Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 22

MODEL KEPEMIMPINAN K.H.

SAEPUDIN ZUHRI DALAM MENGEMBANGKAN


PONDOK PESANTREN BAITUL HIKMAH

ALI ROWAN FAUZI


mahasiswa@iaicipasung.ac.id
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Program Pascasarjana IAIC Tasikmalaya

Abstrak
Kepemimpinan Pondok Pesantren merupakan salah satu faktor yang mendorong Pondok
Pesantren untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran melalui program
ponpes yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Pola kepemimpinan sangat
berpengaruh dalam menentukan kemajuan Pondok Pesantren. Terlihatnya
perkembangan yang signifikan dalam pengembangan Lembaga Pendidikan Formal dan
non formal yang berada di Pondok Pesantren Baitul Hikmah.
Permaslahan dalam penelitian ini bagaimana realitas perkembangan Pondok Pesantren
Baitul Hikmah, bagaimana Model Kepemimpinan yang diimplementasikan oleh K.H.
Saepudin Zuhri dan apa faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan
Pondok Pesantren Baitul Hikmah. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana realitas perkembangan Pondok Pesantren sejak didirikan hingga sekarang,
bagaimana model kepemimpinan yang diimplementasikan oleh K.H. Saepudin Zuhri
serta faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan Pondok Pesantren
Baitul Hikmah.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif analisis untuk mendeskripsikan dan menganalisis
tentang Model Kepemimpinan K.H. Saepudin Zuhri dalam Mengembangkan Pondok
Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning. Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data
yaitu: 1) teknik observasi, 2) teknik wawancara, dan 3) teknik dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa, Realitas perkembangan Pondok Pesantren Baitul
Hikmah sejak didirikan dengan Strategi Meningkatkan Kegiatan belajar mengajar yang
efektif, inovatif, dinamis dan Islami, Meningkatkan kegiatan Ibadah, Ekstrakulikuler
dan Keterampilan sesuai dengan Bakat dan Minat Santri, Meningkatkan Penataan dan
Pelayanan Administrasi serta Memberdayakan Tenaga Pendidik dan Pendidikan yang
lebih Profesional dan lebih Produktif. Model kepemimpinan demokratisnya dituangkan
dalam pembentukan sebuah kepanitiaan di setiap pelaksaan kegiatan. Seperti dalam
merumuskan kurikulum dan memutuskan segala keputusan dengan bermusyawarah.
Dengan kharisma seorang pengasuh Pondok Pesantren Baitul Hikmah menjalin
hubungan kerja sama yang timbal balik dengan lingkungan dan masyarakat sekitar.
Dalam meningkatkan kualitas proses pendidikan formal, pengasuh Pondok Pesantren
juga menggunakan kepemimpinan kharismatik dan demokratis. Serta Faktor pendukung
dan penghambat pada kepemimipinan K.H. Saefudin Zuhri dalam mengembangkan
Pondok Pesantren Baitul Hikmah.

Kata Kunci: Model Kepemimpinan, Pondok Pesantren, Karakteristik Pemimpin,


Pendidikan Formal

PENDAHULUAN merupakan pendidikan khas Indonesia yang


Salah satu pendidikan Islam tradisional tidak dapat dipisahkan dengan perjalanan
ialah Pondok Pesantren. Pondok Pesantren pemerintahan ini. Pondok Pesantren banyak

1
memberikan kontribusi baik dalam kehidupan suatu kelompok guna mencapai sebuah visi,
moralitas masyarakat, ekonomi, sosial, misi atau serangkaian tujuan yang ditetapkan.
pendidikan maupun politik. 1
Dalam struktut kepemimpinan di Pondok
Sesuai dengan tujuan utama pesantren Pesantren Kiai sebagai Pimpinan Umum adalah
sewaktu didirikan pada awal pertumbuhannya, posisi tertinggi dalam sebuah Pondok
yaitu: (a) Menyiapkan santri dalam mendalami Pesantren. Ia lah yang mengendalikan seluruh
dan menguasai ilmu agama Islam atau lebih kegiatan Pondok Pesantren dan maju
dikenal dengan tafaqquh fid-din, yang mundurnya Pondok Pesantren ada di tangan
diharapkan dapat mencetak kader-kader ulama mereka.
dan turut mencerdaskan bangsa Indonesia, Kepemimpinan Pondok Pesantren
kemudian diikuti dengan tugas. (b) Dakwah merupakan salah satu faktor yang mendorong
menyebarkan agama Islam. (c) Benteng Pondok Pesantren untuk dapat mewujudkan
pertahanan umat dalam bidang akhlak. Sejalan visi, misi, tujuan dan sasaran melalui program
dengan hal inilah, materi yang diajarkan di Pondok Pesantren yang dilaksanakan secara
pondok pesantren semuanya terdiri dari materi terencana dan bertahap. Dalam organisasi pola
agama yang langsung digali dari kitabkitab kepemimpinan Pondok Pesantren sangat
klasik yang berbahasa Arab. Akibat berpengaruh dalam menentukan kemajuan
perkembangan zaman dan tuntutannya, tujuan Pondok Pesantren.
Pondok Pesantren pun bertambah dikarenakan Pimpinan Pesantren tidak hanya
peranannya yang signifikan, tujuan itu adalah. meningkatkan tanggung jawab dan otoritasnya
(d) Berupaya meningkatkan pengembangan dalam program-program pesantren, kurikulum
masyarakat diberbagai sektor kehidupan. dan keputusan personil, tetapi juga memiliki
Namun sesungguhnya, tiga tujuan terakhir tanggung jawab untuk meningkatkan
adalah manifestasi dari hasil yang dicapai pada akuntabilitas keberhasilan santri dan
tujuan pertama, tafaqquh fi ad-din.2 programnya. Pimpinan Pondok Pesantren harus
Selain sebagai lembaga yang pandai dalam memimpin kelompok dan
membentuk moral, Pondok Pesantren juga pendelegasian tugas dan wewenang.
sebagai salah satu lembaga pendidikan yang Pemimpin umum dalam sebuah
memberikan solusi bagi para peserta didik dan Pondok Pesantren merupakan seorang
orang tua dalam hal memberikan pendidikan pemimpin tertinggi dan bertanggung jawab
yang murah tetapi tetap memiliki kualitas yang dalam menentukan keberhasilan Pondok
tak kalah dengan lembaga-lembaga lain. Pesantren untuk mencapai tujuan pendidikan.
Lembaga-lembaga tersebut khususnya Pimpinan Pondok Pesantren adalah orang yang
Pondok Pesantren tentunya memiliki visi, misi memiliki kekuasaan serta pengaruh dalam
dan tujuan utama yang dijadikan pegangan menentukan kegiatan pembelajaran di Pondok
dalam menjalankan perannya sebagai pemberi Pesantren, Pimpinan Pondok Pesantren tidak
layanan Pendidikan kepada masyarakat. Oleh hanya sebagai tenaga pengajar tetapi juga
karena itu, keberadaan pemimpin sangatlah sebagai tenaga pendidikan. Hal tersebut
penting sebuah suatu unsur terpenting dalam dikarenakan kehidupan di pesantren diatur
rangka mencapai sebuah visi, misi dan tujuan dengan sedemikian rupa melalui kepemimpinan
tersebut. Maka pemimpinan (leader) harus seorang pimpinan Pondok Pesantren.
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi Kepemimpinan merupakan sebuah
kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang
pemimpin dalam menggerakkan seluruh sumber
daya manusianya untuk melakukan apa yang
diharapkan. Kepemimpinan merupakan inti dari
1
M. Arifin. (1993). Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:
Bumi Aksara. h. 10.
manajemen, apabila dianalisis lebih mendalam
2
Departemen Agama RI. (2003). Pondok Pesantren dan lagi akan tergambar bahwa manusia merupakan
Madrasah Diniyah Pertumbuhan dan Perkembangannya. inti dari kepemimipinan, paling tidak untuk
Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, masa sekarang. Pemimpin identik dengan kata
2003. h. 9.

2
(khalifah) yang banyak terdapat dalam Al muslim yang memperjuangkan Islam dengan
Qur’an Allah berfirman dalam QS. Al Baqarah harta, jiwa dan raganya.
Ayat 30 yang artinya: “Dan ingatlah ketika K.H. Saefuddin Zuhri sebagai Pendiri
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, aku dan Pimpinan Pondok Pesantren Baitul Hikmah
hendak menjadikan khalifah dibumi. Mereka dilahirkan di kampung Cibalagbag, Cikiangir,
berkata,”apakah engkau hendak menjadikan Mandalaguna, Salopa, Tasikmalaya pada
orang yang merusak dan menumpahkan darah tanggal 12 Agustus 1938 Masehi. Beliau lahir
di sana, sedangkan kami bertasbih memujimu dari seorang ayah yang bernama H. Hudaeli dan
dn mensucikan namamu dia berfirman ibu yang bernama Hj. Sukmi. Kedua orang
sungguh, aku mengetahui apa yang kamu tuanya ini termasuk orang awam, bukan kiai
ketahui.”3 dan bu nyai namun mereka hanya petani yang
Pondok Pesantren Baitul Hikmah terkenal akan taat dan patuh dalam beragama.
Haurkuning didirikan pada tanggal 18 Agustus Maka tak heran, Saefuddin kecil dididik disiplin
1974 oleh K.H. Saepudin Zuhri Rahimahullah, dalam beribadah khususnya dalam meninmba
yang berlokasi di puncak Haur Desa ilmu agama. Pada tahun 1946-1952, beliau
Mandalaguna Kecamatan Salopa Kabupaten belajar formal yaitu Sekolah Rakyat (sekarang
Tasaikmalaya. Nama Haurkuning diberikan SD) di daerah Salopa. Di samping sekolah,
oleh K.H. Muhammad Nawawi Rahimahullah beliau juga belajar ilmu agama pada ustadz
Cikajang Garut pada saat K.H. Saepudin Zuhri yang ada di kampungnya Cikiangir, Cilendek
mondok disana. Sedangkan nama Baitul (KH. Bahrum) selama 8 tahun, Cibeuti Kawalu
Hikmah didapat beliau ketika pulang dari tanah tahun 1953 (K.H. Zaenal Muttaqin),
suci Makkah al-Mukarramah pada tahun 1978 Cinangsi/Cikoneng tahun 1954 (K.H. Zakaria),
M. K.H. Saepudin Zuhri wafat pada tanggal 30 Ciharashas/Cibeureum (K.H. Jaelani),
Agustus 2013, dan kepemimpinan pesantren Keresek/Cibatu (K.H. Busyrol Karim),
dilimpahkan kepada K.H. Busyrol Karim Zuhri Sumursari/Pasirjengkol (K.H. Muhidin),
sampai sekarang. Sagaranten (K.H. Dimyati) selama,
Sebagai sebuah lembaga Pendidikan Sayuran/Cikajang (K.H. Muhammad Nawawi),
Keagamaan, Pondok Pesantren Baitul Hikmah Sirnasari, dan Riadul Alfiyah Sadang/Garut
Haurkuning telah berperan aktif dalam (K.H. Raden Utsman).
mencerdaskan kehidupan bangsa, yakni Pada tahun 1963 beliau menikah
memberikan pendidikan keislaman kepada para dengan Hj. E. Rohbiyyah putri dari pamannya
santrinya, terutama dengan mempelajari Ilmu sendiri bernama H. Hasbullah / H. Isyaroh.
Nahwu dan Sharaf yang menjadi sarana untuk Pada tanggal 18 Agustus tahun 1964 Beliau
memahami al-Quran, al-Hadits dan kitab-kitab mendirikan Pesantren dengan Nama
agama Islam yang berbahasa Arab. ''Haurkuning" dihubungkan dengan lokasinya di
Adapun Visi Pondok Pesantren Baitul puncak Haur. Namun menurut beliau nama
Hikmah Haurkuning adalah “Terwujudnya Haurkuning tidak ada kaitannya dengan puncak
Pesantren Unggulan yang melahirkan Insan Haur. Nama Haurkuning diberikan oleh
yang kaya akan ilmu, kuat dalam Aqidah dan almarhum Bapak K.H. Muhammad Nawawi
ber-Akhlakul Karimah”. Sedangkan Misinya, Cikajang Garut pada saat Beliau mesantren
antara lain: 1) Mencetak kader muslim yang disana.
mampu memahami Islam dengan pemahaman Dilihat dari sudut strategi, lokasi
yang benar, 2) Mencetak kader muslim yang Pondok Pesantren ini seolah olah kurang tepat
mengimani Islam dengan keimanan yang benar karena berada disuatu puncak gunung yang sulit
dan mendalam, 3) Mencetak kader muslim yang dijangkau dan jauh dari jalan raya, bahkan
mengamalkan Islam oleh pribadi, keluarga, dan harus melintasi dua buah sungai yaitu sungai
lingkungan masyarakat, 4) Mencetak kader Cimedang dan sungai Cijeruk. Akan tetapi,
menurut keterangan Beliau, lokasi ini
3
Kementrian Agama Republik Indonesia. (2015). Al- merupakan pilihan yang tepat dan sudah
Quran dan Terjemahnya. Bandung: CV. Alvabeta. Cet. I. diperhitungkan. Pada kenyataannya saat ini
h. 44.

