Professional Documents
Culture Documents
723-Article Text-5354-1-10-20181101
723-Article Text-5354-1-10-20181101
723-Article Text-5354-1-10-20181101
Health Promotion (Lecture with Power Point) Effect to Leptospirosis Knowledge in Tembalang
Sub District, Semarang City Central Java
ABSTRAK
Leptospirosis di Kota Semarang, Jawa Tengah paling banyak ditemukan di Kecamatan Tembalang khususnya wilayah
kerja Puskesmas Kedungmundu. Hasil penelitian tentang epidemiologi leptospirosis di Kota Semarang menunjukkan
bahwa 91 % masyarakat mempunyai tingkat pengetahuan kurang. Banyak faktor risiko leptospirosis yang berkaitan
dengan perilaku sehingga perlu suatu upaya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang leptospirosis. Peningkatan
pengetahuan dapat dilakukan melalui berbagai media promosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
penyuluhan berupa ceramah dengan power point terhadap pengetahuan tentang leptospirosis. Penelitian ini
menggunakan desain quasi eksperimen berupa pre-post test dengan kontrol. Sampel berjumlah 30 orang untuk
kelompok intervensi dan 30 orang untuk kelompok kontrol. Sampel diambil secara purposive. Intervensi berupa
ceramah dengan power point menggunakan media LCD yang dilakukan sebanyak 1 (satu) kali selama 1 jam. Data
diperoleh melalui wawancara sebelum dan sebulan sesudah intervensi, baik pada kelompok intervensi maupun pada
kelompok kontrol. Data dianalisis komparatif secara statistik menggunakan uji Mann Whitney, Wilcoxon Signed Ranks
Test dan Kruskall Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi berhasil meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang leptospirosis. Ceramah dengan dengan power point menggunakan media LCD dapat meningkatkan
pengetahuan tentang leptospirosis, sehingga dapat menjadi salah satu metode promosi kesehatan.
ABSTRACT
In Semarang City, leptospirosis mostly prevalent in Tembalang Sub District, particularly in the area of Kedungmundu
Public Health Centre. Research of Epidemiology showed that 91 % of the community have lack knowledge about
leptospirosis. Many risk factors of leptospirosis related with people behaviours, so they need more knowledge about it.
Knowledge discourse can be done by media promotion. The objective of this research was to examine the effect of
spreading information about leptospirosis with power point using LCD to the community. This research was quasi
experiment design by pre-post test with control. The samples used 30 respondens as intervention group and the other 30
respondens as control group. Purposive sampling were use to get samples. Intervention was a discourse to address
leptospirosis using power point and LCD. The data obtained by interview the respondents before and a month after
intervention. Data analyzed by Mann Whitney, Wilcoxon Signed Ranks Test and Kruskall Wallis. The result of this
research showed that intervention could increase knowledge about leptospirosis in the community. Conclusion of this
research was discourse with power point using LCD evidently increase community knowledge about leptopirosis and
can be used as one of health promotion method.
39
BALABA Vol.12 No.1, Juni 2016: 39-46
40
Pengaruh Penyuluhan........(Wijayanti, dkk)
Tabel 1 menunjukkan gambaran karakteristik pada uji Shapiro Wilk (sampel kecil ≤ 50) skor pre
kedua kelompok yang secara umum hampir sama. test pada kedua kelompok mempunyai distribusi
Sedikit perbedaan hanya pada kelompok umur, tidak normal dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05) dan
pada kelompok intervensi didominasi umur 35-44 skor post test pada kelompok kontrol tidak normal
tahun dan pada kelompok kontrol didominasi (p = 0,000), namun pada kelompok intervensi
umur 45-54 tahun. Karakter lainnya yang relatif mendekati normal (p = 0,735). Skor pada
sama adalah jenis kelamin, mayoritas adalah kelompok intervensi dan kontrol dapat dilihat
perempuan. Tingkat pendidikan didominasi oleh dalam Tabel 2.
SMA/sederajat dan SD baik pada kelompok
intervensi maupun kontrol, demikian pula dengan
pekerjaan pada kedua kelompok didominasi oleh
ibu rumah tangga.
