Garuda 1627328

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Jurnal Manajemen Inovasi, Volume. 11, Issue 1, pp.

97-111, 2020
E-ISSN: 2721-1452
jurnal.unsyiah.ac.id/JInoMan

PENGARUH CAREER EXPLORATION TERHADAP


CAREER INDECISION YANG DIMEDIASI CAREER
ANXIETY MAHASISWA DIPLOMA III FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SYIAH
KUALA

SUCI NOVIA PRATIWI1*, WIRDAH IRAWATI2


1,2)Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala
1*)corresponding e-mail: sucinoviapratiwi@gmail.com

Abstract: This study aims to measure the effect of career exploration on career
indecision and career anxiety as a mediation at college students of Diploma III in
Economic and Business Faculty of Syiah Kuala University. The sample used in this
study is college students of Diploma III in Economic and Business Faculty of Syiah
Kuala University is totalling 203 respondents. Data collection equipment used in this
study was a questionnaire. The sampling technique used is simple random sampling.
Hierarchical Linear Modelling (HLM) was used as a method of analysis to determine
the effect of all the variables involved. Based on the results of the HLM analysis
indicated that career exploration was related to career indecision, career exploration
significantly influence career anxiety, career anxiety was related to career indecision,
career anxiety partially mediated the relationship between career exploration and
career indecision.
Keywords: Career exploration, career indecision, career anxiety, Hierarchical
Linear Modelling.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh career exploration


terhadap career indecision dan career anxiety sebagai mediasi pada mahasiswa
Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah para mahasiswa Diploma III Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Syiah Kuala yang berjumlah 203 responden. Peralatan
pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel acak sederhana. Hierarchical
Linear Modelling (HLM) digunakan sebagai metode analisis untuk mengetahui
pengaruh dari semua variabel-variabel yang terlibat. Berdasarkan hasil analisis HLM,
mengindikasikan bahwa career exploration berpengaruh terhadap career indecision,
career exploration berpengaruh terhadap career anxiety, career anxiety berpengaruh
terhadap career indecision, dan career anxiety memediasi secara parsial pengaruh
career exploration terhadap career indecision.
Kata kunci: Career exploration, career indecision, career anxiety, Hierarchical
Linear Modelling.

PENDAHULUAN
Perguruan tinggi merupakan kehidupan. Super menyatakan bahwa
salah satu wadah yang menghasilkan mahasiswa berkisar antara usia 18-21
lulusan yang diharapkan tidak hanya tahun, masa ini dapat digolongkan
pada pencapaian keberhasilan sebagai masa transisi (Savickas,
akademik saja, tetapi juga mampu 2002). Menurut Arnett, transisi dari
mengeksplorasi berbagai nilai-nilai masa remaja ke dewasa terjadi dari
usia 18-25 tahun (Santrock, 2012). Greenhaus dan Callanan (2006) career
Pemilihan dan persiapan diri untuk indecision adalah ketidakmampuan
menjalankan karir merupakan salah seseorang dalam mengambil keputusan
satu tugas penting dalam tahapan ini, untuk memilih suatu karier. Career
dimana individu menggunakan indecision merupakan ketidakmampuan
pengetahuannya untuk mendapatkan individu dalam menentukan pilihan
kompetensi dan independensi dalam pendidikan dan pekerjaan sesuai
rangka mengejar target karirnya. keinginannya (Guay, Ratelle, Senécal,
Dalam menjalani kehidupan Larose, & Deschênes 2006; Hartung,
sehari-hari, individu selalu dihadapkan Porfeli, & Vondracek, 2008).
dengan situasi yang mengharuskan Namun saat ini, lulusan
untuk mengambil keputusan. Salah universitas mengalami tekanan kerja
satu bentuk pengambilan keputusan yang parah karena lambatnya
yang cukup kompleks dan bisa pemulihan ekonomi global dan terus
berdampak jangka panjang adalah merosotnya pasar tenaga kerja
pemilihan karier. Hackett dan Betz (Tolentino et al., 2014). Lulusan baru
(1981) menyatakan bahwa pemilihan sering membutuhkan waktu yang lama
karier memberikan pengaruh yang untuk mencari pekerjaan yang sesuai.
besar dalam kehidupan manusia. Karier Banyak permasalahan dan tantangan
merupakan sesuatu yang berkaitan yang dihadapi para lulusan, diataranya,
dengan pendidikan dan pekerjaan yang lulusan tidak mampu mengaplikasikan
dijalani oleh seseorang. Pemilihan teori perkuliahan dan komunikasi di
karier merupakan hal yang penting lingkungan pekerjaan sehingga mereka
terutama bagi remaja, karena hal kesulitan dalam beradaptasi,
tersebut merupakan salah satu tugas ketridakpastian karir, pengaksesan
perkembangan yang harus dimiliki oleh informasi dan program pengembangan
remaja (Conger et. al., 2002). Tugas- karir, serta tantangan-tantangan
tugas perkembangan karir remaja yang ekonomi dan teknologi.
harus dimiliki antara lain: Selain itu, tingkat pengangguran
pengembangan konsep diri yang yang semakin mengkhawatirkan, turut
realistik, pembelajaran yang lebih menambah kecemasan mahasiswa
banyak terkait kesempatan atau akan karir masa depannya.
peluang tentang karir, pemilihan Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
pendidikan di tingkat selanjutnya atau (2018) jumlah pengangguran dari
jurusan di perguruan tinggi (Partino, lulusan diploma/akademi di Indonesia
2006). tahun 2014 mencapai 195.258 orang.
Individu yang sudah menempuh Jumlah pengangguran pada 2015 juga
pendidikan tinggi diharapkan telah meningkat sebesar 254.312 orang.
memperoleh kompetensi dan keahlian Pada 2016, jumlah pengangguran
untuk menentukan pilihan kariernya terbuka menurun menjadi 219.736
(Nile & Bowlsbey, 2009; Rachmawati, orang, namun pada akhir tahun 2017,
2012; Primasuari, 2015). Sayangnya, jumlah pengangguran terbuka
tidak semua individu memiliki meningkat sebanyak 242.937 orang.
kompetensi dan mampu menentukan Dan kemudian pada akhir tahun 2018
pilihan kariernya (Tien, 2001; Creed, terdapat 220.932 orang pengangguran
Patton, & Prideaux, 2006). Kondisi pada lulusan diploma/akademi. Jumlah
dimana individu tidak mampu pengangguran di Provinsi Aceh
menentukan pilihan karier disebut dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah
sebagai career indecision. Menurut angkatan kerja di Provinsi Aceh yang

