Professional Documents
Culture Documents
1662-Document Text-4990-11-10-20191212
1662-Document Text-4990-11-10-20191212
28/E/KPT/2019
Website: https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/Teknologi-Pangan Volume 10, No. 2, (2019), Halaman 135-146
Licensed : Creative Commons Attribution 4.0 International License. (CC-BY) p-ISSN: 2087-9679, e-ISSN: 2597-436X
Substitusi tepung kacang hijau (Vigna radiata) dan tepung ikan tuna
(Thunnus sp) sebagai biskuit PMT ibu hamil terhadap kadar
proksimat, nilai energi, kadar zat besi, dan mutu organoleptik
Substitution of Mung Bean Flour (Vigna Radiata) and Tuna Flour (Thunnus sp) as Pmt Biscuits
for Pregnant Women on Proximate Levels, Energy Values, Iron Levels, and Organoleptic
Quality
Informasi Artikel:
Dikirim: 30/08/2019; ditinjau: 31/08/2019; disetujui: 30/09/2019
ABSTRACT
Nutrition problems in Indonesia are focused on the First 1000 Days of Life, which starts
from the fetus in the mother's womb to toddlers aged 2 years. The targets to be
intervened in this study are pregnant women. Where generally pregnant women have
disorders such as anemia and Chronic Energy Deficiency. The disorder can be
prevented by providing additional food using local ingredients. The purpose of this
study was to obtain the right formulation of green bean flour biscuits and tuna flour for
pregnant women PMT. This study uses a laboratory experimental research design with
a completely randomized design study (CRD) using 3 levels of treatment, as many as 9
experimental units. P1 treatment level with the proportion of wheat flour: mung bean
flour: tuna flour (75:15:10), P2 (65: 29: 6), and P3 (55: 41: 4). The results showed the
substitution of mung bean flour and tuna flour had a significant influence on water
content, ash content, protein content, fat content, iron content, aroma of biscuits.
However, it gives no significant effect on carbohydrate levels. color, taste and texture.
P2 treatment level is the best treatment.
Keywords: mung bean flour, tuna flour, pregnant biscuits, proximate content,
organoleptic quality
ABSTRAK
Masalah gizi di Indonesia di fokuskan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan, yang
dimulai dari janin dalam kandungan ibu sampai balita umur 2 tahun. Sasaran yang akan
di intervensi dalam penelitian ini adalah ibu hamil. Dimana umumnya ibu hamil
memiliki gangguan seperti anemia dan KEK (Kekurangan Energi Kronis). Gangguan
tersebut bisa dicegah dengan memberikan makanan tambahan dengan menggunakan
bahan lokal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat formulasi yang tepat biskuit
tepung kacang hijau dan tepung ikan tuna untuk PMT ibu hamil. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian eksperimen laboratorium dengan desain penelitian
Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 3 taraf perlakuan, sebanyak 9 unit
percobaan. Taraf perlakuan P1 dengan proporsi tepung terigu : tepung kacang hijau :
tepung ikan tuna (75:15:10), P2 (65:29:6), dan P3 (55:41:4). Hasil penelitian
menunjukkan Substitusi tepung kacang hijau dan tepung ikan tuna memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak,
kadar zat besi, aroma biskuit. Namun memberikan pengaruh yang tidak signifikan
terhadap kadar karbohidrat. warna, rasa, dan tekstur. Taraf perlakuan P2 merupakan
perlakuan terbaik.
Kata kunci: tepung kacang hijau, tepung ikan tuna, biskuit ibu hamil, kadar proksimat,
mutu organoleptik.
↓
Pembersihan, pencucian, pengecilan ukuran, serta pembuangan tulang dan kepala ikan.
