Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

RESUME PPPK TAHUN 2023

NAMA : Yeasy Agustina Sari


NI PPPK : 199008122023212049
INSTANSI : IAIN Metro
AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

A. Wawasan Kebangsaan dan nilai-nilai bela negara


Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara adalah dua konsep yang saling terkait dan penting
dalam membangun persatuan dan kesatuan serta menjaga keamanan dan kedaulatan suatu negara. Berikut
rangkuman tentang keduanya:
Wawasan Kebangsaan:
1. Identitas Bangsa: Wawasan kebangsaan melibatkan pemahaman mendalam tentang identitas, sejarah,
budaya, dan nilai-nilai suatu bangsa. Ini membantu warga negara mengenali diri mereka sebagai bagian
dari suatu entitas nasional.
2. Sejarah dan Warisan Budaya: Ini mencakup pemahaman tentang sejarah bangsa, tokoh-tokoh bersejarah,
peristiwa-peristiwa penting, serta warisan budaya seperti seni, musik, dan adat istiadat yang membentuk
identitas nasional.
3. Nilai-Nilai Bersama: Wawasan kebangsaan mempromosikan nilai-nilai bersama yang menjadi dasar
persatuan, seperti demokrasi, keadilan, persamaan, dan hak asasi manusia.
4. Patriotisme: Ini mendorong rasa cinta dan kesetiaan terhadap negara, serta keterlibatan aktif dalam
pembangunan negara, pengabdian kepada masyarakat, dan perlindungan terhadap kedaulatan negara.
5. Toleransi dan Keanekaragaman: Wawasan kebangsaan juga mencakup pemahaman tentang
keanekaragaman dalam masyarakat dan mendorong toleransi terhadap perbedaan etnis, agama, budaya,
dan pandangan politik.

Nilai-nilai Bela Negara:


1. Kesadaran Keamanan: Nilai-nilai bela negara mencakup kesadaran terhadap ancaman terhadap
keamanan nasional dan peran warga negara dalam menjaganya.
2. Kepatuhan Terhadap Hukum: Ini berarti mematuhi hukum negara dan menjalankan kewajiban sebagai
warga negara dengan sebaik-baiknya.
3. Kepedulian Terhadap Lingkungan: Nilai-nilai ini juga mencakup tanggung jawab terhadap lingkungan dan
sumber daya alam negara.
4. Kepedulian Terhadap Sesama: Bela negara juga mencakup kewajiban untuk membantu sesama warga
negara dalam situasi darurat atau bencana.
5. Pendidikan dan Pelatihan: Nilai-nilai bela negara mendorong pendidikan dan pelatihan yang
mempersiapkan warga negara untuk berkontribusi dalam pertahanan dan keamanan negara.
6. Kerja Sama Nasional: Nilai-nilai ini menekankan pentingnya kerja sama antara warga negara, pemerintah,
dan lembaga-lembaga terkait dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara.
Dalam praktiknya, wawasan kebangsaan membantu membangun identitas nasional dan persatuan di
antara warga negara, sementara nilai-nilai bela negara menggerakkan individu untuk aktif berperan dalam
menjaga keamanan dan kestabilan negara. Kedua konsep ini bekerja bersama untuk membangun fondasi
yang kuat bagi pembangunan dan pertahanan negara.

