Professional Documents
Culture Documents
Proposal Auliarenisa 030819077
Proposal Auliarenisa 030819077
Oleh
Aulia Renisa
NIRM. 03 08 19 077
ii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
Proposal Tugas Akhir Tahun 2023. Penulisan Proposal Tugas Akhir ini
disusun dengan mendapatkan bimbingan dan arahan dari dosen maupun
dari pihak lain sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dr. Bambang Sudarmanto, S.Pt., MP., selaku direktur Politeknik
Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang;
2. Ir. Sumaryanto, MM., selaku ketua jurusan Politeknik Pembagunan
Pertanian Yogyakarta – Magelang;
3. Nur Prabewi, S.Pt., MP., selaku ketua Program Studi Teknologi Produksi
Ternak Politeknik Pembagunan Pertanian Yogyakarta – Magelang;
4. Dr. Puji Hartati, M.Ed., selaku Pembimbing Utama;
5. Acep Perdinan, S.Pt., M.Si., selaku Pembimbing Pendamping; dan
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini
sehingga dapat terselesaikan tepat waktu.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari semua pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
PRAKATA .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vii
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan ........................................................................................... 4
D. Manfaat ......................................................................................... 4
III. METODOLOGI.................................................................................. 15
A. Lokasi dan Waktu ........................................................................ 15
B. Alat .............................................................................................. 15
C. Bahan .......................................................................................... 15
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 16
E. Prosedur Penelitian ..................................................................... 18
F. Rancangan Percobaan................................................................ 20
G. Analisis Data ............................................................................... 21
H. Jadwal ......................................................................................... 22
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Persyaratan mutu pakan ayam ras petelur fase layer ...................... 7
2. Kandungan nutrien ayam petelur betina. ....................................... 16
3. Kandungan nutrien ayam bangkok pejantan. ................................. 16
4. Level pemberian tepung kulit manggis ........................................... 19
5. Jadwal pelaksanaan penelitian tugas akhir .................................... 22
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka pikir ............................................................................. 14
2. Denah kandang penelitian .......................................................... 18
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rancangan anggaran biaya .................................................... 28
2. Jurnal harian ........................................................................... 28
3. Lembar konsultasi ................................................................... 30
4. Hasil analisis tepung kulit manggis ......................................... 31
vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
meningkat. Diperlukan cara alternatif agar dapat mempertahankan kualitas
bahan pakan dan penampilan produksi tetap baik tetapi dengan biaya yang
efisien.Cara alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian feed
additive dalam pakan.
Feed additive adalah suatu bahan yang dicampurkan didalam pakan
yang dapat mempengaruhi kesehatan, produktifitas, maupun keadaan gizi
ternak, meskipun bahan tersebut bukan untuk mencukupi kebutuhan zat
gizi (Adam, 2000). Feed additive sudah umum digunakan dalam industri
perunggasan adalah antibiotika, enzim, prebiotik, probiotik, asam organik,
flavor, pewarna, dan antioksidan (Sinurat et al., 2009). Antibiotik
sudah mulai ditinggalkan karena dampak negatif yang ditimbulkan.
Senyawa biokaktif asal tanaman sering ditambahkan sebagai feed additive
yang mempunyai mekanisme kerja tertentu. Salah satunya tanaman yang
dapat digunakan adalah tanaman manggis.
Buah manggis merupakan buah yang memiliki banyak kandungan
manfaat bahkan buah manggis disandingkan dengan buah durian dengan
julukan Ratu Buah. Produksi manggis di Indonesia mengalami peningkatan
sebanyak 75.930.000 Kg atau 75.930 ton dengan persentase sebesar
30,81% pada tahun 2019 ke 2020. BPS (2021) mencatat, produksi manggis
di Indonesia sebanyak 303.934 ton sepanjang 2021. Peningkatan konsumsi
manggis juga akan mempengaruhi peningkatan jumlah limbah manggis
dalam bentuk kulit manggis. Dondy (2012) menyatakan bahwa kandungan
nutrien tepung kulit manggis meliputi karbohidrat 82,50%, protein 6,45%,
lemak 3,02%, air 5,87%, abu 2,17%, dan gula total 2,10%. Kandungan zat
aktif yang paling banyak di dalam kulit manggis yaitu xanthone, antosianin,
flavonoid, dan tannin (Dungir et al., 2012).
