Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Vol. 3 No.

1 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF : .
mjnffkk@umj.ac.id : .
e-ISSN 2722–2942

Artikel Review

Potensi Tiwul dalam Upaya Diversifikasi Pangan serta Perkembangan


Inovasinya Sebagai Pangan Fungsional

Ifwarisan Defri1, Lutfi Yulmiftiyanto Nurhamzah2, Dea Dinda Sendy Natasyari1, Intan
Putri Cindy Lestari1, Andre Yusuf Trisna Putra1*
1Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran" Jawa Timur, Indonesia
2Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Siliwangi, Indonesia

*Corresponding author: andreyusuf.tp@upnjatim.ac.id

ABSTRACT
Tiwul is one of Indonesia's local traditional food products made from cassava. The nutritional
content of tiwul is very good and has the potential as a functional food because tiwul contains
high fiber and low calories. This article aims to provide information related to tiwul as a
diversified food ingredient from healthy cassava, nutritional content such as crude fiber,
glycemic index, and resistant starch, as well as the potential of tiwul as a functional food. The
method in this study is a literature review related to tiwul research and its processed products.
Literature can be found on the internet, Google Scholar, and ResearchGate. The data used is
secondary data such as the results of chemical analysis of tiwul. The literature criteria used in
this journal are those that discuss tiwul/siger rice, local food, functional food, and the results
of chemical analysis on processed cassava products. The results of writing this article are, it
is known that various variants of instant tiwul products have a low glycemic index of tiwul,
which ranges from 34 to 37. This figure shows that the glycemic index content of tiwul is low.
The difference in glycemic index content is related to the digestibility of starch and crude fiber
content. The glycemic index content and low digestibility make tiwul products with various
variants into healthy cassava derivative products and have the potential as functional food.

Keywords: cassava, functional food, glycemic index, tiwul

ABSTRAK
Tiwul merupakan salah satu produk pangan tradisional lokal Indonesia yang terbuat dari ubi
kayu. Kandungan nutrisi tiwul sangat bagus dan berpotensi sebagai pangan fungsional karena
tiwul mengandung serat yang tinggi dan kalori rendah. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah
memberikan informasi terkait dengan tiwul sebagai bahan pangan diversifikasi dari singkong
yang sehat, kandungan nutrisi seperti serat kasar, indeks glikemik, dan pati resisten, serta
potensi tiwul sebagai pangan fungsional. Metode dalam penelitian ini adalah literature review
terkait penelitian tiwul dan produk olahannya. Literature didapatkan pada media internet,
google scholar, dan researchGate. Data yang digunakan adalah data sekunder seperti hasil
analisis kimia tiwul. Kriteria literature yang digunakan pada jurnal ini yaitu yang membahas
mengenai tiwul/beras siger, pangan lokal, pangan fungsional, serta hasil analisis kimia pada
produk olahan singkong. Hasil dari penulisan artikel ini yaitu, telah diketahui berbagai macam

Disubmit: 26/07/2022 Diterima: 31/08/2022 Dipublikasi: 28/9/2022 DOI: 10.24853/mjnf.3.1.17-26 17


Vol. 3 No. 1 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF : .
mjnffkk@umj.ac.id : .
e-ISSN 2722–2942

varian produk tiwul instan, indeks glikemik tiwul yang rendah, yaitu berkisar 34 hingga 37.
Angka tersebut menunjukan kandungan indeks glikemik pada tiwul rendah. Perbedaan
kandungan indeks glikemik berkaitan dengan nilai daya cerna pati dan kandungan serat kasar.
Kandungan indeks glikemik dan daya cerna yang rendah menjadikan produk tiwul berbagai
varian menjadi produk turunan singkong yang sehat dan berpotensi sebagai pangan fungsional.

