KONSEP DASAR AQIDAH ISLAM (AutoRecovered)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

KONSEP DASAR AQIDAH ISLAM

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Tauhid”

Disusun Oleh:

1. Salman Al Farisi (07020523053)


2. Samrotul Jannah (07040523090)

Dosen Pengampu:

Dr. Hj. Muzayyanah Mu’tashim Hasan, MA

PROGRAM STUDI ILMU HADIS


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
"Konsep Dasar Aqidah Islam".

Kami juga sangat berterima kasih pada bapak-ibu dosen khususnya Ibu
Dr. Hj. Muzayyanah Mu’tashim Hasan, MA dan Bapak Iqbal Hamdan Habibi
yang telah membimbing kami.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini, khususnya
rekan-rekan kami. Tentunya, tidak akan bisa maksimal tanpa adanya dukungan
dari semua pihak yang terkait dan membantu kami.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah yang sederhana ini.
Kami berharap bahwa makalah ini dapat memiliki barokah dan manfaat
pada seluruh orang yang membacanya, membawa, mendengarkan, atapun hanya
melihatnya. karena pintu hidayah sangatlah luas, bahkan tiada yang tahu darimana
hidayah akan berasal kecuali Allah SWT.
.

Surabaya, 3 September 2023

Ttd

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4

A. Latar Belakang .......................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 5

A. Pengertian Akidah Islam..................................................................... 5


B. Ruang lingkup pembahasan Akidah Islam .......................................... 6
C. Sumber Akidah Islam ......................................................................... 8
D. Hubungan akidah dengan amal………………………………………10
E. Hubungan akidah dengan ilmu………………………………………11
F. Klasifikasi manusia…………………………………………………..12
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 14

Kesimpulan ....................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Akidah Islam merupakan materi pembahasan yang kadang dianggap
sebelah mata oleh Kebanyakan masyarakat, padahal Akidah Islam mempunyai
pengaruh yang besar dalam menentukan berimannya kita atau tidak, bahkan dalam
kebiasaan kita sehari-hari, sehingga terciptalah Islam dengan image yang buruk di
kalangan orang non-islam, bagaikan “pepatah kacang lupa pada kulitnya” kiranya
kita tidak boleh melupakan hal yang membentuk perilaku sehari-hari kita yakni
Akidah Islam itu sendiri. Suatu hal yang seseorang pahami sejak kecil seharusnya
tetap terpatri dalam memori orang tersebut, terdapat beberapa kasus ketika seorang
muallaf yang beribadah itu jauh lebih baik daripada orang yang beragama islam
sejak kecil, hal ini tentunya merupakan hal yang miris bagi penganut agama islam
itu sendiri. Kami harap makalah ini dapat me-refresh ingatan Akidah Islam pada
pembaca, khususnya sang penulis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Akidah Islam?
2. Apa Saja Ruang lingkup pembahasan Akidah Islam?
3. Apa Saja Sumber Akidah Islam?
4. Apa hubungan akidah dengan amal?
5. Apa hubungan akidah dengan ilmu?
6. Bagaimana klasifikasi manusia yang terkait dengan akidah:
mukmin, kafir dan munafik dan musyrik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui itu Akidah Islam
2. Untuk mengetahui Ruang lingkup pembahasan Akidah Islam
3. Untuk mengetahui Sumber Akidah Islam
4. Untuk mengetahui hubungan akidah dengan amal
5. Untuk mengetahui hubungan akidah dengan ilmu
6. Untuk mengetahui klasifikasi manusia yang terkait dengan akidah:
mukmin, kafir dan munafik dan musyrik.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akidah Islam

Akidah atau Aqidah ( ‫ (العقيدة‬menurut Bahasa arab berasal dari akar kata
yang berupa Al-‘Aqdu ) ‫ (العقد‬yang memiliki arti secara etimologis terikat, bertaut,
ikatan. at-tautsiiqu ( ُ‫ ) التوثيق‬yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat,
al-ihkaamu ( ُ‫ ) اْ ِإلحْ َكام‬yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu
biquw-wah ( ‫قوة‬
َّ ‫الربْط ُ ِب‬
َّ ) yang berarti mengikat dengan kuat. Ar-rabthu

merupakan salah satu dari pengertian akidah dikarenakan akidah merupakan hal
yang harus terkait dengan hati sekiranya tiada keraguan disana,1 Sedangkan
menurut Istilah (terminologi), akidah adalah iman yang teguh dan pasti tanpa ada
keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.ُ Keduanya memiliki arti yang
similar.

