Professional Documents
Culture Documents
Astronomy of The Solar and Light in The Qur'an
Astronomy of The Solar and Light in The Qur'an
Astronomy of The Solar and Light in The Qur'an
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx
Abstract
[Astronomy of The Solar System and Light in The Qur’an]
Science and the Qur'an have a bond that is either related or contradictory. Science is the result of human thought in
scientific research that has continuous development and is always up to date, while the Qur'an is a definite source of
knowledge that never changes. The function of the sun in a scientific perspective is: as the center of the solar system, a
source of light, and calculation of time. Meanwhile, the function of the sun in the perspective of the Qur'an is: as a sign of
the power of Allah SWT, as a source of light, as a guide for prayer times, as a guide for shadows, and as a calculation. The
theories that science explains regarding the function of the sun between science and the Qur'an have a good correlation.
Science explains that the sun is the greatest source of light for the earth which can produce its own energy, this is also
explained in the Qur'an that the sun is described as siraj and dhiya' which means sunlight comes from itself. As the center
of the solar system, the sun is not static but also moves. This is explained in the Qur'an in Qs. Yaasiin verse 38, besides that
science and the Qur'an also both explain that the sun can be used as a calculation of time and guidance from shadows.
Keywords
Sun, Science, Al-Qur'an
ملخص
[[علم فلك النظام الشمسي والنور في القرآن
العلم هو نتاج الفكر النساني في البحث العلمي الذي يتطور باستمرار ويتم تحديثه دائ م.للعلم والقرآن رباط إما مترابط أو متناقض
بينما، ما
وحساب، ومصدر للضوء، كمركز النظام الشمسي: وظيفة الشمس من منظور علمي هي.القرآن هو مصدر محدد للمعرفة ل يتغير أب مدا
ودليل، وكمصدر للضوء، كدليل على قدرة ا سبحانه وتعالى: فإن وظيفة الشمس في منظور القرآن هي، وفي الوقت نفسه.الوقت
. النظريات التي يشرحها العلم فيما يتعلق بوظيفة الشمس بين العلم والقرآن لها علقة جيدة. . وكحساب، ودليل للظلل، لوقات الصلة
ضا في القرآن أن الشمس توصف وهذا موضح أي م، يشرح العلم أن الشمس هي أكبر مصدر للضوء للرض ويمكنها أن تنتج طاقتها الخاصة
فإن الشمس ليست ثابتة ولكنها تتحرك، بصفتها مركز النظام الشمسي.بالسراج والضياء مما يعني أن ضوء الشمس يأتي من نفسها
أن الشمس يمكن استخدامها لحساب الوقت، إلى جانب العلم والقرآن، 38 يشرح ياسين اليةQs. هذا موضح في القرآن في.ضا أي م
.والرشاد من الظل
الكلمات المفتاحية
القرآن، العلم، الشمس
Abstrak
[Astronomi Tata Surya dan Cahaya dalam Al-Qur’an]
Sains dan al-Qur‟an mempunyai ikatan baik yang silih berkaitan ataupun berlawanan. Sains sebagai hasil pemikiran
manusia dalam penelitian-penelitian ilmiah yang memiliki perkembangan yang berkesinambungan dan selalu mengalami
keterbaruan, sedangkan al-Qur‟an merupakan sumber pengetahuan pasti yang tidak pernah berubah. Fungsi matahari
dalam perspektif sains yaitu: sebagai pusat tata surya, sumber cahaya, dan perhitungan waktu. Sedangkan fungsi matahari
dalam perspektif al-Qur‟an yaitu: sebagai tanda kekuasaan Allah Swt, sebagai sumber cahaya, sebagai petunjuk waktu
shalat, sebagai petunjuk atas bayang-bayang, dan sebagai perhitungan. Teori-teori yang sains jelaskan berkaitan dengan
fungsi matahari antara sains dan al-Qur‟an memiliki korelasi yang baik. Sains menjelaskan bahwa matahari sebagai sumber
cahaya terbesar bagi bumi yang dapat menghasilkan energinya sendiri, hal ini juga dijelaskan dalam al-Qur‟an bahwa
matahari dideskripsikan sebagai siraj dan dhiya’ yang berarti sinar matahari bersumber dari dirinya sendiri. Sebagai pusat
tata surya, matahari tidaklah statis melainkan juga bergerak. Hal ini dalam al-Qur‟an dijelaskan dalam Qs. Yaasiin ayat 38,
selain itu sains dan al-Qur'an juga sama-sama menjelaskan bahwa matahari dapat dijadikan sebagai perhitungan waktu dan
petunjuk dari bayang bayang.
