Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

ETIKA ROHIS ( ROHANI ISLAM ) SMA 7 OKU PERSPEKTIF IBNU

MISKAWAIH "

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) Di Universitas

Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Oleh:

SHERLY NOPISAH

1930302066

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM FAKULTAS


USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu misi utama agama Islam adalah menyempurnakan akhlak manusia.

Al-akhlak al-karimah yang diajarkan Islam merupakan orientasi yang harus

dipegang oleh setiap muslim. Akhlak merupakan hal yang sangat penting bagi

terciptanya hubungan baik antara hamba dengan Allah (hablumminallah), dan

antar sesama manusia (hablumminannas).Akhlak merupakan hal yang sangat

penting dan sangat mendasar. Akhlak yang baik adalah semulia-mulianya sesuatu,

sebaik-baiknya manusia. Dengan Akhlak yang baik, manusia menjadi lebih tinggi

derajatnya dibandingkan dengan derajat binatang1.

Akhlak memberikan peran penting bagi kehidupan, baik yang bersifat

individual maupun kolektif. Pentingnya kedudukan akhlak dapat dilihat dari salah

satu sumber akhlak, yaitu al-Qur’an. Ajaran akhlak menemukan bentuknya yang

sempurna pada agama Islam dengan titik pangkalnya pada Tuhan dan akal

manusia.Akhlak memiliki pengaruh besar terhadap individu manusia bahkan

suatu bangsa, akhlak juga menjadi bukti kualitas iman seorang mukmin. Seorang

mukmin yang imannya tinggi sudah pasti berakhlak mulia.2

Akhlak Islam merupakan sistem moral/akhlak yang berdasarkan Islam, yakni

bertitik tolak dari akidah yang diwahyukan Allah pada Nabi/Rasul-Nya yang

kemudian agar disampaikan kepada umatnya.

1
Miskawaih Ibnu, Menuju Kesempurnaan Akhlak, (Bandung:Mizan, 1994), cet. 1, h. 25
2
Anwar Rohison, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010) cet. 10, h. 23

1
2

Masa remaja adalah masa dimana mereka mencari jati dirinya sendiri dengan cara

adanya perubahan yang dialami oleh setiap individu. Tidak saja perubahan yang

dialami dalam dirinya sendiri, seperti halnya perubahan pola berfikirnya lebih

maju. Akan tetapi juga perubahan-perubahan di luar dirinya seperti halnya sikap

orang tua, anggota keluarga dan lain sebagainya. Ditambah pula dengan jadinya

perubahan orang tua dan keluarga menjadi perubahan dengan teman sebaya yang

berarti berkenaan dengan norma, nilai, tata cara dan adat istiadat yang baru pula3.

Pembinaan akhlak menurut Ibnu Maskawaih dititik beratkan pada pembersihan

pribadi dari sifat-sifat yang berlawanan dengan tuntunan agama, seperti takabur,

pemarah dan penipu. Kemuliaan akhlak sebagai alat untuk menduduki tingkat

kepribadian remaja yang berbobot Islam4.

Pada dunia pendidikan, pembinaan akhlak tersebut ditujukan kepada

pembentukan mental anak atau remaja agar tidak mengalami penyimpangan.

Dengan begitu anak dapat mencegah terjadinya “Juvenile Deliquency” (suatu

perbuatan yang melanggar norma), sebab pembinaan akhlak berarti bahwa anak

remaja di tuntun agar belajar memiliki rasa tanggung jawab Selaras dalam jiwa

remaja yang berada dalam transisi dari masa anak-anak menuju kedewasaan maka

kesadaran beragama pada masa remaja dalam keadaan peralihan dalam kehidupan

beragama anak-anak menuju kemantapan beragama.

Kondisi rill tentang perilaku remaja di SMA 7 OKU, saat ini belum baik.

