Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Jurnal Ilmiah Kesehatan 2021

LITERATURE REVIEW: KEPATUHAN TERAPI DIET GLUTEN FREE CASEIN


FREE TERHADAP PERILAKU ANAK AUTIS

Wahyu Tri Astuti1, Christina Agatha Hariyani2, Fifi Alviana3

1, 2
Akper Karya Bhakti Nusantara Magelang
3
Universitas Sains Al-Qur’an

Email Correspondence: astuti.wahyutri@yahoo.co.id

ABSTRACT
Purpose: Autistic behavior arises due to disturbances in the digestive process of peptides in
autistic children causing aggressive behavior, giving a peptide-free diet containing casein and
gluten is an effort to reduce autistic behavior so that parental compliance is required to provide
a GFCF-free diet. This study aims to analyze the effectiveness of gluten and casein-free diet
adherence to reduce the behavior of autistic children.
Methods: This study was a cross sectional study with a literature study approach on the results
of previous studies that discuss the adherence to GFCF diet therapy on the behavior of autistic
children. The research sample was taken by random sampling as many as 3 journals that met
the inclusion and exclusion criteria.
Results: Effective adherence to GFCF diet therapy was given to autistic children with the
characteristics of parents who have autistic children aged 2-11 years, high school/college
education and work.
Conclusion: Compliance with GFCF diet therapy can effectively reduce the behavior of autistic
children.
Key word: Autistic children, GFCF diet compliance.
ABSTRAK
Latar Belakang: Perilaku autis muncul akibat gangguan proses pencernaan peptida pada anak
autis menyebabkan perilaku agresi, pemberian diet bebas peptida yang mengandung kasein dan
gluten merupakan upaya menurunkan perilaku autis sehingga dibutuhkan kepatuhan orang tua
memberikan diet bebas GFCF. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kepatuhan diet bebas
gluten dan kasein yang efektif untuk menurunkan perilaku anak autis.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pendekatan studi literatur
pada hasil-hasil penelitian sebelumnya yang membahas tentang kepatuhan terapi diet GFCF
terhadap perilaku anak autis. Sampel penelitian diambil secara random sampling sebanyak 3
jurnal yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Hasil: Kepatuhan terapi diet GFCF efektif diberikan pada anak autis dengan karakteristik orang
tua yang mempunyai anak autis umur 2-11 tahun, pendidikan SMA/Perguruan Tinggi dan
bekerja.
Simpulan: Kepatuhan terapi diet GFCF efektif dapat mengurangi perilaku anak autis.

Kata kunci: Anak autis, kepatuhan diet GFCF

Page | 62
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2021

Latar Belakang 2015). Data Riskesdas (2013) prevalensi


Autis merupakan suatu kondisi yang anak umur 24-59 bulan gangguan autis
mempengaruhi kerja otak anak yang mengalami peningkatan 0,53% dari tahun
mengakibatkan gangguan perkembangan 2010. Menurut Pratiwi (2013), penderita
yang secara umum tampak pada tiga tahun autis lebih banyak ditemukan laki-laki
pertama kehidupan anak, gangguan ini (83,3%) dibandingkan perempuan. Usia
berpengaruh pada komunikasi, interaksi terdiagnosis autis paling dominan antara 1-2
sosial, imajinasi dan sikap/perilaku (Wright, tahun (53%) dan sebagian besar berstatus
2007). Autisme muncul diakibatkan karena gizinya normal (46,7%), tetapi ada pula
kondisi faktor neurobiologis, masalah subyek yang mengalami overwieght dan
genetik, masalah kehamilan dan kelahiran, obesitas.
keracunan logam berat, terinfeksi virus, Anak autis membutuhkan perhatian
kelebihan peptida opitoid. sehingga peran orang tua sangat diharapkan
Kondisi anak autis menimbulkan kurangnya untuk mengurangi perilaku anak autis.
responsivitas terhadap orang lain, menarik Kepatuhan orang tua secara konsisten,
diri dari hubungan sosial, kerusakan yang teratur, dan berkesinambungan terhadap diet
menonjol dalam komunikasi, dan respons GFCF akan mendukung meringankan
yang aneh terhadap lingkungan misalkan gangguan perilaku pada anak autis, karena
tergantung benda mati, dan Gerakan tubuh pola makan pada anak autis tidak lepas dari
yang berulang-ulang seperti mengepalkan peran seorang ibu dalam menyediakan
tangan, bergoyang-goyang dan memukul makan yang bergizi dan sesuai
kepala (Dewi, dkk, 2018). kebutuhannya (Mufiedah, 2015).
Anak autis yang mengalami gangguan Diet gluten free casein free (GFCF) adalah
perkembangan pervasif (gangguan sangat makanan tertentu yang mengandung protein
luas dan berat yang mempengaruhi fungsi susu sapi (kasein) dan protein gandum
individu secara mendalam dalam segala (gluten) dapat membentuk Kaseomorfin dan
situasi) yang secara menyeluruh menganggu Gluteomorfin sehingga dapat menyebabkan
fungsi kognitif, emosi dan psikologi anak. gangguan perilaku seperti hiperaktif.
Oleh karena itu gangguan ini sering disebut Makanan yang mengandung gluten dan
sebagai gangguan neurobiologis yang kasein tidak bisa dicerna dengan baik oleh
disertai dengan beberapa masalah seperti saluran pencernaan anak autis karena terjadi
autoimunitas, gangguan pencernaan, kebocoran saluran cerna (leaky gut
dysbiosis (gangguan keseimbangan syndrom) sehingga menyebabkan berbagai
mikrobiota) pada usus, dan makromolekul protein susu sapi dan zat
ketidakseimbangan susunan asam amino toksik dapat melewati dinding saluran cerna
(Hadis, 2006). ke darah hingga sampai ke otak. Morfin
Di Indonesia tahun 2015 terdapat kurang palsu yang berupa Gluteomorfin dan
lebih 12.800 anak penyandang autis (Dewi, Kaseomorfin berikatan dengan reseptor