Kata-kata Kunci
Matahari - Cahaya - Al-Qur’an
1
Institut Agama Islam PERSIS Bandung Indonesia
2
Institut Agama Islam PERSIS Bandung Indonesia
3
Institut Agama Islam PERSIS Bandung Indonesia
4
Institut Agama Islam PERSIS Bandung Indonesia
5
Institut Agama Islam PERSIS Bandung Indonesia
1
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx
2
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx
3
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx
Pada matahari terdapat beberapa gejala aktif Matahari sebagai tanda Kekuasaan
yang menyebabkan gangguan pada matahari Allah Swt
sendiri. Adapun beberapa gangguan tersebut Matahari merupakan anugerah yang
dilansir dari laman Rumah Belajar sebagai berikut: dilimpahkan Allah Swt pada alam semesta
Gumpalan-Gumpalan pada Fotosfer ini, Allah Swt menjadikan matahari
(Granulasi) sebagai bukti nyata atas Keesaan-Nya dan
Gangguan ini berupa gumpalan yang Ketuhanan-Nya.
disebabkan adanya rambatan gas pada inti
menuju permukaan. Hal ini menyebabkan Matahari sebagai sumber cahaya
permukaan matahari tidak rata dan berupa Matahari berfungsi menjadi sumber
gumpalan-gumpalan. cahaya terbesar dalam kehidupan dibumi.
Cahaya matahari yang terpancar
Bintik Matahari (Sun Spot) merupakan cahaya yang bersumber dari
Gangguan ini berupa adanya bintik dirinya sendiri. Al-Qur’an menyebutkan
(tempat munculnya medan magnet yang bahwa Allah Swt telah menjadikan
sangat kuat) pada matahari. Bentuk bintik ini matahari sebagai siraj (pelita). Nadiah
berupa lubang-lubang pada permukaan Thayyarah menjelaskan bahwa sesuatu
matahari tempat menyembur gas-gas panas tidak disebut dengan siraj (pelita) kecuali
dari intinya. Hal ini menyebabkan adanya karena ia mempunyai panas dan dapat
gangguan pada gelombang radio menyinari.
telekomunikasi di bumi.
Berdasarkan Qs Nuh {71} : 16)
Lidah Api Matahari َُ شو اَ اَ اَ سَ مْرًل فر مْ ره شّ لَم اَ اْ اِ شو اَ اَ ا لَا لَ ش
ّ مْ ا
ر
ِ اِ ر
Gangguan ini berupa lidah api yang “Dan disana Dia menciptakan bulan yang
merupakan hamburan gas. Lidah ini berasal bercahaya dan menjadikan matahari
dari tepian matahari dan dapat mencapai sebagai pelita (yang cemerlang)”.
tinggi 10.000 km. Lidah api ini terbentuk dari
atom hidrogen yaitu massa proton dan Quraish Shihab menjelaskan firman Allah :
elektron yang bergerak dengan kecepatan Menjadikan matahari pelita pada ayat
tinggi dan sering disebut dengan prominensa tersebut setelah sebelumnya menyatakan
atau protuberan. bahwa Dia menjadikan bulan sebagai nur
Massa atom hidrogen ini dapat mengisyaratkan bahwa terdapat
mencapai permukaan bumi dan berbenturan perbedaan antara matahari dan bulan.
dengan medan magnet bumi (sabuk Van Matahari dijadikan sebagai pelita artinya
Allen). Hal ini, menyebabkan kecepatan sumber cahaya matahari berasal dari
partikel menurun dan menuju kutub setelah dirinya sendiri sedangkan bulan disebut
itu berpijar (Aurora). sebagai nur (cahaya) karena bulan tidak
Hasil dari hamburan partikel ini dapat memantulkan cahayanya sendiri.
menggangu kelancaran sistem komunikasi
radio. Ada dua jenis Aurora, yaitu Aurora Matahari sebagai petunjuk waktu
Australis di kutub selatan dan Aurora shalat
Borealis di kutub utara. Allah Swt berfirman dalam QS Al-
Isra ayat 78 :
Letupan (Flare) ُ َر سقَ مسْ رِ لَ ش
ّۗ ذِْاَ لاِر ر ِسَ مِذل اَ لر شَ لَم اَ مْ ۗرِ اوِسَ مِذل اَ لَشمْ رَ َا ام رِ لر ذٰ لَ ش
