1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 2, Agustus 2021 : 153 – 166

Bulletin of Scientific Contribution


GEOLOGY

Fakultas Teknik Geologi


UNIVERSITAS PADJADJARAN
homepage: http://jurnal.unpad.ac.id/bsc Volume 19, No.2
p-ISSN: 1693-4873; e-ISSN: 2541-514X Agustus 2021
GEOSTATISTIK DALAM PEMODELAN TEMPERATUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN
RADIAL BASIS FUNCTIONS DI TAMBANG EMAS TOGURACI, INDONESIA

Dharma Irwanda1 2, Andi Agus Nur1, Denny Lesmana2


1Fakultas
Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran
2PT.Nusa Halmahera Minerals, Halmahera, Maluku Utara, Indonesia
Email: dharma20002@mail.unpad.ac.id

ABSTRACT
Geostatistics has become a highly developed science and has been widely used in the mining
industry. The need to apply geostatistics in estimation and geological modeling is also
supported by software developers who continue to improve their software capabilities by using
geostatistics as mandatory in their algorithms, to help simplify and speed up spatial data
processing work. One of the methods that will be used in this research is radial basis functions,
which have advantages in global interpolation and extrapolation methods. This article aims to
apply geostatistical concepts for modeling subsurface temperatures in Toguraci with the use
of LeapfrogTM software using the radial basis functions method. The model created by this
method shows the potential for heat sources in the southwest and south of the Toguraci
underground mine, with an isovalue temperature model of ≥60oC at a relative distance of 500-
600m from the current mine. The resulting model is expected to help provide a better
understanding for the safety of underground mining operations regarding the presence of heat
source or hot water. Also, sharing information and enriching insights about the development
of geostatistical applications and the use of software in the mining industry to the academic
environment, especially the earth sciences, and ultimately encouraging further research with
a more in-depth geological study point of view.
Keywords: Geostatistic, radial basis functions, Toguraci, temperature modelling

ABSTRAK
Geostatistik telah menjadi ilmu yang sangat berkembang dan telah secara luas digunakan di
industri pertambangan. Kebutuhan untuk mengaplikasikan geostatistik dalam estimasi
maupun pemodelan geologi juga didukung oleh para pengembang perangkat lunak (software)
yang terus melakukan peningkatan kemampuan software-nya dengan menggunakan
geostatistik sebagai hal yang wajib dalam algoritma yang mereka buat, untuk membantu
mempermudah dan mempercepat pekerjaan pengolahan data spasial. Salah satu metode yang
akan digunakan pada penelitian ini adalah radial basis functions yang mempunyai keunggulan
pada metode interpolasi dan ekstrapolasinya yang bersifat global. Penulisan artikel ini
bertujuan untuk mengaplikasikan konsep geostatistik untuk pemodelan temperature bawah
permukaan di Toguraci dengan bantuan software Leapfrog TM menggunakan metode radial
basis functions. Model yang dibuat dengan metode ini memperlihatkan adanya potensi sumber
panas di sebelah baratdaya dan selatan tambang bawah tanah toguraci, dengan model
isovalue temperatur ≥60oC berjarak relatif 500-600m dari tambang saat ini. Model yang
dihasilkan diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman yang lebih baik bagi
kepentingan keselamatan operasi penambangan bawah tanah terkait keberadaan sumber
panas atau air panas. Juga, berbagi informasi dan memperkaya wawasan tentang
perkembangan aplikasi geostatistik dan penggunaan software di industri pertambangan
kepada lingkungan akademis, terutama lingkup ilmu kebumian, dan pada akhirnya mendorong
adanya penelitian lanjutan dengan sudut pandang kajian geologi yang lebih mendalam.
Kata kunci: Geostatistik, radial basis functions, Toguraci, pemodelan temperatur

PENDAHULUAN membuat valuasi data pada tambang emas


Geostatistik sebenarnya sudah di Witwatersrand di Afrika Selatan dengan
perkenalkan pertama kali oleh Danie G. Krige pendekatan statistik, penggunaan istilah
pada tahun 1952, yang merupakan seorang krigging diambil dari namanya. Kemudian,
statistician dan mining engineer, yang metode ini dikembangkan lagi oleh Georges

153
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 2, Agustus 2021 : 153 – 166