Kandungan yang ada dalam kulit manggis tersebut tentu memilki
banyak manfaat untuk penampilan produksi ayam petelur yang meliputi Hen
Day Production (HDP), bobot telur, dan fertilitas. Ajibade et al. (2011)
menyatakan bahwa kandungan antioksidan, biflavonoid, dan xathone yang
ada di dalamnya juga dapat meningkatkan presentase motilitas,mengurangi
2
presentase spermatozoa abnormal, dan juga mengurangi sel sperma yang
mati. Tanin merupakan salah satu molekul aktif metabolit sekunder,
memiliki beberapa manfaat antara lain sebagai astringen, anti diare,
antibakteri, dan antioksidan (Wati et al., 2023). Kusumasari et al. (2013)
menyatakan bahwa antioksidan memiliki manfaat penting yaitu mencegah
kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas sehingga menimbulkan
stres pada ternak dan berdampak pada penurunan produksi telur serta
kualitas telur tetas.
Berbagai penelitian telah dilakukan, pemberian tepung kulit manggis
(Garcinia mangostana L.) terhadap penampilan produksi puyuh dengan
dosis 0,5%, 1% dan 1,5% sebagai feed additive dalam pakan hasilnya
belum ada pengaruh yang signifikan hingga level pemberian 1% terhadap
Hen Day Production (HDP) (Rateh, 2014). Aprilia (2014) juga telah
melakukan penelitian yaitu pemberian tepung kulit terhadap kualitas telur
dengan dosis 0,5%, 1% dan 1,5% dan hasilnya berpengaruh nyata
terhadap bobot telur. Penelitian lain juga telah dilakukan dengan pemberian
tepung kulit manggis terhadap tingkat fertilitas, daya tetas, dan bobot tetas
dengan dosis 0,5%, 1% dan 1,5% dalam pakan Itik Mojosari dan
mendapatkan hasil optimal pada pemberian 1% yang berpengaruh nyata
terhadap fertilita (Yuniar, 2013). Penelitian tersebut yang melatar belakangi,
perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian tepung kulit
manggis terhadap penampilan produksi ayam petelur yang meliputi Hen
Day Production (HDP), bobot telur, dan fertilitas.
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan
D. Manfaat
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
5
badannya 2,01 kg. Keistimewaan Isa Brown meliputi tingkat uniformnity
tinggi, dewasa kelamin yang seragam, tingkat produksi yang tinggi,
kekebalan tubuh yang tinggi dan ketahanan tubuh yang baik terhadap iklim
(Rifaid, 2018). Dirgahayu et al. (2016) juga menyatakan bahwa ayam
petelur strain Isa Brown memiliki sifat mudah beradaptasi dengan
lingkungan, memiliki produktivitas tinggi dan lebih tahan terhadap penyakit.
B. Ayam Bangkok
C. Konsumsi Ransum
6
Suci dan Hermana (2012) menyatakan bahwa bahan pakan sumber
energi, sumber protein, sumber lemak, sumber mineral, dan bahan pakan
alternatif merupakan bahan pakan yang digunakan untuk pembuatan
pakan. Standar ransum pakan ayam petelur periode layer yaitu kadar air
maksinal 14%, protein kasar minimal 16%, lemak kasar 2,5 sampai dengan
7%, kalsium 3,25 sampai dengan 4%, fosfor 0,6 sampai dengan 1,0%,
lysine 0,8%, metionin 0,35% dan energi metabolis 2.650 kkal/kg (SNI,
2014). Ayam ras petelur yang berumur mencapai 5 bulan lebih
membutuhkan konsumsi pakan sebesar 110 sampai dengan 120
gram/ekor/hari dengan konsumsi pakan rata - rata 115,5 kurang lebih 2,12
g/ekor/hari (Luthfi et al., 2020). Kebutuhan nutrisi ayam ras petelur fase
layer dapat dilihat pada Tabel 1.
D. Feed Additive
7
tanaman dan minyak esensial (Magdalena et al., 2014).