Page | 63
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2021

morfin di otak sehingga terjadi gangguan pijakan atau fondasi untuk memperoleh dan
perilaku (Siregar, 2003). membangun landasan teori, kerangka
Hasil penelitian terdahulu tentang pengaruh berpikir, dan menentukan dugaan sementara
kepatuhan diet gluten free casein free atau disebut juga dengan hipotesis penelitian
(GFCF) yang dilakukan oleh Rahmah, dkk dengan dilakukan bimbingan dan
(2015) menyatakan bahwa ada hubungan pengetahuan kepada pengasuh supaya patuh
yang signifikan antara kepatuhan tentang dalam memberikan terapi diet GCFC
diet GFCF(0,010) dengan perilaku anak terhadap anaknya yang menderita autis.
autis. Peneliti kedua dilakukan oleh Djati, Studi kepustakaan ini dilakukan oleh
dkk (2017) menyatakan ada hubungan penelitian setelah menentukan topik
antara pola konsumsi gluten dan kasein, penelitian dan ditetapkannya rumusan
kepatuhan diet GFCF (p-value < 0,050) permasalahan, sebelum melakukan
dengan perilaku autis sedangkan penelitian pengumpulan data yang diperlukan.
ketiga oleh Kartika (2017) bahwa ada Penelitian ini adalah deskritif menggunakan
hubungan yang signifikan antara kepatuhan metode dan desain penelitian literature
orang tua menerapkan diet bebas gluten dan review dengan mengambil sumber-sumber
kasein (p=0,034 lebih kecil dari 0,05) hasil penelitian tentang “Kepatuhan Terapi
dengan perilaku anak autis. Diet Gluten Free Casein Free terhadap
Tujuan pada artikel ilmiah ini adalah perilaku anak autis”, yang telah dikaji dan
mengetahui bagaimana hubungan kepatuhan dituliskan dalam bahasa Indonesia.
diet GFCF yang efektif baik kepatuhan Penelitian ini dilakukan sejak penyusunan
penuh dan kepatuhan yang tidak patuh proposal penelitian pada bulan Februari
terhadap perilaku anak autis. 2021 sampai dengan penyampaian laporan
penelitian bulan Juni 2021. Penelitian ini
Metode Penelitian merupakan penelitian studi atau telaah
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur sehingga direncanakan akan
literatur yaitu serangkaian kegiatan yang melalui library study dan internet browsing
berkenaan dengan metode pengumpulan di perpustakaan Akademi Keperawatan
daftar pustaka, membaca dan mencatat, serta Karya Bhakti Nusantara Magelang.
mengelola bahan penelitian. Telaah literatur Populasi penelitian adalah subyek yang
di gunakan untuk mengumpulkan data atau memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
sumber yang berhubungan dengan anak oleh peneliti (Nursalam, 2015). Populasi
autis dan kepatuhan terhadap terapi diet dalam penelitian ini adalah jurnal nasional
GFCF yang di dapat dari buku teks, jurnal yang berkaitan dengan kepatuhan terhadap
yang diperolah melalui internet maupun terapi diet GFCF dan perilaku autis
pustaka lainnya. Sampel dalam penelitian ini minimal 3
Studi kepustakaan dilakukan oleh peneliti jurnal nasioanl yang telah dipilih secara
dengan tujuan utama yaitu mencari dasar random sampling yaitu jurnal dengan judul

