Professional Documents
Culture Documents
KONSEP DASAR AQIDAH ISLAM (AutoRecovered)
KONSEP DASAR AQIDAH ISLAM (AutoRecovered)
KONSEP DASAR AQIDAH ISLAM (AutoRecovered)
Makalah
“Tauhid”
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
"Konsep Dasar Aqidah Islam".
Kami juga sangat berterima kasih pada bapak-ibu dosen khususnya Ibu
Dr. Hj. Muzayyanah Mu’tashim Hasan, MA dan Bapak Iqbal Hamdan Habibi
yang telah membimbing kami.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini, khususnya
rekan-rekan kami. Tentunya, tidak akan bisa maksimal tanpa adanya dukungan
dari semua pihak yang terkait dan membantu kami.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah yang sederhana ini.
Kami berharap bahwa makalah ini dapat memiliki barokah dan manfaat
pada seluruh orang yang membacanya, membawa, mendengarkan, atapun hanya
melihatnya. karena pintu hidayah sangatlah luas, bahkan tiada yang tahu darimana
hidayah akan berasal kecuali Allah SWT.
.
Ttd
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................... i
Kesimpulan ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Akidah Islam merupakan materi pembahasan yang kadang dianggap
sebelah mata oleh Kebanyakan masyarakat, padahal Akidah Islam mempunyai
pengaruh yang besar dalam menentukan berimannya kita atau tidak, bahkan dalam
kebiasaan kita sehari-hari, sehingga terciptalah Islam dengan image yang buruk di
kalangan orang non-islam, bagaikan “pepatah kacang lupa pada kulitnya” kiranya
kita tidak boleh melupakan hal yang membentuk perilaku sehari-hari kita yakni
Akidah Islam itu sendiri. Suatu hal yang seseorang pahami sejak kecil seharusnya
tetap terpatri dalam memori orang tersebut, terdapat beberapa kasus ketika seorang
muallaf yang beribadah itu jauh lebih baik daripada orang yang beragama islam
sejak kecil, hal ini tentunya merupakan hal yang miris bagi penganut agama islam
itu sendiri. Kami harap makalah ini dapat me-refresh ingatan Akidah Islam pada
pembaca, khususnya sang penulis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Akidah Islam?
2. Apa Saja Ruang lingkup pembahasan Akidah Islam?
3. Apa Saja Sumber Akidah Islam?
4. Apa hubungan akidah dengan amal?
5. Apa hubungan akidah dengan ilmu?
6. Bagaimana klasifikasi manusia yang terkait dengan akidah:
mukmin, kafir dan munafik dan musyrik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui itu Akidah Islam
2. Untuk mengetahui Ruang lingkup pembahasan Akidah Islam
3. Untuk mengetahui Sumber Akidah Islam
4. Untuk mengetahui hubungan akidah dengan amal
5. Untuk mengetahui hubungan akidah dengan ilmu
6. Untuk mengetahui klasifikasi manusia yang terkait dengan akidah:
mukmin, kafir dan munafik dan musyrik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akidah Islam
Akidah atau Aqidah ( (العقيدةmenurut Bahasa arab berasal dari akar kata
yang berupa Al-‘Aqdu ) (العقدyang memiliki arti secara etimologis terikat, bertaut,
ikatan. at-tautsiiqu ( ُ ) التوثيقyang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat,
al-ihkaamu ( ُ ) اْ ِإلحْ َكامyang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu
biquw-wah ( قوة
َّ الربْط ُ ِب
َّ ) yang berarti mengikat dengan kuat. Ar-rabthu
merupakan salah satu dari pengertian akidah dikarenakan akidah merupakan hal
yang harus terkait dengan hati sekiranya tiada keraguan disana,1 Sedangkan
menurut Istilah (terminologi), akidah adalah iman yang teguh dan pasti tanpa ada
keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.ُ Keduanya memiliki arti yang
similar.
Akidah Islam adalah keimanan yang bersifat tanpa keraguan kepada Allah
SWT, dengan segala kewajiban, bertauhid, dan taat kepada-Nya serta menjauhi
larangan-larangan, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya,
Kitab-kitab-Nya, hari akhir, takdir baik dan buruk, dan mengimani seluruh apa-apa
yang telah valid tentang landasan-landasan Agama.