3
memang Pondok Pesantren Haurkuning sudah khawatir tentang kehilangan nilai kompetitif
berubah menjadi suatu komplek yang ramai dan karena menjadi statis.
mudah dijangkau. Jalan terjal dan licin apabila Selain itu, ketika sarana dan prasarana
turun hujan, sekarang seolah-olah tidak pernah lembaga tersebut dievaluasi dari berbagai sudut
ada, karena semuanya telah beraspal sampai pandang, jelas tidak akan memotivasi orang
jalan protokol. untuk belajar atau memperdalam ilmu
Didukung oleh udara pegunungan yang keagamaan di sana. Mereka bahkan lebih
segar, panorama alam yang indah, lingkungan mungkin masuk ke dunia pendidikan yang
yang asri bersih mengubah kesan lokasi yang hanya menjadikan keagamaan sebagai
dulu seolah-olah anker dan menakutkan, formalitas. Oleh karena itu, Pimpinan Pondok
sekarang berubah menjadi arena yang ramai Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning akan
bagi para pemburu ilmu. Saratnya kegiatan menunjukkan bahwa di Pondok Pesantren pun
pengajian, ketatnnya disiplin, melahirkan dapat dipelajari ilmu ilmu tentang urusan
generasi yang tangguh, sehingga lahir dari duniawi untuk mencegah dampak negatif dari
Pondok Pesantren ini generasi-generasi penerus berbagai perubahan yang ada dan mengubah
yang telah menyebarkan sayapnya diberbagai mentalitas masyarakat yang menganggap bahwa
daerah. Sungguh ini suatu aset yang tiada pendidikan di Pondok Pesantren hanya
taranya bagi Agama dan Bangsa. Dipinggiran mementingkan akhirat menjadi mentalitas yang
komplek Pondok Pesantren pada saat ini masih lebih maju.
banyak bongkahan-bongkahan batu yang Dengan demikian, santri-santri yang
dahulunya dibongkar/diambil dari sekitar ini. mendapatkan pendidikan di sana dapat berdaya
Pada Tahun 1992 beliau mendirikan saing dalam berbagai bidang. Kebijakan dan
TKA/TPA Baitul Hikmah, kemudian pada strategi Pimpinan Pondok Pesantren Baitul
tahun 1994 didirikan Yayasan Pondok Hikmah Haurkuning harus diterapkan untuk
Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning mempertahankan dan mengoptimalkan peran
(YAPPABAHIK) dengan Akta Notaris Rodiah dan fungsinya sebagai sebuah pondok
Oetomo, S.H. No. 16 pada tanggal 18 Agustus pesantren. yang berfokus pada peningkatan
1994 dan sekaligus mendirikan Madrasah kemampuan siswa atau guru serta pembenahan
Tsanawiyah (MTs) Baitul Hikmah. Kemudian dan optimalisasi berbagai fasilitas yang
pada tahun 1998 didirikan Madrasah Aliyah dibutuhkan.
(MA) Baitul Hikmah. Pada Tahun 2012 istri Beliau Ibu Hj.
Sebagai lembaga dakwah Islam di E. Rohbiyah meninggal dunia kemudian satu
masyarakat yang sangat antusias terhadap tahun setelahnya Beliau pun Meninggal Dunia
perubahan yang terjadi, yaitu arus informasi tepatnya pada Hari Jum’at tanggal 23 Syawal
yang deras. Seperti munculnya kepercayaan 1434 H bertepatan dengan 30 Agustus 2013 M.
masyarakat bahwa pendidikan di Pondok sehingga estapeta perjuangan Pondok Pesantren
Pesantren hanya berfokus pada kebutuhan yang beliau dirikan diteruskan oleh Anak-anak,
duniawi atau akhirat saja, tidak disertai dengan Menatu dan Cucu-cucu beliau sampai
pendidikan tentang hal-hal duniawi. Dalam sekarang.
situasi seperti ini, Pimpinan Pondok Pesantren Pada Tahun 2020 didirikanlah Sekolah
Baitul Hikmah Haurkuning sangat menyadari SMA dengan Nama mengenang Pendiri
bahwa lembaga dakwah yang dipimpinnya akan Pesantren yakni SMA K.H. Saepudin Zuhri dan
menghadapi masalah. Salah satunya adalah kemudian pada tahun 2021 didirikan Pula SMP
keyakinan yang telah berkembang bahwa dengan Nama mengenang Istri Pendiri
Pondok Pesantren adalah lembaga sosial yang Pesantren yakni SMP Hj. E. Rohbiah dan juga
berpikir secara terlalu ortodok dan hanya pada tahun itu pula diadakan Perguruan Tinggi
mempelajari kitab-kitab klasik. Sehingga itu dengan Nama STAI K.H. Saepudin Zuhri.
tidak mampu menumbuhkan pemikiran yang Berdasarkan fenomena tersebut dapat
lebih maju bagi murid-muridnya. Mereka disimpulkan bahwa K.H. Saefudin Zuhri
bukanlah orang sembarangan, ia memiliki jiwa

4
kepemimpinan yang luar biasa sehingga mampu Hikmah sehingga Pondok Pesantren tersebut
mendirikan pesantren yang luar biasa dan terus berkembang sampai sekarang. Perlunya
mampu mengembangkannya dengan pesat dari penelitian secara lanjut tentang Model
tahun ke tahun hingga kini santrinya mencapai Kepemimpinan K.H. Saepudin Zuhri dalam
4.000 santri. Namun, dibalik kehebatan beliau mengembangkan Pondok Pesantren Baitul
terlihat kurang maksimalnya pengetahuan para Hikmah.
santri dan alumni Pondok Pesantren Baitul Sehingga permaslahan dalam
Hikmah tentang Profil dan Model penelitian ini menguraikan:
Kepemimpinan yang dikembangkan oleh K.H. 1. Bagaimana realitas perkembangan Pondok
Saepudin Zuhri, padahal beliau adalah sosok Pesantren Baitul Hikmah sejak didirikan
pemimpin yang memiliki keteladanan yang hingga sekarang?
sangat luar biasa terutama dalam memimpin 2. Bagaimana Model Kepemimpinan yang
Pondok Pesantren yang harus ditiru oleh santri, diimplementasikan oleh K.H. Saepudin
alumni dan masyarakat luas. Zuhri dalam mengembangkan Pondok
Hal tersebut dibuktikan dengan Pesantren Baitul Hikmah?
terlihatnya perkembangan Pondok Pesantren 3. Apa faktor pendukung dan penghambat
yang signifikan terutama dalam pengembangan pada kepemimipinan K.H. Saefudin Zuhri
Lembaga-lembaga Pendidikan Formal dan non dalam mengembangkan Pondok Pesantren
formal yang berada di Pondok Pesantren Baitul Baitul Hikmah?
Hikmah. Sehingga peneliti merasa perlunya Dengan begitu, tujuan dalam penelitian
penelusuran kembali tentang apa yang telah ini untuk mengetahui bagaimana realitas
dilakukan oleh K.H. Saefudin Zuhri selaku perkembangan Pondok Pesantren Baitul
pendiri Pondok Pesantren Baitul Hikmah Hikmah sejak didirikan hingga sekarang,
sehingga Pondok Pesantren tersebut terus bagaimana model kepemimpinan yang
berkembang hingga sekarang. Kemudian diimplementasikan oleh K.H. Saepudin Zuhri
perlunya juga sebuah penelitian secara lanjut dalam mengembangkan Pondok Pesantren
tentang model kepemimpinan K.H. Saepudin Baitul Hikmah serta faktor pendukung dan
Zuhri dalam mengembangkan Pondok penghambat pada kepemimipinan K.H.
Pesantren Baitul Hikmah. Saefudin Zuhri dalam mengembangkan Pondok
Berdasarkan latar belakang diatas, Pesantren Baitul Hikmah.
maka peneliti mengambil penelitian ini dengan Manfaat dari penelitian ini sebagai
judul “Model Kepemimpinan K.H. Saepudin masukan yang membangun guna meningkatkan
Zuhri dalam Mengembangkan Pondok kualitas Pendidikan, pengasuhan, pelayanan dan
Pesantren Baitul Hikmah.” lain-lain yang ada di Pondok Pesantren,
termasuk untuk para pengurus yang ada di
dalamnya dan penentu kebijakan dalam
PERMASALAHAN mengelola Pondok Pesantren serta Pemerintah
Kurang maksimalnya pengetahuan yang terkait secara umum. Sehingga hal
para santri dan alumni Pondok Pesantren Baitul tersebut dapat menjadi pertimbangan untuk
Hikmah tentang Profil dan Model diterapkan dalam lingkungan Pondok Pesantren
Kepemimpinan yang dikembangkan oleh K.H. yang ada di Indonesia sebagai solusi terhadap
Saepudin Zuhri padahal beliau adalah pendiri permasalahan manajemen kepeimpinan yang
Pondok Pesantren tersebut. Terlihatnya telah dilaksanakan.
perkembangan pondok pesantren yang
signifikan terutama dalam pengembangan
Lembaga-lembaga Pendidikan Formal dan non SOLUSI PERMASALAHAN
formal yang berada di Pondok Pesantren Baitul Landasan Teoretis Pemecahan Masalah
Hikmah. Perlunya penelusuran kembali tentang 1. Tinjauan tentang Model Kepemimpinan
apa yang telah dilakukan oleh K.H. Saefudin a. Konsep Model
Zuhri selaku pendiri Pondok Pesantren Baitul