B. Analisa Isu Kontemporer


Isu-isu kontemporer yang relevan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat mencakup berbagai masalah
yang sedang dihadapi dalam lingkup pelayanan publik dan administrasi pemerintahan. Beberapa isu
kontemporer yang mungkin menjadi perhatian ASN di berbagai negara termasuk:
1. Pelayanan Publik Berbasis Digital: Pergeseran menuju layanan publik berbasis teknologi dan digitalisasi
memerlukan kemampuan ASN untuk mengintegrasikan teknologi baru dalam operasi mereka, memastikan
keamanan data, dan memastikan aksesibilitas layanan digital bagi semua warga.
2. Manajemen Keuangan dan Efisiensi Anggaran: Isu-isu pengelolaan anggaran yang efisien dan transparan
selalu relevan. ASN perlu memastikan bahwa dana publik digunakan dengan efektif dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
3. Ketahanan dan Bencana Alam: Mengingat peningkatan kejadian bencana alam seperti banjir, gempa
bumi, dan cuaca ekstrem, ASN harus terlibat dalam perencanaan mitigasi bencana dan tanggap darurat.
4. Perubahan Iklim: ASN dapat terlibat dalam upaya mitigasi perubahan iklim, mempromosikan praktik
berkelanjutan, dan mengatasi dampak perubahan iklim pada infrastruktur dan masyarakat.
5. Tata Kelola dan Integritas: Meningkatkan tata kelola yang baik, mengurangi korupsi, dan meningkatkan
integritas dalam administrasi publik adalah isu penting. ASN harus mendukung upaya-upaya ini.
6. Pemberdayaan Masyarakat dan Keterlibatan Publik: Isu-isu yang berkaitan dengan pemberdayaan
masyarakat, keterlibatan publik, dan transparansi dalam pengambilan keputusan pemerintah merupakan
bagian penting dari tugas ASN.
7. Kesehatan Publik: Terutama selama pandemi seperti COVID-19, ASN harus memastikan bahwa sistem
kesehatan publik berjalan dengan baik, termasuk distribusi vaksin, pengujian, dan pemantauan kasus.
8. Pendidikan: ASN perlu terlibat dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, akses pendidikan,
dan integrasi teknologi dalam pembelajaran.
9. Kesejahteraan Sosial: ASN memiliki peran dalam mengelola program kesejahteraan sosial dan
mendukung warga yang membutuhkan.
10. Keamanan Cyber: Dengan meningkatnya ancaman siber, ASN harus memastikan perlindungan data
pribadi dan infrastruktur penting pemerintah.
11. Krisis Keuangan dan Ekonomi: Isu-isu yang berkaitan dengan stabilitas ekonomi dan pengelolaan krisis
keuangan memerlukan perhatian khusus ASN.
12. Pemberdayaan Ekonomi Daerah: ASN dapat memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi di wilayah mereka melalui berbagai program dan kebijakan.
ASN memiliki tanggung jawab yang besar dalam menangani isu-isu kontemporer ini, dan penting untuk
mereka beradaptasi, berinovasi, dan bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan untuk mencari
solusi yang efektif.

C. Kesiapsiagaan Bela Negara


Kesiapsiagaan ASN dalam hal bela negara adalah upaya yang sangat penting untuk memastikan
bahwa mereka dapat berperan aktif dalam mendukung pertahanan dan keamanan negara jika diperlukan.
Berikut adalah beberapa aspek kesiapsiagaan ASN dalam konteks bela negara:
1. Pemahaman Tugas Bela Negara: ASN harus memiliki pemahaman yang jelas tentang tugas dan peran
mereka dalam konteks bela negara. Ini mencakup pengetahuan tentang undang-undang, regulasi, dan
panduan terkait bela negara.
2. Pendidikan dan Pelatihan: Pemerintah harus menyediakan pendidikan dan pelatihan yang sesuai
kepada ASN untuk meningkatkan kesiapsiagaan mereka. Pelatihan ini bisa mencakup pemahaman
tentang ancaman keamanan nasional, tindakan evakuasi darurat, pertolongan pertama, dan
keterampilan lain yang diperlukan dalam situasi darurat.
3. Kesiapsiagaan Mental dan Psikologis: ASN harus memiliki kesiapan mental dan psikologis untuk
menghadapi situasi darurat atau konflik. Mereka harus siap untuk mengatasi stres dan tekanan yang
mungkin timbul dalam situasi tersebut.
4. Keterampilan Komunikasi Darurat: ASN harus tahu bagaimana menggunakan sistem komunikasi
darurat dan berkomunikasi dengan efektif dalam situasi yang mungkin terjadi dalam konteks bela
negara.
5. Logistik dan Persediaan: Mereka perlu memahami bagaimana mengatur logistik yang diperlukan dalam
situasi darurat, termasuk persediaan makanan, air, peralatan medis, dan lainnya.
6. Pemberdayaan Masyarakat: ASN dapat memiliki peran dalam mendidik masyarakat tentang tindakan
yang harus diambil dalam situasi darurat, seperti penggunaan tempat perlindungan, tindakan
pertolongan pertama, dan perencanaan keluarga.
7. Kerja Sama dengan Instansi Terkait: Kesiapsiagaan ASN melibatkan kerja sama yang baik dengan
berbagai lembaga dan instansi pemerintah yang terkait dengan pertahanan dan keamanan nasional.
8. Penggunaan Teknologi: Mereka harus memiliki pemahaman tentang penggunaan teknologi modern
dalam mendukung tugas bela negara, seperti sistem pemantauan dan informasi yang relevan.
9. Kesiapsiagaan Fisik: Kesehatan dan kebugaran fisik juga sangat penting dalam kesiapsiagaan bela
negara. ASN harus menjaga kondisi fisik yang baik agar dapat berfungsi dengan baik dalam situasi
darurat.
10. Pemahaman Hukum dan Etika: ASN harus memahami hukum dan etika yang berkaitan dengan bela
negara dan peran mereka dalam situasi darurat. Mereka harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip
etika dan hukum yang berlaku.
11. Rekognisi Ancaman Keamanan: ASN harus memiliki kesadaran yang baik tentang ancaman keamanan
nasional dan mampu mengidentifikasi tanda-tanda awal yang mungkin muncul dalam situasi darurat.
12. Rekonsiliasi dan Perdamaian: Selain persiapan untuk pertahanan, ASN juga harus memiliki
pemahaman tentang pentingnya rekonsiliasi, diplomasi, dan perdamaian dalam menangani konflik dan
krisis.
Kesiapsiagaan ASN dalam bela negara adalah bagian penting dari sistem pertahanan nasional.
Pemerintah harus memastikan bahwa ASN memiliki pelatihan, sumber daya, dan pemahaman yang diperlukan
untuk menjalankan peran mereka dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara.

