Bhismaparwa

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 1

*prolog*

Arjuna: “Mereka memang serakah, tidak sadar, pikiran mereka pun kacau; namun kita sadar, kita masih
dapat berpikir secara jernih. Kenapa harus saling membunuh demi memperebutkan kekuasaan?”

Krishna: “Kau tidak berperang untuk memperebutkan kekuasaan; kau berperang demi keadilan, untuk
menegakkan Kebajikan. Janganlah kau melemah di saat yang menentukan ini. Bangkitlah demi bangsa,
negeri, dan Ibu Pertiwi.”

Arjuna: “Dan, untuk itu aku harus memerangi keluarga sendiri? Krishna, aku bingung, tunjukkan jalan
kepadaku.”

Krishna: “Lampauilah perasaan yang tak langgeng itu. Temukan Kebenaran Mutlak di balik segala
pengalaman dan perasaan. Kebenaran Abadi, Langgeng dan Tak Termusnahkan. Janganlah membiarkan
pikiranmu bercabang, bulatkan tekadmu, dan dengan keteguhan hati, tentukan sendiri jalan apa yang
terbaik bagi dirimu.”

Arjuna: “Bila Pengendalian Diri dan Penemuan Jati Diri merupakan tujuan hidup, maka untuk apa
melibatkan diri dengan dunia? Aku sungguh tambah bingung.”

Krishna: “Pengendalian Diri dan Penemuan Jati Diri memang merupakan tujuan tertinggi. Namun, kau
harus berkarya untuk mencapainya. Berkaryalah sesuai dengan kemampuan serta kewajibanmu.
Janganlah engkau sekadar ikut-ikutan memilih suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan sifat dasarmu,
tidak sesuai dengan kemampuanmu.”

Arjuna: “Aku memahami semua itu, namun kadang tetap saja terpicu untuk melakukan sesuatu yang
tidak tepat. Bagaimana mengatasi hal itu?”

Krishna: “Kunci keberhasilan manusia terletak pada pengedalian diri. Bila terkendali oleh pancaindera
kau pasti binasa. Ketahuilah bahwa panca indera mengendalikan raga, namun pikiran menguasai
pancaindera. Tuhan yang kau sembah, juga adalah Persembahan itu sendiri. Bila kau mengendalikan
pancaindera, maka kau menyembah Kesadaran Murni di dalam diri. Orang yang sadar tidak pernah
bingung. Pandangannya meluas, penglihatannya menjernih, ia yakin dengan apa yang dilakukannya,
Sehingga meraih kedamaian yang tak terhingga nilainya.”

*narasi*

You might also like