuan data untuk secara akurat mewakili dunia nyata atau
sebaliknya. Pendekatan inspeksi, seperti kegigihan pengamat, triangulasi,
evaluasi rekan melalui percakapan, dan kecukupan referensi, diperlukan untuk
memastikan validitas data.
a. Meningkatkan ketekunanan
Berarti melakukan penelitian lebih cermat dan berkesenambungan,
dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat
direkam secara pasti dan sistematis.
b. Tringulasi
Teknik pemeriksaan keabsahan data memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data untuk keperluan pengecek kan atau atau sebagai perbandingan
terhadap data tersebut. Tringulasi data dalam penelitian bertujuan untuk
mengecek keabsahan data tertentu dengan membandingkan data tertentu
yang diperoleh dari sumber lain.
c. Pembahasan dengan teman sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara merespon hasil penelitian dengan
cara diskusi dengan teman sejawat, dosen pembimbing, atau dengan
seseorang yang ahli. Dengan cara demikian, peneliti berusaha mencari
kelemahan taksiran yang kurang jelas, keraguan terhadap data yang
ditemukan.
d. Kecukupan referensi
Teknik ini penelitian gunakan bila data diperoleh dari bahan
dokumentasi atau catatan ditemukan dilokasi peneliti perlu diperkuat
dengan dokumen dan catatan referensi lain dari hasil penelitian terdahulu.
Dengan menambahkan referensi penelitian mengecek kembali keabsahan
data dan informasi yang diperoleh dilokasi penelitian.
21
H. Sistematika Pembahasan
1. Bagian awal, meliputi: halaman sampul, halaman judul, persetujuan
pembimbing, pernyataan keaslian skripsi, pengesahan dewan penguji, halaman
motto, halaman persembahan, pedoman transliterasi, kata pengantar, daftar isi,
daftar gambar (bila ada), daftar table (bila ada)dan abstrak.
2. Bagian isi meliputi:
Bab II merupakan paparan data, dibagian ini diungkapkan seluruh data dan
temuan peneliti.
Bab IV merupakan penutup, pada bagian ini akan termuat kesimpulan dan saran
penelitian.
3. Bagian akhir meliputi: Daftar pustakaan, daftar lampiran dan daftar riwayat
hidup penulis.
22
LAMPIRAN 1
Kabupaten Bima
Hari Tgl Imsak Subuh Terbit Dzuhur Ashar MagribIsya
1 1/03 04:44 04:54 06:07 12:21 15:24 18:29 19:39
2 2/03 04:44 04:54 06:07 12:21 15:24 18:29 19:38
3 3/03 04:44 04:54 06:07 12:21 15:25 18:28 19:38
4 4/03 04:44 04:54 06:07 12:21 15:25 18:28 19:37
5 5/03 04:44 04:54 06:07 12:21 15:25 18:27 19:37
6 6/03 04:44 04:54 06:07 12:20 15:26 18:27 19:36
7 7/03 04:44 04:54 06:07 12:20 15:26 18:26 19:36
8 8/03 04:44 04:54 06:07 12:20 15:26 18:26 19:35
9 9/03 04:44 04:54 06:07 12:20 15:27 18:25 19:34
10 10/03 04:45 04:55 06:07 12:19 15:27 18:25 19:34
11 11/03 04:45 04:55 06:07 12:19 15:27 18:24 19:33