AGENDA II
NILAI-NILAI DASAR ASN

A. Berorientasi Pelayanan
"Berorientasi pada pelayanan" adalah salah satu nilai dasar yang sangat penting bagi Aparatur Sipil
Negara (ASN). Nilai ini mencerminkan komitmen ASN untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas,
efisien, dan responsif kepada masyarakat. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai nilai "Berorientasi
pada Pelayanan" bagi ASN:
1. Pusat Perhatian Terhadap Masyarakat: Nilai ini menekankan bahwa ASN harus menempatkan
kepentingan dan kebutuhan masyarakat sebagai prioritas utama dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawab mereka. Pelayanan kepada masyarakat harus menjadi fokus utama dalam setiap keputusan dan
tindakan yang diambil oleh ASN.
2. Kesediaan untuk Melayani: ASN diharapkan untuk selalu bersedia dan siap memberikan bantuan dan
pelayanan kepada masyarakat ketika dibutuhkan. Mereka harus merespons pertanyaan, permintaan, atau
keluhan masyarakat dengan cepat dan efektif.
3. Responsif terhadap Kebutuhan Masyarakat: ASN harus dapat menyesuaikan pelayanan mereka dengan
kebutuhan yang beragam dari masyarakat. Mereka harus mendengarkan dan memahami masalah dan
harapan masyarakat serta mencari solusi yang sesuai.
4. Kualitas Pelayanan: ASN diharapkan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi. Ini mencakup
keefektifan, kecepatan, dan akurasi dalam menjalankan tugas mereka. ASN harus bekerja untuk terus
meningkatkan kualitas pelayanan yang mereka berikan.
5. Keterbukaan dan Transparansi: Nilai ini juga mencakup keterbukaan dan transparansi dalam pengambilan
keputusan dan penyediaan informasi kepada masyarakat. ASN harus memastikan bahwa proses
pelayanan publik dapat diakses dan dimengerti oleh masyarakat.
6. Empati dan Etika: ASN harus bersikap empatik terhadap masyarakat, memahami perspektif mereka, dan
menjalankan tugas dengan etika yang tinggi. Mereka harus menghindari perilaku yang tidak etis atau
diskriminatif.
7. Komitmen untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat: ASN harus memiliki komitmen yang kuat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan yang mereka berikan. Mereka harus bertindak
dengan integritas dan dedikasi untuk mencapai hasil yang positif bagi masyarakat.
8. Partisipasi Aktif dalam Pemberdayaan Masyarakat: Nilai ini juga mencakup partisipasi aktif ASN dalam
upaya pemberdayaan masyarakat. Mereka dapat memberikan informasi, pelatihan, atau dukungan untuk
membantu masyarakat mengambil peran aktif dalam pembangunan dan pengambilan keputusan.
9. Pengukuran Kinerja dan Umpan Balik: ASN harus memiliki mekanisme untuk mengukur kinerja mereka
dalam memberikan pelayanan dan mendapatkan umpan balik dari masyarakat. Hal ini membantu mereka
untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan.
Dengan berpegang pada nilai "Berorientasi pada Pelayanan," ASN dapat memainkan peran yang
sangat penting dalam memastikan bahwa pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah adalah pelayanan
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan berkontribusi pada kesejahteraan bersama.