5
Model menurut bahasa berasal dari adalah sebuah model perilaku sistem pada
Kata “model” yang diturunkan dari bahasa latin kondisi yang berbeda dideskripsikan dengan
mold (cetakan) atau pettern (pola). Model juga kata-kata. Sebagai cotoh apabila suku bank
secara harfiah dapat diartikan sebagai “bentuk”. naik, maka tingkat penggangguran akan naik.
Sedangkan menurut istilah model adalah Sementara Model Matematika yaitu dimana kita
interpretasi terhadap hasil observasi dan menghubungkan antara besaran (jarak, arus,
pengukurannya yang diperoleh dari beberapa aliran pengganguran dan lain sebagainya) yang
sistem. Model juga dapat diartikan sebagai dapat kita amati pada sistem, dideskripsikan
representasi dari suatu objek, benda, atau ide- sebagai hubungan matematikal dalam model.
ide dalam bentuk yang disederhanakan dari Sebagai contoh, kebanyakan hukum-hukum
kondisi atau fenomena alam. alam adalah model matematika, seperti sistem
Model berisi informasi-informasi masa titik hukum Newton dari gerakan
tentang suatu fenomena yang dibuat dengan memberikan hubungan antara gaya dan
tujuan untuk mempelajari fenomena sistem kecepatan. Untuk sistem resistor, hukum Ohm
yang sebenarnya. Model merupakan tiruan dari mendeskripsikan hubungan antara arus dan
suatu benda, sistem atau kejadian yang tegangan.6
sesungguhnya yang hanya berisi informasi-
informasi yang dianggap penting untuk b. Konsep Kepemimpinan
ditelaah.4 Pemimpin pada hakikatnya adalah
Model adalah suatu rencana, pola atau seseorang yang mempunyai kemampuan untuk
pengaturan kegiatan guru dan peserta didik mempengaruhi perilaku orang lain di dalam
yang menunjukkan adanya interaksi antara kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.
unsur-unsur yang terkait dalam pembelajaran, Jenis pemimpin ini bermacam-macam, ada
yakni guru, peserta didik, dan media termasuk pemimpin formal, yaitu yang terjadi karena
bahan ajar atau materi subjeknya.5 pemimpin bersandar pada wewenang formal.
Berdasarkan beberapa pengertian itu Ada pula pemimpin non formal, yaitu terjadi
dapat disimpulkan model adalah suatu pola atau karena pemimpin tanpa wewenang formal
acuan yang digunakan dalam melakukan berhasil mempengaruhi perilaku orang lain.7
sesuatu kegiatan. Kepemimpinan hanyalah sebuah alat,
Ada beberapa bentuk model secara sarana atau proses untuk membujuk orang agar
umum, yaitu model sistem, model mental, bersedia melakukan sesuatu secara suka rela.
model verbal, dan model matematika. Model Berkaitan dengan kesediaan orang lain
system adalah alat yang kita gunakan untuk mengikuti keinginan pemimpin, di sini
menjawab pertanyaanpertanyaan tentang sistem dikemukakan ada beberapa kekuatan
tanpa melakukan percobaan. Sebagai contoh (kekuasaan) yang mesti dimiliki pemimpin itu
sebuah model dari perilaku seseorang untuk agar orang yang digerakkan tersebut mengikuti
mengatakan bahwa dia orang ”baik”. Model ini keinginannya, yaitu berupa ancaman,
membantu kita untuk menjawab pertanyaan penghargan, otoritas, dan bujukkan. 8

bagaimana dia akan bereaksi apabila kita Untuk lebih mempermudah


bertanya padanya. Sedangkan Model mental pemahaman kita, maka akan diambil satu
adalah model-model untuk sistem teknik yang definisi yang kiranya mampu menjadi landasan
berdasarkan pada pada pengalaman dan untuk membahas konsep kepemimpinan itu
perasaan. Sebagai contoh bagaimana sendiri. Kepemimpinan adalah sebuah
mengendarai sebuah mobil merupakan sebagian hubungan yang saling mempengaruhi di antara
dari pengembangan mental model dari sifatsifat pemimpin dan pengikut (bawahan) yang
mengemudi mobil. Selanjutnya Model verbal 6
Mahmud Achmad . (2008). Tehnik Simulasi dan
Permodelan. Yogyakarta: Baziad. h. 2.
4
Mahmud Achmad . (2008). Tehnik Simulasi dan 7
Nanang Fattah. (2013). Landasan Manajemen
Permodelan. Yogyakarta: Baziad. h. 1. Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. h. 88.
5
Anna Poedjiadi. (2005). Sains Teknologi Masyarakat. 8
Nurkholis. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah; Teori,
Bandung. PT Remaja Rosdakarya. h. 119. Model, dan Aplikasi. Jakarta: Grasindo. h. 153.

6
menginginkan perubahan nyata yang hanya akan bersikap baik terhadap orang
mencerminkan tujuan bersamanya. yang patuh dan loyal dan sebaliknya, dia
Sepanjang perjalanan sejarah manusia, akan bertindak keras dan kejam terhadap
selalu ditemui adanya pemimpin-pemimpin orang yang membangkang.
dalam berbagai bidang kegiatan yang pada
dasarnya dapat digolongkan menjadi 4 jenis 2) Teori Psikologis
kepemimpinan diantaranya Kepemimpinan di Teori ini menyatakan bahwa fungsi seorang
bidang rohaniah, Kepemimpinan di bidang pemimpin adalah memunculkan dan
politik, Kepemimpinan di bidang militer, dan mengembangkan sistem motivasi terbaik,
Kepemimpinan di bidang managerial.9 untuk merangsang kesedian bekerja para
Sedangkan ada beberapa fungsi dalam pengikut dan anak buah. Pemimpin
kepemimpinan diantaranya Fungsi yang merangsang bawahan agar mereka mau
berhubungan dengan tugas atau pemecahan bekerja guna mencapai sasaransasaran
masalah yaitu menyangkut pemberian saran organisatoris maupun untuk memenuhi
penyelesaian, informasi dan pendapat. Fungsi- tujuann-tujuan pribadi. Oleh karena itu,
fungsi pemeliharaan kelompok atau sosial yaitu pemimpin yang mampu memotivasi orang
segala sesuatu yang dapat membantu kelompok lain akan sangat mementingkan aspek-
berjalan lebih lancar persetujuan dengan aspek psikis manusia seperti pengakuan,
kelompok lain, penengahan perbedaan martabat, status sosial, kepastian
kelompok dan sebagainya. 10
emosional, memerhatikan keinginan dan
Sifat penting dalam kepemimpinan, kebutuhan pegawai, kegairahan kerja,
sifat-sifat tersebut adalah Energi, Motivasi minat, suasana, hati, dan lain-lain.
pribadi, Kemahiran mengadakan komunikasi, 3) Teori Sosiologis
Kecakapan sosial, Kemampuan teknis. Ada Kepemimpinan dianggap sebagai usaha-
beberapa faktor tertentu yang dapat usaha untuk melancarkan antar relasi dalam
mempengaruhi proses kepemimpinan dalam organisasi dan sebagai usaha untuk
suatu organisasi, faktor tersebut antara lain memecahkan konflik organisatoris antara
Karakteristik pribadi pemimpin, Kelompok para pengikutnya agar tercapai kerjasama
yang dipimpin, Situasi. Sedangkan perannya yang baik. Pemimpin menetapkan tujuan-
pemimpin mampu Pemberi arah Seorang, Agen tujuan, dengan menyertakan para pengikut
Perubahan, Pembicara dan Pembina.11 dalam pengambilan keputusan terakhir.
Ada beberapa teori tentang Selaanjutnya juga mengidentifikasi tujuan,
kepemimpinan diantaranya:12 dan kerap kali memberikan petunjuk yang
1) Teori Otokratis diperukan bagi para anggota untuk
Kepemimpinan dalam teori ini didasarkan melakukan setiap tindakan yang berkaitan
atas perintah-perintah, paksaan, dan dengan kepentingan kelompoknya.
tindakantindakan yang arbitrer. Ia 4) Teori Suportif
melaksanakan pengawasan dengan ketat Menurut teori ini, para anggota harus
agar semua pekerjaan berlangsung secara berusaha sekuar mungkin dan bekerja
efifisien. Kepemimpinannya berorientasi dengan penuh gairah, sedangkan pemimpin
kepada struktur dan tugas-tugas. Sikap dan akan membimbing dengan sebaik-baiknya
prinsipnya sangat konservatif. Pemimpin melalui kebijakan tertentu. Untuk maksud
ini, pemimpin perlu meciptakan suatu
9
Poniman, B & Choerudin, A. (2009). Manajemen lingkungan kerja yang menyenangkan dan
Pemasaran. Yogyakarta: Deepublish. h. 15. bisa membantu mempertebal keinginan
10
Usman Effendi. (2011). Asas Manajemen. Jakarta: PT setiap pengikutnya untuk melaksanakan
Raja Grafindo. h. 188-189.
11
Komang Ardana, Ni Wayan Mujiati, dan Agung Ayu
pekerjaan sebaik mungkin, sanggup bekerja
Sriathi. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, sama dengan pihak lain, mau
2009. h.106-107. mengembangkan bakat dan
12
Kartini Kartono. (2011). Patologi Sosial. Bandung. keterampilannya, dan menyadari benar
tp.Jilid 1. h. 24.

7
keinginan untuk maju. Teori supportif ini tidak bisa diselesaikan oleh orang-orang
biasa dikenal dengn teori Partisipatif atau biasa. Pemimpin semacam ini muncul
teori kepemimpinan demokratis. sebagai penyelamat dan cocok untuk situasi
5) Teori Laissez Faire tertentu.
Kepemimpinan ini ditampilkan seorang 9) Teori Humanistik/Populistik
tokoh “ketua dewan” yang sebenarnya Fungsi kepemimpinan dalam teori ini
tidak mampu mengurus dan dia adalah merealisasi kebebasan manusa dn
menyerahkan semua tanggung jawab dan memenuhi setiap kebutuhan insani, yang
pekerjaan kepada bawahan atu kepada dicapai melalui interaksi pemimpin dengan
semua anggota. Pemimpin adalah sebagai anggotanya. Untuk melakukan hal ini,
seorang “ketua” yang bertindak sebagai perlu adanya organisasi yang baik dan
simbol. Pemimpin semacam ini biasanya pemimpin yang baik yang mau
tidak memiliki keterampilan teknis. meperhatikan kebutuhan dan kepentingan
6) Teori Kelakuan Pribadi anggota. Organisasi tersebut juga berperan
Kepemimpinan jenis ini akan muncul sebagai sarana untuk melakukan kontrol
berdasarkan kualitas-kualitas pribadi atau sosial agar pemerintah melakukan
pola-pola kelakuan para pemimpinnya. fungsinya dengan baik, serta
Teori ini menyatakan bahwa seorang memperhatikan kemampuan dan potensi
pemimpin itu berkelakuan kurang lebuh rakyat.
sama, yaitu tidak melakukan tindakan- Azas-azas kepemimpinan dapat dilihat
tindakan yang identik sama dalam setiap dari Kemanusiaan, Efisien dan Kesejahteraan
situasi yang dihadapi. Pemimpin dalam dan kebahagiaan yang lebih merata, menuju
kategori ini harus mampu mengambil pada taraf kehidupan yang lebih tinggi.
langkah-langkah yang paling tepat untuk Sementara indikator dari kepemimpinan itu
suatu masalah. Sedangkan, masalah sosial sendiri diantaranya Kemampuan analisis,
itu tidak akan pernah identik sama didalam Keteladanan, Rasionalitas dan objektivitas,
runtunan waktu yang berbeda. Instruksi kerja, Kemampuan mendengar saran,
7) Teori Sifat Orang-Orang besar (Traits Of Ketrampilan berkomunikasi dan Ketegasan
Great Man) dalam bertindak.13
Cikal bakal seorang pemimpin dapat dilihat
dan diprediksi melalui sifat, karakter, dan c. Pengertian Model Kepemimpinan
perilaku orang-orang besar yang terbukti Model kepemimpinan diartikan
sudah sukses dalam menjalankan sebagai sekumpulan ciri yang digunakan
kepemimpinannya. Dengan semikian, ada pimpinan untuk mempengaruhi bawahan /
ciri-ciri unggul sebagai predisposisi yang karyawan agar sasaran organisasi tercapai atau
diharapkan akan dimiliki oleh seorang dapat pula dikatakan bahwa model
pemimpin, yaitu memiliki inteligensi kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi
tinggi, banyak inisiatif, energik, punya yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang
kedewasaan emosional, memiliki daya pemimpin. Model atau gaya kepemimpinan
persuasif dan keterampilan komunikatif, (Leadership Model/Style), yakni pemimpin
memiliki kepercayaan diri, peka, kreatif, yang menjalankan fungsi kepemimpinannya
mau memberikan partisipasi sosial yang dengan segenap keterampilan dan sikapnya.
tinggi, dan lain-lain. Model atau gaya kepemimpinan adalah cara
8) Teori Situasi seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi,
Teori situasi berpandangan bahwa dan berinteraksi dengan orang lain dalam
munculnya seorang pemimpin bersamaan mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.
dengan pergolakan, krisis seperti revolusi,
pemberontakan, dan lain lain. Pada saat
itulah muncul pemimpin yang mampu 13
Hasibuan, Malayu S.P. (2012). Manajemen SDM.
mengatasi persolan-persoalan yang nyaris Jakarta: Bumi Aksara. Edisi Revisi, Cetakan Ke.
Tigabelas. h. 170.

