Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

PENETAPAN BIAYA STANDAR DAN ANALISA

PENYIMPANGAN BIAYA PRODUKSI DI PT. WIJAYA


KARYA BETON TBK. PASURUAN

Disusun Oleh:

CALVIN ENDYANTO
NIM. 201010550848

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2022
ABSTRAK
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi biaya standar dan
menganalisis penyimpangan biaya produksi di PT. Wijaya Karya Beton Tbk.
Pasuruan. Metode yang dilakukan pada penulisan makalah in6i yaitu tinjauan
literatur yang didukung dengan data-data sekunder perusahaan. Pada makalah ini
biaya standar dan penyimpangan yang dianalisis yaitu unit produksi, khususnya
taking pancang. Terdapat penyimpangan bahan baku dengan kategori tidak
menguntungkan, penyimpangan biaya tenaga kerja dan efisiensi tenaga kerja yang
menguntungkan, serta penyimpangan biaya overhead pabrik yang tidak
menguntungkan. PT. Wijaya karya seharusnya melakukan perencanaan agar dalam
proses produksi dan pembiayaan mengalami keuntungan. Perhitungan biaya
standar perlu ditinjau kembali serta memperhatikan penyimpangan biaya yang
sudah ada sebelumnya.

Kata kunci : Biaya standar, penyimpangan, produksi tiang pancang


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini mengidentifikasi biaya standard dan analisis penyimpangan biaya
produksi di PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Pasuruan. Penulisan makalah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya.

Saya menyadari tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak,
tidak mudah bagi kami menyelesaikan makalah ini. Pada kesempatan ini kami ingin
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. (H.C). Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya yang
telah mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa dengan mempelopori adanya
Pendidikan dengan biaya terjangkau dan berkualitas
2. Bapak. Dr. E. Nurzaman, AM, M.M., M.Si selaku Rekror Universitas
Pamulang yang telah berupaya menjadikan Universitas Pamulang semakin
berkualitas.
3. Bapak Dr. H. Endang Ruhiyat, S.E. M.M., CSRA, CMA, selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
4. Dosen pengampu

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari yang
diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk memperbaiki makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat
berguna bagi pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Pamulang, 12 Desember 2022

Penulis,
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 3
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 6
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
2.1 Landasan Teori .............................................................................................. 7
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 15
3.1 Objek Analisis ............................................................................................. 15
3.2 Hasil Analisis .............................................................................................. 15
3.3 Pembahasan ................................................................................................. 18
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 19
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 19
4.2 Saran ............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan perlu membuat perencanaan dan pengendalian
anggaran biaya produksi. Anggaran yang disusun juga penting
mempertimbangkan realisasi anggaran tahun sebelumnya, keadaan yang
sedang terjadi sekarang ini,dan peramalan yang akan datang yang dapat
berorientasi jangka pendek maupun jangka panjang. Anggaran juga
berperan sebagai alat peringatan dini akan adanya in-efisiensi dan in-
efektivitas, dimana fungsi ini sangat besar nilainya bagi perusahaan.
Perencanaan anggaran juga penting memperhatikan biaya standar
serta penyimpangannya. Penelitian yang dilakukan Ginting (2019) pada PT
Indapo Batu Bongkam menunjukkan bahwa penggunaan anggaran harus
juga disertai dengan analisis varians yang lebih dalam untuk mengetahui
penyebab terjadinya penyimpangan yang ada sehingga kedepannya
dapat diambil langkah yang diperlukan untuk dapat meminimalkan
varians yang tidak mengguntungkan.
Penelitian Lalamentik (2022) pada Cv Malalayang Sakti
menunjukkan bahwa terdapat selisih yang tidak menguntungkan
perusahaan.Ini disebabkan keterampilan pekerjaan yang masih kurang
profesional dan juga disebabkan karena kenaikan tarif upah pekerja.
Selian itu, juga terdapat selisih yang tidak menguntungkan perusahaan. Ini
menunjukkan bahwa dalam pengolahan produk, perusahaan bekerja tidak
efisien karena kapasitas sesungguhnya yang dipakai perusahaan lebih besar
dari pada kapasitas standar. Hal tersebut merupakan kondisi yang kurang
menguntungkan bagi perusahaan sehingga perlu penerapan biaya standar
dalam perencanaan dan pengendalian biaya produksi.
PT Wijaya Karya Beton Tbk. Pasuruan merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang manufaktur. Perusahaan ini memproduksi beberapa
produk diantaranya yaitu tiang pancang, Corrugated Concrete Sheet Pile
(CCSP) dan tiang listrik. Perusahaan besar seperti ini perlu memiliki analisis
biaya standar dan penyimpangan yang baik demi kelangsungan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk Menyusun
makalah terkait biaya standar dan menganalisis penyimpangan biaya
produksi di PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Pasuruan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, rumusan
masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana penetapan biaya standar?
2. Bagaimana analisis penyimpangan biaya produksi di PT. Wijaya Karya
Beton Tbk. Pasuruan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengidentifikasi biaya
standar dan menganalisis penyimpangan biaya produksi di PT. Wijaya
Karya Beton Tbk. Pasuruan.

