Interstitial cystitis atau bisa juga disebut sindrom nyeri kandung
kemih merupakan peradangan yang terjadi di kandung kemih yang menyebabkan nyeri pada kandung kemih. Kondisi ini bisa disebabkan oleh infeksi atau noninfeksi. Cystitis juga dapat mengganggu dalam proses mengeluarkan urine. Sindrom ini bisa menyerang siapa saja, namun lebih banyak terjadi pada wanita.
Cystitis yang disebabkan oleh infeksi sering disebabkan oleh E.coli.
Bakteri ini akan berbahaya jika masuk ke kandung kemih, karena bisa menyebabkan peradangan. Cystitis yang disebabkan oleh noninfeksi umumnya disebabkan iritasi pada kandung kemih. Hal ini dipicu oleh bahan kimia yang dapat mengiritasi, penggunaan kateter urine dalam jangka waktu yang lama, aktivitas seksual, dan efek samping dari radioterapi atau kemoterapi. Gejala cystitis dapat berbeda-beda pada tiap penderitanya. Berikut adalah gejala-gejala umum cystitis pada orang dewasa :
1. Merasa selalu ingin buang air kecil tapi jumlah urine yg dikeluarkan sedikit-sedikit
2. Rasa perih seperti terbakar saat buang air kecil
3. Nyeri saat berhubungan seksual
4. Urine memiliki bau yang menyengat, berwarna keruh dan berdarah
5. Demam
Pada anak-anak, cystitis ditandai dengan berbagai gejala, seperti
demam, sering mengompol, sakit perut, lemas, muntah, serta selera makan menjadi berkurang. Untuk pengobatan, pada cystitis ringan dapat dipulihkan dengan ditangani secara mandiri. Beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu, tidak menahan buang air kecil, memperbanyak minum air putih untuk membantu membersihkan bakteri lain dari kandung kemih, mengompres perut dengan air hangat untuk meredakan nyeri, tidak menggunakan sabun pewangi. Sedangkan untuk cystitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri dianjurkan untuk diobati dengan antibiotik atau obat-obatan. Obat-obatan tersebut diberikan untuk mengatasi infeksi, mencegah komplikasi, dan meredakan keluhan. Jadi harus mengikuti aturan pakai, lama penggunaan, dan dosis antibiotik yang diberikan oleh dokter. Untuk mengurangi rasa nyeri, dokter juga akan memberi paracetamol atau ibuprofen.
Agar tidak terserang sindrom ini, kita dapat melakukan beberapa
pencegahan. Berikut beberapa cara tersebut :
1. Jangan menahan buang air kecil
2. Memakai celana yang berbahan katun dan celana dalam yang
longgar
3. Tidak membersihkan organ intim dengan sabun pewangi
4. Jangan menggunakan bedak pada organ intim
5. Membersihkan area kelamin dengan benar, yaitu dari arah depan ke