Page | 64
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2021

Kepatuhan tentang diet gluten free dan negara penelitian, judul penelitian, metode
casein free dengan perilaku anak autis dan ringkasan hasil
(Rahmah, dkk, 2015), Hubungan antara pola
konsumsi gluten dan kasein, kepatuhan diet Hasil Penelitian
GFCF dengan perilaku autis (Djati, 2017) Hasil penelitian diperoleh melalui
dan Kepatuhan menerapkan diet bebas pengumpulan data dari jurnal penelitian
gluten dan kasein dengan perilaku anak yang dipilih yang memenuhi kriteria inklusi
autis (Kartika, 2017). dengan teknik random sampling. Jurnal
Pengumpulan data untuk memperoleh jurnal penelitian yang terpilih selanjutnya
yang akan di rivew dilakukan dengan diperiksa kelayakannya jurnal untuk di
pencarian literatur dengan melakukan review yaitu :
penelusuran artikel publikasi pada google 1. Populasi
scholar (https://scholar.google.co.id) Populasi dalam jurnal Rahmah, dkk
menggunakan kata kunci : kepatuhan (2015) menggunakan responden 31
terhadap diet GFCF, anak autis, kemudian orang, jurnal Djati (2017) menggunakan
jurnal akan diseleksi berdasarkan tahun 25 responden, jurnal Kartika (2017)
publikasi, selanjutnya jurnal dipilih menggunakan 47 orang. Kedua jurnal
sebanyak 3 jurnal dengan teknik random layak dijadikan literatur, karena telah
sampling yang memenuhi kriteria inklusi. memenuhi standar minimum jumlah
Memperjelas analisis maka abstrak dan sampel, sedangkan satu jurnal belum
fulltext jurnal dibaca dan dicermati memenuhi syarat minimal sampel
berdasarkan PICOST (populasi, penelitian. Hal ini didukung oleh
intervention, comparation, outcome, study pernyataan Gay & Diehl (1992) jumlah
design and timing) terhadap isi yang dalam sampel penelitian yang layak berkisar
tujuan penelitian dan hasil/temuan minimumnya adalah 30 responden.
penelitian sehingga dapat dilihat bagaimana 2. Intervensi
hubungan kepatuhan terhadap terapi diet Intervensi yang dilakukan yaitu
GFCF pada anak autis. Hasil dari analisis wawancara dan observasi dengan
data selanjutnya akan dibahas untuk pengisian lembar kuesioner untuk
menarik kesimpulan. pengisian daftar makanan dan minuman
Literature Review ini disintesis yang dikonsumsi oleh anak autis dengan
menggunakan metode naratif dengan Food Frequency Questionnaire (FFQ)
mengelompokkan data hasil ekstraksi yang sedangkan untuk data perilaku autis
sejenis sesuai dengan hasil yang diukur diperoleh melalui proses wawancara,
untuk menjawab tujuan peneltian. Jurnal pengisian kuesioner dan lembar
penelitian yang memenuhi kriteria inklusi observasi CARS2-ST atau ATEC,
dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal sedangkan jurnal Kartika (2017) tidak
meliputi nama peneliti, tahun terbit jurnal,