1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah dan meningkatkan pengetahuan, wawasan, kemampuan
dalam aplikasi ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan,
khususnya terkait dengan penetapan biaya standar dan analisis
penyimpangan biaya produksi.
2. Bagi Pembaca
Sebagai tambahan wawasan dan informasi terkait penetapan biaya
standar dan analisis penyimpangan biaya produksi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Biaya Standar

1. Pengertian Biaya Standar

Menurut Simamora (2013) “Biaya standar adalah biaya yang


ditentukan dimuka untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead pabrikasi”. Sedangkan menurut Munawir (2012), “Biaya standar
adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah yang
seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu unit produk atau untuk
membiayai kegiatan tertentu dengan kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-
faktor tertentu”. Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada
manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan
tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya
dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja, dan
kegiatan yang lain.

2. Penentuan Biaya Standar

Penentuan biaya standar dapat dibagi ke dalam tiga bagian : biaya


bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar dan biaya overhead pabrik
standar.

a. Standar biaya bahan baku langsung

Menurut pendapat Supriono (2001) syarat-syarat untuk menyusun standar


standar biaya bahan baku langsung yaitu:

▪ Diperlukan anggaran bahan baku akurat


▪ Kewajaran pembelian rutin
▪ Pengawasan atas pengiriman bahan baku yang dibeli dan diangkut
oleh pengakutan kapabel
▪ Fasilitas penerimaan dan penyimpanan bahan baku yang memadai
▪ Pengawasan terhadap bahan baku yang dipakai
▪ Metode yang memadai untsuk mengidentifikasi dan mengawasi
bahan baku di dalam proses
▪ Kewajaran dari pengiriman dan penyimpanan produk selesai

Setelah syarat-syarat ini dipenuhi, maka biaya standar bahan baku telah
ditetapkan. Standar biaya bahan baku dapat didasarkan atas standar
kuantitas bahan baku dan standar harga bahan baku. Penentuan standar
kualitas bahan baku dapat berasal dari percobaan, perhitungan matematik,
catatan tentang pengalaman-pengalaman periode yang lalu atau penelitian
dan pengujian teknis. Untuk membedakan penyimpangan biaya yang terjadi
karena pemakaian bahan yang berlebihan dari perbedaan biaya yang terjadi
karena perubahan harga, maka perlu ditetapkan suatu standar harga bahan.
Biasanya standar harga bahan ini mengambarkan biaya yang diperkirakan
dan bukan biaya yang diinginkan atau biaya yang efisien. Harga standar
bahan baku yang dipergunakan untuk mengecek pelaksanaan pekerjaan
departeman pembelian dan mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga
terhadap laba perusahaan.