Uji normalitas data menunjukkan bahwa
41
BALABA Vol.12 No.1, Juni 2016: 39-46
Skor pre test pengetahuan responden secara mempunyai perbedaan rerata skor post test.
umum pada kelompok intervensi mempunyai rata- Skor pengetahuan pre test dan post test pada
rata nilai sebesar 12,13 dengan standar deviasi kelompok intervensi dan kontrol tidak seluruhnya
9,482 sedangkan kelompok kontrol mempunyai berdistribusi normal, oleh karena itu uji statistik
rata-rata nilai sebesar 9,48 dengan standar deviasi non parametrik yang dipilih untuk
8,5. Rata-rata skor post test pengetahuan membandingkan rerata skor pengetahuan pre test
kelompok intervensi mempunyai rata-rata skor dan post test (2 kelompok data berpasangan)
sebesar 34,47 dengan standar deviasi 6,57, adalah Wilcoxon Signed Ranks Test. Kelompok
sedangkan kelompok kontrol sebesar 10,37 intervensi menunjukkan nilai p = 0,000 (p < 0,05)
dengan standar deviasi 9,52. Skor post test atau ada perbedaan yang bermakna secara statistik
pengetahuan tentang leptospirosis pada kelompok rerata skor pre test dan post test pada kelompok
intervensi dan kontrol tidak semuanya intervensi. Kelompok kontrol menunjukkan nilai
berdistribusi normal. Hasil uji statistik dengan p = 0,566 (p > 0,05) sehingga tidak ada perbedaan
derajat kepercayaan sebesar 95 % menggunakan yang bermakna secara statistik rerata skor pre test
uji Mann Whitney menunjukkan nilai p = 0,000 (p dan post test pada kelompok kontrol.
< 0,05) atau masing-masing kelompok
Perubahan pengetahuan diketahui dari selisih nilai signifikasi sebesar 0,694 dan kelompok
skor post test dengan pre test. Secara umum, pada kontrol sebesar 0,205 sehingga dapat dikatakan
kelompok intervensi perubahan tersebut bersifat mempunyai distribusi normal (p > 0,05). Analisa
positif (meningkat), tapi pada kelompok kontrol statistik Kruskall Wallis menunjukkan p value
ada beberapa responden yang justru mengalami sebesar 0,000 (p value < 0,05) sehinga dapat
penurunan skor (perubahan yang bersifat negatif). disimpulkan terjadi perbedaan rerata kenaikan
Uji normalitas menunjukkan perubahan skor kelompok kontrol dengan kelompok
pengetahuan pada kelompok intervensi dengan intervensi.
42
Pengaruh Penyuluhan........(Wijayanti, dkk)
43
BALABA Vol.12 No.1, Juni 2016: 39-46
diingat. Ceramah atau penyuluhan kesehatan informasi dapat efektif, dapat diterima dan
dilakukan secara interaktif dimana responden dimengerti. Penyuluhan dapat semakin efektif bila
diajak untuk berkomunikasi dua arah sehingga menggunakan media seperti LCD, leaflet, poster,
responden mempunyai kesempatan untuk video, spanduk, surat kabar atau penyuluhan
menggali lebih dalam tentang informasi yang interaktif melalui radio dan televisi.14
diterima, sehingga banyak menggunakan indera Promosi kesehatan dengan media video terbukti
penglihatan dan pendengaran. Materi yang lebih efektif dibanding booklet dalam meningkatkan
dikemas dalam power point menggunakan media pengetahuan tentang inisiasi menyusui dini (IMD)
LCD juga dapat menampilkan foto, video/film dan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
pendek yang mendukung penyampaian materi. Stabat, Kabupaten Langkat.15 Media flipchart
Hal ini sesuai dengan penelitian di Kartasura yang maupun VCD, juga terbukti meningkatkan
menunjukkan media film lebih efektif untuk pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang IMD.16
sebuah proses perubahan, membuat konsep yang Penelitian serupa di Kabupaten Purworejo, Jawa
abstrak menjadi lebih konkrit, dapat menjelaskan Tengah membuktikan bahwa penyuluhan mampu