Kata kunci: indeks glikemik, pangan fungsional, singkong, tiwul

PENDAHULUAN biasanya mengonsumsi tiwul yang dimakan


Tiwul merupakan salah satu jenis makanan bersama sayuran, lauk pauk (ayam goreng,
khas tradisional di pulau jawa yang berasal tempe goreng, dan sambal), dan kelapa
dari daerah Yogyakarta (1). Bahan dasar parut (5). Selain itu, bahan dasar tiwul yaitu
pembuatan tiwul adalah ubi kayu/singkong singkong mudah ditanam dan dipanen tanpa
yang merupakan komoditas yang banyak memerlukan perawatan khusus. Hal inilah
ditanam oleh masyarakat Indonesia. Karena yang menjadi alasan masyarakat jawa pada
proses pengolahannya yang mudah, zaman dulu lebih banyak mengkonsumsi
sehingga produk tiwul dapat melahirkan tiwul daripada nasi (6). Selain itu, tiwul
usaha produk lokal yang dapat merangsang juga memiliki potensi besar untuk menjadi
pertumbuhan ekonomi masyarakat (2). bahan pangan alternatif untuk
Tiwul memiliki karakteristik agak kenyal menggantikan beras (7).
terbuat dari gaplek (ubi kayu yang Tiwul berbahan baku ubi
dikeringkan) kemudian dibuat dalam kayu/singkong yang mengandung
bentuk tepung. Gaplek merupakan karbohidrat tinggi. Selain itu, singkong juga
singkong atau ubi kayu yang telah dikupas mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin B1,
dan dikeringkan dengan cara dijemur. kalsium, fosfor, protein, lemak, hidrat arang
Tiwul memiliki karakteristik berbentuk dan zat besi (8). Tiwul merupakan makanan
butiran kuning kecoklatan dengan tekstur tradisional yang dapat digunakan sebagai
pulen semi basah dan agak menggumpal. pengganti nasi. Nasi merupakan makanan
Selain itu, tiwul juga memiliki cita rasa pokok paling utama yang dikonsumsi oleh
yang unik serta aroma singkong yang kuat masyarakat Indonesia. Jumlah per 100g,
(3). kandungan gizi protein tiwul dibandingkan
Asal mula tiwul bermula pada zaman nasi secara berturut-turut adalah tiwul
penjajahan Jepang, tiwul menjadi makanan (2,30g), nasi (2,10g), kemudian kandungan
pokok terutama bagi masyarakat Jawa yang gizi karbohidrat tiwul dibandingkan nasi
hidup di pedesaan dan pegunungan secara berturut-turut tiwul (38,10g), nasi
terpencil. Hal ini karena beras menjadi (40,60g), selanjutnya kandungan gizi lemak
bahan pangan yang sulit ditemukan dan tiwul dibandingkan nasi secara berturut-
harganya pun terlampau mahal, sehingga turut tiwul (0,10g), nasi (0,10g). Hal ini
tidak banyak orang yang mampu membeli menunjukan bahwa nilai kalori tiwul (342
beras (4). Kebiasaan masyarakat jawa Kal) lebih tinggi dari nasi (178 Kal).
Jumlah nilai gizi yang terkandung dalam

Disubmit: 26/07/2022 Diterima: 31/08/2022 Dipublikasi: 28/9/2022 DOI: 10.24853/mjnf.3.1.17-26 18


Vol. 3 No. 1 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF : .
mjnffkk@umj.ac.id : .
e-ISSN 2722–2942