b. Standar biaya tenaga kerja langsung

Terdapat dua standar yang harus ditetapkan untuk biaya tenaga kerja
langsung yaitu standar tarif upah dan standar efisiensi (jam kerja). Tarif
upah pada umumnya ditentukan oleh faktor-faktor diluar penguasaan
perusahaan, mungkin sebagai hasil dari permufakatan melalui serikat buruh
atau menurut tarif yang berlaku dipasaran setempat. Dalam setiap operasi
perusahaan harus memiliki tarif upah yang tetap untuk setiap organisasi,
agar dapat mengisolasi biaya-biaya tinggi yang terjadi akibat pemakaian
tenaga kerja berlebihan. Jika standar tarif upah ditentukan berdasarkan
kebijakan perusahaan, maka tidak akan terjadi perbedaan-perbedaan besar
karena tarif-tarif yang dibayarkan. Namun terdapat perbedaan tarif yang
mungkin terjadi dan dapat dikendalikan oleh pimpinan.

Selanjutnya menurut Mulyadi (2001) tarif upah standar dapat ditentukan


atas dasar:
▪ Perjanjian dengan organisasi karyawan
▪ Data upah masa lalu yang dapat digunakan sebagai tarif upah standar
adalah rata-rata hitung, timbang atau media dari pada upah karyawan
masa lalu
▪ Perhitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal

Dalam perhitungan suatu produk, perusahaan harus mengetahui jumlah


tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut.Ini dapat
dilakukan dengan menetapkan waktu yang diperlukan untuk menghasilkan
setiap operasi bila bekerja dalam kondisi-kondisi standar.

Menurut Mulyadi (2001) jam kerja standar dapat ditentukan dengan cara:

▪ Memperhitungkan rata-rata jam kerja yang dikonsumsikan dalam


satu pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu
▪ Membuat tes run operasi produksi di bawah keadaan normal yang
diharapkan
▪ Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja
karyawan di bawah keadaan nyata yang diharpkan
▪ Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman
dan pengetahuan operasi produksi dan produk.
c. Standar biaya overhead pabrik

Tarif overhead pabrik dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead


yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal. Manfaat
utama tarif overhead standar ini meliputi, unsur biaya overhead pabrik
variabel dan tetap adalah untuk menentukan harga pokok dan perencanaan.
Agar tarif overhead ini dapat dimanfaatkan untuk pengendalian biaya, maka
tarif ini harus dipisahkan kedlam tarif tetap dan variabel. Untuk
pengendalian biaya overhead pabrik dalam sistem biaya standar perlu dibuat
anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor biaya tetap dan variabel, dan
memperlakukan biaya overhead tetap sebagai biaya yang jumlah totalnya
tetap dalam volume tertentu. Dengan adanya anggaran fleksibel ini maka
dapat memberikan analisa yang baik terhadap penyimpangan. Biaya
overhead pabrik tarif tunggal yaitu jumlah seluruh taksiran biaya overhead
pabrik yang terjadi pada setiap proses produksi atau tiap departeman.

2.1.2 Penyimpangan Biaya Standar

1. Penyimpangan Bahan Baku

Disini kita akan mengukur penyimpangan antara biaya aktual bahan baku
dengan biaya yang dianggarkan untuk tingkat aktivitas aktual.
Penyimpangan harga bahan baku (material price variance) mengukur
perbedaan antara berapa yang harus dibayar untuk bahan baku dan berapa
yang secara aktual dibayar. Rumus biayanya adalah sebagai berikut:
▪ Penyimpangan Harga Bahan Baku = (Harga Aktual x Kuantitas
Aktual) – (Harga Standar x Kuantitas Aktual)
▪ Penyimpangan Harga Bahan Baku = (Harga Aktual - Harga

Kuantitas Aktual Pada HargaAktual Kuantitas Aktual Pada Harga


Standar
Harga Aktual x Kuantitas
Aktual Harga Standar x
Kuantitas

Penyimpangan
Harga

Standar) X Kuantitas Aktual

Total penyimpangan biaya bahan baku merupakan penjumlahan dari


penyimpangan harga bahan baku dan penyimpanggan penggunana bahan
baku. Rumus biayanya adalah sebagai berikut:
▪ Total Penyimpangan Biaya Bahan Baku = Penyimpangan Harga
Bahan

