Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS KARYAWAN

SEMESTER GASAL 2022/2023


MATA KULIAH : EKONOMI MONETER
KODE MATA KULIAH : EKM 19406
HARI/TANGGAL : SABTU/09 – 07 – 2023
NAMA : RIZKY ALVIYANI

SOAL:

1.a. Wewenang pengawasan OJK?


Adapun wewenang yang dimiliki OJK adalah sebagai berikut:
1) Terkait Khusus Pengawasan dan Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan Bank yang
meliputi:
Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja,
kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi
bank, serta pencabutan izin usaha bank;
Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan
aktivitas di bidang jasa;
Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi: likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas
maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan dan pencadangan bank;
laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank; sistem informasi debitur;
pengujian kredit (credit testing); dan standar akuntansi bank;
Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi: manajemen
risiko; tata kelola bank; prinsip mengenal nasabah dan anti-pencucian uang; dan
pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; serta pemeriksaan bank.
2) Terkait Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank) meliputi:
a) Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
b) Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
c) Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
d) Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap
Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
e) Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada
lembaga jasa keuangan;
f) Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menatausahakan kekayaan dan kewajiban;
g) Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
3) Terkait pengawasan lembaga jasa keuangan (bank dan non-bank) meliputi:
a) Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;
b) Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala
Eksekutif;
c) Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen dan
tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan atau penunjang kegiatan
jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan;
d) Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan atau pihak tertentu;
e) Melakukan penunjukan pengelola statuter;
f) Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
g) Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
h) Memberikan dan atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya
pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan usaha,
pengesahan, persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain.

b. Bagaimana ruang lingkup pengawasan OJK terhadap Bank di bandingkan Bank


Indonesia?
Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah dua lembaga yang
memiliki peran penting dalam pengawasan sektor perbankan di Indonesia. Meskipun
keduanya memiliki tanggung jawab pengawasan terhadap bank, ruang lingkup
pengawasan dan peran mereka berbeda.
1) Bank Indonesia (BI):
BI adalah bank sentral Indonesia yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas
moneter dan sistem keuangan di negara ini. Dalam pengawasan terhadap bank, peran
BI lebih fokus pada aspek kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan secara
keseluruhan. Berikut adalah beberapa poin penting terkait ruang lingkup pengawasan
BI terhadap bank:
o Pengaturan dan pengawasan terhadap bank umum dan bank sentral.
o Menyusun kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas nilai mata uang,
mengendalikan inflasi, dan menjaga stabilitas sistem keuangan.
o Mengawasi dan mengatur likuiditas bank serta penetapan suku bunga kebijakan
untuk mempengaruhi tingkat suku bunga di pasar.
o Menjaga stabilitas sistem pembayaran dan mengawasi sistem kliring dan
penyelesaian transaksi.
o Mengawasi kepatuhan bank terhadap peraturan perbankan, termasuk persyaratan
modal, likuiditas, dan manajemen risiko.
o Melakukan pengawasan terhadap risiko sistemik dan melibatkan intervensi jika
diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
2) Otoritas Jasa Keuangan (OJK):
OJK adalah lembaga independen yang dibentuk untuk mengawasi dan mengatur
seluruh sektor jasa keuangan di Indonesia, termasuk bank, asuransi, dan pasar modal.
OJK bertugas untuk melindungi kepentingan masyarakat dan menjaga stabilitas sektor
keuangan. Berikut adalah beberapa poin penting terkait ruang lingkup pengawasan
OJK terhadap bank:
o Mengawasi dan mengatur semua bank di Indonesia, termasuk bank umum, bank
syariah, dan bank pembangunan daerah.
o Memastikan kepatuhan bank terhadap peraturan perbankan yang ditetapkan,
seperti persyaratan modal, likuiditas, manajemen risiko, dan pengendalian
internal.
o Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja bank serta memastikan bahwa bank
beroperasi dengan cara yang aman dan sehat.
o Menjaga stabilitas sektor perbankan dengan menerapkan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik.
o Melakukan pengawasan terhadap transparansi dan pengungkapan informasi yang
diperlukan oleh bank kepada publik dan pemegang saham.
o Memberikan sanksi atau tindakan korektif kepada bank yang melanggar peraturan
atau tidak memenuhi standar yang ditetapkan.
Secara umum, Bank Indonesia fokus pada stabilitas moneter dan sistem keuangan secara
keseluruhan, sedangkan OJK bertugas mengawasi dan mengatur sektor jasa keuangan
termasuk bank. Keduanya saling bekerja sama dalam rangka menjaga stabilitas sistem
keuangan dan melindungi kepentingan masyarakat.

c. Prinsip Dasar Pelayanan Konsumen?