98
tidak dapat diserap secara optimal oleh caranya mengambil keputusan karir di
pasar tenaga kerja. Ketidaksesuaian masa depan (Gati & Saka, 2001).
kualifikasi lulusan dengan yang Selain masalah pengangguran,
dibutuhkan perusahaan juga menjadi masalah lain yang dihadapi oleh
salah satu penyebab pengangguran mahasiswa adalah ketidaksesuain karir
(Suyanto & Ariadi, 2013). dengan kejuruan pendidikan yang telah
Fenomena sekarang ini adalah dipilihnya. Kecenderungan pada
munculnya permasalahan baru bagi mahasiswa baru untuk memilih
lulusan diploma, karena dengan program studi dengan tidak
semakin banyaknya jumlah lulusan dari mempertimbangkan peninjauan situasi
perguruan tinggi, yang menyebabkan untuk meramalkan keberhasilan di
mereka harus bersaing dengan lulusan masa yang akan datang. Mahasiswa
sarjana. Sehingga mereka dihadapkan baru ini cenderung untuk langsung
dalam dua pilihan karir yaitu mencari memilih dan menetapkan alternatif
pekerjaan dengan resiko mereka harus yang ada tanpa memanfaatkan adanya
bersaing dengan para lulusan sarjana, informasi yang penting dalam
atau melanjutkan pendidikan untuk penjurusan bidang studi. Dalam
mengambil gelar sarjana meskipun menentukan pilihan, mereka cenderung
setelah lulus menjadi sarjana juga menggunakan intuisi mereka.
tidak menjamin kepastian akan Sedangkan seharusnya dalam
pekerjaan. Mengingat makin tingginya menentukan pilihan mereka
jumlah lulusan yang tidak dibarengi mempertimbangkan sesuai dengan
dengan jumlah lapangan kerja yang karir yang ingin dijalankan di masa
ada membuat tingkat pengangguran depan.
akan terus meningkat. Sampai saat ini telah
Hal ini menyebabkan tidak ditemukan beragam variabel yang
semua remaja dapat dengan mudah terkait dengan keraguan mengambil
mengambil keputusan karir, dan keputusan karir, misalnya
banyak diantara mereka mengalami perfeksionisme, selfconsciousness,
episode keraguan sebelum mantap ketakutan terhadap komitmen,
pada suatu jalur karir (Creed, Patton, kecemasan, serta status identitas
& Prideaux, 2006). Keraguan moratorium (individu sedang
tersebut termanifestasikan sebagai bereksplorasi dan belum berkomitmen)
kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan diffusion (individu tidak
individu ketika memutuskan karir bereksplorasi dan tidak berkomitmen),
(Gati, Krausz, & Osipow, 1996). gaya pengambilan keputusan
Kesulitankesulitan ini dapat rasional, efikasi diri keputusan karir,
menjadikan individu menyerahkan dan tingkat identitas ego, interaksi
tanggung jawab pengambilan positif dengan keluarga dan teman
keputusan pada orang lain, atau sebaya, pengalaman dengan teman
menunda dan menghindar dari tugas sebaya dan orang tua (Guay,
mengambil keputusan, yang dapat Senecal, Gauthier, & Fernet, 2003).
mengakibatkan pengambilan Terdapat beberapa faktor yang
keputusannya tidak optimal. Tekanan dapat memengaruhi komitmen
yang dirasakan dapat mempengaruhi seseorang terhadap pilihan karirnya.
beragam aspek kehidupan sehari- Thai (2014) menyatakan bahwa salah
hari, cara individu mengambil satu faktor kritis yang harus
keputusan akan mempengaruhi diperhatikan adalah kecemasan. Ketika
seseorang dihadapkan pada tugas