ّ مْ ر
Gangguan ini berupa letupan gas pada
permukaan matahari dan bermuatan listrik. ِاَ مّ سه مْ رًل اَا اَ لَم اَ مْ ر
Hal ini, dapat menyebabkan terjadinya ”Laksanakanlah shalat sejak matahari
gangguan pada sistem komunikasi radio. tergelincir sampai gelapnya malam dan
(laksanakan pula shalat ) Shubuh. Sungguh,
shalat shubuh itu disaksikan (oleh
4.2. Pembahasan malaikat)”.
4.2.1 Fungsi Matahari dalam Perspektif Al-
Qur’an dan Sains Bahwa kita diperintahkan untuk
menunaikan shalat dengan melihat
Fungsi Matahari Dalam Perspektif Al-
petunjuk waktu pelaksanaanya melalui
Qur’an
posisi matahari. Dalam Al-Qur‟an Allah
Swt telah memberitahukan kepada kita
4
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx
5
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx
semu tahunan yang dapat digunakan derivasinya terdapat dalam 49 lafal, 39 ayat, dan
untuk menentukan perhitungan waktu 23 surah yang berbeda. Pada Mu’jam al-
atau penanggalan. Mufaras lafal dhiya’ disebutkan sebanyak 3
kaliyang berarti sinar kemuliaan, sedangkan
lafalsiraj di dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak
4.2.2 Pemaknaan Matahari dalam Al-Qur’an
4 kali yang bermaknasebuah obor. Dan Allah SWT
Al-Qur’an memandang alam bukanlah hal berfirman dalam beberapa ayat:
yang bermakna kecuali apabila ia dapat
membantu manusia dalam memahami dan
mendekatkan diri pada sang pencipta. Matahari (13) ۖ اًا
اًا ّوهَ ج
س
هو رً رَلَْرا ِرَ ج
merupakan benda langit yang memiliki keunikan
dan kebermanfaatan yang sangat luar biasa bagi “Dan Kami menjadikan pelita yang terang-
kehidupan di dunia.Matahari di dalam Al-Qur’an benderang (matahari)” (an-Naba’ {78}:13)
disebut dengan kata asy-Syam, yang disimbolkan
sebagai dhiya’ dan siraj. ن َْ اّه سِْ ًََ اَّهَُ سَِآً هوا ّل رََُ َمَْا هوقرَهََ َُرا سِرَ ّسلرََْرُْا َ رََ س س
اَِّ ل ر
ّ ل مل ر ر ر ر رر لج ل رر ر ل ر ر ج مر
Matahari memiliki makna yang sama yaitu َ اسها سب لح سَّ ۚ َّ رّ ساحسِاَ ۗ َاَْرّ ياٰ يّٰس
(5)َِ ّسرَ لْمٍ َّه لَْر مُ لْ ر
ص ملل ياّي س
ّ رّ م رو ر ر ر ر ر ّم ر ل
sama-sama menjelaskan bahwa sumber energi
matahari berasal dari dirinya sendiri dan sinar
yang muncul dari matahari ini berfungsi sebagai “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan
penerang kegelapan. bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan
Lafal Dhiya’ Dan Nur Dalam Kajian Bahasa tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui
Arab. bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah
tidak menciptakan yang demikian itu melainkan
Matahari dalam Kamus Al-Azhar Indonesia- dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda
Arab disebut dengan asy-Syam. Matahari juga (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang
disimbolkan sebagai siraj, yang berarti sebuah mengetahui“(Yunus {10}: 5)
obor atau sebagai wahhaaj yang berarti lampu
yang bersinar terang atau sebagai dhiya’ yang Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT
berarti sinar kemuliaan. Ketiganya cocok untuk menjadikan matahari sebagai dhiya’ yang artinya
menggambarkan matahari, karena ketiganya sinar yang terpancar darinya yang sangat
menghasilkan cahaya sendiri. menyilaukan mata. Matahari dengan sinarnya
merupakan sumber kehidupan, sumber panas dan
Sedangkan dalam Kamus al-Munawwir sumber tenaga yang dapat menggerakkan
Indonesia-Arab bulan disebut dengan qamar, yang makhluk-makhluk Allah SWT yang diciptakan-Nya.
disimbolkan dengan lafal muniir, yang berarti
(16)اًا هوًََ اّل رََُ فسَ سه هَ َمَْا ۙ ه وًَ رلَّ س
badan yang memberi cahaya (nur). Sedangkan هُ رِِرَ ج
رر ل ر ر ر رر ل لج
lafal nur bermakna cahaya, yang dalam KBBI
cahaya diartikan sebagai sinar atau terang. Al-
“Dan di sana Dia menciptakan bulan yang
Qur’an juga menyebut cahaya dengan
bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita
lafal dhiya’ atau dengan lafalmuniir,akan tetapi (yang cemerlang)?“(Nuh {71}: 16).
kata tersebut hanya untuk mensifati benda langit
saja.