Menurut Tirta ada 5 prinsip perlindungan konsumen OJK, yakni :
1) Prinsip transparansi
Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan informasi tentang produk keuangan yang
dipilih sejelas-jelasnya. OJK mewajibkan pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) untuk
memberikan informasi tentang produk atau layanannya dengan akurat, jujur dan tidak
menyesatkan.
2) Prinsip perlakuan yang adil
Seluruh konsumen di sektor jasa keuangan berhak memiliki serta mendapatkan akses
yang setara pada produk jasa keuangan sesuai klasifikasi yang ditentukan PUJK.
3) Prinsip keandalan
Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang akurat, di mana sistem,
prosedur, infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) yang diberikan oleh PUJK
harus mumpuni dan profesional.
4) Prinsip keamanan data
OJK melarang PUJK membagikan data atau informasi tentang konsumennya pada
pihak ketiga. Data yang dimiliki PUJK hanya digunakan untuk kepentingan dan
tujuan yang disetujui oleh konsumen.
5) Prinsip penanganan pengaduan
Konsumen memiliki hak untuk mengajukan pengaduan bila memiliki suatu
permasalahan dalam proses transaksi kepada PUJK.
Prinsip Dasar Pelayanan Konsumen
1. Kemudahan Akses
2. Terintegrasi
3. Penanganan awal oleh OJK
4. Tracelable & Trackable
- Trackable :
 fasilitas bagi konsumen yang menyampaikan pengaduan, untuk mengetahui
sampai sejauh mana pengaduan ditangani, baik oleh OJK maupun pelaku usaha
jasa keuangan terkait.
 diakses melalui website hhtp://konsumen.ojk.go.id dengan memasukkan nomor
tiket dan pin yang diberikan.
- Tracelable :
 fasilitas bagi pelaku jasa keuangan (PUJK)
 Berguna dalam menindaklanjuti pengaduan konsumen yang tercatat dalam
sistem layanan konsumen OJK.
 Diakses melalui website http://konsumen.ojk.go.id dengan memasukkan
username dan pasword yang diberikan.

2.a. Sebutkan dan jelaskan Tujuan Bank Indonesia dalam menjaga kestabilan mata
uang rupiah!
Tujuan utama Bank Indonesia selaku bank sentral negara Indonesia adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah mengandung dua aspek yaitu
kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa serta kestabilan terhadap mata uang
negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi. Aspek kedua
tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Ketiga
Pilar tersebut direalisasikan menjadi tugas dan fungsi Bank Indonesia, yaitu:
Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter adalah tugas bank sentral yang
dilakukan dalam rangka mengendalikan jumlah uang beredar, agar tercipta kestabilan
nilai rupiah terhadap barang dan jasa. Kebijakan moneter adalah keputusan yang
diambil dalam rangka menunjang aktivitas ekonomi melalui berbagai hal yang
berkaitan dengan penetapan jumlah peredaran uang di masyarakat. Wewenang bank
sentral yang berkaitan dengan penetapan dan pelaksanaan kebijakan moneter adalah:
- Menetapkan tingkat diskonto, cadangan minimum bank umum, mengatur kredit
atau pembiayaan.
- Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi.
- Melakukan pengendalian moneter dengan tidak terbatas pada operasi pasar
terbuka di pasar uang, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun valuta asing.
1) Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran adalah tugas bank sentral yang
dilakukan dalam rangka terciptanya kesepakatan, aturan, standar dan prosedur yang
digunakan untuk mengatur peredaran uang. Dalam rangka menjalankan fungsinya ini,
wewenang bank sentral meliputi:
- Menetapkan penggunaan alat atau instrumen pembayaran.
- Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa
sistem pembayaran.
- Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan
laporan kegiatannya.
2) Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan
Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan
nasional berfungsi efektif dan efisien serta mampu bertahan dalam kerentanan internal
dan eksternal.
Konsep stabilitas nilai Rupiah mencakup kestabilan harga barang dan jasa serta nilai
tukar Rupiah. Kestabilan harga barang dan jasa secara umum diukur dari inflasi yang
rendah dan stabil. Sementara itu, kestabilan nilai tukar Rupiah diukur dari kestabilan
nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Kestabilan nilai Rupiah dalam artian
inflasi yang rendah, dan stabil, serta kestabilan nilai tukar Rupiah sangat penting bagi
tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kestabilan nilai tukar Rupiah
diperlukan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya untuk
mendukung tercapainya inflasi yang rendah dan stabil.