konsep yang sulit, mendorong motivasi belajar meningkatkan pengetahuan tentang leptospirosis.17
sehingga mudah dimengerti. Video diharapkan Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang
sama seperti film, dapat merangsang pikiran, leptospirosis pada pre test merupakan salah satu
perasaan, perhatian dan kemauan sehingga dapat indikator lemahnya peran tenaga kesehatan dalam
mendorong terjadinya perubahan pengetahuan. memberikan informasi atau penyuluhan dan
Pemilihan media yang kreatif dan inovatif sosialisasi terkait masalah tersebut. Hasil-hasil
menjadikan materi yang disampaikan tidak penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
monoton, tidak membosankan sehingga terjadinya menunjukkan pendidikan kesehatan dengan metode
transfer of knowledge menjadi lebih baik.12 ceramah juga efektif untuk meningkatkan
Benyamin Bloom membagi perilaku manusia pengetahuan tentang leptospirosis di Desa Selandaka
menjadi 3 (tiga) domain yaitu kognitif, afektif dan Kecamatan Sumpiuh Kab. Banyumas.18 Studi yang
psikomotor yang selanjutnya oleh para ahli sama di Kabupaten Bantul Yogyakarta juga
pendidikan ketiga domain itu diukur dari menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan
pengetahuan, sikap atau tanggapan dan praktik setelah intervensi ceramah tentang leptospirosis.
atau tindakan. Pengetahuan merupakan hasil dari Masyarakat Kabupaten Bantul lebih menyukai
tahu dan terjadi setelah orang melakukan promosi kesehatan metode ceramah dibandingkan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. baliho dan leaflet untuk meningkatkan pengetahuan
Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia tentang leptospirosis.19
yakni indera penglihatan, pendengaran, Pengetahuan mempunyai hubungan yang
penciuman, rasa dan raba. Notoatmodjo signifikan dengan kejadian penyakit. Penelitian di
menyimpulkan dari penelitian para ahli, bahwa Kecamatan Cempaka Mulia, Kabupaten
indra yang paling banyak menyalurkan Kotawaringin membuktikan bahwa pengetahuan
pengetahuan ke dalam otak adalah mata (indera yang rendah memberi peluang 2 kali lebih besar
penglihatan). Kurang lebih 75-87 % pengetahuan terjadi penularan filariasis dibandingkan dengan
manusia diperoleh dan disalurkan oleh mata, pengetahuan tinggi.20 Pengetahuan awal (pre test)
sedangkan 13%-25 % oleh indera lainnya.13 masyarakat tentang leptospirosis yang rendah dalam
Penyuluhan kesehatan masyarakat menurut penelitian ini kemungkinan akan meningkatkan
Fitriyani bertujuan untuk kegiatan advokasi, risiko penularan penyakit. Penelitian membuktikan
pemberdayaan masyarakat, penyebarluasan bahwa pendidikan kesehatan menggunakan media
informasi, membuat perencanaan media, melakukan audiovisual efektif meningkatkan pengetahuan
pengkajian perilaku masyarakat yang terkait dengan masyarakat tentang pencegahan filariasis di
kesehatan dan merencanakan intervensi dalam Kabupaten Siak Provinsi Riau.6 Hasil ini sama
rangka pengembangan perilaku masyarakat yang seperti penelitian Nurhidayat, dkk bahwa media
mendukung kesehatan. Peran petugas kesehatan power point efektif dalam meningkatkan
yang kompeten dan memperhatikan dasar-dasar pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada siswa
komunikasi sangat dibutuhkan agar penyampaian kelas IV SDN Sukorejo 02 dan SD N Sukorejo 03
44
Pengaruh Penyuluhan........(Wijayanti, dkk)
Penulis mengucapkan terimakasih kepada 11. Saputro DNAA. Pengaruh promosi kesehatan
tentang kesehatan reproduksi terhadap
Kepala Loka Litbang P2B2 Banjarnegara, drh Ima
pengetahuan dan sikap remaja tentang seks
Nurisa, M.Sc, Panitia Pembina Ilmiah Badan pranikah Di SMA Muhammadiyah 4 Kartasura.