Matheron pada tahun 1963 yang melanjutkan kontak antar batuan. Hal ini menjadi salah
ide sebelumnya yang kemudian dikenal satu faktor resiko yang dipertimbangkan
secara luas sebagai metode geostatistik. Saat dalam kajian keselamatan pada proses
ini ilmu geostatistik sudah sangat penambangannya.
berkembang dan juga digunakan untuk Tujuan dari penelitian ini secara umum
berbagai macam keperluan estimasi (tidak adalah mengaplikasikan konsep geostatistik
terbatas hanya emas). Beberapa untuk pemodelan temperature bawah
pengembang perangkat lunak (software) permukaan di Toguraci dengan bantuan
yang mendukung kegiatan pertambangan software LeapfrogTM, dan secara lebih
juga terus melakukan peningkatan terperinci tujuan tersebut dapat di jabarkan
kemampuan software-nya dengan sebagai berikut:
menggunakan geostatistik sebagai hal yang • Membangun model temperature bawah
wajib dalam algoritma yang mereka buat, permukaan dengan pendekatan
untuk membantu mempermudah dan geostatistik menggunakan metode radial
mempercepat pekerjaan pengolahan data basis functions (RBF), untuk membantu
spasial. Metode yang tersedia juga beragam memberikan pemahaman yang lebih
mulai dari yang konvensional seperti polygon, baik bagi kepentingan keselamatan
nearest neighbour, inverse distance, maupun operasi penambangan bawah tanah
yang sudah menggunakan variogram seperti terkait dengan keberadaan sumber
krigging dan radial basis functions (RBF). panas atau air panas.
Namun, perlu dipahami bahwa geostatistik • Berbagi informasi dan memperkaya
dan perangkat lunak tersebut hanya alat, wawasan tentang perkembangan
pemahaman yang baik terhadap data adalah aplikasi geostatistik dan penggunaan
kunci dalam pemilihan metode yang tepat. software di industri pertambangan pada
Konsep dasar geostatistik dan pemahaman lingkungan akademis, terutama lingkup
terhadap data tetap menjadi kunci pada ilmu kebumian.
proses estimasi, walaupun bukan berarti kita • Mendorong adanya penelitian lanjutan
harus melakukan perhitungan secara manual, dengan sudut pandang kajian geologi
yang akan memakan waktu yang lama dan yang lebih mendalam, dalam upaya
tidak efektif pada kondisi operasional yang mengetahui apakah temperature tinggi
berjalan cepat dan dinamis. Kita pada tambang bawah tanah Toguraci ini
membutuhkan bantuan software yang dapat adalah semata mata bahaya atau ada
melakukan estimasi atau membuat model potensi terpendam.
dengan cepat dan tetap menerapkan konsep
geostatistik yang tepat. Salah satu software DATA DAN METODE
yang dapat membantu mempermudah proses Penelitian sebelumnya telah dilakukan terkait
estimasi dan pemodelan data spasial adalah dengan pemodelan jalur fluida hidrothermal
LeapfrogTM. Tidak hanya mempunyai fungsi dan interpretasi sistem panasbumi pada
geostatistik untuk mengolah data spasial, tambang toguraci. Menggunakan data sampel
namun lebih dari itu, software ini juga mampu air panas dari 8 titik lokasi dewatering hole,
membangun model 3 dimensi, sehingga data dan diperoleh data temperatur air panas pada
data spasial tersebut lebih mudah dipahami kisaran 68.6 – 72.7 oC. Pemodelan gradien
secara visual. temperatur juga telah dibuat dengan
Toguraci merupakan salah satu tambang menggunakan data dari 39 lubang
emas yang terdapat di Gosowong, berada pengeboran inti, dan diperoleh kesimpulan
dalam area Kontrak Karya PT. Nusa bahwa besarnya gradien temperatur bawah
Halmahera Minerals di Halmahera Utara, permukaan pada lokasi penelitian yaitu
Maluku Utara. Tipe mineralisasi yang 54oC/Km (Evelyn, 2017).
berkembang di area Toguraci adalah Penelitian saat ini dilakukan sebagai bagian
porphyry Cu-Au yang lemah, yang di dari pengembangan model yang telah dibuat,
overprint oleh mineralisasi epithermal sulfida karena fokus area dan data yang digunakan
rendah Au-Ag (Olberg, 1999, Richards dan sebelumnya sangat terbatas. Penelitian kali
Priyono, 2004). Toguraci epithermal deposit ini juga lebih berfokus pada penerapan
mulai dieksploitasi dengan metode tambang metode geostatistik dalam pemodelan
terbuka (open pit) pada tahun 2003 sampai temperatur di Toguraci, dan dengan
2006, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan data yang lebih banyak
penambangan bawah tanah (underground) dengan cakupan area yang lebih luas, sekitar
yang dimulai sejak 2011 dan masih berlanjut 1942 lubang pengeboran inti akan digunakan,
sampai saat ini. Dalam tiap proses yang berada dalam area 9000N-10500N,
penambangannya, Toguraci selalu 2100E-3700E, dan elevasi sampai pada
menghadapi tantangan dengan adanya air kedalaman minus 800m di bawah muka air
panas yang keluar kepermukaan melalui laut atau 4200mRL dalam koordinat lokal
bidang lemah berupa struktur sesar maupun (elevasi selalu ditambah 5000 agar tidak

