IP PLAN WWF - PT ABT - V.3 (1) RBT

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 23

Indigenous People

Plan (IP Plan)


Bukit Tigapuluh Landscape
Deliverable 6

Prepared for:
WWF INTERNATIONAL

SEPTEMBER 9

KKI WARSI & PT PRANA PERSADA BUANA

1
Daftar Isi
1. Langkah dan Strategi Pengembangan Masyarakat Adat..............................................................3
1.1 Information Disclosure..........................................................................................................3
1.1.1 Proposed Type of Information to be Disclosure related to IP Plan................................3
1.1.2 Proposed Metode of Information to be Disclosure Related to IPP................................4
1.2 Strategi Pengembangan Masyarakat Adat di Lokasi Proyek.................................................5
2. Mekanisme Penanganan Keluhan..............................................................................................12
3. Peningkatan Kapasitas................................................................................................................12
4. Monitoring dan Evaluasi.............................................................................................................12
5. Resources and Responsibilities...................................................................................................13
5.1 Kebutuhan Pengadaan........................................................................................................21
5.2 Anggaran.............................................................................................................................21
6. Reporting....................................................................................................................................22
7. Custodian....................................................................................................................................22

2
1. Langkah dan Strategi Pengembangan Masyarakat Adat
1.1 Information Disclosure
Keterbukaan akses informasi merupakan aspek yang sangat mendasar untuk diselenggarakan bagi
setiap inisiatif atau proyek yang melibatkan dan/atau berdampak bagi publik. Dalam konteks
proyek WWF melalui PT ABT, hal ini menjadi bagian penting dalam memperkuat sarana mitigasi
dan strategi yang terkait dengan IP Plan ini untuk mengatasi beberapa isu dan kesenjangan yang
muncul dari masyarakat adat. 1
Di tingkat manajemen proyek hal ini juga akan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
penyelenggaran proyek dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat adat terdampak proyek
dan mencegah resiko misinformasi yang dapat menimbulkan ketegangan dan konflik baru.
Disamping itu, keterbukaan informasi juga bermanfaat untuk mendapatkan umpan balik di setiap
tahapan proyek dari masing masing stakeholder sehingga manajemen proyek dapat melakukan
penyesuain dan koreksi sepanjang pelaksanaan proyek.
Dalam penyusunan keterbukaan informasi ini, preferensi dari masyarakat adat terdampak proyek
dinilai secara hati-hati untuk mendorong partisipasi, transparansi dan inklusi sosial yang lebih luas.
Untuk itu, dalam pelaksanaan proyek yang terkait dengan IP Plan ini, maka pelaksana yang
ditunjuk manajemen proyek harus mendokumentasikan seluruh proses pelaksanaan proyek
dengan baik dan mengungkapkannya kepada masyarakat adat terdampak proyek dan informasi
yang diungkapkan haruslah disediakan dalam format Bahasa Indonesia dan Bahasa Lokal
masyarakat adat setempat. Adapun informasi publik terkait pelaksanaan proyek harus
disebarluaskan menggunakan sarana-sarana efektif yang dapat diakses secara langsung oleh
masyarakat adat. Informasi tersebut harus disebarluaskan diantaranya melalui komunikasi
langsung atau pertemuan tatap muka. Sarana dan akses informasi harus disediakan melalui pusat
informasi yang disediakan oleh WWF dan harus memperhatikan akses dan jarak lokasi dari
keberadaan masyarakat untuk menjangkau pusat inormasi yang disediakan. Informasi juga
disajikan dalam bentuk brosur, newsletter, leaflet, maupun poster.

1.1.1 Proposed Type of Information to be Disclosure related to IP Plan


Jenis informasi publik yang diungkapkan yang terkait dengan IPP harus dibuka luas dan meliputi
informasi proyek diseluruh tahapan yakni mulai dari tahap perencanaan proyek dan implementasi
proyek yang mencakup seluruh informasi terkait perkembangan kemajuan selama implementasi
proyek, dan informasi publik paska implementasi proyek WWF di landskape. Adapun jenis
informasi publik kegiatan WWF di landskap yang harus diungkapkan dan disebarluaskan kepada
para pihak dan masyarakat luas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Table 1. Type of Information to be Disclosure

N Jenis Informasi Publik yang Diungkapkan


o
1 Proposal/Deskripsi proyek dan kontribusi positifnya terhadap lingkungan, sosial, pembangunan dan
ekonomi
2 ESSF –WWF

1
Meski demikian, situasi sosial-politik akan menjadi pertimbangan bagi manajemen proyek dalam mendorong akses keterbukaan
informasi publik untuk mengurangi risiko konsekuensi sosial, simpang siur informasi, dan implikasi sosial lainnya yang mungkin
terjadi dalam konteks implementasi proyek WWF di landskape.

