Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 46

" PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOK DALAM

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BERSUCI DARI NAJIS


DAN HADAS DI MTS AL-MUSADDADIYAH GARUT"

Penelitian Tindakan Kelas


(PTK)

Disusun oleh : Sumpena Resmana,S.Pd


NIM : 5232110849

PROGRAM PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2023


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh penggunaan metode diskusi


kelompok dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas di
Kelas VII MTs Al-Musaddadiyah Garut. Metode diskusi kelompok dipilih sebagai
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada interaksi aktif antara siswa, sehingga
diharapkan dapat mendorong pemahaman yang lebih baik terhadap konsep Bersuci dari .
Penelitian dilakukan melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dengan melibatkan 25 siswa
kelas VII sebagai subjek penelitian. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan
masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Data penelitian diperoleh melalui tes tulis yang dirancang khusus untuk mengukur
pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas sebelum dan setelah penerapan
metode diskusi kelompok. Selain itu, observasi kelas, wawancara, dan catatan lapangan juga
digunakan untuk memperoleh data kualitatif tentang respon siswa dan proses pembelajaran
yang terjadi selamai mplementasi metode diskusi kelompok.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok secara


signifikan meningkatkan pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas. Pada awal
penelitian, sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep yang
terkait dengan Bersuci dari najis dan hadas. Namun, setelah penerapan metode diskusi
kelompok, terjadi peningkatan yang signifikan dalam pemahaman siswa. Hal ini terlihat dari
peningkatan rata- rata skor tes tulis siswa pada setiap siklus penelitian.
Selain itu, observasi kelas dan wawancara dengan siswa juga mengungkapkan
perbaikan dalam interaksi siswa selama diskusi kelompok. Siswa terlibat aktif dalam berbagi
pendapat, bertukar ide, dan saling membantu dalam memahami konsep tentang Bersuci dari
najis dan hadas. Mereka juga menunjukkan peningkatan kemampuan dalam menyampaikan
pemikiran dan argumentasi mereka dengan lebih terstruktur dan terorganisir.

Dalam kesimpulannya, metode diskusi kelompok terbukti efektif dalam meningkatkan


pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas di Kelas VII MTs Al-Musaddadiyah
Garut . Penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi guru dan pendidik dalam memperkaya
metode pembelajaran agama yang dapat meningkatkan pemahaman siswa. Disarankan kepada
guru untuk menggunakan metode diskusi kelompok sebagai alternatif dalam mengajar
konsep- konsep agama yang kompleks seperti Materi Bersuci dari najis dan hadas. Penelitian
ini juga menyarankan adanya penelitian lebih lanjut dengan jumlah subjek yang lebih besar
dan di sekolah-sekolah lain untuk memperluas generalisasi hasil penelitian.

Kata kunci: Metode diskusi kelompok, Pemahaman siswa, Bersuci dari najis dan hadas,
Penelitian tindakan kelas (PTK), MTs Al-Musaddadiyah Garut.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan judul
"Penggunaan Metode Diskusi Kelompok dalam MeningkatkanPemahaman Siswa tentang
Bersuci dari najis dan hadas di Kelas VII MTs Al-Musaddadiyah Garut ".
Penelitian ini disusun sebagai tindak lanjut dari kepedulian kami terhadap pembelajaran
Fikih, khususnya pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas. Tujuan utama kami
adalah meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami Bersuci dari najis dan hadas
melalui penggunaan metode diskusi kelompok yang interaktif dan kolaboratif.
Dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penelitian ini.
Terima kasih juga kepada Kepala MTs Al-Musaddadiyah Garut yang telah memberikan izin
dan kerjasama dalam melaksanakan penelitian di sekolah ini.
Tak lupa juga, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dewan guru, rekan
sejawat, serta staf TU yang telah memberikan dukungan dan saran berharga selama proses
penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini. Kontribusi dan kerjasama dari semua pihak sangat
berarti bagi kelancaran pelaksanaan penelitian ini.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada para siswa yang menjadi subjek
penelitian. Partisipasi dan kesediaan mereka untuk terlibat dalam kegiatan penelitian ini
memberikan kontribusi yang luar biasa dalam menentukan keberhasilan penelitian ini.
Kami menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami sangat terbuka untuk menerima masukan dan saran yang konstruktif guna perbaikan
dan pengembangan penelitian ini di masa yang akan datang.
Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat yang baik, khususnya dalam
meningkatkan pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas. Kami berharap
penelitian ini juga dapat menjadi sumbangsih kecil kami dalam pengembangan pendidikan
Fikih di Madrasah ini.
Garut, Agustus
2023Peneliti

Ttd.

Sumpena Resmana,S.Pd
DAFTAR ISI

Abstrak .............................................................................................................................. i
Kata Pengantar .................................................................................................................. ii
Daftar isi ........................................................................................................................... iii
BAB 1 Pendahuluan .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian................................................................................................... 3
BAB II Kerangka Teori .................................................................................................... 4
A. Landasan Teori ........................................................................................................ 5
B. Penelitian Terdahulu. ............................................................................................... 6
C. Hipotesis Penelitian (Jika ada) ................................................................................ 6
BAB III Metode Penelitian ............................................................................................... 9
A. Jenis Penelitian ........................................................................................................ 9
B. Variabel Penelitian .................................................................................................. 9
C. Populasi dan Sampel ................................................................................................ 10
D. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 11
E. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis (Jika ada). ...............................................12
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................. 14
A. Hasil Penelitian. ......................................................................................................14
1. Pra Siklus .............................................................................................................. 14
2. Siklus I ................................................................................................................. 15
Tindakan .................................................................................................................. 16
Kegiatan Penutup. ................................................................................................... 17
Refleksi .................................................................................................................... 24
3. Siklus II ............................................................................................................... 25
Kegiatan Awal ......................................................................................................... 26
Kegiatan Penutup ..................................................................................................... 27
Refleksi .................................................................................................................... 31.
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 33
A. Kesimpulan. ........................................................................................................ 33
1. Hasil Penggunaan Metode Diskusi ...................................................................... 33
2. Faktor pendukung dan penghambat ..................................................................... 33.
B. SARAN ............................................................................................................... 34.
1. Bagi Madrasah. .................................................................................................... 34
2. Bagi Guru..............................................................................................................34
3. Bagi Siswa ............................................................................................................ 34
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 35
Lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pemahaman tentang Bersuci dari najis dan hadas merupakan salah satu konsep
penting dalam pendidikan Fikih di tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTS) Salah satu Materi
yang perlu dipahami oleh siswa adalah mengenai Pengertiam, Hukum, Bersuci dari najis
serta hikmah dari Bersuci dari najis dan hadas.
Namun, dalam pengalaman nyata, seringkali siswa di Kelas VII MTs Al-
Musaddadiyah Garut mengalami kendala dalam memahami konsep materi Bersuci dari
najis dan hadas. Beberapa masalah yang sering terjadi antara lain siswa sulit memahami
konsep tersebut secara mendalam, sulit mengaitkan konsep dengan kehidupan sehari-hari,
dan kurangnya pemahaman siswa tentang pentingnya Bersuci dari najis dan hadas. dalam
menjalani kehidupan mereka.
Selain itu, metode pembelajaran yang saat ini digunakan di Kelas VII MTs Al-
Musaddadiyah Garut masih terbatas pada metode ceramah oleh guru dan pembacaan teks
agama. Pendekatan tersebut cenderung bersifat monoton dan kurang interaktif, sehingga
tidak mampu mengoptimalkan pemahaman siswa tentang materi Bersuci dari najis dan
hadas.
Dalam konteks ini, diperlukan alternatif metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas. Salah satu metode
yang dapat digunakan adalah metode diskusi kelompok. Metode ini memungkinkan siswa
untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, berbagi pemikiran, mendiskusikan
konsep,dan saling belajar dari satu sama lain. Dalam lingkungan yang mendukung, metode
diskusi kelompok dapat memfasilitasi siswa untuk memahami konsep Bersuci dari najis dan
hadassecara lebih mendalam dan mengaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi
penggunaan metode diskusi kelompok dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang
Bersuci dari najis dan hadasdi Kelas VIIMTs Al-Musaddadiyah Garut . Dengan adanya
penelitian ini, diharapkan bahwa metode pembelajaran yang lebih interaktif dan kolaboratif
seperti metode diskusi kelompok dapat memberikan kontribusi positif terhadap
pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadasdan mengatasi kendala-kendala
yangb dialami siswa dalam mempelajari konsep tersebut.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan:
a. PTK ini akan difokuskan pada pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan
hadasdi Kelas VIIMTs Al-Musaddadiyah Garut .
b. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode diskusi kelompok
sebagai metode pembelajaran yang akan diterapkan.
c. Penelitian ini akan melibatkan satu kelas VII MTs Al-Musaddadiyah Garutsebagai
sampel penelitian.
d. Penelitian ini akan dilakukan dalam waktu 2 bulan, dimulai dari bulan Juli hingga
Agustus.
e. Penelitian ini akan menggunakan instrumen pengukuran berupa tes tertulis untuk
mengukur pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas sebelum dan
sesudah penerapan metode diskusi kelompok.
2. Rumusan Masalah:
a. Bagaimana pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas sebelum
penerapan metode diskusi kelompok di Kelas VII MTs Al-Musaddadiyah Garut?
b. Bagaimana pengaruh penggunaan metode diskusi kelompok dalam meningkatkan
pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadasdi Kelas VII MTs Al-
Musaddadiyah Garut ?
c. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman siswa tentang
Bersuci dari najis dan hadassebelum dan sesudah penerapan metode diskusi
kelompok di Kelas VII MTs Al-Musaddadiyah Garut?
d. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan metode diskusi kelompok dalam
pembelajaran Bersuci dari najis dan hadasdi Kelas VII MTs Al-Musaddadiyah
Garut?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan metode diskusi
kelompok dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadasdi
Kelas VII MTs Al-Musaddadiyah Garut . Tujuan khusus yang ingin dicapai melalui
penelitian ini adalah:
1. Menilai tingkat pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas sebelum
penerapan metode diskusi kelompok.
2. Mengidentifikasi kendala dan hambatan yang dihadapi siswa dalam memahami
Bersuci dari najis dan hadas.
3. Mengembangkan dan menerapkan metode diskusi kelompok yang efektif dalam
pembelajaran Bersuci dari najis dan hadas.
4. Mengukur peningkatan pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan
hadassetelah penerapan metode diskusi kelompok.
5. Mengevaluasi efektivitas metode diskusi kelompok dalam meningkatkan
pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas.
6. Mengidentifikasi keunggulan dan manfaat metode diskusi kelompok dalam konteks
pembelajaran Bersuci dari najis dan hadas
7. Memberikan rekomendasi dan saran praktis kepada guru mengenai penggunaan
metode diskusi kelompok dalam mengajar Bersuci dari najis dan hadas.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Meningkatkan pemahaman siswa: Penelitian ini akan memberikan manfaat dalam
meningkatkan pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas. Melalui metode
diskusi kelompok, siswa akan memiliki kesempatan untuk berdiskusi dan berbagi
pengetahuan dengan teman sekelasnya, sehingga dapat memperdalam pemahaman
mereka tentang konsep tersebut.
2. Pembelajaran yang aktif dan interaktif: Metode diskusi kelompok memungkinkan siswa
untuk aktif terlibat dalam pembelajaran. Mereka dapat saling bertukar pikiran,
berpendapat, dan berbagi pengalaman seputar Bersuci dari najis dan hadas. Hal ini
akan menciptakan suasana pembelajaran yang interaktif dan meningkatkan keterlibatan
siswadalam proses belajar.
3. Pengembangan keterampilan sosial: Melalui diskusi kelompok, siswa akan belajar
bekerja dalam tim, mendengarkan pendapat orang lain, menghormati perbedaan
pendapat, dan berkomunikasi dengan efektif. Keterampilan sosial ini akan sangat
bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari dan dalam bekerja sama dengan
orang lain di masa depan.
4. Pengembangan kemampuan berpikir kritis: Diskusi kelompok akan mendorong siswa
untuk berpikir secara kritis. Mereka perlu menyampaikan pendapat, mempertahankan
argumen, dan mengevaluasi ide-ide yang diajukan oleh anggota kelompok lainnya. Hal
ini akan membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
analitis.
5. Peningkatan motivasi belajar: Metode diskusi kelompok dapat memberikan motivasi
tambahan bagi siswa dalam belajar. Mereka akan merasa lebih termotivasi karena dapat
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan melihat hasil kontribusi mereka
dalam diskusi. Motivasi yang tinggi akan membantu siswa untuk belajar dengan lebih
antusias dan bersemangat.
6. Penyelarasan dengan kurikulum: Penelitian ini akan membantu dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Dengan meningkatkan
pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas, penelitian ini mendukung
pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum dan memastikan bahwa
siswa memperoleh pengetahuan yang relevan.
BAB II
KERANGKA TEORI