8
Model tau gaya tersebut bisa berbeda– memvalidasi produk pendidikan. Penelitian ini
beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus.
orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Langkah penelitian atau proses pengembangan
Model/gaya kepemimpinan pada dasarnya ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian
mengandung pengertian sebagai suatu produk yang akan dikembangkan,
perwujudan tingkah laku dari seorang mengembangkan produk berdasarkan temuan-
pemimpin yang menyangkut kemampuannya temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan
dalam memimpin. Perwujudan tersebut sesuai dengan latar di mana produk tersebut
biasanya membentuk suatu pola atau bentuk akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap
tertentu. hasil uji lapangan.16Penelitian pengembangan
adalah suatu langkah-langkah untuk
d. Macam-macam Model mengembangkan suatu produk baru atau
Kepemimpinan menyempurnakan produk yang telah ada, yang
Ada beberapa macam-macam model dapat dipertanggung jawabkan. Tujuan dari
kepemimpinan diantaranya Model penelitian ini yaitu untuk menghasilkan produk
Kepemiminan Otokratis, Model Kepemimpinan baru melalui pengembangan.
Demokratis, Model Kepemimpinan Berdasarkan pengertian pengembangan
Kharismatik, Model Kepemimpinan yang telah diuraikan yang dimaksud dengan
Paternalistis, Model Kepemimpinan pengembangan adalah suatu proses untuk
Transaksional, Model Kepemmpinan menjadikan potensi yang ada menjadi sesuatu
Transformasional, Model Kepemimpinan yang lebih baik dan berguna sedangkan
Kendali Bebas, Model Kepemimpinan penelitian dan pengembangan adalah suatu
Militeristis, Model Kepemimpinan Populistis, proses atau langkah-langkah untuk
Model Kepemimpinan Laisser Faire, Model mengembangkan suatu produk atau
Kepemimpinan Visioner, Model menyempurnakan produk yang telah ada
Kepemimpinan Partisipatif. Model menjadi produk yang dapat dipertanggung
Kepemimpinan Rasional, Model jawabkan.
Kepemimpinan Kolektif.14
b. Konsep Pondok Pesantren
Menurut Kamus Besar Bahasa
2. Tinjauan tentang Pengembangan Indonesia (KBBI) istilah pesantren adalah
Pondok Pesantren asrama tempat santri atau tempat murid-murid
a. Pengertian Pengembangan belajar mengaji dan sebagainya.17 Di Indonesia
Menurut Undang-Undang Republik istilah pesantren lebih populer dengan sebutan
Indonesia Nomor 18 tahun 2002 tentang Sistem pondok pesantren. Pondok berasal dari bahasa
Nasional Penelitian, Pengembangan dan arab funduq (‫ فندوق‬,(yang berarti hotel, asrama,
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, rumah, dan tempat tinggal sederhana.18 Lain
bahwa Pengembangan adalah kegiatan ilmu halnya dengan pondok, pesantren yang berasal
pengetahuan dan teknologi yang bertujuan dari kata santri, dengan awalan pe di depan dan
memanfaatkan kaidah dan teori ilmu di akhiran an berarti tempat tinggal para
pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya santri.19
untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan
aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang 16
Punaji Setyosari. (2013). Metode Penelitian
telah ada atau menghasilkan teknologi baru.15 Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana
Pengembangan adalah suatu proses Prenadamedia Group. H. 222-223.
yang dipakai untuk mengembangkan dan
17
Dediknas. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Departemen Pendiikan Nasional. h. 866.
14
Malayu Hasibuan. (2007). Manajemen Sumberdaya 18
Hasbullah. (1996). Sejarah Pendidikan Islam di
Menusia. Jakarta: Bumi Aksara. h. 172. Indonesia, Lintasan Pertumbuhan dan Perkembangan.
15
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun Jakarta: Raja Grafindo. H. 72.
2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan 19
Zamachsyari Dhofier. (1994). Tradisi Pesantren, Studi
dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3S. h. 18.

9
Pesantren sendiri pada dasarnya adalah kehidupan masyarakat yang berubah dalam
tempat belajar para santri sedangkan pondok rangka mendukung keberadaan Pondok
berarti rumah atau tempat tinggal sederhana Pesantren yang dapat memenuhi kebutuhan
yang terbuat dari bambu. Sedangkan menurut santri (peserta didik). Mengingat kompleksitas
M. Dawam Rahardjo bahwa pondok pesantren yang dihadapi Pondok Pesantren, maka
adalah suatu lembaga keagamaan yang pengembangan kurikulum pesantren dapat
mengajarkan, mengembangkan dan menggunakan strategi-strategi yang tidak
menyebarkan ilmu agama Islam.20 merusak ciri khas Pondok Pesantren sebagai
Pesantren sendiri menurut pengertian lembaga pendidikan agama Islam yang
dasarnya adalah tempat belajar para santri. tradisional.
Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat Diantara strategi yang patut
tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.21 dipertimbangkan sebagai lembaga pendidikan
Definisi pondok pesantren adalah suatu non formal dan mengelola pendidikan formal,
lembaga pendidikan agama islam yang tumbuh maka pengembangan kurikulum pesantren
serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan hendaknya tetap berada dalam kerangka sistem
sistem asrama (kampus) dimana santri-santri pendidikan nasional. Maksudnya kitab-kitab
menerima pendidikan melalui sistem pengajian yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan
atau madrasah yang sepenuhnya berada di peserta didik pada pendidikan formal yang
bawah kedaulatan dari leadership seseorang dikelolanya. Dengan demikian, pembelajaran
atau beberapa kyai dengan ciri-ciri khas yang yang dilakukan oleh pesantren terintegrasi
bersifat kharismatik serta independen dalam dengan pembelajaran yang dilakukan dalam
segala hal.22 pendidikan formal, sehingga ciri khas pesantren
Ada Syarat dapat di katakana Pondok tetap terpelihara.
Pesantren diantaranya harus Ada Kyai, Ada Di samping itu, pengembangan
Pondok, Ada Masjid, Ada Santri, Ada kurikulum Pondok Pesantren sebagai bagian
Pengajian Kitab Kuning.23 Pendidikan di peningkatan mutu pendidikan nasional harus
pondok pesantren seringkali dikategorikan ke dilakukan secara komprehensif, cermat dan
dalam sistem pendidikan tradisional, karna menyeluruh (kafah), terutama terkait dengan
lembaga ini sudah ada sejak ratusan tahun yang mutu pendidikan Pondok Pesantren, serta
lalu dan telah menjadi bagian yang mendalam relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan
dari sistem kehidupan sebagian besar umat dunia kerja dengan tetap menggunakan kitab
Islam di Indonesia. Namun demikian seiring kuning sebagai referensinya. Dipertahankannya
perkembangan zaman, di Indonesia saat ini kitab kuning dijadikan referensi kurikulum,
banyak pesantren yang memperbaruhi karena kandungannya sudah tidak perlu
konsepnya menjadi lebih modern seperti pada dipertanyakan lagi tentang isi maupun
umumnya sekarang. Upaya memadukan kedalaman kajian keislamannya. Bagi Pondok
pendidikan tingginformal dengan pondok Pesantren, kitab kuning sangatlah penting untuk
pesantren akan menghasilkan pendidikan yang memfasilitasi proses pemahaman keagamaan
lebih kuat dan lengkap. yang mendalam sehingga mampu merumuskan
Kurikulum Pondok Pesantren dapat penjelasan yang segar tetapi tidak ahistoris
dipahami sebagai upaya pembaharuan Pondok mengenai ajaran Islam (al-Quran, dan Hadits
Pesantren di bidang kurikulum sebagai akibat Nabi).
Kitab kuning mencerminkan pemikiran
20
M. Dawam Rahardjo. (1995). Pesantren dan keagamaan yang lahir dan berkembang
Pembaharuan. Jakarta: LP3ES. Edisi, Cet. 5. h. 134. sepanjang sejarah peradaban Islam. Untuk
21
Zamachsyari Dhofier. (1994). Tradisi Pesantren, Studi menjadikan pesantren tetap sebagai pusat kajian
Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3S. h. 46.
22
Muzayyin Arifin. (2005). Kapita Selekta Pendidikan
keislaman, maka pengembangan kurikulum
Islam. Jakarta: Bumi Aksara. h. 229. Pondok Pesantren pada Pondok Pesantren
23
Ahmad Tafsir. (2001). Ilmu Pendidikan Dalam modern dengan tetap memelihara dan
Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja. Rosdakarya. h. mempertahankan kitab kuning yang terintegasi
191.

10
dengan kurikulum pendidikan formal Kurikulum Pondok Pesantren secara
disesuaikan dengan kebutuh santri, yaitu khusus bertujuan untuk Mengaktualisasikan
kurikulum Pondok Pesantren yang dicirikan potensi peserta didik sehingga mereka cakap
semata-mata mengajarkan ilmu agama bekerja (cakap hidup) dan mampu memecahkan
bersumber pada kitab kuning (kitab klasik), masalah hidup sehari-hari, Merancang
menyeimbangkan antara ilmu agama dengan pendidikan dan pembelajaran agar fungsional
ilmu umum (yang diajarkan pada pendidikan bagi kehidupan masa sekarang dan yang akan
formal), memberikan ilmu keterampilan dengan dating, Memberikan kesempatan
tekanan ilmu agama, dan melaksanakan sekolah/madrasah untuk mengembangkan
pengajian kitab-kitab klasik, pendidikan pada pembelajaran yang fleksibel,sesuai dengan
madrasah, dan pendidikan pada sekolah umum. pendidikan berbasis luas, Mengoptimalisasikan
Dengan demikian, karakter dan pemanfaatan sumber daya dilingkungan
keunikan Pondok Pesantren salafi masih sekolah/madrasah dan masyarakat, sesuai
terpelihara sebagai ciri khas sistem pendidikan dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.
pribumi, dan semangat kholafi terakomodir. Di Menyimak tujuan kurikulum Pondok
samping itu, kurikulum pesantren harus Pesantren tersebut, secara tersirat menjelaskan
dikemas secara mandiri, karena perbedaannya kepada kita bahwa lembaga pendidikan
dengan lembaga pendidikan konvensional pada diharuskan memberikan peluang yang luas dan
umumnya. Pengelolaan pendidikan pada besar kepada peserta didiknya untuk
pesantren menuntut inovatif dalam mendapatkan pendidikan tambahan yang
pengembangan kurikulumnya agar pesantren berdimensi Pondok Pesantren bagi semua
tetap eksis sebagaimana sejarah lahirnya namun peserta didik. Pendidikan tambahan tersebut
tetap apresiatip terhadap perkembangan zaman, bukan berarti menambah jam pelajaran, tetapi
karena tranformasi dari eksistensi menjadi memberikan materi-materi yang dapat
keharusan dan merupakan keistimewaan dan menggugah peserta didik (santri) untuk dapat
resiko yang unik bagi pesantren. secara responsif dan proaktif menggeluti sebuah
Dalam tataran praktis, dapat diartikan keterampilan sehingga santri mampu
bahwa pengembangan kurikulum Pondok memanfaatkan ketrampilan tersebut untuk
Pesantren harus memperhatikan perbedaan yang kepentingan masa depannya. Adapun manfaat
ada, sehingga karakter dan keunikan yang kurikulum Pondok Pesantren, secara umum
dimiliki Pondok Pesantren tetap terjaga, karena adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan
mengabaikan keunikan dan karakter pesantren memecahkan masalahkehidupan, baik sebagai
berarti menghilangkan cita-cita pesantren itu pribadi yang mandiri, warga masyarakat
sendiri. Oleh karena itu, Pondok Pesantren maupun sebagai warga Negara.
sebagai sebuah lembaga pendidikan tradisional Ruang lingkup Kurikulum Pesantren
khas Islam tidak bisa dipaksanakan untuk seorang guru dalam melaksanakan
sepenuhnya mengikuti kurikulum yang pembelajaran untuk dapat mengadopsi atau
digunakan secara luas. mengadaptasi teori-teori pembelajaran dari teori
Sebagaimana pendapat Abdurrahman yang digunakan dengan teori yang baru, yang
Wahid bahwa kurikulum Pondok Pesantren salah satunya sebagaimana mana tertuang
harus dikemas secara mandiri, karena dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional
perbedaannya dengan lembaga pendidikan No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI)
konvensional pada umumnya. Sehingga proses sebagai berikut: Pelaksanaan kurikulun
pengembangannya tidak boleh bertentangan didasarkan pada kompetensi, perkembangan
dengan kerangka penyelenggaraan pesantren dan kondisi santri untuk menguasai kompetensi
yang dikenal khas, baik dalam isi dan yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini santri
pendekatan yang digunakansehingga dengan harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang
penguasaan kitab kuning, kreasi dan dinamika bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
pemikiran Islam Pondok Pesantren yang serius mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis
di Indonesia tidak akan berhenti. dan menyenangkan.

