Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 34

MAKALAH

" RENANG GAYA DADA "

NAMA : NUR FADILAH


KELAS : VII C
NO. ABSEN : 27

MTS MA'ARIF NU 1 SOKARAJA


TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa

yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kami sehingga makalah ini dapat di

selesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah

membantu kami dalam pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami

pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai

keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan

dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan.

Tidak semua hal dapat kami deskrip-sikan dengan sempurna dalam makalah ini.

Maka dari itu kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca

yang budiman sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki makalah kami di masa

datang. Sehingga semoga makalah berikutnya dan makalah lain dapat diselesaikan

dengan hasil yang lebih baik. Dengan menyelesaikan makalah ini kami mengharapkan

banyak manfaat yang dapat di petik dan diambil dari makalah ini. Semoga dengan

adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan kita.

Sokaraja, 09 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... 1

Daftar Isi .................................................................................................................. 2

Bab I Pendahuluan ................................................................................................... 3

A. Latar Belakang .................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 3

D. Manfaat Penulisan ............................................................................................... 3

Bab II Pembahasan .............................................................................................. 4

A. Sejarah Perkembang Renang di Indonesia ................................................ 4-7

B. Renang Gaya Dada ........................................................................... 7-9

C. Teknik Renang Gaya Dada ................................................................... 9

1.Gerakan kaki (Kicking) ......................................................................... 10

2. Teknik gerakan meluncur .............................................................. 12

3. Latihan gerakan tangan ................................................................ 13

4. Latihan pengambilan nafas .................................................................. 13

5. Start ( Permulaan ) Renang dengan Gaya Dada .................................. 14

6. Rotasi tangan (Hand Rotation) ..................................................... 15

7. Kordinasi nafas- tangan ............................................................... 16

8. Renang lengkap ( kordinasi kaki- nafas- tangan) ................................ 17

9. Perbaikan gaya ........................................................................... 17


Bab III Penutup ................................................................................................... 18

A. Kesimpulan ................................................................................................... 18

B. Saran ............................................................................................................. 18

Daftar pustaka .................................................................................................... 19


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga renang memang baik untuk perkembangan tubuh, kesehatan

jantung dan paru-paru anak-anak. Dan saya yakin kalau kemampuan anak untuk

berenang sejak usia dini banyak dipengaruhi faktor pemahaman orangtua akan

pentingnya memperkenalkan olahraga renang dengan baik, benar, dan yang paling

penting: aman!

Meskipun sampai saat ini mereka berenang masih menggunakan

pelampung yang dipasang di lengan, tapi saya perhatikan bahwa mereka sudah

tidak takut-takut lagi dan mulai dapat menggerakkan tangan dan kakinya untuk

melaju di air.

Olahraga air yang satu ini memang baik untuk perkembangan tubuh

serta kesehatan jantung dan paru-paru. Dan saya yakin kalau kemampuan anak

untuk berenang sejak usia dini banyak dipengaruhi oleh faktor pemahaman

orangtua akan pentingnya memperkenalkan olahraga renang dengan baik, benar,

dan yang paling penting aman.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Bagaimana sejarah perkembangan renang di Indonesia ?


2. Apa itu renang gaya dada ?

3. Bagaimana teknik dalam renang dada ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Agar pembaca mengetahui tentang sejarah perkembangan renang di Indonesia

2. 2.Agar pembaca tahu apa itu renang gaya dada

3. 3.Mengetahui teknik-teknik dari renang gaya dada

D. Manfaat Penulisan

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

semua pihak, khususnya kepada siswa untuk menambah pengetahuan dan

wawasan. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan

makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan belajar ,khususnya bagi para siswa

dan umumnya bagi kita semua.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Renang di Indonesia

Sejak sebelum kemerdekaan, di negara kita telah ada beberapa kolam

renang yang indah dan baik. Akan tetapi pada waktu itu, kesempatan bagi orang-

orang Indonesia untuk belajar berenang tidak mungkin. Hal ini disebabkan setiap

kolam renang yang dibangun hanyalah diperuntukkan bagi para bangsawan dan

penjajah saja.

Memang waktu itu ada juga kolam renang yang dibuka bagi masyarakat

banyak, akan tetapi harga tiket masuk sedemikian tingginya, sehinggara para

pengunjung tertentu tidak bisa membayar tiket masuk untuk berenang.

Salah satu dari sekian banyak kolam renang yang dibangun setelah

tahun 1900 adalah kolam renang Cihampelas di Bandung yang didirikan pada

tahun 1904. Sesuai dengan tempat kelahiran kolam renang Cihampelas, maka awal

dari kegiatan olahraga renang di Indonesia dapat dikatakan mulai dari Bandung.

Pertama-tama berdiri perserikatan berenang diberi nama Bandungse

Zwembond atau Perserikatan Berenang Bandung, didirikan pada tahun 1917,

perserikatan ini membawahi 7 perkumpulan yang diantaranya adalah perkumpulan

renang di lingkungan sekolah seperti halnya OSVIA, MULO dan

KWEEKSCHOOL.
Selain Bandung, Jakarta dan Surabaya juga mendirikan perkumpulan-

perkumpulan berenang dalam tahun yang sama. Kemudian barulah di tahun 1918

berdiri West Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa barat dan pada

tahun 1927 berdiri pula Oost Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa

Timur yang beranggotakan kota-kota seperti : Malang, Surabaya, Pasuruan, Blitar

dan Lumajang. Sejak saat itu pula mulai diadakan pertandingan maupun antar

daerah. Bahkan kejuaraan-kejuaraan itu, rekor-rekornya juga menjadi rekor di

negeri Belanda.