A. Landasan Teori
1. Teori Pembelajaran Kooperatif dalam Diskusi
Teori ini menyatakan bahwa pembelajaran yang melibatkan interaksi dan kerjasama
antara siswa dalam kelompok akan meningkatkan pemahaman dan pencapaian belajar
mereka. Metode diskusi kelompok merupakan salah satu pendekatan pembelajaran
kooperatif yang dapat mendorong siswa berbagi pengetahuan, berpikir kritis, dan saling
membantu dalam memahami konsep Bersuci dari najis dan hadas.

2. Konsep diskusi dalam Bersuci dari najis dan hadas dalam Islam:
Landasan teori konsep diskusi dalam materi Bersuci dari najis dan hadas, macam-
macam najis dan hadas. berarti membersihkan diri dari najis dan hadas yang
diperintahkan oleh syariat Islam untuk mensyahkan ibadah contohnya shalat, sedangkan
najis adalah sesutu yang kotor yang menghalangi syahnya ibadah yang harus diselesaikan
dengan bersuci,sedangkan Hadas ialah keadaan seseorang tidak suci dan apabila ingin suci
maka harus berwudlu atau mandi besar menurut syariat Islam. Sehingga menjadi penting
dalam memperkuat keyakinan dan keimanan siswa mengenai Bersuci dari najis dan
hadas.

3. Diskusi menghasilkan Pembelajaran Aktif:


Teori diskusi ini menekankan pentingnya pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran. Metode diskusi kelompok memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam diskusi, bertukar ide, dan berdebat
tentang konsep Bersuci dari najis dan hadas. Dengan keterlibatan aktif ini, siswa dapat
membangun pemahaman yang lebih baik dan meningkatkan keaktifan belajar mereka.

4. Pembelajaran diskusi kelompok dalam memecahkan masalah:


Pendekatan pembelajaran berbasis diskusi kelompok melibatkan siswa dalam
pemecahan masalah nyata yang terkait dengan konsep yang dipelajari. Dalam konteks ini,
siswa diajak untuk memahami Bersuci dari najis dan hadasmelalui situasi masalah yang
relevan dengan kehidupan sehari-hari. Metode diskusi kelompok dapat digunakan untuk
merumuskan pertanyaan- pertanyaan masalah dan mencari solusi bersama, sehingga siswa
dapat mengaitkan konsep dengan kehidupan mereka.
5. Diskusi Kelompok untuk memotivasi belajar:
Landasan teori ini menjelaskan tentang pentingnya memotivasi siswa dalam belajar.
Melalui metode diskusi kelompok, siswa akan merasakan kebersamaan,saling membantu
dan kebersahajaan dalam belajar. Interaksi dengan teman sekelas dalam diskusi kelompok
dapat meningkatkanmotivasi belajar mereka. Diskusi juga dapat memunculkan rasa ingin
tahu dan keinginan untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang Bersuci dari
najis dan hadas.

B. Penelitian Terdahulu
Dalam mengembangkan penelitian tindakan kelas ini, telah mengambil contoh dari
beberapa penelitian terdahulu yang relevandengan topik "meningkatkan pemahaman siswa
kelas 7 di MTs. Negeri 2 Banjar tentang tayamum melalui pendekatan praktik dalam
pembelajaran fikih" perlu dikaji. Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang
relevan:
1. Judul Penelitian: "Efektivitas Metode Diskusi Kelompok dalam Meningkatkan
Pemahaman Siswa tentang Bersuci dari najis dan hadaspada Mata Pelajaran Fikih di
Kelas VII" Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan
metodediskusi kelompok dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang Bersuci dari
najis dan hadaspada mata pelajaran Fikih di kelas VII. Penelitian ini melibatkan siswa-
siswa kelasVII di sekolah yang relevan.
2. Judul Penelitian: "Peran Metode Diskusi Kelompok dalam Meningkatkan Pemahaman
Siswa tentang Bersuci dari najis dan hadaspada Mata Pembelajaran Fikih di
Madrasah Tsanawiyah (MTS)" Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki peran
metode diskusi kelompok dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang Bersuci dari
najis dan hadaspada mata pelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah (MTS) Data
dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan tes untuk mengukur peningkatan
pemahaman siswa setelah menggunakan metode diskusi kelompok.
3. Judul Penelitian: "Penggunaan Metode Diskusi Kelompok dalam Meningkatkan
Pemahaman Siswa tentang Bersuci dari najis dan hadaspada Mata Pelajaran Fikih di
Kelas VII MTS" Penelitian ini mengkaji penggunaan metode diskusi kelompok sebagai
strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang
Bersuci dari najis dan hadaspada mata pelajaran Fikih di Kelas VII MTS. Data
dikumpulkan melalui tes pra dan pasca pengajaran serta observasi partisipatif untuk
memantau perubahan dalam pemahaman siswa.
4. Judul Penelitian: "Penerapan Metode Diskusi Kelompok dalam Meningkatkan
Pemahaman Konsep Bersuci dari najis dan hadas pada Mata Pelajaran Fikih di Kelas
VII MTS" Penelitian ini mengeksplorasi penerapan metode diskusi kelompok sebagai
strategi pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa
tentang Bersuci dari najis dan hadaspada mata pelajaran Fikih di Kelas VII MTS. Data
dikumpulkan melalui tes, observasi, dan wawancara untuk memperoleh pemahaman
yang lebih dalam tentang perubahan siswa setelah menggunakan metode diskusi
kelompok.