b.Apa dampak naiknya Capital Inflow terhadap Jumlah Uang Beredar?


Naiknya arus modal (capital inflow )dapat memilki dampak yang signifikan terhadap
jumlah uang beredar di suatu negara. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin
terjadi:
1. Peningkatan jumlah uang beredar : Capital inflow dapat menyebabkan peningkatan
jumlah uang beredar disuatu negara. Ketika investor asing memasukkan modal kedalam
suatu negara, uang tersebut akan beredar didalam ekonomi melalui berbagai transaksi
seperti investasi, pembelian barang, dan jasa dan kegiatan keuangan lainnya. Akibatkan
jumlah uang yang beredar dimasyarakat meningkat
2. Peningkatan permintaan dan inflasi : naiknya jumlah uang yang beredar akibat capital
inflow dapat menyebakan peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa di negara
tersebut. Permintaan yang meningkat dapat mendorong inflasi , terutama jika
penawaran barang dan jasa tidak sejalan dengan pertumbuhan permintaan yang cepat.
Inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat dan mempengaruhi stabilitas
ekonomi negara.
3. Penguata mata uang : capital inflow yang signifikan dapat menyebabkan penguatan
mata uang negara tersebut. Ketika investor asing membeli mata uang negara tersebut
untuk melakukan investasi atau transaksi lainnya, permintaan terhadap mata uang
tersebut meningkat. Peningkatan permintaan ini cenderung meningkatkan nilai tukar
mata uang local terhadap mata uang asing, yang dikenal dengan penguatan mata uang.
4. Dampak terhadap sektor ekonomi : capital inflow dapat berdampak pada sektor sektor
ekonomi tertentu. Jika arus modal masuk terutama mengalir ke sektor keuangan atau
property, hal ini dapat mengakibatkan kenaikan harga set di sektor tersebut. Di sisi lain,
sektor eksport dapat merasakan dampak negative jika nilai tukar mata uang local terlalu
kuat akibat capital inflow, karena produk ekspor menjadi lebih mahal bagi pembeli
asing.
5. Resiko pasar keuangan : peningkatan capital inflow juga dapat membawa resiko besar
bagi keuangan. Ketika arus modal masuk secara tiba tiba berubah menjadi arus keluar
yang signifikan, hal ini dapat mengakibatkan keruntuhan pasar keuangan dan gejolak
signifikan. Fluktuasi eksterm dalam arus modal dapat mempengaruhi stabilitas
keuangan negara tersebut.