1
‘Abdu Ar-rozzaq Bin ‘Abdu Al-Muhsin Al-Badr, At-Tuhfah As-Saniyyah (Mathobi’i Adhwai Al-
Muntada)ُ ُص114
5
َُُُو ْالمؤْ ُِمنونَ ُك ٌّلُآ َمن ِ ُالرسولُبِماُأ ْن ُِز َلُإِ َل ْي ِه
َ ُم ْن
َ ُربُِ ِه َّ َاُآ َمن
ُُوقالوا ِ ُورس ِل ِهُالُنفَُ ِرقُ َبيْنَ ُأ َ َحد
َ ٍُم ْنُرس ِل ِه َ ُو َمالئِ َك ِت ِه
َ ُوكت ِب ِه َّ ِب
َ ِاَّلل
ُصير ْ َّناُو ِإلَي َْك
ِ ُال َُم َ ُرب َ َ ناُوأ
َ ط ْعناُغ ْفران ََك َ س ِم ْع
َ
Artinya:ُ “Rasulُ (Muhammad)ُ berimanُ padaُ (Al-Qur’an)ُ yangُ
diturunkanُkepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin.
Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya,
dan rasul-rasul-Nya.ُ (Merekaُ berkata,)ُ “Kamiُ tidakُ membeda-bedakan
seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka jugaُberkata, “Kami dengar dan kami
taat. Ampunilahُ kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami)
kembali”.
.اشهدُانُالُالهُاالُهللا
Akidah ini juga dibahas secara tersirat pada firman allah Surat Al-A’raf
ayat ke 59 yang berbunyi:
ٍُُم ْنُ ِإلَه َّ س ْلنَاُنو ًحاُ ِإلَىُقَ ْو ِم ِهُفَقَا َلُ َياقَُ ْو ِمُاعْبد
ُِ واَُّللاَُ َماُلَك ْم َ لَقَ ْدُأ َ ْر
…ُغيْره
َ
2
‘Abdulloh Ibn Muhammad Ibn ‘Abdul ‘Aziz, At-Tauhid Wa Bayan Al-‘Aqidah As-Salafiyyah An-
Naqiyyah, (Maktabah Thobariyyah: 1992) ص21
6
Artinya: Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya
lalu dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tiada tuhan bagimu
selain Dia….
2. Akidah Rububiyyah
Perbedaan yang signifikan dari kedua Akidah ini, hemat menurut penulis
adalah akidah ini lebih cenderung pada hubungan atasan pada bawahan,
berbeda dengan Akidah yang sebelumnya.3 Keterangan ini berlandaskan firman
Allah SWT Surah Yunus:
3
‘Abdurrahman Ibn Muhammad Ad-Dausiri, Al-Ajwibah Al-Mufidah Limuhimmat Al-Aqidah, jilid
1 1 (Maktabah Dar Al- Arqam, 1982) ص16
7
Akidah ini memiliki pengertian bahwa sorang hamba harus meyakini Allah
SWT esa dalam seluruh Nama-Nama dan Sifat-Sifat-Nya, tiada sesuatupun
yang menyamai-Nya, meskipun ada Sebagian makhluq Allah yang memiliki
potongan kecil dari sifat tersebut seperti perkasa, dalam artian sifat-sifat Allah
disini sudah berkarakeristik paripurna dan sempurna berbeda dengan yang
dimiliki makhluq.4ُ Hal ini berlandaskan ayat Al-Qur’an pada surah As-Syura:
ُصير ْ س ِميع
ِ ُال َب َّ ُوه َوُال ْ ْسُ َك ِمثْ ِل ِهُش
َ َي ٌء َ لَي
Artinya: Tiada sesuatuُ yang serupa dengannya, Dialah Maha mendengar,
lagi Maha melihat. (QS : As-Syuro : 11)
Al-Quran merupakan sumber awal dan inti dari ajaran ajaran akidah islam,
karena adalah suatu referensi yang masih otentik, terjaga dari suatu yang buruk
dan tidak tercampuri hal-hal ُ lain , dan sumber akidah haruslah suatu yang
sudah bersifat pasti bukan hal yang masih perlu diteliti (seperti masalah fiqih)
dalam segi keasliannya.
