3478-Article Text-13352-1-10-20220210

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Pro-Life, 8(3): 227-238, November 2021 230

Jurnal Pro-Life, Volume 8 Nomor 3, November 2021

Prolife
Jurnal Pendidikan Biologi, Biologi, dan Ilmu Serumpun
https://ejournal.uki.ac.id/index.php/prolife

Identifikasi Bakteri Patogen Escherichia coli dan Salmonella spp. pada


Rectal Swab Penjamah Makanan Rumah Sakit Di Yogyakarta

Nur Ahmad Rudin*, Naufal Ghozi Aditya Perdana, Ninda Nur Amalia
Departemen Biologi Tropika, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada
Jl. Teknika Selatan, Senolowo, Sinduadi, Mlati, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55281, Indonesia
*Corresponding Author: nur.ahmad.rudin@mail.ugm.ac.id

Article History ABSTRACT


Received : 25 October 2021 Microbial disease is an important health problem in Indonesia.
Approved : 21 November 2021 Microbial diseases are often related to food sanitation, such as
Published : 30 November 2021 diarrhea, vomiting, typhus, gastrointestinal infections that caused by
high levels microbial contamination in food served by various food
Keywords providers. Pathogenic bacteria that often cause disease in humans
are Salmonella spp. which causes typhus, and Escherichia coli which
Escherichia coli, Salmonella
causes gastrointestinal infections, diarrhea, and meningitis. Analysis
spp., antisera test, of pathogenic microbes is important to determine the types species of
biochemistry test, rectal swab. microbes that cause disease so the diseases that caused by pathogenic
microbes in the community can be anticipated and handled
appropriately. This study aims to determine the presence of
pathogenic bacteria E. coli and Salmonella spp. on food handler
rectal swab of hospital in Yogyakarta. The research was carried out
by identification of bacteria with biochemical tests using BBL Crystal
and pathogenicity test with E. coli antisera test. The results showed
that pathogenic E. coli found in food handlers rectal swab of RS2004
and RS2005, and nonpathogenic E. coli found in RS2001, RS2002,
dan RS2003. Salmonella spp. is not found in food handlers rectal
swab of hospital in Yogyakarta.
© 2022 Universitas Kristen Indonesia
Under the license CC BY-SA 4.0

PENDAHULUAN normal tubuh (Harti, 2015). Pada


Mikroorganisme patogen manusia, salah satu jenis bakteri yang
menyebabkan penyakit pada organisme seringkali menjadi agen penyebab
lain. Untuk dapat menyebabkan penyakit adalah Salmonella spp. yang
penyakit, mikroorganisme patogen menyebabkan penyakit tifus, dan
harus dapat masuk ke tubuh inang. Escherichia coli yang menyebabkan
Penyakit timbul akibat infeksi penyakit infeksi saluran pencernaan,
menghasilkan perubahan pada fisiologi diare, dan meningitis (Todar, 2008).
Jurnal Pro-Life, 8(3): 227-238, November 2021 228