99
perkembangan karir, maka tugas dengan tujuan: 1) Untuk mengetahui
perkembangan tersebut dapat apakah model yang dikembangkan ini
menimbulkan perasaan yang tidak dapat menjelaskan dengan baik
nyaman seperti cemas, bingung dan mengenai career indecision, dan 2)
keraguan terhadap diri sendiri. Sebuah Untuk mengetahui bagaimanakah
penelitian lain menunjukkan bahwa peranan career exploration sebagai
kecemasan dalam karir, tidak hanya variabel independen dan career anxiety
dapat menjadi bentuk gangguan sebagai variabel mediasi.
mental namun juga dapat melemahkan
fisik seseorang sehingga menghambat TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
per-kembangan karirnya (Pirasik, Career Indecision
Rowell, & Thompson, 2017). Brown (2002) mendefinisikan
Kecemasan karir yang tidak career indecision adalah sebuah proses
segera diatasi, dapat berdampak pada yang tidak hanya meliputi pilihan karir
kurangnya komitmen terhadap karir, tetapi melibatkan proses membuat
merasa kurang puas dan gagal dalam komitmen untuk melaksanakan
berkontribusi terhadap lingkungan tindakan yang diperlukan untuk
meskipun memiliki pengetahuan dan melaksanakan pilihan tersebut.
pendidikan yang memadai (Daniels et Indikator penilaian career indecision
al., 2011). Selain menghambat menurut menurut Gati dan Saka
kemampuan pengambilan keputusan (2001) yaitu: 1) Belum memiliki tujuan
karir, kecemasan karir juga dapat secara umum. 2) Tidak mengetahui
menghalangi seseorang dalam minat. 3) Berhati-hati dalam memilih
mengambil keputusan akan jalur jurusan atau pekerjaan teertentu. 4)
karirnya (Thai, 2014). mempertimbangkan pekerjaan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis tertentu, tetapi ingin mencari opsi lain
merupakan salah satu fakultas di sebelum membuat keputusan.
Universitas Syiah Kuala yang memiliki
jumlah peminat masuk terbanyak Career Exploration
berdasarkan jumlah penerimaan Menurut Sharf (2002) Career
mahasiswa baru baik dari jalur Exploration merupakan waktu ketika
undangan maupun jalur seleksi. individu mengupayakan agar dirinya
Universitas Syiah Kuala merupakan memiliki pemahaman yang lebih
perguruan tinggi negeri yang terutama tentang informasi pekerjaan,
merupakan satu-satunya perguruan alternatif-alternatif karir, pilihan karir,
tinggi negeri yang berakreditasi A di dan karir untuk mulai bekerja.
Provinsi Aceh. Penelitian yang akan Informasi karir diperoleh individu dari
saya lakukan berlokasikan di Fakultas berbagai sumber. Indikator career
Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas exploration menurut Super (dalam
Syiah Kuala (Unsyiah), serta yang akan Sharf, 2002) sebagai berikut: 1)
menjadi subjek penelitian ini adalah Berusaha menggali dan mencari
Mahasiswa Program Dipoma III pada informasi karir dari berbagai sumber.
fakultas tersebut. 2) Memiliki cukup banyak informasi
Berdasarkan uraian di atas karir. 3) Memiliki pengetahuan tentang
maka peneliti ingin melakukan potensi diri.
penelitian terkait pengaruh career
exploration terhadap career indecision Career Anxiety
dimediasi career anxiety mahasiswa Thai (2014) mendefinisikan
Diploma III Universitas Syiah Kuala kecemasan karier sebagai keadaan

100
kecemasan yang terkait dengan pengaturan kejuruan baru dapat
berbagai tahapan proses karir, dari menyebabkan kecemasan, sehingga
meneliti karier hingga membahas harus berpengaruh secara positif
tujuan karier. Adapun indikator career dengan kecemasan. Dalam studi lain
anxiety menurut Thai (2014) adalah yang meneliti hubungan antara
sebagai berikut: 1) Takut memikirkan kecemasan karir dan eksplorasi karir,
masa depan karir. 2) Merasa gugup hasilnya menunjukkan bahwa semakin
ditanyai rencana karir. 3) Merasa cemas individu semakin cenderung
bimbang ketika menentukan keputusan untuk mengeksplorasi lingkungan
yang berhubungan dengan karir. 4) mereka (Vignoli et al., 2005).Oleh
Merasa stres memikirkan tentang karena itu dapat disimpulkan
resume (CV). 5) Takut berkomitmen hipotesisnya sebagai berikut:
terhadap pemilihan karir. 6) Merasa H2: Career exploration berpengaruh
tidak bisa menemukan pekerjaan. 7) terhadap career anxiety
Merasa bimbang memilih karir. 8) Menurut Brown dan Rector
Takut terhadap pilihan terbatas yang (2008), kecemasan (sifat dan keadaan)
pekerja punya. 9) Takut tidak puas adalah salah satu dari beberapa faktor
dengan karir yang dipilih. efek negatif yang mewakili sumber
Eksplorasi karir dapat utama career indecision. Sementara
berkontribusi untuk pengembangan kecemasan secara positif berpengaruh
karir dengan memfasilitasi terkait dengan keragu-raguan karir,
pengambilan keputusan karir, hanya sejauh yang kita tahu, beberapa
berharap bahwa selama periode penelitian telah mengeksplorasi
elaborasi-pilihan akan ada hubungan pengaruh berbagai bentuk kecemasan
positif antara tingkat eksplorasi karir karir terhadap keragu-raguan karier
dan tingkat keragu-raguan karir. Kedua atau karier komitmen (Weinstein,
proses juga dapat dilihat sebagai Healy, & Ender, 2002). Dari pemaparan
proses adaptasi seumur hidup (Flum & di atas, peneliti menyusun hipotesis
Blustein, 2000), terutama dalam sebagai berikut:
masyarakat di mana pekerjaan di masa H3: Career anxiety berpengaruh
depan tidak stabil dan tidak pasti terhadap career indecision
(Savickas et al., 2009). Dari hasil Hasil penelitian dari Vignoli
penelitian di atas, penulis menyusun (2015) menunjukkan bahwa career
hipotesis sebagai berikut: indecision dan career exploration
H1: Career exploration berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap career indecision. berhubungan dengan career anxiety.
Menurut argumen teoritis yang Selain itu kecemasan karier memediasi
dikemukakan oleh Blustein, Preszioso, hubungan antara keragu-raguan karier
dan Schultheiss (1995), dalam dan eksplorasi karier.. Dari pemaparan
menjelajahi suatu karir ada di atas, maka dapat disusun hipotesis
keterlibatan rasa cemas. Oleh karena sebagai berikut:
itu, kita dapat mengasumsikan bahwa H4: Career anxiety memediasi
untuk menghindari rasa cemas pengaruh antara career exploration
berlebih, individu yang merasa cemas terhadap career indecision.
berlebih akan menjelajahi karir mereka Kerangka teoritis dalam
dengan tahap yang lebih rendah dari penelitian ini akan menjelaskan
individu yang memiliki sedikit rasa hubungan antara masing-masing
khawatir. Demikian pula, eksplorasi variabel terhadap dapat dilihat pada
konteks pekerjaan baru dan Gambar 1.