tiwul dan nasi tidak begitu jauh berbeda. scholar, dan researchGate. Terdapat 21
Kandungan karbohidrat pada tiwul lebih artikel (jurnal dan prosiding) referensi yang
rendah dari pada nasi putih disebabkan digunakan dalam penulisan literature
karena nasi tiwul yang berasal dari review ini. Selain itu, jurnal ini juga
singkong adalah salah satu jenis umbi- menggunakan data sekunder seperti hasil
umbian yang berkarbohidrat kompleks analisis kimia tiwul. Kriteria literature
karena kandungan serat singkong lebih yang digunakan pada jurnal ini yaitu yang
tinggi dari pada serat pada beras (9). mengandung atau membahas mengenai
tiwul/beras siger, pangan lokal, pangan
Seiring dengan perkembangan zaman
fungsional, serta indeks glikemik pada
dan kemajuan era globalisasi, makanan
produk olahan singkong.
tradisional ini mulai kurang diminati dan
ditinggalkan karena dianggap tidak praktis
(10). Proses pembuatan tiwul HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara umum bahan dasar tiwul adalah
membutuhkan waktu yang lama dan
singkong. Umbi singkong merupakan salah
memiliki umur simpan yang pendek,
satu tanaman sumber karbohidrat alternatif
sehingga kurang diminati oleh masyarakat.
yang banyak dikonsumsi di beberapa
Selain itu konsumsi masyarakat terhadap
daerah di Indonesia sebagai pangan pokok
beras terus meningkat, maka kemungkinan
pengganti nasi (11). Secara umum, tiwul
di masa yang akan datang mungkin saja
dibuat melalui proses pencampuran tepung
dapat terjadi kekurangan beras yang
singkong dengan air, granulasi,
disebabkan ketersediaan beras tidak
pengukusan, dan selanjutnya dikonsumsi.
mampu memenuhi kebutuhan manusia
Tiwul yang dibuat dari ubi kayu tanpa
yang populasinya semakin meningkat,
tambahan bahan pangan lain mengandung
sehingga perlu diadakan diversifikasi
protein 6,41%, lemak 1,28%, total mineral
pangan lokal tradisional dengan bahan baku
yang mampu menggantikan beras yang (abu) 1,79%, dan air 6,30%. Di sisi lain
produk tiwul telah banyak dimodifikasi
ketersediaan jumlahnya banyak dan selalu
sehingga menjadi makanan instan. Tiwul
tersedia salah satunya yaitu singkong yang
instan yang dikombinasikan dengan kacang
diolah menjadi tiwul. Inovasi pangan juga
koro pedang dan susu skim menghasilkan
sangat penting dilakukan untuk
kadar protein 27-30%, kadar air 6,22-
memperpanjang umur simpan tiwul dan
6,77%, kadar lemak 0,82-1,66%, dan kadar
menarik minat masyarakat.
abu berkisar 1,18-1,89% (12). Tetapi
produk tiwul instan memiliki lebih banyak
BAHAN DAN METODE
perlakuan seperti direhidrasi sebelum
Bahan dalam penelitian ini adalah beberapa
dikeringkan, untuk selanjutnya jadi produk
literature/jurnal nasional maupun
siap konsumsi (13). Upaya peningkatan
internasional terkait tiwul dan produk
nilai gizi tiwul, terutama kandungan
olahannya. Metode dalam penelitian ini
proteinnya, perlu dilakukan fortifikasi
adalah literature review terkait penelitian
tiwul dan produk olahannya. Literature terhadap tepung pembuatan tiwul seperti
penggunaan tepung hasil pencampuran
didapatkan pada media internet, google

Disubmit: 26/07/2022 Diterima: 31/08/2022 Dipublikasi: 28/9/2022 DOI: 10.24853/mjnf.3.1.17-26 19


Vol. 3 No. 1 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF : .
mjnffkk@umj.ac.id : .
e-ISSN 2722–2942

beberapa macam tepung misalkan tepung dilakukan dengan memercikkan air ke


dari nabati (legum, umbi, serealia, buah, dalam adonan, sehingga adonan
sayur, dan lainnya) dan tepung hewani membentuk gumpalan-gumpalan.
(ikan, tulang ikan, udang, telur, dan Kemudian proses kedua yaitu pengukusan
lainnya). Hal ini perlu dilakukan untuk bahan yang sudah tercampur secara merata,
berbagai tujuan diantaranya peningkatan proses ini dilakukan dengan pengukusan
kandungan zat gizi, pemberi cita rasa, dan adonan selama ±20 menit. Pengukusan
diversifikasi pangan tradisional (9). dilakukan sampai terjadi perubahan warna
Potensi tiwul sebagai pangan dari putih menjadi kuning kecoklatan.
fungsional juga diketahui memiliki Setelah itu proses ketiga yaitu pendinginan
kandungan serat yang cukup tinggi dengan dilakukan dengan meletakkan dan
kandungan kalori lebih rendah, hal tersebut meratakan tiwul pada lembaran anyaman
menyebabkan tiwul memiliki pengaruh bambu selama kurang lebih 12 jam (15).
baik untuk pencernaan, rasa kenyang relatif Inovasi umbi singkong yang diolah
lebih lama, dan mencegah peningkatan gula menjadi tiwul memerlukan waktu yang
darah. Tiwul juga memiliki manfaat dapat cukup lama sehingga kurang diminati oleh
mencegah penyakit maag. Hal ini yang masyarakat (16). Upaya yang dapat
dapat membuat tiwul sangat berpotensi dilakukan untuk menambah daya tarik
sebagai bahan pangan alternatif pengganti masyarakat terhadap tiwul adalah dengan
beras karena banyak memberikan dampak membuat beberapa produk inovasi tiwul
kesehatan dan diharapkan juga mampu seperti tiwul instan yang dibuat dari tepung
untuk menjaga ketahanan pangan nasional ubi kayu dengan penambahan sedikit air,
di Indonesia (14). gula dan garam yang dicampur sampai
Proses pembuatan tiwul terbagi homogen kemudian dibentuk granula yang
menjadi dua yaitu tiwul klasik dan juga selanjutnya dikukus selama 20–30 menit
tiwul instan, proses pembuatan tiwul instan (17). Perbedaan antara pembuatan tiwul
lebih kompleks dari proses pembuatan instan dengan tiwul biasa terletak pada
tiwul klasik akan tetapi perbedaannya tidak tahap pengukusan dan beberapa tahapan
terlalu signifikan. Proses pembuatan tiwul lainnya. Pada tiwul biasa proses
instan sama halnya dengan tiwul klasik pengukusan berlangsung selama kurang
akan tetapi ketika sampai pada tahap lebih 15 menit kemudian langsung
pemasakan tiwul dijemur hingga menjadi disajikan, sedangkan pada tiwul instan
sangat kering yang akhirnya disimpan pada proses pengukusan dilakukan selama
tempat yang kedap udara. Secara umum kurang lebih 45 menit. Setelah pengukusan
proses cara pembuatan tiwul ada 3 proses tiwul instan tidak langsung disajikan tetapi
yang pertama yaitu proses pembuatan dilakukan pendinginan selama semalam
adonan tiwul dimana pembuatan tiwul dengan tujuan retrogradasi pati dan
instan dilakukan dengan cara pencampuran granulasi adonan. Setelah pendinginan
antara mocaf, air hangat, gula dan garam, selesai dilanjutkan tahap pengeringan
dan dilakukan pengadukan hingga dengan penjemuran dibawah sinar matahari
homogen. Penambahan air hangat langsung untuk mengurangi kadar air.