Fathul et al. (2013) juga menyatakan bahwa manfaat pemberian feed
additive atau suplemen dari segi fisiologis yaitu:
1. Ternak terhindar dari defisiensi vitamin (avitaminosis) dan defisiensi
mineral, yang kemungkinan berupa kelumpuhan, otot kejang,
pertumbuhan jaringan epitel yang kurang baik, milk fever
(paresispuerperalis), dan mudah terkena infeksi;
2. Ternak terhindar malnutrisi misalkan kekurusan pada musim kemarau
yang panjang karena kualitas ransum menurun; dan
3. Mempertahankan produksi baik secara kuantitas maupun kualitas.
Beberapa penelitian penambahan feed additive telah dilakukan
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Edi et al. (2018) pada
penelitiannya pemberian ekstrak daun jati minimal 0,8% dalam pakan
menghasilkan performa ayam petelur (konsumsi pakan, Hen Day
Production, berat telur, egg mass dan Feed Conversion Ratio (sama
dengan penambahan antibiotik virginamicin 0,015%). Andriyanto et al.
(2014) juga telah melakukan penelitian pemberian ekstrak daun kemangi
pada ayam petelur dan hasilnya mampu menjaga dan meningkatkan fungsi
hati serta mendukung peningkatan produktivitas ayam petelur melalui
peningkatan jumlah dan bobot telur yang dihasilkan tanpa menurunkan
kualitas telur.
Bagian buah manggis yaitu terdiri dari 48% kulit bagian dalam, 31%
daging buah, 17% kulit luar, dan 4% tangkai buah (Chavanalikit et al.,
2012). Kandungan total fenol yang paling tinggi yaitu lapisan dalam kulit
manggis yang berwama merah muda (Chavanalikit et al., 2012). Polifenol
berupa senyawa xanthone dan tannin (Zhou et al., 2011). Xanthone banyak
digunakan untuk melawan kanker, kontrol diabetes, mengurangi oksidasi
Low Density Lipoprotein (LDL) darah, determinasi tingkat urea pada darah,
dan mengurangi kerusakan jaringan akibat radikal bebas (Monajjemi et al.,
8
2011). Kusumasari et al. (2013) menyatakan bahwa antioksidan memiliki
manfaat penting yaitu mencegah kerusakan yang disebabkan oleh radikal
bebas sehingga menimbulkan stres pada ternak dan berdampak pada
penurunan produksi telur serta kualitas telur tetas. Mekanisme kandungan
di dalam kulit manggis yaitu antioksidan dan anti bakteri dapat
menghentikan reaksi berantai dari radikal bebas zat aditif yang
menyebabkan kerusakan (Zaboli et al., 2013).
Permana (2011) menyatakan bahwa kandungan dalam kulit manggis
yaitu karbohidrat 35,61%, total gula 1,17%, air 62,05%, protein 0,71%,
lemak 0,63%, dan abu 1,01%. Dondy (2012) juga menyatakan bahwa
tepung kulit manggis mengandung nutrisi antara lain karbohidrat 82,50%,
gula total 2,10%, air 5,87%, protein 6,45%, lemak 3,02% dan abu 2,17%.
Teknologi tepung kulit manggis yang dilakukan oleh Dondy (2012) yaitu
melalui proses perendaman selama satu jam dalam larutan 0,3% asam
asetat, 0,3% natrium metabisulfit atau air setelah itu kulit buah yang telah
direndam diblansir selama tiga menit menggunakan uap panas dan proses
pengeringan dilakukan pada suhu 50°C dengan tujuan untuk mencegah
reaksi pencoklatan dan untuk menstabilkan antosianin.
Hasil-hasil penelitian lain menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat
didalam kulit manggis memiliki khasiat sebagai antioksidan (Suvarnakuta et
al. 2011) dan anti bakteri (Gutierrez Orozcodan Failla, 2013). Amrullah
(2003), menyatakan bahwa dimana ayam yang diberi 0,1% metionin dalam
14% dan 16% protein kasar di ransumnya ternyata memiliki kualitas telur
(bobot telur) yang lebih baik dan hen day production yang lebih tinggi
dibanding yang tidak diberi suplementasi. Selain itu kandungan antioksidan,
biflavonoid, dan xathone yang ada di dalamnya juga dapat meningkatkan
presentase motilitas, mengurangi presentase spermatozoa abnormal dan
juga sel sperma yang mati (Ajibade et al., 2011). Penambahan 1% tepung
kulit manggis di dalam pakan dapat meningkatkan berat telur dan indeks
warna kuning telur Itik Mojosari (Istiqomah et al., 2013).