C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan suatu pernyataan yang diajukan sebagai dugaan sementara
mengenai hubungan atau pengaruh antara dua variabel yang akan diteliti. Pada penelitian
ini, hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Hipotesis Penelitian:
"Penggunaan metode diskusi kelompok secara signifikan meningkatkan pemahaman siswa
tentang Bersuci dari najis dan hadasdi Kelas VII MTs Al-Musaddadiyah Garut ".
Hipotesis penelitian ini berasumsi bahwa penggunaan metode diskusi kelompok akan
memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan pemahaman siswa mengenai
Bersuci dari najis dan hadas. Dalam konteks Kelas VII MTs Al-Musaddadiyah Garut ,
metode diskusi kelompok digunakan sebagai pendekatan pembelajaran yang bertujuan
untuk mendorong partisipasi aktif siswa, berbagi ide, dan saling berinteraksi dalam
mencapai pemahaman yang lebih baik.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji hipotesis ini dengan membandingkan hasil
pemahaman siswa sebelum dan setelah diberikan pembelajaran menggunakan metode
diskusi kelompok. Data pemahaman siswa akan dikumpulkan melalui tes atau instrumen
pengukuran yang relevan, seperti tes tertulis atau observasi.
Jika hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara
pemahaman siswa sebelum dan setelah menggunakan metode diskusi kelompok, maka
hipotesis penelitian ini dapat diterima. Namun, jika tidak ada perbedaan yang signifikan,
maka hipotesis dapat ditolak
BAB III
METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu jenis penelitian yang dilakukan di
lingkungan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan praktik
pembelajaran secara kontinu. Dalam proposal PTK ini, metode yang digunakan adalah
metode diskusi kelompok.
Jenis penelitian yang diusulkan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK
merupakan pendekatan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
dengan tujuan untuk meningkatkan praktik pembelajaran dan mencapai perubahan yang
diinginkan dalam proses dan hasil belajar siswa.
Metode diskusi kelompok merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang
melibatkan interaksi antara siswa dalam kelompok kecil. Dalam penelitian ini, metode ini
digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadasdi
Kelas VIIMTs Al-Musaddadiyah Garut .
Penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa siklus, dimulai dengan perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada tahap perencanaan, guru akan merancang strategi
pembelajaran yang melibatkan metode diskusi kelompok untuk mengajarkan konsep
tentang Bersuci dari najis dan hadaskepada siswa. Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan,
guru akan melaksanakan pembelajaran dengan mengaplikasikan metode diskusi kelompok
kepada siswa kelas VII di MTs Al-Musaddadiyah Garut.
Selama pelaksanaan, guru akan mengamati dan mencatat kemajuan siswa dalam
pemahaman mereka tentang Bersuci dari najis dan hadasmelalui penggunaan instrumen
penilaian yang relevan. Observasi akan dilakukan secara berkala untuk mengumpulkan
data yang akan dianalisis dan digunakan sebagai dasar untuk mengambil tindakan
perbaikan dalam siklus berikutnya.
Setelah satu siklus penelitian selesai, akan dilakukan tahap refleksi. Guru akan
mengevaluasi hasil pembelajaran dan mempertimbangkan pengalaman yang diperoleh
untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan metode diskusi kelompok yang
digunakan. Berdasarkan hasil refleksi, guru akan melakukan perubahan dan penyesuaian
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pada siklus berikutnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang Bersuci
dari najis dan hadasmelalui penggunaan metode diskusi kelompok. Dengan demikian,
melalui PTK ini diharapkan bahwa siswa di Kelas VII MTs Al-Musaddadiyah Garut
akan dapat
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang Bersuci dari najis dan hadasdan
meningkatkan partisipasi mereka dalam proses pembelajaran.

A. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen:
Metode Diskusi Kelompok: Variabel independen adalah metode pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini. Metode diskusi kelompok merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam berdiskusi dalam kelompok kecil. Variabel ini
akan dimanipulasi oleh peneliti untuk melihat pengaruhnya terhadap pemahaman siswa
tentang Bersuci dari najis dan hadas.
2. Variabel Dependen:
Pemahaman Siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas: Variabel dependen adalah
tingkat pemahaman siswa mengenai Bersuci dari najis dan hadassetelah mengikuti
pembelajaran dengan metode diskusi kelompok. Pemahaman siswa dapat diukur melalui
tes, tugas tulis, atau instrumen penilaian lain yang sesuai.
3. Variabel Kontrol:
a. Materi Pembelajaran: Variabel ini mengacu pada isi pembelajaran yang diberikan
kepada siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas. Materi pembelajaran harus
konsisten dan seragam untuk semua kelompok dalam penelitian.
b. Metode Pembelajaran Tradisional: Variabel ini mencakup metode pembelajaran
yang biasa digunakan dalam kelas, seperti ceramah atau penugasan individu.
Variabel ini dijadikan sebagai pembanding dengan metode diskusi kelompok untuk
mengevaluasi efektivitasnya.
c. Karakteristik Siswa: Variabel ini meliputi faktor-faktor seperti latar belakang sosial-
ekonomi, kecerdasan, dan kemampuan bahasa siswa. Karakteristik siswa perlu
diperhatikan agar tidak menjadi faktor pengganggu dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, variabel independen (metode diskusi kelompok) akan diterapkan
pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol akan menggunakan metode
pembelajaran tradisional. Setelah periode pembelajaran, pemahaman siswa tentang
Bersuci dari najis dan hadasakan diukur dan dibandingkan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol untuk melihat apakah penggunaan metode diskusi kelompok dapat
meningkatkan pemahaman siswa
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi:
Populasi dalam proposal ini merujuk pada semua siswa yang berada di Kelas VII
MTs Al-Musaddadiyah Garut . Populasi ini mencakup seluruh siswa yang memiliki
tingkat pemahaman tentang Bersuci dari najis dan hadas. Dalam konteks ini, populasi
mencakupsemua siswa Kelas VII yang sedang belajar tentang Bersuci dari najis dan
hadasdi Madrasah tersebut.
2. Sampel:
Sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang dipilih untuk menjadi subjek
penelitian.Dalam proposal ini, sampel merupakan sekelompok siswa yang dipilih secara
acak atau berdasarkan kriteria tertentu dari populasi Kelas VII MTs Al-Musaddadiyah
Garut .
Pemilihan sampel yang representatif dan memadai sangat penting untuk
memastikanhasil penelitian yang lebih mewakili keseluruhan populasi. Dalam proposal
ini, peneliti dapat menggunakan metode random sampling atau purposive sampling
untuk memilih sampel yang tepat.
Misalnya, peneliti dapat menggunakan metode random sampling untuk memilih
sejumlah siswa secara acak dari kelas-kelas yang ada di MTs Al-Musaddadiyah Garut
atau peneliti juga dapat menggunakan metode purposive sampling dengan memilih siswa
yangmemiliki tingkat pemahaman rendah atau menengah terkait Bersuci dari najis dan
hadas.

Jumlah sampel yang dipilih juga perlu diperhatikan. Idealnya, peneliti dapat
memilih sejumlah siswa yang dapat memberikan representasi yang memadai terhadap
populasi Kelas VII MTs Al-Musaddadiyah Garut . Jumlah sampel yang ideal ini dapat
ditentukan berdasarkan pertimbangan statistik dan sumber daya yang tersedia.

C. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data


1. Jenis Pengumpulan Data:
Dalam proposal PTK ini, jenis pengumpulan data yang digunakan adalah data kualitatif
dan data kuantitatif. Data kualitatif akan digunakan untuk memperoleh pemahaman
mendalam tentang perubahan pemahaman siswa mengenai Bersuci dari najis dan hadas.
Sedangkan data kuantitatif akan digunakan untuk mengukur peningkatan pemahaman
siswa secara numerik.
2. Sumber Pengumpulan Data:

Observasi: Pengamatan langsung terhadap kegiatan diskusi kelompok yang dilakukan


oleh siswa untuk memahami Bersuci dari najis dan hadas. Wawancara: Wawancara
dengan siswa, guru, dan orang tua untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai
pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadassebelum dan setelah penerapan
metode diskusi kelompok. Dokumen: Analisis terhadap dokumen seperti catatan
diskusi, tugas, dan pekerjaan siswa yang berhubungan dengan pemahaman Bersuci dari
najis dan hadas.
3. Teknik Pengumpulan Data:
a. Tes: Memberikan tes tulis sebelum dan setelah penerapan metode diskusi kelompok
untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan
hadas.
b. Observasi: Mengamati proses diskusi kelompok yang dilakukan oleh siswa untuk
melihat interaksi dan perubahan pemahaman mereka.
c. Wawancara: Melakukan wawancara dengan siswa, guru, dan orang tua untuk
mendapatkan persepsi dan pemahaman mereka terkait Bersuci dari najis dan hadas.
d. Analisis dokumen: Menganalisis dokumen seperti catatan diskusi, tugas, dan
pekerjaan siswa yang berkaitan dengan pemahaman Bersuci dari najis dan hadas.