Disubmit: 26/07/2022 Diterima: 31/08/2022 Dipublikasi: 28/9/2022 DOI: 10.24853/mjnf.3.1.17-26 20


Vol. 3 No. 1 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF : .
mjnffkk@umj.ac.id : .
e-ISSN 2722–2942

Kadar air tiwul instan rendah dibanding diketahui. Kadar proksimat produk cookies
tiwul biasa sehingga umur simpannya lebih dalam berat basah (bb) yaitu kadar air
lama. Cara mengkonsumsi tiwul instan (5,8%), kadar protein (4,5%), kadar abu
dengan cara menambahkan air dingin dan (1,6%), kadar karbohidrat (57,4%), kadar
mengukus adonan hingga matang. lemak (30,7%) (20). Kandungan
Pembuatan produk tiwul instan bertujuan karbohidrat cookies lebih rendah
sebagai salah satu upaya memodernisasi dibandingkan kandungan karbohidrat beras
tiwul dalam rangka menarik minat (87,6%) (21). Hal ini menandakan bahwa
masyarakat terhadap tiwul sebagai indeks glikemik cookies dari tiwul lebih
makanan khas tradisional Indonesia (18). rendah daripada beras.
Inovasi pengolahan tiwul selanjutnya Diversifikasi pangan merupakan
adalah produk bakery yang dapat dibuat upaya untuk mendorong masyarakat agar
dari bahan berbasis tiwul instan seperti menciptakan kreasi dan variasi makanan
cookies (19). Tiwul instan yang akan pokok yang dikonsumsi sehingga tidak
digunakan sebagai bahan baku pembuatan terfokus pada satu jenis saja (22). Hal
bakery digiling dan diayak dahulu tersebut didukung dengan keberadaan
menggunakan ayakan 60–80 mesh. Cara teknologi internet yang semakin maju.
pembuatan cookies juga sangat mudah Sehingga memudahkan produsen untuk
yaitu, bahan kering seperti tepung tiwul menjual produk secara online (23). Tetapi,
instan premium, terigu, pati jagung, tepung perlu perhatian khusus dari sisi konsumsi,
kentang, tepung singkong, susu, bahan karena kaitannya dengan kebiasaan yang
pengembang, dan bubuk vanili dicampur tidak dapat diubah dalam waktu cepat. Pola
menjadi satu dan diaduk merata lalu konsumsi pangan seseorang menentukan
disisihkan. Kuning telur, gula, margarin, perbedaan kebiasaan makan setiap orang
dan butter diaduk dengan mixer kecepatan (24). Bagi masyarakat Indonesia persoalan
rendah sampai sedang hingga adonan diversifikasi produksi dan konsumsi
homogen. Bahan kering yang telah berbasis pangan lokal sudah sangat
disiapkan sebelumnya ditambahkan lalu mendesak, dimana diversifikasi produksi
adonan diuleni hingga kalis dengan tangan. pangan dapat menjadi salah satu cara
Sebagian adonan diambil, ditipiskan, adaptasi yang efektif untuk mengurangi
dibentuk adonan sesuai selera dengan risiko produksi akibat perubahan iklim dan
ketebalan ±5 mm. Adonan cookies di tata kondusif untuk mendukung perkembangan
dalam loyang, lalu di panggang dengan industri pengolahan berbasis sumberdaya
oven suhu 170°C selama 30–40 menit. lokal, dan juga dapat menjadi alternatif
Setelah matang, produk didinginkan, di konsumsi makanan pokok pengganti beras.
simpan dalam toples kaca. Cookies dapat Pada saat sekarang ini, isu ketahanan
diberi hiasan berupa serutan keju, bubuk pangan merupakan bagian dari rencana
gula halus, atau dioles dengan kuning telur induk program penelitian pemerintah tahun
agar kenampakannya terlihat mengkilap 2015-2040. Hal ini erat kaitannya dengan
dan menarik selera. Kandungan proksimat industrialisasi bahan pangan agar menjadi
produk olahan tiwul (cookies) telah bernilai tambah yang signifikan