154
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 2, Agustus 2021 : 153 – 166

muncul angka negatif pada perhitungan Metode yang ditawarkan oleh software ini
tambang). juga mampu mengakomodasi parameter
Data temperatur yang digunakan merupakan geologi yang berbeda dan membangun
hasil pengukuran menggunakan alat survey beberapa model dengan cepat, sehingga
untuk pengukuran arah orientasi lubang beberapa skenario dapat dicoba dan
pengeboran yaitu REFLEX EZ-TRACTM. Alat ini dibandingkan segera. Salah satu parameter
dapat mengukur data-data berupa azimut, tersebut adalah orientasi struktur geologi
dip, temperatur dan magnetik pada yang akan membentuk trend dan
kedalaman yang disepakati pada suatu mempengaruhi hasil akhir dari interpolasi
lubang pengeboran, pada contoh kasus di yang kita buat. Namun, untuk artikel ini akan
Gosowong yaitu kedalaman 15/18m, 30m, dibatasi pada pemodelan konseptual saja,
60m, 90m, dan seterusnya pada kelipatan yang merupakan model awal yang terbentuk
30m. hanya berdasarkan algoritma radial basis
Data temperatur tersebut akan digunakan functions atau pada LeapfrogTM dikenal
untuk membuat model konseptual dengan dengan istilah First Pass Model.
metode Radial Basis Fuctions (RBF), yang Leapfrog™ menyediakan teknik alternatif
merupakan salah satu metode interpolasi untuk membuat model geologi dari kumpulan
untuk membuat estimasi nilai pada titik data lubang pengeboran dengan
tertentu yang tidak memiliki data, memanfaatkan metode interpolasi 3D dengan
berdasarkan data di sekitarnya. Secara cepat. Kelebihan dan keunikan dari metode
singkat, meskipun metode ini tidak ini dapat dijelaskan, diantaranya sebagai
dirumuskan dalam bahasa statistik spasial, berikut (Cowan et al., 2002):
namun interpolasinya secara aktual dihitung • Konstruksi wireframe geologi dari data
dengan cara yang identik dengan Dual lubang bor akan dihasilkan secara semi-
Krigging (Horowitz et al., 1996), atau dikenal otomatis dalam hitungan jam langsung
juga sebagai Global Krigging (Seequent.com, dari data komposit.
2021). Metode interpolasi yang biasa • Interpretasi geologi kualitatif dapat
digunakan pada industri pertambangan dengan cepat dimasukkan ke dalam alur
mineral atau batubara umumnya bersifat kerja. Oleh karena itu, berbagai
lokal seperti metode polygon, inverse ide/parameter geologi dapat digunakan
distance weighting, maupun krigging. untuk menghasilkan berbagai skenario
Sedangkan RBF menggunakan metode "bagaimana jika?" untuk pengujian
interpolasi secara global, artinya interpolan terhadap model yang dihasilkan.
bergantung pada semua titik data yang ada. Sebaliknya, metode pemodelan tradisional
Perkembangan dari perangkat lunak memerlukan interpretasi geologi saat proses
memungkinkan diterapkannya metode RBF digitasi dalam tiap bagian penampang. Selain
sebagai sebuah algoritma untuk tujuan memakan waktu, kelemahan utama dari
interpolasi maupun ekstrapolasi data numerik metode tradisional adalah kenyataan bahwa
maupun kategori seperti data geologi. model yang dihasilkan unik dan sangat
LeapfrogTM merupakan perangkat lunak yang tergantung pada interpretasi masing-masing
menggunakan RBF sebagai interpolasi dan ahli geologi, dan mungkin tidak mudah
ekstrapolasinya, memanfaatkan fungsi direplikasi oleh orang lain. Kelemahan utama
perhitungan global neighbourhood yang dari metode tradisional ini adalah sebagai
membuat pemodelan menjadi ideal dan berikut (Cowan et al., 2002):
smooth bahkan dari data yang sedikit dan • Fakta bahwa intuisi seorang ahli geologi
berjarak. Perbedaan dan persamaan prinsip tidak dapat dengan mudah dimasukkan
estimasi dari RBF dengan metode lainnya ke dalam proses pemodelan, dan
dapat dilihat pada Tabel 1. • Proses interpolasi mungkin memerlukan
Pada artikel ini, pemodelan temperatur studi geostatistik untuk data assay (yaitu
secara 3 dimensi akan dibuat menggunakan variografi), dan langkah ini saja bisa
software Leapfrog™, dengan menggunakan sangat memakan waktu.
data temperatur yang diukur pada tiap lubang Adapun tahapan pengolahan data yang akan
pengeboran. Model yang dihasilkan dilakukan untuk membangun model
merupakan model implisit, yang dapat temperatur secara 3 dimensi dengan
diartikan sebagai pemodelan dengan menggunakan software LeapfrogTM, dapat
membentuk permukaan (surface) secara dijelaskan sebagai berikut:
cepat dan otomatis langsung dari data • Preparasi data dalam bentuk tabel file
spasial/geologi. Berbeda dengan pemodelan .csv
eksplisit atau yang dianggap sebagai metode • Import data ke dalam software
“tradisional” dengan digitasi manual pada LeapfrogTM
penampang saat membuat wireframe • Validasi data untuk menemukan pencilan,
sebelum dimodelkan (Seequent.com, 2021). dan atau kemungkinan data yang tidak
valid (error), jika diperlukan penyesuaian