Dengan menggunakan kombinasi data kualitatif dan kuantitatif serta sumber dan teknik
pengumpulan data yang variatif, diharapkan proposal PTK ini dapat memberikan gambaran
yang komprehensif tentang efektivitas penggunaan metode diskusi kelompok dalam
meningkatkan pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadasdi Kelas VIIMTs Al-
Musaddadiyah Garut .

D. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis


1. Teknik Analisis:
Dalam penelitian ini, digunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif untuk
menganalisis data yang diperoleh. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik analisis
yang akan digunakan:
a. Analisis Kualitatif: Data yang diperoleh dari observasi, wawancara, atau catatan
lapangan akan dianalisis secara kualitatif. Hal ini melibatkan proses
pengorganisasian, pengklasifikasian, dan penginterpretasian data yang bersifat
deskriptif. Hasil analisis kualitatif akan digunakan untuk memberikan pemahaman
mendalam tentang pengaruh penggunaan metode diskusi kelompok terhadap
pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas.
b. Analisis Kuantitatif: Data yang diperoleh dari tes, kuesioner, atau instrumen
penilaian lainnya akan dianalisis secara kuantitatif. Analisis ini melibatkan

penggunaan statistik untuk mengolah data menjadi angka-angka yang dapat


diinterpretasikan. Teknik analisis statistik yang akan digunakan, seperti uji beda
atau uji perbandingan, akan tergantung pada jenis data yang dikumpulkan. Hasil
analisis kuantitatif akan memberikan informasi tentang perubahan pemahaman
siswa setelah penerapan metode diskusi kelompok.
2. Pengujian Hipotesis:
Dalam penelitian ini, akan diajukan hipotesis penelitian untuk menguji pengaruh
penggunaan metode diskusi kelompok terhadap pemahaman siswa tentang Bersuci dari
najis dan hadas. Sebagai contoh, hipotesis penelitian yang diajukan dapat berbunyi
sebagai berikut:Hipotesis Nol (H0): Tidak ada perbedaan signifikan dalam pemahaman
siswa tentang Bersuci dari najis dan hadassebelum dan setelah penerapan metode
diskusi kelompok di Kelas VII MTs Al-Musaddadiyah Garut .
Hipotesis Alternatif (H1): Terdapat perbedaan signifikan dalam pemahaman
siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas sebelum dan setelah penerapan metode
diskusikelompok di Kelas VII MTs Al-Musaddadiyah Garut .
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik statistik yang sesuai,
misalnya uji beda berpasangan (paired t-test) jika data bersifat berpasangan atau uji beda
antar kelompok (independent t-test) jika data bersifat tidak berpasangan. Hasil pengujian
hipotesis akan memberikan informasi apakah terdapat perbedaan signifikan dalam
pemahaman siswa setelah penerapan metode diskusi kelompok.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti pada Penggunaan Metode diskusi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Materi Bersuci dari najis dan
hadasKelas VII MTs Al-Musaddadiyah Garut akan dipaparkan sebagai berikut :
1. Pra Siklus
Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan tes awal (pretes) kepada
siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami Bersuci dari najis dan hadas.
Berikut adalah hasil dari pretes pra siklus.
Tabel 4.1
Hasil belajar siswa pra siklus
No Nama Nilai Keterangan
1. Akhfa Tajul Rijiq 50 Tidak Tuntas
2. Alma Almira 55 Tidak Tuntas
3. Alia putri Maulida 65 Tidak Tuntas
4. Anggi Nurafifah 50 Tidak Tuntas
5. Azki Muharram 70 Tuntas
6. Cantika Alandra 60 Tidak Tuntas
7. Dela sukma 70 Tuntas
8. Fadly Putra 50 Tidak Tuntas
9. Fawaz Nur Rajab 50 Tidak Tuntas
10. Hilmi Maulana Hasan 50 Tidak Tuntas
Jumlah 565
Rata-rata 56,5
Nilai tertinggi 70
Nilai terendah 50
Siswa tuntas belajar 2
persenataseentase tuntas 20%
belajar
Siswa tidak tuntas belajar 8
Persentase tidak tuntas belajar 80%

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar pra siklus
adalah 20% atau baru mencapai 2 siswa dari 10 siswa sedangkan yang lain belum
tuntas. Di bawah ini adalah pedoman persentase ketuntasan belajar.
Tabel 4.2
Pedoman persentase ketuntasan belajar
Nilai (%) Kriteria Deskripsi
00 - 59 D Rendah
60 - 69 C Cukup
70 - 79 B Tinggi
80 - 100 A Sangat Tinggi

Tabel 4.3
Grafik persentase ketuntasan belajar pra siklus

2. Siklus I
Kegiatan pada siklus I ini, guru menyampaikan materi Bersuci dari najis dan hadas dengan
sub materi Macam-maacam alat bersuci dan macam-macam air model pembelajaran
Diskusi Kelompok. Pada siklus I ini terdiri dari beberapa tahap dalam diskusi kelompok
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa PadaMata Pelajaran Fikih Materi Macam-maacam
alat bersuci dan macam-macam air Madrasah Tsanawiyah Al-Musaddadiyah Garut yaitu
sebagai berikut :
a. Pelaksanaan
1) Perencanaan
Kegiatan pada tahap perencanaan peneliti memulai dengan penyusunan perangkat
pembelajaran seperti Modul Ajar (MA) dan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik).
Modul Ajar yang sudah disusun oleh peneliti divalidasikan kepada Kepala Madrasah,
sebagai Supervisor 1. Hasil validasi Modul Ajar adalah baik, namun ada sedikit yang
harus direvisi yaitu pada penyusunan kata-kata saat kegiatan inti.
Setelah Modul ajar divalidasi maka peneliti menunjukkan Modul ajar (MA) kepada
guru mata pelajaran Fikih (Teman Sejawat/Supervisor 2) sebagai laporan perangkat
pembelajaran dari tindakan yang akan dilaksanakan di kelas.
Kegiatan selanjutnya yaitu menyusun dan menyiapkan lembar pengamatan aktifitas
guru selama proses pembelajaran dan menyiapkan lembar pengamatan aktifitas siswa.
Lembar pengamatan yang sudah dibuat divalidasikan kepada Kepala Madrasah
sebagai Supervisor 1.

2) Tindakan
Pelaksanaan siklus I ini, yaitu pada hari senin tanggal 24 Juli 2023 pukul 08.00 –
09.10 WIB MTs Al-Musaddadiyah Garut. Siswa berjumlah 23 orang dengan materi
pembelajaran Bersuci dari najis dan hadas dengan sub tema macam-macam Air.
Dalam Penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar kepada siswa saat proses
pembelajaran, sementara guru pamong bertindak sebagai pengamat kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan lembar pengamatan yang telah
disiapkan oleh peneliti.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti mengacu pada Modul ajar (MA)
yang sudah disusun pada tahap perencanaan yang sudah divalidasi oleh Supervisor 1.
Kegiatan pembelajaran meliputi Kegiatan Awal, kegiatan Inti, dan kegiatan penutup.
Ketiga kegiatan tersebut akan dibahas sebagai berikut :
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran peneliti memulai dengan mempersiapkan siswa agar
tertib dan kondusif serta mengikuti proses pembelajaran dari awal sampai selesai
dengan baik. Keadaan siswa yang sudah siap, maka peneliti memulai dengan
mengucapkan salam dan membaca basmalah bersama-sama. Kemudian peneliti
menanyakan kabar siswa serta melaksanakan presensi siswa.
Peneliti memberikan apersepsi tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya
atau minggu lalu. Serta peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu
memahami Macam-macam air dan Alat bersuci.
b) Kegiatan Inti
Tahap kegiatan inti dibagi menjadi lima tahap yaitu, Mengamati, Menanya,
Mengeksplorasi, Mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Tahap mengamati
kegiatannya siswa diminta mengamati vidio atau gambar yang terkait dengan
Macam-macam Air dan Alat bersuci.
Tahap menanya, peneliti bertanya kepada siswa “apa berapa itu macam-macam air
?” , ada salah satu siswa yang menjawab. Kemudian dilanjut dengan pertanyaan
“Air apa saja ?”, siswa menjawab, Air suci mensucikan, pak. Kemudian dilanjut
dengan pertanyaan, apa kriteria air suci mensucikan itu?, siswa tidak ada yang bisa
menjawab.
Tahap mengeksplorasi, Kemudian peneliti menampilkan materi yang memuat
konsep-konsep utama materi pelajaran mengenai macam-macam air, peserta didik
mengamati serta menyimak pemaparan materi .
Tahap mengasosiasi, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat
dan merangkum materi yang esensial yang memuat materi mengenai macam-macam
air. Setelah siswa mencatat dan merangkum materi, kemudian mengumpulkan tugas
yang sudah dikerjakan para peserta didik.
Selama kegiatan Proses Pembelajaran, Peneliti menginstruksikan kepada siswa
untuk kemudian membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang sudah dibuat
sebelumnya.
Peneliti meminta setiap kelompok untuk mengambil satu pertanyaan untuk
dianalisis dan didiskusikan bersama kelompoknya.
Terakhir Tahap mengkomunikasikan, setiap kelompok mempresentasikan hasil
analisis yang sudah didiskusikan dengan kelompoknya.
c) Kegiatan Penutup
Tahap kegiatan penutup ini, peneliti bersama siswa merefleksikan pembelajaran
hari ini, peneliti mengajukan pertanyaan “Hari ini, kita belajar apa saja?”.
Kemudian peneliti memberikan tes asesmen sumatif dan peneliti menutup
pembelajaran dengan membaca Hamdalah/do’a bersama siswa dan mengucapkan
salam.
3) Pengamatan/Observasi
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, meliputi aktifitas
yang dilakukan oleh guru dan aktifitas yang dilakukan oleh siswa. Peneliti melakukan
pengamatan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan. Hasil
pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a) Hasil Pengamatan Aktifitas Guru