Dalam tahun 1934, peloncat indah masing-masing Haasman dan Van de

Groen, berhasil keluar sebagai juara pertama dan kedua dalam nomor-nomor

papan 3 meter dan menara. Pada Far Eastern Games di Manila, Philipina (kini

kegiatan itu berkembang menjadi Asian Games sejak tahun 1951). Kedua peloncat

itu juga menjadi utusan Hindi Belanda.

Di tahun 1936, Pet Stam seorang Hindia Belanda berdasarkan rekornya

0:59.9 untuk 100 meter gaya bebas yang dicatat di kolam renang Chiampelas

Bandung, berhasil dikirim untuk ambil bagian dalam Olimpiade Berlin atas nama

negeri Belanda.

Dua orang peloncat indah masing-masing Haasman di bagian putera dan

Kiki Heckle turut pula ambil bagian dalam Olimpiade Berlin, dimana peloncat

putri menduduki urutan ke 8.

Hingga tahun 1940, Nederlands Indishce Zwembond atau NIZB telah

beranggotakan 12.00 perenang. Pada zaman pendudukan Jepang tahun 1943 -

1945, kesempatan untuk bisa berenang bagi bangsa Indonesia semakin besar. Oleh
karena pemerintahan pendudukan Jepang, membuka seluruh kolam renang di

tanah air untuk masyarakat umum. Periode tahun 1945, perkembangan olahraga

renang di tanah air praktis menurun, karena saat itu bangsa Indonesia dalam

kancah perjuangan melawan penjajah.

Hingga tanggal 20 Maret 1951, dunia renang Indonesia praktis berada

di bawah pimpinan Zwembond Voor Indonesia (ZBVI) dan kemudian sejak

tanggal 21 Maret 1951 lahirlah Persatuan Berenang Seluruh Indonesia yang

kemudian disingkat PBSI. Kongresnya yang pertama di Jakarta, berhasil

mengukuhkan Ketua yang pertama, Prof. dr. Poerwo Soedarmo, dibantu oleh

wakil ketua, sekretaris, bendahara dan komisi teknik.

Sejak saat itu, olahraga renang Indonesia setahap demi setahap maju dan

berkembang serta selanjutnya dalam tahun 1952, PBSI menjadi anggota resmi dari

Federasi Renang Dunia - FINA (singkatan dari Federation Internationale de

Nation). dan International Olympic Committee (IOC).

Hingga tahun 1952 telah terdaftar sebanyak 29 perkumpulan, tergabung

dalam PBSI. Oleh karena itu kemudian didirikan top-top organisasi olahraga

berenang di tingkat daerah. Perkembangan olahraga berenang di Indonesia kian

hari kian berkembang, hal ini ditandai dengan penyelenggaraan perlombaan

renang hampir setiap tahun di tingkat nasional. Begitu pula halnya dalam setiap

pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON), cabang olahraga renang menjadi

nomor-nomor utama.

Dengan makin berkembangnya prestasi olahraga renang di Indonesia

pada tahun 1952, Indonesia mengirimkan duta-duta renangnya ke arena


Olympiade di Helsinki, kemudian tahun 1953 kembali Indonesia ambil bagian

dalam Youth Festival di Bukarest. Pada tahun 1954 regu polo air Indonesia dikirim

untuk mengikuti Asian Games ke II di Manila, Philipina.

Pada tahun 1954, berlangsung kongres PBSI ke II, diselenggarakan di

Bandung dengan menghasilkan susunan pengurus yang diketuai oleh D.

Seoprajogi, ditambah satu sekretaris, bendahara dan 3 komisi teknik. Kongres

PBSI yang ke III diselenggarakan di Cirebon, dimana dalam kongres ini memilih

kembali kepengurusan baru yang ketuanya masih tetap di jabat D. Soeprajogi,

ditambah 3 pengurus lainnya.

Untuk ke IV kalinya PBSI menyelenggarakan kongres pada tahun 1957

di Makasar (sekarang Ujung Pandang) Kongres ini menghasilkan beberapa

keputusan, diantaranya memilih susunan kepengurusan yang baru dengan ketua D.

Soeprajogi. Kemudian atas permintaan peserta kongres istilah persatuan dalam

singkatan PBSI, diganti menjadi Perserikatan. Dengan demikian PBSI dalam hal

ini menjadi singkatan dari Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia.