Lafadz tersebut memiliki peranan yang penting dalam pembahasan ini,


karena penulis kira hal inilah yang di titik-tekankan oleh bapak dosen dan juga
lafadz ini yang membedakan 180 derajat dari pembahasan yang lainnya yakni
“islam” yang berarti agama itu sendiri.

Akidah Islam adalah keimanan yang bersifat tanpa keraguan kepada Allah
SWT, dengan segala kewajiban, bertauhid, dan taat kepada-Nya serta menjauhi
larangan-larangan, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya,
Kitab-kitab-Nya, hari akhir, takdir baik dan buruk, dan mengimani seluruh apa-apa
yang telah valid tentang landasan-landasan Agama.

Keterangan tersebut tercantum dalam surah Al-Baqarah ayat 285. Allah


SWT berfirman:

1
‘Abdu Ar-rozzaq Bin ‘Abdu Al-Muhsin Al-Badr, At-Tuhfah As-Saniyyah (Mathobi’i Adhwai Al-
Muntada)ُ ‫ُص‬114

5
َُُ‫ُو ْالمؤْ ُِمنونَ ُك ٌّلُآ َمن‬ ِ ‫ُالرسولُبِماُأ ْن ُِز َلُإِ َل ْي ِه‬
َ ‫ُم ْن‬
َ ‫ُربُِ ِه‬ َّ َ‫اُآ َمن‬
ُ‫ُوقالوا‬ ِ ‫ُورس ِل ِهُالُنفَُ ِرقُ َبيْنَ ُأ َ َحد‬
َ ‫ٍُم ْنُرس ِل ِه‬ َ ‫ُو َمالئِ َك ِت ِه‬
َ ‫ُوكت ِب ِه‬ َّ ‫ِب‬
َ ِ‫اَّلل‬
ُ‫صير‬ ْ ‫َّناُو ِإلَي َْك‬
ِ ‫ُال َُم‬ َ ‫ُرب‬ َ َ ‫ناُوأ‬
َ ‫ط ْعناُغ ْفران ََك‬ َ ‫س ِم ْع‬
َ
Artinya:ُ “Rasulُ (Muhammad)ُ berimanُ padaُ (Al-Qur’an)ُ yangُ
diturunkanُkepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin.
Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya,
dan rasul-rasul-Nya.ُ (Merekaُ berkata,)ُ “Kamiُ tidakُ membeda-bedakan
seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka jugaُberkata, “Kami dengar dan kami
taat. Ampunilahُ kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami)
kembali”.

B. Ruang Lingkup Pembahasan Akidah Islam


1. Akidah Uluhiyah
Akidah Uluhiyah adalah mengkhususkan segala ibadah hanya untuk Allah
SWT, hanya meminta tolong pada-Nya, hanya berlindung kepada-Nya, hanya
kepada Allah SWT kita bersandar menyembelih dan bernadzar untuk-Nya,
bahkan tidak menaruh cinta kecuali pada Allah SWT, Akidah ini mencerminkan
dari baris pertama kalimat syahadat yakni2:

.‫اشهدُانُالُالهُاالُهللا‬

Akidah ini juga dibahas secara tersirat pada firman allah Surat Al-A’raf
ayat ke 59 yang berbunyi:

ٍُ‫ُم ْنُ ِإلَه‬ َّ ‫س ْلنَاُنو ًحاُ ِإلَىُقَ ْو ِم ِهُفَقَا َلُ َياقَُ ْو ِمُاعْبد‬
ُِ ‫واَُّللاَُ َماُلَك ْم‬ َ ‫لَقَ ْدُأ َ ْر‬
…ُ‫غيْره‬
َ

2
‘Abdulloh Ibn Muhammad Ibn ‘Abdul ‘Aziz, At-Tauhid Wa Bayan Al-‘Aqidah As-Salafiyyah An-
Naqiyyah, (Maktabah Thobariyyah: 1992) ‫ ص‬21

6
Artinya: Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya
lalu dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tiada tuhan bagimu
selain Dia….