↓
Ikan tuna direndam dalam air lemon + jahe yang sudah dihaluskan selama 6 jam dan
dengan perbandingan ikan tuna : air lemon: jahe (1:1/2:1)
↓
Dikukus selama 10-15 menit
↓
Pengeringan dengan oven ± 60oC selama 5 jam
↓
Penggilingan dengan blender
↓
Pengayakan 80 mesh
↓
Tepung ikan tuna
Kadar proksimat
Tabel 2. Kadar Proksimat biskuit dalam 100 gram biskuit
Kadar Zat Gizi P1 P2 P3
(75:15:10) 65:29:6) (55:41:4)
Kadar Air (gram) 3,8a 2,6b 2,7b
a ab
Kadar Abu (gram) 2,2 2,4 2,7b
Kadar Protein (gram) 10,7a 11,4ab 11,7b
a b
Kadar Lemak (gram) 13,9 12,7 12,6b
Kadar Karbohidrat (g) 70,5a 70,1a 69,9a
a b
Nilai Energi (kkal) 450 440,8 439,9b
Kadar Zat Besi (mg) 19,7a 21,6b 22,3b
Biskuit yang memiliki proporsi tepung 100 gram bahan (Sahril dan Lekahena,
terigu yang paling sedikit memiliki kadar 2015). Sehingga biskuit dengan proporsi
abu yang paling rendah, hal ini karena kadar kacang hijau paling tinggi yaitu P3 memiliki
tepung terigu memiliki kadar abu lebih kadar protein yang paling tinggi. Hal tersebut
rendah daripada kadar air tepung kacang sependapat dengan penelitian Wardani et al.
hijau dan tepung ikan tuna. Tepung kacang (2018) bahwa bolu kukus substitusi tepung
hijau dan tepung ikan tuna yang memiliki kacang hijau dengan proporsi yang lebih
kadar abu yang tinggi yaitu sebesar 2,7 banyak memiliki kadar protein yang paling
gram/ 100 gram bahan (Susanto dan Saneto, tinggi. Menurut Winarno (2004), konsumsi
1994) dan 3,45 gram/ 100 gram bahan protein kurang pada ibu hamil dalam waktu
(Sahril dan Lekahena, 2015). Sehingga yang lama dapat memecah simpanan protein
biskuit yang memiliki proporsi tepung tubuh akibatnya tubuh menjadi kurus.
kacang hijau dan tepung ikan tuna paling Apabila simpanan protein tubuh digunakan
banyak akan memiliki kadar abu yang tinggi. untuk metabolisme energi dapat
Hal tersebut sejalan dengan penelitian mengganggu pertumbuhan dan
Ratnasari et al. (2015) bahwa biskuit perkembangan janin di dalam rahim ibu.
substitusi tepung kacang hijau dengan Wanita yang sedang hamil membutuhkan
proporsi yang lebih banyak memiliki kadar protein tambahan dibandingkan dengan
abu yang paling tinggi. Demikian juga wanita yang tidak hamil. Hasil penelitian
dengan penelitian Agung et al. (2019) Pratiwi (2017) menunjukkan bahwa terdapat
menunjukkan bahwa semakin meningkat hubungan antara asupan protein dengan
proporsi substitusi tepung kacang hijau dapat kadar hemoglobin pada ibu hamil di
meningkatkan kadar abu produk bagea. Kabupaten Sukoharjo, asupan protein pada
Kadar protein ibu hamil penting untuk meningkatkan
Kadar protein biskuit PMT Ibu Hamil penyerapan zat besi dan dapat meningkatkan
berkisar antara 10,7-11,4 gram/ 100 gram kadar hemoglobin ibu hamil. Kadar protein
biskuit. Kadar protein tersebut telah juga berkaitan dengan status gizi bayi saat
memenuhi syarat kadar protein biskuit lahir, hal ini dibuktikan oleh Syari et al.
berdasarkan mutu biskuit SNI No. 01-2973- (2015) yang mengatakan bahwa terdapat
1992 yaitu minimum 9 gram/100 gram hubungan yang signifikan antara asupan
biskuit. protein ibu saat hamil dengan berat badan
Kadar protein biskuit PMT ibu hamil bayi saat lahir.