Pengamatan aktifitas guru, peneliti menggunakan lembar obervasi aktifitas guru
yang dilaksanakan selama proses pembelajaran. Lembar pengamatan yang disusun
oleh peneliti beracuan pada Modul ajar yang telah disusun. Beberapa poin yang
terdapat dalam lembar pengamatan aktifitas guru ada yang tidak dilaksanakan
yaitu guru tidak melakukan pembagian kelompok terlebih dahulu, guru langsung
mengatur posisi duduk dan membentuk kelompok diskusi sebelum pembelajaran
dimulai.
Tabel 4.4
Lembar pengamatan aktifitas Guru
Hal yang Diamati Skor
No
1 2 3 4
Membuka Pelajaran :
a. Menarik perhatian siswa 
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran 
c. Memberikan motivasi kepada siswa 
Mengelola Kegiatan Belajar Mengajar :
a. Menyediakan sumber dan bahan ajar 
2 b. Menyampaikan materi ajar 
c. Menggunakan TPACK dalam proses pembelajaran 
Mengorganisasikan Waktu, Siswa dan Fasilitas Belajar :
a. Mengatur pembagian waktu 
3
b. Mengorganisir siswa 
c. Memanfaatkan alat peraga yang berkaitan dengan materi 
Melaksanakan Penilaian Proses dan Hasil Belajar :
a. Melaksanakan asesmen awal materi pelajaran 
4
b. Melaksanakan penilaian selama KBM berlangsung 
c. Melaksankan tes sumatif materi pelajaran 
Penampilan :
a. Kejelasan suara, intonasi dan bahasa tubuh 
5
b. Komunikasi guru dengan siswa 
c. Keluwesan sikap guru dengan siswa 
Menutup Pelajaran:
a. Menyimpulkan pelajaran 
6
b. Mengaitkan materi pelajaran dengan kegiatan nyata 
c. Memberikan tindak lanjut materi pelajaran 

Keterangan :
Skor 4 : terlaksana dengan sangat baik
Skor 3 : terlaksana dengan baik
Skor 2 : terlaksana dengan cukup baik
Skor 1 : terlaksana dengan kurang baik
Rumus Nilai Rata-rata :
Jumlah skor pengamatan
Jumlah skor maksimal X 100

54
72 X 100
0,75 X 100

75

Tabel 4.5
Pedoman penilaian pengamatan aktivitas guru :
Nilai Kriteria Deskripsi
50 - 59 D Kurang
60 - 69 C Cukup
70 - 79 B Baik
80 - 100 A Amat Baik

Data hasil pengamatan aktifitas guru memperoleh skor 54 dan skor maksimal 72.
Jika skor 54 dibagi dengan skor maksimal 72 dan kemudian hasilnya dikalikan 100
maka ditemukan hasil skor aktifitas guru yaitu 75,00 yang termasuk kategori baik.
Akan tetapi, hasil pengamatan aktifitas guru masih kurang maksimal, karena skor
yang ditentukan oleh peneliti dalam indikator kinerja adalah 80. Sehingga aktifitas
guru pada siklus I dikatakan belum tuntas karena belum mencapai skor minimal
dalam indikator kinerja. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa aktifitas yang
belum maksimal dilaksanakan oleh guru.
b) Hasil Pengamatan Aktifitas Siswa
Pengamatan aktifitas siswa, peneliti menggunakan lembar observasi aktifitas siswa
yang dilaksanakan selama proses pembelajaran. Lembar pengamatan yang disusun
oleh peneliti beracuan pada Modul Ajar yang telah disusun. Siswa masih belum
kondusif karena penguasaan kelas yang masih kurang.
Siswa ada yang tidak mau berdiskusi ketika melaksanakan kerja kelompok
sehingga yang bekerja hanya sebagian. Pelaksanaan saat kerja kelompok tidak
kondusif masih banyak yang bertanya tentang apa yang harus dikerjakan, karena
pada saat guru menjelaskan bagaimana cara mengerjakan, siswa tidak
memperhatikan dengan seksama sehingga kesulitan saat mengerjakan.

Tabel 4.6
Lembar pengamatan aktifitas siswa
Indikator Deskripsi Skor
Siswa memperhatikan penjelasan materi dari guru 4
Perhatian
Siswa memperhatikan materi ajar yang diberikan guru 2
Siswa
Siswa memperhatikan tugas dan perintah dari guru 2
Siswa ikut aktif dalam mengikuti diskusi kelompok 2
Diskusi
Siswa ikut aktif dalam mengerjakan tugas kelompok 2
Kelompok
Siswa ikut aktif dalam memberikan tanggapan dalam diskusi 2
Siswa mengerjakan penilaian awal/asesmen awal 4
Pengerjaan
Siswa mengerjakan penilaian akhir/tes sumatif 4
Tugas
Siswa mengerjakan tugas kelompok dan individu 4
Keterangan :
Skor 4 : Terlaksana dengan sangat baik
Skor 3 : Terlaksana dengan baik
Skor 2 : Terlaksana dengan cukup baik
Skor 1 : Terlaksana dengan kurang baik

Kriteria peningkatan keaktifan siswa diukur dengan pedoman penilaian sebagai


berikut :
Rumus Nilai Rata-rata :
Jumlah skor pengamatan
Jumlah skor maksimal X 100

26
36 X 100

0,72 X 100

72
Tabel 4.7
Pedoman penilaian pengamatan aktivitas siswa

Nilai Kriteria Deskripsi


50 – 59 D Kurang
60 – 69 C Cukup
70 – 79 B Baik
80 – 100 A Amat Baik

Jumlah skor yang diperoleh pada pengamatan aktifitas siswa yaitu 26 dan skor
maksimal 36. Jika skor 26 dibagi dengan skor maksimal 36 dan kemudian hasilnya
dikalikan 100 maka ditemukan hasil skor aktifitas siswa yaitu 72,22 dengan kategori
baik. Akan tetapi, hasil tersebut masih belum maksimal, karena skor yang ditentukan
oleh peneliti dalam indikator kinerja adalah 80. Sehingga aktifitas siswapada siklus I
dikatakan belum tuntas karena belum mencapai skor minimal dalam indikator kinerja.
Hal tersebut dikarenakan ada beberapa aktifitas siswa yang tidak dilaksanakan.
c) Hasil Tes
Hasil peningkatan hasil belajar siswa materi Bersuci dari najis dan hadaspada siklus
I mengalami peningkatan. Sebelum diterapkan metode diskusi, hasil nilai siswa
yang belum tuntas adalah 8 siswa, dan nilai rata-rata siswa masih dibawah KKM
70.
Tabel 4.8
Hasil belajar siswa siklus I
No Nama Nilai Keterangan
1. Akhfa Tajul Rijiq 68 Tidak Tuntas
2. Alma Almira 65 Tidak Tuntas
3. Alya Putri 70 Tuntas
4. Anggi Nurafifah 68 Tidak Tuntas
5. Azki Muharram 70 Tuntas
6. Cantika Alandra 70 Tuntas
7. Dela Sukma 70 Tuntas
8. Fadly Putra 68 Tidak Tuntas
9. Fawwaz Nur Rajab 68 Tidak Tuntas
10. Hilmi Maulana Hasan 70 Tuntas
Jumlah 687
Rata-rata 68,7
Nilai tertinggi 70
Nilai terendah 65
Siswa tuntas belajar 5
Presentase tuntas belajar 50%
Siswa tidak tuntas belajar 5
Presentase tidak tuntas belajar 50%
Rumus menentukan nilai rata-rata :
Σx
Me =
Σn
Me = Mean/rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai peserta didik

Σ N = Jumlah peserta didik


687
Me =
10
Me = 68,7
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siklus I
adalah 50% atau baru mencapai 5 siswa dari 10 siswa sedangkan yang lain belum
tuntas. Ketuntasan belajar yang baru mencapai 50% tergolong masih rendah dari
indictor kerja yang ditetapkan yaitu 90%.