2. Akidah Rububiyyah

Akidah Rububiyyah merupakan Suatu keyakinan (Akidah) mengesakan


Allah SWT dengan segala ciptaan-Nya seperti makhluq, rizki, hujan, bumi dan
langit dan lain-lain(mempercayai adanya pencipta dari suatu ciptaan). Akidah
seperti juga dianut oleh orang non-islam seperti yahudi, Nasrani, bahkan kafir
Quraisy, namun hal ini tidak cukup supaya seseorang dapat dianggap islam.

Perbedaan yang signifikan dari kedua Akidah ini, hemat menurut penulis
adalah akidah ini lebih cenderung pada hubungan atasan pada bawahan,
berbeda dengan Akidah yang sebelumnya.3 Keterangan ini berlandaskan firman
Allah SWT Surah Yunus:

َ ‫س ْم َُعُ َو ْاْل َ ْب‬


ُ‫صا َُر‬ ُْ ‫ضُأ َ َُّم‬
َّ ‫نُيَ ْم ِلكُُال‬ ُ ِ ‫اءُ َو ْاْل َ ْر‬
ُِ ‫س َم‬ ُْ ‫لُ َم‬
َّ ‫نُيَ ْرزقك ُْمُ ِمنَُُال‬ ُْ ‫ق‬
ُ ‫تُ ِمنَُُ ْال َح‬
ُْ ‫ي ُِ َو َم‬
ُُ‫نُيدَُِبر‬ َُ ‫تُ َوي ْخ ِرجُُ ُْال َم ِي‬
ُِ ‫يُ ِمنَُُ ْال َم ِي‬
َُّ ‫نُي ْخ ِرجُُ ْال َح‬
ُْ ‫َو َم‬
ُ َ َ‫لُأَف‬
ُ َُ‫الُتَتَّقُون‬ ُْ ‫َّللاُفَق‬ َ َ‫ْاْل َ ْم َُرُف‬
َُّ َُُ‫س َيقولون‬
Artinya: Katakanlah (Muhammad),”Siapakah yang memberi rizki dari langit
dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan
penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan
yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur
segala urusan?” Maka mereka akan menjawab, Allah.” Maka katakanlah, “
mengapa kau tidak bertakwa?” (QS: Yunus : 31)

3. Akidah Al-Asma’ wa Ash-Shifat

3
‘Abdurrahman Ibn Muhammad Ad-Dausiri, Al-Ajwibah Al-Mufidah Limuhimmat Al-Aqidah, jilid
1 1 (Maktabah Dar Al- Arqam, 1982) ‫ ص‬16

7
Akidah ini memiliki pengertian bahwa sorang hamba harus meyakini Allah
SWT esa dalam seluruh Nama-Nama dan Sifat-Sifat-Nya, tiada sesuatupun
yang menyamai-Nya, meskipun ada Sebagian makhluq Allah yang memiliki
potongan kecil dari sifat tersebut seperti perkasa, dalam artian sifat-sifat Allah
disini sudah berkarakeristik paripurna dan sempurna berbeda dengan yang
dimiliki makhluq.4ُ Hal ini berlandaskan ayat Al-Qur’an pada surah As-Syura:

ُ‫صير‬ ْ ‫س ِميع‬
ِ ‫ُال َب‬ َّ ‫ُوه َوُال‬ ْ ‫ْسُ َك ِمثْ ِل ِهُش‬
َ ‫َي ٌء‬ َ ‫لَي‬
Artinya: Tiada sesuatuُ yang serupa dengannya, Dialah Maha mendengar,
lagi Maha melihat. (QS : As-Syuro : 11)

C. Sumber Akidah Islam


1. Al-Qur’an

Al-Quran merupakan sumber awal dan inti dari ajaran ajaran akidah islam,
karena adalah suatu referensi yang masih otentik, terjaga dari suatu yang buruk
dan tidak tercampuri hal-hal ُ lain , dan sumber akidah haruslah suatu yang
sudah bersifat pasti bukan hal yang masih perlu diteliti (seperti masalah fiqih)
dalam segi keasliannya.