Pada Tafsir Misbah, Quraish
Shihab menafsirkan bahwa Allah SWT menjadikan
Lafal nur yang disebut dalam Al-Qur’an selalu surya pelita pada ayat tersebut setelah sebelumnya
dalam bentuk mufrad (tunggal), hal ini berbeda
menyatakan bahwa dia menjadikan bulan
dengan lawan katanya yaitu zhulumat yang selalu
sebagai nur mengisyaratkan bahwa terdapat
berbentuk jamak. Ini dikarenakan bahwa sumber perbedaan antara keduanya. Matahari dijadikan
suatu cahaya hanya satu, yakni dari Allah SWT sebagai pelita artinya sumber cahayanya berasal
sedangkan kegelapan mempunyai berbagai
dari dirinya sendiri sedangkan bulan disebut
sumber yang beraneka ragam.
sebagai nur(cahaya) karena bulan tidak dapat
memantulkan cahayanya sendiri.
Kajian Matahari Sebagai Dhiya’ Dan Bulan
sebagai Nur Dalam Al-Qur’an
Sedangkan pada Tafsir Al-Azhar, Hamka
menafsirkan bahwa menurut keterangan para ahli,
Lafal nur yang berarti cahaya dalam Al- bulan tidaklah memancarkan cahaya dengan
Qur’an terdapat 43 lafal, dengan berbagai sendirinya. Bulan itu pada asalnya adalah gelap.
6
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx
Oleh karena pantulan sinar matahari barulah bulan Yakni matahari yang menerangi semesta
nampak seakan-akan memantulkan cahaya. alam, yang cahayanya menerangi seluruh
Laksana rumah beratap seng di tepi bukit yang penduduk bumi. (Tafsir Ibnu Katsir)
jauh kelihatan di tengah hari memancarkan sinar.
Padahal itu bukan sinar atap rumah, melainkan ن َْ اّه سِْ ًََ اَّهَُ سَِاً واّل رََُ مَْا وقرَهَُ ََرا سِرَ ّسلرََْرُْا َ رََ س س
اَِّ ر
ّ لم ر ر ر ر ر ل ر ر ج ر ر ر ج ر رم ر مر
sinar surya yang memantul kepadanya. Dalam ayat َا احس
ini tidaklah dijelaskan secara terperinci bahwa رو ر ر
ِ ل
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan
bulan itu tidaklah memancarkan cahaya sendiri,
bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan
melainkan mengeluarkan sebagai kilatan dari
tempat-tempat orbitnya agar kamu mengetahui
pantulan cahaya matahari.
bilangan tahun dan perhitungan waktu”. Qs.
Yunus: 5
Setelah Tuhan menerangkanlangit yang tujuh Allah Swt menjadikan surya pelita pada
susun, disabdakan-Nya pula bahwa bulan ayat tersebut setelah sebelumnya menyatakan
bercahaya fi hinna, artinya pada semuanya. Pada bahwa Dia menjadikan bulan sebagai nur
semua langit yang tujuh susun itu. Ungkapan ini mengisyaratkan bahwa terdapat perbedaan
pun mengambil kesadaran dan perhatian dari antara keduanya. Matahari dijadikan sebagai
manusia yang menengadah pada langit. Mereka pelita artinya sumber cahayanya berasal dari
tidaklah melihat dan menyaksikan langit tujuh dirinya sendiri, sedangkan bulan disebut
susun. Manusia hanya melihat atau menengadah sebagai nur (cahaya), karena bulan tidak dapat
ke atas, dilihatnya langit karena jauh dan tidak memantulkan cahayanya sendiri. (Tafsir Al-
kelihatan di mana ujung penglihatan, yang Misbah).
kelihatan oleh manusia hanyalah bahwa bila hari
terang bulan, seluruh langit yang kelihatan olehnya Hadist
terpengaruh juga oleh cahaya bulan tersebut.