Rumus menentukan persentase ketuntasan belajar :


F
P = X 00
N
P = Angka Persentase
F = Jumlah frekuensi skor yang tuntas
N = Jumlah seluruh peserta didik
50
P = X 00
10

P 50%
Tabel 4.9
Pedoman persentase ketuntasan belajar
Nilai (%) Kriteria Deskripsi
00 - 59 D Rendah
60 - 69 C Cukup
70 - 79 B Tinggi
80 - 100 A Sangat Tinggi

Tabel 4.10
Grafik persentase ketuntasan belajar siklus I
4) Refleksi
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini terdiri tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Guru dan siswa melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan Modul Ajar hanya ada beberapa yang belum dilaksanakan sehingga
hasil pembelajaran kurang maksimal. Temuan-temuan yang ada pada pelaksanaan
tindakan siklus I, diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Hasil Pengamatan Aktifitas Guru
Dari hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa guru dapat melaksanakan
pembelajaran dengan baik. Hal ini berdasarkan pada hasil skor aktifitas guru
pada siklus I yaitu 75,00 yang termasuk kategori baik. Hasil pengamatan
aktifitas guru masih kurang maksimal karena skor yang ditentukan oleh peneliti
dalam indikator kinerja adalah 80,00.
b) Hasil Pengamatan Aktifitas Siswa
Dari hasil pengamatan aktifitas siswa mendapatkan skor yaitu 72,22 yang
termasuk kategori baik. Hasil tersebut masih belum maksimal, karena skor yang
ditentukan oleh peneliti dalam indikator kinerja adalah 80. Nilai tersebut
dikatakan belum maksimal, maka perlu perbaikan lagi karena pada saat proses
pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang melakukan aktifitas lain
seperti berbicara dengan temannya dan tidak memperhatikan guru pada saat
pembelajaran.
c) Hasil Tes
Setelah diterapkan Penggunaan metode diskusi, hasil nilai siswa yang belum
tuntas berkurang dari yang sebelumnya berjumlah 8 siswa anak menjadi 5 siswa.
Hasil tes penilaian siswa pada siklus I rata-rata mendapatkan nilai 68,7. Akan
tetapi, persentase ketuntasan minimal belajar belum tercapai sehingga peneliti
melanjutkan proses pembelajaran dengan siklus II. Adapun kendala yang
didapatkan dalam proses pembelajaran adalah :
1) Siswa belum semuanya memahami materi pelajaran yang disampaikan
2) Siswa kurang nyaman karena kelas kurang begitu kondusif
3) Siswa kurang kerjasama dalam berdiskusi kelompok
d) Rencana Perbaikan.
Dari beberapa sebab di atas yang menjadikan hasil pembelajaran kurang
maksimal diperlukan rencana perbaikan untuk mangatasi kekurangan-
kekurangan tersebut. Secara umum, kekurangan tersebut diantaranya adalah
guru belum melaksanakan kegiatan dalam Modul Ajar dengan baik dan
pengelolaan kelas kurang baik, serta siswa kurang kondusif saat pembelajaran
seperti berbicara dengan teman sebangkunya, sehingga siswa tidak bisa
menerima informasi yang diberikan oleh guru dengan baik. Oleh karena itu,
pada siklus II peneliti akan memberikan hadiah pada kelompok yang kerjasama
antar anggotanya baik dan mendapatkan nilai diatas KKM.

3. Siklus II
Kegiatan pada siklus II ini, guru menyampaikan materi Bersuc dari najis dan hadas dengan
sub materi macam-macam najis dan hadas. Kegiatan pada siklus II ini terdiri dari beberapa
tahap dalam Penggunaan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Fikih Materi Bersuci dari najis dan hadasKelas VII MTs Al-Musaddadiyah
Garut yaitu sebagai berikut :
a. Pelaksanaan
1) Perencanaan
Kegiatan pada tahap perencanaan peneliti memulai dengan penyusunan perangkat
pembelajaran seperti MA (Modul Ajar) dan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik).
Modul Ajar yang sudah disusun oleh peneliti divalidasikan kepada Kepala Madrasah
sebagai Supervisor 1. Hasil validasi Modul Ajar adalah baik, namun ada sedikit yang
harus direvisi yaitu pada media pembelajaran saat kegiatan inti.
Setelah Modul Ajar divalidasi maka peneliti menunjukkan Modul Ajar (MA) kepada
guru mata pelajaran Fikih (Teman Sejawat/Supervisor 2) sebagai laporan perangkat
pembelajaran dari tindakan yang akan dilaksanakan di kelas.
Kegiatan selanjutnya yaitu menyusun dan menyiapkan lembar pengamatan aktifitas
guru selama proses pembelajaran dan menyiapkan lembar pengamatan aktifitas siswa.
Lembar pengamatan yang sudah dibuat divalidasikan kepada Kepala Madrasah
sebagai Supervisor 1.
2) Tindakan
Pelaksanaan siklus II ini, yaitu pada hari Rabu tanggal 02 Agustus 2023 pukul 08.00 –
09.10 WIB Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al-Musaddadiyah Garut. Siswa berjumlah 10
orang dengan materi pembelajaran Bersuci dari najis dan hadas.
Dalam Penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar kepada siswa saat proses
pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti mengacu pada Modul Ajar (MA)
yang sudah disusun pada tahap perencanaan yang sudah divalidasi oleh Supervisor 1
dan 2. Kegiatan pembelajaran meliputi Kegiatan Awal, kegiatan Inti, dan kegiatan
penutup. Ketiga kegiatan tersebut akan dibahas sebagai berikut :
a) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran peneliti memulai dengan mempersiapkan siswa agar
tertib dan kondusif serta mengikuti proses pembelajaran dari awal sampai selesai
dengan baik. Keadaan siswa yang sudah siap, maka peneliti memulai dengan
mengucapkan salam dan membaca basmalah bersama-sama. Kemudian peneliti
menanyakan kabar siswa serta melaksanakan presensi siswa.
Peneliti memberikan apersepsi tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya
atau minggu lalu. Serta peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu
memahami macam-macam najis dan hadas.
b) Kegiatan Inti
Tahap kegiatan inti dibagi menjadi lima tahap yaitu, Mengamati, Menanya,
Mengeksplorasi, Mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Tahap mengamati
kegiatannya siswa diminta mengamati gambar yang terkait dengan Bersuci dari
najis dan hadas.
Tahap menanya, peneliti bertanya kepada siswa “apa itu makanan haram ?” , ada
salah satu siswa yang menjawab. Kemudian dilanjut dengan pertanyaan “apa
hukum makanan haram?”, siswa menjawab, makanan yang tidak boleh dimakan
menurut syariat islam, pak. Kemudian dilanjut dengan pertanyaan, apa saja macam-
macam Makanan Haram?, siswa tidak ada yang bisa menjawab.
Tahap mengeksplorasi, Kemudian peneliti menampilkan materi yang memuat
konsep-konsep utama materi pelajaran mengenai makanan haram, peserta didik
mengamati serta menyimak pemaparan materi .
Tahap mengasosiasi, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencatat dan merangkum materi yang esensial yang memuat materi mengenai
makanan haram. Setelah siswa mencatat dan merangkum materi, kemudian
mengumpulkan tugas yang sudah dikerjakan para peserta didik.
Selama kegiatan Proses Pembelajaran, Peneliti menginstruksikan kepada siswa
untuk kemudian membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang sudah dibuat
sebelumnya.
Peneliti meminta setiap kelompok untuk mengambil Lembar Kerja yang berisi
tugas sebuah gambar dan soal untuk dianalisis dan didiskusikan bersama
kelompoknya.
Terakhir Tahap Mengkomunikasikan, setiap kelompok mempresentasikan hasil
analisis yang sudah didiskusikan dengan kelompoknya.
c) Kegiatan Penutup
Tahap kegiatan penutup ini, peneliti bersama siswa menyimpulkan dan
merefleksikan pembelajaran hari ini, peneliti mengajukan pertanyaan “Hari ini, kita
belajar apa saja?”. Kemudian peneliti memberikan tes asesmen sumatif , Kemudian
peneliti menutup pembelajaran dengan membaca Hamdalah/ do’a bersama siswa
dan mengucapkan salam.
3) Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, meliputi aktifitas
yang dilakukan oleh guru dan aktifitas yang dilakukan oleh siswa. Peneliti melakukan
pengamatan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan. Hasil
pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
a) Hasil Pengamatan Aktifitas Guru
Pengamatan aktifitas guru, peneliti menggunakan lembar obervasi aktifitas guru
yang dilaksanakan selama proses pembelajaran. Lembar pengamatan yang disusun
oleh peneliti beracuan pada Modul Ajar (MA) yang telah disusun. Beberapa poin
yang terdapat dalam lembar pengamatan aktifitas guru ada yang tidak
dilaksanakan yaitu guru tidak melakukan ice breaking pada setiap jeda kegiatan
pembelajaran.
Tabel 4.11
Lembar pengamatan aktifitas Guru
Hal yang Diamati Skor
No
1 2 3 4
Membuka Pelajaran :
a. Menarik perhatian siswa 
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran 
c. Memberikan motivasi kepada siswa 
Mengelola Kegiatan Belajar Mengajar :
a.Menyediakan sumber dan bahan ajar 
2
b. Menyampaikan materi ajar 
c. Menggunakan TPACK dalam proses pembelajaran 
Mengorganisasikan Waktu, Siswa dan Fasilitas Belajar :
a. Mengatur pembagian waktu 
3
b. Mengorganisir siswa 
c. Memanfaatkan alat peraga yang berkaitan dengan materi 
Melaksanakan Penilaian Proses dan Hasil Belajar :
a. Melaksanakan pretes materi pelajaran 
4
b. Melaksanakan penilaian selama KBM berlangsung 
c. Melaksankan postes materi pelajaran 
Penampilan :
a. Kejelasan suara, intonasi dan bahasa tubuh 
5
b. Komunikasi guru dengan siswa 
c. Keluwesan sikap guru dengan siswa 
6 Menutup Pelajaran:
a. Menyimpulkan pelajaran 
b. Mengaitkan materi pelajaran dengan kegiatan nyata 
c. Memberikan tindak lanjut materi pelajaran 
Keterangan :
Skor 4 : terlaksana dengan sangat baik
Skor 3 : terlaksana dengan baik
Skor 2 : terlaksana dengan cukup baik
Skor 1 : terlaksana dengan kurang baik