155
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 2, Agustus 2021 : 153 – 166

pada data, maka proses diulang kembali yaitu 0.2 oC, 3 oC, 3.4 oC dan bahkan ada nilai
ke poin pertama. temperatur dibawah 0 oC, dapat dipastikan
• Interpolasi data menggunakan software bahwa data ini error, karena tidak sesuai
dengan metode radial basis functions. dengan kondisi dilapangan, dimana
• Visualisasi konseptual model temperatur temperatur tersebut menggambarkan area
pada infrastruktur tambang bawah tanah. yang sangat dingin, mendekati/relatif pada
titik beku air. Data anomali kedua adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN pada data temperatur tertinggi yaitu 333 oC,
Preparasi data juga dapat dipastikan merupakan error
Preparasi data wajib dilakukan sebelum pembacaan alat ukur, karena terlalu ekstrim
memasukkan data kedalam software, dan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.
kebutuhan tiap software berbeda beda dalam Total sebanyak 19 data dari kedua kumpulan
hal tipe file, format data, data wajib data anomali (error) tersebut tidak akan
(mandatory) dan lainnya. LeapfrogTM dapat digunakan dalam pemodelan.
membaca (import) beberapa macam tipe file Setelah proses validasi data selesai, semua
salah satunya .csv yang akan digunakan pada data di import kembali, kemudian data
proses pemodelan kali ini. Dibutuhkan, ditampilkan lagi dalam bentuk histogram
minimal 3 file data yang masing masing berisi untuk melihat perubahan perhitungan
informasi titik koordinat dan orientasi awal statistik univariate nya. Pada gambar 3, hasil
arah dan kemiringan lubang bor (Collar.csv), plotting distribusi data terlihat relatif lebih
perubahan arah dan kemiringan lubang bor normal daripada sebelumnya. Walaupun
seiring dengan bertambahnya kedalaman masih terlihat adanya pencilan pada
(Survey.csv), dan minimal 1 data interval temperatur tinggi, yang didefinisikan dengan
(Lithology.csv). Yang dimaksud dengan data formula Q3 + 1.5*IQR, dimana IQR atau
interval adalah data yang memiliki ukuran Interquartile Range didapatkan dengan
panjang sampel dengan nilai/kategori formula Q3-Q1. Berdasarkan statistik
tertentu, misalnya kedalaman 0-100m: univariate ini, maka data temperatur diatas
Basalt, atau contoh lainnya kedalaman 98- 53 oC masuk kedalam kategori pencilan
100m: kadar emas 2 g/t. Contoh format tabel (outliers). Dalam pemodelan ini, pencilan
pada tiap file dapat dilihat pada tabel 2. pada temperatur tinggi diasumsikan akan
Dalam artikel ini data lithology dimasukkan memberi gambaran posisi dan dimensi
hanya untuk memenuhi syarat wajib anomali yang menjadi sumber panas, namun
(mandatory), agar data bisa diterima oleh data harus ditampilkan secara visual 3
software, namun data ini tidak akan kita dimensi untuk memastikan apakah pencilan
gunakan untuk pemodelan kali ini. Selain 3 adalah sumber panas atau merupakan
data wajib tersebut diatas, di persiapkan juga kumpulan data tidak valid lainnya yang
data utama berupa temperatur dalam bentuk secara geologi tidak dapat diterima (Gambar
point data yang akan kita gunakan untuk 4).
pemodelan (Tabel 3).
Interpolasi data dan pemodelan dengan
Import data dan validasi metode radial basis functions
Ketiga file yang sudah dipersiapkan (collar, Interpolasi data dengan metode radial basis
survey, lithology) lalu di import ke dalam function pada LeapfrogTM memberikan 2
LeapfrogTM, kemudian data temperatur juga pilihan jenis interpolant yaitu Linear dan
di import sebagai data point, selain itu kita Spheroidal, dan masing masing mempunyai
juga dapat menambahkan topografi agar parameter tersendiri yang dapat di ubah
tampilan model lebih aktual. Tahapan disesuaikan dengan jenis data. Pemahaman
selanjutnya adalah menampilkan semua data tentang data sangat menentukan dalam
secara visual, dan menampilkan statistik pemilihan interpolant dan parameter yang
data. Validasi perlu dilakukan baik secara tepat. Dalam ilmu statistik, terdapat 4 jenis
visual (melibatkan intuisi geologi) dan juga data berdasarkan skala pengukurannya yaitu
validasi statistik. Jika ditemukan pencilan data nominal, ordinal, interval, dan rasio.
atau error maka diperlukan penyesuaian data Temperatur merupakan jenis data interval,
agar model yang di buat lebih valid. yang secara sederhana dapat diartikan
Pencilan dan atau error dapat diidentifikasi sebagai data yang memiliki perbedaan,
dengan berbagai macam metode statistik, urutan, dan jarak perbedaan yang sama di
dalam artikel ini akan digunakan salah satu tiap urutan nilai nya, namun tidak
yang cukup sederhana yaitu dengan mempunyai titik nol absolut atau mutlak.
histogram dan Box Plot (Gambar 1 dan 2). Temperatur 0 oC tidak bisa diartikan tidak
Dari statistik yang ditampilkan oleh mempunyai nilai.
histogram, secara umum dapat dilihat 2 Seperti telah dijelaskan diawal bahwa radial
kluster anomali data temperatur, yang basis functions merupakan global estimator
pertama pada data temperatur terendah yang menggunakan variogram pada