B. Akuntabel
Nilai dasar "Akuntabel" adalah salah satu nilai inti yang diharapkan dari Aparatur Sipil Negara (ASN)
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. Nilai ini mencerminkan komitmen ASN untuk bertindak
secara jujur, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam segala aspek pekerjaan mereka. Berikut
adalah penjelasan lebih lanjut mengenai nilai "Akuntabel" bagi ASN:
1. Transparansi: ASN diharapkan untuk bertindak dengan tingkat transparansi yang tinggi dalam
pengambilan keputusan dan tindakan mereka. Mereka harus memberikan informasi yang cukup kepada
pihak yang berkepentingan sehingga tindakan dan keputusan mereka dapat dimengerti dan dinilai.
2. Tanggung Jawab: Nilai "Akuntabel" juga mencakup kesediaan ASN untuk menerima tanggung jawab atas
tindakan dan keputusan mereka. Ketika terjadi kesalahan atau masalah, ASN harus siap untuk
bertanggung jawab atas konsekuensinya dan mencari solusi yang tepat.
3. Kepatuhan pada Aturan dan Regulasi: ASN harus mematuhi semua aturan, regulasi, dan hukum yang
berlaku dalam menjalankan tugas mereka. Mereka harus menghindari pelanggaran dan praktek-praktek
yang tidak etis.
4. Pengukuran Kinerja: Penting bagi ASN untuk memiliki sistem pengukuran kinerja yang efektif sehingga
mereka dapat memantau dan menilai sejauh mana tugas dan tanggung jawab mereka terpenuhi sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
5. Koreksi dan Perbaikan: Jika ada kesalahan atau kekurangan dalam pekerjaan ASN, nilai "Akuntabel"
mengharuskan mereka untuk mengambil tindakan koreksi dan perbaikan yang diperlukan untuk mencegah
terulangnya masalah yang sama di masa depan.
6. Kepatuhan pada Prinsip Etika: ASN diharapkan untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip etika yang
tinggi. Mereka harus menjauhi praktek-praktek yang tidak etis dan menjaga integritas dalam tindakan dan
keputusan mereka.
7. Pemantauan dan Pengawasan: Sistem pemantauan dan pengawasan internal dan eksternal dapat
membantu memastikan bahwa ASN tetap akuntabel dalam menjalankan tugas mereka. Mekanisme ini
memungkinkan adanya pengawasan terhadap kinerja dan tindakan ASN.
8. Keterbukaan terhadap Masukan dan Kritik: ASN harus terbuka terhadap masukan dan kritik dari pihak yang
berkepentingan, termasuk masyarakat. Hal ini membantu meningkatkan akuntabilitas dan kemampuan
untuk belajar dari pengalaman.
Nilai "Akuntabel" membantu memastikan bahwa ASN menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka
dengan integritas, transparansi, dan tanggung jawab yang tinggi. Hal ini juga membangun kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah dan lembaga publik yang mereka layani.
C. Kompeten
Nilai dasar "Kompeten" adalah salah satu nilai penting bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
mencerminkan pentingnya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang diperlukan untuk
menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka dengan baik. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai
nilai "Kompeten" bagi ASN:
1. Pengetahuan Profesional: ASN diharapkan untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang bidang
kerja mereka, aturan, regulasi, dan prinsip-prinsip yang berlaku dalam pekerjaan mereka. Mereka harus
selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan mereka.
2. Keterampilan: Kompetensi juga mencakup keterampilan praktis yang diperlukan dalam pekerjaan ASN. Ini
termasuk kemampuan untuk mengelola data, berkomunikasi dengan baik, mengambil keputusan yang
tepat, dan menjalankan tugas teknis yang sesuai.
3. Pelatihan dan Pengembangan: ASN harus aktif mencari pelatihan dan pengembangan yang diperlukan
untuk meningkatkan kompetensi mereka. Hal ini dapat mencakup pelatihan formal, kursus, atau
pembelajaran mandiri.
4. Pemahaman Arah dan Tujuan Organisasi: ASN perlu memahami visi, misi, dan tujuan organisasi tempat
mereka bekerja. Mereka harus berkomitmen untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut melalui
kompetensi yang dimiliki.

5. Beradaptasi dengan Perubahan: Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan adalah bagian dari
kompetensi. ASN harus siap untuk menghadapi perubahan dalam lingkungan kerja, teknologi, atau
peraturan, dan tetap kompeten dalam menghadapinya.
6. Evaluasi Kinerja: ASN harus mampu mengevaluasi kinerja mereka sendiri secara objektif dan berusaha
untuk melakukan perbaikan jika diperlukan. Ini mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi kelemahan
dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaikinya.
7. Kemampuan Pemecahan Masalah: Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis akar
penyebabnya, dan mengembangkan solusi yang efektif adalah aspek penting dari kompetensi ASN.

