Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 31

NUTRISI DAN KULTUR

MIKROORGANISME

MONICA KHARISMA SWANDI, S.Si., M.Si.


REVIEW...

J H

I
K
NUTRISI MIKROB

Butuh Nutrien

Makronutrien Mikronutrienb
Karbon (C)a Kalium (K) Boron (B) Molibdenum (Mo)
Oksigen (O)a Magnesium (Mg) Kromium (Cr) Nikel (Ni)
Hidrogen (H)a Natrium (Na) Kobalt (Co) Selenium (Se)
Nitrogen (N)a Kalsium (Ca) Tembaga (Cu) Wolfram (W)
Fosfor (P)a Besi (Fe) Zink (Zn) Vanadium (V)
Belerang (S)a Mangan (Mn)

Note :
a = Komponen penyusun karbohidrat, lipid, protein, dan asam nukleat

b = Komponen berbagai enzim dan vitamin


MAKRONUTRIEN

Unsur Fungsi dalam Sel


C Sumber karbon sebagai bahan pembentuk sel dan
karbon meliputi 50% dari berat kering sel
N Pembentukan protein, asam nukleat, penyusun sel,
dan meliputi 12% dari berat kering sel
P Sintesis asam nukleat dan fosfolipid
S Diperlukan untuk struktur asam amino dan dijumpai
pada beberapa vitamin
K Sintesis protein
Mg Menstabilkan ribosom, membran, dan asam
nukleat, juga diperlukan enzim untuk aktivitasnya
Na Sebagai indikator habitat
Ca Menstabilkan didinding sel dan endospora
Fe Berperan dalam respirasi seluler
Elemental and macromolecular composition of a bacterial cell. (a) A microbial periodic table of the
elements. With the exception of uranium, which can be metabolized by some prokaryotes, elements in period 7
or beyond in the complete periodic table of the elements are not known to be metabolized. (b) Contributions of
the essential elements to cell dry weight. (c) Relative abundance of macromolecules in a bacterial cell. Data in
(b) from Aquat. Microb. Ecol. 10: 15–27 (1996) and in (c) from Escherichia coli and Salmonella typhimurium:
Cellular and Molecular Biology. ASM, Washington, DC (1996).
Nutritional Types of Microorganisms

Sources of Carbon, Energy, and Electrons


Carbon Sources
Autotrophs CO2
Heterotrophs Senyawa organik
Energy Sources
Phototrophs Cahaya
Chemotrophs Senyawa kimia (organik dan anorganik)
Electron Sources
Lithotrophs Molekul anorganik
Organotrophs Molekul organik
Major Nutritional Types of Microorganisms
Phototrophic Bacteria
Phototrophic bacteria play important roles
in aquatic ecosystems, where they can
cause blooms. (a) A cyanobacterial and
an algal bloom in a eutrophic pond. (b)
Purple sulfur bacteria growing in a bog.
(c) A bloom of purple sulfur bacteria in a
sewage lagoon.
Chemolithotrophic Bacteria
(a) Transmission electron micrograph of Nitrobacter winogradskyi, an
organism that uses nitrite as its source of energy (213,000).
(b) Light micrograph of Beggiatoa alba, an organism that uses hydrogen
sulfide as its energy source and organic molecules as carbon
sources.The dark spots within the filaments are granules of elemental
sulfur produced when hydrogen sulfide is oxidized.
MEDIA PERTUMBUHAN

➢ Media merupakan larutan nutrien yang digunakan untuk


menumbuhkan mikroorganisme di laboratorium.
➢ Tiap media mengandung sumber karbon karena mikrob
membutuhkan banyak karbon untuk membuat bahan selular
baru.
➢ Sifat dan konsentrasi sumber karbon bergantung pada mikrob
yang akan dikulturkan.
➢ Diperlukan bahan-bahan tertentu di dalam proses pembuatan
media, yaitu :
1. Bahan dasar
2. Nutrisi sebagai bahan utama (makro dan mikronutrien)
3. Bahan tambahan/penunjang
Bahan-bahan media pertumbuhan :
1. Bahan dasar
• Air (H2O) sebagai pelarut
• Agar (dari rumput laut), gelatin, dan silica gel (mengandung natrium silikat)
sebagai pemadat media
2. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel
yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; dan unsur mikro seperti Fe, Mg,
Zn, Ca, Na, K,Cu, Mn.
• Sebagai sumber karbon dan energi dari senyawa organik (karbohidrat,
lemak, protein, asam organik) untuk mikrob heterotrof dan senyawa
anorganik (CO2) untuk mikrob autotrof.
• Sebagai sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa
bernitrogen lainnya. Contoh : urea, fosfor, sulfur.
• Vitamin
3. Bahan tambahan
Bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu, misalnya phenol
red (indikator perubahan pH) dan antibiotik (menghambat pertumbuhan bakteri
non-target/kontaminan).
4. Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media seperti peptone,
yeast extract, dll.
Media Types of Microorganisms

Sifat Fisik Komposisi Tujuan

Solid Sintesis Umum

Semi solid Semi sintesis Selektif

Liquid Non sintesis Diperkaya

Diferensial

Karakterisasi

Kebutuhan nutrisi
spesifik

Peremajaan
Macam-macam media pertumbuhan :