▪ Baku + Penyimpangan Penggunaan Bahan


Baku
3. Penyimpangan Tenaga Kerja Langsung

Disini kita akan mengukur penyimpangan antara biaya aktual tenaga


kerja langsung dengan biaya yang dianggarkan untuk tingkat aktivitas
aktual. Penyimpangan tarif bahan baku (labor rate variance) mengukur
perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga kerja langsung
dan apa yang seharusnya dibayarkan.. Rumus biayanya adalah sebagai
berikut:

▪ Penyimpangan Tarif Tenaga Kerja= (Tarif Aktual x Jam Aktual)


– (Tarif Standar x Jam Aktual)

▪ Penyimpangan Tarif Tenaga Kerja = (Tarif Aktual - Tarif


Standar) X Jam Aktual

Penyimpangan efisiensi tenaga kerja (labor efficiency variance)


mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual
digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya digunakan. Rumus
biayanya adalah sebagai berikut:

▪ Penyimpangan Efisiensi Tenaga Kerja = (Tarif Standar x Jam


Aktual) – (Tarif Standar x Jam Standar)

▪ Penyimpangan Efisiensi Tenaga Kerja = (Jam Aktual – Jam


Standar) X Tarif Standar

▪ Total penyimpangan biaya tenaga kerja merupakan


penjumlahan dari penyimpangan tarif tenaga kerja dan
penyimpanggan efisiensi tenaga kerja. Rumus biayanya adalah
sebagai berikut:

▪ Total Penyimpangan Biaya Tenaga Kerja = Penyimpangan


Tarif Tenaga Kerja + Penyimpangan Efisiensi Tenaga Kerja
3. Penyimpangan Biaya Overhead Pabrik

Penyimpangan biaya overhead pabrik dapat terjadi disebabkan oleh :

a. Jumlah produksi melebihi atau kurang dari kapasitas produksi yang


disiapkan atau dianggarkan. Penganggaran kapasita produksi biasanya
berdasarkan pada aktivitas normal.
b. Realisasi biaya overhead produksi melebihi atau kurang dari jumlah
yang telah dianggarkan.
c. Jam kerja atau volume aktivitias yang digunakan melebihi atau kurang
dari jumlah yang diperkenankan menurut standar untuk jumlah produksi
yang dihasilkan.

Biaya overhead pabrik pada umumnya dibebankan pada produk


berdasarkan jam standar. Penyimpangan overhead pabrik terjadi bila
realisasi pemakaian jam tenaga kerja langsung berbeda dari jumlah jam
yang seharusnya menurut standar dan dari jumlah jam yang dianggarkan
untuk kapasitas produksi.

Penyimpangan biaya overhead pabrik dapat dianalisa dengan beberapa cara,


yaitu:

a. Metode dua selisih


b. Metode tiga selisih
c. Metode empat selisih
d. Metode lima selisih

Metode Dua Selisih

Pada metode dua selisih, penyimpangan biaya overhead pabrik dibedakan


atas dua, yaitu:

a. Penyimpangan terkendali (Controllable Variance)

Penyimpangan ini merupakan selisih antara realisasi biaya overhead pabrik


dengan jumlah anggaran biaya overhead pabrik pada jam standar. Rumus
biayanya adalah sebagai berikut:

Penyimpangan Terkendali = (Realisasi Biaya Overhead Pabrik – Anggaran

Biaya Overhead Pabrik Pada Jam Standar)

b. Penyimpangan volume ( Volume Variance)

Penyimpangan ini terjadi karena volume produksi tidak mencapai atau


melebihi kapasitas produksi yang direncanakan. Rumus biayanya adalah
sebagai berikut:

Penyimpangan Volume = Anggaran Biaya Overhead Pabrik Pada Jam


Standar – (Jam Standar x Tarif Overhead)

Total penyimpangan biaya overhead pabrik merupakan penjumlahan dari


penyimpangan volume dan penyimpanggan terkendali. Rumus biayanya
adalah sebagai berikut:

Total Penyimpangan Biaya Overhead Pabrik= Penyimpangan Terkendali +

Penyimpangan Volume
BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


3.1 Objek Analisis
Objek analisis dalam makalah ini adalah perusahaan manufaktur
yaitu PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Pasuruan yang terletak di Jalan Raya
Kejapanan No. 323, Melikan, Kejapanan, Kecamatan Gempol, Pasuruan,
Jawa Timur.