Page | 65
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2021

menjelaskan terkait kuesioner untuk autis. Terkait hasil jurnal diatas bahwa
kepatuhan diet dan perilaku autis. antara kepatuhan diet GFCF terhadap
Meskipun terdapat satu jurnal yang tidak perilaku autis, maka menjadi suatu
menampilkan kuesioner yang diberikan, kelayakan apabila jurnal-jurnal ini
ketiga jurnal tetap layak dijadikan bahan dilakukan review untuk mengetahui
literatur penelitian karena ketiga jurnal lebih dalam lagi bentuk-bentuk
memiliki kesamaan tema atau perlakuan kepatuhan diet GFCF terhadap
yaitu kuesioner kepatuhan diet GFCF menurunkan perilaku autis.
terhadap perilaku anak autis. Alat ukur 5. Desain studi
yang digunakan untuk menilai variabel Jurnal-jurnal yang menjadi subyek
telah memenuhi syarat sebagai penelitian ini ketiganya menggunakan
instrument penelitian yang disampaikan pendekatan cross sectional dimana
oleh Azwar (2016) bahwa alat ukur yang kedua variabel data yaitu data kepatuhan
belum baku atau dibuat oleh peneliti diet GFCF dan data perilaku anak autis
harus dilakukan uji validitas dan dalam waktu yang sama. Sebagaimana
reabilitas terlebih dahulu, sedangkan alat disampaikan Notoatmodjo (2010) cross
ukur yang sudah baku dapat langsung sectional adalah suatu penelitian
digunakan oleh peneliti. mempelajari suatu dinamika korelasi
3. Pembanding variabel bebas dan variabel terikat/kasus
Rahmah, dkk (2015), Djati (2017), yang terjadi pada objek penelitian diukur
Kartika (2017) tidak menggunakan atau dikumpulkan dalam waktu yang
intervensi lain sebagai pembanding bersamaan.
untuk menurunkan perilaku anak autis. Jurnal terpilih merupakan jurnal hasil riset
Ketiga jurnal dapat dikatakan layak yang di publikasikan dalam jurnal yang
untuk dijadikan literatur, karena teregistrasi.
pemberian intervensi pembanding tidak 1. Sumber informasi
harus diberikan. Hal ini didukung oleh Literatur atau jurnal berasal dari sumber
pernyataan yang dikeluarkan Yusuf data online yang mempunyai repository
(2014), variabel bebas merupakan besar. Pengumpulan data yang direview
variabel yang mempengaruhi variable dilakukan dengan pencarian melalui
lain sehingga dapat menggunakan satu google scholar
variabel saja yang diteliti, tanpa adanya (https://scholar.google.co.id)
variabel bebas lain sebagai pembanding. menggunakan kata kunci : kepatuhan
4. Hasil terhadap diet gluten free casein free
Hasil penelitian oleh Rahmah, dkk (GFCF) dan anak autis, dari hasil
(2015), Djati (2017), Kartika (2017) pencarian didapatkan sejumlah 95
menunjukkan ada hubungan antara jurnal, kemudian dilakukan seleksi
kepatuhan diet GFCF terhadap perilaku dengan skrining jurnal rentang waktu

Page | 66
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2021

publikasi tahun 2015 sampai 2017 random sampling dengan


didapatkan sejumlah 35 jurnal. Jurnal mempertimbangkan kriteria inklusi dan
yang ditemukan dalam rentang waktu kriteria eksklusi.
publikasi diambil 3 jurnal menggunakan

Tabel 1. Digram PRISMA

Pembahasan sebanyak 31 orang. Karakteristik


Pembahasan sebagaimana disampaikan responden dalam penelitian ini antara
dalam tujuan penelitian untuk mengetahui lain adalah usia 21-40 tahun, pekerjaan
kepatuhan diet gluten free casein free yang orang tua terbanyak adalah Ibu Rumah
efektif terhadap menurunkan perilaku autis, Tangga.
maka pembahasan ini akan berfokus pada Kelebihan jurnal ini adalah
domain population, intervention, menampilkan usia secara rinci, orang tua
comparation, dan outcome dari masing- usia 21-40 tahun 45,16%, usia >40 tahun
masing jurnal penelitian. 9,68 % dan karakteristik pekerjaan
1. Population orang tua tidak bekerja 16,10 %, ibu
Populasi dalam penelitian Rahmah, dkk rumah tangga 61,10 %, wiraswasta
(2015) yaitu orang tua yang mempunyai 19,40%, pegawai swasta 3,20%.
anak autis dengan jumlah sampel