3
3 ESMF (ringkasan mitigasi dan resiko proyek)
4 Dokumen Izin Konsesi Restorasi Ekosistem PT.ABT
5 Dokumen Hasil Penilaian Dampak Lingkungan dan Sosial (AMDAL/UKL-UPL) PT.ABT
6 Dokumen RKU – RKT PT.ABT
7 Dokumen UKL – UPL PT.ABT
8 Dokumen NKK
9 Grievance Redress Mechanism (GRM)
10 Management Structure of PT ABT
11 Stakeholder Engangement Plan (SEP)
12 Project implementation progress
13 Laporan Semester
14 Laporan Tahunan
15 CSR
16 Program terkait proyek pada masyarakat adat terkena dampak
17 Laporan kemajuan tentang program kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat adat
18 Laporan keberlanjutan (sustainabilty report)
19 Laporan Penanganan Keluhan (GRM Report)
20 Non-technical summary documents and reports.

Some documents may cause confusion for indigineous people community to understand the
information in them because the thickness of the document or the presentation of information in
the document requires a "special way" to understand it. The essence of information disclosure is
that stakeholders get information from every project scope effectively and easily. So, the
information intended in this SEP document is not absolute or must be in the form of a complete
document but may be in the form of a summary containing the essence of the document. In
essence, the information disclosed must be presented clearly and easily understood so that
stakeholders can easily understand and analyze the information contained in it.

1.1.2 Proposed Metode of Information to be Disclosure Related to IPP


Sejumlah metode penyebarluasan informasi yang terkait dengan IPP ini akan digunakan sebagai
alat komunikasi dengan masyarakat adat terdampak yang telah diidentifikasi dan dianalisis
berdasarkan ESIA report. Metode penyebarluasan informasi ini juga disesuaikan dengan
karakteristik landskap dan perkembangan dinamika situasi kontemporer di landskap dimana WWF
melalui PT ABT mengimplementasikan projeknya. Adapun metode penyebarluasan informasi yang
akan digunakan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Table 2. Proposed Metode of Information to be Disclosure
No Metode Penyebarluasan Informasi
1 Pertemuan tatap muka
2 Fasilitasi/Asistensi masyarakat
3 Focus Group Discussion
4 Konsultasi publik
5 Wawancara

4
6 Survei dan kuesioner (penilaian kepuasan penerima manfaat)
7 Pertemuan formal tertutup;
8 Papan informasi public
9 Pengumuman melalui mas media
10 Buletin
11 Newspapers
12 Radio
13 Brochures, leaflets, calender

1.2 Strategi Pengembangan Masyarakat Adat di Lokasi Proyek


Beberapa isu atau keprihatinan dari masyarakat adat telah diidentifikasi selama kunjungan
lapangan dan telah dianalisis dan dituangakan dalam ESIA dan ESMF. Bagian ini menjelaskan
beberapa langkah dan strategi yang dapat diadopsi manajemen proyek untuk mengatasi beberapa
isu dan kesenjangan yang muncul dari masyarakat adat untuk meningkatkan manfaat proyek bagi
masyarakat adat di lokasi proyek (dilihat dalam Tabel 3 : Strategi Pengembangan Masyarakat
Adat di Lokasi Proyek)