Di tahun 1959 diadakan Kejuaraan Nasional Renang. Kejuaraan ini

untuk pertama kalinya mengadakan pemisahan antara Senior dan Junior di

Malang, Jawa Timur. Berlangsung pula kongres PBSI ke V, dimana pada kongres

itu disamping memilih kepengurusan baru yang ketuanya masih tetap

dipercayakan kepada D. Soeprajogi, juga kongres ini merubah nama Perserikatan

Berenang Seluruh Indonesia (PBSI) menjadi Perserikatan Renang Seluruh

Indonesia (PRSI).
Perubahan ini timbul dengan pertimbangan bahwa terdapatnya dua

induk organisasi olahraga yang mempunyai singkatan sama PBSI. Selain cabang

olahraga renang, singkatan ini juga digunakan oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh

Indonesia. Pada Kongres di Malang Jawa Timur Ketua PRSI, D. Soeprajogi di

dampingi oleh 2 wakil ketua, dua sekretaris, bendahara, pembantu umum ditambah

komisi teknik dengan 2 orang anggota.

Kemajuan olahraga renang secara keseluruhan berkembang kian pesat

dan dalam tahun 1962, berhasil menampilkan nama-nama besar seperti Achmad

Dimyati, Mohamad Sukri di bagian putera, sementara Iris, Tobing, Lie Lan Hoa,

Eny Nuraeni serta banyak lagi di bagian puteri. Dalam tahun 1963 di Jakarta,

kembali PRSI menyelenggarakan kongres dan berhasil menyusun kepengurusan

baru dengan ketua umum D.

Soeprajogi. Selanjutnya di dampingi 3 orang ketua, 2 orang renang,

loncat indah dan polo air. Keputusan lain yang diperoleh dalam kongres PRSI ke

VI itu adalah merubah kembali istilah \"Persatuan\". Hingga sekarang PRSI

merupakan singkatan dari Persatuan Renang Seluruh Indonesia. Meskipun dalam

falsafahnya bahwa olahraga itu tidak bisa dikaitkan dengan politik. Namun dalam

kenyatannya perkembangan politik di dalam negeri pada waktu itu membawa

pengaruh besar terhadap perkembangan olahraga.

Pada tahun 1963 Indonesia harus mengundurkan diri dari pesta olahraga

GANEFO, dimana pesertanya ada beberapa negara yang memang belum menjadi

anggota FINA. Untuk menghindarkan kemungkinan adanya skorsing, Indonesia

dalam hal ini PRSI mengambil langkah pengunduran diri sebagai anggota FINA.
Pada tahun 1966, Indonesia kembali menjadi anggota FINA. Pada tahun itu

Indonesia mengambil bagian dalam Asian Games ke V di Bangkok.

Musyawarah PRSI ke VII berlangsung kembali di Jakarta pada tanggal

24 - 27 April 1968. Salah satu keputusannya mengukuhkan kepengurusan baru

PRSI dengan ketua umum tetap dipercayakan kepada D. Soeprayogi, di tambah

dengan 2 orang ketua, 2 sekretaris, bendahara dan panitia teknik yang terdiri atas

3 orang masing-masing untuk renang, loncat indah dan polo air.

B. Fasilitas dan Peralatan

1. Kolam Renang

a. Panjang kolam renang 50 meter dan lebarnya 21 meter.

b. Dinding harus vertikal dan sejajar.

c. Banyaknya lintasan adalah 8 dan masing-masing lintasan lebarnya 2,5

meter.

d. Kedalaman air minimum 1,80 meter untuk perlombaan. Suhu air berkisar

antara (23-25)o Celsius.

e. Tempat Start tidak boleh licin dan kemiringannya tidak boleh lebih darih

10 derajat.

f. Garis-garis tanda lintasan dapat di buat di dasar kolam untuk memberi

petunjuk pada perenang.


2. Lintasan

Lebar lintasan paling sedikit 2,5 m dengan jarak paling sedikit 0,2 m di luar

lintasan pertama dan lintasan terakhir.Masing-masing lintasan dipisahkan

dengan tali lintasan yang sama panjang dengan panjang lintasan.

Tali lintasan terdiri dari rangkaian pelampung berukuran kecil pada seutas tali

yang panjangnya sama dengan panjang lintasan. Pelampung pada tali lintasan

dapat berputar-putar bila terkena gelombang air. Tali lintasan dibedakan

menurut warna: hijau untuk lintasan 1 dan 8, biru untuk lintasan 2, 3, 6, dan

7, dan kuning untuk lintasan 4 dan 5.

Perenang diletakkan di lintasan berdasarkan catatan waktu dalam babak

penyisihan (heat). Di kolam berlintasan ganjil, perenang tercepat diunggulkan

di lintasan paling tengah. Di kolam 8 lintasan, perenang tercepat ditempatkan

di lintasan 4 (di lintasan 3 untuk kolam 6 lintasan). Perenang-perenang dengan

catatan waktu di bawahnya secara berurutan menempati lintasan 5, 3, 6, 2, 7,

1, dan 8.

3. Pengukur waktu

Dalam perlombaan internasional atau perlombaan yang penting, papan sentuh

pengukur waktu otomatis dipasang di kedua sisi dinding kolam. Tebal papan

sentuh ini hanya 1 cm. Perenang mencatatkan waktunya di papan sentuh

sewaktu pembalikan dan finis. Papan sentuh pengukur waktu produksi Omega

mulai dipakai di Pan-American Games 1967 di Winnipeg, Kanada.


4. Balok start

Di setiap balok start terdapat pengeras suara untuk menyuarakan tembakan

pistol start dan sensor pengukur waktu yang memulai catatan waktu ketika

perenang meloncat dari balok start.

