Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

KELOMPOK : 4

LAPORAN CBR
MATA KULIAH : KONSTRUKSI BANGUNAN

PLAT LANTAI

IDENTITAS KELOMPOK :

1. Fimel Vadilla Nasution 5222550001

2. Natalia Cindy Octavia BR Gultom 5223250021

3. Putri Nabila Lubis 5222250005

4. Riska Ananda 5222550008

S1-TEKNIK SIPIL
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEMESTER GENAP T.A. 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................2
PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
PEMBAHASAN..........................................................................................................................4
A. Fungsi Plat Lantai............................................................................................................4
B. Jenis Plat Lantai...............................................................................................................5
C. Sistem Konstruksi Pada Plat Lantai..................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................7

2
PENDAHULUAN

Konstruksi merupakan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan seperti pekerjaan
survei lahan dan pemetaan, perencanaan dan perancangan, RAB (Rancangan Anggaran
Biaya), pekerjaan lapangan, pekerjaan administrasi dan masa pemeliharaan. Fungsi dari
konstruksi sendiri ialah untuk menahan berbagai macam gaya yang menimpa pada
bangunan agar tidak mempengaruhi strukturnya.
Sedangkan bangunan merupakan wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang terdiri dari
berbagai macam model bangunan. Contohnya rumah, gedung bertingkat, dan
sebagainya. Fungsi bangunan yaitu sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya,
baik untuk hunian maupun tempat tinggal, kegiatan usaha, kegiatan keagamaan, dan
sebagainya.
Secara umum Konstruksi Bangunan diartikan sebagai kegiatan mewujudkan suatu
bangunan dalam bentuk fisik yang terdiri dari sistem, sub sistem dan unsur-unsur yang
tersusun secara sistematis, dilakukan dengan menyurvei lahan secara sistematis.

3
PEMBAHASAN

A. Fungsi Plat Lantai

Dibawah ini adalah beberapa fungsi dari plat lantai yaitu :

1. Pembatas antara lantai atas dan lantai bawah.

2. Tempat menginjak penghuni untuk di lantai atas.

3. Peredam suara dari lantai atas maupun lantai bawah.

4. Sebagai pengkaku konstruksi pada bidang horizontal.

5. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah. Sama kayak punab
dari buku

Adapun syarat-syarat teknis dan ekonomis yang harus dipenuhi oleh lantai antara lain:

1. Lantai harus memiliki kekuatan yang cukup untuk memikul beban kerja yang
ada di atasnya.
2. Lantai harus mempunyai massa yang cukup untuk dapat meredam gema suara
3. Porositas lantai sekaligus harus memberikan isolasi yang baik terhadap hawa
dingin dan hawa panas.
4. Lantai harus memiliki kualitas yang baik dan harus dapat dipasang dengan cara
cepat.
5. Konstruksi lantai harus sedemikian rupa sehingga setelah umur pemakaian yang
cukup panjang tidak kehilangan kekuatan. (Barian, 2001)

Macam-macam metode struktur pelat lantai gedung ini yaitu:

1. Metode Konvensional
Yaitu pengerjaannya dilakukan di tempat, dengan bekisting yang menggunakan
plywood dengan perancah scaffolding. Ini adalah cara yang masih terbilang
kuno dan memakan banyak waktu dan biaya, sehingga banyak yang berlomba-
lomba untuk mendapatkan inovasi terbaru dan untuk mendapatkan waktu yang
cepat dan biaya yang murah.

2. Metode Halfslab
Metode ini disebut metode halfslab karena sebagian struktur pelat lantai
dikerjakan dengan sistem precast. Bagian tersebut dibuat di pabrik untuk
kemudian dikirim ke lokasi proyek untuk dipasang, yang kemudian dipasang
besi tulangan atas, kemudian di cor sebagian pelat yang dilakukan di tempat
proyek. Kelebihan dari metode halfslab ini yaitu terdapat penghematan waktu
dan biaya untuk pekerjaan bekisting. Akan tetapi, tidak semua bagian pelat
gedung bisa dibuat dengan sistem ini, contohnya area toilet.

4
3. Metode Full precast
Metode ini bisa disebut dengan metode yang paling cepat pengerjaannya. Akan
tetapi, perlu diperhatikan juga, metode ini harus memperhatikan kekuatan alat
angkat, dimana kuat angkut ujung tower crane harus lebih besar dari total beton
precast.

4. Metode Bondek
Yaitu metode dengan mengganti tulangan bawah diganti oleh pelat bondek,
dengan harapan mampu menghemat besi tulangan dan bekesting dibawahnya.
Tulangan atas bisa dibuat dalam bentuk batangan atau bisa juga diganti dengan
besi wiremesh agar lebih cepat dalam pemasangannya.

Tambahan jenis plat

4. Pelat Yumen
Merupakan kependekan dari pelat lantai kayu semen (yumen). Pelat lantai ini
terbuat dari potongan kayu kecil yang dicampur dengan semen dan dibuat
dengan ukuran 90x80 cm. Pelat lantai ini termasuk pelat lantai yang masih baru
dan masih jarang digunakan.

B. Jenis Plat Lantai

Ada beberapa jenis plat lantai berdasarkan materialnya penyusunnya, bahan yang
digunakan pada plat lantai ada berbagai macam tetapi yang sering dipakai untuk
membuat suatu konstruksi plat lantai adalah beton, kayu dan baja. Karena sistem lantai
harus aman dalam memikul beban bergerak, maka sistem lantai harus relatif kaku
namun harus tetap mempertahankan fleksibilitasnya.