9
F. Inseminasi Buatan
10
Faktor yang mempengaruhi produksi telur ayam petelur adalah umur,
genetik, kualitas pakan, stress akibat overheat, dan keadaan lingkungan
yang berisik (Fadilah dan Polana, 2011). Turunnya konsumsi pakan
menyebabkan berkurangnya nutrisi dalam tubuh sehingga menurunkan
produksi telur (Siahaan et al., 2018).
Penelitian sebelumnya juga telah dilakukan oleh Skender et al. (2017)
yang menemukan bahwa ayam petelur dengan umur 28 sampai 36 minggu
dan diberi perlakuan suplementasi beberapa jenis flavonoid (hesperidin,
naringin, dan quercetin) memiliki HDP berkisar antara 90,03 sampai
93,96%.
H. Bobot Telur
11
ternak dan berdampak pada penurunan produksi telur serta kualitas telur
tetas.
I. Fertilitas
12
J. Kerangka Pikir
Penelitian ini dibuat dengan skema kerangka pikir yang dimulai dari
pemberian kulit sebagai feed additive pada ayam petelur. Feed additive
adalah suatu bahan yang dicampurkan didalam pakan yang dapat
mempengaruhi kesehatan, produktifitas, maupun keadaan gizi ternak,
meskipun bahan tersebut bukan untuk mencukupi kebutuhan zat gizi
(Adam, 2000). Ajibade et al. (2011) menyatakan bahwa kandungan
antioksidan, biflavonoid, dan xathone yang ada di dalam kulit manggis
dapat meningkatkan presentase motilitas, mengurangi presentase
spermatozoa abnormal, dan juga mengurangi sel sperma yang mati. Tanin
merupakan salah satu molekul aktif metabolit sekunder, memiliki beberapa
manfaat antara lain sebagai astringen, anti diare, antibakteri, dan
antioksidan (Wati et al., 2023). Kusumasari et al. (2013) menyatakan bahwa
antioksidan memiliki manfaat penting yaitu mencegah kerusakan yang
disebabkan oleh radikal bebas sehingga menimbulkan stres pada ternak
dan berdampak pada penurunan produksi telur serta kualitas telur tetas.
Kemudian setelah pemberian kulit manggis selama satu bulan, ayam
petelur dikawinkan dengan ayam Bangkok dengan Inseminasi Buatan.
Habibullah et al. (2015) menyatakan bahwa inseminasi buatan pada unggas
dilakukan melalui proses koleksi semen pejantan kemudian memasukkan
semen ke dalam saluran reproduksi betina untuk mendapatkan telur fertil.
Faktor yang mempengaruhi produksi telur ayam petelur adalah
umur, genetik, kualitas pakan, stress akibat overheat, dan keadaan
lingkungan yang berisik (Fadilah dan Polana, 2011). Turunnya konsumsi
pakan menyebabkan berkurangnya nutrisi dalam tubuh sehingga
menurunkan produksi telur (Siahaan et al., 2018). Mahi et al. (2012)
menyatakan, bahwa faktor yang dapat mempengaruhi bobot telur yaitu
breed, umur, nutrisi, pakan, suhu, lingkungan,dan dewasa kelamin. Siklus
awal pada produksi telur juga menghasilkan bobot telur yang rendah
dibandingkan dengan bobot telur pada siklus selanjutnya (Listiyowati dan
Roospitasari, 2000). Wirapartha dan Dewi (2017) juga menyebutkan
13
bahwa faktor yang mempengaruhi fertilitas telur yaitu perbandingan jantan
dan betina, umur ayam, lama waktu penyimpanan telur, pakan atau nutrisi,
dan kesehatan ayam. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan dengan skema sebagai berikut:
14
III. METODOLOGI
15
Tabel 2. Kandungan nutrien pakan ayam petelur betina.
No Zat Makanan Hasil analisis
1. Kadar Air (%) 10,63
2. Kadar Abu (%) 14,63
3. Protein Kasar (%) 18,03
4. Lemak Kasar (%) 4,37
5. Serat Kasar (%) 4,56
6. Energi Metabolis (kkal/kg) 2778
Sumber: Kandungan Nutrien Hasil Pengujian Laboratorium
Obat Hewan dan Pakan (2022).