101
Career H1 Career
Exploration (X) Indecision (Y)

H2 H3

Career Anxiety
(Z)

H4

Gambar 1. Model Kerangka Penelitian


Operasional Variabel
METODE PENELITIAN Operasional variabel penelitian
Populasi dan Sampel ini adalah sebagai berikut:
Populasi pada penelitian ini 1. Variabel Dependen
adalah mahasiswa Diploma III  Career Indecision
niversitas Syiah Kuala. Teknik 2. Variabel Independen
pengambilan sampel penelitian ini  Career Exploration
adalah probability sampling, dengan 3. Variabel Mediasi
metode pengambilan sampel bertingkat  Career Anxiety
proporsional. Penentuan jumlah sampel
menggunakan tabulasi yang dibuat Peralatan Analisis Data
oleh Cohen et. al. (2007) dimana jika Peralatan analisis data yang
populasi berjumlah 729, dengan digunakan dalam penelitian ini untuk
memakai taraf keyakinan (confidence menganalisis pengaruh career
level) penelitian 90% dan interval exploration terhadap career indecision
keyakinan penelitian dengan career anxiety sebagai variabel
(signifikansi/alpha) 0,1; maka mediasi pada mahasiswa Diploma III
didapatkan jumlah sampel sebanyak FEB Unsyiah adalah dengan
203 orang responden. menggunakan metode Hierarchical
Linear Modelling. Pengujian dan analisis
Teknik Pengumpulan Data data primer dilakukan dengan
Untuk memperoleh data dan menggunakan perangkat SPSS versi
informasi yang sesuai dengan objek 22.
penelitian ini, penulis melakukan
kegiatan metode pengumpulan data HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan menggunakan kuesioner Karakteristik Responden
(angket). Skala pengukuran yang Ditinjau dari 203 orang
digunakan dalam penelitian ini adalah responden menunjukkan bahwa
Skala Likert, yaitu skala yang pengolongan berdasarkan jenis kelamin
menunjukkan tingkat persetujuan dari lebih didominasi oleh perempuan yaitu
responden. Menurut Augusty (2006) sebanyak 124 orang (61,1%) dari total
skala likert ini digunakan untuk responden, sedangkan laki-laki hanya
mengukur respons subyek ke dalam 5 berjumlah 79 orang (38,9%).
poin skala dengan interval yang sama.

102
Berdasarkan usia, dapat Penentuan validitas didasarkan atas
diketahui bahwa dari 203 orang perbandingan nilai korelasi yang
responden, 54,7% berusia antara 17- diperoleh antara skor item pertanyaan
20 tahun yang sebanyak 111 orang, dengan membandingkan nilai kritis
dan yang berusia 21-24 tahun yang diperoleh dengan nilai r-tabel.
sebanyak 92 orang atau 45,3% dari Apabila nilai korelasi hitung (r-hitung)
keseluruhan responden. lebih besar bila dibandingkan dengan
Berdasarkan program studi, nilai r-tabel pada tingkat keyakinan 95
dapat dilihat bahwa dari 203 orang persen, dapat diartikan item-item
responden, 12,8% merupakan pertanyaan tersebut valid..
mahasiswa/i program studi Diploma III Uji reliabilitas item pernyataan
Perusahaan yang sebanyak 26 orang, dari suatu kuesioner tersebut
kemudian 6,9% atau sebanyak 14 menggunakan nilai Cronbach Alpha. Ini
orang merupakan mahasiswa/i hanya dilakukan satu kali pada
program studi Diploma III Pemasaran, sekelompok responden pada masing-
mahasiswa/i program studi Diploma III masing variabel. Ukuran reliabilitas
Sekretaris dengan persentase 18,2% dianggap handal berdasarkan pada
atau sebanyak 37 orang, mahasiswa/i Cronbach Alpha 0,60 (Malhotra 2003).
Diploma III Keuangan dan Perbankan Jika derajat kehandalan data lebih
sebanyak 48 orang atau 23,6%, besar dari Cronbach Alpha (α), maka
mahasiswa Diploma III Akuntansi hasil pengukuran dapat
sebanyak 43 orang atau 21,2%, dan dipertimbangkan sebagai alat ukur
yang terakhir mahasiswa/i Diploma III dengan tingkat ketelitian dan
Perpajakan dengan persentase 13,3% konsistensi pemikiran yang baik. Dapat
sebanyak 35 orang. dilihat pada Tabel 2.
Berdasarkan tahun masuk, Berdasarkan Tabel 2 dijelaskan
dapat dilihat bahwa jumlah bahwa nilai korelasi atau r hitung untuk
mahasiswa/i berdasarkan tahun masuk semua item pertanyaan yang terdapat
2016 sejumlah 85 orang atau 41,9%, pada masing-masing variabel
kemudian 2017 dengan jumlah 57 menunjukkan angka yang lebih besar
responden atau 28,1%, kemudian 2018 bila dibandingkan dengan nilai r tabel,
yaitu sebanyak 61 orang atau 30,0%. dengan koefisien korelasi diatas nilai
kritis (nilai r tabel) product moment
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas dengan loading factor sebesar 0,138,
Uji validitas dalam penelitian sehingga dapat disimpulkan bahwa
yang digunakan dalam penelitian semua item pertanyaan dinyatakan
merupakan hasil dari seperangkat valid.
indikator yang diperoleh dari hasil Dari tabel 1 diperoleh nilai
pembagian kuesioner sehingga data Cronbach’s Alpha masing-masing
yang dihasilkan tersebut perlu sebesar 0,901, 0,731, dan 0,921.
dilakukan uji kebenaran atau validitas. Dengan demikian seluruh item
Dalam penelitian ini pengujian validitas pernyataan yang digunakan dalam
instrument yang digunakan adalah variabel penelitian dapat dikatakan
pearson product moment coefficient of reliabel (handal) karena nilai
correlation dengan bantuan SPSS. Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60.