3a. Pada saat perekonomian Indonesia mengalami krisis. Apa itu Krisis Ekonomi?
Krisis ekonomi adalah kondisi di mana perekonomian suatu negara mengalami
penurunan yang sangat signifikan. Jenis krisis ini dapat terjadi karena beberapa faktor,
seperti inflasi, deflasi, krisis finansial, dan lain-lain. Hal ini dapat menyebabkan kerugian
yang sangat besar bagi negara dan masyarakat secara sekaligus.
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departeman Pendidikan Dan
Kebudayaan (dalam All, 1994), mendefinisikan krisis sebagai suatu suatu situasi yang
genting dan gawat, atau suatu kemelut mengenai suatu kejadian atau peristiwa-peristiwa
yang menyangkut kehidupan. Ekonomi adalah faktor dasar kebutuhan hidup manusia
yang bersifat materiil atau fisik atau dapat dikatakan sebagai tatanan perekonomian di
suatu negara. Menurut Nasution (1999), penyebab krisis adalah :
1) Lemahnya Sistem Keuangan, yaitu adanya ketergantungan dunia usaha pada
pembelanjaan kredit perbankan dan pinjaman luar negeri yang meningkatkan
kerawanan pada perubahan tingkat suku bunga maupun perubahan kurs devisa.
2) Menguatnya nilai riil rupiah, yaitu modal asing yang masih nilai riil rupiah yang bisa
meredam kenaikan tingkat suku bunga di pasar dalam negeri dan menimbulkan aspek
negatif, seperti mengurangi daya saing ekonomi nasional di pasar dunia dan
merangsang alokasi pada faktor-faktor produksi yang cenderung pada non traded
sektor dimana barang dan jasa tidak diekspor atau diimpor yang menyebabkan
produsen dalam negeri tidak merasakan persaingan pasar dari dunia luar.
3) Lemahnya Bank Sentral, yaitu keterbatasan Bank Indonesia dalam menjalankan
kebijakan moneter yang semakin terbatas karena kondisi keuangannya yang sulit.
Sementara Yusanto (2001) menyatakan bahwa penyebab krisis ekonomi yang melanda
Indonesia khususnya dan belahan dunia lain bila dicermati benarbenar adalah :
1) Persoalan mata uang, karena adanya keterikatan antar mata uang satu negara dengan
mata uang negara lain.
2) Adanya bursa valuta asing dan bunga atau riba, yaitu menggunakan uang sebagai
komoditi yang diperdagangkan dan selalu ada bunga pada setiap aktivitas peminjaman
dan penyimpanan uang.
3) Spekulasi, yaitu para spekulan yang melakukan pemborongan besar-besaran pada
dolar untuk meraup keuntungan.
4) Adanya krisis kepercayaan rakyat pada pemerintah, hal ini terbukti dengan tanggapan-
tanggapan negatif rakyat pada langkah-langkah yang diambil dalam kebijakan
pemerintah

b. Bagaimana BI melalui Kebijakan Moneternya selama Krisis Ekonomi tersebut?


Kebijakan moneter selama krisis ekonomi 1997:
Kondisi ekonomi Kebijakan moneter
Spekulasi thd Baht menjalar ke Rupiah Di bawah sistem NT managed floating pd saat
(contagion effect) shg investor asing itu, kebijakan2 yg diambil adl melakukan
menarik dananya secara tiba-tiba. intervensi di pasar valas & melebarkan band
Timbul kepanikan di pasar valas dan tjd (rentang) intervensi. Tekanan begitu kuat &
aksi borong devisa yg menyebabkan cadangan devisa menurun shg sistem NT
Rupiah merosot tajam dlm wkt singkat. floating diadopsi. Pemerintah memutuskan
Ini mrp awal dr krisis ekonomi thn 1997. ikut program IMF (awal 1998).

Pemerintah menutup sejumlah bank shg Bank run & penutupan bank diatasi dgn
tjd krisis kepercayaan thd bank dan penyediaan dana talangan oleh pemerintah
rupiah, tjd bank run. melalui BI di bawah program penjaminan
pemerintah atas seluruh kewajiban bank.
Tjd excess likuiditas, laju inflasi
mencapai 77,63% tahun 1998, dan suku Kebijakan suku bunga tinggi untuk
bunga SBI 1 bulan mencapai 38,44% pd menghadapi tekanan inflasi akibat kelebihan
tahun yg sama. likuitas dlm perekonomian.

4 a. Analisis teori Keynes pada Pasar Uang?


Analisa Teori Makro Keynes pada Pasar uang:
1) Keseimbangan di Pasar uang terjadi dari interaksi antara permintaan dan
penawaran uang
2) Pada Pasar uang ditentukan “Harga” dari uang (= tingkat bunga), yaitu harga yang
harus dibayar dari penggunaan uang
3) Penawaran uang ditentukan oleh otoritas moneter (pemerintah) faktor eksogen

b. Sebutkan 3 motif Permintaan Uang?