Berbeda halnya dengan sumber dalil masalah fiqh, akhlaq dan keutamaan-
keutamaan, seluruhnya bukan merupakan hal yang pasti (qoth’i) sehingga
ijtihad yang menggunakan akal masih masuk dalam ranah tersebut.5

Disebutkan perintah Allah SWT untuk mengikuti dan menaati Al-Quran


dalam Surah Al-Baqarah:

ُ‫ُو ِب ْاْل ِخ َر ِةُهُ ْم‬ َ ‫َوالَّذِينَ ُيؤْ ِمنونَ ُبِ َماُأ ْن ِز َلُ ِإ َلي َْك‬
ِ ‫ُو َماُأُ ْن ِز َل‬
َ ‫ُم ْنُقَ ْب ِل َك‬
ُْ ‫ُوأولَ ِئ َكُهم‬
ُ َُ‫ُالم ْف ِلحون‬ َ ‫ُم ْن‬
َ ‫ُر ِب ِه ْم‬ ِ ‫ى‬ً ‫علَىُهد‬
َ ُ‫ُأولَ ِئ َك‬، َ‫يو ِقنون‬

4
Sholih Ibn ‘Abdul Aziz, At-Tamhid Li Syarhil Kitab At-Tauhid (Dar At-Tauhid: 2003)ُ‫ُص‬7
5
Nashir Ibn Abdul Karim, Mujmal Ushul Ahli As-Sunnah, (Maktabah As-Syamilah) ‫ ص‬24

8
Artinya: Dan orang-orang yang beriman denga apa yang diturunkan padamu
(Muhammad) dan apa yang diturunkan pada pendahulumu, dan pada akhirat
mereka meyakininya, mereka adalah orang-orang yang mengikuti petunjuk dari
tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang beruntung (QS : Al-Baqaroh :
5-4)

2. As-Sunnah
As-Sunnah adalah segala ucapan, perbuatan, dan ketetapan yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad SAW. As-Sunnah juga termasuk sumber agama
(Mashdaru Ad-Din) hal ini juga memiliki alasan yang sama seperti alasan al
quran yang diatas, As-sunnah meski berasal dari seorang manusia, tapi adalah
manusia yang tidak berbicara kecuali dengan tuntunan wahyu dari Allah SWT
yang memberitahu kita tentang apa saja sumber, kewajiban dan larangan dari
akidah itu sendiri. 6
Dalam Al-Qur’an disebutkan atas kebeneran keterangan diatas pada Surahُ
An-Najm:

‫يُيُو َحى‬
ٌ ْ‫ُوح‬ ْ ‫ع ِن‬
َ ‫ُ ِإ ْنُه َوُ ِإ َّال‬،‫ُال َه َوى‬ َ ُ‫َو َماُ َي ْن ِطق‬
Artinya: Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut
keinginannya, tidak lain (Al-Quran itu) wahyu yang diwahyukan. (QS. An-
Najm : 3-4)
3. Ijma’ Ulama
Ijma’ atau konsensus ulama disini dapat dipertimbanhkan oleh sebagian
ulama’ sebagai sumber akidah tauhid islam, namun yang perlu digaris-bawahi
adalah kesepakatan ulama’ yang diakui disini yaitu adalah kesepakatan atas
dalil-dalil ma’shum saja ( terjaga otentiknya) seperti Al-Quran dan As-Sunnah.
Sehingaa ijma’ ini melahirkan kaidah-kaidah, seperti suatu kaidah yang
berasal dari satu nash, kaidah yang berasal dari kumpulan nash-nash, manhaj
‘amaliy dan ‘ilmiy yang dilakukan pada zaman Nabi Muhammad yang
diteruskan sampai zaman setelahnya.7