Page | 67
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2021

Kekurangan dalam jurnal ini tidak tua akan mempengaruhi kualitas


menampilkan karakteristik pendidikan. pengasuhan terhadap anaknya. Usia
Populasi dalam penelitian Djati (2017) biasanya mempengaruhi kesiapan
adalah orang tua yang mempunyai anak seseorang untuk menjalani proses-proses
penyandang autis dengan jumlah sampel dalam kehidupannya. Usia orang tua
25 responden. Karakteristik pendidikan dapat mempengaruhi kesiapan
ayah sebagian besar berpendidikan menjalankan peranannya, terutama
tinggi dan bekerja. Pendidikan ibu dalam memenuhi kebutuhan anak untuk
sebagian besar juga berpendidikan menunjang tumbuh kembang yang
tinggi, dan ibu bekerja. optimal (Mujiyanti, 2011).
Kelebihan jurnal ini adalah Tingkat pendidikan terutama ibu, dapat
menampilkan pendidikan ayah SMA- mempengaruhi konsumsi keluarga.
Perguruan Tinggi 92%, pendidikan Tingkat pendidikan ibu yang tinggi akan
rendah SD-SMP 12% dan pekerjaan mempermudah penerimaan informasi
bekerja 100%, tidak bekerja 0%, tentang gizi yang baik dan kesehatan
sedangkan pendidikan ibu SMA- anak serta mengimplementasikannya
Perguruan Tinggi 88%, pendidikan dalam perilaku dan gaya hidup sehari-
rendah SD-SMP 12%, dan pekerjaan ibu hari (Fallah 2004 dalam Mujiyanti,
bekerja 60%, tidak bekerja 40%. 2011).
Kekurangan dari jurnal ini tidak Pekerjaan orang tua yang baik tentu
menampilkan karakteristik usia orang akan memberikan penghasilan atau
tua yang dapat mendukung dalam pendapatan yang baik pula sehingga
kepatuhan diet GFCF. keluarga dapat mencukupi kebutuhan
Populasi dalam penelitian Kartika akan pangan dan kesehatan anggota
(2017) adalah semua orang tua dari anak keluarganya tingkat pendapatan
autis dengan jumlah sampel 47 orang. merupakan faktor yang menentukan
Kekurangan dalam jurnal ini tidak kualitas dan kuantitas makanan yang
menampilkan karakteristik responden dikonsumsi. Pekerjaan seseorang akan
baik usia, pekerjaan, dan pendidikan berkaitan dengan tingkat pendapatan
yang mendukung dalam kepatuhan diet yang diperolehnya sehingga dapat
GFCF. mencukupi kebutuhan keluarga
Asumsi terkait karakteristik populasi (Mujiyanti 2011). Biaya kebutuhan yang
menyebutkan usia responden, sebagian dikeluarkan untuk merawat anak autis
besar berpendidikan tinggi dan cukup besar karena anak autis memiliki
orangtua/ibu sebagian besar tidak beberapa gangguan di tubuhnya, antara
bekerja tetapi semua ayah bekerja. lain biaya makanan khusus.
Usia responden antara 21-40 tahun Ketiga artikel ilmiah menggunakan
merupakan usia produktif. Usia orang metode penelitian korelasional, dimana

Page | 68
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2021

sampel minimumnya adalah 30 subjek diklasifikasikan menjadi patuh 29,03 %


(Gay & Diehl, 1992), sehingga jurnal dan tidak patuh 70,97% terhadap diet
Rahmah dkk (2015), Yalestyarini & bebas gluten dan bebas kasein,
Permatasari (2017) sudah memenuhi sedangkan untuk perilaku anak autis
syarat sebagai sampel penelitian dengan ATEC dengan perilaku kategori
korelasi, sedangkan jurnal Djati (2017) ringan 100%, perilaku berat 0,00%
belum memenuhi syarat minimal sampel dengan karakteristik usia anak 3-6 tahun
penelitian. 51,60%, sedangkan 7-11 tahun 48,40%
2. Intervensi/intervention dari jurnal yang berjenis kelamin laki-laki 93,50%,
digunakan perempuan 6,50%.
Intervensi penelitian Rahmah, dkk Intervensi pada penelitian Djati (2017)
(2015) dilakukan dengan ibu diberikan dilakukan dengan metode wawancara
lembar kuesioner/isian ingatan pangan untuk mengetahui pola konsumsi gluten
24 jam (24- hour food recall) untuk dan kasein dengan menggunakan form
memonitor diet bebas gluten dan bebas Food Frequency Questionnaire (FFQ),
kasein yang diberikan kepada anaknya, dengan patuh, dan tidak patuh,
dari daftar makanan dan minuman yang sedangkan data perilaku autis diperoleh
dikonsumsi anak autis pada ingatan melalui proses wawancara menggunakan
pangan 24 jam akan dapat diketahui kuesioner CARS2-ST (Childhood
kepatuhan orangtua dan diklasifikasikan Autism Ranting Scale 2–Standard
menjadi patuh dan tidak patuh terhadap Version) dengan perilaku autis ringan-
diet bebas gluten dan bebas kasein. sedang, perilaku berat.
Adapun karakteristik dari responden Kelebihan dalam jurnal ini menampilkan
usia antara 21-40 tahun. Perilaku anak di hasil kuesioner pada orang tua dan anak
observasi lebih mendalam oleh 1 terapis, sebelum wawancara dan observasi
1 orangtua yang meliputi 25 item pada diberikan kepatuhan diet bebas gluten
domain kesehatan/fisik/perilaku dengan dan kasein dengan patuh 12%, dan tidak
lembar observasi Autism Treatment patuh 88%, sedangkan data perilaku
Evaluation Checlist (ATEC) dengan autis diperoleh melalui proses
perilaku kategori ringan, perilaku berat wawancara menggunakan kuesioner
dengan karakteristik usia anak 3-6 CARS2-ST (Childhood Autism Ranting
tahun, sedangkan 7-11 tahun berjenis Scale 2–Standard Version) dengan
kelamin laki-laki, perempuan. Dilakukan perilaku autis ringan-sedang 24%,
selama 3 hari tidak berurutan. perilaku berat 76%.
Kelebihan dalam jurnal ini yaitu Intervensi pada penelitian Kartika
menampilkan hasil kuesioner pada orang (2017) dilakukan dengan alat
tua/anak sebelum wawancara dan pengumpulan data dengan lembar
observasi kepatuhan orangtua dan kuesioner, dengan kepatuhan