Berbeda halnya dengan sumber dalil masalah fiqh, akhlaq dan keutamaan-
keutamaan, seluruhnya bukan merupakan hal yang pasti (qoth’i) sehingga
ijtihad yang menggunakan akal masih masuk dalam ranah tersebut.5
ُُو ِب ْاْل ِخ َر ِةُهُ ْم َ َوالَّذِينَ ُيؤْ ِمنونَ ُبِ َماُأ ْن ِز َلُ ِإ َلي َْك
ِ ُو َماُأُ ْن ِز َل
َ ُم ْنُقَ ْب ِل َك
ُْ ُوأولَ ِئ َكُهم
ُ َُُالم ْف ِلحون َ ُم ْن
َ ُر ِب ِه ْم ِ ىً علَىُهد
َ ُُأولَ ِئ َك، َيو ِقنون
4
Sholih Ibn ‘Abdul Aziz, At-Tamhid Li Syarhil Kitab At-Tauhid (Dar At-Tauhid: 2003)ُُص7
5
Nashir Ibn Abdul Karim, Mujmal Ushul Ahli As-Sunnah, (Maktabah As-Syamilah) ص24
8
Artinya: Dan orang-orang yang beriman denga apa yang diturunkan padamu
(Muhammad) dan apa yang diturunkan pada pendahulumu, dan pada akhirat
mereka meyakininya, mereka adalah orang-orang yang mengikuti petunjuk dari
tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang beruntung (QS : Al-Baqaroh :
5-4)
2. As-Sunnah
As-Sunnah adalah segala ucapan, perbuatan, dan ketetapan yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad SAW. As-Sunnah juga termasuk sumber agama
(Mashdaru Ad-Din) hal ini juga memiliki alasan yang sama seperti alasan al
quran yang diatas, As-sunnah meski berasal dari seorang manusia, tapi adalah
manusia yang tidak berbicara kecuali dengan tuntunan wahyu dari Allah SWT
yang memberitahu kita tentang apa saja sumber, kewajiban dan larangan dari
akidah itu sendiri. 6
Dalam Al-Qur’an disebutkan atas kebeneran keterangan diatas pada Surahُ
An-Najm:
يُيُو َحى
ٌ ُْوح ْ ع ِن
َ ُ ِإ ْنُه َوُ ِإ َّال،ُال َه َوى َ َُو َماُ َي ْن ِطق
Artinya: Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut
keinginannya, tidak lain (Al-Quran itu) wahyu yang diwahyukan. (QS. An-
Najm : 3-4)
3. Ijma’ Ulama
Ijma’ atau konsensus ulama disini dapat dipertimbanhkan oleh sebagian
ulama’ sebagai sumber akidah tauhid islam, namun yang perlu digaris-bawahi
adalah kesepakatan ulama’ yang diakui disini yaitu adalah kesepakatan atas
dalil-dalil ma’shum saja ( terjaga otentiknya) seperti Al-Quran dan As-Sunnah.