156
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 2, Agustus 2021 : 153 – 166

pemodelan spasialnya. Variogram dibuat yang serupa tentang variogram dan


untuk memperoleh parameter estimasi parameter terbaik yang digunakan sebagai
berupa nugget, sill, range. Namun, interpolant untuk pemodelan temperatur,
sebelumnya harus ditentukan apakah data yaitu Linear dengan parameter yang
yang akan digunakan bersifat stasioner atau digunakan untuk Nugget adalah 0, dengan
tidak. Stasioner secara bahasa berarti Drift yang linear, sedangkan untuk Base
seimbang atau tidak bergerak, data yang Range dan Total Sill tidak akan berpengaruh
stasioner adalah data yang distribusinya pada hasil interpolasi. Model yang dihasilkan
tetap, homogen dan berulang dalam dari interpolasi data pada software ini
ruang/spasial, atau mempunyai mean dan menghasilkan isosurface; berupa permukaan
covariance yang konstan. Dengan kata lain, yang memiliki nilai temperatur yang sama,
nilai harapan (atau mean) dari sebuah dan isovalue; berupa volume solid bentukan
variabel random Z(x) harus konstan pada tiap 3 dimensi yang menggambarkan rentang nilai
titik data x (Armstrong, 1998). temperatur tertentu. Pada artikel ini,
Secara sederhana, data temperatur dapat di temperatur akan dimodelkan dalam 5
tampilkan dalam bentuk Box Plot, untuk isovalue dengan rentang temperatur <30oC,
dapat melihat ada atau tidaknya perubahan 30-40oC, 40-50oC, 50-60oC, dan ≥60oC. Yang
nilai rata rata pada tiap rentang kedalaman. dibatasi oleh 5 isosurface yang
Pada gambar 5 terlihat adanya kenaikan nilai menggambarkan terperatur terendah di tiap
rata rata temperatur dengan bertambahnya model isovalue nya yaitu pada 60oC, 50oC,
kedalaman, pada diagram box plot tersebut 40oC, 30oC, dan nilai terendah yang
di tampilkan distribusi data dan rata-rata direpresentasikan oleh aktual topografi
nilainya pada rentang kedalaman tiap permukaan (Gambar 7).
50meter kearah vertikal, dapat disimpulkan Pemodelan temperatur yang telah dibuat
bahwa data ini tidak stasioner terhadap menunjukkan adanya sumber panas di
perubahan kedalaman. sebelah baratdaya dan selatan tambang
Temperatur bersifat linear terhadap Toguraci dan juga relatif ke arah yang lebih
kedalaman, sesuai prinsip gradient dalam (Gambar 8 dan 9). Pada penampang
geothermal semakin dalam maka temperatur 9500N terlihat puncak dari isosurface
akan naik. Dari sifat data yang telah temperature ≥60oC berada pada elevasi
dijelaskan, maka interpolant yang digunakan ~4961 mRL. Pada elevasi yang relatif sama,
untuk pemodelan adalah Linear Interpolant. temperatur mulai turun ke arah utara pada
Berdasarkan sifat data ini juga maka penampang 10000N dan 10500N maupun ke
parameter variogram berupa sill dan range selatan pada penampang 9000N.
tidak akan mempengaruhi interpolasi. Proses penambangan emas di toguraci yang
Merujuk juga kepada Armstrong (1998) yang dilakukan dengan metode tambang bawah
menyatakan bahwa tidak semua variogram tanah, saat ini telah mulai menghadapi
mencapai sill (variance maksimum), dan nilai tantangan dengan banyaknya sumber air
terus meningkat dengan bertambahnya panas ≥60oC yang keluar pada zona zona
jarak, atau dapat diasumsikan juga bahwa lemah berupa struktur geologi maupun vein
daerah pengaruh (range) seperti tidak sistem yang ada. Pemodelan temperatur
terbatas. Nugget juga dapat diasumsikan yang telah dibuat juga menggambarkan
bernilai 0 atau mendekati, karena sifat adanya potensi sumber panas di sebelah
temperatur yang merambat melalui media, baratdaya dan selatan Toguraci. Hal ini dapat
sehingga pada titik terdekat nilai temperatur menjadi bahan pertimbangan untuk analisa
tidak signifikan berbeda. potensi resiko penambangan ke arah yang
Berdasarkan ada atau tidaknya sill dan range, semakin dalam, mengingat dari model
model variogram dibagi menjadi 2 yaitu isovalue temperatur ≥60oC hanya berjarak
model dengan sill dan model tanpa sill, atau ~500-600m dari infrastruktur tambang saat
dikenal juga dengan nama Bounded dan ini (Gambar 10).
Unbounded Model (Armstrong, 1998). Yang
paling cocok digunakan pada pemodelan Diskusi
temperatur di Toguraci ini adalah Unbounded, Seperti hal nya semua metode pemodelan,
dengan jenis Linear Model atau juga dikenal metode ini juga memiliki keterbatasan dan
dengan nama Power Model: (h)=p|h|, kekurangan. Beberapa model yang dibangun
dimana p adalah konstan dan proporsional menggunakan metode implisit tidak optimal,
terhadap nilai absolut h, dan 0<  <2 karena model yang dihasilkan lebih
(Gambar 6.a). Atau dapat ditemukan juga mencerminkan hasil bentukan fungsi
dalam notasi (h)=C|h|, dengan 0<  ≤ 2 matematika daripada bentuk geologi. Model
(Gambar 6.b). temperatur yang dihasilkan dari metode RBF
Merujuk pada panduan yang dibuat oleh ini masih bersifat konseptual, artinya
software LeapfrogTM ini dalam website nya isosurface atau isovalue yang terbentuk
seequent.com, juga menjelaskan kriteria benar benar dari hasil kalkulasi rumus

157
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 2, Agustus 2021 : 153 – 166