Litbangkes dan Panitia RISBIN 2010, Kepala Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta;
Dinas Kesehatan Kota Semarang terutama bagian 2015.
P2PL dan rekan-rekan yang membantu kegiatan
12. Suhertusi B, Desmiwarti, Nurjasmi E. Pengaruh
penelitian ini. media promosi kesehatan tentang ASI eksklusif
terhadap peningkatan pengetahuan ibu di wilayah
45
BALABA Vol.12 No.1, Juni 2016: 39-46
kerja Puskesmas Lubuk Begalung Padang Tahun 18. Rejeki DSS, Nurlaela S, Octaviana D. Pendidikan
2014. J Kesehat Andalas. 2015;4(1):17–22. kesehatan dan penerapan alat pelindung diri
dalam upaya pencegahan leptospirosis di Desa
13. Yustisa PF, Aryana IK, Suyasa ING. Efektifitas Selandaka, Kecamatan Sumpiuh Kabupaten
penggunaan media cetak dan media elektronika Banyumas. J Kesmas Indones. 2015;7(2):118-31.
dalam promosi kesehatan terhadap peningkatan
pengetahuan dan perubahan sikap siswa SD. J 19. Ristiyanto, Heriyanto B, Handayani FD,
Kesehat Lingkung. 2014;4(1):29–39. Trapsilowati W, Pujiati A, Nugroho A. Studi
pencegahan penularan leptospirosis di daerah
14. Hidayangsih PS. Perilaku berisiko dan persawahan di Kabupaten Bantul Daerah
permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja. Istimewa Yogyakarta. VEKTORA. 2013;5(1):
J Kesehat Reproduksi. 2014;5(2):1–10. 34–40.
15. Perangin-angin M. Efektifitas promosi kesehatan 20. Erlan A. Promosi kesehatan dalam pengendalian
dengan media vidio dan booklet terhadap filariasis. BALABA. 2014;10(02):89–96.
pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif di 21. Nurhidayat O, P ET, Wahyono B. Perbandingan
Wilayah Kerja Puskesmas Stabat Kabupaten media power point dengan flip chart dalam
Langkat Tahun 2013 (Abstrak). 2013. meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut. Unnes J Public Heal. 2012;1(1).
16. Zulkarnain E, Yusi L, Farida N. Perbedaan
efektifitas antara metode penyuluhan dengan 22. Makahanap MP, Kundre R, Yolanda B. Pengaruh
flipchart dan menggunakan Video Compact Disc penyuluhan kesehatan mengenai menopause
(VCD) dalam meningkatkan pengetahuan dan terhadap tingkat pengetahuan ibu usia 45-55
sikap ibu hamil terhadap Inisiasi Menyusi Dini tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Tonsea Lama.
(IMD). In: Seminar Nasional Jampersal. Jember: J Keperawatan. 2014;2(1).
Diunduh dari: http://fkm.unej.ac.id/files/
Semnas2011/05.pdf; 2011:42–53. 23. Mahfoedz I, Eko S. Pendidikan kesehatan bagian
dari promosi kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya;
17. Ikawati B, Ningsih DP, Isnani T. Pengaruh media 2007.
informasi terhadap peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang leptospirosis di Kabupaten 24. Nurlaela. Implementasi media peyuluhan
Purworejo. In: Adi MS, Ginanjar P, Wuryanto audiovisual dalam perilaku hidup bersih dan sehat
MA, Budiyono, eds. Capaian target MGS’s 2015, siswa SD inpres antang 1. Tesis. Porgram Pasca
pelayanan kesehatan primer dan sistem rujukan, Sarjana. Universitas Hasanuddin Makasar; 2014.
pendidikan kesehatan/kedokteran di era Jaminan
Kesehatan Nasional. Semarang: Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro; 2015:249–
56.
46