Disubmit: 26/07/2022 Diterima: 31/08/2022 Dipublikasi: 28/9/2022 DOI: 10.24853/mjnf.3.1.17-26 21


Vol. 3 No. 1 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF : .
mjnffkk@umj.ac.id : .
e-ISSN 2722–2942

kedepannya. Selain pangan berfungsi teknologi pengolahan singkong menjadi


sebagai pemenuhan kebutuhan tubuh tiwul cukup untuk memenuhi kekurangan
manusia, lalu diandalkan untuk mencegah pangan selama 3 tahun dengan
berbagai penyakit dan meningkatkan memanfaatkan sumber daya alam, sumber
kesehatan konsumen, pangan juga harus daya teknologi, dan sumber daya manusia
dapat memiliki kualitas dan kuantitas yang Indonesia yang sangat berpotensi saat ini.
memadai agar dapat memenuhi Disamping itu juga berdampak positif
kelangsungan hidup manusia kedepannya untuk masyarakat karena dapat membuka
(4). lapangan pekerjaan yang luas (17).
Diversifikasi produk tiwul sejak Potensi tiwul sebagai pangan
zaman dahulu sudah dikenal penduduk fungsional sangat besar. Definisi pangan
Indonesia. Dalam 100 kg singkong ketika fungsional menurut Perka BPOM Nomor
diolah menjadi tiwul akan menghasilkan HK.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011 yakni
30-60 kg tergantung umur dan kadar air pangan fungsional merupakan pangan
singkong. Semua jenis singkong bisa olahan yang mengandung satu atau lebih
digunakan sebagai bahan dasar tiwul, komponen pangan yang berdasarkan kajian
namun jenis singkong tertentu perlu ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu
diperlakukan khusus untuk menurunkan diluar fungsi dasarnya, terbukti tidak
kadar sianida seperti perendaman, membahayakan dan bermanfaat bagi
pencucian, pengeringan, dan perlakuan kesehatan. Tentunya, pangan fungsional
proses termal yang sesuai standar yang baik tersebut harus dikonsumsi secara bervariasi
sehingga berumur simpan yang lama dan dan teratur dalam menu diet (27). Tiwul
tetap aman dikonsumsi (25). Potensi tiwul memiliki potensi yang besar sebagai
sebagai upaya percepatan dan pengembangan pangan fungsional. Hal ini
pengembangan diversifikasi pangan di dikarenakan tiwul terbuat dari bahan baku
Indonesia sangat tinggi. Pengolahan berupa tepung umbi singkong/tepung
sejumlah 50% singkong di Indonesia (10 gaplek serta memiliki indeks glikemik (IG)
juta ton) untuk dijadikan tiwul dengan yang rendah karena jenis produk tiwul
produktivitas 30% akan menghasilkan instan mengalami proses fermentasi (28).
±3.000.000 ton tiwul. Jumlah tersebut Bahan pangan yang berasal dari umbi-
mampu menutupi kekurangan beras sebagai umbian memiliki kandungan karbohidrat
makanan pokok di Indonesia serta dan antioksidan flavonoid yang cukup
berpeluang ekspor pangan lagi ke luar tinggi, sehingga selain dapat digunakan
negri. Ditambah lagi, permintaan tiwul sebagai pengganti nasi, tiwul instan dapat
disaat lebaran dan tahun baru (high season) digunakan sebagai pangan fungsional yang
mengalami peningkatan sebanyak 50% bermanfaat dalam menjaga dan
(26). Berdasarkan data milik BPS tahun meningkatkan kesehatan. Potensi tiwul
2020, Indonesia masih mengimpor beras sebagai pangan fungsional dapat
sebanyak ±356.286 ton beras dengan nilai direalisasikan ke dalam suatu produk yang
mencapai USD 195,4 juta. Padahal dana dinamakan beras siger (14).
sebesar itu jika dialokasikan untuk