Bintang-bintang tidak semua kelihatan. Sebab َْ هس َ هَثرسِ اّ سلُ لَ رَاَ َْ لاأرِْسَ قر ر س
اٰم رَْرلَ سِ رو رِْه رَ ّرَ مَ م
ََْ تم لَ ر صْهى ه اٰ ر ِ رَ مِ ر رم لَ م: َا م لم لر ر
cahayanya telah dipudarkan oleh cahaya bulan,
اَ مِْرلََ ْل مَ رَ ساََم ر ق
ر م
ََ س
َ س
َ اَر َ
ل س
ُ َ
ر َ ه ََل س
َ َ
ر ْ ُم ت
ر ّ ه َ ّ س ْ
ل اخ
ل َ اَّهَُ ٍَّْ اّ سلََاَ سِ س
َ
sehingga seakan-seakan seluruh langitlah yang م ل م ر ر ل ر ر ر ل ر م ل
س ِ َرٍ اّ سلُ س سس فرَْ هس
diliputi oleh keindahan dan kemesraan cahaya َا
ن قر ر ََ اّهِْ تمُللر رَ مَ ْسِ اّ رلَ ل م س
اٰ رَا َ لرََْ رَا ّرَ لَ سِ بّلُ سََ َ ررَ رِافرِر لاأ لرَ ل ر
س
ر
bulan. س س س س سس
َهاُ رَْرى قر لَ سَ َ لرَ رُاه لَ سِ اّ رلَرَِ فرُلََ مه لَ رَ لَ ّر مُْ مَ إس رَ رَ لَعرَلَِ روَلََ مه لَ رَ ل َ ّا َ ْ ُ
م م م فرََر
َا س س س س س س س س
ّر مُْ مَ إ رَ مَلَعرَلرَلَِ روَلََ مه لَ رَ لَ ّر مُْ مَ إ رَ رَ لَ رّْلِ روَلََ مه لَ رَ لَ َّملِْ مُِم اّ رلَرَ مِ إ لجر جاَا قر ر
Kemudian apakah maksud dari “Matahari
sebagai pelita?” bukankah cahaya pelita tidak .َِاٰم رَْرلَ سِ رو رِْه رَ ْسَر سَ سُ إس رَ فس س
صْهى ه اٰ ر
َْ هس رَ راَ رَ مِ م روَ ر
seterang cahaya bulan?. Padahal dikatakan bahwa Telah menceritakan kepadaku Al Miqdad bin Al
cahaya bulan adalah pantulan cahaya matahari. Aswad berkata, Aku mendengar Rasulullah
bersabda, " Pada hari kiamat, matahari di
Dan maksud dari “matahari sebagai pelita”, dekatkan ke manusia hingga sebatas satu mil -
bukan dari segi cahayanya. Melainkan dari segi berkata Sulaim bin Amir: Demi Allah, aku tidak
dirinya sendiri. Bukankah pelita memancarkan tahu apakah beliau memaksudkan jarak bumi
sinar dari dalam dirinya sendiri, karena minyak ataukah mil yang dipakai bercalak mata- lalu
yang diisikan kedalamnya. Jika minyak itu habis, mereka berada dalam keringat sesuai amal
maka cahaya tersebut akan hilang. Dan selama perbuatan mereka, di antara mereka ada yang
minyak itu masih ada, maka cahayanya pun masih berkeringat hingga tumitnya, ada yang
keluar. Demikianlah matahari, sinar atau berkeringat hingga lututnya, ada yang
cahayanya datang dari dalam dirinya. Sebab zat berkeringat hingga pinggang dan ada yang
pembakar yang ada dalam tubuh matahari itu benar-benar tenggelam oleh keringat." Al
tidak kering-kering, tidak habis-habis, dan tidak Miqdad berkata, Rasulullah menunjuk dengan
pula didatangkan dari luar. Sungguh matahari tangan ke mulut beliau. (Hr. Muslim)
adalah salah satu diantara beribu-ribu keajaiban
dari ketentuan Ilahi yang sangat menakjubkan
manusia yang suka berfikir. 5. Kesimpulan
Matahari adalah sumber cahaya terbesar
4.2.3 Penafsiran Ayat Al-Qur’an dan Hadist dalam kehidupan kita. Energi matahari berfungsi
اًا س
اًا روهَ ج
رو رً رَلَْرا ِرَ ج sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk
“Dan kami jadikan pelita yang amat terang”. Qs. hidup. Selain dari energi cahayanya yang sangat
An-Naba: 13 besar matahari juga memiliki fungsi dalam
menjaga keseimbangan antara planet-planet yang
7
Journal of ‘Ulūm al-Qur’ān and Tafsīr Studies
https://doi.org/10.32506/xxxx.vxix.xxx
Vol. xx No. x, 20xx, xx-xx
7. Pustaka
Nur Afida, Anisa. (2018), “Matahari dalam
Perspektif Sains dan Al-Qur’an”. Skripsi.
Lampung : UIN Raden Intan Lampung.