103
Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Cronbach
Loading
No Pernyataan Alpha
Factor
(α)
Career Exploration (X)
1 Saya berusaha menggali dan mencari informasi karir dari 0,906
berbagai sumber
0,901
2 Saya memiliki cukup banyak informasi tentang karir selanjutnya 0,806
3 Saya mengetahui tentang potensi diri saya 0,670
Career Anxiety (Z)
1 Takut memikirkan masa depan karir 0,313
2 Merasa gugup ditanyai rencana karir 0,300
3 Merasa bimbang ketika menentukan keputusan yang 0,313
berhubungan dengan karir
4 Merasa stres memikirkan tentang resume (CV) 0,262
0,731
5 Takut berkomitmen terhadap pemilihan karir 0,280
6 Merasa tidak bisa menemukan pekerjaan 0,530
7 Merasa bimbang memilih karir 0,389
8 Takut terhadap pilihan terbatas yang pekerja punya 0,488
9 Takut tidak puas dengan karir yang dipilih 0,445
Career Indecision (Y)
1 Saya masih belum memikirkan untuk memilih suatu karir 0,846
2 Saya tidak mengetahui minat saya 0,687
3 Saya sangat berhati-hati dalam memilih jurusan atau pekerjaan 0,665
tertentu
4 Saya sedang mempertimbangkan pekerjaan tertentu, tetapi 0,690 0,921
ingin mencari opsi lain sebelum saya membuat keputusan
5 Saya tahu apa pekerjaan yang saya minati, tetapi saya ingin 0,610
memastikan pilihan saya
6 Saya sudah yakin akan pekerjaan yang akan saya pilih 0,678
Sumber: Data primer (diolah), 2019

Pengujian Hipotesis menjelaskan pengaruh career


Hasil analisis pengaruh career exploration (X) terhadap career
exploration terhadap career indecision indecision dengan keeratan hubungan
dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan sebesar 68,6%. Nilai koefisien
dari tabel tersebut dapat dilihat dari determinan adjusted R square sebesar
persamaan berikut: 0,468 menjelaskan bahwa career
Y = 0,686 X exploration (X) dalam menjelaskan
Dari nilai signifikan 0,000 (0,000 variasi career indecision sebesar
< 0,05) dapat disimpulkan bahwa 46,8%. Sementara nilai sisa (residu)
career exploration bepengaruh dari peran variabel tersebut sebesar
terhadap career indecision dengan nilai 0,532 (53,2%). Nilai residu tersebut
koefisien regresi (β) 0,686, yang menunjukkan bahwa adanya faktor-
berarti setiap meningkatnya 1 unit faktor lain yang dapat mempengaruhi
career exploration maka career career indecision pada mahasiswa
indecision akan meningkat juga Diploma III FEB Unsyiah. Dengan
sebesar 0,686 pada skala likert. (dapat demikian dapat disimpulkan bahwa
dilihat pada Tabel 3). career exploration bukan merupakan
Tabel 4 menunjukkan hasil faktor dominan yang mempengaruhi
analisis korelasi antara career career indecision pada mahasiswa
exploration terhadap career indecision Diploma III FEB Unsyiah
diperoleh R sebesar 0,686 yang

104
Tabel 3 Analisis Regresi
Standardized
Model Coefficients T Sig.
Beta
1 Constant 11,255 0,000
Career exploration -> Career indecision 0,686 13,292 0,000
2 Constant 17,563 0,000
Career exploration -> Career anxiety 0,231 3,354 0,001
3 Constant 4,764 0,000
Career exploration -> Career anxiety 0,648 12,491 0,000
Career exploration -> Career anxiety ->
0,162 3,127 0,002
Career indecision
Sumber: Data primer (diolah), 2019

Tabel 4 Hasil Analisis Korelasi dan Koefisien Determinasi


Model Adjusted R
R R Square Square
1 Career exploration -> Career Indecision 0,686 0,470 0,468
2 Career exploration -> Career Anxiety 0.231 0,054 0,049
3 Career Anxiety -> Career Indecision 0,704 0,495 0,490
Sumber: Data primer (diolah), 2019