Rumus Nilai Rata-rata :


Jumlah skor pengamatan
Jumlah skor maksimal X 100

56
72 X 100

0,7777 X 100

78

Tabel. 4.12
Kriteria penilaian pengamatan aktivitas guru :
Nilai Kriteria Deskripsi
50 - 59 D Kurang
60 - 69 C Cukup
70 - 79 B Baik
80 - 100 A Amat Baik

Data hasil pengamatan aktifitas guru memperoleh skor 56 dan skor maksimal 72. Jika
skor 56 dibagi dengan skor maksimal 72 dan kemudian hasilnya dikalikan 100
maka ditemukan hasil skor aktifitas guru yaitu 78 yang termasuk kategori baik.
Akan tetapi, hasil pengamatan aktifitas guru masih kurang maksimal, karena skor
yang ditentukan oleh peneliti dalam indikator kinerja adalah 80. Sehingga aktifitas
guru pada siklus II dikatakan belum tuntas karena belum mencapai skor minimal
dalam indikator kinerja. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa aktifitas yang
belum maksimal dilaksanakan oleh guru.
b) Hasil Pengamatan Aktifitas Siswa
Pengamatan aktifitas siswa, peneliti menggunakan lembar observasi aktifitas siswa
yang dilaksanakan selama proses pembelajaran. Lembar pengamatan yang disusun
oleh peneliti beracuan pada Modul Ajar (MA) yang telah disusun. Siswa masih
belum kondusif juga karena penguasaan kelas yang masih kurang.
Siswa ada yang tidak mau berdiskusi ketika melaksanakan kerja kelompok
sehingga yang bekerja hanya sebagian. Pelaksanaan saat kerja kelompok tidak
kondusif masih banyak yang bertanya tentang apa yang harus dikerjakan, karena
pada saat guru menjelaskan bagaimana cara mengerjakan tugas kelompok diskusi
siswa tidak memperhatikan dengan seksama sehingga kesulitan saat mengerjakan.
Tabel 4.11
Lembar pengamatan aktifitas siswa
Indikator Deskripsi Skor
Siswa memperhatikan penjelasan materi dari guru 4
Perhatian
Siswa memperhatikan materi ajar yang diberikan guru 3
Siswa
Siswa memperhatikan tugas dan perintah dari guru 2
Siswa ikut aktif dalam mengikuti diskusi kelompok 2
Diskusi
Siswa ikut aktif dalam mengerjakan tugas kelompok 2
Kelompok
Siswa ikut aktif dalam memberikan tanggapan dalam diskusi 2
Siswa mengerjakan penilaian awal/pretes 4
Pengerjaan
Siswa mengerjakan penilaian akhir/postes 4
Tugas
Siswa mengerjakan tugas kelompok dan individu 4
Keterangan :
Skor 4 : Terlaksana dengan sangat baik
Skor 3 : Terlaksana dengan baik
Skor 2 : Terlaksana dengan cukup baik
Skor 1 : Terlaksana dengan kurang baik

Rumus Nilai Rata-rata :


Jumlah skor pengamatan
Jumlah skor maksimal X 100

27
36 X 100

0,75 X 100

75
Kriteria peningkatan keaktifan siswa diukur dengan pedoman penilaian sebagai
berikut :
Tabel 4.12
Kriteria penilaian pengamatan aktivitas siswa
Nilai Kriteria Deskripsi
50 - 59 D Kurang
60 - 69 C Cukup
70 - 79 B Baik
80 - 100 A Amat Baik

Jumlah skor yang diperoleh pada pengamatan aktifitas siswa yaitu 27 dan skor
maksimal 36. Jika skor 27 dibagi dengan skor maksimal 36 dan kemudian hasilnya
dikalikan 100 maka ditemukan hasil skor aktifitas siswa yaitu 75 dengan kategori
baik. Akan tetapi, hasil tersebut masih belum maksimal, karena skor yang
ditentukan oleh peneliti dalam indikator kinerja adalah 80. Sehingga aktifitas siswa
pada siklus II dikatakan belum tuntas karena belum mencapai skor minimal dalam
indikator kinerja. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa aktifitas siswa yang tidak
dilaksanakan.
c) Hasil Tes
Hasil peningkatan hasil belajar siswa materi bersuci dari najis dan hadas pada
siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I, siswa yang belum tuntas adalah 5
siswa, sedangkan pada siklus II siswa yang belum tuntas adalah 2 orang.
Tabel 4.13
Hasil belajar siswa siklus II
No Nama Nilai Keterangan
1. Akhfa Tajul Rijiq 70 Tidak Tuntas
2. Alma Almira 68 Tidak Tuntas
3. Alya Putri 75 Tuntas
4. Anggi Nurafifah 70 Tidak Tuntas
5. Azki Muharram 75 Tuntas
6. Cantika Alandra 75 Tuntas
7. Dela Sukma 75 Tuntas
8. Fadly Putra 70 Tidak Tuntas
9. Fawway Nur Rajab 69 Tidak Tuntas
10. Hilmi Maulana Hasan 75 Tuntas
mlah 722
ta-rata 72,2
lai tertinggi 75
lai terendah 68
wa tuntas belajar 8
rsentase tuntas belajar 80%
wa tidak tuntas belajar 2
rsentase tidak tuntas belajar 20%

Rumus menentukan nilai rata-rata :


Σx
Me =
Σn
Me = Mean/rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai peserta didik
Σ N = Jumlah peserta didik
722
Me =
10
Me = 72,2

Rumus menentukan persentase ketuntasan belajar :


F
P = X 100
N
P = Angka Persentase
F = Jumlah frekuensi skor yang tuntasN
= Jumlah seluruh peserta didik
P = 80 X 100

10
P = 80%

Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siklus II adalah
80% atau baru mencapai 8 siswa dari 10 siswa sedangkan yang lain belum tuntas. Di
bawah ini adalah pedoman persentase ketuntasan belajar.
Tabel 4.14
Pedoman persentase ketuntasan belajar
Nilai (%) Kriteria Deskripsi
00 - 59 D Rendah
60 - 69 C Cukup
70 - 79 B Tinggi
80 - 100 A Sangat Tinggi

Tabel 4.15
Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II

4) Refleksi
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini terdiri tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Guru dan siswa melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan Modul Ajar (MA) hanya ada beberapa yang belum dilaksanakan
sehingga hasil pembelajaran kurang maksimal. Temuan-temuan yang ada pada
pelaksanaan tindakan siklus II, diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Hasil Pengamatan Aktifitas Guru
Dari hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa guru dapat melaksanakan pembelajaran
dengan baik. Hal ini berdasarkan pada hasil skor aktifitas guru pada siklus II yaitu
78 yang termasuk kategori baik. Hasil pengamatan aktifitas guru masih kurang
maksimal karena skor yang ditentukan oleh peneliti dalam indikator kinerja adalah
80.