Tinggi balok start antara 0,5 m hingga 0,75 dari permukaan air. Ukuran balok

start adalah 0,5 x 0,5 m, dan di atasnya dilapisi bahan antilicin. Kemiringan

balok start tidak melebihi 10°.

C. Peraturan

Pada nomor renang gaya kupu-kupu, gaya dada, dan gaya bebas,

perenang melakukan posisi start di atas balok start. Badan dibungkukkan ke arah

air dengan lutut sedikit ditekuk.

Pada nomor gaya punggung, posisi start dilakukan di dalam air dengan

badan menghadap ke dinding kolam. Kedua tangan memegang pegangan besi pada

balok start, sementara kaki bertumpu di dinding kolam, dan kedua lutut ditekuk di

antara kedua lengan. Posisi start gaya punggung juga dipakai oleh perenang

pertama dalam gaya ganti estafet.

Wasit start memanggil para perenang dengan tiupan peluit panjang

untuk naik ke atas balok start (bersiap di dalam air untuk gaya punggung dan gaya

ganti estafet). Perenang berada dalam posisi start setelah aba-aba Siap ((Take your

marks dalam bahasa Inggris) diteriakkan oleh wasit start. Start dinyatakan tidak

sah bila perenang meloncat dari balok start sebelum ada aba-aba. Hingga tembakan

pistol start dimulai, tubuh perenang harus dalam keadaan diam.


D. Nomor Perlombaan

Perlombaan renang terdiri dari nomor-nomor perlombaan menurut jarak tempuh,

jenis kelamin, dan empat gaya renang (gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya

punggung, dan gaya dada). Nomor-nomor renang putra dan putri yang

diperlombakan dalam Olimpiade :

 Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m (putri), 1500 m (putra)

 Gaya kupu-kupu: 100 m, 200 m

 Gaya punggung: 100 m, 200 m

 Gaya dada: 100 m, 200 m.

 Gaya ganti perorangan: 200 m dan 400 m

 Gaya ganti estafet: 4 x 100 m

 Gaya bebas estafet: 4 x 100 m, 4 x 200 m

 Marathon 10 km.

Federasi Renang Internasional mengakui rekor dunia putra/putri untuk nomor-

nomor renang:

 Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m

 Gaya punggung: 50 m, 100 m, 200 m

 Gaya dada: 50 m, 100 m, 200 m

 Gaya kupu-kupu: 50 m, 100 m, 200 m

 Gaya ganti perorangan: 100 m (hanya lintasan pendek), 200 m, 400 m

 Gaya bebas estafet: 4×100 m, 4×200 m

 Gaya ganti estafet: 4×100 m.


Pada nomor gaya ganti perorangan, seorang perenang memakai keempat

gaya secara bergantian untuk satu putaran, dengan urutan: gaya kupu-kupu, gaya

punggung, gaya dada, dan gaya bebas. Pada nomor renang gaya ganti perorangan

100 m, perlombaan diadakan di kolam renang lintasan pendek 25 m.

Pada nomor 4 x 100 m gaya ganti estafet, satu regu diwakili empat orang

perenang yang masing-masing berenang 100 m. Perenang pertama memulai

dengan renang gaya punggung, dilanjutkan perenang gaya dada, perenang gaya

kupu-kupu, dan diakhiri oleh perenang gaya bebas.

E. Pakaian

Federasi Renang Internasional memiliki daftar merek dan tipe pakaian

renang yang disetujui dalam perlombaan renang.[10] Perenang dibolehkan

memakai topi renang dan kacamata renang. Perenang berkacamata dapat memilih

untuk mengenakan kacamata renang minus, atau mengenakan lensa kontak

bersama kacamata renang normal.

Perenang tidak dibolehkan memakai alat atau pakaian renang yang

dapat memengaruhi kecepatan, daya apung, atau ketahanan selama berlomba,

misalnya sarung tangan berselaput, kaki katak, sirip, dan sebagainya.

F. Renang Gaya Dada

Ada Beberapa macam gaya renang, salah satunya yaitu Gaya dada Gaya

dada atau gaya katak adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke

permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan
tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan

diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan

membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru

gerakan katak sedang berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan

dilakukan ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-

kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki.

Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang

rekreasi. Posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang

lama. Dalam pelajaran berenang, perenang pemula belajar gaya dada atau gaya

bebas. Di antara ketiga nomor renang resmi yang diatur Federasi Renang

Internasional (FINA), perenang gaya dada adalah perenang yang paling lambat.

Manusia sudah berenang gaya dada sejak Zaman Batu seperti

digambarkan dalam lukisan di Gua Perenang, dekat Wadi Sora, Mesir barat daya.

Gerakan kaki gaya dada diperkirakan meniru gerakan berenang katak. Di lukisan

dinding yang dibuat orang Assyria dan lukisan relief yang ditemukan di Babilonia.

Pada tahun 1538, seorang profesor ilmu bahasa berkebangsaan Jerman

bernama Nicolas Wynman menerbitkan buku berenang yang pertama,

Colymbetes. Tujuannya menulis buku bukan untuk mempromosikan berenang,

melainkan untuk mengurangi bahaya tenggelam. Meskipun demikian, buku

tersebut berisi cara belajar gaya dada.