8. Kolaborasi: ASN harus memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan rekan kerja dan berkolaborasi
dalam tim. Kolaborasi yang efektif dapat meningkatkan produktivitas dan pencapaian tujuan.
9. Kreativitas: Selain kompeten secara teknis, ASN juga dapat memiliki nilai-nilai kreativitas dalam
menemukan solusi-solusi inovatif untuk masalah yang kompleks.
10. Edukasi Diri: ASN perlu mengambil inisiatif untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan terbaru dalam
bidang kerja mereka. Pendidikan diri adalah bagian penting dari kompetensi.
Kompetensi adalah nilai dasar yang memastikan bahwa ASN memiliki kemampuan yang dibutuhkan
untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif.
ASN yang kompeten lebih mampu memberikan kontribusi yang berarti kepada masyarakat dan negara.

D. Harmonis
Nilai dasar "Harmonis" dalam konteks Aparatur Sipil Negara (ASN) mencerminkan pentingnya bekerja
secara kooperatif, damai, dan selaras dengan rekan-rekan mereka, baik di dalam maupun di luar organisasi.
Nilai ini mencakup aspek kerja sama, keterbukaan terhadap perbedaan, dan menciptakan lingkungan kerja
yang kondusif. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai nilai "Harmonis" bagi ASN:
1. Kerja Sama: ASN diharapkan untuk bekerja secara efektif dalam tim dan berkolaborasi dengan rekan
kerja lainnya. Kemampuan untuk berkontribusi dalam pencapaian tujuan bersama adalah aspek penting
dari nilai "Harmonis."
2. Keterbukaan terhadap Perbedaan: Nilai ini mengajarkan ASN untuk menghormati dan menerima
perbedaan dalam pandangan, latar belakang, agama, budaya, dan nilai-nilai antar individu. Ini
menciptakan lingkungan yang inklusif dan menghargai keanekaragaman.
3. Kesepahaman: ASN harus berusaha untuk mencapai kesepahaman bersama dengan rekan kerja mereka,
termasuk dalam memahami masalah dan menemukan solusi yang tepat.

4. Konflik Penyelesaian: Ketika konflik muncul, nilai "Harmonis" mengharapkan ASN untuk mencari solusi
yang damai dan berdampak positif, daripada meningkatkan ketegangan atau pertikaian.
5. Keselarasan dengan Tujuan Organisasi: ASN diharapkan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab
mereka dengan selaras dengan visi, misi, dan tujuan organisasi tempat mereka bekerja. Ini membantu
mencapai konsistensi dan kesinambungan dalam pencapaian tujuan.
6. Komunikasi Efektif: Kemampuan berkomunikasi dengan baik adalah elemen penting dalam menciptakan
harmoni. ASN harus mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan rekan kerja, atasan, dan
masyarakat.
7. Pemecahan Masalah Bersama: Dalam menghadapi masalah yang kompleks, nilai "Harmonis" mendorong
ASN untuk bekerja sama dalam mengidentifikasi masalah dan mengembangkan solusi yang terbaik.
9. Kepemimpinan Yang Mendorong Harmoni: Pemimpin ASN diharapkan untuk memberikan contoh dalam
menciptakan lingkungan kerja yang harmonis. Mereka dapat menciptakan budaya kerja yang mendukung
kerja sama dan keterbukaan.
10. Pendekatan Proaktif: ASN yang menghargai nilai "Harmonis" juga dapat mengambil inisiatif dalam
membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja dan menciptakan suasana kerja yang kondusif untuk
produktivitas.
Nilai "Harmonis" adalah aspek penting dalam menjaga hubungan yang baik di tempat kerja,
menghindari konflik yang tidak perlu, dan menciptakan lingkungan yang mendukung kerja sama dan
produktivitas. Melalui nilai ini, ASN dapat berperan dalam membangun hubungan yang positif dengan rekan-
rekan kerja dan masyarakat umum.

E. Loyal
Nilai dasar "Loyal" adalah salah satu nilai yang penting dalam konteks Aparatur Sipil Negara (ASN).
Nilai ini mencerminkan komitmen ASN untuk setia dan mendukung pemerintah serta institusi yang mereka
layani. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai nilai "Loyal" bagi ASN:

1. Loyalitas terhadap Pemerintah dan Institusi: ASN diharapkan untuk menjadi loyal terhadap pemerintah,
lembaga pemerintah, atau organisasi tempat mereka bekerja. Mereka harus mendukung tujuan dan
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah atau pimpinan organisasi.
2. Kepatuhan pada Hukum dan Aturan: Loyalitas mencakup ketaatan pada hukum dan aturan yang berlaku.
ASN harus mematuhi semua peraturan dan perundang-undangan yang mengatur pekerjaan mereka.
3. Kerahasiaan dan Keamanan Informasi: ASN harus menjaga kerahasiaan informasi yang mereka miliki,
terutama informasi yang bersifat rahasia negara atau sensitif. Ini mencerminkan loyalitas terhadap
keamanan negara.
4. Pengambilan Keputusan yang Setia: Ketika ASN dihadapkan pada situasi yang memerlukan pengambilan
keputusan, mereka diharapkan untuk membuat keputusan yang setia terhadap prinsip-prinsip dan nilai-
nilai yang dianut oleh pemerintah atau organisasi mereka.
5. Menghindari Konflik Kepentingan: Loyalitas juga mencakup menghindari konflik kepentingan yang dapat
mengganggu kemampuan ASN untuk bertindak dengan setia terhadap kepentingan umum.

6. Menghindari Perilaku Subversif: ASN harus menghindari perilaku atau tindakan yang dapat dianggap
subversif atau merusak kestabilan pemerintah atau institusi tempat mereka bekerja.

7. Keterbukaan terhadap Masukan Konstruktif: Loyalitas tidak harus diartikan sebagai setuju dengan segala
hal. ASN yang loyal juga dapat memberikan masukan konstruktif dan kritik yang membangun demi
perbaikan.

8. Kepatuhan terhadap Tugas dan Tanggung Jawab: ASN harus patuh terhadap tugas dan tanggung jawab
mereka sesuai dengan peraturan dan petunjuk yang berlaku, mencerminkan loyalitas terhadap sistem
yang ada.
9. Kehadiran dan Produktivitas: ASN yang loyal juga diharapkan untuk hadir secara teratur dan berkontribusi
secara produktif dalam pekerjaan mereka, mencerminkan komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab
mereka.
Nilai "Loyal" adalah komponen penting dalam menjaga stabilitas dan integritas pemerintahan dan
organisasi. ASN yang loyal dapat membantu mencapai tujuan dan menjalankan tugas mereka dengan penuh
dedikasi kepada kepentingan umum serta integritas institusi yang mereka layani.

F. Adaptif
Nilai dasar "Adaptif" adalah salah satu nilai yang penting bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Nilai ini
mencerminkan kemampuan dan sikap ASN untuk beradaptasi dengan perubahan, tantangan, dan lingkungan
kerja yang berubah-ubah. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai nilai "Adaptif" bagi ASN:
1. Fleksibilitas: ASN diharapkan memiliki fleksibilitas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.
Mereka harus mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah.

2. Penerimaan Terhadap Perubahan: Nilai "Adaptif" mencakup sikap positif terhadap perubahan. ASN harus
terbuka terhadap perubahan dalam kebijakan, prosedur, atau teknologi yang dapat memengaruhi
pekerjaan mereka.

3. Inovasi: Selain beradaptasi dengan perubahan yang ada, ASN juga diharapkan untuk berinovasi dan
mencari solusi baru untuk masalah yang muncul.

4. Kemampuan Belajar: ASN harus memiliki kemampuan untuk terus belajar dan mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan mereka. Pendidikan dan pelatihan berperan penting dalam adaptabilitas.
5. Antisipasi Tantangan: Sebagai bagian dari adaptabilitas, ASN juga diharapkan untuk dapat
mengidentifikasi potensi tantangan atau perubahan yang akan datang dan bersiap menghadapinya.

6. Kemampuan Berubah dengan Etika: Adaptabilitas juga mencakup menjalankan perubahan dengan
integritas dan sesuai dengan prinsip-prinsip etika. ASN harus tetap mematuhi hukum dan nilai-nilai moral
dalam situasi yang berubah.

7. Kolaborasi dalam Perubahan: Dalam menghadapi perubahan, ASN dapat bekerja sama dengan rekan
kerja dan pihak-pihak terkait untuk mencapai tujuan perubahan dengan sukses.

8. Kesadaran Akan Dampak Sosial dan Lingkungan: Adaptabilitas juga mencakup kesadaran akan dampak
sosial dan lingkungan dari perubahan yang diadopsi, serta upaya untuk meminimalkan dampak negatifnya.
9. Pengukuran dan Evaluasi Hasil: Setelah mengadopsi perubahan, ASN harus mampu mengukur dan
mengevaluasi hasilnya guna memastikan bahwa perubahan tersebut memberikan manfaat yang
diharapkan.
Nilai "Adaptif" penting dalam era yang terus berubah dan kompleks. ASN yang adaptif dapat membantu
pemerintah dan organisasi mengatasi tantangan yang muncul dan tetap relevan dalam menjalankan tugas
mereka. Adaptabilitas juga mencerminkan kemampuan untuk berkontribusi pada perbaikan dan kemajuan.