b) Hasil Pengamatan Aktifitas Siswa


Dari hasil pengamatan aktifitas siswa mendapatkan skor yaitu 75,00 yang termasuk
kategori baik. Hasil tersebut masih belum maksimal, karena skor yang ditentukan
oleh peneliti dalam indikator kinerja adalah 80. Nilai tersebut dikatakan belum
maksimal, maka perlu perbaikan lagi karena pada saat proses pembelajaran
berlangsung ada beberapa siswa yang melakukan aktifitas lain Seperti mengobrol
dan tidak memperhatikan guru pada saat pembelajaran karena mengantuk.
c) Hasil Tes
Hasil peningkatan hasil belajar siswa materi Bersuci dari najis dan hadaspada siklus
II mengalami peningkatan. Siswa yang sudah tuntas belajar 8 orang atau 80%.
Hasil tes penilaian siswa pada siklus II rata-rata mendapatkan nilai 72. Akan tetapi,
persentase ketuntasan minimal belajar belum tercapai sehingga peneliti
melanjutkan proses pembelajaran dengan siklus III. Adapun kendala yang
didapatkan dalam proses pembelajaran adalah :
1) Siswa kurang nyaman belajar karena kurang kondusifnya suasana kelas
2) Siswa belum semuanya memahami materi pelajaran yang disampaikan
d) Rencana Perbaikan
Dari beberapa sebab di atas yang menjadikan hasil pembelajaran kurang maksimal
diperlukan rencana perbaikan untuk mangatasi kekurangan- kekurangan tersebut.
Secara umum, kekurangan tersebut diantaranya adalah guru belum melaksanakan
kegiatan dalam Modul Ajar (MA) dengan baik dan pengelolaan kelas kurang baik,
serta siswa kurang kondusif saat pembelajaran seperti berbicara atau ngobrol
dengan teman sebangkunya, sehingga siswa tidak bisa menerima informasi yang
diberikan oleh guru dengan baik. Oleh karena itu, pada siklus III peneliti akan
memberikan hadiah pada kelompok yang kerjasama antar anggotanya baik dan
mendapatkan nilai diatas KKM.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hasil penggunaan Metode Diskusi
Dengan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti menyimpulkan bahwa Pembelajaran materi
Bersuci dari najis dan hadas dengan menggunakan Metode Diskusi dapat meningkatkan prestasi
belajar yang dibuktikan dengan adanya grafik peningkatan pada setiap siklusnya.
Pada siklus I terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 21% dengan nilai rata - rata 69,3
dibandingkan dengan pra siklus dengan nilai rata rata 68,4 dan yang tuntas belajar sebanyak 12 orang
dari 24 siswa.
Pada siklus II terjadi peningkatan prestasi belajar sebesar 41 % dengan nilai rata rata 72,5
dibandingkan dengan siklus I dengan nilai rata rata 68,4 dan yang tuntas belajar sebanyak 20 siswa dari
24 siswa.
2. Faktor yang mendukung dan yang menghambat penggunaan Metode Diskusi
a. Faktor pendukung
1) Adanya fasilitas yang memadai
2) Adanya waktu yang cukup dalam pembelajaran.
3) Adanya semangat dari anak
4) Proses pembelajaran yang menarik dan tidak menonton.
b. Faktor yang mennghambat
1) Perbedaan tingkat kemampuan siswa.
2) Kurang displinnya siswa dalam belajar
3) Kurang semangat dalam belajar

B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Madrasah
Agar dalam penggunaan metode diskusi tersebut dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan, maka
pihak madrasah agar menambah dan melengkapi sarana dan prasarana disekolah.
2. Bagi guru
a. Hendaknya guru lebih terampil dalam mengajar karena ketrampilan guru dalam mengajar sangat
mempengaruhi kedisiplinan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar guna mencapai
puncak prestasi.
b. Hendaknya guru lebih menyiapkan diri sebelum mengajar karena dengan persiapan yang matang
akansangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
c. Hendaknya guru harus benar benar menguasai materi yang akan disampaikan terhadap siswa
karena bila benar benar menguasai materi tentunya perhatian siswa akan tertuju pada materi yang
akan disampaikan.
3. Bagi siswa
Sebagai seorang pelajar, diharapkan siswa untuk memperhatikan keterangan-keterangan
yangdisampaikan oleh guru serta selalu aktif mengikuti kegiatan pembelajaran baik di rumah atau
di sekolah dan atau secara tatap muka.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. H. (2012). Metode Diskusi dalam Pembelajaran Fikih . Edukasi: Jurnal


Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, 10(2), 215-229.

Hamzah, A., & Amir, A. (2015). Penerapan Metode Diskusi Kelompok untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 1(1), 22-32.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kurikulum 2013: Materi Pembelajaran


Madrasah Tsanawiyah (MTs.)/Madrasah Ibtidaiyah (MTS/MI). Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Mahdi, S. A., & Ulfah, S. (2018). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Metode
Diskusi Kelompok pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VIIMTSN Sawangan 01 Depok.
Eduma: Mathematics Education Learning and Teaching Journal, 7(1), 61-70.

Marzuki, A., & Syam, A. (2014). Strategi Pembelajaran . Jakarta:Raja Grafindo


Persada.

Nursid, S., & Mahrani, S. (2017). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok di Kelas VIIMadrasah Tsanawiyah
(MTs.). Jurnal Pendidikan Matematika, 11(1), 1-8.

Slameto. (2014). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2014). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


RoMTsakarya.

Suparman, U. A. (2013). Pendidikan Akidah Akhlak . Jakarta: Kencana.


Lembar Pengamatan

Pemahaman Awal Pemahaman akhir


No. Nama siswa (sebelum intervensi) (setelah intervensi)

Garut, Agustus
2023 Peneliti

Ttd.

Sumpena Resmana,S.Pd
PANDUAN OBSERVASI:
Pemahaman Siswa tentang Bersuci dari najis dan
hadas Tujuan observasi:
Mengamati dan mencatat tingkat pemahaman siswa tentang Bersuci dari najis dan hadas
sebelum dan setelah penerapan metode diskusi kelompok.

Petunjuk Observasi:

1. Tentukan waktu dan tempat pengamatan: Observasi dilakukan di Kelas VIIMTs Al-
Musaddadiyah Garut pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya, misalnya saat
pelajaran agama.
2. Identifikasi siswa: Kenali nama-nama siswa yang akan diamati dan siapkan lembar
pengamatan untuk mencatat hasil observasi.
3. Pemahaman Awal (Sebelum Intervensi):
- Amati siswa secara cermat saat pembelajaran tentang Bersuci dari najis dan hadas.
- Perhatikan reaksi dan interaksi siswa dengan materi pembelajaran.
- Catat tingkat pemahaman awal setiap siswa sesuai skala penilaian yang telah
ditentukan.
4. Penerapan Metode Diskusi Kelompok:
- Amati proses pelaksanaan metode diskusi kelompok dengan seksama.
- Perhatikan partisipasi aktif siswa dalam diskusi, kemampuan berargumentasi, dan
kerjasama antaranggota kelompok.
- Jika diperlukan, rekam audio atau video saat diskusi kelompok berlangsung untuk
analisis lebih lanjut.
5. Pemahaman Akhir (Setelah Intervensi):
- Setelah penerapan metode diskusi kelompok, amati siswa kembali saat pembelajaran
tentang Bersuci dari najis dan hadas.
- Perhatikan perubahan dalam tingkat pemahaman siswa.
- Catat tingkat pemahaman akhir setiap siswa sesuai skala penilaian yang telah
ditentukan.
6. Analisis Observasi:
- Gunakan lembar pengamatan untuk mengumpulkan data hasil observasi.
- Jumlahkan dan analisis data untuk menentukan perubahan tingkat pemahaman siswa
setelah intervensi metode diskusi kelompok.
Catatan:
 Pastikan observasi dilakukan secara objektif dan tidak mempengaruhi perilaku siswa.
 Gunakan skala penilaian yang jelas dan terukur untuk mencatat tingkat pemahaman siswa.
 Pastikan keakuratan catatan dan penggunaan lembar pengamatan.

Garut, agustus 2023


Peneliti
Ttd

Sumpena Resmana,S.Pd
DAFTAR COCOK (CHECKLIST)

No. Aspek yang Coco Tidak


k Cocok
Diamati
(V) (X)
1 Guru memberikan petunjuk jelas tentang tugas 
diskusi kelompok
2 Siswa berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok 
3 Siswa saling mendengarkan dan memberikan pendapat 
4 Siswa memberikan argumen yang relevan denganBersuci 
dari najis dan hadas.
5 Siswa menggunakan bahasa yang sopan dan jelas 
6 Siswa menjaga kerjasama dan menghormati pendapat 
anggota kelompok lainnya
7 Guru memberikan umpan balik yang konstruktif pada 
Setia kelompok
8 Siswa mengemukakan kesimpulan atau pemahaman 
tentang Bersuci dari najis dan hadas.
9 Siswa menunjukkan peningkatan pemahaman setelah 
diskusi kelompok
10 Diskusi kelompok berjalan dengan lancar dan efektif 

Garut, Agustus
2023Peneliti

Ttd.

Sumpena Resmana,S.Pd

You might also like