PT Wijaya Karya Beton Tbk. Pasuruan merupakan perusahaan yang


bergerak di bidang manufaktur. Perusahaan ini memproduksi beberapa
produk diantaranya yaitu tiang pancang, Corrugated Concrete Sheet Pile
(CCSP) dan tiang listrik. Jam kerja yang diterapkan yaitu 8 jam kerja per hari
dengan 2 shift. Shift pagi mulai pukul 08.00-17.00 WIB sedangkan shift
malam mulai pukul 20.00-04.00 WIB (Profil Perusahaan PT Wijaya Karya
Beton Tbk Pasuruan, 2021).

3.2 Hasil Analisis


3.2.1 Analisis Penyimpangan Harga Bahan Baku

Berikut ini adalah data biaya bahan baku langsung untuk


memproduksi satu unit tiang pancang ukuran 20x20. Bahan baku semen
digunakan untuk memproduksi tiang pancang tersebut. Perusahaan
menetapkan standar bahwa untuk 1 unit tiang pancang ukuran 20x20
memerlukan 22 sak semen dengan harga standar 1 sak semen yaitu Rp.
50.000. Namun, pada kenyataannya untuk memproduksi 1 unit tiang
pancang membutuhkan 25 sak semen dengan harga 1 sak semen Rp. 55.000.

Penyimpangan Harga Bahan Baku

=(Harga actual x kuantitas actual)-(Harga standar x kuantitas actual)

=(Rp.55.000 x 25 sak) – (Rp.50.000 x 25 sak)

=Rp. 1.375.000 – Rp. 1.250.000

= Rp. 125.000 UF

Penyimpangan Penggunaan Bahan Baku


=(Harga standar x kuantitas actual)-(Harga standar x kuantitas standar)

=(Rp. 50.000 x 25 sak) – (Rp. 50.000 x 22 sak)

=Rp. 1.250.000 – Rp. 1.100.000

= Rp. 150.000 UF

Total Penyimpangan Bahan Baku

=Penyimpangan harga – penyimpangan penggunaan

=Rp. 125.000 + Rp. 150.000

=Rp. 275.000 UF

3.2.2 Analisis Penyimpangan Tenaga Kerja Langsung

Berikut ini adalah data biaya tenaga kerja langsung untuk


memproduksi satu unit tiang pancang. Tenaga kerja ahli digunakan untuk
memproduksi tiang pancang. Perusahaan menetapkan standar bahwa untuk
1 unit tiang pancang diperlukan 8 jam tenaga ahli dengan tarif standar
sebesar Rp. 23.000. Pada kenyataannya, untuk membuat 1 unit tiang
pancang diperlukan sebesar 7 jam tenaga kerja ahli dengan upah sebesar Rp.
20.000.

Penyimpangan tarif tenaga kerja

=(Tarif actual x Jam actual)-(Tarif standar x jam actual)

=(Rp. 20.000 x 7 jam) – (Rp. 23.000 – 8 jam)

=Rp. 140.000 – 184.000

=Rp. 44.000 F

Penyimpangan efisiensi tenaga kerja

=(Tarif standar x jam actual) – (Tarif standar x jam standar)

=(Rp. 23.000 x 7 jam) – (Rp. 23.000 x 8 jam)

=Rp 161.000 – Rp. 184.000


=Rp 23.000 F

3.2.3 Analisis Penyimpangan Biaya Overhead Pabrik

Data – data kegiatan yang dimiliki Pak Syarif untuk dianalisis adalah
sebagai berikut:

Jam tenaga kerja langsung actual 5000 jam


Jam tenaga kerja langsung menurut standar 5300 jam
Kapasitas normal 6000 jam
Biaya overhead pabrik actual Rp. 32.500.000
Biaya overhead pabrik yang direncanakan:
Overhead variable Rp. 18.000.000
Overhead tetap Rp. 24.000.000

Tarif overhead variable yang dianggarkan

= Rp. 18.000.000/6000 jam

= Rp. 3000/jam

Tarif overhead tetap yang dianggarkan

=Rp. 24.000.000/6000 jam

=Rp. 4000/jam

Total tarif overhead yang dianggarkan

=Rp. 3000 + Rp. 4000

=Rp. 7.000

Penyimpangan terkendali

=(Realisasi biaya overhead pabrik – anggaran overhead pabrik pada jam


standar)

Realisasi biaya overhead pabrik = 32.500.000

Anggaran biaya overhead pabrik pada jam standar:

Overhead tetap = 24.000.000


Overhead variable = (5.200 jam x 3000)

Overhead variable =15.600.000

Sehingga anggaran biaya overhead pabrik pada jam standar adalah Rp.
39.600.000

Penyimpangan terkendali

=32.500.000 – 39.600.000

=7.100.000 U

Penyimpangan volume

=Anggaran biaya overhead pabrik pada jam standar – (jam standar x tarif
overhead)

Anggaran biaya overhead pabrik pada jam standar Rp. 39.600.000

(Jam standar x tarif overhead yang dianggarkan)

=(5.200 jam x 7.000)

=36.400.000

Penyimpangan volume

=3.200.000 U

3.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, diketahui bahwa PT. Wijaya
Karya Beton Tbk. Pasuruan terdapat penyimpangan biaya bahan baku
sebesar Rp. 275.000 dan termasuk dalam kategori unfavorauble atau tidak
mengguntungkan. Penyimpangan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 44.000 dan
termasuk dalam kategori favourable atau menguntungkan, penyimpangan
efisiensi tenaga kerja sebesar Rp. 23.000 dan termasuk dalam kategori
favourable atau menguntungkan.Sedangkan penyimpangan biaya overhead
pabrik sebesar Rp. 3.200.000 dan termasuk dalam kategori unfavourbale.
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Pasuruan merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang manufaktur. Perusahaan ini memproduksi beberapa
produk diantaranya yaitu tiang pancang, Corrugated Concrete Sheet Pile
(CCSP) dan tiang listrik.Pada makalah ini biaya standar dan penyimpangan
yang dianalisis yaitu unit produksi, khususnya taking pancang. Terdapat
penyimpangan bahan baku dengan kategori tidak menguntungkan,
penyimpangan biaya tenaga kerja dan efisiensi tenaga kerja yang
menguntungkan, serta penyimpangan biaya overhead pabrik yang tidak
menguntungkan.

4.2 Saran
PT. Wijaya karya seharusnya melakukan perencanaan agar dalam
proses produksi dan pembiayaan mengalami keuntungan. Perhitungan biaya
standar perlu ditinjau kembali serta memperhatikan penyimpangan biaya
yang sudah ada sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ginitng, dkk. 2019. Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat perencanaa

dan Pengendalian Biaya produksi pada PT. DIPO Batu Boongkam. Jurnal
Ilmiah Smart. Volume III No.1

Lalamentik, Warren dan Anneke Wangkar. 2022. Penerapan Biaya Standar dalam

Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi pada CV. Malalayang


Sakti. Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya,
dan Hukum). Vol 5. No 2.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi 3.
Jakata: Salemba Empat.
Munawir. 2012. Akuntansi Keuangan dan Manajemen, Edisi I, BPFE,
Yogyakarta.
Profil Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Pasuruan. 2021.
Simamora Henry.2012. Akuntansi Manajemen, Salemba Empat, Jakarta.
Supriyono. 2011. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
Pokok, Buku 1 Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

You might also like