6
Nashir Ibn Abdul Karim, Mujmal Ushul Ahli As-Sunnah, (Maktabah As-Syamilah) ‫ ص‬24
7
Nashir Ibn Abdul Karim, Mujmal Ushul Ahli As-Sunnah, (Maktabah As-Syamilah) ‫ ص‬24

9
D. Hubungan Akidah dengan Amal
Akidah dan Amal memiliki hubungan special dalam pengaplikasian akidah
itu sendiri, karena buah dari pengetahuan kita tentunya harus di-
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya segala amal ibadah
yang kita lakukan harus kita pahami bahwa segalanya hanya dikhususkan pada
Allah SWT, tanpa Akidah kita tidak akan tahu mau ditujukan kemana amal
ibadah. Akidah pun hanya dapat diketahui dengan ilmu yang akan dibahas
setelah ini. Dalam hadis Nabi Muhammad SAW. terdapat hadis yang
menerangkan hal ini:

ُ‫ُإنُأشدُالناسُعذاباُيومُالقيامة‬:‫قالُرسولُهللاُصلىُهللاُعليهُوسلم‬
ُ (‫عالمُلمُينفعهُعلمهُ)رواهُالطبرانيُفيُالصغيرُوالبيهقي‬
Artinya: Nabi Muhammad SAW. Bersabda : sesungguhnya manusia yang
paling berat siksanya kelak di hari kiamat adalah orang yang alim namum
ilmunya tidak bermanfaat baginya (tidak diamalkan). (HR. At-Thobroni)
Terdapat syi’ir dalam nadhom kitab Zubad fan fiqh yang berbunyi:

‫ُمعذبُمنُقبلُعبادُالوثن‬...ُ‫فعالمُ ِب ِع ْل ِم ِهُلمُيعملن‬
Artinya: orang alim yang tidak mengamalkan ilmunnya…… itu disiksa di
neraka sebelum orang yang menyembah berhala.
Syi’ir tersebut menandakan orang alim ketika tidak melakukan perintah
dan menjauhi larangan Allah SWT dia siksa terlebih dulu karena dia durhaka
pada Allah SWT dalam keadaan mengerti dan paham, berbeda halnya dengan
penyembah berhala yang tidak tahu-menahu.8
E. Hubungan Akidah dengan Ilmu
Ilmu memiliki “waktu tayang” yang besar dalam pembahasan kali ini, ilmu
satu-satunya hal yang menentukan benar atau salahnya ritual ibadah yang
dilakukan, sehingga suatu ritual dapat dikatakan sah dan diterima. Ilmu
memberi komado pada akal untuk berbuat sesuai dengan aturan, dan pastinya

8
Muhammad Ibn Abi Al-Abbas Ar-Ramly, Ghoyah Al-Bayan (Dar Al-Ma’rifat: Beirut) ‫ ص‬4

10
ilmu pun tidak terlepas dari praktek (amal) keduanya saling berkaitan,
khususnya dalam pembahasan akidah pada saat ini.
Masih dari referensi yang sama dengan yang diatas, terdapat syi’ir lanjutan
yang berbunyi:

َ َ‫ُأَعمالهُ َم ْردود‬...ُ‫وكلُمنُ ِبغَيْرُعلمُي ْعمل‬


‫ةُالُتقبل‬
Artinya: Dan setiap orang yang beramal tanpa ilmu…….. Maka amal-amalnya
ditolak dan tidak diterima.
Dijelaskan bahwaُ sesuai keterangan diatas bahwa mengerjakan ibadah
tanpa ilmu tentang niat, rukun dan hal yang membatalkannya dapat berakibat
fatal pada keabsahan ibadah itu sendiri. Juga terdapat maqalah yang terkenal
dari raja Umar Ibn ‘Abdul Aziz ketika menulis pada penduduk kota Madinah
yakni:

ُ‫ُومنُعدُكالمه‬،‫ُكانُماُيفسدُأكثرُمماُيصلح‬،‫منُتعبدُبغيرُعلم‬
ُ‫ ُومن ُجعل ُدينه ُغرضا‬،‫ ُقل ُكالمه ُإال ُفيما ُيعنيه‬،‫من ُعمله‬
‫ُكثرُتنقله‬،‫للخصومات‬
Artinya: Barangsiapa yang beribadah tanpa menggunakan ilmu, maka
ibadah tersebut pasti lebih banyak hal-hal yang rusak dibandingkan hal yang
baik, dan Barangsiapa yang memperhitungkan ucapannya dari amalnya,
maka dia akan hemat ucapannya sesuai yang dia maksud, dan Barangsiapa
menjadikan agamanya sebagai permusuhan maka dia akan ba

F. Klasifikasi Manusia
Manusia dapat berubah statusnya tergantung keyakinan yang dia anut,
tentu pengklasifikasian yang kami lakukan ini berdasarkan perspektif
akidah islam, sehinnga kurang lebih terdapat 4 golongan yang dapat kami
paparkan sebagai berikut:
1. Mukmin

11
Mukmin merupakan bentuk dari isim fa’il dari kata kerja aamana

(‫)امن‬ yang memiliki arti percaya atau meyakini. Secara gamblang

“mukmin” dapat diartikan sebagai orang yang percaya dan yakin pada apa
saja, namun dalam pembahasan kali ini “Mukmin” diartikan sebagai orang
yang percaya dan membenarkan dengan sepenuh akal pada segala sesuatu
ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. yang diketahui secara
pasti datangnya dengan tunduk dan patuh.9
Secara tidak langsung hal ini juga berkaitan pada keyakinan kita pada
Allah SWT, karena segala ajaran Akidah maupun Tauhid berperantara
lewat Nabi Muhammad SAW.
2. Kafir
Kufur merupakan akar kata dari kafir itu sendiri. Kufur secara
etimologis berarti tertutup, hal ini berhubungan dengan makna
terminologis yang berupa orang orang yang tertutup dari hidayah Allah
SWT. Kafir secara istilah memiliki arti orang yang mengingkari pada
segala ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, baik ingkar
dengan ucapan, perbuatan, bahkan hanya dengan hati.10
3. Munafiq

Berasal dari akar kata "nafaqa" (‫ُ)نافق‬ yang memiliki arti

menyembunyikan, dalam penggunaan umumnya munafiq diartikan


sebagai orang menampakkan keislaman dan menyembunyikan
kekafirannya dalam dirinya, pada hakikatnya munafiq termasuk pada
pembagian kufur diatas, hanya saja pembagian munafiq sudah umum
dilakukan atas dasar lebih beratnya akibat yang dihasilkan daripada kafir
biasa.

9
Muhammad ‘Amim Al-Ihsan Al-Barkati, At-Ta’rifat Al-Fiqhiyyah,(Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah:
2003) ‫ ص‬191
10
Ibid. ‫ ص‬183

12
Contoh kecil seperti dalam perang Uhud dimana terdapat Abdullah Ibn
Ubay Ibn Salul yang mundur dari peperangan pada saat tengah perjalanan
dengan pengikutnya yang berjumlah sekitar 300 orang.
4. Musyrik
Disini kami akan membahas musyrik dari segi penggunaan secara
umum yang mana merujuk pada orang yang pada awalnya islam kemudian
menyekutukan Allah SWT, hal ini sekilas familiar dengan definisi murtad
yang adalah memutus keislamannnya dengan ucapan, perbuatan atau niat
yang dapat mengkafirkan diri. Seluruhnya hal tersebut berlaku baik
dilakukan karena mengolok-olok, mengingkari ataupun hanya niatan
belaka. Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman di Surah At-Taubah yang
berbunyi:

ُْ َ ‫ُو َرسو ِل ِهُك ْنت ْمُت‬


ُ‫ست َ ْه ِزئونَ ُالُت َ ْعتَذِرواُقَ ْدُ َكفَ ُْرت ْم‬ َ ‫ُوآ َياتِ ِه‬ َّ ِ‫ق ْلُأَب‬
َ ِ‫اَّلل‬
ُ‫َب ْعدَُ ِإي َما ِنك ْم‬
Artinya: Katakanlah (Muhammad) “ Apakah dengan Allah dan ayat-ayat-
Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”. Tidak usah meminta maaf
karena kamu kafir setelah beriman. (QS. At-Taubah: 65-66)
Musyrik atau Murtad tingkatan buruknya berada satu tingkat diatas
orang Kafir asli, hal ini dikarenakan Sebagian hukum islam tidak
diterapkan pada Murtad, seperti mereka tidak membayar Jizyah, tidak halal
hasil sembelihannya dan lain-lain. 11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan keterangan penjelasan serta dalil-dalil yang kami paparkan
tentu perlu rasanya untuk kami simpulkan untuk mempermudah para pembaca
dalam memahami makalah ini.

11
Sulaiman Bin Muhammad Al-Bujairami,, Hasyiyah Al-Bujairami, jilid 4 (Dar Al-Fikr) ‫ ص‬237

13
Dapat ditarik kesimpulan dari seluruh pembahasan diatas bahwa:
1. Akidah Islam adalah iman yang teguh dan pasti tanpa ada keraguan sedikit
pun bagi orang yang meyakininya pada seluruh ajaran agama islam.
2. Ruang lingkup pembahasan akidah islam sebagai berikut:
a. Akidah atau Tauhid Uluhiyyah
b. Akidah atau Tauhid Rububiyyah
c. Akidah atau Tauhid Al-Asma’ wa Ash-Sifat
3. Sumber Akidah Islam dapat digali melalui hal-hal berikut:
a. Al-Qur’an
b. As-Sunnah
c. Ijma’ ulama yang berdasarkan 2 dalil diatas.
4. Hubungan Akidah dengan amal merupakan hubungan yang saling
berkaitan, apalah arti akidah tanpa amal, dan apalah arti amal ibadah tanpa
akidah yang benar keduanya harus saling dipahami dan diterapkan.
5. Hubungan Akidah dengan ilmu adalah hubungan yang mendasar sedasar-
dasarnya. Semua bermula dari ilmu itu sendiri yang menuntun kita tentang
apa itu akidah dan apa itu amal, sehingga kita dapat melanjutkan hubungan
ini dengan hubungan yang diatas.
6. Klasifikasi manusia dalam ranah ilmu Akidah atau Tauhid sebagai berikut:
a. Mukmin
b. Kafir
c. Munafiq
d. Musyrik

DAFTAR PUSTAKA

Al-Badr, Abdu Ar-Rozzaq Bin ‘Abdu Al-Muhsin, At-Tuhfah As-Saniyyah,


Mathobi’i Adhwai Al-Muntada Maktabah Syamilah
Ibn ‘Abdul ‘Aziz, Abdulloh Ibn Muhammad, At-Tauhid Wa Bayan Al-‘Aqidah As-
Salafiyyah An-Naqiyyah, Maktabah Thobariyyah: 1992

14
Ad-Dausiri, Abdurrahman Ibn Muhammad, Al-Ajwibah Al-Mufidah Limuhimmat
Al-Aqidah, jilid 1 Maktabah Dar Al- Arqam, 1982
Ibn ‘Abdul Aziz, Sholih, At-Tamhid Li Syarhil Kitab At-Tauhid, Dar At-Tauhid:
2003
Ibn Abdul Karim, Nashir, Mujmal Ushul Ahli As-Sunnah, Maktabah As-Syamilah
Ar-Ramly, Muhammad Ibn Abi Al-Abbas, Ghoyah Al-Bayan, Dar Al-Ma’rifat:
Beirut
Al-Barkati, Muhammad ‘Amim Al-Ihsan, At-Ta’rifat Al-Fiqhiyyah,ُDar Al-Kutub
Al-‘Ilmiyyah: 2003

Al-Bujairami, Sulaiman Bin Muhammad, Hasyiyah Al-Bujairami, Dar Al-


Fikr:1995

15

You might also like