11
Kurikulum dilaksanakan dengan Dengan perkataan lain, pelaksanaan kurikulum
menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (1) merupakan proses pembelajaran atau interaksi
belajar untuk beriman dan bertakwa kepada edukatif antara guru yang menciptakan suasana
Tuhan Yang Maha Esa; (2) belajar untuk belajar dan santri yang merespons terhadap
memahami dan menghayati; (3) belajar untuk usaha guru tersebut.
mampu melaksanakan dan berbuat secara Mengingat pelaksanaan kurikulum
efektif; (4) belajar untuk hidup bersama dan pada hakikatnya pelaksanaan pembelajaran,
berguna bagi orang lain; dan (5) belajar untuk maka guru diharapkan mampu
membangun dan menemukan jati diri, melalui menyelenggarakan pembelajaran secara
proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif, interaktif, inspiratif, menyenangkan,
dan menyenangkan. Pelaksanaan kurikulum menantang, mendorong kreativitas dan
pesantren memungkinkan santri mendapat kemandirian, serta menumbuhkembangkankan
pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, motivasi untuk hidup sukses. Dengan demikian,
dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, guru dituntut mampu mengembangkan metode
tahap perkembangan, dan kondisi santri dengan pembelajaran yang bervariasi, kondisi belajar
tetap memperhatikan keterpaduan yang menyenangkan, dan tepat sesuai dengan
pengembangan pribadi santri yang berdimensi tujuan yang diharapkan, dan dapat menjadikan
ketuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. santri belajar, sebagai upaya mempertinggi
Kurikulum Pondok Pesantren mutu pengajaran yang dilakukan secara
dilaksanakan dalam suasana hubungan santri contextual learning and teaching.
dan pendidik yang saling menerima dan
menghargai, akrab, terbuka, dan hangat dengan
prinsip tut wuri handayani, ing madyo mangun TAWARAN KONSEP SEBAGAI SOLUSI
karso, ing ngarso sung tulodo (di belakang Pendidikan di indonesia memegang
memberikan daya dan kekuatan, di tengah peran yang sangat penting dalam pembangunan
membangun semangat dan prakarsa, di depan bangsa, khususnya pembangunan manusia.
memberikan contoh dan teladan). Kurikulum Pembangunan manusia seutuhnya tidak terlepas
Pondok Pesantren dilaksanakan dengan dari peran serta masyarakat, dan berbagai
menggunakan pendekatan multistrategi dan lembaga di bidang pendidikan. Hasil penilaian
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang dari PISA (Programme For International
memadahi, dan memanfaatkan lingkungan Assessment) yang dikoordinasikan oleh OECD
sekitar sebagai sumber belajar. (Organization For Economic Cooperation And
Kurikulum Pondok Pesantren Development) yang berkedudukan di paris
dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi perancis dalam (www.bcc.com) mengemukakan
alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah bahwa mutu pendidikan di indonesia
untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan “mendudukui peringkat ke 69 dari 76 negara.”
seluruh bahan kajian secara optimal. Kurikulum Hal ini menerangkan bahwa mutu
Pondok Pesantren dilaksanakan mencakup pendidikan di indonesia menempati urutan 8
seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, terbawah, dan ini menunjukkan mutu
muatan lokal dan pengembangan diri, pendidikan di indonesia masih sangat rendah
diselenggarakan dalam keseimbangan, dibanding negara tetangga singapura yang
keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok menempati urutan pertama. Sehingga lembaga
dan memadai antara kelas dan jenis serta pendidikan dituntut mampu melaksanakan
jenjang pendidikan. fungsi manajemen sekolah dengan baik agar
Ketujuh prinsip tersebut harus mampu mengatasi permasalahan tersebut, salah
diperhatikan, karena pembelajaran merupakan satunya adalah dengan adanya kepemimpinan
proses menciptakan santri belajar. Untuk itu, yang baik dari kepala sekolah.
pembelajaran harus dimulai dari perencanaan, Kepemimpinan dibutuhkan untuk
pelaksanaan (proses) pembelajaran, penilaian mempengaruhi suatu kelompok ke arah
hasil belajar, evaluasi proses pembelajaran. tercapainya tujuan. Untuk mencapai sebuah

12
tujuan organisasi, maka kepemimpinan mutlak waktu yang terus berjalan. Faktor tersebut
harus dilakukan oleh seorang pimpinan diantaranya:
organisasi. Dalam mewujudkan suatu organisasi 1. Faktor internal pesantren yakni Keluarga
yang baik seorang pemimpin perlu memiliki Pesantren, Dewan Kiyai, Dewan Santri,
gaya kepemimpinan sebagai alat dalam Pengurus Pesantren dan Santri itu sendiri;
mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan 2. Faktor Internal yakni Alumni, Orang Tua
organisasi. Pemimpinnya dikenal dengan istilah Santri dan para simpatisan pesantren.
team leader (pemimpin kelompok) yang Faktor ini saling keterkaitan satu sama
memahami apa yang menjadi tanggung jawab lain, sehingga akan menghasilkan komposisi
kepemimpinannya, menyelami kondisi yang sejalan untuk Memajukan Pondok
bawahannya, kesediaannya untuk meleburkan Pesantren. Dalam menjaga kestabilan santri,
diri dengan tuntutan dan konsekuensi dari Pihak pesantren memberikan suatu keharusan
tanggung jawab yang dipikulnya, serta memiliki untuk seluruh santri yakni "wajib nyansus"
komitmen untuk membawa setiap bawahannya khusus untuk Santri yang sudah beres
mengeksplorasi kapasitas dirinya hingga melaksanakan Jenjang pendidikan Formal MA /
menghasilkan prestasi tertinggi. Sedangkan SMA, minimal selama satu Tahun. Hal tersebut
organizational leadership dilihat dalam konteks tujuannya supaya santri itu sendiri dapat
suatu organisasi yang dipimpin oleh memaksimalkan waktu di Pondok Pesantren
organizational leader (pemimpin organisasi) tanpa harus terpotong oleh jadwal Sekolah
yang mampu memahami nafas bisnis formal. juga untuk menerapkan segala sesuatu
perusahaan yang dipimpinnya, membangun visi ilmu dan didikan yang telah santri tersebut
dan misi pengembangan bisnisnya, kesediaan dapatkan dan diharapkan bisa mengajarkan
untuk melebur dengan tuntutan dan kepada santri juniornya.
konsekuensi tanggung jawab sosial, serta Adapun untuk memajukan alumni,
komitmen yang tinggi untuk menjadikan pihak pesantren mempercayai salah satu dewan
perusahaan yang dipimpinnya sebagai pembawa kiyai dari keluarga untuk menjadi penggerak
berkah bagi komunitas baik di tingkat lokal, mempersatukan alumni dari berbagai kalangan
nasional, maupun internasional. dengan membentuk suatu organisasi masing
Faktor penunjang adalah segala hal masing daerah dengan Nama PESAN
yang membantu dan mendukung terhadap HIKMAH, dan Alhamdulillah PESAN
pelaksanaan pendidikan dan dalam mencapai HIKMAH ini sudah manca Negara.
tujuan. Sedangkan faktor penghambat adalah Metode pembelajaran di Pondok
segala hal yang dapat mempengaruhi, Pesantren ini, bukan hanya dengan belajar
memperlambat terhadap pelaksanaan mengajar tetapi ada metode lain yang
pendidikan dan dalam meraih tujuan. Faktor diterapkan yakni sorogan dan Talaran yang
penunjang dan faktor penghambat dapat mana dengan metode ini santri dapat lebih
bersumber dari faktor intern maupun faktor fokus menerima pelajaran, dikarenakan satu
ekstern. Pengkajian terhadap faktor penunjang guru hanya memegang paling banyak 3 santri.
dan penghambat merupakan usaha untuk Metode ini sangatlah berpengaruh sampai
menemukan kelebihan dan kekurangan dari sampai di Pondok Pesantren ini menjadikan
sebuah sistem, sehingga dengan ditemukannya salah satu metode yang dipentingkan dan
faktor-faktor itu dapat meningkatkan sebuah dijadwalkan secara rutin.
proses pembelajaran yang efektif dan efisien Manajemen Perencanaan segala
dalam mengelola lembaga pendidikan yang ada. sesuatu di Pondok Pesantren ini bersifat tentatif
Kajian mengenai faktor-faktor tersebut akan artinya dapat berubah kapanpun menyesuaikan
mempengruhi pada tingkat keberhasilan sebuah keadaan yang sedang dihadapi. Tidak lain
proses perkembangan. halnya dengan perencanaan pembangunan
Dengan 2 Konsep ini, Pondok Pondok Pesantren pun seperti itu. Sehingga
Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning akan dalam meningkatkan SDM santri, Pondok
terus maju dan berkembang mengikuti Alur Pesantren mengembangkan metode

13
kemandirian santri dengan mengajarkan segala untuk mendorong kemajuan sebuah Pondok
hal yang berkaitan dengan kehidupan nyata Pesantren, akan tetapi menjadikan ciri khas
dimasyarakat di ajarkan sejak dini. Pondok Pesantren yang memiliki sebuah
Pengelolaan Administrasi, Keuangan, metode pembelajaran yang tepat guna dalam
Pembangunan, dan bidang Perdapuran di mendidik generasi Agama, Bangsa dan Negara.
Pondok Pesantren ini, ditanggung jawabkan Sehingga amanat dari Pendiri Pondok
terhadap santri dewasa yang sudah dipercayai Pesantren diantaranya Sae Akhlak, Tekun
sebagai pengurus, yang bertujuan untuk Ibadah dan Pinter Ngaji dapat dilakukan dengan
mengembangakn SDM santri tersebut. baiktanpa adanya sebuah dorongan dan
Ppengelolaan ini Alhamdulillah berjalan lancar, kerjasama yang dilakukan oleh seluruh warga
dikarenakan santri dituntut untuk dapat Pondok Pesantren Baitul Hikmah.
bertanggung jawab atas segala hal yang telah di Oleh karena itu, sesuai dengan hal
percayakan terhadapnya. Akan tetapi, santri tersebut, untuk mendapatkan hasil yang
tersebut tidak dapat memberikan kebijakan maksimal dari tujuan penelitian ini, penulis
semena-mena dalam hal ini dikarenakan harus harus meneliti terlebih dahulu Sejauh mana
adanya koordinasi secara intents dengan pengaruh-pengaruh yang timbul dari model-
pimpinan dan dewan pesantren. model kepemimpinan K.H. Saefudin Zuhri di
Dengan demikian, fungsi pengawasan pesantren Baitul Hikmah terhadap
dalam segala hal, Pimpinan dan Dewan perkembangan Pondok Pesantren. Dapat kita
pesantren berperan penting dalam hal ini. Jadi saksikan bahwa Baitul Hikmah memang
tidak ada timsus. Evaluasi dari hasil sejatinya telah mengalami perkembangan yang
pengawasan tersebut tidak hanya sangat signifikan dari zaman ke zaman. Pondok
ditanggungkan terhadap seseorang, tetapi setiap Pesantren telah mengalami perkembangana
komponen pesantren ikut andil dalam dalam segala aspek baik aspek fisik maupun
memecahkan masalah tersebut. Sehingga non fikis, baik aspek kualitas maupun kuantitas.
metode ini merupakan satu kesatuan yang Secara kongrit bahwa K.H. Saepudin
sangat utuh dalam mengembangkan Pondok Zuhri memiliki peran dan turut andil terhadap
Pesantren. perkembangan Pondok Pesantren tentunya
Peran Pimpinan pesantren dalam dengan berbagai hal dan faktor yang
mengambil kebijakan sangatlah dipentingkan mepengaruhinya.
dalam segala hal, begitu pula pengelolaan
pesantren pimpinan pesantren sangatlah
berperan penting, dikarenakan segala sesuatu INDIKATOR KEBERHASILAN
yang berkaitan dengan pesantren PROGRAM
dipertanggung jawab olehnya. Sehingga Pola Jenis data yang dikumpulkan dalam
asuh santri, pesantren mempunyai system yang penelitian ini adalah data kualitatif. Metode
sangat berpengaruh yakni dengan membentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kelompok perkamar dengan dipimpin oleh metode deskriptif analisis, yaitu metode yang
seorang pengurus yang sudah dianggap layak bertujuan untuk mendeskripsikan dan
oleh pesantren. Pola asuh tersebut diterpakan menganalisis tentang Model Kepemimpinan
dalam segala bidang, terutama pembelajaran, K.H. Saepudin Zuhri dalam Mengembangkan
pendidikan, dan dalam mengahdapi kehidupan Pondok Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning.
sehari hari di Pondok Pesantren. Hal ini Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data
membuat kurikulum Pondok Pesantren, diambil yaitu: 1) teknik observasi, 2) teknik wawancara,
dari kebijakan pendiri Pondok Pesantren dan 3) teknik dokumentasi.
terdahulu dengan berdasarkan pengalaman Metode yang digunakan penulis dalam
pengalaman beliau ketika modok diberbagai penelitian ini adalah metode penelitian
Pondok Pesantren. deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah
Hasil metode pembelajaran yang metode penyelidikan yang menuturkan,
dilakukan pun mendapatkan banyak prestasi menganalisis, dan mengklasifikasikan

