Professional Documents
Culture Documents
4 Hadits Pilar
4 Hadits Pilar
4 Hadits Pilar
Imam Abu Dawud (Sulaiman bin Al-Asy'ats As-Sijistani 817 / 202 H – meninggal di Basrah; 888 / 16
Syawal 275 H; umur 70–71 tahun) berkata, “Aku menulis hadits dari Rasulullah Shallalllhahu Alaihi
Wasallam sebanyak 500.000 hadits. Kesemua hadits di atas aku seleksi hingga yang tersisa tinggal 4.800
hadits dan itulah yang aku tuliskan dalam kitab Sunan Abu Dawud.
Berkat jerih payah dan jasa yang begitu agung dari para ulama hadits seperti Abu Dawud, Imam Bukhari,
Muslim, Tirmidzi dan yang lain-lain terjagalah kemurnian ajaran Islam hingga kita bisa meyakini dengan
seyakin-yakinnya bahwa hadits-hadits yang sampai kepada kita adalah benar-benar apa yang pernah
diucapkan dan dilakukan Rasulullah shallallahu Alaihi wa Sallam
Namun para ulama melihat bahwa generasi yang datang sesudah mereka tidak akan segiat dan
sesungguh-sungguh mereka dalam menjaga dan menghafal hadits, hingga mereka membuat kita-kitab
yang lebih ringkas, yaitu berupa kumpulah hadits pilihan seperti kitab Arba’in, dan yang paling terkenal
adalah kitab Arba’in Nawawiyah.
Hadits-hadits yang dicantumkan dalam kitab tersebut insya Allah merupakan hadits dari prinsip-prinsip
ajaran Islam. Jadi secara prinsip mewakili hadits-hadits yang berjumlah ribuan.
Kemudian Abu Dawud memilihkan lagi bagi kita 4 hadits yang kata beliau, cukup bagi manusia untuk
memahami dan mengamalkan agama mereka.
Andaikan kita belum mampu membaca dan menghafal 4.800 hadits mungkin dianggap wajar, begitu
juga jika belum menghafal semua hadits yang terdapat dalam kitab Arba’in An-Nawawiyah. Namun
sungguh ter.. la.. lu.. jika tidak berusaha untuk menghafal 4 hadits yang dipilihkan oleh Imam Abu
Dawud
Hadits pertama:
ﻘﹸﻮﻝﹸ ﻳﻠﱠﻢﺳ ﻭﻴﻪﻠﹶ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﻮﻝﹶ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳ ﺭﻌﺖ ﻤﻘﹸﻮﻝﹸ ﺳ ﻳﻨﻪ ﻋ ﺍﻟﻠﱠﻪﻲﺿﻄﱠﺎﺏﹺ ﺭ ﺍﻟﹾﺨﺑﻦ ﺮﻤﻋ
ﺎﻴﻧ ﺇﹺﻟﹶﻰ ﺩﻪﺗﺮﺠ ﻫﺖ ﻛﹶﺎﻧﻦﻣ ﻭﻪﻮﻟﺳﺭ ﻭ ﺇﹺﻟﹶﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪﻪﺗﺮ ﻓﹶﻬﹺﺠﻪﻮﻟﺳﺭ ﻭ ﺇﹺﻟﹶﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪﻪﺗﺠﺮ
ﻫﺖﻦ ﻛﹶﺎﻧ ﻯ ﻓﹶﻤﻮﺎ ﻧﺮﹺﺉﹴ ﻣﺎﻣﺎ ﻟﻤﺇﹺﻧ ﻭﺔﻴﺎﻝﹸ ﺑﹺﺎﻟﻨﻋﻤ ﺎ ﺍﹾﻟﺄﹶﻤﺇﹺﻧ
ﻴﻪ ﺇﹺﻟﹶﺮﺎﺟﺎ ﻫ ﺇﹺﻟﹶﻰ ﻣﻪﺗﺠﺮ
ﺎ ﻓﹶﻬﹺﻬﺟﻭﺰﺘ ﻳﺃﹶﺓﻣﺮ ﺍﺎ ﺃﹶﻭﺒﻬﻴﺼﻳ
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya.
Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya
karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah
dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang
ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin
Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan
kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).
Hadits kedua:
ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺣﺴﻦ ﺇﺳﻼﻡ ﺍﳌﺮﺀ ﺗﺮﻛﻪ ﻣﺎﻻ ﻳﻌﻨﻴﻪ: ﻋﻦ ﺃﰊ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻗﺎﻝ
Dari Abu Hurairah radhiallahunhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.”