Page | 69
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2021

menerapkan diet bebas gluten dan kasein menjadi tidak sempurna karena adanya
patuh dan tidak patuh, sedangkan gangguan produksi enzim pencernaan
perilaku anak autis tidak baik dan sehingga mengakibatkan protein-protein
perilaku baik. komplek, yaitu gluten dan kasein tidak
Kelebihan jurnal ini menampilkan hasil tercerna sempurna dan berubah menjadi
kuesioner sebelum dianalisa kepatuhan peptida. Peptida tersebut masuk ke
diet bebas gluten dan kasein patuh dalam darah dan dapat meracuni otak
42,6% dan tidak patuh 57,4%, karena dapat berfungsi sebagai false
sedangkan perilaku anak autis tidak baik transmitter yang berkaitan dengan
55,3%, dan perilaku baik 44,7%. reseptor opioid dan memberikan efek
Kekurangan jurnal ini tidak terganggunya fungsi otak (presepsi,
menampilkan jenis kuesioner isian kognisi, emosi dan perilaku) sama
ingatan pangan dan kuesioner untuk seperti efek morfin.
perilaku anak autis. Substansi alamiah yang serupa dengan
Asumsi terkait intervensi Rahmah, dkk morfin ini cenderung meracuni anak-
(2015) dan Djati (2017) dilakukan anak tersebut dan mempengaruhi
dengan cara wawancara dan observasi motivasi, emosi, persepsi, respon, dan
dengan pengisian lembar kuesioner perkembangan normal dari otak mereka.
untuk pengisian daftar makanan dan Opioid peptides menstimulasi sinaps
minuman yang dikonsumsi oleh anak saraf mereka secara berlebihan dan
autis dengan Food Frequency memblokir transmisi sinyal ke otak.
Questionnaire (FFQ) sehingga diketahui Perilaku anak autis adalah semua yang
kepatuhan sedangkan untuk data dilakukan oleh anak autis, pemberian
perilaku autis diperoleh melalui proses makanan rendah gluten dan rendah
wawancara, pengisian kuesioner dan kasein pada anak dengan autisme akan
lembar observasi dengan CARS2-ST memberikan respon terhadap perubahan
(Childhood Autism Ranting Scale 2– perilaku.
Standard Version), sedangkan jurnal Hal ini didukung Nurhidayati (2015)
Kartika (2017) intervensi menggunakan gluten dan kasein merupakan protein
lembar kuesioner namun dalam tidak dapat dicerna secara sempurna
penelitian ini tidak disebutkan secara oleh tubuh anak autis sehingga
rinci kuesioner untuk kepatuhan diet mempengaruhi sistem saraf pusat yang
GFCF dan kuesioner perilaku anak autis. menimbulkan gangguan perilaku.
3. Perbandingan/comparation dari jurnal
Diketahui pada penderita autisme yang digunakan.
terdapat gangguan pencernaan yang Penelitian yang dilakukan oleh Rahmah,
disebut leaky gut syndrome. Hal ini dkk (2015), Djati (2017), Kartika (2017)
menyebabkan proses pencernaan hanya menggunakan kepatuhan