Hasil analisis pengaruh career exploration (X) terhadap career anxiety


exploration terhadap career anxiety (Z) dengan keeratan hubungan sebesar
dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan 23,1%. Nilai koefisien determinan
dari tabel tersebut dapat dilihat dari adjusted R square sebesar 0,049
persamaan berikut: menjelaskan bahwa career exploration
Z = 0,231 X (X) dalam menjelaskan variasi career
Berdasarkan tabel 3 dapat anxiety sebesar 4,9%. Sementara nilai
diketahui bahwa nilai koefisien korelasi sisa (residu) dari peran variabel
variabel career exploration (X) sebesar tersebut sebesar 0,951 (95,1%). Nilai
0,231 yang menyatakan bahwa setiap residu tersebut menunjukkan bahwa
penambahan satu nilai pada variabel adanya faktor-faktor lain yang dapat
career exploration (X) akan mempengaruhi career anxiety pada
memberikan kenaikan skor sebesar mahasiswa Diploma III FEB Unsyiah.
0,231 pada skala likert. Koefisien Hasil analisis pengaruh career
variabel X memengaruhi secara anxiety terhadap career indecision
signifikan terhadap variabel career dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan
anxiety (Z). Hal ini terlihat dari tingkat dari tabel tersebut dapat dilihat dari
signifikansi variabel career exploration persamaan berikut:
(X) sebesar 0,001 yang lebih kecil dari Y = 0,162 Z
pada 0,05 (0,001 < 0,05). Artinya Berdasarkan Tabel 3 dapat
ketika career exploration pada diketahui bahwa nilai koefisien korelasi
mahasiswa Diploma III FEB Unsyiah variabel career anxiety (Z) sebesar
meningkat, maka akan meningkatkan 0,162 yang menyatakan bahwa setiap
career anxiety pada mahasiswa penambahan satu nilai pada variabel
Diploma III FEB Unsyiah. career anxiety (Z) akan memberikan
Hasil analisis korelasi antara kenaikan skor sebesar 0,162 pada
career exploration terhadap career skala likert. Koefisien variabel Z
anxiety diperoleh R sebesar 0,231 yang memengaruhi secara signifikan
menjelaskan pengaruh positif career terhadap variabel career indecision (Y).

105
Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi indecision pada mahasiswa Diploma III
variabel career anxiety (Z) sebesar FEB Unsyiah. (dapat dilihat pada Tabel
0,002 yang lebih kecil dari pada 0,05 4). Hasil analisis pengaruh career
(0,002 < 0,05). Artinya ketika career exploration terhadap career indecision
anxiety pada mahasiswa Diploma III dimediasi career anxiety, dapat dilihat
FEB Unsyiah meningkat, maka akan pada Gambar 2. Hasil koefisien regresi
meningkatkan career indecision pada bahwa variabel career exploration
mahasiswa Diploma III FEB Unsyiah. memiliki pengaruh yang signifikan
Hasil analisis korelasi antara career terhadap career anxiety (sig=0,001;
anxiety terhadap career indecision β=0,231). Gambar 2 juga
diperoleh R sebesar 0,704 yang menunjukkan bahwa pengaruh
menjelaskan pengaruh positif career signifikan career exploration terhadap
anxiety terhadap career indecision career indecision (sig=0,000;
dengan keeratan hubungan sebesar β=0,686), dan apabila hubungan
70,4%. Nilai koefisien determinan tersebut dikontrol oleh career anxiety,
adjusted R square sebesar 0,490 maka hubungan tersebut juga
menjelaskan bahwa career anxiety (X) signifikan (sig=0,002; β=0,162).
dalam menjelaskan variasi career Hasil pengujian hipotesis 1
indecision sebesar 49,0%. Sementara menunjukkan bahwa career exploration
nilai sisa (residu) dari peran variabel pada mahasiswa/i Diploma III FEB
tersebut sebesar 0,510 (51,0%). Nilai Unsyiah berpengaruh signifikan
residu tersebut menunjukkan bahwa terhadap career indecision (β = 0,686;
adanya faktor-faktor lain yang dapat sig. = 0,000) dan Ha1 diterima. Hal ini
mempengaruhi variabel career sesuai dengan penelitian yang

*β = 0,648

Career Anxiety (Z)

Career Exploration Career Indecision


(X) *β = 0,686 (Y)

*sig < 0,05

Y = 0,686 X R2 = 0,470
Z = 0,231 X R2 = 0,054
Y = 0,162 Z R2 = 0,495

Gambar 2. Hasil Analisis Pengaruh Career Exploration Terhadap Career


Indecision Dimediasi Career Anxiety

106
dilakukan oleh Taveira (dalam Lenon, pada mahasiswa/i Diploma III FEB
2007) mengemukakan bahwa tingginya Unsyiah (β = 0,162; sig. = 0,002) dan
tingkat career exploration akan Ha3 diterima. Hasil pengujian ini sesuai
berpengaruh terhadap career indecision dengan hasil penelitian sebelumnya
yang dimiliki pada mahasiswa. Proses yang dilakukan oleh Brown dan Rector
eksplorasi karir terdiri dari kegiatan (2008), kecemasan (sifat dan keadaan)
yang diarahkan untuk meningkatkan adalah salah satu dari beberapa faktor
pengetahuan tentang diri sendiri dan yang mempengaruhi sumber utama
lingkungan eksternal seseorang, career indecision. Sementara
sehingga berkontribusi terhadap kecemasan secara positif berpengaruh
perencanaan karir (Blustein, 1992). terkait dengan keragu-raguan karir
Individu mendapatkan informasi (Fuqua et al., 1988), sejauh yang kita
selama fase eksplorasi ini, yang pada tahu, beberapa penelitian telah
gilirannya memungkinkan mereka mengeksplorasi pengaruh berbagai
untuk mengkristalkan kepentingan bentuk kecemasan karir terhadap
mereka. Dengan mengurangi keragu-raguan karier atau karier
ketidakpastian terkait dengan komitmen (Daniels, Steewart,
kurangnya informasi karir, proses Stupnisky, Perry, & Lo Verso, 2011).
eksplorasi karir mendorong kemajuan Hasil pengujian hipotesis 4
dalam pengambilan keputusan karir. menunjukkan bahwa career anxiety
Hasil dari penelitian sesuai dengan memediasi pengaruh career exploration
hasil yang ada pada mahasiswa/i terhadap career indecision pada
Diploma III FEB Unsyiah, semakin mahasiswa/i Diploma III FEB Unsyiah.
tinggi tingkat career exploration maka Hal ini dikarenakan semua syarat
tingkat career indecision juga akan pemediasi terpenuhi (β = 0,648; sig. =
semakin tinggi. 0,000). Pada hasil penelitian ini
Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa career exploration
menunjukkan adanya pengaruh career berpengaruh signifikan saat diuji secara
exploration terhadap career anxiety langsung terhadap career indecision,
pada mahasiswa/i Diploma III FEB ketika dimasukkan variabel career
Unsyiah (β = 0,231; sig. = 0,001) dan anxiety sebagai mediator maka
Ha2 diterima. Hasil pengujian ini juga variabel career anxiety secara akan
konsisten dengan konsep teori dan secara signifikan memediasi pengaruh
penelitian sebelumnya yang di career exploration terhadap career
ungkapkan oleh Vignoli et al., (2005), indecision atau biasa disebut dengan
eksplorasi konteks pekerjaan baru dan mediasi parsial. Hasil pengujian ini
pengaturan kejuruan baru dapat konsisten dengan konsep teori dan
menyebabkan kecemasan, sehingga penelitian sebelumnya yang di
harus berpengaruh secara positif ungkapkan oleh Vignoli (2015).
dengan kecemasan. Dalam studi
selanjutnya yang meneliti hubungan PENUTUP
antara kecemasan karir dan eksplorasi Berdasarkan hasil penelitian,
karir, hasilnya menunjukkan bahwa maka dapat diambil beberapa
semakin cemas individu semakin kesimpulan sebagai berikut:
cenderung untuk mengeksplorasi 1. Pada hasil analisis, career
lingkungan mereka (Vignoli, 2015). exploration berpengaruh
Hasil pengujian hipotesis 3 signifikan terhadap career
menunjukkan adanya pengaruh career indecision pada mahasiswa/i
anxiety terhadap career indecision Diploma III FEB Unsyiah.