Pada tahun 1696, pengarang Perancis Melchisédech Thévenot menulis

buku The Art of Swimming yang menjelaskan berenang gaya dada yang serupa
dengan gaya dada sekarang ini. Salah seorang dari pembacanya adalah Benjamin

Franklin.

Lomba renang dimulai di Eropa sekitar tahun 1800. Sebagian besar

perenang memakai gaya dada. Dalam lomba renang tahun 1844 di London,

sejumlah perenang suku Indian ikut serta. Perenang Inggris menggunakan gaya

dada sementara perenang suku Indian berenang gaya bebas. Hingga tahun 1873,

orang Inggris lebih senang berenang gaya dada.

Pada tahun 1875, Kapten Matthew Webb berhasil mencatatkan diri

sebagai orang pertama yang berenang menyeberangi Selat Inggris. Selat selebar

34,21 km itu diseberanginya dengan berenang gaya dada selama 21 jam 45 menit.

Olimpiade St. Louis 1904 adalah Olimpiade yang pertama kali

mempertandingkan nomor gaya dada secara terpisah untuk jarak 440 yard (402

m). Pada waktu itu diperlombakan nomor gaya dada, gaya punggung, dan gaya

bebas.

Gaya dada adalah gaya renang pertandingan yang pertama berkembang.

Mulai popular ketika pada tahun 1875 perenang MATTHEW WEBB dengan

menggunakan gaya dada, menjadi orang pertama merenangi teluk

Channel(Kanal)di inggris. Sejak tahun 1930 mulai dipisahkan antara gaya dada

dengan gaya kupu-kupu dada yang kemudian menjadi cikal bakal renang gaya

kupu-kupu.

Berenang dibawah air pada waktu itu merupakan ketentukan yang

diperbolehkan dan bangsa Jepang mengadakan suatu studi yang intensif terutama

dalam rangka mengebangkan renang gaya kupu-kupu . Seperti hasilnya Jepang


mencapai sukses pada tahun 1953 dan gaya renangan di bawah air secara kontinyu

dapat mengembangkan bermacam-macam interprestasi . Bentukvariasi berenang

dengan secara utuh dibawah air digunakan oleh TEOFILO LIDOFONSO pada

Olmphiade tahun 1928, ia memodesikasi teknik mengambil nafas setelah

melakukan satu gerakan di bawah air .

Begitu pula perenang rusia yang bernama Lounitchev meniru juara

Olimpiade 1956 Masarufukara dari Jepang.

Gerakan gaya di bawah permukan air ternyata menambah gerak maju

dan dilarang FINA sejak tahun 1957. peraturan dapat mengembangkan gaya dada

dengan posisi diatas permukan air, sekarang berorentasi dan berpikir

denganbanyak membuat efiesiengerak tangan, sebagai modikasi dari keyakinan

bahwa kaki memberi dorongan. Perenang Amerika Chaet jastremskitampil

berperan pada awal tahun 1960 dengan POWER BREASSTROKE (kekuatan gaya

dada).

Awal tahun 1966, perenang Rusia. Nikolai pankiri mulai

mengembangkan gerak gaya dengan mana dapat menambahkan kecepatan gerak

tangan melakukan fase istirahat, menghilangkan sikap dimana tangan akan

kembali bersama sama di bawah dada. Hal ini merupakan pembaharuan

menambah irama dari gaya dan memukinkan agak sedikit menunda posisi ambil

nafas . Pengembangan ini berperan penting dan kini disebut gaya dada eropa, yang

mana beberapa hal berbeda dengan gaya dada Amerika Serikat .

Awal tahun 1970, Walter kusch dari Eropa barat menggunakan aksi

dolphin pada gaya renangannya . Juara dunia dari inggris . David Wilkie yang
menjuarai 200meter gayadada Olphiade tahun 1976 , menggunakan cara ini

dengan membiarkan gerakan tubuh banyak keatas pada gayanya , dengan demikian

membawa bahu dan bagian punggung atas keluar dari permukan air . Cara yang

dilakukan Davit Wilkie kemudian menggundang para ahli Rusia untuk

mengadakan studi penelitian setelah Olmpiade Montreal.

Pendekatan ilmiah serta keuntungan dari gerak ini dimanfaatkan

mendominasi dengan rangking dunia pada gaya dada .

Pada tahun 1978, lina kashushite dari Rusia keluar sebagai Juara dunia

dengan sikap tubuh tinggi dan meluncur kedepan dengan “streamline”.

1. Versi Amerika Utara; saat kedua lengan lurus di depan sebagian besar darim

kepala di bawah permukaan air , pasisi bahu dan pinggul sedikit berada diatas

permukaan air (sikap tubuh hampir datar atau streamline) . Saat mengambil

nafas , dimana kedua lengan melakukan rangkaian gerak sapuan keluar,

hingga kembali keposisi istirahat untuk lurus kedepan mengambil udara dari

atas permukaan air cukup dengan mengangkat bagian kepala dengan leher.