mengalami peningkatan, biskuit yang Biskuit dengan substitusi tepung
memiliki kadar protein paling tinggi adalah kacang hijau dan tepung ikan tuna memiliki
P3 (11,7 gram/100 gram biskuit) dan yang kadar protein yang dapat memenuhi
paling rendah yaitu P1 (10,7 gram/100 gram kebutuhan ibu hamil. Kacang hijau
biskuit). Berdasarkan hasil analisis statistik mengandung 20-25% protein. Protein kacang
One Way Anova pada tingkat kepercayaan hijau kaya asam amino leusin, arginin,
95% menunjukkan bahwa substitusi tepung isoleusin, valin, dan lisin. Keseimbangan
kacang hijau dan tepung ikan tuna asam amino pada kacang hijau mirip dan
memberikan pengaruh yang signifikan sebanding dengan kedelai. Sedangkan ikan
(p=0,034) terhadap kadar protein biskuit. tuna merupakan jenis ikan dengan
Analisis lebih lanjut dengan Duncan kandungan protein tinggi, berkisar antara
Multiple Range Test menunjukkan bahwa 22,6 - 26,2 g/100 g. Kadar protein pada ikan
terdapat perbedaan yang signifikan antara tuna hampir dua kali kadar protein telur
biskuit P1 dengan P3 (p=0,032). ayam. Kandungan protein yang terdapat pada
Tepung kacang hijau dan tepung ikan biskuit sangat penting untuk sel,
tuna memiliki kadar protein yang tinggi yaitu pertumbuhan dan perkembangan janin.
sebesar 25,14 gram/ 100 gram bahan
(Susanto dan Saneto, 1994) dan 79,8 gram/
makan kadar karbohidrat akan semakin Biskuit yang diberikan proporsi tepung
rendah. terigu dan tepung ikan tuna lebih sedikit
Kadar karbohidrat biskuit PMT memiliki nilai energi yang paling rendah
terendah (69,8 gram/ 100 gram biskuit) (P3). Selain dipengaruhi oleh proporsi
terdapat pada taraf perlakuan P3 dengan substitusi, penurunan nilai energi juga
proporsi terigu sebesar 55% yang memiliki dipengaruhi kandungan zat gizi penghasil
kadar protein sebesar 11,7 gram/ 100 gram energi yaitu protein, lemak, dan karbohidrat.
biskuit dan kadar lemak sebesar 12,6 gram/ Hal ini sesuai dengan pernyataan Almatsier
100 gram biskuit. Sedangkan Kadar (2010), bahwa kandungan protein, lemak,
karbohidrat biskuit PMT tertinggi (74,2 dan karbohidrat suatu bahan makanan
gram/ 100 gram biskuit) terdapat pada taraf menentukan nilai energinya.
perlakuan P1 dengan proporsi terigu sebesar Kadar zat besi
75% yang memiliki kadar protein sebesar Kadar zat besi biskuit PMT Ibu Hamil
10,7 gram/ 100 gram biskuit dan kadar berkisar antara 19,7-22,3g / 100 g biskuit.
lemak sebesar 13,9 gram/ 100 gram biskuit. Kadar zat besi tersebut telah memenuhi
Biskuit dengan substitusi tepung kebutuhan zat besi ibu hamil yaitu 20 gram/
kacang hijau dan tepung ikan tuna memiliki 100 gram biskuit.
kadar karbohidrat yang dapat memenuhi Kadar zat besi biskuit PMT ibu hamil
kebutuhan ibu hamil. Karbohidrat mengalami peningkatan, kadar zat besi
merupakan bagian terbesar pada kacang tertinggi terdapat pada P3 (22,3 gram/ 100
hijau yaitu 55,5% sehingga dapat digunakan gram bahan) dan kadar zat besi terendah
sebagai sumber energi. Karbohidrat pada terdapat pada P1 (19,7 gram/ 100 gram
kacang hijau tersusun atas pati, gula, dan biskuit). Berdasarkan hasil analisis statistik
serat kasar. Pati kacang hijau terdiri dari One Way Anova pada tingkat kepercayaan
28,8% amilosa dan 71,2% amilopektin, 95% menunjukkan bahwa substitusi tepung
Sedangkan ikan tuna memiliki karbohidrat kacang hijau dan tepung ikan tuna
yang rendah. memberikan pengaruh yang signifikan
Nilai energi (p=0,012) terhadap kadar zat besi biskuit.