5
Table 3 : Strategi Pengembangan Masyarakat Adat di Lokasi Proyek

Risk (from Risk Risk Mitigation


Affected People Strategy Action Plan
Assessment in Rating Measures
ESIA)
Loss of customary  Talang High  Map and verify Memastikan hak-hak  Melakukan komunikasi dan dialog dengan masyarakat adat untuk mendapatkan
land (cultural Mamak in tenurial rights masyarakat adat informasi indikatif terkait keberadaan titik lokasi (cultural values) of Orang
values) of Talang Semerantiha of Orang Rimba Orang Rimba dan Rimba /Orang Rimba, such as tanah pasoron, pranaon, benuaron;
Mamak and Orang n; and communities Talang Mamak atas  Melakukan survey dan kajian HCV/HCS pada lokasi indikatif (cultural values) of
Rimba such as  Orang Rimba (e.g., using lahan adatnya Orang Rimba /Orang Rimba, such as tanah pasoron, pranaon, benuaron dengan
tanah pasoron, (Bujang online map (cultural values) tidak melibatkan partisipasi masyarakat adat ;
pranaon, benuaron Rancak & developed by terlanggar sesuai  Konsultasi, FGD dengan para pihak (Pemerintah, Masyarakat, CSO) terkait hasil
Bujang Kabut AMAN), and ketentuan hukum survey dan kajian HCV/HCS pada lokasi indikatif (cultural values) of Orang
groups) consulting with nasional yang berlaku Rimba /Orang Rimba, such as tanah pasoron, pranaon, benuaron
NGOs such as
OriK;  Penetapan areal HCV/HCS (cultural values) of Orang Rimba /Orang Rimba, such
as tanah pasoron, pranaon, benuaron berdasarkan hasil kajian dan konsultasi
 Spatial plan of
para pihak
the landscape
and PT ABT  Melakukan kajian/riset antropologis etnografi mendalam dengan melibatkan
concession ahli terkait asal-usul dan sistem pengelolaan dan pemanfaatan hutan menurut
considers the adat dan kebudayaan masyarakat adat Orang Rimba dan Talang Mamak di lokasi
known cultural proyek untuk menentukan karkteristik dan kriteria pemanfaatan ruang hutan
values of land; menurut kebudayaan Orang Rimba dan Talang Mamak gunan menentukan
apakah Orang Rimba dan Talang Mamak mengenal dan menggunakan konsep
 Participatory
“hutan adat” dan menetap atau tidak.
program
planning to  Lakukan identifikasi, asesmen, analisis serta verifikasi terkait status keberadaan
allow masyarakat adat dan klaim wilayah adatnya di konsesi PT ABT berdasarkan PP
identification Nomor 23 Tahun 2021 jo Permen LHK Nomor 9 Tahun 2021 jo Permendagri
of cultural Nomor 52 Tahun 2014 untuk menetukan status dan kriteria masyarakat adat di
heritage; and lokasi proyek apakah mememuhi atau tidak dengan kriteria sebagai Masyakarat
Hukum Adat berdasarkan ketentuan hukum nasional yang ada ;
 Implement
Chance Find  Berkordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi dan Panitia Pengakuan
Procedures. dan Perlindungan Masyatakat Hukum Adat Kabupaten Tebo dalam melakukan
identifikasi, asesmen, verifikasi dan validasi terkait status keberadaan
masyarakat adat dan klaim wilayah adatnya di konsesi PT ABT untuk mentukan
status dan kriteria masyarakat adat di lokasi proyek apakah mememuhi atau