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah Hen Day Production (HDP), bobot
telur, dan fertilitas pada ayam petelur sebagai berikut:
1. Hen Day Production (HDP)
16
Hen Day Production (HDP) adalah jumlah telur yang dihasilkan pada
periode tertentu be rdasarkan jumlah unggas aktual yang hidup pada
periode tersebut dan dihitung dalam persen (Muchlis dan Syarifuddn 2021).
Rumus penghitungan HDP yaitu:
Jumlah telur selama penelitian
HDP= x 100 %
Jumlah ayam petelur awal penelitian
2. Bobot Telur
Bobot telur yang dihasilkan (g/butir), diperoleh dengan menimbang
setiap telur yang diambil dari egg tray dan sudah dikelompokkan
berdasarkan perlakuan dan ulangan (Ahmadi, 2015). Penimbangan bobot
dilakukan selama tiga hari terakhir di minggu ketiga dan tiga hari terakhir di
minggu ke enam untuk pengukuran fertilias dan bobot telur.
3. Fertilitas
Fertilitas yaitu presentase telur yang memperlihatkan adanya
perkembangan embrio dari semua telur ditetaskan (Sinabutar, 2009). Nilai
fertilitas dihitung dengan persamaan berikut:
∑Fertil
Fertilitas = x 100 %
∑Ditetaskan
∑ fertil = Jumlah telur tetas yang fertil.
∑ ditetaskan = Jumlah telur layak tetas yang dihasilkan dari setiap
perlakuan.
Data ini diperoleh dari hasil pemeriksaan ( ) pada telur yang telah
dieramkan di mesin tetas pada hari kelima proses pengeraman.
Pemeriksaan telur fertil dilakukan dengan peneropongan telur dibawah
cahaya dengan intensitas yang cukup untuk menembus cangkang telur
(Nawawi et al., 2015). Telur fertil adalah telur yang dibuahi dan berpotensi
untuk menjadi anakan sedangkan telur infertil adalah telur yang tidak
dibuahi dan digunakan sebagai telur konsumsi (Wirapartha dan Dewi,
2017). Telur yang terlihat bayangan pembuluh darah atau titik embrio
diindentifikasi sebagai telur fertil sedangkan telur yang hanya terlihat area
17
kuning telur saja diidentifikasi sebagai telur infertil (Simanungkalit et al.,
2021).
E. Prosedur Penelitian
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
P3 P3 U3 P3 P3 P3 P0 P0 P0 P0 P0 P0
U1 U1 U1 U2 U2 U2 U2 U2 U2 U1 U1 U1
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 P2 P2 P2
U3 U3 U3 U4 U4 U4 U5 U5 U5 U1 U1 U1
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
P2 P2 P2 P2 P2 P2 P3 P3 P3 P3 P3 P3
U2 U2 U2 U5 U5 U5 U3 U3 U3 U4 U4 U4
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
P3 P3 P3 P0 P0 P0 P0 P0 P0 P0 P0 P0
U5 U5 U5 U3 U3 U3 U4 U4 U4 U5 U5 U5
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
18
1) Pakan yang diberikan ditimbang, pakan ayam petelur betina
membutuhkan 120 gram/hari x 60 ekor = 7.200 g/hari.
2) Pakan diberikan dua kali dengan proporsi 60:40 di pagi hari
60% dengan berat 72 gram dan sore hari 40% dengan berat 48
gram yang diberikan pukul 07.00 WIB dan 14.00 WIB.
b. Ayam Bangkok Jantan
1) Pakan yang diberikan ditimbang, pakan ayam bangkok jantan
membutuhkan 150 gram/hari x 6 ekor = 900 g/hari.
3) Pakan diberikan dua kali dengan proporsi 60% dengan proporsi
60:40 di pagi hari 60% dengan berat 90 gram dan sore hari 40%
dengan berat 60 gram yang diberikan pukul 07.00 WIB dan
14.00 WIB.
3. Pemberian Tepung Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.)
Tepung kulit manggis yang dikonsumsi oleh ayam petelur betina
ditimbang sesuai perlakuan kemudian dicampurkan dengan 10 gram
pakan yang diambil dari porsi pemberian pakan pagi hari dan
diberikan 10 menit sebelum pemberian pakan pagi. Data perlakuan
dapat dilihat pada Tabel 4.
4. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan dilakukan satu bulan setelah pemberian
tepung kulit manggis pada ternak di minggu ke empat dan ke enam.
Sebelum digunakan untuk bahan IB sperma dari pejantan dilakukan
uji konsentrasi spema terlebih dahulu menggunakan alat
hemasitometer.
19
a. Pengambilan sperma ayam Bangkok pejantan dilakukan puklu
15.00 WIB lalu bisa langsung diaplikasikan inseminasi buatan ke
ayam petelur betina dengan dilakukan pengenceran denngan
NaCl fisiologis 0,9% sebanyak 1:6 dan di suntik ke betina ayam
petelur melalui kloaka sebanyak 0,1 ml/ekor. Insemiansi
dilakukan pada sore hari dengan cara deposisi semen
intravaginal (Tabatabaei, 2010).
b. Inseminasi Buatan dilakukan dua kali seminggu di hari Senin dan
Kamis dimulai pada minggu ke empat. Penelitian Irastuti (2011)
menyebutkan bahwa dengan interval IB tiga hari sekali, fertilitas
telur ayam buras yang dihasilkan yaitu 70,83%. Pengaplikasian
IB dilakukan dengan estimasi waktu 30 menit. Penelitian
sebelumnya juga menyatakan bahwa spermatozoa ayam mampu
bertahan hidup selama 30 sampai 45 menit pada suhu kamar,
namun apabila ditambah pengencer spermatozoa dapat
bertahan enam sampai dengan dengan 24 jam dalam suhu
refrigerator (Lubis, 2011).
5. Sanitasi Kandang
Sanitasi kandang dilakukan 5 hari sekali dengan membersihkan
kotoran dibawah dan didalam kandang serta mengganti dengan
sekam baru sebagai alas kotoran dibawah kandang.
6. Metode Pengambilan Data
a. Perhitungan jumlah telur yang dihasilkan dilakukan setiap hari.
b. Pengambilan telur sebagai sampel dilakukan selama tiga hari
terakhir di minggu ke empat dan tiga hari terakhir di minggu ke
enam untuk pengukuran fertilias dan bobot telur.
F. Rancangan Percobaan
20
diperoleh percobaan sebanyak 20 percobaan. Perlakuan yang diberikan
adalah pemberian tepung kulit manggis sebagai zat additive dengan
perlakuan yang diberikan sebagai berikut:
P0 = Pakan Basal
P1 = Pakan Basal + Tepung Kulit Manggis 0,5%
P2 = Pakan Basal + Tepung Kulit Manggis 1%
P3 = Pakan Basal + Tepung Kulit Manggis 1,5
G. Analisis Data
21
H. Jadwal
1 Persiapan kandang
6 Analisis data
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Fathul, F., Tantalo, S., Liman, dan Purwaningsih,N. 2013. Pengetahuan
Pakan Dan Formulasi Ransum, Universitas Lampung, Bandar
Lampung
Habibullah, M., M. A. Hashem, M. S. Rana dan M. H. Islam. 2015. Effect Of
Artificial Insemination On Different Production Parameter In
Hubbard Classic Broiler Parent Stock. Jurnal. Bangladesh
Hijriyanto, M., Dasrul, C. N. Thasmi. 2017. Pengaruh Frekuensi
Penampungan Semen Terhadap Kualitas Spermatozoa pada
Ayam Bangkok. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner. Vol. 01 No. 1:
046-053
Hopkins, S. M. and L.E.Evans. 2003. Artificial Insemination In Mcdonald’s
Veterinary Endocrinology And Reproduction. Edited By Mauricho
H. Pindeda And Michael P.Dooley. Edition.Lowa State Press USA:
366-368
Irastuti. 2011. Pengaruh Bangsa Pejantan Dan Interval Deposisi Semen
Terhadap Keberhasilan Inseminasi Buatan Pada Ayam. Jurnal
Sains Dan Teknologi Tadulako. Vol. 1 No. 1: 13-25
Istiqomah, F. 2013. Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Manggis (Garcinia
Mangostana L) Pada Pakan Terhadap Kualitas Telur Itik Mojosari.