Nilai energi biskuit PMT Ibu Hamil Analisis lebih lanjut dengan Duncan
berkisar antara 440-450 / 100 g biskuit. Nilai Multiple Random Test menunjukkan bahwa
energi tersebut telah memenuhi syarat nilai terdapat perbedaan yang signifikan antara
energi biskuit berdasarkan mutu biskuit SNI biskuit P1 dengan P2 (p=0,042) dan P1
No. 01-2973-1992 yaitu minimun 400 dengan P3 (p=0,011).
gram/100 gram biskuit. Biskuit yang diberikan proporsi tepung
Nilai energi biskuit PMT ibu hamil kacang hijau dan tepung ikan tuna lebih
mengalami penurunan, nilai energi paling banyak (P3) memiliki kadar zat besi yang
rendah terdapat pada P3 (439,9 gram/ 100 lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena bahan
gram bahan) dan nilai energi yang paling yang digunakan yaitu tepung kacang hijau
tinggi terdapat pada P1 (450 gram/100 gram dan tepung ikan tuna memiliki kadar zat besi
bahan). Berdasarkan hasil analisis statistik yang tinggi sebesar 7,82 gram/ 100 gram
One Way Anova pada tingkat kepercayaan bahan (Susanto dan Saneto, 1994) dan 9
95% menunjukkan bahwa substitusi tepung gram/100gram bahan (Sahril dan Lekahena,
kacang hijau dan tepung ikan tuna 2015).
memberikan pengaruh yang signifikan Semakin Tinggi komponen kadar zat
(p=0,022) terhadap nilai energi biskuit. besi maka kadar abu akan semakin tinggi,
Analisis lebih lanjut dengan Duncan begitu juga sebaliknya. Kadar zat besi biskuit
Multiple Range Test menunjukkan bahwa PMT tertinggi (22,3 gram/ 100 gram bahan)
terdapat perbedaan yang signifikan antara terdapat pada taraf perlakuan P3 dengan
biskuit P1 dengan P2 (p=0,041) dan P1 proporsi terigu sebesar 55% yang memiliki
dengan P3 (p=0,029). kadar abu sebesar 2,7 gram/ 100 gram bahan,
sedangkan kadar zat besi biskuit PMT balita atau baduta yang dilahirkan akan
terendah (19,7 gram/ 100 gram bahan) mengalami stunting, dan memiliki tingkat
terdapat pada taraf perlakuan P1 dengan kecerdasan rendah. Hasil penelitian
proporsi terigu sebesar 75% yang memiliki Prabandari et al. (2016) di Boyolali
kadar abu sebesar 2,2 gram/ 100 gram bahan. menyatakan bahwa anemia pada ibu hamil
Ketika ibu hamil mengalami anemia trimester III berpotensi mempengaruhi status
maka akan mempengaruhi pertumbuhan, gizi bayi lahir, artinya semakin tinggi kadar
pembentukan, dan perkembangan janin Hb ibu hamil trimester III maka semakin
menjadi kurang optimal, dan akan baik pula status gizi bayi lahir. Selanjutnya
berdampak cacat bawaan pada bayi dan penelitian Sairuroh (2019) menunjukkan
kematian bayi karena BBLR (Dewi et al., terjadi peningkatan kadar hemoglobin ibu
2013). Dampak jangka panjangnya adalah hamil KEK yang mendapatkan PMT.
Mutu organoleptik
Tabel 4. Mutu organoleptik biskuit dalam 100 gram biskuit
P1 P2 P3
Kadar Zat Gizi
(75:15:10) (65:29:6) (55:41:4)
Warna 3,24a 2,96a 2,96a
Aroma 2,88a 3,36b 3,36c
a a
Rasa 2,92 3,52 3,24a
Tekstur 3,24a 3,04a 2,88a