Professional Documents
Culture Documents
Rahmat Fajar - 1986010201 - MANAJEMEN RESIKO BANK SYARIAH UTS
Rahmat Fajar - 1986010201 - MANAJEMEN RESIKO BANK SYARIAH UTS
UTS
Oleh:
RAHMAT FAJAR
NPM. 1986010201
JAWABAN
1. Saya setuju bahwa penggunaan statistik dapat memberikan manfaat bagi
manajemen atau manajer dalam pengambilan keputusan dan juga dalam
kehidupan masyarakat pada umumnya. Statistika merupakan alat kuantitatif
yang bermanfaat untuk banyak tujuan khususnya pada manajemen risiko.
Dalam kaitannya dengan manajemen risiko, statistik khususnya konsep
probabilitas merupakan mekanisme yang digunakan untuk memberikan
informasi tentang populasi. Melalui probabilitas memungkinkan kita untuk
menggunakan informasi parsial yang dikandung dalam suatu himpunan data
sampel untuk menyimpulkan keadaan yang sebenarnya dari himpunan data
yang lebih besar yaitu populasi. Manfaat mengetahui probabilitas adalah
membantu pengambilan keputusan yang tepat, karena kehidupan di dunia tidak
ada kepastian, dan informasi yang tidak sempurna.
Contohnya pembelian harga saham berdasarkan analisis harga saham peluang
produk yang diluncurkan perusahaan (sukses atau tidak), dan lain-lain. Dalam
kaitannya dengan manajemen risiko, statistik khususnya konsep probabilitas
digunakan untuk mengukur besar kecilnya risiko yang terjadi pada bank
syariah. Analisis statistik dapat mencatat kerugian-kerugian yang dialami
perusahaan sehingga perusahaan bisa menetapkan standar kenormalan tertentu
untuk setiap kejadian. Selain itu, analisis statistika juga bisa membantu
mengidentifikasi sumber-sumber risiko pada bank syariah. Manfaat statistik
pada manjemen risiko dan bank syariah adalah kita bisa mengukur tinggi
rendahnya risiko yang dihadapi oleh perusahaan, sehingga kita dapat melihat
dampak dari risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa
melakukan prioritas risiko mana yang paling relevan.
2. Ada 13 cara untuk bisni tetap bertahan menanggulangi resiko pasar dalam kasus
virus Covid-19 :
1) Fokus pada online food delivery
2) Sarankan pengguna menggunakan Mobile Payment
3) Analisis Strategi Bisnis
4) Perdalam Ilmu Bisnis
5) Tunjukkan Komitmen Anda pada Pelanggan
6) Tetap Transparan dalam BerbisnisTawarkan bantuan atau insentif
7) Tetap berkomunikasi secara aktif dengan pelanggan
8) Manfaatkan Customer Relationship Management
9) Tawarkan Pengalaman berbeda untuk pelanggan
10) Pilih supplier local
11) Manfaatkan dana darurat
12) Atur shift karyawan
Risiko pasar secara umum ada 2 (dua) bentuk yaitu :
a. General market risk (risiko pasar secara umum)
General market risk ini di alami oleh seluruh perusahaan yang
disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga terkait yang
mana kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor
bisnis.Contohnya pada saat bank sentral suatu Negara melakukan
kebijakan tight money policy (kebijakan uang ketat) dengan berbagai
instrumennya seperti menaikkan suku bunga BI rate.
b. Specific market risk ( risiko pasar secara spesifik)
Specific market risk adalah suatu bentuk risiko yang hanya dialami
secara khusus pada satu sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat
menyeluruh. Contohnya: Pengumuman yang dikeluarkan oleh suatu
lembaga penilai dimana lembaga penilai tersebut memiliki reputasi yang
baik dan diakui oleh publik. Bahwa mereka mengumumkan PT.XYZ
memiliki kinerja yang rendah dan memiliki utang yang besar serta laporan
yang dipublikasikan selama ini kepada publik tidak sesuai dengan
sebenarnya. Sehingga atas berita tersebut saham dan obligasi perusahaan
tersebut langsung jatuh. Dan jatuhnya saham serta obligasi perusahaan
tersebut tidak diikuti oleh perusahaan lain.
3) Deposito
Deposito pada bank syariah lazimnya menggunakan akad
mudharabah mutlaqah. Pengertian dari deposito dengan akad
mudharabah mutlaqah sendiri adalah investasi tidak terikat pihak
ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan pada
waktu tertentu dengan pembagian hasil sesuai dengan nisbah yang
telah disepakati dimuka antara nasabah dengan bank syariah yang
bersangkutan.
b. Produk-Produk Financing
1) Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli dengan margin
(murabahah) Murabahah adalah transaksi jual beli dimana bank
bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli.
Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah
keuntungan tertentu. Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan
jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual
beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama
berlakunnya akad. Dalam perbankan, murabahah lazimnya
dilakukan dengan cara pembayaran cicilan. Dalam transaksi ini
barang diserahkan segera setelah akad sedangkan pembayaran
dilakukan secara tangguh. Contohnya yaitu pembelian kendaraan
bermotor.
2) Pembiayaan dengan prinsip jual beli dengan pembayaran dilakukan
dimuka (salam) Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang
diperjual belikan belum ada namun kuantitas, kualitas, harga dan
waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti. Bank
membayar secara tunai kepada supplier dan barang diserahkan
secara tangguh. Ketika barang telah diserahkan kepada bank, maka
bank akan menjualnya kepada rekanan nasabah, atau kepada
nasabah itu sendiri secara tunai atau cicilan.
3) Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli dengan pesanan (istishna)
Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna
pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali
(termin) pembayaran. Skema istishna dalam bank syariah umumnya
diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.
4) Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (ijarah) Transaksi ijarah
adalah transaksi dimana bank menyewakan suatu obyek sewa
kepada nasabah, dan atas manfaat yang diterima oleh nasabah atas
penggunaan obyek sewa yang disewakan tersebut, bank
memperoleh ongkos sewa. Pada akhir masa sewa, bank dapat
mengalihkan barang yang disewakannya kepada nasabah. Karena
itu dalam perbankan syariah dikenal ijarah muntahhiya bittamlik
(sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa
dan harga jual disepakati pada awal perjanjian.
5) Kemitraan (musyarakah) Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah
kemitraan (musyarakah). Transaksi musyarakah adalah semua
bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka
secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Secara spesifik bentuk
kontribusi dari pihak yang bekerja sama dapat berupa dana, barang
perdagangan (trading asset), kewiraswataan (enterpreneurship),
kepandaiaan (skill), kepemilikan (property), peralatan (equipment),
atau intangiable asset (seperti hak paten atau goodwil), kepercayaan
atau reputasi (credit worthiness) dan barang-barang lainnya yang
dapat dinilai dengan uang.
6) Penyertaan modal (mudharabah) Mudhrabah adalah bentuk kerja
sama antara dua atau lebih pihak dimana salah satu pihak
mempercayakan sejumlah modal kepada pihak lain yang bertindak
sebagai pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian
keuntungan. Dalam mudhrabah tidak dipersyaratkan adanya wakil
pemilik modal (shahibul maal) dalam manajemen proyek.
c. Produk-Produk Jasa
1) Pengambilan utang piutang (hawalah) Hiwalah adalah transaksi
pengalihan utang piutang. Bank mendapat ganti biaya atas jasa
pemindahan utang piutang. Dalam praktik perbankan syariah,
fasilitas hiwalah lazimnya untuk membantu supplier mendapatkan
modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya.
2) Pelimpahan/ gadai (rahn) Pelimpahan atas suatu kekuasaan (barang)
oleh nasabah kepada bank untuk mendapatkan sejumlah dana (uang)
dan oleh karenanya bank berhak atas sejumlah imbalan.
3) Pinjaman uang ( qardh) Qard adalah pinjaman uang. Aplikasi qard
dalam perbankan antara lain untuk pinjaman talangan haji, dimana
nasabah talangan haji diberikan pinjaman talangan untuk memenuhi
syarat penyetoran biaya perjalanan haji. Nasabah akan melunasinya
sebelum keberangkatannya naik haji. Atas jasa bank memberikan
dana talangan tersebut bank dapat memperoleh fee (ujrah).
4) Perwakilan (wakalah) Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan
(pekerjaan) dari nasabah kepada bank dan atas jasanya tersebut bank
berhak meminta imbalan tertentu. Contoh: pembukaan L/C dan
transfer uang.
5) Penjaminan (kafalah) Produk di perbankan syariah yang
menggunakan skema kafalah adalah produk bank garansi. Dalam
kafalah, terdapat pengalihan tanggung jawab nasabah kepada bank
dan atas jasanya bank berhak meminta imbalan. Contoh: kafalah
digunakan dalam produk kartu kredit syariah.
6) Titipan (wadiah) Konsep titipan untuk produk jasa pada umumnya
menggunakan skema wadiah amanah dimana bank tidak boleh
menggunakan harta yang dititipkan tersebut. Contoh aplikasi di
perbankan yaitu save deposit box.Ff
8. JJJJ
9. Mudharabah adalah membentuk suatu perjanjian kemitraan (contract of
co-partnership) antara pemilik modal dengan pemilik perusahaan. Apabila
perusahaan ini memperoleh keuntungan maka pengelola akan memperoleh
keuntungan berdasarkan prinsip bagi hasil yang telah disepakati.