Skripsi. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang
Junaedi dan Khaeruddin. 2018. Evaluasi Hasil Inseminasi Buatan Pada
Ayam Bangkok Dengan Menggunakan Berbagai Pengencer
Semen. Tropical Livestock Journal. Vol. 02 No. 1
Kusumasari, D.P., I. Mangisah, dan I. Estiningdriati. 2013. Pengaruh
Penambahan Vitamin A dan E dalam Ransum terhadap Bobot
Telur dan Mortalitas Embrio Ayam Kedu Hitam. Anim. Agric. J. Vol.
2 No.1: 191-200
Lubis, Triva Murtina.2011. Motilitas Spermatozoa Ayam Kampung dalam
Pengencer Air Kelapa, Nacl Fisiologis Pada 25-29°C. Jurnal
Agripet Vol. 2 No. 2:45-0
Luthfi, A. C., Suhardi, dan E. C. Wulandari. 2020. Produktivitas Ayam
Petelur Fase Layer Il Dengan Pemberian Pakan Free Choice
Feeding. Tropical Animal Science. Vol. 2 No. 2: 57-65
Magdalena, S., Natadiputri, G. H., Nailufar, F., dan Purwadaria, T. 2014.
Utilization Of Natural Products As Functional Feed. Wartazoa.
Indonesian Bulletin Of Animal & Veterinary Sciences. Vol. 23 No.
1:31-40
Maharani, P., N. Suthama dan H. I. Wahyuni. 2013. Massa Kalsium Dan
Protein Daging Pada Ayam Arab Petelur Yang Diberi
24
Ransum Menggunakan Azolla Microphylla. J. Anim. Agr.Vol. 2 No.
1:18-27
Mahi M, Achmanu, Muharlien. 2012. Pengaruh Bentuk Telur Dan Bobot
Telur Terhadap Jenis Kelamin, Bobot Tetas, Dan Lama Tetas
Burung Puyuh. Universitas Brawijaya, Malang
Monajjemi, M., V. Azizi, S. H. Amini and F. Mollaamin. 2011. Nanotheoretical
Studies On Evaluation Of Anti Cancer Potential On Mangosteen
Plant. Afr. J. Agri. Res. 6: 4661-4670
Nahak, A.K., Giri, S.C., Mohanty, D.N., Mishra, P.C. and Dash, S.K. 2015.
Effect Of Frequency Of Collection On Seminal Characteristics Of
White Pekin Duck. Asian Pacific Journal Of Reproduction.Vol. 4
No. 1: 70-73
Nawawi, M. Z., Rahmad, R., Dan Syahputra, M. 2015. Klasifikasi Telur
Fertil Dan Infertil Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Multilayer
Perceptron Berdasarkan Ekstraksi Fitur Warna Dan Bentuk.
Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Vol. 4 No. 2:100–109
Parlan, A. (2019). Analisis Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Di Desa
Silam Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Universitas Islam
Riau
Permana, A.W. 2010, Kulit Buah Manggis Dapat Menjadi Minuman Instan
Kaya Antioksidan. Warta Litbang Deptan. Vol. 32 No. 2:3.
Fadilah dan Polana, 2011 Aneka Penyakit Pada Ayam Dan Cara
Mengatasinya. Pt. Agromedia Pustaka, Jakarta
Rifaid. 2018. Kualitas Dan Produksi Telur Berdasarkan Umur Dan Pakan
Yang Digunakan. Skripsi. Fakultas Sains Dan Teknologi.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Makasar
Sahara, S. N., Suprijatna, E., & Yunianto, V. D. 2017. Pengaruh Pemberian
Sinbiotik (Limbah Jamu Dan Lactobacillus Sp.) Sebagai Zat Aditif
Pakan Ayam Petelur Terhadap Kecernaan Serat Kasar, Protein
Kasar Dan Retensi Nitrogen. Fakultas Peternakan Dan Pertanian
Undip
Salang, F., L. Wahyudi, E. Queljoe, D. Y. Katili. 2015. Kapasitas Ovarium
Ayam Petelur Aktif. Jurnal Mipa. Vol. 4 No. 1:99-102
Saleh D.M., dan A.Y. Isyanto. 2011. Pengaruh Lama Penyimpanan
Terhadap Motilitas Dan Fertilitas Spermatozoa Ayam Kate Lokal.
