Professional Documents
Culture Documents
Makalah SKP KLP 10 Fix
Makalah SKP KLP 10 Fix
Oleh Kelompok : 10
1. I Made Yudit Darma Wiyasa ( P07131122006 )
2. Ni Putu Aisa Mahendra Putri ( P07131122015 )
3. Ni Wayan Ayu Suardiantari ( P07131122035 )
4. Ida Ayu Cahaya Arsita Dewi ( P07131122039 )
Makalah Berjudul “ Kecukupan Gizi Individu Berdasarkan Hasil Survei “ ini telah di
setujui dan disahkan pada tanggal 23 Agustus 2023
Oleh :
Disetujui Oleh
Dosen Mata Kuliah
i
KATA PENGANTAR
Om swastiyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan makalah Survei Konsumsi Pangan dengan judul
“KECUKUPAN GIZI INDIVIDU BERDASARKAN HASIL SURVIE “ dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
dari mata kuliah Survei Konsumsi Pangan . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan ktentang definisi,metode survei , kelebihan dan kekurangan, baik
bagi pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini baik secara langsung maupuntidak
langsung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Demikian yang dapat penulis sampaikan,penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Nutrisi adalah proses dimana tubuh menggunakan makanan yang biasanya dikonsumsi melalui
pencernaan, penyerapan, pengangkutan, penyimpanan, metabolisme dan sekresi zat yang tidak
digunakan untuk kehidupan, pertumbuhan dan fungsi organ normal serta produksi energi. Kata gizi
merupakan kata yang relatif baru dikenal sekitar tahun 1857. Kata gizi berasal dari kata bahasa Arab
ghidza yang berarti makanan. Food dalam bahasa Inggris berarti makanan, makanan, bahan makanan
(Kuspriyanto Susilowati, 2016).
Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah rata-rata kecukupan gizi setiap hari untuk semua orang
menurut kelompok umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktivitas fisik untuk kesehatan yang optimal.
AKG adalah kecukupan pada tingkat konsumsi, sedangkan pada tingkat produksi dan persediaan,
kerugian dan kegunaan lain harus diperhatikan mulai dari tingkat produksi hingga tingkat konsumsi.
AKG ditulis dalam bentuk tabel. Pada kolom pertama, tuliskan kelompok usia dan jenis kelamin dari
bayi hingga lansia, serta tambahan energi dan nutrisi untuk ibu hamil dan menyusui. Pada kolom
berikutnya, tuliskan BB (kg) dan TB (cm), yang merupakan rata-rata berat badan dan TB kelompok
umur tersebut. Di atas kolom keempat dan seterusnya memuat angka kecukupan energi dan pangan per
hari untuk kelompok umur dan jenis kelamin tertentu. Nutrisi dalam daftar terdiri dari makronutrien,
yaitu. karbohidrat, protein, lemak, serat dan air, serta vitamin dan mineral (Pritasari et al, 2017).
Kecukupan gizi individu didasarkan pada dua puluh dua komponen, yaitu energi (kkal), protein
(g), vitamin A (RE), vitamin D (ug), vitamin E (mg), vitamin K (ug), tiamin (mg), riboflavin (mg),
niasin (mg), asam folat (µg), piridoksin (mg), vitamin B2 (µg), vitamin C (mg), kalsium (mg), fosfor
(mg), magnesium (mg), iodin (µg), zink (mg), selenium (µg), mangan (mg), dan fluor (mg). Energi
sebenarnya bukan zat gizi, melainkan satuan potensi tenaga yang diukur dalam satuan kilokalori (kkal).
Secara umum energi me- miliki satuan Joule (J).
Masalah gizi saat ini disebabkan oleh kesalahan makan, dimana banyak orang tidak
memperhatikan variasi makanan, kebutuhan energi tubuh dan proporsi makanan yang seimbang.
Sebagian orang masih berpikir "sampai kenyang", padahal rasa kenyang belum tentu dapat memenuhi
kebutuhan tubuh sehingga menyebabkan malnutrisi. Di sisi lain, tidak kita sadari bahwa energi dari
makanan “utuh” melebihi kebutuhan tubuh, sehingga dapat menyebabkan obesitas yang erat kaitannya
dengan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, hipertensi dan stroke. Perilaku ini banyak
terjadi pada anak-anak terutama anak usia sekolah yang banyak makan jajanan yang memiliki kepadatan
1
energi tinggi dan banyak mengandung karbohidrat, gula dan lemak sehingga lebih enak namun lebih
murah15.