Masih ada beberapa siswa yang terlambat masuk sekolah dan etika berbicara

kepada guru pun masih rendah. Di dalam sekolah siswa masih cenderung
3
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991),
h.
4
Nata Abuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), cet. 12, h. 67
3

mengutamakan pendidikan umum saja, belum ada kesadaran dalam diri untuk

mempelajari ilmu agama. Karena kurangnya kesadaran dalam mempelajari ilmu

agama. Maka, akhlak siswa di sekolah cenderung kurang dalam berperilaku. Hal

inu terbukti dengan masih banyaknya budaya contek mencontek, merokok di luar

sekolah, berpacaran dan lain sebagainya. Menghadapi kondisi seperti ini, maka

pendidikan Agama sangatlah berperan besar dalam membantu mengatasi masalah

perilaku siswa yang menyimpang dalam ajaran agama islam. Namun, mengingat

dalam pelaksanaannya di sekolah mata pelajaran PAI sangatlah terbatas karena

hanya ada 2-3 jam dalam seminggu sangatlah belum efektif dalam membantu

mengatasi masalah tersebut. Di dalam sekolah hanya terfokus untuk

mengembangkan kemampuan kongnitif dan sangatlah kurang dalam pembentukan

sikapnya,pembiasaan dan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan. Islam

hanya di ajarkan siswa terfokus pada hafalan, padahal islam penuh dengan nilai-

nilai positif yang harus di praktekkan. Ukuran pendidikan agama juga masih

formalitas5.

Atas dasar itulah pihak sekolah, khususnya guru PAI SMA 7 Oku meminta

untuk di adakanya ektrakulikuler Rohani Islam (ROHIS) yang bertujuan untuk

membentuk perilaku siswa yang kurang baik dan mudah terpengarug oleh

lingkungan masyarakatnya. Rohis merupakan suatu organisasi guna

memperdalam memperkuat ajaran islam. Biasanya di kemas dalam bentuk

ekstrakulikuler di sekolah menengah pertama dan atas.( SMP/SMA ).

5
Sudarsono, (1991), Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm
147
4

Tujuan utama dari Rohis ini adalah guna mendidik siswa siswi menjadi lebih

islami dan mengenal dengan baik ajaran dan segala hal tentang islam. Sedangkan

remaja Rohis di SMA 7 OKU ini lebih cenderung ke kegiatan-kegiatan yang

berbeda dengan tujuan dari Rohis ini tersebut, yang mana tujuan dari Rohis ini

ialah, untuk mendidik mengarahkan agar siswa siswi menjadi lebih islami serta

dapat mengenal lebih baik ajaran dan segala hal tentang islam.Seiring berjalannya

waktu kegiatan ektrakulikuler yang awalnya di harapkan dapat merubah dan

membantu siswa-siswi agar dapat lebih mengenal lebih dalam lagi tentang islam

dan lebih mengerti akan etika dalam segala tingkah maupun ucapan malah sekang

berbalik bertolak belakang.

Remaja Rohis di SMA 7 ini lebih cenderung berfokus di kegiatan-kegiatan

seperti mengadakan suatu perlombaan antar siswa- siswi ,mengadakan suatu

perkumpulan di musholah guna membahas kepanitiaan perlombaan tersebut serta

uang iuran yang di dapatkan untuk perlombaan ataupun membahas mengenai

uang iuran KAS. Serta tak jarang mereka meminta sumbangan kepada siswa siswi

untuk pembangunan atau perawatan musholah sedangkan musholah tersebut

sudah ada uang dari pihak sekolah,bahkan tak jarang mereka mempergunakan

uang tersebut untuk kepentingan pribadi mereka.

Di dalam konteks Etika menurut Ibnu Miiskawaih dia berbicara banyak

dalam karyanya " Tahzib al-akhlak" ia merumuskan konsep untuk membangun

sebuah etika yang bisa mendatangkan kebahagiaan bagi individu dan masyarakat.

Menurut ibnu miskawaih akhlak etika merupakan keadaan jiwa yang mengajak

seseorang untuk melakukan perbuatan tanpa di pikirkan dan di perhitungkan


5

sebelumnya sehingga,dapat di jadikan fitrah manusia maupun hasil dari latihan-

latihan yang di lakukan hingga menjadi sifat diri yang melahirkan Akhlak yang

baik.

berdasarkan latar belakang permasalahan di atas karena adanya perbedaan

antara teori dan praktik kenyataan ini penulis tertarik dengan pembahasan

mengenai " Etika Rohis SMA 7 OKU Perspektif Ibnu Miskawaih ".