Diputar

2. Versi Eropa Timur; saat kedua lengan lurus mdi depan , seluruh kepala , bahu,

lengan atas berada di permukaan air ditambah sedikit bagian pinggul agak

terangkat naik.
G. Persiapan Belajar Berenang

Sebelum melakukan olahraga renang, sebaiknya kalian perlu

mengetahui terlebih dahulu persiapanapa saja dalam berenang. Hal itu bertujuan

agar ketika kalian melakukan aktivitas renang tidak terjadi hal yang berbahaya.

Berikut ini persiapan dalam belajar renang.

Gerakan Masuk ke Dalam Air.

Gerakan di Bawah Air

Gerakan Naik Turun

H. Teknik Renang Gaya Dada

Teknik Dasar Renang Gaya Dada atau Katak – Breast stroke ( Gaya

dada ) juga sering di sebut denga gaya katak sebab gerakan yang di gunakan dalam

gaya dada ini sangan serupa dengan teknik berenang katak. Gaya dada merupakan

berenang dengan menggunakan posisi dada yang menghadap ke arah permukaan

air. Batang tubung selalu di posisikan dalam posisi stabil atau tetap. Kedua kaki

digerakkan menendang ke luar air, sedangkan kedua tangan digerakkaan lurus ke

arah depan. Kedua tangan di buka pada posisi samping, hal ini bertujuan agar

posisi badan bisa melaju ke arah depan dengan lebih cepat.

Dengan berenang dengan menggunakan gaya dada, perenang bisa

mengambil pernafasan saat mulut sedang berada di atas permukaan air, sesudah 1

atau 2 kali gerakan kaki dan tangan. Akan tetapi, berenang dengan menggunakan

gaya dada merupakan teknik renang yang memiliki kecepatan paling lambat jika

di bandingkan dengan teknik renang yang lainnya. Agar bisa berenang dengan
baik, tentunya anda harus mengetahui dan menguasai betul mengenai teknik dasar

berenang dengan menggunakan gaya dada. Disini kami akan memberikan ulasan

informasinya kepada anda mengenai Teknik Dasar Renang Gaya Dada atau Katak.

Berikut ulasan informasinya.

1. Gerakan kaki (Kicking)

a) Gerak kaki pada gaya dada saat ini adalah gerakan kaki yang cenderung

membentuk gerak kaki dolpin (whip kick) , dimana pada saatfase istirahat

yaitu fase ketika kedua tungkai kaki bagian bawah di tarik serentak

mendekati pinggul dan kemudian setelah fase itu di kerjakan pergrlangan

kedua kaki diputar mengarah keluar hingga membentuk sudut +50’’ ,

kemudian dari posisi ini kedua kaki melakukan gerak menginjak dan

diakhiri dengan menendang sehingga kedua kaki bertemu lurus

kebelakang . Gerak ini sering disebut dengan istilah propeller , dimana

pergelangan kaki dan tungkai kaki bagian bawah berfungsi sebagai

alatnya .

b) Beberapa perenang ada yang melakukan akhir dari gerakan kaki

menginjak dan menendang itu hingga tumit kaki sedikit naik keatas

permukan air, hal ini disebabkan kaki yang bersangkutan sangat lentur

(flexible).

c) Keuntungan yang diperoleh oleh perenang yang mempunyai kelenturan

kaki tinggi, biasanya dimanfaatkan pada akhir dari ledutan dengan

membuat gerak kaki dolpin di bawah permukan air .


d) Usahakan pada saat kedua kaki ditarik mendekati pinggul dilakukan

semaksimal mungkin , sehingga sikap ini dapat melakukan rangkaian

gerak berikutnya dengan lebih kuat. Apabila pada waktu melakukan

gerak menarik tungkaikaki bawah agak berat dilakukan , maka gerak itu

dikerjakan dengan bantuan sediokit kedua belah paha dibuka .

e) Meningkatkan kecepatan padasaat melakukan gerak kaki adalah sangat

diperlukan dan penting . Kaki akan mendapat akselerasi dan mencapai

tingkat kecepatan maksimum, hanya karena kedua kaki setelah

mengerjakan tendangan dan menutup lurus di belakang . Gerak yang

dilakukan kaki itu akan memperoduksi tenaga gaya angkat (lift force )ke

arah depan .
 Badan dalam posisi menelungkup

 Kedua belah tangan berpegangan pada bagian dinding

 Kepala terletak di atas permukaan air sedangkan bagian kaki di

luruskan

 Kedua belah kaki di luruskan dan di tarik ke arah samping

 Ketika posisi kedua kaki diluruskan, buatlah lecutan ketika kaki

sedang ditutupkan

 Usahakan pergelangan kaki tetap relax

 Lakukan latihan tersebut secara berulang – ulang dengan kekuatan

dan kecepatan maksimal sehingga akan terasa adanya tekanan ketika

tubuh dalam posisi meluncur ke depan

2. Teknik gerakan meluncur

Salah satu latihan dasar berenang dengan gaya dada adalah dengan

menggunakan teknik meluncur. Meluncur adalah latihan awal yang harus

dilakukan oleh perenang. Teknik meluncur sangat berguna untuk dapat

menghilangkan rasa takut seseorang ketika berada di dalam air,


menghilangkan adanya resiko cidera atau kecelakaan dan bisa digunakan

untuk menyesuaiakn suhu tubuh. Langkah – langkah yang bisa di lakukan

untuk meluncur dalam air adalah sebagai berikut :

Memposisikan badan untuk berdiri tegap di pinggir kolam dan

menempelkan salah satu kaki kepada dinding kolam.