Penyakit akibat mikroorganisme melalui makanan. Penjamah makanan


merupakan masalah kesehatan penting harus sehat jasmani rohani, tidak
di Indonesia serta masih memerlukan menderita penyakit menular, atau
perhatian yang khusus. Penyakit akibat berperan sebagai carier
mikroorganisme sering berhubungan (Purnawijayanti, 2012).
dengan bidang penyehatan makanan, Penularan bibit penyakit pada diri
seperti penyakit diare, muntaber, tifus, sendiri atau orang lain dapat
infeksi saluran pencernaan, dan dipengaruhi oleh penularan dari tangan
sebagainya. Masalah di bidang ke mulut penderita sendiri karena
penyehatan makanan adalah masih menggaruk daerah perianal atau karena
tingginya tingkat kontaminasi memegang benda-benda lain yang
mikroorganisme pada makanan yang terkontaminasi. Higiene perorangan
disajikan oleh berbagai penyelenggara mencakup semua segi kebersihan dari
makanan, antara lain pedagang kaki pribadi penjamah makanan tersebut.
lima, restoran, jasa boga, rumah sakit, Menjaga higiene perorangan berarti
dan industri makanan. Kontaminasi menjaga hidup bersih dan menjaga
dapat berasal dari hewan produksi kebersihan seluruh anggota tubuh.
(peternakan) atau penjamah makanan. Syarat utama pengelola makanan
Kontaminasi juga terjadi melalui adalah memiliki kesehatan yang baik.
makanan yang diproduksi berhubungan Salah satu metode dalam pemeriksaan
langsung dengan permukaan meja atau kesehatan penjamah makanan adalah
alat pengolah makanan selama proses pemeriksaan rectal swab yaitu
persiapan yang sebelumnya telah pemeriksaan dengan melakukan apus
terkontaminasi mikroorganisme pada sekitar anus dan perianal (Saragih
patogen (Yuliani & Oematan, 2013). et al., 2014). E. coli dan Salmonella
Keterlibatan manusia dalam spp. merupakan jenis bakteri patogen
proses pengolahan makanan sangat yang sering ditemukan pada saluran
besar, sehingga penerapan sanitasi di pencernaan dan menjadi penyebab
dalamnya perlu mendapat perhatian penyakit akibat mikroorganisme.
khusus karena manusia berpotensi Analisis mikroorganisme patogen
menjadi salah satu mata rantai dari bersifat penting untuk mengetahui jenis
penyebaran penyakit, terutama yang mikroorganisme penyebab penyakit
disebabkan oleh mikroorganisme sehingga penyakit akibat
Jurnal Pro-Life, 8(3): 227-238, November 2021 229

mikroorganisme patogen di masyarakat inokulum, BBL Crystal, vortex,


dapat diantisipasi dan ditangani dengan nephelometer, gelas benda, pipet tetes,
tepat. Penelitian ini dilakukan untuk dan lup.
mengidentifikasi bakteri patogen E. Pengambilan Sampel
coli dan Salmonella spp. pada rectal Responden berada pada posisi
swab penjamah makanan rumah sakit menungging, kedua tangan responden
di Yogyakarta. dipersilahkan memegang masing–
METODE PENELITIAN masing pinggul dan melakukan posisi
Penelitian dilakukan selama 8 hari telungkup, kemudian anus dilebarkan
pada 20 – 27 Juli 2018 di Laboratorium dengan tangan kiri. Lidi kapas yang
Mikrobiologi Klinis, Balai Besar Teknik dibasahi dengan ringer secara aseptik
Kesehatan Lingkungan dan disiapkan dan dimasukkan ke dalam
Pengendalian Penyakit (BBTKLPP), anus sedalam 2 – 3 cm. Lidi kapas
Yogyakarta. diputar searah jarum jam. Lidi kapas
Bahan dan Alat Penelitian ditarik dan dimasukkan ke Carry n
Bahan yang digunakan adalah Blair sampai tenggelam. Sampel
sampel rectal swab 5 orang penjamah disimpan di dalam ice box dan segera
makanan rumah sakit di Yogyakarta dikirim ke laboratorium.
dengan kode sampel (RS2001, RS2002, Inokulasi Sampel pada Medium
RS2003, RS2004, dan RS2005), media Pengkaya
transport amis (Carry n Blair), ringer, Sampel rectal
Selenite broth, BHI (Brain Heart swab
Infussion), Cr (Chromocult), EMB diinokulasikan ke medium pengkaya
(Eosin Methylene Blue), SS BHI dan Selenite broth dengan cara
(Salmonella Shigella), XLD (Xylose dituang dari Carry n Blair secara
Lysine Deoxycholate), MC aseptik. Sampel diinkubasi 24 jam pada
(MacConkey), ID Broth, medium E/NF, 35 °C.
dan antiserum H7. Inokulasi Sampel pada Medium
Alat yang digunakan dalam Selektif
penelitian ini adalah lidi kapas steril, Sampel rectal swab dari medium
lampu Bunsen, tabung reaksi, pengkaya diinokulasikan ke medium
inkubator, cawan petri, ose, BSC selektif dengan streak plate. Sampel
(Biological Safety Cabinet), jarum dari Selenite broth diinokulasikan ke
medium SS dan XLD, sementara sampel
Jurnal Pro-Life, 8(3): 227-238, November 2021 230

