Learning Journal Audit Forensik Pertemuan 1

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Statement of Authorship

Saya/ kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK/ makalah/ tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/ kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain
yang saya/ kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/ belum pernah
disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk makalah/ tugas pada mata ajaran lain kecuali
saya/ kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/ kami menggunakannya. Saya/ kami
memahami bahwa tugas yang saya/ kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Kuliah: AUDIT FORENSIK DAN INVESTIGATIF

Judul RMK/ Makalah/Tugas: PERKEMBANGAN AUDIT DAN

PROFESI AKUNTAN

(TERMASUK PERKEMBANGAN AUDIT

FRAUD)

Tanggal: 30 Agustus 2023

Dosen: Dr. M. Rasuli, SE., M.Si., Ak., CA

Nama: Hana Rihab Radhiyah

NIM 2002112706

Tanda Tangan:
A. Pokok Pikiran

Audit dan Pemeriksaan

Arens (2016:4) memberikan definisi auditing sebagai akumulasi dan evaluasi bukti
tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan
kriteria yang ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen

Untuk menjalankan proses audit, diperlukan informasi yang dapat dipastikan


kebenarannya dan beberapa pedoman (kriteria) yang dapat digunakan oleh pemeriksa untuk
menilai informasi tersebut. Informasi ini dapat mempunyai banyak bentuk. Secara berkala,
auditor melakukan audit pada data yang bisa diukur, termasuk laporan keuangan perusahaan dan
pengembalian pajak individu kepada pemerintah federal. Auditor juga melakukan audit terhadap
data yang lebih bersifat subjektif, seperti efisiensi sistem komputer dan kelancaran operasi di
dalam industri manufaktur.

Pengelompokan Audit

a) Berdasarkan Tujuan Audit


Menurut Kell dan Boynton audit terbagi ke dalam tiga kategori berdasarkan tujuan
dilaksanakannya audit:
1. Audit laporan keuangan (financial statement audit)
Tujuan dari pengauditan laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi kewajaran
laporan keuangan yang diajukan oleh klien, dengan merujuk pada prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku. Aktivitas pengauditan ini dilaksanakan oleh akuntan publik
(auditor eksternal).
2. Audit kepatuhan (compliance audit)
Pemeriksaan kepatuhan mencakup pengecekan terhadap aktivitas keuangan maupun
operasional spesifik, dengan maksud untuk mengidentifikasi sejauh mana kesesuaian
dengan kondisi atau peraturan yang berlaku. Parameter kesesuaian yang digunakan
dalam konteks ini adalah akurasi (correctness). Sebagai contoh, akurasi Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT) dengan ketentuan undang-undang pajak penghasilan.
3. Audit operasional (operational audit)
Pemeriksaan operasional merupakan pemeriksaan sistematis atas aktivitas operasional
organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu.

b) Berdasarkan Pelaksanaan Audit


1. Audit Eksternal
Auditornya adalah pihak luar perusahaan yang independen, yaitu akuntan publik yang
telah diakui oleh yang berwenang untuk melaksanakan tugas tersebut. Para pemeriksa
pada umumnya dibayar oleh manajemen organisasi yang diperiksa.
2. Auditi Internal
Auditornya disebut auditor internal yang merupakan karyawan organisasi tersebut
dan digaji oleh organisasi tersebut, fungsinya membantu manajemen dalam
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan.
3. Audit Sektor Publik
Merupakan Suatu kontrol atas organisasi pemerintah yang memberikan jasanya
kepada masyarakat, seperti pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang
mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, maupun audit operasional.