 Badan dalam posisi membungkuk ke depan searah dengan permukaan air

dan meluruskan kedua tangan sambil mengapit bagian telinga.

 Agar badan bisa meluncur ke depan, tolakan bagian kaki yang menempel

di dinding dengan kuat.

 Luruskan kedua lengan dan kaki ke arah depan.

 Luruskan bagian tubuh dan jagalah keseimbangan ketika posisi badan

berada di permukaan air.

3. Latihan gerakan tangan

 Kedua kaki direkatkan terhadap dinding kolam


 Upayakan kedua belah tangan dalam posisi lurus dan kepala terlihat dari

atas permukaan air

 Tariklah kedua belah tangan dengan bersama – sama menuju arah dada

bagian bawah, sembari kedua telapak tangan di gerakkan mengayuh

dalam air

4. Latihan pengambilan nafas

Langkah ini serupa dengan prinsip yang di gunakan dalam teori gerakan

tangan, yaitu kedua belah tangan di tarik ke arah samping, dagu diangkat ke

atas menuju permukaan air sembari mengambil nafas perlahan – lahan dengan

menghirup udara.

5. Start ( Permulaan ) Renang dengan Gaya Dada

Start gaya dada di lakukan dengan cara berdiri lurus di atas balok start

dengan posisi badan membungkuk

 Tekuklah kedua tumit sambil mengarahkan pandangan ke depan


 Posisikan tubuh membungkuk sembari mendekati air dengan sikap

mengayun ke arah belakang

 Ayunan tangan tersebut dapat membuat posisi tubur untuk terdorong

maju ke depan mendekati permukaan air

 Sesudah itu posisi tubuh akan jatuh ke dalam air dan bertumpulah

terhadap kaki sembari badan mulai di lepaskan perlahan.

Beberapa bentuk latihan

a) Di kolam dangkal ; kedua tangan memegang tepi atau parit kolam lakukan

rangkaian gerak dengan mengguankan prinsip gerak tersebut di atas.

b) Dengan menggunakan papan latihan kedua tangan memegang papan

latihan gunakan rangkaian gerak baik menurut pendapat pertama maupun

mengikuti pendapat kedua.

c) Untuk memperoleh kordinasi yang baik bisa di berikan tanpa

menggunakan papan latihan kedua tangan berada lurus di samping tubuh

, prinsip yang sama seperti mengguanakan papan latihan dapat di lakukan

di sini.

d) Bisa juga tanpa menggunakan papan , kedua lengan tidak lus di samping,

tetapi di lipat di punggung . Hal ini di kerjakan terutama untuk

menghindarkan tangan melakukan gerak ekstra untuk membantu tubuh

maju sehingga latihan yang di kerjakan tidak efektif lagi..


6. Rotasi tangan (Hand Rotation)

a) Rotasi gerak pada Versi Amerika Utara; tidak menggunakan push

(Outward and catch – pull recovery atau fase membuka atau menangkap –

fase menarik –mfase istirahat).

b) Rotasi gerak Versi Eropa Timur; menggunakan fase mendorong (push),

dengan rangkaian fase membuka dan menangkap – fase menarik –fase

mendorong – fase i stirahat atau Outward and catch – pull – push –

recivery.

c) Pelatih renang asal Canada, memodifikasi gerak gaya dada Versi Eropa

Timur dengan sedikit mengubah pada saat tangan akan melakukan fase

mendorong di ubah menjadi fase menyapu kedalam (in ward sweep)

dimana sapuan dari telapak tangan itu bertemu di depan hingga lengan

membentuk paru lembing.

d) Kedalam lengan atau tangan / lengan di bawah permukaan air ketika

melakukan fase istirahat sekitar 15-20 cm, bagi Versi Amerika Utara.

e) Kedalaman lengan /tangan di bawah permukaan air ketika melakukan fase

istirahat sekitar 25-30 cm. Bagi Versi Eropa Timur.

Pada dasarnya rotasi tangan terdiri dari : VERSI AMERIKA UTARA

a) Fase istirahat (recovery), saat kedua lengan lurus di depan.

b) Fase membuka keluar (Outward), saat kedua tangan membuka keluar

hingga lebih lebar dari perpanjangan garis bahu.


c) Fase menangkap (cetch) , fase ini di lakukan setelah akhir dari melakukan

fase membuka , dimana saat mengerjakan fase ini usahakan sikut tinggi

(high elbow) untuk memutar pergelangan tangan .

Pada dasarnya rotasi tangan terdiri dari : VERSI EROPA TIMUR

a) Fase istirahat (recovery) , saat kedua tangan lurus di depan

b) Fase membuka keluar (Outward)m , saat dimana kedua tangan membuka

kesamping hingga memperpanjang garis bahu sudut yang di bentuk antara

telapak tangan dengan permukaan air pada saat menyapu keluar adalah 30-

45.Dan sudut yang di bentuk antaraa lengan bawah dengan tangan pada

pergelangan adalah 15-30.

c) Fase mendorong kedalam (push) fase ini di lakukan setelah berakhirnya

fase membuka keluar, di mana saat melakukan fase mendorong kedua

telapak tangan saling berhadapan serentak dengan menutup telapak tangan

hingga bertemu , kedua siku dengan juga menutup keduanya bertemu pada

saat garis lurus di bawah dagu.