dari BHI diinokulasikan ke medium Cr, sesuai, sampel dituangkan ke BBL


EMB, dan MC. Sampel diinkubasi 24 Crystal, lalu ditambahkan medium
jam pada 35 °C. E/NF. BBL Crystal diinkubasi selama
Inokulasi Bakteri Tersangka pada 24 jam pada 35 °C. Jenis bakteri
BHI diidentifikasi dengan komputer
Koloni bakteri tersangka E. coli menggunakan aplikasi BBL Crystal
pada medium selektif Cr, EMB, MC, Microbiology Interactive Database.
dan Salmonella spp. pada medium Hasil identifikasi yang diperoleh
selektif SS, XLD diinokulasikan ke BHI dicetak.
dengan cara diambil menggunakan ose Tes Antisera Escherichia coli
untuk koloni berukuran besar dan Permukaan gelas benda digambari
digunakan jarum inokulum untuk koloni lingkaran. Antiserum H7 diteteskan di
berukuran kecil secara aseptik pada dalam area lingkaran pada gelas benda.
BSC. Sampel diinkubasi 24 jam pada 35 Koloni bakteri E. coli diambil dengan
°C. ose dan diratakan dengan antiserum H7.
Uji Penegasan pada Medium Selektif Gelas benda diputar agar koloni bakteri
Isolat bakteri pada BHI dan antiserum H7 tercampur hingga
diinokulasikan ke medium selektif homogen. Hasil positif ditandai dengan
dengan streak plate. Isolat yang diduga adanya gumpalan seperti pasir.
E. coli diinokulasikan pada MC. Isolat Analisis Data
yang diduga Salmonella spp. Analisis data dilakukan secara
diinokulasikan pada XLD. Sampel kualitatif dengan membaca jenis bakteri
diinkubasi 24 jam pada 35 °C. hasil pengujian biokimia dan melihat
Uji Biokimia terbentuknya gumpalan seperti pasir
Koloni bakteri tersangka rectal pada tes antisera E. coli.
swab pada medium selektif diambil
menggunakan ose secara aseptik dan HASIL DAN PEMBAHASAN
dimasukkan ke ID Broth, lalu di vortex Inokulasi sampel ke medium
hingga homogen. Sampel di dalam ID selektif menunjukkan pertumbuhan
Broth diukur tingkat kekeruhan bakteri E. coli pada medium Cr
menggunakan nephelometer (kekeruhan (Gambar 1a) menghasilkan
berkisar 0,5 – 0,8). Setelah pertumbuhan koloni positif pada semua
mendapatkan tingkat kekeruhan yang sampel rectal swab responden.
Jurnal Pro-Life, 8(3): 227-238, November 2021 231