Sehingaa ijma’ ini melahirkan kaidah-kaidah, seperti suatu kaidah yang
berasal dari satu nash, kaidah yang berasal dari kumpulan nash-nash, manhaj
‘amaliy dan ‘ilmiy yang dilakukan pada zaman Nabi Muhammad yang
diteruskan sampai zaman setelahnya.7
6
Nashir Ibn Abdul Karim, Mujmal Ushul Ahli As-Sunnah, (Maktabah As-Syamilah) ص24
7
Nashir Ibn Abdul Karim, Mujmal Ushul Ahli As-Sunnah, (Maktabah As-Syamilah) ص24
9
D. Hubungan Akidah dengan Amal
Akidah dan Amal memiliki hubungan special dalam pengaplikasian akidah
itu sendiri, karena buah dari pengetahuan kita tentunya harus di-
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya segala amal ibadah
yang kita lakukan harus kita pahami bahwa segalanya hanya dikhususkan pada
Allah SWT, tanpa Akidah kita tidak akan tahu mau ditujukan kemana amal
ibadah. Akidah pun hanya dapat diketahui dengan ilmu yang akan dibahas
setelah ini. Dalam hadis Nabi Muhammad SAW. terdapat hadis yang
menerangkan hal ini:
ُُإنُأشدُالناسُعذاباُيومُالقيامة:قالُرسولُهللاُصلىُهللاُعليهُوسلم
ُ (عالمُلمُينفعهُعلمهُ)رواهُالطبرانيُفيُالصغيرُوالبيهقي
Artinya: Nabi Muhammad SAW. Bersabda : sesungguhnya manusia yang
paling berat siksanya kelak di hari kiamat adalah orang yang alim namum
ilmunya tidak bermanfaat baginya (tidak diamalkan). (HR. At-Thobroni)
Terdapat syi’ir dalam nadhom kitab Zubad fan fiqh yang berbunyi:
ُمعذبُمنُقبلُعبادُالوثن...ُفعالمُ ِب ِع ْل ِم ِهُلمُيعملن
Artinya: orang alim yang tidak mengamalkan ilmunnya…… itu disiksa di
neraka sebelum orang yang menyembah berhala.
Syi’ir tersebut menandakan orang alim ketika tidak melakukan perintah
dan menjauhi larangan Allah SWT dia siksa terlebih dulu karena dia durhaka
pada Allah SWT dalam keadaan mengerti dan paham, berbeda halnya dengan
penyembah berhala yang tidak tahu-menahu.8
E. Hubungan Akidah dengan Ilmu
Ilmu memiliki “waktu tayang” yang besar dalam pembahasan kali ini, ilmu
satu-satunya hal yang menentukan benar atau salahnya ritual ibadah yang
dilakukan, sehingga suatu ritual dapat dikatakan sah dan diterima. Ilmu
memberi komado pada akal untuk berbuat sesuai dengan aturan, dan pastinya
8
Muhammad Ibn Abi Al-Abbas Ar-Ramly, Ghoyah Al-Bayan (Dar Al-Ma’rifat: Beirut) ص4
10
ilmu pun tidak terlepas dari praktek (amal) keduanya saling berkaitan,
khususnya dalam pembahasan akidah pada saat ini.
Masih dari referensi yang sama dengan yang diatas, terdapat syi’ir lanjutan
yang berbunyi:
ُُومنُعدُكالمه،ُكانُماُيفسدُأكثرُمماُيصلح،منُتعبدُبغيرُعلم
ُ ُومن ُجعل ُدينه ُغرضا، ُقل ُكالمه ُإال ُفيما ُيعنيه،من ُعمله
ُكثرُتنقله،للخصومات
Artinya: Barangsiapa yang beribadah tanpa menggunakan ilmu, maka
ibadah tersebut pasti lebih banyak hal-hal yang rusak dibandingkan hal yang
baik, dan Barangsiapa yang memperhitungkan ucapannya dari amalnya,
maka dia akan hemat ucapannya sesuai yang dia maksud, dan Barangsiapa
menjadikan agamanya sebagai permusuhan maka dia akan ba
F. Klasifikasi Manusia
Manusia dapat berubah statusnya tergantung keyakinan yang dia anut,
tentu pengklasifikasian yang kami lakukan ini berdasarkan perspektif
akidah islam, sehinnga kurang lebih terdapat 4 golongan yang dapat kami
paparkan sebagai berikut:
1. Mukmin
11
Mukmin merupakan bentuk dari isim fa’il dari kata kerja aamana
“mukmin” dapat diartikan sebagai orang yang percaya dan yakin pada apa
saja, namun dalam pembahasan kali ini “Mukmin” diartikan sebagai orang
yang percaya dan membenarkan dengan sepenuh akal pada segala sesuatu
ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. yang diketahui secara
pasti datangnya dengan tunduk dan patuh.9
Secara tidak langsung hal ini juga berkaitan pada keyakinan kita pada
Allah SWT, karena segala ajaran Akidah maupun Tauhid berperantara
lewat Nabi Muhammad SAW.