2 Mengetahui metode survei dari kecukupan gizi individu berdasarkan asil kurvei
Menambah wawasan pembaca dalam memahami apa itu kecukupan gizi individu
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi minimal yang dibutuhkan oleh setiap individu,
menurut Kementerian Kesehatan Indonesia. Kebutuhan gizi setiap orang ditentukan oleh
banyak faktor, yakni usia, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan. Selain itu, tingkat
aktivitas fisik termasuk dalam faktor kebutuhan gizi yang diperlukan setiap orang. Belum lagi
bila ada kondisi medis atau penyakit tertentu. Kesemuanya menentukan banyaknya zat gizi
yang Anda butuhkan. Kebutuhan gizi bersifat sangat spesifik untuk satu individu. Bahkan, anak
kembar pun bisa memiliki kebutuhan gizi yang berbeda jika keduanya memiliki tingkat
aktivitas fisik, berat badan, dan tinggi badan yang berbeda.
Adapun kecukupan gizi individu berdasarkan hasil survei yaitu penilaian konsumsi
makanan setiap individu yang dilakukan dengan cara pengumpulan data dari hasil pengamatan
atau survei langsung.digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok.
Banyak pengalaman membuktikan bahwa dalam melakukan penilaian konsumsi makanan
(survei dietetik) banyak terjadi bias tentang hasil yang diperoleh. Hal ini disebabkan oleh
beberapa factor, antara lain: ketidaksesuaian dalam menggunakan alat ukur, waktu
pengumpulan data yang tidak tepat, intrumen tidak sesuai dengan tujuan, ketelitian alat
timbang makanan, kemampuan petugas pengumpulan data, daya ingat responden, daftar
komposisi makanan yang digunakan tidak sesuai dengan makanan yang dikonsumsi responden,
dan interpretasi hasil yang kurang tepat. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang baik
tentang cara-cara melakukan survei konsumsi makanan, baik untuk individu, kelompok
maupun rumah tangga
Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-
rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi hampir semua orang dengan
karakteristik tertentu untuk hidup sehat. Karakteristik tersebut juga sama dengan faktor yang
menentukan kebutuhan gizi, yaitu berat badan, tinggi badan, usia, jenis kelamin, tingkat
aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis. Hanya saja, AKG merupakan kecukupan rata-rata gizi
sehari bagi hampir semua orang sehat di suatu negara. Itu artinya AKG digunakan sebagai
patokan zat gizi rata-rata yang diperlukan oleh suatu kelompok orang. Patokan ini tidak
3
menggambarkan berapa kebutuhan gizi satu individu tertentu saja. Contohnya, pada AKG
tercantum bahwa kebutuhan protein pria berusia 19 – 29 tahun yaitu 63 gram. Ini berarti rata-
rata pria dengan usia tersebut membutuhkan asupan protein sebanyak 63 gram dalam satu hari.
Namun, jika Anda menghitung kebutuhan protein berdasarkan rumus, hasilnya mungkin
berbeda.
A. Metode Kualitatif
Metode ini disebut dengan FFQ, pedoman wawancara FFQ adalah dengan menggunakan
format kuesioner. Kuesioner berisi daftar beberapa makanan atau bahan makanan dan seberapa
sering responden mengkonsumsinya. Jenis makanan yang tertera pada formulir adalah yang
paling sering dikonsumsi oleh masyarakat.
Disebut juga SQ-FFQ (Qualitative Food Frequency) atau sering disingkat SFFQ,
metode ini merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengetahui gambaran makanan
atau kebiasaan seseorang pada waktu tertentu. Metode SFFQ memiliki format dan metode
4
wawancara yang sama dengan metode FFQ. Bedanya, responden juga melaporkan ukuran atau
ukuran rata-rata setiap kali makan. Jumlah makanan yang dikonsumsi setiap kali makan dapat
dinyatakan sebagai berat atau ukuran rumah tangga (URT) atau kecil (kecil atau S), sedang
(sedang atau M) dan besar (besar atau L). Dengan cara ini, berat rata-rata makanan harian dapat
diketahui untuk menghitung asupan gizi harian.
Metode ini bersifat kualitatif, karena memberikan gambaran kebiasaan konsumsi dalam
jangka panjang (bisa 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun) berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
Menurut (Supariasa et al, 2001) metode ini terdiri dari tiga komponen yaitu: Komponen
pertama adalah wawancara (termasuk recall 24 jam) yang mengumpulkan informasi tentang
apa yang dimakan responden dalam 24 jam terakhir, komponen kedua berkaitan dengan
frekuensi konsumsi beberapa makanan dengan menyajikan daftar (checklist).