B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep etika menurut Ibnu Miskawaih ?

2. Bagaimana analisis etika menurut Ibnu Miskawaih terkait etika

SMA 7 Oku ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah di atas, maka penulis memiliki tujuan

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui konsep etika menurut Ibnu Miskawaih

2. Untuk mengetahui bagaimana analisis etika Ibnu Miskawaih terkait

etika di SMA 7 Oku

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan judul skripsi maka

peneliti mendefinisikan istilah-istilah penting terlebih dahulu, diantaraanya

sebagai berikut:
6

1 .Etika

Kata “etika” berasal dari Bahasa Yunani kuno, ethos. Dalam bentuk

bentuk tunggal kata ethos memiliki beberapa makna: tempat tinggal,

kebiasaan, adat,: akhlak, watak, perasaan sikap, cara berpikir. Sedang bentuk

jamak dari ethos, yaitu ta etha, berarti adat kebiasaan. Dalam artian terakhir

inilah terbentuknya istilah “etika” yang oleh aristotoles, seseorang filsuf besar

Yunani kuno, dipalai untuk menujukkan filsafat moral. Karena itu, dalam arti

yang terbtas etika kemudian berarti ilmu tentang apa yang dilakukan atau ilmu

tentang adat kebiasaan, dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup

yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang atau kepada

masyarakat. 6

2. Ekstrakulikuler Kerohanian Islam

Ekstrakulikuler Kerohanian Islam (Rohis) adalah satu unit kegiatan

peserta didik di lingkungan sekolah. Sesuai dengan namanya yang berlabel

islam, unit ini berhubungan denganaktivitas keislaman siswa-siswi di sekolah.

Rohis bagian dari struktur Organisasi Intra Sekolah (OSIS) yang mengurusi

acara-acara keislaman seperti perayaan maulid nabi muhammad, isra’ mikraj,

halal bi halal, dan juga pengajian di sekolah dan sebagainya.

E. Manfaat penelitian

Dengan memperhatikan tujuan penelitian di atas, maka dapat disimpulkan

penelitian ini menjadi dua yaitu secara teoritis dan secara praktis, sebagai berikut:

6
Mampan Drajat dan M. Ridwan Effendi, Etik Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2014),
hlm. 6
7

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini, penulis menaruh harapan supaya hasil

dari penelitian ini bisa disajikan sebagai landasan teoris bagi peneliti di

generasi selanjutnya, terkhusus untuk mengkaji dan meneliti makna filosofi

lempar selendang, dan juga bisa menjadi tambahan relevansi bagi para

akademis. Kemudian juga penulis berharap penelitian ini bisa menjadi bahan

bacaan bagi akademis dalam mengembangkan tema yang serupa.

2. Manfaat Praktis

Untuk penulis sendiri penelitian ini merupakan cara untuk menambah

wawasan dan pengetahuan terkait “Etika Rohis SMA 7 Oku perspektif Ibnu

Miskawaih” dan akan memecahkan tanda tanya yang besar selama ini

mengenai hal tersebut, baik untuk penulis, dan juga untuk memenuhi syarat

untuk meraih gelar penulisan di Universitas Islam Negeri Raden Fatah

Palembang yaitu S.Ag. Kemudian tidak lupa pula untuk para pembaca akan

mendapatkan bahan bacaan dan referensi dalam pengembangan ilmu yang

terkait.7

F. Tinjauan Pustaka

Dalam mencapai tujuan penelitian yang dilakukan oleh penuli maka

perlu dilakukan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka adalah bahasan atau

bahan-bahan bacaan dan rujukan yang terkait objek penelitian. Tinjauan

pustaka ini merupakan penilaian tidak tertulis terhadap sesuatu yang telah

diketahui publik. Hal ini bertujuan untuk memberikan bahan bacaan Yang
7
Najib Kailani, “Kepanikan Morsal dan Dakwah Islam Populer: Membaca Fenomena
Rohis di Indonesia” , Jurnal Analisis Edukadukasi, (Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT)
Universitas Gajah Mada, Vol. XI, 1, 2011), Hlm. 10.
8

dilakukan oleh penulis yang di sesuaikan dengan judul yaitu “Etika Rohis

Persektif Ibnu Miskawaih “Berikut ini adalah beberapa karya ilmiah yang

dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian.