Pertumbuhan koloni positif tersebut pertumbuhan koloni positif pada semua


ditunjukkan dengan koloni berwarna sampel, kecuali sampel RS2003.
biru. Koloni bakteri berwarna biru Pertumbuhan koloni positif ditunjukkan
terbentuk karena interaksi antara dengan karakteristik koloni berupa titik
substrat X–glucuronide oleh s–D– hitam dan dikelilingi zona disekitarnya.
glucoronidase dan Salmon–GAL oleh s– Terbentuknya koloni terjadi karena
D–galactosidase yang menghasilkan Salmonella spp. telah mengalami
kombinasi enzim (Finney et al., 2003). metabolisme dan menghasilkan
Pada EMB (Gambar 1b) hidrogen sulfida sehingga sodium
pertumbuhan koloni negatif pada semua tiosulfat dan ferrat sitrat mampu
sampel rectal swab responden. Hal ini mendeteksi bakteri yang menghasilkan
disebabkan E. coli belum mencapai hidrogen sulfida dengan karakteristik
tahap akhir fermentasi laktosa sehingga koloni berupa titik hitam (Chouhan,
belum terbentuk koloni berwarna 2015), sementara pada sampel rectal
metalik pada medium. Pada MC swab RS2003 tidak terjadi pertumbuhan
pertumbuhan koloni positif pada sampel koloni disebabkan kemungkinan tidak
rectal swab isolat RS2003, RS2004, ditemukan Salmonella spp. di dalamnya
dan RS2005, sehingga tidak dihasilkan hidrogen
sementara pertumbuhan koloni negatif sulfida, dan tidak terbentuk koloni
pada RS2001 dan RS2002. Terjadinya berupa titik hitam. Pada XLD (Gambar
perbedaan pertumbuhan koloni antara 2b) pertumbuhan koloni positif terjadi
sampel rectal swab tersebut disebabkan pada sampel rectal swab RS2005,
bakteri E. coli ada yang sudah mencapai sementara sampel lainnya tidak terjadi
tahap akhir fermentasi laktosa sehingga pertumbuhan koloni. Pertumbuhan
menghasilkan karakteristik koloni koloni positif ditandai dengan
berwarna ungu dan berkabut, namun karakteristik koloni berwarna hitam.
terdapat juga bakteri E. coli yang belum Pertumbuhan koloni terjadi karena
menyelesaikan fermentasi laktosa adanya metabolisme Salmonella spp.
sehingga menghasilkan pertumbuhan menggunakan sodium tiosulfat dari
koloni negatif pada medium MC. XLD menghasilkan hidrogen sulfida
Pertumbuhan bakteri Salmonella yang menyebabkan terbentuknya koloni
spp. sampel rectal swab pada medium berwarna hitam. Pada sampel lainnya
SS (Gambar 2a) menunjukkan tidak terbentuk koloni disebabkan
Jurnal Pro-Life, 8(3): 227-238, November 2021 232

Salmonella spp. tidak menggunakan spp. karena kultur pada medium SS juga
sodium tiosulfat secara signifikan untuk tidak menunjukkan pertumbuhan
metabolisme sehingga tidak terbentuk koloni.
koloni berwarna hitam, dan pada sampel
RS2003 tidak mengandung
Salmonella

(a.)

(b.)

(c.)
Gambar 1. Pertumbuhan koloni E. coli pada; a.) Cr; b.) EMB; dan c.) MC
Jurnal Pro-Life, 8(3): 227-238, November 2021 233

(a.)

(b.)

Gambar 2. Pertumbuhan koloni Salmonella spp. pada; a.) SS; dan b.) XLD

Hasil pertumbuhan koloni koloni pada sampel rectal swab


bakteri E. coli dan Salmonella spp. RS2003, RS2004, dan RS2005. Hasil
yang positif pada medium selektif, pertumbuhan koloni positif
dilakukan inokulasi pada BHI dan ditunjukkan dengan karakteristik
dilanjutkan pada medium MC koloni berwarna ungu dan berkabut.
(Gambar 3), sehingga diperoleh Pertumbuhan koloni E. coli positif
hasil pertumbuhan koloni E. coli pada medium selektif asal MC
positif pada medium selektif asal Cr adalah semua sampel rectal swab
adalah sampel rectal swab RS2001 menunjukkan pertumbuhan koloni
(ulangan 1,2) dan RS2002, positif, yaitu pada RS2003, RS2004,
sementara tidak terjadi pertumbuhan dan RS2005.
Jurnal Pro-Life, 8(3): 227-238, November 2021 234

(a)

(b.)

Gambar 3. Pertumbuhan koloni bakteri tersangka pada MC; a.) E. coli; dan
b.) Salmonella spp.