1. Media berdasarkan sifat fisik


a. Media padat/solid : mengandung agar, digunakan untuk mengamati
penampilan morfologi koloni dan mengisolasi biakan murni. Contoh : Nutrient
Agar (NA), Potato Dextrose Agar (PDA).
b. Media setengah padat/semi solid : mengandung agar 0,3-0,4%, digunakan
untuk menguji kemampuan fermentasi, ada/tdknya motilitas, dan aktivitas enzim.
Contoh : NA semisolid untuk uji motilitas.
c. Media cair/liquid : tidak mengandung agar, digunakan untuk pembiakan
organisme dalam jumlah yang besar dan pengujian fermentasi. Contoh : Nutrient
Broth (NB), Potato Dextrose Broth (PDB).
2. Media berdasarkan komposisi
a. Media sintesis : media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnya glucose agar.
b. Media semi sintesis : media yang sebagian komposisinya diketahui secara
pasti, misalnya PDA yang mengandung agar, dekstrosa, dan ekstrak kentang
(tidak diketahui senyawa penyusunnya).
c. Media non sintesis : media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat
diketahui secara pasti dan biasanya diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya
media molase.
3. Media berdasarkan tujuan
a. Media umum : media yang bisa menumbuhkan hampir sebagian besar
mikrob. Misalnya NA.
b. Media selektif : media yang mengandung zat tertentu sehingga dapat
menekan pertumbuhan mikrob lain dan merangsang mikrob yang diinginkan.
Misalnya media luria bertani yang ditambahkan amphisilin untuk merangsang E.coli
resisten antibiotik dan menghambat kontaminan yang peka antibiotik.
c. Media diperkaya : media dengan penambahan komponen kompleks seperti
darah, serum, kuning telur, dll. Misalnya bile agar, serum agar.
d. Media untuk peremajaan kultur : NA, PDA.
3. Media berdasarkan tujuan
e. Media untuk menentukan kebutuhan
nutrisi spesifik
Media untuk mendiagnosis atau
menganalisis metabolisme suatu mikrob,
misalnya Koser’s Citrate medium untuk
menguji kemampuan menggunakan asam
sitrat sebagai sumber karbon.
f. Media untuk karakterisasi bakteri
Media untuk mengetahui kemampuan
spesifik suatu mikrob. Kadang-kadang
indikator ditambahkan untuk menunjukkan
adanya perubahan kimia. Contoh : Nitrate
broth, Lactose broth.
g. Media diferensial
Media untuk mengindentifikasi mikrob
dari campurannya berdasarkan karakter
spesifik yang ditunjukkan pada media.
Misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
yang mampu memilih golongan
Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna,
ukuran koloni, dan perubahan warna media
disekeliling koloni.
KULTUR LABORATORIUM

ISOLASI
➢ Proses pengambilan dan pemisahan mikroorganisme yang diinginkan dari
organisme lain yang dijumpai dalam habitatnya dan menumbuhkannya
dalam suatu medium buatan.
➢ Fungsi untuk mendapatkan biakan murni (sel tunggal).

Koloni bakteri Serratia marcescens pada


media MacConkey Agar
➢ Organisme yang tidak diinginkan untuk
tumbuh pada media disebut
kontaminan.
➢ Kontaminan seringkali berasal dari
lingkungan seperti udara, sebab udara
yang penuh partikel debu merupakan
pembawa kontaminan.
➢ Oleh karena itu, penguasaan teknik
aseptik merupakan hal yang sangat
penting untuk bekerja di laboratorium
mikrobiologi.
ISOLASI MIKROB DENGAN TEKNIK PENGENCERAN

Teknik Pengenceran Bertingkat:

Tujuan : memperkecil atau mengurangi jumlah mikrob yang tersuspensi dalam


cairan
Teknik Penanaman:
1. Teknik Penanaman dari Suspensi
Proses lanjutan dari pengenceran bertingkat untuk tujuan isolasi yang diambil dari
beberapa tabung pengenceran terakhir.

1 ml 0,1 ml
2. Teknik Penanaman dengan Goresan
Tujuan untuk mengisolasi mikrob dari campurannya atau meremajakan kultur ke
dalam medium baru.

Goresan Sinambung Goresan T

Goresan Kuadran
Teknik Preparasi Suspensi:
1. Swab (ulas)
• Dilakukan menggunakan cotton bud steril
• Sampel pada permukaan yang luas dan sulit dipindahkan,
seperti meja, batang kayu, dll.
• Cara : mengusapkan cotton bud memutar sehingga seluruh
permukaan kapas kontak dengan permukaan sampel.

2. Rinse (bilas)
• Melarutkan sel mikrob yang menempel pada permukaan
substrat yang luas tapi relatif berukuran kecil, seperti daun,
bunga, dll.
• Cara : mencelupkan sampel ke dalam akuades dengan
perbandingan 1 : 9 (w/v).

3. Maseration (pengancuran)
• Sampel yang berbentuk padat ditumbuk dengan mortar dan
pestle sehingga mikrob yang ada di permukaan atau di
dalam dapat terlepas, kemudian dilarukan ke dalam air.
• Misalnya biji, buah, dll. dengan perbandingan 1 : 9 (w/v).
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Sampel tanah untuk isolasi mikrob rhizosfer

Sampel Air

Air mengalir seperti Air tenang


Air keran
sungai seperti kolam
ISOLAT MURNI

Biakan miring
Isolat murni
MORFOLOGI KOLONI BAKTERI

A. Pertumbuhan pada Cawan Petri

1 2 3

4
5 Pigmentasi : warna koloni

6 Karakteristik optik : diamati berdasarkan jumlah cahaya yang melewati koloni.


• Opaque (tidak dapat ditembus cahaya)
• Translucent (dapat ditembus cahaya sebagian)
• Transparant (bening)

7 Permukaan :
• Halus mengkilap
• Kasar
• Berkerut
• Kering seperti bubuk
B. Pertumbuhan pada Agar Miring
C. Pertumbuhan pada Agar Tegak

Ciri-ciri koloni berdasarkan bentuk :


Ciri-ciri koloni berdasarkan kebutuhan oksigen :
D. Pertumbuhan pada Media Cair

Pola pertumbuhan berdasarkan kebutuhan oksigen :


Thank You

You might also like