Page | 70
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2021

pemberian diet GFCF dan tidak 12% posisi anak sulung 68%, dan anak
menggunakan intervensi lain yang bungsu 32%.
dijadikan pembanding untuk Kelebihan penelitian ini menampilkan
menurunkan perilaku autis pada anak skor perilaku anak autis, usia anak dan
usia 2-11 tahun. Hal ini didukung jenis kelamin yang mendukung dalam
pernyataan yang dikeluarkan oleh Yusuf penelitian ini.
(2014), variabel bebas merupakan Kartika (2017) menunjukkan hasil ada
variabel yang mempengaruhi variabel pengaruh kepatuhan menerapkan diet
lain sehingga dapat menggunakan satu bebas gluten dan kasein dengan perilaku
variabel saja yang diteliti, tanpa adanya anak autis didapatkan nilai p=0,034
variabel bebas lain sebagai pembanding. lebih kecil dari 0,05.
4. Hasil/outcome penelitian dari jurnal Kekurangan dalam penelitian ini tidak
yang digunakan menampilkan skor perilaku anak autis
Rahmah, dkk (2015) menunjukan hasil sehingga tidak dapat dilihat perbedaan
penelitian signifikan 0,010 (p<0,050) yang signifikan berdasarkan usia dan
ada hubungan kepatuhan tentang diet jenis kelamin.
bebas gluten casein dengan perilaku Asumsi dari ketiga jurnal tersebut
anak autis. Setelah diobservasi dan kepatuhan diet GFCF mampu
wawancara perilaku kategori ringan menurunkan terhadap perilaku anak
100%, perilaku berat 0,00% dengan autis dengan hasil cukup signifikan.
karakteristik usia anak 3-6 tahun Menurut Taniputra (2008) kepatuhan
51,60%, sedangkan 7-11 tahun 48,40% terhadap pemberian diet Gluten Free
berjenis kelamin laki-laki 93,50%, Casein Free pada anak autis adalah sikap
perempuan 6,50%. disiplin atau perilaku taat terhadap suatu
Kelebihan penelitian ini adalah perintah maupun aturan yang ditetapkan,
menampilkan skor derajat perilaku anak dengan penuh kesadaran untuk
autis, usia anak dan jenis kelamin yang memberikan diet GFCF pada anak yang
mendukung penelitian ini. mengalami autis akan menunjukan hasil
Djati (2017) menunjukkan hasil ada yang baik.
hubungan antara pola konsumsi gluten Hal ini dapat dilakukan dengan
dan kasein, kepatuhan diet GFCF memperhatikan diet makanan, hindari
dengan perilaku autis dengan p-value < pemberian makanan yang mengandung
0,05 setelah diobservasi dan wawancara gluten dan kasein yang efektif dapat
perilaku autis ringan-sedang 24%, memperbaiki gangguan pencernaan,
perilaku berat 76%, jenis kelamin laki- juga bisa mengurangi gejala/tingkah
laki 76%, dan perempuan 24% usia laku autis (Lewis, 2011).
didiagnosis ≤3 tahun 88%, >3 tahun

Page | 71
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2021

5. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan Daftar Pustaka
Rahmah, dkk (2015) menggunakan Astuti. 2016. Hubungan Antara Pola
metode observasional analitik dengan Konsumsi Makanan yang
pendekatan cross sectional. Djati (2017) Mengandung Gluten dan Kasein
menggunakan desain cross sectional. dengan Perilaku Anak Autis pada
Kartika (2017) menggunakan desain Sekolah Khusus Autis di Yogyakarta.
analytic correlational dengan pendekatan Jurnal Medika Respati. Vol XI Nomor
cross sectional. 1 Januari 2016. 51.
Asumsi dari ketiga penelitian tersebut Danuatmaja. 2004. Terapi Anak Autis di
dua jurnal menggunakan desain cross Rumah. Jakarta. Puspa Swara. 4-8.
sectional. Menggunakan pendekatan Dewi, Kusumayanti,. 2015. Pentingnya
cross sectional adalah suatu penelitian Pengaruh Makanan Bagi Anak Autis.
untuk mempelajari suatu dinamika Jurnal Ilmu Gizi : Jurusan Gizi
korelasi antara faktor-faktor resiko Poltekkes Denpasar. Vol. 2 No 1.
dengan efek dan dengan suatu Dewanti Machfud. 2014. Pengaruh Diet
pendekatan observasi ataupun dengan Bebas Gluten dan Kasein terhadap
mengumpulkan data pada suatu saat Perkembangan Anak Autis di SLB
tertentu, karena variabel bebas dan Khusus Autistik Fajar Nugraha
variabel terikat atau kasus yang terjadi Sleman, yogyakarta. JKK Vol.6, No.2.
pada objek penelitian diukur atau Universitas Islam Indonesia.
dikumpulkan secara simultan/dalam Feist, 2014. Teori Kepribadian. Jakarta :
waktu yang bersamaan, (Notoatmodjo, Salemba Humanika.
2010). Ginanjar. 2008. Memahami Spectrum
Disorders .TIME-A) : Study Protocol.
Kesimpulan BMC Pediatrics, 12 (2) , 1471-2431
Kepatuhan terapi diet GFCF efektif dapat Gay, L.R. dan Diehl, P.L. (1992), Research
mengurangi perilaku anak autis. Methods for Business and
Management, MacMillan Publishing
Ucapan Terima Kasih Company, New York
Dalam hal ini penulis mengucapkan terima Hadis, 2006. Pendidikan Anak
kasih kepada Direktur Akper Karya Bhakti Berkebutuhan Khusus Autistik.
Nusantara Magelang Ketua Yayasan Karya Bandung:Alfabeta.
Bhakti Magelang dan Ketua Lembaga Hasdianah. 2013. Gizi Pemanfaatan Gizi,
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang Diet, dan Obesitas. Yogyakarta : Nuha
telah memberikan dukungan moril maupun Medika.
materiil dalam penyelesaian publikasi ini.