Terjadinya perbedaan pertumbuhan pertumbuhan koloni negatif pada medium


koloni antara sampel rectal swab tersebut MC. Pertumbuhan koloni Salmonella spp.
disebabkan karena bakteri E. coli ada yang pada medium selektif asal SS dan BHI
sudah mencapai tahap akhir fermentasi memiliki pertumbuhan koloni negatif pada
laktosa sehingga menghasilkan semua sampel rectal swab. Hal ini
karakteristik koloni berwarna ungu dan menunjukkan koloni positif terhadap
berkabut, namun terdapat juga bakteri E. Salmonella spp. pada pengujian
coli yang belum menyelesaikan fermentasi sebelumnya bukan merupakan Salmonella
laktosa sehingga menghasilkan spp. Hal ini disebabkan pertumbuhan
Jurnal Pro-Life, 8(3): 227-238, November 2021 235

koloni bakteri pada SS dan XLD dengan fluorescence sehingga mudah


karakteristik berwarna hitam karena divisualisasikan menggunakan sinar UV.
bakteri Salmonella spp. melakukan Substrat chromogenic mengalami hidrolisis
aktivitas metabolisme sehingga dan menghasilkan produk sehingga terjadi
menghasilkan hidrogen sulfida. Namun, perubahan warna yang dapat dideteksi
selain Salmonella spp. terdapat golongan menggunakan mata telanjang (Soler et al.,
bakteri lain yang juga mampu 2003). Hasil tersebut dicocokkan dengan
menghasilkan H2S, yaitu cyanobacteria, database pada aplikasi BBL
bakteri anaerobik, bakteri Enterobacter Crystal Microbiology
cloacae atau Clostridium spp. (Barton et Interactive Database sehingga jenis
al., 2014). bakteri dapat teridentifikasi. ID Broth
Uji biokimia pada penelitian ini merupakan larutan yang berfungsi
dilakukan dengan BBL Crystal. BBL melarutkan koloni bakteri pada medium
Crystal merupakan salah satu perangkat untuk membuat inokulum cair dengan
yang digunakan untuk mengidentifikasi tingkat kekeruhan tertentu
pada uji biokimia. BBL crystal merupakan sehingga suspensi isolat bakteri dapat
metode identifikasi yang lebih praktis diidentifikasi oleh substrat pada panel BBL
karena merupakan modifikasi dari metode Crystal maupun panel NID atau PID pada
konvensional menggunakan gula-gula, BD Phoenix™. Medium E/NF merupakan
substrat fluorogenic, dan substrat bagian dari perangkat BBL Crystal yaitu
chromogenic. BBL Crystal terdiri dari 30 sistem multitest untuk mengidentifikasi
panel yang merupakan substrat biokimia bakteri gram negatif aerobik yang
dan enzimatik. Suspensi bakteri pada termasuk ke dalam famili
inokulum cair digunakan untuk rehidrasi Enterobacteriaceae. Prinsip medium E/NF
substrat tersebut. Pengujian dilakukan pada BBL Crystal adalah memisahkan
melalui sistem database berdasarkan oxidase dan indole. Setelah 18 sampai 20
penggunaan substrat oleh mikroorganisme jam inkubasi, panel siap dibaca
dan degradasi substrat spesifik sehingga menggunakan aplikasi (Leboffe & Pierce,
dapat terdeteksi oleh indikator. 2011).
Enzim hidrolitik pada substrat Berdasarkan pertumbuhan koloni
fluorogenic mengandung derivate bakteri positif pada MC, dilakukan uji
coumarin berupa 4-methylumbelliferone biokimia dan didapatkan hasil semua
(4MU) atau 7-amino-4-methylcoumarin (7- sampel rectal swab mengandung bakteri E.
AMC), dengan hasil pada peningkatan coli. E. coli adalah salah satu jenis spesies
utama bakteri gram negatif. Pada
Jurnal Pro-Life, 8(3): 227-238, November 2021 236