Disubmit: 26/07/2022 Diterima: 31/08/2022 Dipublikasi: 28/9/2022 DOI: 10.24853/mjnf.3.1.17-26 22


Vol. 3 No. 1 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF : .
mjnffkk@umj.ac.id : .
e-ISSN 2722–2942

Beras siger merupakan produk makanan pokok di Indonesia karena


inovasi dari tiwul instan yang memiliki banyak manfaat kesehatan,
dikembangkan melalui kerjasama dengan kandungan gizi yang tinggi, harga yang
Badan Ketahanan Pangan Provinsi lebih murah, dapat diolah menjadi banyak
Lampung (14). Beras siger adalah produk variasi produk sesuai inovasi dan kreasi,
beras singkong yang mengadopsi proses serta berpotensi menjadi pangan fungsional
pembuatan tiwul tetapi dengan
penampakan dan cita-rasa yang lebih baik. SIMPULAN
Produk beras siger pada dasarnya Tiwul merupakan makanan yang berasal
merupakan produk tiwul instan yang telah dari umbi singkong. Tiwul memiliki
dimodernisasi karena diproses secara kandungan serat pangan, serat kasar, dan
mekanik menggunakan mesin perajang, pati resisten yang rendah, tetapi memiliki
mesin penggiling tepung, dan granulator. daya cerna pati yang rendah. Telah
Produk diproses dengan metode yang sama, diketahui inovasi, kreasi, dan variasi
beras siger ini memiliki kandungan gizi dan pangan seperti tiwul instan dan beberapa
karakteristik fungsional yang sama dengan produk bakery dari tepung tiwul yang dapat
tiwul. Beberapa varian beras siger memiliki difortifikasi dengan beberapa bahan lainnya
nilai indeks glikemik yang cukup rendah, sebagai upaya menghasilkan produk tiwul
yakni berkisar antara 34,21-37,50. Indeks dengan kandungan gizi tinggi dan cita rasa
glikemik adalah respon glukosa darah yang diterima oleh konsumen. Kandungan
terhadap makanan dibandingkan dengan indeks glikemik dan daya cerna yang
respon glukosa darah terhadap glukosa rendah menjadikan produk tiwul berbagai
murni. Indeks glikemik berguna untuk varian menjadi produk turunan singkong
menentukan respon glukosa darah terhadap yang sehat dan berpotensi sebagai pangan
jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi fungsional.
(29).
Pangan dengan indeks glikemik UCAPAN TERIMA KASIH
rendah memiliki potensi sebagai pangan Penulis mengucapkan rasa syukur kepada
fungsional untuk pengganti makanan pokok Allah SWT, serta terima kasih kepada
beras bagi penderita diabetes mellitus yang kedua orang tua penulis. Terima kasih
kian hari semakin meningkat. Indeks kepada Program Studi Teknologi Pangan,
glikemik yang rendah didasari atas Fakultas Teknik, UPN “Veteran” Jawa
tingginya kandungan serat kasar, serat Timur, Surabaya dan Program Studi Ilmu
pangan, pati resisten, serta rendahnya daya Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
cerna pati pada tubuh yang bermanfaat Siliwangi, Tasikmalaya yang telah banyak
menurunkan kadar gula darah dan membantu penulis selama penulisan tulisan
meningkatkan manajemen gula darah pada ini. Selanjutnya kepada semua pihak yang
penderita diabetes tipe 2 (14). Oleh karena telah banyak membantu dan menyambut
itu baik produk tiwul maupun beras siger penulis dengan tangan terbuka, sehingga
yang berasal dari bahan baku singkong penelitian ini dapat berjalan dengan baik
sangat baik dijadikan sebagai alternatif dan lancar.

Disubmit: 26/07/2022 Diterima: 31/08/2022 Dipublikasi: 28/9/2022 DOI: 10.24853/mjnf.3.1.17-26 23


Vol. 3 No. 1 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF : .
mjnffkk@umj.ac.id : .
e-ISSN 2722–2942

KONFLIK KEPENTINGAN dan Pengabdi Kpd Masy UNSIQ.