Permintaan uang ditentukan oleh motif :
1) Penggunaan uang / transaksi
Masyarakat memegang uang dengan tujuan untuk melakukan transaksi ekonomi atau
konsumsi sehari-hari.Dorongan untuk melakukan kegiatan membeli barang ataupun
jasa adalah penerapan dari motif transaksi ini.Transaksi ekonomi ini dapat dilakukan
oleh rumah tangga produksi ataupun oleh rumah tangga perusahaan.Jadi permintaan
uang terjadi Tergantung volume transaksi (GDP riil) dan tingkat harga umum
Fungsi Permintaan Uang Md = k. P. Q
2) Berjaga jaga
Masyarakat memegang uang dengan tujuan untuk melakukan berbagai pembayaran
yang tidak terduga di masa yang akan datang. Dalam motif ini, dipengaruhi oleh
Tingkat pendapatan masyarakat dan tingkat bunga
3) Spekulasi
Yang membedakan pandangan klasik dan Keynes Pemilik kekayaan (Asset Holder)
digambarkan antara memegang uang tunai atau obligasi (bond) Memegang obligasi
dianggap memberikan penghasilan, sedang uang tunai tidak (kecuali likuiditasnya)
K= r . P P = k:r
Dimana:
K = Hasil pertahun yang diterima
P = Harga Pasar (nilai sekarang)
r = Tingkat Bunga
5 a. Apa itu Inflasi?
Menurut Bank Indonesia Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan
terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang
saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan
kenaikan harga pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
Berikut ini adalah beberapa penyebab inflasi:
1) Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)
2) Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)
3) Tingginya Peredaran Uang
Inflasi yang terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding yang
dibutuhkan. Ketika jumlah barang tetap sedangkan uang yang beredar meningkat dua
kali lipat, maka bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga 100%.
Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah menerapkan sistem anggaran defisit, dimana
kekurangan anggaran tersebut diatasi dengan mencetak uang baru. Namun hal tersebut
membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin bertambah dan
mengakibatkan inflasi.

b. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, laju inflasi pada Febaruari 2023 sebesar
5,47 persen secara tahunan. Diperkirakan inflasi terjadi karena curah hujan yang
tinggi dan bencana banjir di sejumlah wilayah. Jelaskan penyebab inflasi tersebut
dan lengkapi dengan gambar!?
Faktor yang menyebabkan inflasi pada Februari 2023 yaitu:
Banjir di Musim Panen Raya
Akhir Februari hingga Maret 2023 merupakan masa panen raya. Namun pada minggu
terakhir Februari 2023, terjadi hujan lebat di sebagian besar wilayah Indonesia dengan
curah hujan tinggi melampaui 50 mm per hari. Hal ini menyebabkan terjadinya banjir
yang merendam sawah di sejumlah wilayah selama Februari 2023, seperti di Mojokerto,
Enrekang, Bontang, Sumbawa, dan beberapa wilayah lainnya.
Akibatnya, hal ini bisa berdampak pada kenaikan harga beras yang menjadi salah satu
komoditas yang andil besar dalam inflasi. Kenaikan harga berasa diakibatkan oleh
naiknya biaya ongkos produksi akibat terganggunya proses penggilingan padi karena
rendahnya kualitas padi hasil panen petani.
Penyumbang utama inflasi bulanan di antaranya adalah komoditas beras, rokok kretek
filter, bawang merah, cabai merah, dan rokok putih dengan andil masing-masing sebesar
0,08%; 0,04%; 0,03%; 0,02%; dan 0,01%secara tahunan, komoditas yang dominan
memberikan andil terhadap inflasi yakni beras 0,32 persen, rokok kretek filter 0,20
persen, telur ayam ras 0,15 persen, cabai merah 0,11 persen, bawang merah 0,11 persen,
hingga rokok putih 0,06 persen. Selain itu, disumbang pula andil inflasi dari bahan bakar
rumah tangga sebesar 0,22 persen, kontrak rumah 0,12 persen, bensin 1,07 persen, tarif
angkutan udara 0,17 persen, tarif angkutan dalam kota 0,10 persen, hingga sewa rumah
0,09 persen. "Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada
kelompok transportasi yaitu sebesar 13,59 persen dan memberikan andil 1,63 persen
terhadap inflasi umum.

You might also like