geostatistik saja, atau pada software ini berjarak relatif 500-600m dari tambang
dikenal dengan istilah First Pass Model, masih saat ini.
perlu disempurnakan dengan tambahan • Penggunaan software dalam pemodelan
parameter geologi lainnya. Keterbatasan dan menggunakan pendekatan geostatistik
kekurangan dari model ini yang diharapkan sangat mudah dilakukan (dalam artikel
dapat menjadi bahan diskusi selanjutnya, ini menggunakan radial basis functions),
diantaranya (namun tidak terbatas pada): namun perlu dipahami bahwa software
• Geometri bentukan RBF hanyalah sebuah alat bantu, hasil akhir
Pada area yang mempunyai data relatif tetap tergantung pada pemahanan kita
banyak dengan jarak data yang cukup terhadap data yang kita miliki, dan harus
dekat, dan menunjukkan temperatur relevan dengan kondisi lapangan
yang naik-turun terhadap elevasi, sebenarnya.
ditemukan beberapa data yang berada • Model temperatur yang dihasilkan sangat
diluar isovalue, dan atau melewati batas menarik untuk dikaji lebih lanjut, apakah
isosurface-nya (Gambar 11a). bentukan isovalue temperatur tinggi
Dibutuhkan validasi dan kemapuan tersebut berhubungan dengan tubuh
editing menggunakan software ini, dan intrusi? Bagaimana peran struktur sesar
“intuisi” dari pengalaman modelling untuk dan vein system sebagai permeability
menghasilkan geometri yang optimal dan sekunder yang kemungkinan menjadi
realistis. jalan bagi air panas untuk dapat
• Parameter geologi terekspos di infrastruktur tambang?
Model yang dihasilkan tidak secara Apakah temperatur tinggi atau air panas
otomatis merepresentasikan keadaan di area Toguraci ini adalah potensi bahaya
geologi yang ada. Untuk pemodelan semata ataukah ada potensi lain yang
temperatur seharusnya juga juga dapat dimanfaatkan? Penelitian
mempertimbangkan keberadaan air lanjutan dirasa perlu dilakukan untuk
panas, dan pergerakannya melalui bidang menjawab pertanyaan pertanyaan
lemah berupa struktur sesar atau vein tersebut.
system yang dilalui lubang bor, yang
dapat mempengaruhi nilai temperatur UCAPAN TERIMAKASIH
disepanjang lubang bor tersebut (Gambar Terimakasih kepada PT. Nusa Halmahera
11b). Proses penambangan juga dapat Minerals, atas ijin penggunaan data-data dan
menyebabkan perubahan pergerakan air lisensi software Leapfrog Geo versi 5.1. yang
panas dan juga muka air tanah yang menjadi kunci dalam proses pemodelan
perlu dipertimbangkan dalam pemodelan. temperatur yang telah dibuat dalam artikel
Sesar-sesar utama perlu dipetakan dan ini. Terkhusus, ucapan terimakasih kepada
dimasukkan sebagai salah satu trend dalam jajaran pimpinan departemen geologi
proses interpolasi. Sesar tersebut juga dapat tambang; Bapak Rendra Suryanatadipura
merepresentasikan jalur-jalur utama air (Manajer geologi tambang), Bapak Arif