Sedangkan bila perusahaan mendapatkan kerugian, maka resiko finansial
ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal, sedangkan pengelola tidak
menanggung resiko sama sekali selain resiko non finansial, atau kecuali
apabila kerugian tersebut terjadi akibat kecurangan pengelola. Itulah
sebabnya mengapa mudharabah disebut pula sebagai ”partnership in profit”
.
Kritik terhadap pembiayaan mudharabah di perbankan syariah yaitu adanya
kendala-kendala teknis baik internal (bank) maupun eksternal (calon
nasabah). Tingginya risiko menjadi pertimbangan utama mengapa bank
syariah kurang tertarik untuk memberikan pembiayaan mudharabah karena
di zaman sekarang sulit mencari pengusaha yang jujur dan amanah
(perilaku moral hazard nasabah). Kunci keberhasilan pembiayaan bagi hasil
sangat tergantung pada karakter nasabah. Jika pendapatan besar harus
dilaporkan besar pula, jangan sebaliknya keuntungan besar dilaporkan ke
bank syariah bernilai kecil bahkan mungkin dilaporkan rugi.
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu di mana masing masing pihak memberikan kontribusi
dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung
bersama sesuai dengan kesepakatan.
Kritik terhadap pembiayaan musyarakah di perbankan syariah adalah faktor
internal yang menjadi penyebab utama rendahnya pembiayaan bagi hasil.
Rendahnya pembiayaan bagi hasil di perbankan syariah, yaitu pemahaman
bankir syariah terhadap esensi bank syariah kurang, bank syariah terlalu
mengutamakan orientasi bisnis dan keuntungan, kualitas dan kuantitas
sumber daya manusia (SDM) belum memadai dan kurang menguasai
pembiayaan bagi hasil, aversion to effort yaitu bank syariah masih bersikap
tidak mau repot atau melakukan hal-hal ekstra dalam mendampingi
pengusaha dan aversion to risk yaitu bank syariah masih bersikap
menghindar dari risiko.
Murabahah adalah transaksi jual-beli barang dengan menegaskan harga
perolehan dan margin keuntungan kepada pembeli. hal yang membedakan
transaksi murabahah dengan jual-beli pada umumnya adalah harga
perolehan dan margin keuntungan harus diketahui oleh pembeli.
Keuntungan diperoleh atas kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Kritik terhadap pembiayaan murabahah di perbankan syariah yaitu adanya
kesamaan antara praktik bunga dengan pembiayaan murabahah di
perbankan syariah. Kesamaan-kesamaan antara praktik bunga dan praktik
pembiyaan murabahah antara lain adanya perolehan keuntungan yang pasti
yang bersifat fixed dan predetermined dalam transaksi murabahah, tidak
adanya batasan maksimal laba, adanya penghargaan terhadap unsur waktu
(mirip dengan konsep time value of money), keuntungan yang diambil
tanpa diikuti dengan pengambilan risiko, kontrak jual beli dalam
murabahah hanya formalitas belaka yang pada dasarnya hubungan antara
bank dan nasabah sebagai kreditur dan debitur dalam transaksi murabahah
adalah sama seperti hubungan antara bank dan nasabah dalam perbankan
konvensional.
Risiko pasar adalah risiko kerugian yang terjadi pada portofolio yang
dimiliki oleh bank akibat adanya pergerakan variabel pasar berupa suku
bunga dan nilai tukar. Risiko ini terdiri ini terdiri dari risiko tingkat suku
bunga, risiko pertukaran mata uang, risiko harga dan risiko likuiditas.
Hubungan risiko pasar dengan risiko investasi dalam kontek
manajemen risiko dan bank syariah adalah risiko investasi terjadi saat
bank menyalurkan pembiayaan berbasis bagi hasil kepada debitur. Jadi
risiko investasi bukan mengarah pada risiko akibat investasi bank pada asset
keuangan, tetapi dalam cakupan risiko pasar. Risiko investasi yaitu risiko
akibat bank ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam
pembiayaan bagi hasil berbasis profit and loss sharing. Pada bank syariah,
pembiayaan bagi hasil dilakukan dalam bentuk akad mudharabah,
musyarakah, musaqah, muzara‟ah, dan mukharabah. Risiko ini terjadi
apabila bank memberikan pembiayaan berbasis bagi hasil kepada nasabah
di mana bank ikut menanggung risiko atas kerugian usaha nasabah yang
dibiayai (profit and loss sharing). Dalam hal ini, perhitungan bagi hasil
tidak hanya didasarkan atas jumlah pendapatan atau penjualan pendapatan
atau penjualan yang diperoleh nasabah, namun dihitung dari keuntungan
usaha yang dihasilkan nasabah. Apabila usaha nasabah mengalami
kebangkrutan, jumlah pokok pembiayaan yang diberikan bank kepada
nasabah tidak akan diperoleh kembali.