107
Pengaruh ini merupakan indecision pada mahasiswa/i
pengaruh positif, dimana semakin Diploma III FEB Unsyiah. Artinya,
tinggi career exploration maka ketika career exploration diuji
akan semakin tinggi pula secara langsung terhadap career
keraguan seorang mahasiswa/i indecision hasilnya signifikan, dan
untuk memilih karier yang akan setelah dimasukkan career
dijalani. Ketika seorang anxiety sebagai variabel mediasi
mahasiswa/i memahami dirinya hasilnya menjadi tetap signifikan
dan mengeksplor tentang jenjang tetapi pengaruhnya menjadi lebih
karier yang ingin diambil serta rendah.
cocok dengan kepribadian dan Berdasarkan kesimpulan yang
kemampuannya, maka keraguan didapat pada penelitian ini, terdapa
akan pilihan kariernya akan beberapa saran yang berkaitan dengan
semakin tinggi pula seiring variabel-variabel yang telah diteliti.
dengan informasi karier yang Peneliti mengemukakan beberapa
didapat. saran sebagai berikut:
2. Pada hasil analisis, career 1. Bagi mahasiswa/I FEB Unsyiah,
exploration berpengaruh penelitian ini dapat dijadikan
signifikan terhadap career anxiety sebagai masukan untuk
pada mahasiswa/i Diploma III menurunkan tingkat keraguan
FEB Unsyiah. Pengaruh ini dalam memilih suatu karier.
merupakan pengaruh positif, Beberapa faktor yang
dimana semakin tinggi career mempengaruhi sudah dijelaskan
exploration akan semakin tinggi dalam penelitian ini, seperti career
career anxiety mahasiswa/i exploration dan career anxiety.
tersebut. Hasil ini sesuai dengan Mahasiswa/i perlu mengeksplor
fakta hasil penelitian sebelumnya tetapi tidak secara berlebihan
yang dilakukan oleh Vignoli cukup yang sesuai kemampuan dan
(2015), dimana terdapat kriteria yang ada pada didi
pengaruh yang sama antara mahasiswa/i, karena semakin jauh
kedua variabel seperti yang dieksplor maka dapat
penulis temukan. meningkatkan keraguan jika
3. Pada hasil analisis, career anxiety informasi karier yang didapat tidak
berpengaruh signifikan terhadap sesuai dengan yang mahasiswa/i
career indecision pada inginkan.
mahasiswa/i Diploma III FEB 2. Penulis menyarankan kepada
Unsyiah. Pengaruh ini merupakan peneliti selanjutnya untuk
pengaruh positif, dimana ketika melakukan penelitian lebih
career anxiety meningkat maka mendalam lagi mengenai career
akan meningkatkan career exploration, career anxiety, career
indecision. Mahasiswa/i yang indecision dan faktor-faktor yang
merasa cemas terhadap karier mempengaruhinya dengan
maka akan membuatnya semakin menggunakan objek penelitian
ragu terhadap pilihan karier yang lainnya.
akan diambil.
4. Pada hasil analisis, career anxiety REFERENSI
memediasi secara parsial Augusty, Ferdinand. (2006). Metode
pengaruh antara career Penelitian Manajemen: Pedoman
exploration terhadap career Penelitian untuk Skripsi, Tesis,