6
Risk (from Risk Risk Mitigation
Affected People Strategy Action Plan
Assessment in Rating Measures
ESIA)
tidak dengan kriteria sebagai Masyakarat Hukum Adat berdasarkan ketentuan
hukum nasional yang ada ;
 FGD dan konsultasi publik hasil penelitian asesmen, analisis serta verifikasi
terkait status keberadaan masyarakat adat dan klaim wilayah adatnya di konsesi
PT ABT berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 2021 jo Permen LHK Nomor 9 Tahun
2021 jo Permendagri Nomor 52 Tahun 2014;
 Jika hasil penelitian yang telah dikonsultasikan menunjukan bahwa masyarakat
adat di lokasi proyek (Orang Rimba dan Talang Mamak) tidak memenuhi kriteria
sebagai MHA berdasarkan ketentuan hukum nasional (e.g: PP Nomor 23 Tahun
2021 jo Permen LHK Nomor 9 Tahun 2021 jo Permendagri Nomor 52 Tahun 2014
), maka manejemen proyek mendorong/meminta Panitia Masyarakat Adat
Kabupaten Tebo untuk mengeluarkan hasil identifikasi, validasi melalui Berita
Acara;
 Jika hasil identifikasi, verifikasi dan validasi yang dilakukan bersama Pantia
Pengakuan dan Perlindungan MHA Kabupaten Tebo menunjukan bahwa
masyarakat adat di lokasi proyek tidak memenuhi persyaratan sebagai MHA,
manajemen proyek disarankan tetap mengalokasikan wilayah penghidupan bagi
masyarakat adat Orang Rimba melalui skema Perhutanan Sosial (Kemitraan
Kehutanan) sesuai ketentuan yang berlaku ;
 Sebaliknya jika hasil penelitian yang telah dikonsultasikan menunjukan bahwa
masyarakat adat di lokasi proyek (Orang Rimba maupun Talang Mamak)
memenuhi kriteria sebagai MHA berdasarkan ketentuan hukum nasional (PP
Nomor 23 Tahun 2021 jo Permen LHK Nomor 9 Tahun 2021 jo Permendagri
Nomor 52 Tahun 2014 ), dan Panitia Masyarakat Adat Kabupaten Tebo telah
mengeluarkan hasil identifikasi, validasi melalui Berita Acara yang menyatakan
Orang Rimba dan Talang Mamak memenuhi syarat sebagai MHA, maka
manejem proyek berkordinasi lebih lanjut dengan Panitian Pengakuan dan
Perlindungan MHA Kabupaten Tebo, KLHK dan Pemerintah Kabupaten Tebo ;
 Jika MHA menemui kebuntuan, maka Desa Adat bisa menjadi pilihan alternative
pengakuan hukum untuk komunitas. Desa Adat persyaratan hukum dan kriteria
komunitas untuk menjadi Desa Adat juga tergolong ringan.
 Kegiatan tata batas izin konsesi untuk mengeluarkan hutan adat masyarakat adat

7
Risk (from Risk Risk Mitigation
Affected People Strategy Action Plan
Assessment in Rating Measures
ESIA)
yang telah ditetapkan (berdasarkan hasil identifikasi, verifikasi dan validasi
pantiia MHA);
 Diseminasi GRM
Access to Dusun  Talang High  Fix the road to  Memfasilitasi Akses Jalan :
Semerantihan Mamak in Semerantihan, perbaikan akses  Tim legal menyiapkan analisis hukum (legal opini) terkait aspek hukum
(Talang Mamak) is Semerantiha and set up jalan menuju pembangunan jalan dalam kawasan hutan sebagai dasar dalam menentukan
damaged, limiting n; and budget dusun upaya pembenahan akses jalan menuju dusun Semerantihan ;
their access to  Orang Rimba (financing Semerantihan
 Berkoridinasi dengan Pemerintah Desa Suo Suo dan Pemerintah Daerah
public health and (Bujag Kabut mechanism) to  Memfasilitasi Kabupaten Tebo terkait perbaikan jalan menuju dusun Semerantihan dan
services. In some and Bujang maintain good masyarakat adat peluang dukungan dana desa ;
cases this lead to Rancak road condition; untuk
road blocking;  Berkonsultasi dengan masyarakat adat untuk meminta masukan dan tanggapan
groups)  Registration of mendapatkan
mereka terkait akses jalan menuju dusun Semerantihan.
indigenous layanan hak dasar
people yang inklusif  Berkonsultasi dengan KLHK, Dinas Kehutanan Jambi terkait ketentuan prosedur
participating in seperti kesehatan, aturan pembangunan jalan dalam kawasan hutan untuk mendapatkan
the program / administrasi gambaran dan arahan yang berarti terkait perbaikan jalan menuju dusun
partnership; kependudukan Semerantihan agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;
(Kartu Keluarga  Sosialisasi kepada masyarakat adat terkait hasil analisis dan hasil konsultasi
dan Kartu Tanda dengan KLHK terkait ketentuan prosedur aturan pembangunan jalan dalam
Penduduk), kawasan hutan izin konsesi dan memaparkan pilihan pilihan yang ada yang
pendidikan yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku ;
sesuai dengan jati  Mengalokasikan anggaran perbaikan jalan secara berkala dengan
diri kebudayaan memperhatikan syarat dan ketentuan hukum yang berlaku ;
mereka melalui
 Bersama masyarakat adat Talang Mamak bergotong royong untuk memperbaiki
pemberdayaan,
jalan menuju dusun Semarantihan ;
dialog kebijakan,
peningkatan  Kembangkan prosedur survey berkala kondisi jalan menuju dusun
kapasitas, Semerantihan ;
kolaborasi/kerjasa
ma dengan para Kesehatan :
pihak seperti CSO,
Kordinasi dengan Pemda Tenaga kesehatan dan pos pelayanan/posayana
Pemerintah
kesehatan, dukungan bupati.
Daerah,