Penulis tidak memiliki konflik 2019;6(1):1–7.
kepentingan, dan tidak ada afiliasi atau 7. Jesica C, Cansa E, Fidelia J, Irwan J,
koneksi dengan atau dengan organisasi Wira Y, Nugroho ADI, et al. Gaplek,
apapun yang dapat menimbulkan Tiwul And Gatot as Staple Food in
pertanyaan bias dalam diskusi dan Javanese Barren Area. Int J Hist.
kesimpulan naskah. 2017;7(4):1–6.
8. Darmawan MR, Andreas DP, Jos B,
REFERENSI Sumardiono S, Kimia JT, Soedarto
1. Putri AN, Permana E, Subhan MN. JP. Modifikasi Ubi Kayu dengan
Strategi Pemasaran bisnis makanan Proses Fermentasi Menggunakan
tradisional Tiwul sebagai Destinasi Starter Lactobacillus casei untuk
wisata kuliner di Gunung Kidul Produk Pangan. J Teknol Kim dan
Jogja. J Pemasar Kompetitif. Ind. 2013;2(4):137–45.
2021;4(3):340–56. 9. Hidayat B, Akmal S. Kajian Potensi
2. Zulkarnain. Analisis Strategi Beras Siger ( Tiwul Instan )
Pengembangan Pemasaran Dan Fortifikasi Sebagai Pangan
Nilai Tambah Tiwul Instan. J Food Fungsional Study Of Potential Of
Syst Agribus. 2017;1(1):1–11. Fortified “ Siger ” Rice ( Instant “
3. Mustafidah A. Pelatihan Pengolahan Tiwul ” ) As A Functional Food.
Makanan Tradisional Untuk Pros Semin Nas Swasembada
Meningkatkan Potensi Kreasi Pangan. 2015;473–9.
Olahan Basah Singkong di Desa 10. Velyniawaty Putu, Ni Made
Gayamharjo Prambanan Sleman. J Dewantari IMS. Tingkat Penerimaan
Bakti Saintek J Pengabdi Masy Bid Wisatawan Asing Terhadap
Sains dan Teknol. 2017;1(2):79–83. Makanan Tradisional Bali. J Ilmu
4. Rembulan GD. Pengembangan Gizi. 2015;6(1):58–65.
Industri Kecil dan Menengah Tiwul 11. Harsita PA, Amam A. Analisis Sikap
Instan sebagai Alternatif Pendukung Konsumen Terhadap Atribut Produk
Ketahanan Pangan dalam Perspektif Olahan Singkong. Agrisocionomics
Konsumen. J Teknol dan Manaj J Sos Ekon Pertan. 2019;3(1):19–27.
Agroindustri. 2019;8(2):87–94. 12. Agustia FC, Rukmini HS, Naufalin
5. Masniah, Yusuf. Potensi Ubi Kayu R. Formulasi Tiwul Instan Tinggi
Sebagai Pangan Fungsional. Pros Protein dari Tepung Ubi Kayu yang
Semin Has Penelit Tanam Aneka Disubstitusi Tepung Koro Pedang
Kacang dan Umbi. 2013;580–7. dan Susu Skim. J Apl Teknol
6. Sarno, Hakim L. Program Kemitraan Pangan. 2018;7(1):15–20.
Masyarakat Kelompok Wanita Tani 13. Opara CC, Agueze CC, Abua A.
Desa Majalengka Banjarnegara yang Dehygration and Rehydration of
Menerapkan Teknologi Diversifikasi Fufu. Greener J Sci Eng Technol
Produk Olahan Singkong. J Penelit Res. 2013;3(2):68–75.

Disubmit: 26/07/2022 Diterima: 31/08/2022 Dipublikasi: 28/9/2022 DOI: 10.24853/mjnf.3.1.17-26 24


Vol. 3 No. 1 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF : .
mjnffkk@umj.ac.id : .
e-ISSN 2722–2942