Ckrawala Galuh. Vol. 1 No.6: 1-6
Setyono, D, J. Maria dan Suharti. 2013. Sukses Meningkatkan Produksi
Ayam Petelur. Penebar Swadaya, Jakarta Timur
25
Sinabutar, M. 2009. Pengaruh Frekuensi Inseminasi Buatan Terhadap
Daya Tetas Telur Itik Lokal Yang Di Inseminasi Buatan Dengan
Semen Entok. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra
Utara, Medan
Sinurat, A.P., T. Purwadaria, M.H. T Ogatorop, T. Pasaribu, I.A.K. Bintang,
S. Sitompul dan J. Rosida. 2002. Respon Ayam Pedaging
Terhadap Penambahan Bioaktif Lidah Buaya Dalam Ransum:
Pengaruh Berbagai Bentuk Dan Dosis Bioaktif Dalam Tanaman
Lidah Buaya Terhadap Performans Ayam Pedaging. Jitv 7: 69-75
Sitanggang En, Hasnudi, Hamdan. 2015. Keragaman Sifat Kualitatif Dan
Morfometrik Antara Ayam Kampung, Ayam Bangkok, Ayam Katai,
Ayam Birma, Ayam Bagon Dan Magon Di Medan. Jurnal
Peternakan Integratif . Vol. 3 No. 2: 167-189
Steel, P. G. D. and J. H. Torrie. 1991. Prinsip Dan Prosedur Statistika
Suatu Pendekatan Geometrik. Terjemahan B. Sumantri. Pt
Gramedia, Jakarta
Suci, D. M., dan W. Hermana. 2012. Pakan Ayam. Penebar Swadaya,
Jakarta
Suvarnakuta P, Chaweerungrat C, Devahastin S. 2011. Effects Of Drying
Methods On Assay And Antioxidant Activity Of Xanthones In
Mangosteen Rind. Int J Food Chem. Vol. 125 No.1: 240-247
Tabatabaei, S. 2010. The Effect Spermatozoa Number On Fertility Rate Of
Chicken In Artificial Insemination Programs. Journal Of Animal
And Veterinary Advances. Vol. 9 No.12: 17-19
Trilaksana I G N, Noviyati R N, Bebas W. 2015. Penambahan Vitamin C
Pada Pengencer Fosfat Kuning Telur Semen Kalkun Yang
Disimpan Pada Suhu 5°C. Bul Vet Udayana. Vol. 7 No. 2: 186-193
Udin, Z. 2012. Teknologi Inseminasi Buatan Dan Transfer Embrio Pada
Sapi, Penerbit Sukabina Press, Bekasi
Wiyanti, D. C., N. Isnaini dan P. Trisunuwati. 2013. Pengaruh Lama Simpan
Semen Dalam Pengencer Nacl Fisiologis Pada Suhu Kamar
Terhadap Kualitas Spermatozoa Ayam Kampung (Gallus
Domesticus). Jurnal Kedokteran Hewan Vol. 7 No. 1: 53-55
Wirapartha, M dan G. A. M. K. Dewi. 2017. Bahan Ajar Manajemen
Penetasan. Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Bali
Yuwanta. T. 2010. Telur dan Kualitas Telur. Gadjah Mada Press,
Yogyakarta
Zaboli, G. Z., H. H. Bilondi and A. Miri. 2013. The Effect Of Dietary
Antioxidant Supplements On Abdominal Fat Deposition In Broilers.
Life Sci. J. Vol. 9 No. 10: 328-333
26
Zhou, X., R. Huang, J. Hao, H. Huang, M. Fu, Z. Xu, Y. Zhou, Xu-Fi Li, S.
X. Qiu a nd B. Wang. 2011. Two New Prenylated Xanthones From
The Pericarp Of Garcinia Mangostana (Mangosteen). Helvetica
Chimica Acta. 94: 2092-2098
Zulfikar. 2013. Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur Ras. Jurnal
Lentera. Vol. 13 No.
27
Lampiran 1. Rancangan anggaran biaya
28
Lampiran 2. Jurnal harian
NIRM : 03 08 19 077
Paraf
No Hari/Tanggal Kegiatan Pembimbing/
Pihak Terkait
29
Lampiran 3. Lembar konsultasi
LEMBAR KONSULTASI
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK
JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG
2023
NIRM : 03 08 19 077
30
Lampiran 4. Hasil analisis tepung kulit manggis
31
32