Audit Kecurangan dan Forensik

Audit Kecurangan atau Fraud Auditing adalah proses mendeteksi, mencegah, dan
memperbaiki aktivitas kecurangan. Meskipun tujuannya adalah untuk sepenuhnya
menghilangkan fraud, hal ini tidak mungkin dilakukan. Konsep kewajaran berlaku di sini, dan
konsep ini sering dikaitkan dengan bidang akuntansi dan audit keuangan yang terkait dengan
fraud. Auditor kecurangan harus mampu menggagalkan penipuan yang dapat dicegah secara
wajar. Auditor Kecurangan atau Fraud Auditor adalah akuntan atau auditor yang, berdasarkan
sikap, atribut, keterampilan, pengetahuan, dan pengalamannya, ahli dalam mendeteksi dan
mendokumentasikan penipuan dalam pembukuan akuntansi dan transaksi serta peristiwa
keuangan.

Istilah Forensic Accounting mengacu pada pandangan komprehensif investigasi


kecurangan. Ini termasuk mencegah kecurangan dan menganalisis pengendalian antifraud.
Akuntansi forensik mencakup audit catatan akuntansi untuk mencari bukti penipuan; audit
kecurangan. Investigasi kecurangan untuk membuktikan atau menyangkal kecurangan akan
menjadi bagian dari akuntansi forensik. Hal ini juga mencakup pengumpulan informasi non-
keuangan, seperti wawancara seluruh pihak yang terkait dengan penipuan, jika memungkinkan.
Akuntansi forensik mencakup penulisan laporan kepada manajemen atau pengadilan. Menjabat
sebagai saksi ahli dan dukungan litigasi adalah bagian dari akuntansi forensic

Akuntan forensik mungkin muncul di TKP lebih lambat dibandingkan auditor


kecurangan, namun kontribusi utama mereka adalah dalam menerjemahkan transaksi keuangan
yang kompleks dan data numerik ke dalam istilah yang dapat dipahami oleh orang awam. Hal itu
perlu dilakukan karena jika penipuan itu sampai ke pengadilan, maka jurinya akan terdiri dari
orang-orang awam biasa. Bidang keahlian akuntan forensik tidak hanya di bidang akuntansi dan
auditing tetapi dalam bidang investigasi kriminal, wawancara, penulisan laporan, dan
memberikan kesaksian sebagai saksi ahli. Mereka harus menjadi komunikator yang baik dan
profesional dalam bersikap.

Hubungan Audit Khusus dan Forensik

Audit Khusus juga dikenal sebagai Audit Investigasi. Audit Investigasi berkaitan dengan
tugas auditor untuk mengungkap kecurangan. Keterkaitan antara auditor investigasi dan forensik
timbul karena sifat mendasar audit forensik yang bertujuan memberikan bukti di persidangan.
Oleh karena itu, peran utama audit forensik adalah untuk melakukan investigasi dalam kasus
kejahatan dan memberikan kesaksian sebagai ahli di pengadilan. Akuntan forensik memiliki
kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan terkait dengan siklus penipuan, termasuk
penyelesaian masalah hukum. Mengingat luasnya cakupan penipuan dan fakta bahwa penipuan
dapat terjadi di berbagai bidang, banyak kelompok yang berbeda memiliki kesempatan untuk
memanfaatkan layanan dari seorang akuntan forensik.

Praktik Audit Kecurangan

Kecurangan yang dirancang untuk memberi manfaat kepada organisasi umumnya menghasilkan
manfaat tersebut dengan mengeksploitasi suatu keuntungan yang tidak wajar atau tidak jujur,
yang mungkin dapat menipu pihak luar. Pelaku dari kecurangan demikian biasanya mendapat
manfaat secara tidak langsung, karena manfaat pribadi biaya yang
ditangguhkan (accrues) bertambah, sedangkan organisasi ditolong oleh tindakan yang
bersangkutan. Beberapa contoh adalah :
1. Penjualan atau penjaminan aktiva yang fiktif atau salah disajikan.

2. Pembayaran yang tidak tepat seperti kontribusi politik yang ilegal, penyogokan (bribes),
pembayaran kembali (kickbacks), dan pembayaran kepada pejabat pemerintah, pelanggan
atau  pemasok.