14. Hidayat B. Beras Siger (Tiwul/oyek Meningkatkan Daya Saing UKM di


yang Telah Dimodernisasi) sebagai Kabupaten Wonosobo. Agrokreatif J
Pangan Fungsional dengan Ilm Pengabdi Kpd Masy.
Kandungan Indeks Glikemik 2019;5(2):123–34.
Rendah. Pros Semin Nas Hari 21. Nisa I., Candra N., Zahro A.,
Tempe Nas. 2016;57–66. Khotimah N, Darmawan E, Sunarno.
15. Fitriana FN, Khoiriyah N, Mahfudz Analisis Proksimat Beras Analog
M. Tiwul consumption preferences Biji Lamun, Latoh, dan Tepung
during the Covid-19 pandemic in Mocaf Sebagai Alternatif Makanan
Nganjuk, East Java, Indonesia. IOP Pokok Berprotein. Media Bina Ilm.
Conf Ser Earth Environ Sci. 2020;15(1):3877–84.
2021;924(1). 22. Hardono GS. Strategi
16. Pamujiati AD, Lisanty N. Analisis pengembangan diversifikasi pangan
Kelayakan Usaha Tiwul Instan Di lokal. J Anal Kebijak Pertan.
Kecamatan Bendungan Kabupaten 2014;(70):1–17.
Trenggalek. J Agrinika J 23. Puspitasari NPD, Nabillah AD,
Agroteknologi dan Agribisnis. Bahari R, Damar NC, Mustika.
2020;4(1):57–68. Penerapan Teknologi Digital
17. Hidayat N, Nurika I, Purwaningsih I, Marketing Untuk Meningkatkan
Watin EN. A Study of Consumers ’ Strategi Pemasaran Snack Tiwul. J
Acceptance Instant Tiwul and Its Sci Appl Informatics.
Financial Analysis. J Agric Food 2019;2(2):165–71.
Technol. 2012;2(12):178–83. 24. Sayekti W, Hepiana Lestari DA,
18. Herastuti RS, Naufalin R. Formulasi Ismono RH. Kontribusi Beras Siger
Tiwul Instan Tinggi Protein Melalui Dalam Pola Konsumsi Pangan
Penambahan Lembaga Serealia dan Rumah Tangga Konsumen Beras
Konsentrat Protein Kedelai. J Teknol Siger Di Provinsi Lampung. J Food
Ind Pertan. 2015;25(3):190–7. Syst Agribus. 2021;5(1):1–10.
19. Nurainy Fibra, Hidayati S, 25. Maghfiroh K, Nuswardhani RRSK.
Koesoemawardani D, Suroso E, Diversifikasi pengolahan singkong
Setiawan T. Penyuluhan Dan untuk peningkatan kesejahteraan
Pelatihan Pembuatan Cookies Tiwul masyarakat. J Media Inf dan Komun
Dan Kerupuk Tiwul di KWT Ilm Teknol Pertan. 2019;10(2):101–
Kenanga Desa Sukajawa, 8.
Kecamatan Bumi Ratu Nuban, 26. Maysaroh M, Irianto H, Adi RK.
Kabupaten Lampung Tengah. J Supply Chain Management Ubi
Pengabdi Kpd Masy. Kayu (Manihot esculenta) di
2020;4(2):117–20. Agroindustri Tiwul Instan
20. Astuti SD, Edi K, Furqon ., Nuraeni Kabupaten Gunungkidul. Agriecobis
I. Pengembangan Diversifikasi J Agric Socioecon Bus.
Produk Tiwul Instan untuk 2018;1(2):45–57.

Disubmit: 26/07/2022 Diterima: 31/08/2022 Dipublikasi: 28/9/2022 DOI: 10.24853/mjnf.3.1.17-26 25


Vol. 3 No. 1 Tahun 2022
jurnal.umj.ac.id/index.php/MJNF : .
mjnffkk@umj.ac.id : .
e-ISSN 2722–2942

27. Abbas A. Potensi Pangan Fungsional Penelit Pertan Terap.


Dan Perannya Dalam Meningkatkan 2019;19(3):232.
Kesehatan Manusia Yang Semakin 29. Astuti R, Hendriyani H, Isnawati M.
Rentan—Mini Review. Teknosains Penambahan kelapa (Cocos
Media Inf Sains Dan Teknol. nucifera) dan kacang tolo (Vigna
2020;14(2):176–86. unguiculata) terhadap nilai indeks
28. Astuti S, S. SA, Anayuka SA. Sifat glikemik singkong (Manihot
Fisik dan Sensori Flakes Pati Garut utilissima). J Gizi Klin Indones.
dan Kacang Merah dengan 2013;10(1):1.
Penambahan Tiwul Singkong. J

Disubmit: 26/07/2022 Diterima: 31/08/2022 Dipublikasi: 28/9/2022 DOI: 10.24853/mjnf.3.1.17-26 26

You might also like