Cara pencatatan ini dilakukan dengan cara menanyakan dan mencatat semua makanan
yang dikonsumsi keluarga selama masa belajar, biasanya dalam waktu 1-7 hari. Jumlah
makanan yang dibeli, harga dan nilai pembelian, termasuk makanan yang dibeli, harga dan
nilai pembelian, termasuk makanan yang dimakan anggota keluarga di luar rumah dicatat. Cara
ini tidak memperhitungkan makanan yang telah terbuang, rusak, atau diberikan kepada hewan
peliharaan.
B. Metode Kuantitatif
Tujuan dari metode kuantitatif adalah untuk menentukan jumlah makanan yang
dikonsumsi sehingga asupan zat gizi dapat dihitung dengan menggunakan daftar komposisi
makanan (DKBM) atau inventaris yang diperlukan seperti inventarisasi URT (ukuran rumah
tangga) untuk masakan mentah.
Metode recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah makanan yang
dikonsumsi dalam 24 jam terakhir. Dalam metode ini, ibu atau wali responden (bila anaknya
masih kecil) diminta untuk menceritakan semua yang dimakan dan diminumnya selama 24 jam
5
terakhir (kemarin), biasanya sejak bangun tidur kemarin pagi sampai berangkat. ke tempat
tidur. pada malam hari , atau mulai dengan menyelesaikan wawancara mundur hingga 24 jam.
Jika diukur hanya sekali (1 x 24 jam), informasi yang diperoleh tidak cukup representatif untuk
menggambarkan kebiasaan makan individu. Oleh karena itu, pemulihan 24 jam harus
dilakukan berulang kali dan tidak berturut-turut. Beberapa penelitian telah menunjukkan
bahwa setidaknya dua pemulihan 24 jam non-berturut-turut dapat memberikan gambaran
asupan nutrisi yang optimal dan memberikan variabilitas yang lebih besar dalam asupan harian
individu (Sanjur dan Radriquez, 1997).
a) Membuat daftar pendek makanan yang dimakan dihari sebelumnya (quick list), menu tidak
boleh berurutan, hidangan yang sama ditulis satu kali.
b) Periksa kembali kelengkapan quick list dengan responden agar tidak ada hidangan atau
makanan yang terlewatkan atau dilupakan oleh responden.
c) Periksa makanan yang dikonsumsi dalam kaitannya dengan waktu makan atau aktivitas.
d) Meminta informasi tambahan tentang makanan menurut jenis, jumlah, berat dan bahan
responden kemarin.
Metode ini juga disebut "catatan makanan" dan digunakan untuk mencatat jumlah yang
dikonsumsi. Dalam metode ini, responden diminta mencatat semua yang dimakan dan
diminumnya setiap hari sebelum makan sesuai takaran rumah (URT) atau berat badan (dalam
gram) selama jangka waktu tertentu (2-4 hari berturut-turut). serta termasuk cara penyiapan
dan pengolahan pangan tersebut. Metode ini memberikan informasi konsumsi yang mendekati
jumlah aktual energi dan nutrisi seseorang.
Dalam tata cara penimbangan makanan, terdakwa atau petugas menimbang dan
mencatat semua makanan yang dimakan dalam satu hari. Penimbangan pakan ini biasanya
6
memakan waktu beberapa hari, tergantung tujuan, fasilitas penelitian dan tenaga yang tersedia.
Seseorang harus memperhatikan fakta bahwa jika ada makanan yang tersisa setelah makan,
seseorang juga harus menimbang sisa makanan untuk mengetahui jumlah makanan yang
sebenarnya dikonsumsi.
Pencatatan dilakukan dengan cara meminta anggota keluarga mencatat setiap hari semua
makanan yang dibelinya, diperoleh dari orang lain, atau diperoleh dari produksinya sendiri.
Cara ini tidak memperhitungkan persediaan makanan rumah tangga, juga tidak
memperhitungkan makanan dan minuman yang dikonsumsi di luar rumah yang rusak, hilang,
atau diberikan kepada hewan peliharaan.
Terdakwa sendiri dalam waktu sekurang-kurangnya satu minggu. Untuk melakukan hal
ini, semua makanan di rumah ditimbang atau diukur dengan URT. Cara ini disarankan untuk
tempat/daerah yang makanannya tidak banyak variasinya bagi keluarga dan orang yang tidak
bisa membaca dan menulis.