8
Risk (from Risk Risk Mitigation
Affected People Strategy Action Plan
Assessment in Rating Measures
ESIA)
Pemerintah desa  Mempertahankan dan mengintensifkan fasilitasi layanan kesehatan dan
dan Dinas Terkait pengobatan gratis langsung (mobile) di lokasi masyarakat adat dengan cara
atau instansi meningkatkan alokasi personil fasilitator kesehatan (dokter/bidan) dari 1 orang
layanan teknis menjadi 4 orang fasilitator kesehatan (dokter/bidan) dan tingkatkan volume
layanan pengobatan gratis langsung di lokasi masyarakat adat dari 1 kali
sebulan menjadi 1 kali seminggu
 Audiensi, koordinasi dan lobby kepada Pemerintah daerah, pemerintah desa,
dan pihak lainnya untuk mendapatkan dukungan dalam mendorong layanan
kesehatan bagi orang rimba dan talang mamak ;
 Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan setempat untuk mengintensfikan
fasilitasi layanan kesehatan dan pengobatan gratis kepada masyarakat adat
melalui kerjasama (MOU/PKS) jangka panjang dengan Dinas Kesehatan
setempat untuk fasilitasi layanan kesehatan dan pengobatan mobile kepada
masyarakat adat termasuk memfasilitasi masyarakat adat untuk mendapatkan
asuransi kesehatan gratis dari Pemerintah.
 Bentuk layanan unit tanggap darurat untuk merespon kondisi situasi darurat
bagi masyarakat adat yang menderita sakit parah dan harus mendapatkan
respon cepat untuk mendapatkan pertolong pertama
 Alokasikan satu (jika memungkinkan 2 unit) unit mobil ambulans khusus untuk
mendukung mobilitas layanan tanggap darurat pertolongan pertama terhadap
masyarakat adat yang mengalami kondisi sakit parah.
 Memberikan pelatihan kepada dukun atau bidan local untuk menolong
persalinan yang baik dan higienis, terutama untuk pelayanan darurat kelahiran
dan menekan angka kematian di komunitas.
 Pengadaan satu unit mobil ambulans khusus untuk mendukung mobilitas
layanan gawat darurat pertolongan pertama terhadap masyarakat adat yang
mengalami kondisi sakit parah dalam keadaan darurat bisa dialokasikan dari
CSR perusahaan PT ABT atau dari budget aktifitas.
 Lakukan serangkaian kegiatan sosialisasi dan edukasi terkait PHBS dan
Pencegahan penyakit menular di lokasi masyarakat adat dengan melibatkan
Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan setempat;
 Sosialisasi tentang kesehatan reproduksi kepada perempuan Orang Rimba dan

9
Risk (from Risk Risk Mitigation
Affected People Strategy Action Plan
Assessment in Rating Measures
ESIA)
Talang Mamak serta perwakilan perempuan dari Desa lokasi Orang Rimba dan
Talang Mamak.
 Lakukan serangkaian kegiatan edukasi dan pelatihan terkait tata cara
pertolongan pertama terhadap pasien kondisi darurat kepada masyarakat adat
di lokasi proyek adat dengan melibatkan Puskesmas, Rumah Sakit dan Dokter
Spesialis serta Dinas Kesehatan setempat;
 Fasilitator Kesehatan menyusun dan memperbarui daftar keluhan dan penyakit
masyarakat adat secara berkala setiap 1 kali dalam 4 bulan sebagai bahan
analisis dalam melihat trend penyakit yang dialami masyarakat adat yang akan
berguna dalam menyusun kebijakan dan rencana kegiatan layanan kesehatan
jangka menengah dan jangka panjang serta penyediaan obat-obatan;
 Mengembangkan sistem kader kesehatan yang berasal dari komunitas, untk
membantu menghubungkan naggota komunitas ke pelayanan public, terutama
saat staf fasilitator tidak berada di lapangan.