12 12/03 04:45 04:55 06:07 12:19 15:27 18:24 19:33
13 13/03 04:45 04:55 06:07 12:19 15:28 18:23 19:32
14 14/03 04:45 04:55 06:07 12:18 15:28 18:23 19:32
15 15/03 04:45 04:55 06:07 12:18 15:28 18:22 19:31
16 16/03 04:45 04:55 06:07 12:18 15:28 18:22 19:31
17 17/03 04:45 04:55 06:07 12:18 15:28 18:21 19:30
18 18/03 04:45 04:55 06:07 12:17 15:29 18:21 19:30
19 19/03 04:45 04:55 06:06 12:17 15:29 18:20 19:29
20 20/03 04:45 04:55 06:06 12:17 15:29 18:20 19:28
21 21/03 04:45 04:55 06:06 12:17 15:30 18:20 19:28
22 22/03 04:44 04:54 06:06 12:16 15:30 18:19 19:28
23 23/0304:44 04:54 06:06 12:16 15:29 18:18 19:27
24 24/03 04:44 04:54 06:06 12:15 15:29 18:18 19:26
25 25/0304:44 04:54 06:06 12:15 15:29 18:17 19:26
26 26/03 04:44 04:54 06:06 12:15 15:29 18:17 19:25
27 27/0304:44 04:54 06:06 12:15 15:29 18:16 19:25
28 28/03 04:44 04:54 06:06 12:14 15:29 18:15 19:24
29 29/03 04:44 04:54 06:06 12:14 15:29 18:15 19:24
30 30/03 04:44 04:54 06:06 12:14 15:29 18:14 19:23
31 31/03 04:44 04:54 06:06 12:13 15:29 18:14 19:23
Kota Bima
Hari Tgl Imsak Subuh Terbit Dzuhur Ashar MagribIsya
1 1/03 04:43 04:53 06:06 12:21 15:23 18:29 19:38
2 2/03 04:43 04:53 06:06 12:21 15:24 18:28 19:38
3 3/03 04:44 04:54 06:06 12:21 15:24 18:28 19:37
4 4/03 04:44 04:54 06:06 12:20 15:24 18:27 19:37
5 5/03 04:44 04:54 06:06 12:20 15:25 18:27 19:36
6 6/03 04:44 04:54 06:06 12:20 15:25 18:26 19:36
7 7/03 04:44 04:54 06:06 12:20 15:26 18:26 19:35
8 8/03 04:44 04:54 06:06 12:19 15:26 18:25 19:35
9 9/03 04:44 04:54 06:06 12:19 15:26 18:25 19:34
10 10/03 04:44 04:54 06:06 12:19 15:26 18:24 19:33
11 11/03 04:44 04:54 06:06 12:19 15:27 18:24 19:33
23
12 12/03 04:44 04:54 06:06 12:18 15:27 18:23 19:32
13 13/03 04:44 04:54 06:06 12:18 15:27 18:23 19:32
14 14/03 04:44 04:54 06:06 12:18 15:27 18:22 19:31
15 15/03 04:44 04:54 06:06 12:18 15:28 18:22 19:31
16 16/03 04:44 04:54 06:06 12:17 15:28 18:21 19:30
17 17/03 04:44 04:54 06:06 12:17 15:28 18:21 19:30
18 18/03 04:44 04:54 06:06 12:17 15:28 18:20 19:29
19 19/03 04:44 04:54 06:06 12:16 15:28 18:20 19:29
20 20/03 04:44 04:54 06:06 12:16 15:28 18:19 19:28
21 21/03 04:44 04:54 06:06 12:16 15:29 18:19 19:28
22 22/03 04:44 04:54 06:06 12:16 15:29 18:19 19:27
23 23/03 04:44 04:54 06:06 12:15 15:29 18:18 19:26
24 24/03 04:44 04:54 06:06 12:15 15:29 18:17 19:26
25 25/03 04:44 04:54 06:06 12:15 15:29 18:17 19:25
26 26/03 04:44 04:54 06:06 12:14 15:29 18:16 19:25
27 27/03 04:44 04:54 06:06 12:14 15:29 18:16 19:24
28 28/03 04:44 04:54 06:05 12:14 15:29 18:15 19:24
29 29/03 04:44 04:54 06:05 12:14 15:29 18:14 19:23
30 30/03 04:43 04:53 06:05 12:13 15:29 18:14 19:23
31 31/03 04:43 04:53 06:05 12:13
24
Lampiran 2
25