2. Kafir
Kufur merupakan akar kata dari kafir itu sendiri. Kufur secara
etimologis berarti tertutup, hal ini berhubungan dengan makna
terminologis yang berupa orang orang yang tertutup dari hidayah Allah
SWT. Kafir secara istilah memiliki arti orang yang mengingkari pada
segala ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, baik ingkar
dengan ucapan, perbuatan, bahkan hanya dengan hati.10
3. Munafiq
9
Muhammad ‘Amim Al-Ihsan Al-Barkati, At-Ta’rifat Al-Fiqhiyyah,(Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah:
2003) ص191
10
Ibid. ص183
12
Contoh kecil seperti dalam perang Uhud dimana terdapat Abdullah Ibn
Ubay Ibn Salul yang mundur dari peperangan pada saat tengah perjalanan
dengan pengikutnya yang berjumlah sekitar 300 orang.
4. Musyrik
Disini kami akan membahas musyrik dari segi penggunaan secara
umum yang mana merujuk pada orang yang pada awalnya islam kemudian
menyekutukan Allah SWT, hal ini sekilas familiar dengan definisi murtad
yang adalah memutus keislamannnya dengan ucapan, perbuatan atau niat
yang dapat mengkafirkan diri. Seluruhnya hal tersebut berlaku baik
dilakukan karena mengolok-olok, mengingkari ataupun hanya niatan
belaka. Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman di Surah At-Taubah yang
berbunyi:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan keterangan penjelasan serta dalil-dalil yang kami paparkan
tentu perlu rasanya untuk kami simpulkan untuk mempermudah para pembaca
dalam memahami makalah ini.
11
Sulaiman Bin Muhammad Al-Bujairami,, Hasyiyah Al-Bujairami, jilid 4 (Dar Al-Fikr) ص237
13
Dapat ditarik kesimpulan dari seluruh pembahasan diatas bahwa:
1. Akidah Islam adalah iman yang teguh dan pasti tanpa ada keraguan sedikit
pun bagi orang yang meyakininya pada seluruh ajaran agama islam.
2. Ruang lingkup pembahasan akidah islam sebagai berikut:
a. Akidah atau Tauhid Uluhiyyah
b. Akidah atau Tauhid Rububiyyah
c. Akidah atau Tauhid Al-Asma’ wa Ash-Sifat
3. Sumber Akidah Islam dapat digali melalui hal-hal berikut:
a. Al-Qur’an
b. As-Sunnah
c. Ijma’ ulama yang berdasarkan 2 dalil diatas.
4. Hubungan Akidah dengan amal merupakan hubungan yang saling
berkaitan, apalah arti akidah tanpa amal, dan apalah arti amal ibadah tanpa
akidah yang benar keduanya harus saling dipahami dan diterapkan.
5. Hubungan Akidah dengan ilmu adalah hubungan yang mendasar sedasar-
dasarnya. Semua bermula dari ilmu itu sendiri yang menuntun kita tentang
apa itu akidah dan apa itu amal, sehingga kita dapat melanjutkan hubungan
ini dengan hubungan yang diatas.
6. Klasifikasi manusia dalam ranah ilmu Akidah atau Tauhid sebagai berikut:
a. Mukmin
b. Kafir
c. Munafiq
d. Musyrik
DAFTAR PUSTAKA
14
Ad-Dausiri, Abdurrahman Ibn Muhammad, Al-Ajwibah Al-Mufidah Limuhimmat
Al-Aqidah, jilid 1 Maktabah Dar Al- Arqam, 1982
Ibn ‘Abdul Aziz, Sholih, At-Tamhid Li Syarhil Kitab At-Tauhid, Dar At-Tauhid:
2003
Ibn Abdul Karim, Nashir, Mujmal Ushul Ahli As-Sunnah, Maktabah As-Syamilah
Ar-Ramly, Muhammad Ibn Abi Al-Abbas, Ghoyah Al-Bayan, Dar Al-Ma’rifat:
Beirut
Al-Barkati, Muhammad ‘Amim Al-Ihsan, At-Ta’rifat Al-Fiqhiyyah,ُDar Al-Kutub
Al-‘Ilmiyyah: 2003
15