G. Kolaboratif
Nilai dasar "Kolaboratif" adalah salah satu nilai yang penting bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Nilai ini
mencerminkan pentingnya bekerja sama dengan rekan kerja, lembaga lain, dan pihak-pihak terkait dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai nilai
"Kolaboratif" bagi ASN:

1. Kerja Sama Tim: ASN diharapkan untuk dapat bekerja efektif dalam tim. Kemampuan untuk berkolaborasi
dengan rekan kerja dalam mencapai tujuan bersama adalah aspek penting dari nilai "Kolaboratif."
2. Keterbukaan terhadap Ide-Ide Lain: Kolaborasi mencakup keterbukaan terhadap ide-ide dan pandangan
yang berbeda. ASN harus mendengarkan dan menghargai kontribusi dari berbagai pihak.

3. Komunikasi yang Efektif: Komunikasi yang baik adalah kunci dalam kolaborasi. ASN harus dapat
berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan rekan kerja dan mitra kolaborasi.
4. Berbagi Sumber Daya: ASN dapat berkolaborasi dalam berbagi sumber daya, termasuk waktu,
pengetahuan, dan fasilitas, guna mencapai hasil yang lebih baik.
5. Kesepahaman Bersama: ASN diharapkan untuk mencapai kesepahaman bersama dengan rekan kerja dan
mitra kolaborasi dalam hal tujuan, tugas, dan tanggung jawab yang diberikan.

6. Pemecahan Masalah Bersama: Dalam menghadapi masalah atau tantangan yang kompleks, ASN dapat
bekerja sama dalam mengidentifikasi masalah, menganalisis solusi potensial, dan mengambil langkah-
langkah bersama.

7. Kolaborasi Antar-Lembaga: Terkadang, ASN juga perlu berkolaborasi dengan lembaga pemerintah lain,
organisasi nirlaba, atau sektor swasta untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar.

8. Mendukung Keterlibatan Masyarakat: Kolaborasi juga mencakup keterlibatan dan kerja sama dengan
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan program-program pelayanan publik.
9. Kolaborasi sebagai Sarana Inovasi: Kolaborasi dapat menjadi sumber inovasi dan pemikiran kreatif. ASN
dapat bekerja sama dengan mitra untuk mengembangkan solusi-solusi baru.

10. Pengukuran Kinerja Kolaboratif: Penting untuk mengukur dan mengevaluasi efektivitas kolaborasi. Ini
memungkinkan perbaikan dan peningkatan dalam praktik kolaboratif.
Nilai "Kolaboratif" adalah aspek penting dalam menjaga hubungan yang baik dengan rekan kerja, mitra,
dan masyarakat umum. Kolaborasi yang efektif memungkinkan ASN untuk mencapai hasil yang lebih baik
dalam pelayanan publik dan menciptakan solusi yang lebih baik untuk masalah yang kompleks.

AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI

A. Smart ASN
"Smart ASN" adalah konsep yang mencakup modernisasi dan peningkatan efisiensi Aparatur Sipil
Negara (ASN) melalui penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta peningkatan kapasitas dan
kompetensi ASN. Berikut adalah rangkuman tentang "Smart ASN":
1. Penerapan Teknologi: Smart ASN mendorong penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab ASN. Ini mencakup penggunaan sistem informasi, aplikasi,
dan platform digital untuk mempermudah administrasi dan pelayanan publik.
2. Pendidikan dan Pelatihan: Smart ASN mengedepankan pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan pekerjaan. Ini melibatkan pengembangan keterampilan TIK dan
pemahaman tentang inovasi.
3. Transparansi dan Akuntabilitas: Konsep ini mempromosikan transparansi dan akuntabilitas dalam tugas-
tugas ASN melalui penggunaan teknologi untuk memantau dan melaporkan kinerja serta menyediakan
akses informasi kepada publik.
4. Pelayanan Publik Digital: Smart ASN berfokus pada peningkatan pelayanan publik melalui platform digital.
Ini mencakup pembuatan portal pelayanan online, penggunaan aplikasi seluler, dan layanan elektronik
lainnya untuk memudahkan masyarakat mengakses pelayanan pemerintah.
5. Efisiensi dan Produktivitas: Smart ASN bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini dapat dicapai dengan otomatisasi proses administrasi,
penggunaan analisis data, dan pengambilan keputusan yang lebih baik.