14
penyelidikan. Metode penelitian deskriftif ini yang diselenggarakan sudah jelas dan targetnya
termasuk kategori penelitian kualitatif yang pun sudah ada. Adapun Strategi Pondok
bersifat normatif. Dimana penelitian yang Pesantren Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning
dijadikan norma-norma dalam hal ini adalah diantaranya Meningkatkan Kegiatan belajar
realitas kejadian yang terjadi di lapangan. mengajar yang efektif, inovatif, dinamis dan
Dengan menggunakan metode deskriftif ini Islami, Menciptakan Suasana dan Lingkungan
penulis melakukan penelitian terhadap beberapa yang Kondusif, Tertib, Terkendali dan Nyaman,
informasi penting tentang model kepemimpinan Menata dan Melengkapi Sarana dan Fasilitas
KH. Saepudin Zuhri dalam mengembangkan Belajar secara bertahap dan berkesinambungan,
pesantren Baitul Hikmah. Oleh karena itu Meningkatkan kegiatan Ibadah, Ekstrakulikuler
tujuan utama penelitian ini adalah untuk dan Keterampilan sesuai dengan Bakat dan
melukiskan realitas yang sebenarnya dari suatu Minat Santri, Meningkatkan Penataan dan
objek sehingga dapat diperoleh gambaran yang Pelayanan Administrasi serta Memberdayakan
tepat dan objektif dalam model kepemimpinan Tenaga Pendidik dan Pendidikan yang lebih
KH. Saepudin Zuhri dalam mengembangkan Profesional dan lebih Produktif.
pesantren Baitul Hikmah. Dengan 2 Konsep ini, Pondok
Mengingat Pondok Pesantren Baitul Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning akan
Hikmah adalah salah satu diantara pondok terus maju dan berkembang mengikuti Alur
pesantren di Kabupaten Tasikmalaya yang waktu yang terus berjalan. Faktor tersebut
dikelola dengan konsep berkelanjutan, santrinya diantaranya:
berasrama, menggunakan kurikulum integral a) Faktor internal pesantren yakni Keluarga
(kurikulum nasional & kurikulum kepondokan), Pesantren, Dewan Kiyai, Dewan Santri,
menggunakan pendekatan inovatif, eksploratif, Pengurus Pesantren dan Santri itu sendiri;
kreatif, aplikatif dan komunikatif dalam proses b) Faktor Internal yakni Alumni, Orang Tua
pendidikannya dan mengutamakan proses Santri dan para simpatisan pesantren.
dalam setiap kegiatan pendidikan. Sehingga Faktor ini saling keterkaitan satu sama
Gaya kepemimpinan yang diterapkan di P lain, sehingga akan menghasilkan komposisi
Pondok Pesantren Baitul Hikmah memiliki ciri yang sejalan untuk Memajukan Pondok
khas tersendiri, yakni dititikberatkan pada Pesantren. Dalam menjaga kestabilan santri,
bidang sosial dan pendidikan serta lebih bersifat Pihak pesantren memberikan suatu keharusan
mengayomi. untuk seluruh santri yakni "wajib nyansus"
Langkah ini diambil untuk mendukung khusus untuk Santri yang sudah beres
usaha pemimpin Pondok Pesantren dalam melaksanakan Jenjang pendidikan Formal MA /
membangun dan mengembangkan masyarakat SMA, minimal selama satu Tahun. Hal tersebut
melalui pengembangan Pondok Pesantren tujuannya supaya santri itu sendiri dapat
Baitul Hikmah Haurkuning Salopa Tasikmalaya memaksimalkan waktu di Pondok Pesantren
sebagai lembaga dakwah. Sehingga Kyai tanpa harus terpotong oleh jadwal Sekolah
memberikan kebebasan pada santrinya untuk formal. juga untuk menerapkan segala sesuatu
memilih jenjang pendidikan umum. Jadi ini ilmu dan didikan yang telah santri tersebut
membuat daya tarik tersendiri untuk di buat dapatkan dan diharapkan bisa mengajarkan
penelitian. kepada santri juniornya.
1. Realitas perkembangan pondok Adapun untuk memajukan alumni,
pesantren Baitul Hikmah sejak pihak pesantren mempercayai salah satu dewan
didirikan hingga sekarang kiyai dari keluarga untuk menjadi penggerak
Pondok Pesantren Pesantren Baitul mempersatukan alumni dari berbagai kalangan
Hikmah Haurkuning dapat diketahui konsep dengan membentuk suatu organisasi masing
dasar pendidikannya telah tertera dalam sejarah masing daerah dengan Nama PESAN
berdiri, visi, misi, dan tujuan pesantren. HIKMAH, dan Alhamdulillah PESAN
Artinya, tujuan yang ingin dicapai oleh Pondok HIKMAH ini sudah manca Negara.
Pesantren dengan program, proses pendidikan

15
Metode pembelajaran di Pondok
Pesantren ini, bukan hanya dengan belajar
mengajar tetapi ada metode lain yang 2. Model kepemimpinan yang
diterapkan yakni sorogan dan Talaran yang diimplementasikan oleh K.H. Saepudin
mana dengan metode ini santri dapat lebih Zuhri dalam mengembangkan pondok
fokus menerima pelajaran, dikarenakan satu pesantren Baitul Hikmah
guru hanya memegang paling banyak 3 santri. Kelangsungan hidup dan
Metode ini sangatlah berpengaruh sampai perkembangan Pondok Pesantren sangat
sampai di Pondok Pesantren ini menjadikan tergantung pada kemampuan pribadi sang kyai.
salah satu metode yang dipentingkan dan Kebesaran kyai akan berdampak pada Pondok
dijadwalkan secara rutin. Pesantrennya. Oleh karena itu, mempersiapkan
Manajemen Perencanaan segala kyai pengganti yang memiliki kebesaran dan
sesuatu di Pondok Pesantren ini bersifat tentatif kemampuan setara dengan pendahulunya
artinya dapat berubah kapanpun menyesuaikan menjadi sebuah proyek suksesi yang dirancang
keadaan yang sedang dihadapi. Tidak lain dengan matang oleh setiap Pondok Pesantren.
halnya dengan perencanaan pembangunan Kepemimpinan pesantren itu harus
Pondok Pesantren pun seperti itu. Sehingga diwariskan dari pendiri ke anak atau
dalam meningkatkan SDM santri, Pondok keturunannya. Karena dalam agama itu naluri
Pesantren mengembangkan metode kepemimpinan Pondok Pesantren itu harus
kemandirian santri dengan mengajarkan segala diwariskan. Hal tersebut dikarenakan bahwa
hal yang berkaitan dengan kehidupan nyata kepemimpinan orang lain belum tentu diterima
dimasyarakat di ajarkan sejak dini. oleh masyarakat. Untuk mengatasi penolakan
Pengelolaan Administrasi, Keuangan, dari masyarakat itu, maka dituntut
Pembangunan, dan bidang Perdapuran di kepemimpinan Pondok Pesantren itu harus dari
Pondok Pesantren ini, ditanggung jawabkan keturunan kyai langsung. Keberadaan Pondok
terhadap santri dewasa yang sudah dipercayai Pesantren di masa akan datang tergantung
sebagai pengurus, yang bertujuan untuk bagaimana pendirinya menyiapkan generasi
mengembangakn SDM santri tersebut. penerusnya. Dalam lintasan sejarah mencatat
Ppengelolaan ini Alhamdulillah berjalan lancar, bahwa sebagian pesanten vakum atau mati
dikarenakan santri dituntut untuk dapat karena tidak ada penerusnya.
bertanggung jawab atas segala hal yang telah di Eksistensi kyai sebagai pemimpin
percayakan terhadapnya. Akan tetapi, santri Pondok Pesantren ditinjau dari tugas dan
tersebut tidak dapat memberikan kebijakan fungsinya dapat dipandang sebagai sebuah
semena-mena dalam hal ini dikarenakan harus fenomena yang unik. Dikatakan unik karena
adanya koordinasi secara intents dengan kyai sebagai pemimpin sebuah lembaga
pimpinan dan dewan pesantren. pendidikan Islam tidak sekadar bertugas
Dengan demikian, fungsi pengawasan menyusun kurikulum, membuat peraturan atau
dalam segala hal, Pimpinan dan Dewan tata tertib, merancang sistem evaluasi, sekaligus
pesantren berperan penting dalam hal ini. Jadi melaksanakan proses belajar-mengajar yang
tidak ada timsus. Evaluasi dari hasil berkaitan dengan ilmu-ilmu agama di lembaga
pengawasan tersebut tidak hanya yang diasuhnya, melainkan pula sebagai
ditanggungkan terhadap seseorang, tetapi setiap pembina dan pendidik umat serta menjadi
komponen pesantren ikut andil dalam pemimpin masyarakat.
memecahkan masalah tersebut. Sehingga Pola kepemimpinan yang dilakukan
metode ini merupakan satu kesatuan yang K.H. Saepudin Zuhi dalam Mengembangkan
sangat utuh dalam mengembangkan Pondok Pondok Pesantren Baitul Hikmah tidak hanya
Pesantren. ditentukan pada bakat dan pengalaman saja,
tetapi juga pada penyiapan secara berencana
melatih calon-calon pemimpin. Semuanya
dilakukan lewat perencanaan, pengkaderan, dan