Kependudukan
 Mendorong pemerintah daerah, pemerintah desa dan pihak terkait lainnya
untuk memfasilitasi pembuatan identitas legal (KIA, akta kelahiran, KK KTP,
surat nikah) dan memasukan data Orang Rimba dan Talang Mamak masuk ke
dalam sitem DTKS ;
 Penyusunan Database Orang Rimba dan Talang Mamak berbasis data pilah
gender ;
 FGD dengan Para Pihak untuk penyusunan Database dan penyampaian Hasil
Database Final ;
 Advokasi Usulan DTKS kepada Pemerintah Desa dan Dinsos Kabupaten
setempat dengan melibatkan masyarakat adat Orang Rimba dan Talang Mamak
;
 Audiensi, koordinasi dan lobby kepada Pemerintah daerah, pemerintah desa,
dan pihak lainnya untuk mendapatkan dukungan layanan kependudukan bagi
orang rimba dan talang mamak ;

10
Risk (from Risk Risk Mitigation
Affected People Strategy Action Plan
Assessment in Rating Measures
ESIA)
 Bekerjasama dengan Dinas Sosial setempat untuk mengintensfikan fasilitasi
layanan kependudukan kepada masyarakat adat melalui kerjasama (MOU/PKS)
jangka panjang.

Pendidikan :
 Melakukan kordinasi dengan dinas pendidikan untuk penambahan fasilitas
pendidikan di Talang Mamak dan Orang Rimba. Ini diperlukan agar bersinergi
dengan rencana Bupati yang telah merencanakan perbaikan sekolah dan
penambahan guru. Bupati juga akan meningkatkan peran gedung sekolah
menjadi Sekolah Satu Atap. Hal ini berarti aka nada pendidikan tingkat SMP di
gedung yang sama setelah dilakukan pengembangan. Kordinasi ini sangat
dibutuhkan agar pemberian dukungan menjadi program yang saling
melengkapi di komunitas.
 Mengintensifkan fasilitasi layanan pendidikan (kelas jauh) di lokasi masyarakat
adat dengan cara meningkatkan alokasi personil fasilitator pendidikan (guru)
dari 1 orang menjadi 4 orang
 Audiensi, koordinasi dan lobby kepada Pemerintah daerah, pemerintah desa,
dan pihak lainnya untuk mendapatkan dukungan dalam mendorong layanan
pendidikan bagi orang rimba dan talang mamak ;
 Bekerjasama dengan Dinas Pendidikan setempat untuk mengintensfikan
fasilitasi layanan pendidikan kepada masyarakat adat melalui kerjasama
(MOU/PKS) jangka panjang dengan Dinas Pendidikan setempat.
 Mendorong pengembangan kurikulum muatan local berupa program
pendidikan lingkungan yang memuat: kearifan local, adat berkaitan
pengelolaan hutan, pemanfaatan HHBK, konflik satwa, pencegahan kebakaran,
dan lain-lain.
 Kembangkan program beasiswa kepada peserta didik dari masyarakat adat dari
tingkat SD, SMP hingga Perguruan Tinggi. Pemberian beasiswa dikordinasikan
dengan Dinas Pendidikan setempat sehingga tidak tumpang tindih dan tepat
sasaran.