Page | 72
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2021

Hidayat, 2003. Pengantar Ilmu Keperawatan Notoatmodjo, 2010. Metodelogi Penelitian


Anak 1. Surabaya : Direktorat Jendral Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Pendidikan Tinggi. Pamoedji. 2007. Seputar Autisme. Jakarta :
Judarwanto. 2006. Alergi Makanan, Diet Gramedia.
dan Autisme. Makalah pada Seminar Pratiwi, dkk. 2013. Hubungan Skor
Chlidren Alergi Center. 9 September Frekuensi Diet Bebas Gluten Bebas
2005. Jakarta : Rumah Sakit Bunda Casein dengan Skor Perilaku Autis.
Jakarta. Eprints.undip.ac.id.
Kartika. 2019. Kepatuhan Orang Tua Putranto. 2015. Tips Menangani Siswa yang
Menerapkan Diet Bebas Gluten dan Membutuhkan Perhatian Khusus.
Kasein dengan Perilaku Anak Autis. Yogyakarta. Diva press. 14-21
Nursing Current Vol. 5 No 2, Juli Rahmah, 2015. Kepatuhan Orang Tua
2017. 31,32,33,34. Tentang Diet Gluten Free Dan Casein
Koka, E.M. 2011. Perilaku Ibu Tentang Free Dengan Perilaku Anak Autis.
Pemberian Makan Dan Status Gizi Ppjp.ulm.id. Dk
Anak Autism Di Kota Binjai Tahun Vol.3/No.2/September/2015. 16-23.
2011. Terdapat di: Ramadayanti. 2013. Perilaku Pemilihan
http;//repository.usu.ac.id. Makanan dan Diet Bebas Gluten
Maulana, 2007. Mendidik Anak Autis dan Bebas Kasein pada Anak Autis.
Gangguan Mental Lain Menuju Anak Ejournal3.undip.ac.id.
Cerdas dan Sehat. Yogyakarta : Ritud dan Freeman. 1978. Kepribadian
Katahati. Teori Klasik dan Riset Modern Edisi
Monks. 1988. Psikologi Perkembangan Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Pengantar Dalam Berbagai Bagian . Sastra. 2011. Neurolinguistik Suatu
Yogyakarta : Gadjahmada University Pengantar. Bandung : Alfabeta.
Press. Siregar. 2003. Farmasi Rumah Sakit Teori
Mujiyanti, DM. 2011. Tingkat Pengetahuan & Penerapan. Jakarta : EGC.
Ibu dan Pola Konsumsi Pada Anak Shattock P & Whiteley, 2004. Psikologi
Autis di Kota Bogor.Skripsi. Bogor : Pendidikan. Jakarta : Salemba
Fakultas Ekologi Manusia Institut Humanika.
Pertanian Bogor. Suryana, 2010. Terapi Anak Autisme, Anak
Nugraheni, 2008. Diet dan Autisme. Berbakat & Anak Hiperaktif. Jakarta :
Semarang : Pustaka Zaman. Progress.
Nazni, 2008. Impact Casein and Gluten Free Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang
Dietary Intervention on Selected Anak. Jakarta. EGC Jakarta. 387-393.
Autistic Children. Journal of Iran Sofia, dkk. 2012. Kepatuhan Orang Tua
Pediatri 18 (3) : 244250. Dalam Menerapkan Terapi Diet
Gluten Free Casein Free pada Anak

Page | 73
Jurnal Ilmiah Kesehatan 2021

Penyandang Autisme di Yayasan Wright, 2007. How To Live With Autism


Pelita Hafizh dan SLBN Cileunyi and Asperger Syndrome, Strategi
Bandung. Jurnal,unpad,ac,id. Student Praktis bagi Orang Tua dan Guru
E-Journals, 1-14. Anak Autis, Jakarta : Dian Rakyat.
Veskariyanti. 2008. 12 Terapi Autis Paling Yusuf. 2014. “Metode Penelitian
Efektif & Hemat untuk Autisme, Kuantitatif, Kualitatif & Peneltian
Hiperaktif, dan Retardasi Mental. Gabungan”. Jakarta : prenadamedia
Yogyakarta : Pustaka Anggrek. group.
Widijati. 2018. Diet Sehat untuk Anak
Berkebutuhan Khusus. Yogyakata:
Millennial Readers.

Page | 74

You might also like