16
penggemblengan secara sistematis untuk dipimpinnya. Mereka yang dipimpin bebas dan
membangkitkan sifat-sifat pemimpin yang berhak untuk mengarap, mengedit,
unggul agar mereka berhasil dalam menambahkan, serta menyempurnakannya.
menjalankan tugas-tugasnya. Pemimpin sendiri dengan terbuka menerima
Tipe kepemimpinan tersebut usulan dan saran mereka. Dapat dicontohkan
berimplikasi pada penerapan manajemen pemimpin memberikan kebebasan anak kepada
pengelolaan Pondok Pesantren serta evaluasi buahnya untuk mengajukan pendapat, saran,
program yang matang dan terukur dengan jelas. dan kritikannya dan mereka tetap dan tidak ke
Kondisi itu semakin memperkuat asumsi- luar pada pada asas-asas demokrasi pada
asumsi negatif yang melekat pada Pondok umumnya. Kedua, induvidu yang
Pesantren bahwa pesantren cenderung dikomandainya bersama-sama merancang
terisolasi, ekslusif, dan konservatif sulit masalah dan solusinya. Karekter kepemimpinan
terbantahkan. ini baik untuk aktivitas di kalangan induvidu
a. Model Kepemimpinan Demokratis yang memiliki cita-cita yang tinggi.
Kepemimpinan demokratis yaitu Dalam meningkatkan kualitas input
kepemimpinan yang berdasarkan demokrasi, ini pendidikan, pengasuh / kyai Pondok Pesantren
berarti cara yang dilaksanakan pemimpin Baitul Hikmah dalam Gaya kepemimpinan
bersifat demokratik. Pimpinan melakukan demokratisnya dituangkan dalam pembentukan
kegiatan sedemikian rupa sehingga setiap sebuah kepanitiaan di setiap pelaksaan kegiatan.
keputusan merupakan hasil musyawarah. Seperti pelaksaan dalam merumuskan
Dalam Kepemimpinan demokratis menjadikan kurikulum dan dalam memutuskan segala
kekuatan yang besar dalam usaha pencapaian keputusan dengan bermusyawarah.
cita-cita, adanya kerja sama dalam seluruh
bidang yang dimiliki di organisasi menjadi b. Model Kepemimpinan Kharismatik
tanggung jawab semua bawahannya tidak Pemimpin karismatik itu terkait
hanya menjadi tanggung jawab pemimpin dengan kepemimpinan transformasional.
termasuk pengawasan dan pelaksanaannya. Pemimpin seperti ini menunjukkan ciri-ciri
Efek yang timbul dari kepemimpinannya tidak sebagai berikut mengilhami dan
kaku sehingga perasaan tidak senang mempercayakan staf, motivasi, kegembiraan,
anggotanya dapat diperkecil karena adanya sifat dan latihan yang ditanamkan, ada kesan yang
demokratis. tak dapat disentuh tentangnya dan orang yang
Pemimpin demokratis memiliki ciri- dapat dipercaya bahwa hal itu tidak dapat salah
ciri dalam menggerakkan bawahan bahkan ketika diperingatkan oleh tim mereka,
menganggap bahwa bawahanya itu induvidu tim tersebut dapat menjadi orang yang
yang baik di lingkungan, senantiasa bergantung pada satu orang ini sebagai
menyelaraskan kebutuhan pribadi bawahan, keduddukan di atas, mereka mahir
terbuka dalam menerima pendapat dan kritik menggunakan bahasa tubuh dan bahasa verbal
dari anggotanya, kepentingan selalu dan dapat menyesuaikan tindakan dan kata-kata
diutamakan dalam mencapai sasaran yang mereka sesuai atau orang tertentu, persuasi
disepakati, mengusahakan agar bawahan dapat sangat penting, keterampilan sosial mereka
lebih sukses daripada pribadinya dan selalu yang berkembang dengan baik membantu
mengoptilisasikan kekuatan yang ada pada membuat menjadi pengikut.
dirinya sebagai pemimpin. Kepemimpinan transformasional
Dalam karekter (gaya) ini, leader identik dengan kepemimpinan kultural.
senantiasa mengajak induvidu yang dipimpin Penggunaaan model ini oleh pemimpin untuk
meraih cita-cita tanpa memihak satu induvidu. mempengaruhi bawahannya sehingga anak
Termasuk ke dalam gaya ini pemimpin buahnya dapat mencontoh, mempercayai, dan
berusaha membawa mereka yang dipimpin ke respek terhadap pemimpinnya. Peningkatan
tujuan. Pertama, menampilkan permasalahan etos kerja selalu dilakukan dengan pemberian
serta solusi pemecahannya kepada mereka yang motivasi. Dalam penerapannya di lingkungan

17
Pondok Pesantren, kiai menggunakan kekuatan antara pemimpin dan anak buahnya. Simbol-
kharismatiknya, di mana hubungan antara kyai simbol karisma diantarnya, rasa percaya diri
dengan bawahannya atau pengurus Pondok yang tinggi, keteguhan dan kekokohan yang
Pesantren berjalan secara natural dan tidak stabil dan kuat, pembawaan tenang,
struktural. kemampuan dan kehebatan berbicara dan yang
Dalam dunia Pondok Pesantren, gaya utama dari simbol-simbol karisma adalah visi
kepemimpinan ini lebih cocok digunakan pada pemimpin tersebut relevan dan sejalan dengan
pola pengembangan Pondok Pesantren salaf. kebutuhan dan kepentingan anak buahnya.
Pondok Pesantren salaf adalah Pondok Kecakapan menggerakkan perasaan
Pesantren yang dikelola tidak terstruktur tetapi seseorang yang memiliki karisma mampu
memiliki tujuan yang diinginkan. Menggunakan membaca pikiran pengikut sebab ia telah
model kepemimpinan ini, kyai terbukti berhasil mengembangkan penghargaan akan berbagai
dikarenakan ia memiliki kewibawaan yang jenis manusia. Tak ada yang lebih penting bagi
muncul dari keahliaanya di bidang agama. seorang karismatik selain mampu menyentuh
Karenanya, meski kyai tidak menggunakan jiwa pengikut. Untuk melakukan ini, ia harus
kekuatan strutural, tetapi kultural, Pondok sepenuhnya dilengkapi dengan etos kerja
Pesantren tetap dapat berkembang dan maju. budaya mereka dan mampu menggunakan citra-
Pada prinsipnya, kepemimpinan kyai citra yang akan menciptakan interaksi yang
dalam hal ini lebih mengutamakan motivasi tepat. Sedangkan karismatik daya tariknya pada
terhadap pihak-pihak yang menjadi bagian dari pengikut seperti etos dan nilai-nilai yang ada
pengelola pesantren untuk berbuat atau bekerja pada masyarakatnya. Sehingga Kepemimpinan
lebih baik untuk pengembangan pendidikan jenis ini menggunakan pendekatan persuasif
Pondok Pesantren. Gaya ini terlihat mudah (hubungan baik) dan edukatif (mendidik) untuk
dilakukan oleh kyai dikarenakan sosok seorang memengaruhi anak buahnya. Gaya persuasi
kyai memang memiki kharisma. Selain itu, merupakan metode memengaruhi pimpinan
dilihat dalam konteks sejarah, bahwa awal pada bawahannya. Sedangkan edukatif dengan
berdiri sebuah Pondok Pesantren memang hasil memberikan contoh yang mendidik,
swadaya masyarakat. Dengan kata lain, menjadi mengarahkan bawahannya sehingga lahir dan
pemimpin dan mengurusi Pondok Pesantren tertanam kemauan yang kuat pada bawahan.
mesti didasarkan kepada semangat pengabdian Gaya kepemimpinan karismatik dapat
yang tidak lain untuk mendapatkan barokah disimpulkan bahwa pemimpin karismatik itu
Pondok Pesantren dan kyai. terkait dengan kepemimpinan transformasional,
Kepemimpinan karismatik dapat menggunakan gaya persuasif dan edukatif
dimaknai sebagai kekuatan yang mengikat pada untuk memengaruhi bawahannya, mampu
pribadi induvidu atau perseorangan. Hal ini membaca pikiran, tidak dapat disentuh dalam
menandakan bahwa latar belakang dimiliki dari artian dianggap tidak pernah salah dan
individu telah mampu menyumbangkan suatu diperingatkan, memiliki anugerah yang luar
kemampuan saat berkuasa dan efek dari biasa, ada daya tarik bersifat kebatinan berupa
kekuatan itu individu menerimanya (jika leader nilai dan etos, mengutamakan identifikasi
mempunyai anugerah yang hebat). pribadi sebagai proses utama memengaruhi dan
Aspek ini mempunyai janji dan internalisasi sebagai proses sekunder. Hanya
konsekuensi dari anak buahnya karena mereka saja karisma tidak dapat ditransfer ke orang
memiliki dan mempunyai keterampilan posisi lain. Atribut-atribut karisma antara lain rasa
khusus dan bawahannya merespon secara percaya diri, keyakinan yang kuat, sikap tenang,
personal sebagai sentral kelebihan dan kemampuan berbicara.
keterampilan yang istimewa. Pada kekuatan ini Tipe kepemimpinan karismatik dengan
menjadikan individu empati sedangkan aura manajemen tradisional sebagaimana dijelaskan
karisma tidak dapat dipindah tangankan ke di atas juga tergambar pada pola kepemimpinan
orang lain. Karisma sendiri merupakan sebuah dan manajemen Pondok Pesantren Baitul
simbol yang bermula dari proses hubungan Hikmah. Walaupun secara prosedural dan

18
mekanisme terdapat susunan pengurus dengan dan masyarakat sekitar. Hal ini dikarenakan
pendelegasian kewenangan, tetapi dalam pengasuh Pondok Pesantren menjalin hubungan
mekanismenya masih terlihat bahwa kyailah kerja sama yang timbal balik dengan
yang akan memutuskan terhadap apa yang lingkungan dan masyarakat sekitar. Dalam
diusulkan oleh mereka. Kepemimpinan meningkatkan kualitas proses pendidikan
individual kyai inilah yang sesungguhnya formal, pengasuh Pondok Pesantren Baitul
mewarnai pola relasi di kalangan Pondok Hikmah juga menggunakan gaya
Pesantren dan telah berlangsung dalam rentang kepemimpinan kharismatik dan gaya
waktu yang lama sejak Pondok Pesantren kepemimpinan demokratis. Hal ini dituangkan
berdiri pertama hingga sekarang. Lantaran dalang menghadapi dan menyelesaikan
kepemimpinan individual kyai itu pula kokoh permasalahan-permasalahan para guru/asatidz.
kesan bahwa Pondok Pesantren adalah milik Dalam hal meningkatkan kualitas output
pribadi kyai. Karena Pondok Pesantren tersebut pendidikan formalnyapun masih menggunakan
milik pribadi kyai, maka pola kepemimpinan gaya kepemimpinan demokratis yang berakar
yang dijalankan pun adalah kepemimpinan pada gaya kepemimpinan kharismatik. Dengan
individual. adanya musyawarah guru, musyawarah wali
Model kepemimpinan tersebut kelas dan musyawarah orang tua murid serta
memengaruhi eksistensi Pondok Pesantren. melibatkan masyarakat setempat dalam
Sehingga sosok panutan bagi masyarakat menciptakan lulusan santri yang berkualitas dan
sekitar baik yang berkaitan dengan kepribadian berwawasan luas, itu mencerminkan bahwa
maupun yang berkaitan dengan urusan dunia pola dan karakter yang terpancar dari seorang
dan akhirat. Figur yang dikagumi, disegani, pengasuh pondok pesantren Baitul Hikmah itu
dihormati, dan disanjungi oleh masyarakat yang adalah gaya yang demokratis.
berada sekitar Pondok Pesantren maupun Sehingga dengan tipe kepemimpinan
masyarakat umum yang mengetahui kiprahnya yang Demokratis dan Kharismatik Pendiri
terutama dalam aktivitas dakwah. Kondisi itu Pondok Pesantren Baitul Hikmah Haur Kuning,
tidak terlepas dari konteks K.H. Saepudin Zuhri K.H. Saepudin Zuhri selalu menitipkan Wasiat
sebagai figur karismatik. Beliau dapat dikatakan yang disampaikannya saat pertemuan alumni
menerapkan model kepemimpinan yang bersifat Pondok Pesantren setahun sebelum ia
karismatik. Kepemimpinan karismatik dapat meninggal. Diantara wasiat tersebut, Pertama,
diartikan sebagai kemampuan menggunakan wajib mempertahankan aqidah, syariah, akhlak
keistimewaan dan kelebihan, terutama yang Ahlussunah wal Jama'ah, Kedua, wajib shalat
bersifat kepribadian untuk memengaruhi berjamaah awal waktu di masjid, Ketiga, ulah
pikiran, perasaan, dan tingkah laku orang lain, eureun ngaji (jangan berhenti mengaji),
sehingga orang yang dipengaruhi tersebut Keempat, anak, incu (cucu) wajib
bersedia untuk berbuat sesuatu yang dipasantrenkeun (menjalani pendidikan Pondok
dikehendaki oleh pimpinan. K.H. Saepudin Pesantren), Kelima kudu jadi NU (harus
Zuhri mempunyai wibawa luar biasa dan menjadi NU) dan Keenam, hate ulah nyantel
pengaruh luas yang tidak dibatasi atruan-aturan kana dunya, sing nyantel ka akherat (hati jangan
formal. K.H. Saepudin Zuhri mempunyai tertaut pada urusan duniawi, tapi kepada urusan
kemampuan untuk mengetahui, memengaruhi, akhirat).
dan meyakinkan masyarakat. Karena itu, segala
ajaran, perintah, dan larangan dipatuhi oleh 3. Faktor pendukung dan penghambat
masyarakat dan jamaahnya. Seorang pemimpin pada kepemimipinan K.H. Saefudin
yang mempunyai karisma dan beriman selalu Zuhri dalam mengembangkan Pondok
menyadari dan mensyukuri kelebihan dalam Pesantren Baitul Hikmah
kepribadiannya sebagai pemberian Allah. Faktor pendukung dalam
Dengan kharisma seorang pengasuh kepemimpinan K.H. Saepudin Zuhri dalam
Pondok Pesantren Baitul Hikmah, menjadikan mengembangan Pondok Pesantren diantaranya
hubungan yang cukup baik dengan lingkungan adanya pola atau metode yang konsisten