Kesatu jurnal Mohamad Saeful Rohman, dkk yang berjudul “Peran

Ekstrakulikuler Rohani Islam Dalam Mengembangkan Sikap Beragama

Peserta Didik SMA 1 Dramaga Bogor Tahun Pelajaran 2018/2019. Hasil

penelitian ini bahwa keberadaan kegiataan rohis dalam suatu sekolah

seharusnya memberikan warna positif dalam meningkatkan sikap beragama

siswa. Hasil yang didapat dari penelitian kualitatif ini bahwa banyak kegiatan

yang dilakukan rohis yaitu: tilawah al-qur’an, monitoring, sholat sunah duha,

tahfidz, marawis dan karya seni. Faktor pendukungnya ialah:Adanya motivasi

dari pembina osis dan guru-guru kesadaran dari setiap individu,adanya

manajemen yang baik, selalu ada pembinaandan evaluasi. Faktor penyebab

penghambatnya; berbeda kesibukan individu, kemalasan dari peserta didik,

adanya pergaulan yang kurang baik. Serta solusinya ialah : adanya

peningkatan komunikasi dan koordinasi yang baik dengan sesaama anggota,

adanya bimbingan dan motivasi dari pembina Rohis, adanya kesadaran dan

rasa tanggung jawab dari peserta didik itu sendiri khususnya anggota Rohis.

Perbedaan antara penelitian ini dengan penulis ialah terletak pada sasaran

penelitian diatas mengenai peran rohis dalam mengembangkan sikap

beragama sedangkan penelitian penulis mengenai Etika Rohis perspektif Ibnu

Miskawaih8.
8
Rohman Saeful Mohamad dkk19” , “Peran Ekstrakulikuler Rohani Islam Dalam
Mengembangkan Sikap Beragama Peserta Didik di SMA Negeri 1 Dramaga Bogor Tahun
Pelajaran 2018/10 , jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman, 10.2 (2020), 121-
9

Kedua skripsi Nila Vitasari tentang Pelaksanaan Penanaman Moral

Siswa di Sekolah Dasar Muhammadiyah Wirobrajan III. Yogyakarta Tahun

Ajaran 2014/2015. Dalam skripsi ini membahas tentang penanaman,kegiatan

spontan,keteladanan dan kegiatan pembiasaan. Dalam pelaksanaannya

kegiatan ini berjalan dengan baik dengan dukungan penuh dari pihak sekolah,

sedangkan faktor penghambatnya terdapat pada sasaran dan prasarana yang

kurang mematuhi untuk kegiatan ini, serta suasana yang kurang kondusif.

Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang moral siswa,

sedangkan perbedaannya adalah dalam penelitiannya difokuskan untuk siswa

menengah ke atas (SMA).9

Ketiga skripsi Joko Praseto Hadi (2006) uin maulana Malik Ibrahim

Malang, dengan judul “ Internalisasi Nilai-Nilai Islam dalam Pembentukan

Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Keagamaan diMts Muslim

Pancasila Wonotirto Blitar”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.

Dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler keagamaan yang dilakukan di Mts

Muslim Pancasila maka dapat membantu siswa siswi lebih mudag

mengahayati nilai agama islam dan etika dari agama islam dan dapat

mengaplikasikan di keshariannya.

G. Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu jenis penelitian yang

melihat secara dekat begaimana individu memaknai pengalaman mereka

32 https://doi.org/100.3367/ji.v10i209.
9
Vitasari Nita, “Pelaksanaan Penanaman Moral Siswa di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Wirobrajan III.Tahun Ajaran 2014/2015”,Skripsi Universitas Sanata
Dharma(2014).
10

sendiri. Penelitian kualitatif dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian

yaitu untuk mengetahui secara rinci Etika Rohis SMA 7 Oku. Metodologi

penelitian ini secara umum dapat dimengerti sebagai suatu kegiatan ilmiah

yang dilakukan secara bertahap dimulai dengan penentuan topik,

pengumpulan data, dan menganalisis data, sehingga nantinya diperoleh suatu

pemahaman dan pengertian atas topik, gejala, atau isu tertentu. Untuk

memperoleh data yang diperlukan maka peneliti menggunakan:

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach). Penelitian

ini ,enggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah

penelitian yang tidak menggunakan perhitungan dengan angka-angka,

karena penelitian kualitatif adalah penelitian yang memberikan gambaran

tentang kondisi secara faktual dan sistematis mengenai faktor-faktor, sifat-

sifat serta hubungan antara fenomena yang dimiliki untuk melakukan

akumulasi dasar-dasar saja. Pandangan ini menyatakan bahwa paradigma

penelitian kualitatif dalam model penelitian ilmiah yang meneliti kualitas-

kualitas objek penelitian misalnya, nilai, makna,-makna emosi manusia,

penghayatan religius, keindahan suatu karya seni, peristiwa sejarah, simbol-

simbol atau artefak tertentu 10

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana diperoleh

Adapun sumber data dalam penelitian ini ada dua macam yaitu, sumber data

premier dan skunder :


10
Anton Baker, Metodologi Penelitian Filsafat, Jakarta: Gramedia,1994, hlm. 10
11

a. Sumber data Premier

Sumber data premier yaitu diperoleh secara langsung pada lokasi

penelitian atau objek yang diteliti. Menurut Saifuddin Azwar data premier

adalah jenis data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian sebagai

bahan informasi yang dicari. Dalam penelitian ini masyarakat sendiri, yaitu

melelui wawancara dengan guru-guru, siswa, ketua Rohis serta divisi-

divisinya,dan alumni-alumni Rohis SMA. Kenapa peneliti memilih tokoh

tersebut karan tokoh-tokoh tersebutlah sebagai informan untuk mendapat data

mengenai etika Rohis SMA 7 Oku.

b. Sumber data skunder

Sumber data skunder dalam penelitian ini merupakan terkait dengan

literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku, dokumen, jurnal internet

yang ada relevansinya dengan etika Rohis SMA 7 Oku persperktif Ibnu

Miskawaih serta dokumentasi yang diperoleh oleh peneliti di SMA tersebut.

3. Teknik Pengumpulan Data

Ditinjau dari segi metodolog, penelitian ini merupakan jenis

penelitian kualitatif, maka yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan data kualitatif. Data kualotatif adalah data non angka yang

berupa kalimat yang meliputi Etika Rohis SMA 7 Oku perpektif Ibnu

Miskawaih, Maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi adalah suatu penyelidikan secara sistematis


12

menggunakan kemampuan indera manusia. Beberapa informasi yang

diperoleh dari hasil observasi antara lain: ruang (tempat), pelaku,kegiatan,

objek, perbuatan, kejadian, atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Tahapan

yang peneliti lakukan dalam melakukan observasi adalah dengan cara turun

tangan langsung ke lapangan untuk melihat dan mengamati bagaimana

Etika Rohis di SMA 7 Oku.

b. Wawancara (interview)

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau

lebih yang biasanya dikenal dengan pewawancara dan narasumber yang

bertujuan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.Dengan demikian

wawancara digunakan dengan maksud untuk memastikan fakta dan alasan

yang menjadi permasalahan dalam penelitian.

c .Dokumentasi

Dokumentasi adalah proses pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara menyalin dan mencatat langsung data yang ada dalam objek

penelitian. Terhadap dalam pengumpulan data yang digunakan peneliti

dalam dokumentasi adalah dengan cara mengumpulkan data-data atau

arsip yang ada di lokasi penelitian seperti data penduduk serta sumber-

sumber lain yang relevan dengan objek penelitian, dapat langsung oleh

peneliti dari SMA 7 Oku.

4 .Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mendata dan mendeskripsikan data

secara sistematis dengan tujuan memberikan kemudahan peneliti untuk


13

meningkatkan pemahaman terhadap objek yang diteliti. Untuk penelitian

ini menggunakan teknik analisis nonstatistik, yaitu analisis ini tidak

dilakukan perhitungan statistic, kegiata penelitian ini dilakukan dengan

membaca data yang telah diolah. Pada penelitian ini terwujud kalimat-

kalimat dan kata-kata yang dinyatakan dalam bentuk narasi yang bersifat

deskriptif. Tujuan dari analisis data ini adalah menganalisa Etika Rohis

( Rohani Islam) SMA 7 Oku dalam perspektif Ibnu Miskawaih11.