panas, sehingga pada model yang dihasilkan Supriyadi (Superintendent geologi tambang),
akan memberikan gambaran yang lebih baik Bapak Sejati Awang Wibowo (Specialist
untuk membuat prediksi tentang perbedaan resource geologist) dan Perwakilan
letak maupun geometri antara sumber panas, Manajemen; Bapak Denny Lesmana (Deputy
dengan panas yang dibawa oleh air. GM Production and Planning), yang semuanya
Litologi juga dapat digunakan sebagai merupakan geologist senior yang
parameter geologi dalam pemodelan berpengalaman, yang telah membagi ilmu
temperatur ini. Pada penelitian sebelumnya dan memberikan diskusi yang konstruktif
juga telah disampaikan bahwa, berdasarkan tentang estimasi, pemodelan, dan
analisis data kimia air panas dengan diagram geostatistik secara umum. Rekan
segitiga Cl-Li-B diperkirakan bahwa fluida seperjuangan, Benedictus A.T.E, dan Reza
mengalami kesetimbangan dengan diorit Ardiansyah yang selalu mengkritisi sekaligus
(Evelyn, 2017). Namun masih perlu memberi semangat untuk terus belajar.
dibuktikan pada skala yang lebih luas. Model
litologi perlu ditumpangtindihkan dengan DAFTAR PUSTAKA
model temperatur terbaru untuk dapat Armstrong, M. 1998. Basic Linear
melihat hubungan diantara keduanya. Geostatistics. Springer-Verlag Berlin
Heidelberg, New York. 153 p.
KESIMPULAN Cowan, E.J., Beatson, R.K., Fright, W.R.,
• Pemodelan temperatur di area Toguraci McLennan, T.J., and Mitchell, T.J. 2002.
memperlihatkan adanya potensi sumber Rapid geological modelling. Applied
panas di sebelah baratdaya dan selatan Structural Geology for Mineral Exploration
tambang bawah tanah toguraci, dengan and Mining, International Symposium,
model isovalue temperatur ≥60oC Kalgoorlie. 23-25.

158
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 2, Agustus 2021 : 153 – 166

Evelyn, C. M. 2017. Pemodelan jalur fluida Gosowong epithermal gold deposit,


hidrotermal dan interpretasi system Halmahera, Indonesia, East Indonesia.
panasbumi pada tambang emas Toguraci, Australasian Institute of Mining and
Halmahera Utara. (Skripsi, Universitas Metallurgy Publication Series 4, p. 179–
Trisakti, 2017). 186.
Horowitz, F. G., Hornby, P., Bone, D., and Richards, T.H., and Priyono, B.D. 2004.
Craig, M. 1996. Fast Multidimensional Discovery of the Toguraci Epithermal Au-
Interpolations. Proceedings of the Ag Deposits, Gosowong Goldfield,
Application of Computers and Operations Halmahera Island, East Indonesia. Pacrim
Research in the Mineral Industry (APCOM paper.
26), Ramani R V (ed), (Society Mining _____. 2021. Comparing leapfrog radial
Metallurgy and Exploration (SME): basis function and krigging.
Littleton, Colorado), 583 p. https://www.seequent.com/comparing-
Olberg, D.J., Rayner, J., Langmead R.P., and leapfrog-radial-basis function-and-
Coote, J.A.R. 1999. Geology of the kriging/. Diakses pada 16 April 2021.