108
dan Disertasi Ilmu manajemen. Journal of Career Development,
Semarang: Universitas 33 (1), 47-65.
Diponegoro. Daniels, L. M., Steewart, T. M.,
Baron, R.M. & Kenney, D.A. (1986). Stupnisky, R. H., Perry, & Lo
The moderator-mediator Verso, T. (2011). Relieving
variable distinction in social career anxiety and indecision:
psychological research: the role of undergraduate
Conceptual, strategic, and students’ perceived control and
statistical considerations. faculty affiliations. Social
Journal of Personality and Social Psychology of Education, 14,
Psychology, 51(6), 1173–1182. 409–426.
Blustein, D. L. (1992). Applying current Flum, H., & Blustein, D. L. (2000).
theory and Research in career Reinvigorating the study of
exploration to practice. The vocational exploration: A
Career Development Quarterly, framework for research. Journal
41, 174–184. of Vocational Behavior, 56, 380–
Blustein, D. L., Preszioso, M. S., & 404.
Schultheiss, D. P. (1995). Gati, I., Krausz, M., & Osipow, S.
Attachment theory and career (1996). A taxonomy of
development: Current status difficulties in career decision
and future directions. The making. Journal of Counseling
Counseling Psychologist, 23, Psychology, 43(4), 510-526.
416–432. Gati, I., & Saka, N. (2001). High
Brown, D. (2002). Career Choice and school students’ career-related
Development Fourth Edition. decision-making difficulties.
San Fransisco: Jossey Bass Journal of Counseling and
Company. Development, 79(3), 331-340.
Brown, S. D., & Rector, C. C. (2008). Greenhaus, J. H., Callanan, G. A.
Conceptualizing and diagnosing (2006). Encyclopedia of Career
problems in vocational decision Development. California: Sage
making. New York: Wiley & Publications.
Sons. Guay, F., Ratelle, C. F., Senécal, C.,
Cohen, L., Manion, L., Morrison, K. Larose, S., & Deschênes, A.
(2007). Research Methods in (2006). Distinguishing
Education (6th ed). New York: Development From Chronic
Routledge. Career Indecision: Self-Efficacy,
Conger, J. J., Rand, D., Wallace, Elbert, Autonomy, an Social Support.
L., Sun, Yumei, Simons, Ronald Journal of Career Assessment,
L., McLoyd, Vonnie C., & Brody, 14 (2), 235-251.
G. H. (2002). Economic pressure Guay, F., Senecal, C., Gauthier, L., &
in African American families: A Fernet, C. (2003). Predicting
replication and extention of the career indecision: A self-
family stress model. determination theory
Development Psychology, 38 perspective. Journal of
(2), 179-193. Counceling Psycology, 50 (2),
Creed, P., W., & Prideaux, L. (2006). 165-177.
Causal relationship between Hacket, G., Betz, N. E. (1981). The
career indecision and career relationship of career-related
decision making self efficacy. self-efficacy expectations to

109
perceived career option in Counseling. California: Brooks
college women and men. Journal and Cole Publishing.
of Counceling Psychology, 28 Suherman, U. 2009. Konseling Karir
(5), 399-410. Sepanjang Rentang Kehidupan.
Hartung, P. J., Porveli, E., Vondracek, Bandung: Sekolah Pascasarjana
F. (2008). Children’s Vocacional UPI Bandung.
Development: A Research Suyanto B, & Ariadi, S. (2013).
Rationale. The Career Penanganan pengangguran
development quarterly 57 (1), terdidik di Jawa Timur.
63-74. Surabaya: Lembaga Penelitian
Malhotra, Y., and D.F. Galletta. (2003). dan Pengabdian kepada
"Role of Commitment and Masyarakat Universitas
Motivation in Knowledge Airlangga.
Management Systems Taveita, M., Silva, M. C., Rodriguez M.
Implementation: Theory, L., Maia, J. (1998). Individual
Conceptualization, and characteristics and career
Measurement of Antecedents of exploration in adolescence.
Success." Proceedings of the British Journal of Guidance and
Hawaii International Conference Councelling, 26 (1), 89-104.
on Systems Science. Tien, Hsiu-Lan Shelley, Lin, Chia Huei,
Niles, S. G., Bowlsbey. J. E. H. (2009). & Chen, Shu-Chi. (2006).
Career Developmet Dream interpretation sessions
Interventions in the 21st for college students in Taiwan:
Century, 3rd Edition. Colombus, Who benefit and what volunteer
OH: Pearson. clients view as most and least
Pirasik, C. T., Rowell, P. C., & helpful. Dreaming, 16 (4), 246-
Thomson, L. K. (2017). A 257.
phenomenological study of Thai, M. (2014). The development and
career anxiety among college validation of a scale of career
students. The Career anxiety. Northwestern
Development Quarterly, 65, University.
339-352. Tolentino, Johnson-Glenberg, Mina C.,
Sangadji, Etta Mamang, dan Sopiah. Bircfield, David A., Lisa, &
(2010). Metodologi Penelitian. Koziupa, Totyana. (2014).
Yogyakarta: ANDI. Collaborative embodied learning
Savickas, M. L. (2002). A Promise in mix reality motion-capture
Fulfilled. Australian Journal of environments: Two science
Career Development, 11(3), 7– studies. Journal of Educational
8. Psychology, 106 (1), 86-104.
Savickas, M. L, Nota, L, Rossier, J., Vignoli, E., Belz, S. C., Chapeland, V.,
Dawvalder, J. -P., Duarte, M. E., Filipis, A., & Garcia, M. (2005).
Guichard, J., et al. (2009). Life Career exploration in
designing: A paradigm for adolescents: The role of anxiety,
career construction in the 21st attachment, and parenting style.
century. Journal of Vocational Journal of Vocational Behavior,
Behavior, 75, 239-250. 67, 153-168.
Sharf, R. S. (2002). Applying Career Vignoli, E. (2015). Career indecision
Development Theory to and career exploration among
older French adolescents: The

110
specific role of general trait
anxiety and future school and
career anxiety. Journal of
Vocational Behavior, 89, 182-
191.
Weinstein, F. M., Healy, C. C., & Ender,
P. B. (2002). Career-choice
anxiety, coping and perceived
control. The Career
Development Quarterly, 50,
339–349.

111

You might also like