1. Beton
Jenis plat beton bertulang ini dirancang untuk bekerja dengan tulangan
membujur dan tulangan penguat untuk menahan beban yang diterapkan.
Ketebalan minimum plat beton bertulang non prategang sebagai bagian dari
persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (SNI 2847:2013) diatur
dalam pasal 9.5.3. diruangan itu, ketebalan sebenarnya plat lantai bangunan
ditentukan secara empiris menjadi 12 cm. panel plat lantai dengan luas lebih dari
12m² dan ketebalan >10 cm, harus menggunakan tulang rangkap pada daerah
baloknya, kecuali terdapat perhitungan lain yang diperoleh oleh hitungan

5
struktur.(jurnal penentuam tebal plat lantai gedung yang ditumpu pada
keempat sisinya sesuai sni 284:2013)
2. Kayu
Kayu yang digunakan untuk plat lantai memiliki jenis berat ringan, yang
membantu mengurangi berat struktur itu sendiri. Kayu yang digunakan untuk
pembuatan plat lantai adalah kayu Pinus Radiata, karena bobot jenis ringan yaitu
0,48 gr/cm³. Salah satu metode pembuatan plat lantai kayu adalah metode plat
lantai kayu susun. Kayu yang berupa lembaran papan, disusun tiga lapis dan
disambung menjadi satu dengan harapan dapat menahan beban lentur yang
tinggi. Lapisan atas dan bawah disusun searah dengan sambungan berupa
Tounge and Groove dan perekat PVAc, sedangkan lapisan tengah plat lantai
kayu ini mterbuat dari triplek dengan bukaan. Lapisan atas, tengah, dan bawah
dihubungkan oleh jangkar komposit berbentuk jarum. (jurnal analisa lentur
pelat lantai kayu susun berongga)

3. Baja
Pada Plat lantai baja agar lendutan dapat terukur dan masih dalam batas nyaman,
maka ketebalan plat baja harus dihitung dan ditetapkan sebelum digunakan.
Untuk mencegah terjadinya korosi baja, hal ini dapat dilakukan dengan melapisi
setiap sambungan dengan bahan pelapis standar. Semua voltase dan material
yang digunakan harus memenuhi persyaratan SNI. (buku pembangunan
fasilitas warehouse pergudangan). Pelat baja yang dilapisi galvanis dan
memiliki struktur yang stabil untuk pelat lantai. Selain itu, plat baja memiliki
dua fungsi yaitu sebagai bekisting tetap dan tulangan positif satu arah dengan
ketebalan 0,75-1 mm. (jurnal perbandingan deking baja dan metode
konvensional untuk plat lantai diperhitungkann terhadap biaya, waktu dan
metode pelaksanaan)

4. Pelat Yumen
Merupakan kependekan dari pelat lantai kayu semen (yumen). Pelat lantai ini
terbuat dari potongan kayu kecil yang dicampur dengan semen dan dibuat
dengan ukuran 90x80 cm. Pelat lantai ini termasuk pelat lantai yang masih baru
dan masih jarang digunakan.

6
C. Sistem Konstruksi Pada Plat Lantai

 Penutup lantai, merupakan material terakhir yang melapisi struktur lantai dan
penutup lantai inilah yang akan menjadi permukaan untuk manusia berpijak.
Menurut konstruksi alas lantai pada konstruksi kayu harus melentur sehingga
mendukung sendi manusia yang bergerak di atasnya.
 Alas lantai, alas yang pada konstruksi kayu bentuknya adalah rangka
pendukung yang memilki fungsi mengimbangi ketidakrataan konstruksi pelat
lantai.
 Lapisan kedap air, lapisan ini berfungsi untuk menghindari air atau
kelembaban merembes dari ruang atas ke ruang bawahnya. Lapisan ini berupa
aspal atau karet yang juga dapat sebagai buffer suara/kebisingan.
 Pelat lantai, merupakan bagian yang menyangga beban lantai, pembatas antara
lantai 1 dan lantai 2, dan memenuhi kebutuhan statika (mendukung dan
memindahkan beban pada dinding dan kolom) serta menjamin kestabilan
gedung terhadap gaya horizontal (angin, gempa bumi, dsb).
 Ruang utilitas, merupakan bagian penempatan elemen utilitas. Di Indonesia
biasanya terletak di bawah pelat lantai. Elemen utilitas tersebut seperti pemipaan
air bersih, air limbah, instalasi listrik, dan untuk menyalurkan sistem penyegaran
udara (AC).
 Langit-langit, digunakan pada bangunan bertingkat yang berfungsi untuk
menutupi komponen ruang utilitas ke bawah juga untuk memperindah tampilan
ruang.
o Biasanya dibuat dengan konstruksi ringan (konstruksi penggantung kayu
dan penutup dari pelat tipleks, gipskarton, semen serat, asbes,
gypsum,dll). (Frick & Setiawan, Ilmu Konstruksi Bangunan, 2001)

7
DAFTAR PUSTAKA

Barian. (2016). BAB II TINJAUAN PUSTAKA PENGERTIAN PLAT LANTAI.


repository.ump.ac.id, 23 .
Dwi, I. (2017). BAB II TINJAUAN PUSTAKA MANAJEMEN PROYEK.
journal.uajy.ac.id, 23.
Setiawan, P. L., & Frick, H. (2001). Ilmu Konstruksi Bangunan. Yogyakarta:
PENERBIT KANSIUS.
Hartiningsih. (2016). KONSTRUKSI BANGUNAN UNTUK DESAIN INTERIOR.
Yogyakarta: Badan penerbit ISI Yogyakarta.
Surahman, P. D. (2022). PEMBANGUNAN FASILITAS WAREHOUSE
(PERGUDANGAN). Malang: CV.Literasi Nusantara Abadi.

You might also like