159
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 2, Agustus 2021 : 153 – 166

Tabel 1. Perbandingan prinsip RBF dengan metode lainnya (modifikasi dari


https://www.seequent.com/comparing-leapfrog-radial-basis-function-and-kriging/,2021).
Nearest Inverse Simple Ordinary
RBF
Neighbour Distance Krigging Krigging

Estimator Type Local Local Local Local Global

Strict distance-based Distance-based Data-driven Data-driven Data-driven


Spatial Model Type
function function variogram variogram variogram

More weight is given to


Spatial Model All weight is given to closer points
Often biased down hole
Based on variogram Based on variogram Based on variogram
Sample Weighting the nearest point
(unless declustered)
Drift behaviour is
It will always have Dependent on the Estimator will drift to
Extrapolation Estimator will drift to chosen:
the value of the chosen exponent the search
behaviour the specified mean specified mean or
nearest point function neighbourhood mean
automatic

Tabel 2. Format tabel yang dibutuhkan (mandatory) oleh software LeapfrogTM, tabel 2(a);
Collar, 2(b); Survey, dan 2(c); Interval/Lithologi.

Tabel 3. Tabel data temperatur dalam bentuk point data, sesuai kebutuhan LeapfrogTM. HOLEID
sebagai kolom kunci yang akan menghubungkan data temperatur ke data collar dan survey,
agar dapat di plot secara 3D.

160
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 2, Agustus 2021 : 153 – 166

Gambar 1. Histogram data temperatur, memperlihatkan statistik dari seluruh data yang ada
(dibuat menggunakan software LeapfrogTM versi 5.1).

Gambar 2. Histogram data temperatur, memanipulasi interval sumbu Y agar dapat melihat
lebih detail pada nilai temperatur yang memiliki frekuensi sangat sedikit. (a) temperatur
sangat rendah pada 3 sampel; 0.2 oC, 3 oC, dan 3.4 oC. (b) temperatur sangat tinggi pada 1
sampel; 333 oC (dibuat menggunakan software LeapfrogTM versi 5.1).

161
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 2, Agustus 2021 : 153 – 166

Gambar 3. Histogram data temperatur setelah proses validasi (dibuat menggunakan software
LeapfrogTM versi 5.1).

Gambar 4. Penampang menghadap utara (Looking North), area toguraci dengan menampilkan
semua data temperatur yang telah di plot pada lubang bor (dibuat menggunakan software
LeapfrogTM versi 5.1).

162
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 2, Agustus 2021 : 153 – 166

Gambar 5. Box Plot, menggambarkan perubahan nilai rata rata temperatur terhadap
kedalaman (dibuat menggunakan microsoft excel 2016).

Gambar 6. Penggambaran konsep variogram unbounded, Linear/Power Model (modifikasi dari


Armstrong, 1998).

Gambar 7. Pengaturan RBF interpolant pada LeapfrogTM, sesuai dengan kebutuhan pemodelan
temperatur (Seequent, 2021).

163
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 2, Agustus 2021 : 153 – 166

Gambar 8. Plan view map, menunjukkan posisi 4 buah garis penampang barat-timur, diurutkan
dari selatan ke utara yaitu penampang 9000N, 9500N, 10000N, dan 10500N. Volume solid
(isovalue) berwarna merah tua menunjukkan area dengan temperatur ≥60 oC (dibuat
menggunakan software LeapfrogTM versi 5.1).

Gambar 9. Model temperatur pada 4 penampang menghadap utara (looking north), 9000N,
9500N, 10000N, dan 10500N (dibuat menggunakan software LeapfrogTM versi 5.1).

164
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 2, Agustus 2021 : 153 – 166

Gambar 10. Visualisasi model temperatur terhadap infrastruktur tambang bawah tanah
Toguraci, (a)model isovalue temperatur ≥60oC, (b) model isovalue temperatur ≥50oC, (c)
model isovalue temperatur ≥40oC (dibuat menggunakan software LeapfrogTM versi 5.1).

Gambar 11. (a) Penampang relatif menghadap utara, memperlihatkan 2 data temperatur:
61oC dan 62oC, berada diluar isovalue ≥60oC. (b) Penampang menghadap utara,
memperlihatkan volume solid / isovalue ≥50oC (lingkaran kuning) yang tidak terhubung
dengan volume solid utama hasil interpolasi, dibutuhkan parameter tambahan agar model
lebih realistik.

165
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY, Volume 19, Nomor 2, Agustus 2021 : 153 – 166

166

You might also like