umumnya, bakteri ini dapat ditemukan penjamah makanan rumah sakit perlu
dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. mendapatkan pengobatan untuk mencegah
Coli tidak berbahaya, tetapi E. Coli tipe penyebaran E. coli patogen pada pasien
O157 dan H7 dapat mengakibatkan rumah sakit.
keracunan makanan yang serius pada Escherichia coli O157:H7
manusia yaitu diare berdarah karena merupakan jenis E. coli yang patogen
eksotoksin yang dihasilkan (verotoksin). terhadap manusia dan banyak
Toksin ini bekerja dengan cara menyebarkan penyakit pada manusia
menghilangkan satu basa adenin dari unit (Perna et al., 2001). Dalam
28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis metabolismenya E. coli O157:H7 dapat
protein (Levinson, 2008). Oleh karena itu, menggunakan rafinosa dan dulcitol. Selain
perlu dilakukan tes antisera untuk itu, E. coli 0157:H7 juga memiliki ciri-ciri
mengetahui patogenitas E. coli pada kondisi lingkungan yang berbeda dengan
sampel rectal swab. E. coli lainnya, yaitu dapat bertahan hidup
Berdasarkan hasil uji biokimia, pada kondisi suhu yang rendah dan dalam
dilakukan tes antisera untuk mengetahui kondisi asam (Madigan, 2009).
patogenitas E. coli sampel rectal swab. Tes Penyakit yang biasa ditimbulkan oleh
antisera dilakukan dengan permukaan E. coli O157:H7 pada manusia adalah
gelas benda digambari lingkaran. Hal ini hemorrhagic colitis (HC), hemolytic
berfungsi untuk membatasi larutan uremic syndrome (HUS), dan thrombotic
sehingga tidak keluar dari batas lingkaran. thrombocytopenic purpura. Haemorrhagic
Antiserum H7 diteteskan di dalam area colitis memiliki gejala diare berdarah,
lingkaran pada gelas benda. Koloni bakteri kram perut, gagal ginjal, dan menyebabkan
E. coli diambil dengan ose dan diratakan kematian mikroflora dalam usus. Apabila
dengan antiserum H7. Gelas benda diputar haemorrhagic colitis dibiarkan, penyakit
agar koloni bakteri dan antiserum H7 ini dapat berakibat fatal karena adanya
tercampur hingga homogen. Hasil positif komplikasi yang disebabkan oleh
ditandai dengan adanya gumpalan seperti haemolytic uraemic syndrome dan dapat
pasir. Berdasarkan tes antisera tersebut menyebabkan kerusakan sel darah merah,
diperoleh hasil E. coli patogen pada sampel gagal ginjal, serta diare dengan feses
rectal swab RS2004 dan RS2005, mengeluarkan darah. Thrombotic
sementara E. coli non-patogen pada thrombocytopenic purpura dapat
RS2001, RS2002, dan RS2003. Dari hasil menyebabkan thrombocytopenia, anemia,
tersebut RS2004 dan RS2005 sebagai
Jurnal Pro-Life, 8(3): 227-238, November 2021 237

demam, kerusakan pencernaan, dan SIMPULAN


kerusakan saraf (Perna et al., 2001). Bakteri Escherichia coli patogen
E. coli patogen memiliki adhesin teridentifikasi pada sampel rectal swab
yang dikenal dengan intimin untuk RS2004 dan RS2005, sementara
pelekatan pada sel epitelial yang Salmonella spp. tidak teridentifikasi pada
disandikan oleh gen eae. E. coli O157:H7 sampel rectal swab penjamah makanan
ini juga memiliki antigen flagella yaitu H rumah sakit di Yogyakarta.
yang memiliki struktur yang panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Antigen H ini memiliki spesifitas serologi
yang ditentukan dari epitopnya. E. coli Barton LL, M Fardeau, & GD Fauque.
O157:H7 ini juga mempunyai antigen 2014. “Chapter 10. Hydrogen
somatik yaitu antigen O (Ratiner et al., Sulfide: A Toxic Gas Produced by
Dissimilatory Sulfate and Sulfur
2003). Hal tersebut menyebabkan test Reduction and Consumed by
antisera untuk mengetahui patogenitas E. Microbial Oxidation". Dalam
coli digunakan antiserum H7 dan Kroneck MH, Peter, S Torres, & E
Martha. The Metal-Driven
antiserum O157.
Biogeochemistry of Gaseous
Penelitian ini digunakan antiserum Compounds in the Environment.
H7 karena persediaan di laboratorium. E. Metal Ions in Life Sciences, 14: 237
– 277.
coli O157:H7 memiliki toksin yang disebut
Chouhan S. 2015. Recovery of Salmonella
dengan shiga (vero) toxin. Toksin yang and Shigella isolates from drinking
dihasilkan E. coli galur ini adalah toksin water. European Journal of
Experimental Biology, 5(7): 49 – 61.
yang mirip dengan Shigella dysenteriae.
Finney M, J Smullen, HA Foster, S Brokx,
Shiga-like toxin E. coli (STEC) adalah & DM Storey. 2003. Evaluation of
patogen yang berada dalam pencernaan Chromocult coliform agar for the
dan manusia yang terserang serotipe STEC detection and enumeration of
Enterobacteriaceae from faecal
ini, disebut juga dengan terserang samples from healthy subjects.
enterohemorrhagic E. coli (EHEC). Faktor Journal of Microbiological Methods,
virulensinya adalah shiga toxin 1 dan shiga 54: 353 – 358.
Geue L, T Selhorst, C Schnick, B Mintel,
toxin 2. Toksin shiga yang mirip dengan
& FJ Conraths. 2006. Analysis of the
Shigella spp. adalah shiga toxin 1 (Geue et clonal relationship of Shiga Toxin-
al., 2006). Producing Escherichia coli
serogroup O165:H25 isolated from
cattle. Appl Environ Microbiol,
72(3): 2254 – 2259.
Jurnal Pro-Life, 8(3): 227-238, November 2021 238