6. Kolaborasi Antar-Lembaga: Konsep ini mendorong kolaborasi dan berbagi data antar-lembaga
pemerintah untuk meningkatkan integrasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan pemerintahan.
7. Keamanan Data: Smart ASN juga menekankan pentingnya perlindungan data pribadi dan keamanan
informasi dalam penggunaan teknologi. Perlindungan data merupakan bagian integral dari modernisasi
ini.
8. Pemberdayaan Masyarakat: Smart ASN juga melibatkan pemberdayaan masyarakat dalam penggunaan
teknologi untuk berpartisipasi dalam proses pemerintahan, memberikan masukan, dan memantau kinerja
pemerintah.
Dengan menerapkan konsep "Smart ASN," pemerintah berusaha untuk meningkatkan efisiensi,
transparansi, dan pelayanan kepada masyarakat. Ini juga membantu ASN untuk lebih adaptif terhadap
perkembangan teknologi dan tuntutan zaman, sehingga mereka dapat menjalankan tugas dan tanggung
jawab mereka dengan lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan negara.

B. Manajemen ASN
1. Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri Sipil (PNS);
dan b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN berkedudukan sebagai
aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta
harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan
kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsisebagai berikut: a) Pelaksana kebijakan publik;
b) Pelayan publik; dan c) Perekat dan pemersatu bangsa. Agar dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan
kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

2. Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN


Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan memberikan ruang bagi transparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan.
Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan
kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepada masyarakat maupun
jaminan obyektivitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan
pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya. Pasca recruitment, dalam
organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya
dimana semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan
sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi,
disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi
untuk meningkatkan kinerja.

3. Mekanisme Pengelolaan ASN


Manajemen ASN terdiri dari Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNSmeliputi
penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan
karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dantunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan. Manajemen PPPK meliputi
penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan
kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga
negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan
PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam
jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi
selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi
tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan
yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling
lama 5 (lima) tahun. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian
memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
maupun atas inisiatif sendiri. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang
diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status
sebagai PNS Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia.
Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan bangsa.
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN
diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan
terintegrasi antar-Instansi Pemerintah. Sengketa Pegawai ASNdiselesaikan melalui upaya administratif.
Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif.

HUBUNGAN ANTARA AGENDA 1, 2, DAN 3

Hubungan antara sikap perilaku bela negara, nilai-nilai dasar ASN, dan peran ASN dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sangat erat dan saling terkait. Berikut adalah penjelasan mengenai
hubungan antara ketiganya:
1. Sikap Perilaku Bela Negara:
• Sikap perilaku bela negara mencakup kesetiaan dan komitmen kepada negara serta partisipasi aktif dalam
menjaga kedaulatan, keutuhan, dan keberlangsungan NKRI.
• Sikap bela negara mendorong ASN untuk menjunjung tinggi nilai-nilai nasionalisme, patriotisme, dan cinta
tanah air. Sikap ini mencakup kewajiban untuk melindungi dan mempertahankan negara dari ancaman
dan bahaya.
2. Nilai-nilai Dasar ASN:
• Nilai-nilai dasar ASN, seperti akuntabel, kompeten, loyal, harmonis, adaptif, dan kolaboratif,
mencerminkan prinsip-prinsip etika dan perilaku yang harus dimiliki oleh ASN dalam menjalankan tugas
mereka.
• Nilai-nilai ini membentuk dasar etika dan moral ASN dalam bekerja untuk negara, memastikan bahwa
mereka bertindak dengan integritas, keterbukaan, dan efisiensi.
3. Peran ASN dalam NKRI:
• ASN memiliki peran kunci dalam menjaga stabilitas, keamanan, dan kemajuan NKRI. Mereka adalah
pelaksana kebijakan pemerintah yang memiliki tanggung jawab penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
• Peran ASN mencakup pelaksanaan kebijakan, pengawasan, pelayanan publik, pengelolaan sumber daya,
dan partisipasi dalam pengambilan keputusan pemerintah.
• Nilai-nilai dasar ASN, seperti loyalitas, kolaborasi, dan adaptabilitas, membentuk landasan perilaku ASN
dalam menjalankan peran mereka sesuai dengan nilai-nilai nasional dan kepentingan NKRI.
Dengan demikian, sikap perilaku bela negara yang kuat diwujudkan melalui nilai-nilai dasar ASN yang
terinternalisasi dalam tugas dan peran mereka dalam NKRI. Sikap dan nilai-nilai ini memastikan bahwa ASN
bekerja dengan integritas, komitmen, dan kesetiaan yang tinggi terhadap negara dan masyarakat, sehingga
mendukung stabilitas dan kemajuan NKRI.

You might also like