(Hadits Hasan riwayat Turmuzi dan lainnya)
Hadits ketiga:
ﻔﹾﺴِﻪﻨ ﻟﺐﺤﺎ ﻳ ﻣﻴﻪﺄﹶﺧ ﻟﺐﺤﻰ ﻳﺘ ﺣﻛﹸﻢﺪ ﺃﹶﺣﻦﺆﻣ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻟﹶﺎ ﻳﻠﱠﻢﺳ ﻭﻴﻪﻠﹶ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﺒﹺﻲ ﺍﻟﻨﻦﺲﹴ ﻋ ﺃﹶﻧﻦﻋ
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dari
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu
hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (Riwayat Bukhori dan
Muslim)
Hadits keempat:
» ﺇﹺﻥﱠﻪﻴ ﺇﹺﻟﹶﻰ ﺃﹸﺫﹸﻧﻪﻴﻌﺒﺎﻥﹸ ﺑﹺﺈﹺﺻﻤﻌﻯ ﺍﻟﻨﻮﺃﹶﻫﻘﹸﻮﻝﹸ ﻭ ﻳ-ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- ﻮﻝﹶ ﺍﻟﻠﱠﻪﺳ ﺭﻌﺖ ﻤﻘﹸﻮﻝﹸ ﺳ ﻳﻪﺘﻌﻤﲑﹴ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺳﺸﻦﹺ ﺑ ﺑﺎﻥﻤﻌﻦﹺ ﺍﻟﻨﻋ
ﻰ ﻓﻗﹶﻊ ﻭﻦﻣ ﻭﻪﺿﺮﻋ ﻭﻳﻨﹺﻪﺪﺃﹶ ﻟﺮﺒﺘ ﺍﺳﺎﺕﻬﺒﻘﹶﻰ ﺍﻟﺸﻦﹺ ﺍﺗﺎﺱﹺ ﻓﹶﻤ ﺍﻟﻨﻦ ﻣﲑ ﻛﹶﺜﻦﻬﻌﻠﹶﻤ ﻻﹶ ﻳﺎﺕﺒﹺﻬﺸﺘ
ﺎ ﻣﻤﻬﻨﻴﺑ ﻭﻦﻴ ﺑﺍﻡﺮﺇﹺﻥﱠ ﺍﹾﻟﺤ ﻭﻦﻴﻼﹶﻝﹶ ﺑﺍﻟﹾﺤ
ﺃﹶﻻﹶﻪﺎﺭﹺﻣﺤ ﻣﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪﻤﺇﹺﻥﱠ ﺣﻰ ﺃﹶﻻﹶ ﻭﻤ ﺣﻚﻠﻜﹸﻞﱢ ﻣﺇﹺﻥﱠ ﻟ ﺃﹶﻻﹶ ﻭﻴﻪ ﻓﻊﺗﺮ ﺃﹶ ﹾﻥ ﻳﻚﻮﺷﻰ ﻳﻤﻝﹶ ﺍﹾﻟﺤﻮﻰ ﺣﺮﻋ ﻰ ﻳﺍﻋﺍﻡﹺ ﻛﹶﺎﻟﺮﺮﻰ ﺍﻟﹾﺤ ﻓﻗﹶﻊ ﻭﺎﺕﻬﺒﺍﻟﺸ
ﺍﻟﹾﻘﹶﻠﹾﺐﻰﻫ ﺃﹶﻻﹶ ﻭ ﻛﹸﻠﱡﻪﺪﺴ ﺍﻟﹾﺠﺪﺕ ﻓﹶﺴ
ﺪﺇﹺﺫﹶﺍ ﻓﹶﺴ ﻭ ﻛﹸﻠﱡﻪﺪﺴ ﺍﹾﻟﺠﻠﹶﺢﺖ ﺻ
ﻠﹶﺤﺔﹰ ﺇﹺﺫﹶﺍ ﺻﻀﻐ
ﻣﺪﺴﻰ ﺍﹾﻟﺠﺇﹺﻥﱠ ﻓﻭ
Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata, Saya mendengar Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di
antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang
banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agamanya dan
kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam
perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di
sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah
bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah
bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia
buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “. (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Dipilihnya keempat hadits di atas karena
Hadits pertama menjelaskan ( )ﺑرﺑـــﻪ اﻟﻌﺑــــــد ﻋﻼﻗـــﺔhubungan hamba dengan Rabbnya. Hubungan kita
dengan Allah ditentukan oleh niat kita. Sekalipun hijrah atau jihad merupakan amalan yang agung,
namun jika tidak diniatkan untuk taat kepada Allah, maka tidak jadi ibadah. Sebaliknya ketika kita
makan, minum dan lain-lain lalu meniatkannya karena taat kepada Allah maka semua itu akan jadi
ibadah. Dan orang yang meniatkan taat kepada Allah tentu akan taat pula kepada Rasulullah agar
ibadahnya diterima.
Hadits kedua menjelaskan ( )ﺑﻧﻔﺳــــﻪ اﻟﻌﺑــــــد ﻋﻼﻗـــﺔhubungan hamba dengan dirinya, yaitu dengan
menghargai waktu dan umur kita karena pada hakikatnya kita adalah umur dan waktu-waktu yang kita
lewati. Seorang Muslim harus mengisi waktunya dengan hal-hal yang bermanfaat agar tidak termasuk ke
dalam golongan orang-orang yang merugi, sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Al-Ashr.
Hadits ketiga menjelaskan ( )ﺑﺄﺧﻳــــﻪ اﻟﻌﺑــــــد ﻋﻼﻗـــﺔhubungan hamba dengan sesamanya, yaitu untuk saling
mencintai karena Allah.
Hadits keempat menjelaskan ( )ﺑﻣﻌﻳﺷـــــﺗﻪ اﻟﻌﺑــــــد ﻋﻼﻗـــﺔhubungan hamba dengan penghidupannya, yaitu
mengambil yang jelas-jelas halal, menjauhi yang jelas-jelas haram serta berhati-hati (menjauhi) terhadap
yang syubuhat. Dari hadits ini bercabang hukum halal dan halam dalam masalah makanan, pakaian,
pergaulan, mu’amalah, munakahat, siyasat dll.
Wallahu A’lam