1. Metode Kuantitatif
Kelebihan :
- Dapat digunakan untuk menduga atau meramal
- Hasil analisis dapat diperoleh dengan akurat bila digunakan sesuai aturan
7
- Dapat digunakan untuk mengukur interaksi hubungan antara dua atau
lebih variabel
- Dapat menyederhanakan realitas permasalahan yang kompleks dan rumit
dalamsebuah model
- Penelitian lebih berjalan sistematis
Kekurangan :
Kekurangan :
- Peneliti bertanggung jawab besar terhadap informasi yang disampaikan oleh
informan
- Bersifat sirkuler
- Perbedaan antara fakta dan kebijakan kurang jelas
- Ukuran penelitian kecil.
- Tidak efektif jika ingin meneliti secara keseluruhan atau besar -besaran
8
B. Kelebihan dan Kekurangna berdasarkan bagian bagian dari metode kualitatif dan
kuantitatif yaitu :
1. Metode Kualitatif
a. Metode frekuensi makan
Kelebihan :
•Relatif murah dan sederhana
•Dapat dilakukan sendiri oleh responden
•Tidak membutuhkan latihan khusus
Kekurangan :
•Tdk dpt untuk menghitung intake zat gizi sehari.
•Cukup menjemukan bagi petugas.
•Sangat tergantung pada kejujuran responden.
Kekurangan :
Hasil yang diperoleh kurang teliti karena berdasarkan estimasi atau perkiraan.
Sangat subyektif, tergantung kejujuran dari responden.
Sangat tergantung pada daya ingat responden.
9
2. Metode kuantitatif
Kelebihan :
Kekurangan :
b. Metode Pencatatan
Kelebihan :
Hasil yang diperoleh lebih akurat, bila dilakukan dengan menimbang makanan.
Dapat dihitung intake zat gizi keluarga.
Kekurangan :
Kelebihan :
Kekurangan :
10
Butuh tenaga pengumpul data yg terlatih dan terampil
Memerlukan kerjasama yg baik dgn responden
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpul data yang diajukan dengan
mengamati dan mencatat secara sistematika gejala-gejala yang diselidiki. Dan menanyakan
seluruh bahan makanan yang digunakan selama periode survei dilakukan . Mencatat jumlah
bahan maknan yang dibeli, harga dan nilai pembeliannya, termasuk makanan yang dimakan
anggota keluarga di luar rumah sesuai dg URT Data merupakan taksiran/perkkiraan dari
responden. Metode ini tidak memperhitungkan bahan makanan yang terbuang, rusak atau
diberikan pada binatang piaraan.
2. Wawancara
Metode pengumpulan data melalui tanya jawab secara lisan untuk mencapai tujuan
tertentu Umumnya menggunakan ceklist atau daftar pertanyaan. teknik pengumpulan data ini
melalui proses tanya jawab lisan yang berlansung satu arah , artinya pertanyaan datang dari
pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi minimal yang dibutuhkan oleh setiap
individu, menurut Kementerian Kesehatan Indonesia. Kebutuhan gizi setiap orang
ditentukan oleh banyak faktor, yakni usia, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan.
Selain itu, tingkat aktivitas fisik termasuk dalam faktor kebutuhan gizi yang diperlukan
setiap orang. Adapun kecukupan gizi individu berdasarkan hasil survei yaitu penilaian
konsumsi makanan setiap individu yang dilakukan dengan cara pengumpulan data dari
hasil pengamatan atau survei langsung.digunakan dalam penentuan status gizi
perorangan atau kelompok. Banyak pengalaman membuktikan bahwa dalam
melakukan penilaian konsumsi makanan (survei dietetik) banyak terjadi bias tentang
hasil yang diperoleh.
3.2 Saran
Kami sadar masih banyak kekurangan yang kami miliki baik dari tulisan maupun
bahasan yang kami sajikan. Maka dari itu mohon kritik dan saran dari pembaca makalah
ini, agar kami bisa memperbaiki kesalahan kami. Selanjutnya kami akan membuat makalah
yang lebih baik lagi dan semoga makalah ini bisa bermanfaaat bagi kita semua. Sekian dari
kami terima kasih.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/881/2/BAB%20II.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/8412/3/Bab%20II.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/18e4ebf2c0ccd280a198372d113cd91f.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4702/3/%283%29BAB%20II.pdf
13