Harti AS. 2015. Mikrobiologi Kesehatan : Ratiner YA, S Salmenlinna, M Eklund, M


Peran Mikrobiologi Dalam Bidang Keskimaki, & A Siitonen. 2003.
Kesehatan. CV. Andi Offset. Serology and genetics of the flagellar
Yogyakarta. pp. 15 – 21. antigen of Escherichia coli O157:H7.
Leboffe MJ & BE Pierce. 2011. A J Clin Microbiol, 41(3): 1033 –
photographic atlas for the 1040.
microbiology laboratory. 4th ed. Saragih BG, Devi, & Nurmaini. 2014.
Morton Publishing Company. Sanitasi Makanan Minuman dan
Colorado. pp. 14,17,66. Pemeriksaan Rectal swab Penjamah
Levinson W. 2008. Review of Medical Makanan pada Hotel Arya Duta
Microbiology. The McGraw-Hill Medan Dan Hotel The Palace Inn
Companies. New York. Tahun 2013. Jurnal Lingkungan dan
Madigan MT. 2009. Brock Biology of Kesehatan Kerja, 3(3): 1 – 12.
Microorganisms. 12th ed. Pearson Soler L, F Marco, J Vila, MR Chaco, J
Benjammin Cummings. San Guarro, & MJ Figueras. 2003.
Francisco. pp. 171 – 179. Evaluation of Two Miniaturized
Perna NT, G Plunkett 3rd, V Burland, B Systems, MicroScan W/A and BBL
Mau, JD Glasner, DJ Rose, GF Crystal E/NF, for Identification of
Mayhew, PS Evans, J Gregor, HA Clinical Isolates of Aeromonas spp.
Kirkpatrick, G Pósfai, J Hackett, S Journal Of Clinical Microbiology,
Klink, A Boutin, Y Shao, L Miller, E 41(12): 5732 – 5734.
J Grotbeck, NW Davis, A Lim, ET Todar K. 2008. Online Textbook
Dimalanta, KD Potamousis, J of Bacteriology.
Apodaca, TS Anantharaman, J http://www.textbookofbacteriology.n
Lin, G Yen, DC Schwartz, RA et/index.html. Diakses pada 2 April
Welch, FR Blattner. 2001. Genome 2020, jam 09.00.
sequence of enterohaemorrhagic Yuliani NS & AB Oematan. 2013.
Escherichia coli O157:H7. Nature, Identifikasi mikrobiologi
409: 529 – 531. (Staphylococcus dan Coliform) pada
Purnawijayanti. 2012. Sanitasi Higiene susu dan daging serta olahannya di
dan Keselamatan Kerja Dalam Kota Jogjakarta. Partner, 20(1): 20-2
Pengolahan Makanan. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.

You might also like