19
dilakukan sehingga dalam pengembangannya dapat berubah kapanpun menyesuaikan keadaan
sesuai dengan target dan harapan yang sudah yang sedang dihadapi, meningkatkan SDM
ditentukan. Hal ini juga didukung dengan santri, Pondok Pesantren mengembangkan
terciptanya fasilitas yang memadai, sumber metode kemandirian santri dengan mengajarkan
daya santri yang berminat cukup banyak, segala hal yang berkaitan dengan kehidupan
lingkungan yang mendukung sepenuhnya untuk nyata dimasyarakat di ajarkan sejak dini.
kegiatan pesantren dan masyarakat yang Pengelolaan Administrasi, Keuangan,
antusias karena melihat Sosok Kyai yang sangat Pembangunan, dan bidang Perdapuran di
memberikan suri tauladan yang baik. Pondok Pesantren ini, ditanggung jawabkan
Sedangkan Faktor penghambat dalam terhadap santri dewasa yang sudah dipercayai
kepemimpinan K.H. Saepudin Zuhri dalam sebagai pengurus, yang bertujuan untuk
mengembangan Pondok Pesantren adalah mengembangakn SDM santri tersebut. Fungsi
Sistem evaluasi madrasah pesantren mengikuti pengawasan dalam segala hal, Pimpinan dan
konsep evaluasi pendidikan. Dewan pesantren berperan penting dalam hal
ini. Jadi tidak ada timsus. Evaluasi dari hasil
pengawasan tersebut tidak hanya
SIMPULAN DAN SARAN ditanggungkan terhadap seseorang, tetapi setiap
1. Kesimpulan komponen pesantren ikut andil dalam
Berdasarkan paparan peneliti memecahkan masalah tersebut. Sehingga
mengenai Model Kepemimpinan K.H. Saepudin metode ini merupakan satu kesatuan yang
Zuhri dalam Mengembangkan Pondok sangat utuh dalam mengembangkan Pondok
Pesantren Baitul Hikmah, dapat ditarik Pesantren.
kesimpulan bahwa:
1) Realitas perkembangan Pondok Pesantren 2) Model Kepemimpinan yang
Baitul Hikmah sejak didirikan hingga diimplementasikan oleh K.H. Saepudin
sekarang Zuhri dalam mengembangkan Pondok
Strategi Pondok Pesantren Baitul Pesantren Baitul Hikmah
Hikmah dengan Meningkatkan Kegiatan belajar Model Kepemimpinan yang
mengajar yang efektif, inovatif, dinamis dan diimplementasikan oleh K.H. Saepudin Zuhri
Islami, Menciptakan Suasana dan Lingkungan dalam mengembangkan Pondok Pesantren
yang Kondusif, Tertib, Terkendali dan Nyaman, Baitul Hikmah, diantaranya:
Menata dan Melengkapi Sarana dan Fasilitas a. Kepemimpinan demokratis menjadikan
Belajar secara bertahap dan berkesinambungan, kekuatan yang besar dalam usaha
Meningkatkan kegiatan Ibadah, Ekstrakulikuler pencapaian cita-cita Pondok Pesantren
dan Keterampilan sesuai dengan Bakat dan Baitul Hikmah;
Minat Santri, Meningkatkan Penataan dan b. Adanya kerja sama dalam seluruh bidang
Pelayanan Administrasi serta Memberdayakan yang dimiliki di organisasi menjadi
Tenaga Pendidik dan Pendidikan yang lebih tanggung jawab semua bawahannya tidak
Profesional dan lebih Produktif. hanya menjadi tanggung jawab pemimpin
Faktor internal pesantren yakni termasuk pengawasan dan pelaksanaannya;
Keluarga Pesantren, Dewan Kiyai, Dewan c. Efek yang timbul dari kepemimpinannya
Santri, Pengurus Pesantren dan Santri itu tidak kaku sehingga perasaan tidak senang
sendiri dan Faktor Internal yakni Alumni, anggotanya dapat diperkecil karena adanya
Orang Tua Santri dan para simpatisan sifat demokratis;
pesantren. Metode pembelajaran di Pondok d. Gaya kepemimpinan demokratisnya
Pesantren ini, bukan hanya dengan belajar dituangkan dalam pembentukan sebuah
mengajar tetapi ada metode lain yang kepanitiaan di setiap pelaksaan kegiatan.
diterapkan yakni sorogan dan Talaran. Seperti pelaksaan dalam merumuskan
Manajemen Perencanaan segala sesuatu di kurikulum dan dalam memutuskan segala
Pondok Pesantren ini bersifat tentatif artinya keputusan dengan bermusyawarah;

20
e. Mengembangkan sikap mental yang k. Adanya Wasiat yang disampaikannya saat
terpuji, membina kepekaan sosial anak pertemuan alumni Pondok Pesantren
didik, membangun mental optimis dalam setahun sebelum ia meninggal. Diantara
menjalani kehidupan yang penuh dengan wasiat tersebut, Pertama, wajib
tantangan, membentuk kecerdasan mempertahankan aqidah, syariah, akhlak
emosional, membentuk anak didik yang Ahlussunah wal Jama'ah, Kedua, wajib
berwatak pengasih, penyayang, sabar, shalat berjamaah awal waktu di masjid,
beriman, takwa, bertanggungjawab, Ketiga, ulah eureun ngaji (jangan berhenti
amanah, jujur, adil, dan mandiri; mengaji), Keempat, anak, incu (cucu) wajib
f. Mengilhami dan mempercayakan staf, dipasantrenkeun (menjalani pendidikan
motivasi, kegembiraan, dan latihan yang Pondok Pesantren), Kelima kudu jadi NU
ditanamkan, ada kesan yang tak dapat (harus menjadi NU) dan Keenam, hate ulah
disentuh tentangnya dan orang yang dapat nyantel kana dunya, sing nyantel ka akherat
dipercaya, mereka mahir menggunakan (hati jangan tertaut pada urusan duniawi,
bahasa tubuh dan bahasa verbal dan dapat tapi kepada urusan akhirat).
menyesuaikan tindakan dan kata-kata
mereka sesuai atau orang tertentu, persuasi 3) Faktor pendukung dan penghambat pada
sangat penting, keterampilan sosial mereka kepemimipinan K.H. Saefudin Zuhri dalam
yang berkembang dengan baik membantu mengembangkan Pondok Pesantren Baitul
membuat menjadi pengikut; Hikmah.
g. Peningkatan etos kerja selalu dilakukan
dengan pemberian motivasi. Dalam
penerapannya di lingkungan Pondok 2. Saran
Pesantren, kiai menggunakan kekuatan 1) Kebebasan mengelola Pondok
kharismatiknya, di mana hubungan antara Pesantren hak mutlak kyai sebagai
kyai dengan bawahannya atau pengurus pimpinan utama Pondok
Pondok Pesantren berjalan secara natural Pesantren;
dan tidak struktural; 2) Eksistensi Pondok Pesantren
h. Menjadi bagian dari pengelola pesantren dalam hal kepemimpinannya
untuk berbuat atau bekerja lebih baik untuk merupakan kebutuhan bahkan
pengembangan pendidikan Pondok amanat yang harus dipertanggung
Pesantren; jawabkan;
i. Kecakapan menggerakkan perasaan 3) Bagi peneliti merupakan sebuah
seseorang, membaca pikiran pengikut, khazanah dalam mengembangkan
mengembangkan penghargaan akan wawasan keilmuan terkait model
berbagai jenis manusia dengan kepemimpinan untuk
menggunakan pendekatan persuasif mengembangkan Pondok
(hubungan baik) dan edukatif (mendidik) Pesantren.
untuk memengaruhi anak buahnya;
j. Mempengaruhi eksistensi Pondok
Pesantren. Sehingga sosok panutan bagi DAFTAR PUSTAKA
masyarakat sekitar baik yang berkaitan Ahmad Tafsir. (2001). Ilmu Pendidikan Dalam
dengan kepribadian maupun yang berkaitan Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja.
dengan urusan dunia dan akhirat. Figur Rosdakarya. h. 191.
yang dikagumi, disegani, dihormati, dan
disanjungi oleh masyarakat yang berada Anna Poedjiadi. (2005). Sains Teknologi
sekitar Pondok Pesantren maupun Masyarakat. Bandung. PT Remaja
masyarakat umum yang mengetahui Rosdakarya. h. 119.
kiprahnya terutama dalam aktivitas
dakwah;

21
Departemen Agama RI. (2003). Pondok Muzayyin Arifin. (2005). Kapita Selekta
Pesantren dan Madrasah Diniyah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Pertumbuhan dan Perkembangannya. h. 229.
Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan
Agama Islam, 2003. h. 9. Nanang Fattah. (2013). Landasan Manajemen
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Dediknas. (2005). Kamus Besar Bahasa Rosdakarya. h. 88.
Indonesia. Jakarta: Departemen Pendiikan
Nasional. h. 866. Nurkholis. (2003). Manajemen Berbasis
Sekolah; Teori, Model, dan Aplikasi.
Hasibuan, Malayu S.P. (2012). Manajemen Jakarta: Grasindo. h. 153.
SDM. Jakarta: Bumi Aksara. Edisi Revisi,
Cetakan Ke. Tigabelas. h. 170. Punaji Setyosari. (2013). Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Hasbullah. (1996). Sejarah Pendidikan Islam di Kencana Prenadamedia Group. H. 222-
Indonesia, Lintasan Pertumbuhan dan 223.
Perkembangan. Jakarta: Raja Grafindo.
H. 72. Poniman, B & Choerudin, A. (2009).
Manajemen Pemasaran. Yogyakarta:
Kartini Kartono. (2011). Patologi Sosial. Deepublish. h. 15.
Bandung. tp.Jilid 1. h. 24.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Kementrian Agama Republik Indonesia. (2015). tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: Penelitian, Pengembangan dan Penerapan
CV. Alvabeta. Cet. I. h. 44. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Komang Ardana, Ni Wayan Mujiati, dan Agung Usman Effendi. (2011). Asas Manajemen.
Ayu Sriathi. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo. h. 188-189.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009. h.106-
107. Zamachsyari Dhofier. (1994). Tradisi
Pesantren, Studi Tentang Pandangan
Mahmud Achmad . (2008). Tehnik Simulasi Hidup Kyai. Jakarta: LP3S. h. 18.
dan Permodelan. Yogyakarta: Baziad. h. 1.
Zamachsyari Dhofier. (1994). Tradisi
Mahmud Achmad . (2008). Tehnik Simulasi Pesantren, Studi Tentang Pandangan
dan Permodelan. Yogyakarta: Baziad. h. 2. Hidup Kyai. Jakarta: LP3S. h. 46.

Malayu Hasibuan. (2007). Manajemen


Sumberdaya Menusia. Jakarta: Bumi
Aksara. h. 172.

M. Arifin. (1993). Filsafat Pendidikan Islam,


Jakarta: Bumi Aksara. h. 10.

M. Dawam Rahardjo. (1995). Pesantren dan


Pembaharuan. Jakarta: LP3ES. Edisi,
Cet. 5. h. 134.

22

You might also like