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan,

maka makin lama peneliti kelapangan, maka jumlah yang akan diteliti

makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu maka perlu segera

dilakukan analisis data malalui reduksi data. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal- hal yang

penting dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang

telah dikoreksi akan memberikan data yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

Reduksi data setelah wawancara dan observasi lapangan, hasil

wawancara dan observasi dengan masyarakat siswa-siswi serta guru di

SMA 7 Oku.

b . Penyajian Data

Dalam penyajian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat. Yang paling sering digunakan untuk penyajian data
11
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Rosda Karya, 2008.
14

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa

yang terjadi berdasarkan apa yang harus di pahami tersebut. Dalam

penyajian data penulis akan menyajikan data dengan mendisplay data

secara singkat dan jelas dengan menguraikan hal-hal yang akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi.

c. .Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpilan berupa

kegiatan interpretasi, yakni menemukan makna data yang telah disajikan.

Antara penyajian data dan penarikan kesimpulan terhadap aktivitas

analisis data yang ada. Dalam penelitian ini data kualitatif merupakan

upaya berlanjut, dan terus- menerus. Masalah reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran secara berurutan

sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait.

Setelah data analisis, kemudian dijelaskan dan diartikan dalam

bentuk kata-kata untuk mendeskripsikan fakta yang ada di lapangan,

pemaknaan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian

diambil intisarinya saja. Berdasarkan keterangan diatas maka setiap

tahap dalam proses tersebut dilakukan untuk mendapatkan keabsahan

data dengan menelaah seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang

diperoleh dari lapangan melalui metode wawancara.

H. Sistematika Penulisan
15

Sistematika penulisan ini digunakan untuk membatasi dan

mengarahkan kepada hasil penelitian yang jelas. Oleh karena itu ini disusun

berdasarkan sistematika penulisan yang diwajibkan secara normative dalam

kegiatan penelitian ilmiah. Untuk memudahkan dalam penulisan, penulisan

menggunakan sistematika penulisan dalam lima bab berikut :

BAB I: Merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang konsep

umum dari keseluruhan pembahasan dalam penulisan penelitian ini yang

meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, definisi operasional, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II: pada bagian ini penulis membuat uraian tentang biografi Ibnu

Miskawaih, karya-karya Ibnu Miskawaih, karakteristik pada filsafat etika Ibnu

Miskawaih.

BAB III : Berisikan tentang etika dan gambaran subjek penelitian

seperti definisi etika,etika bagi siswa-siswi,dan gambaran subjek pada etika

Rohis

BAB IV : Menjelaskan isi dari hasil penelitian yang dilakukan seperti

analisis yang terjadi pada subjek siswa-siswi di sekolah menengah keatas

tersebut.

BAB V : Penutup. Disini peneliti menyimpulkan bahasan-bahasan

keseluruhan dari bab-bab sebelumnya, terdiri atas kesimpulan dan saran.


16
DAFTAR PUSTAKA

Miskawaih Ibnu, Menuju Kesempurnaan Akhlak, (Bandung:Mizan, 1994), cet. 1,


h. 25

Anwar Rohison, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010) cet. 10,
h. 23

Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT Rineka Cipta,


1991), h.

Nata Abuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), cet. 12,
h. 67

Mampan Drajat dan M. Ridwan Effendi, Etik Profesi Guru, (Bandung:


Alfabeta, 2014), hlm. 6

Najib Kailani, “Kepanikan Morsal dan Dakwah Islam Populer: Membaca


Fenomena Rohis di Indonesia” , Jurnal Analisis Edukadukasi, (Pusat
Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gajah Mada, Vol.
XI, 1, 2011), Hlm. 10.

Vitasari Nita, “Pelaksanaan Penanaman Moral Siswa di Sekolah Dasar


Muhammadiyah Wirobrajan III.Tahun Ajaran 2014/2015”,Skripsi
Universitas Sanata Dharma(2014).

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Rosda Karya,


2008.

You might also like