3. Penyajian atau penilaian transaksi-transaksi, aktiva, hutang atau pendapatan yang tidak
tepat dan dilakukan secara sengaja.

4. Penetapan harga transfer (misalnya, penilaian barang yang dipertukarkan antara entitas
yang berhubungan) yang tidak tepat dan dilakukan secara sengaja. Dengan sengaja
menstrukturkan teknik penetapan harga secara tidak tepat, manajemen dengan pasti
memperbaiki hasil operasi dari suatu organisasi yang tercakup dengan transaksi menjadi
kerugian dari organisasi yang lain.

5. Transaksi hubungan istimewa (related party transactions) tidak tepat yang dilakukan


secara sengaja, yaitu suatu pihak menerima manfaat yang tidak dapat diperoleh kalau
tidak ada hubungan istimewa tersebut (an arm’s length transactions)

6. Kegagalan yang disengaja untuk mencatat atau mengungkapkan informasi yang


signifikan untuk memperbaiki gambaran keuangan organisasi kepada pihak luar.

7. Aktifitas usaha yang dilarang, seperti aktivitas yang melanggar undang-undang,


peraturan, atau kontrak.

8. Penyeludupan pajak (tax fraud).

Kecurangan yang dilakukan atas kerugian organisasi umumnya adalah untuk manfaat langsung
atau tidak langsung dari seorang karyawan, individual luar, atau perusahaan lain. Beberapa
contoh adalah:

1. Penerimaan penyogokan (bribes) atau pembayaran kembali (kickbacks)

2. Pengalihan kepada seorang karyawan atau pihak luar dari suatu transaksi yang secara
potensial menguntungkan, yang secara normal menghasilkan keuntungan bagi organisasi.
3. Penggelapan (embezzlement), yang ditandai oleh penyalahgunaan uang atau harta, dan
pemalsuan catatan keuangan untuk menutup tindakan, dengan demikian membuat deteksi
sulit dilakukan.

4. Penyembunyian (concealment) yang disengaja atau penyajian yang salah dari kejadian


atau data.

5. Klaim yang diajukan untuk jasa dan barang yang sebenarnya tidak diberikan kepada
organisasi.

Etik Profesi Akuntan

Dalam menjalankan tugas profesionalnya, salah satu layanan yang diberikan oleh akuntan publik
adalah melakukan pemeriksaan laporan keuangan agar bisa digunakan oleh pihak-pihak yang
memiliki kepentingan. Saat melakukan pemeriksaan ini, akuntan perlu selalu mengacu pada tiga
aspek penting, yaitu: norma pemeriksaan akuntan, prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia,
serta kode etik profesi. Norma pemeriksaan akuntan menjadi patokan untuk menilai kualitas
pekerjaan akuntan. Prinsip akuntansi Indonesia digunakan sebagai standar untuk mengevaluasi
laporan keuangan yang sedang diperiksa. Akuntan juga harus menghormati kode etik profesi
agar layanannya bisa dipertanggungjawabkan dan mendapatkan kepercayaan dari masyaraka

Auditor Sebagai Saksi Ahli

Seorang auditor forensik bisa menjadi saksi ahli di pengadilan. Auditor Forensik yang berperan
sebagai saksi ahli bertugas memaparkan temuan-temuannya terkait kasus yang dihadapi.
Tentunya hal ini dilakukan setelah auditor menganalisa kasus dan data-data pendukung untuk
bisa memberikan penjelasan di muka pengadilan.

B. Daftar Pustaka

Arens, A. Alvin, Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. 2016. Auditing and Assurance Service.
Jilid 1. Edisi 16. Person Global Edition : United States and Canada.

Boynton, Johnson, and Kell. 2003. Modern Auditing. Jakarta: Erlangga.

Singleton, T.W. et al. (2010), Fraud Auditing & Forensic Accounting , 4th . edition, John Wiley
& Sons, Inc..
https://accounting.binus.ac.id/2015/09/23/contoh-temuan-dalam-audit-kecurangan/

You might also like