Pada dasarnya rotasi tangan terdiri dari : VERSI CANADA

Versi ini berkembang dari Versi Eropa Timur, sehingga beberapa fase

yang di kerjakan pada versi Eropa Timur juga di kerjakan pada versi Canada.

Fase istirahat dan fase membuka keluar tetap sama dan perbedaanya terletak

pada fase mendorong, fase menutup kedalam (Inward sweep) di lakukan setelah

berakhirnya fase membuka keluar di lanjutkan dengan melakukan sapuan atau

ayunan dimana kedua belah siku tidak perlu bertemu dan cukup hanya kedua

telapak tangan.
Agar diperhatikan pada saat melakukan sapuan ke dalam posisi telapak

tangan dengan air membentuk sudut antara 30-45. atau rata-rata 40.

7. Kordinasi nafas- tangan

a) Pada Versi Amerika Utara ambil nafas di lakukan pada saat tangan

melakukan akhir fase menarik.

b) Pada versi Eropa Timur ambil nafas di lakukan pada saat melakukan fase

mendorong.

c) Sama seperti pada versi Eropa Timur, maka versi Canada mengambil nafas

di lakukan pada saat melakukan sapuan tangan kedalam (Inward sweep) .

Beberapa bentuk latihan

a) Dengan menggunakan papan latihan, lakukan kordinasi gerak antara

tangan dengan nafas seperti halnya latihan tangan .

b) Berpasangan di mana saat satu rekanya melakukan rangkaian korinasi

tangan dengan nafas, maka rekan lainya mengepit kedua kaki dan

memegang pinggul atau paha yang bersangkutan.

8. Renang lengkap ( kordinasi kaki- nafas- tangan)

Beberapa bentuk latihan

a) Dapat di berikan dengan bentuk latihan Catc – up .

b) Pada saat tertentu di usahakan tidak banyak menggunakan papan .

9. Perbaikan gaya

Seperti pada gaya renangan lain-lainya , maka beberapa bentuk kesalahan

sering terjadi pada gaya dada. Adapun bentuk-bentuk kesalahan yang terjadi

seperti :
a) Posisi lutut turun , akibatnya pinggul naik:

Apabila terjadi kasus seperti ini, upaya penanggulanganya adalah berlatih

dengan menggunakan papan latihan dengan prisip gerakan dikerjakan yaitu

saat melakukan fase istirahat pada kaki yaitu saat dimana kedua tungkai

kaki bawah di lipat hingga mendekati pinggul, bentuk-bentuk di kerjakan

dengan konsep tidak membentuk sudut sebagai akibat lutut yang di

turunkan kebawah, melainkan sebagai akibat lipatan tunkai kaki bawah ke

atas hingga mendekati kepinggul.

b) Mengambil nafas terlalu dini:

Bila terjadi semacam ini dilakukan bentuk perbaikan dengan mengulang

kembali rangkaian gerak pada kordinasi nafas dengan tangan.

c) Kaki tidak mampu maksimal melakukan lipatan dan membuka ke samping.

Penanggulangan dengan melatih kaki dengan menggunakan papan atau

mengambil sikap terlentang untuk mengerjakan kaki gaya dada, di mana

saat melipat , lakukan gerak kaki menarik ke arah pinggul dan bukan

gerakan melipat itu di lakukan sebagai akibat turunya lutut.

d) Melakukan tarikan terlalu dalam;

Melakukan tarikan terlalu dalam pada gaya dada , bisa berakibat

terhentinya gerakan di saat akhir tarikan . Selain itu bentuk, tarikan ini tidak

saja menjadi tahanan bagi daya luncur renangan, tetapi yang jelas hal

semacam ini akan mengurangi akselerasi dari renang yang bersangkutan.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan :

Gaya dada atau gaya katak adalah berenang dengan posisi dada

menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu

dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua
belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti

gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh

meniru gerakan katak sedang berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan

dilakukan ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-

kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki.

Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang

rekreasi. Posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang

lama. Dalam pelajaran berenang, perenang pemula belajar gaya dada atau gaya

bebas. Di antara ketiga nomor renang resmi yang diatur Federasi Renang

Internasional (FINA), perenang gaya dada adalah perenang yang paling lambat.

B. Saran

Berenang merupakan olahraga yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh

kita, jadi diharapkan setiap orang dapat mengikutinya secara kontinyu kecuali ada

hal-hal yang menghalangi seperti sakit.

DAFTAR PUSTAKA

 http://id.wikipedia.org/wiki/gaya_dada

 http://allabout-swimming.blogspot.com/2008/01/renang-gaya-dada.html

 http://abdurrosyid.wordpress.com/2009/06/02/renang-gaya-dada/
 http://meutuah.com/edukasi/teknik-renang-gaya-dada.html

 http://ujangarismaan.blogspot.com/2012/07/renang-gaya-dada.html

 http://one-sport-station.blogspot.co.id/2015/04/teknik-dasar-renang-gaya-

dada.html

You might also like