11
Risk (from Risk Risk Mitigation
Affected People Strategy Action Plan
Assessment in Rating Measures
ESIA)
Forest patrol  Talang High  Provide  Penyadartahuan  Mebangun kesepakatan dan aturan bersama antara Komunitas Adat dengan
activities limit Mamak in identification dan penigkatan perusahaan tentang pemanfaatan sumber daya tradisional oleh komunitas.
Indigenous Semerantiha to differentiate kapasitas  Mebangun penerapakan sistem hukum adat jika terdapat pelanggaran oleh
Peoples’ access to n; and program masyarakat adat anggota komunitas atas kesepakatan bersama.
hunting gathering participants  Melakukan sosialisasi dan penjelasan yang komprehensif terkait kegiatan patrol
 Orang Rimba  Meningkatkan
ground, so they are (Bujang with illegal partisipasi  PT ABT perlu memahami sistem adat talang mamak dalam pengelolaan
unable to perform Kabut and activities; and masyarakat adat perladangan.
livelihood and Bujang  Allow access dalam  Menyiapkan skema kompensasi ganti rugi yang dibakukan dalam kebjakan dan
subsistence Rancak for mengembangkan SOP perusahaan, alokasi budget PT ABT untuk kompensasi ini
activities groups) collaborating SOP patroli yang  Kembangkan SOP patroli yang memperhatikan aspirasi, prefrensi dan
indigenous memperhatikan kehawatiran masyarakat adat dengan cara melibatkan masyarakat adat di lokasi
people with kekhawatiran proyek melalui serangkai kegiatan konsultasi, FGD dan workshop
terms and dan preferensi  Berkordinasi dengan Pemerintah Dusun, pimpinan adat dalam melakukan
conditions masyarakat adat kegiatan patrol.
(stipulated in  Diseminasi GRM
 Memasukkan  Peningkatan kapasitas masyarakat adat Orang Rimba dan Talang Mamak dalam
the mekanisme
collaboration budidaya pertanian dan kerajinan
konsultasi rutin
agreement).  Fasilitasi dukungan budidaya tanaman dan pengembangan kerajinan
dengan
 Membangun koordinasi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah, pemerintah
masyarakat adat
desa, perusahaan dan pihak lainnya terkait dengan dukungan budidaya
dalam kegiatan
pertanian, kerajinan dan akses pasar bagi produk dan komoditi yang
patroli
dikembangkan masyarakat adat
 Pemberdayaan  Lakukan kajian potensi ekonomi alternatif bagi masyarakat adat Orang Rimba
ekonomi dan Talang Mamak
alternatif  Konsultasi atau FGD tentang kajian potensi ekonomi dengan para pihak
termasuk OPD, Pemdes dan CSO lainnya yang bergerak pada pendampingan
masyarakat adat Orang Rimba dan Talang Mamak
 Lobi dan advokasi kepada Dinas terkait tentang peluang dukungan
pengembangan ekonomi dan peningkatan kapasitas berdasarkan hasil kajian
potensi ekonomi bagi masyarakat adat Orang Rimba dan Talang Mamak

12
2. Mekanisme Penanganan Keluhan
GRM dikembangkan untuk menjelaskan prosedur dan mekanisme untuk memperbaiki keluhan
dan pengaduan dari komunitas masyarakat adat yang terkena dampak proyek. GRM yang
dikembangkan seadaptif mungkin menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat adat
di lokasi proyek sehingga GRM yang dikembangkan proyek benar benar kontekstual dan dapat
diakses secara layak oleh masyarakat adat. Untuk itu, mekanisme Penanganan Keluhan yang
dikembangkan untuk proyek juga akan diterapkan pada IPP ini. Adapun detail tentang GRM saat
ini sedang dikembangkan oleh FZS/KFW dan akan menjadi bagian tidak terpisahkan dengan
dokumen ESMF dan dokumen IPP ini.

3. Peningkatan Kapasitas
Bagian ini memberikan langkah atau panduan bagi manajemen proyek untuk memperkuat
kemampuan hukum, sosial, komunikasi, dan teknis dari manajemen proyek untuk mengatasi
masalah masyarakat adat di wilayah proyek. Peningkatan kapasitas yang terkait dengan
implementasi IPP ini harus dilakukan di tingkat manajemen proyek. Adapun peningkatan kapasitas
yang akan dilakukan yang terkait dengan implementasi IPP ini setidaknya harus menyentuh dan
mencakup 4 (empat) komponen safeguard WWF diantaranya Kebijakan WWF terkait
Perlindungan Masyarakat Adat dan Resettlement, ESMF, FPIC dan GRM. Aspek utama dalam
peningkatan kapasitas terkait safeguard ini harus mampu menginternalisasikan setidaknya
beberapa elemen atau unsur utama yang dapat diukur diantaranya seperti; 1. Isi dan subtansi
setiap dokumen safeguard serta cara mengimplementasikannya. 2. Pengaturan kelembagaan
khususnya pembagian peran dan tanggung jawab. 3. Tim proyek memahami dan mampu
mengimplementasikan konsultasi publik dengan pendekatan FPIC. 4. Manajemen proyek
memahami dan mampu mengimplementasikan Prosedur Penanganan Keluhan (GRM). 5.
Persyaratan untuk pemantauan dan pelaporan. Peningkatan kapasitas ini juga harus diikuti
dengan kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas sejenis yang relevan seperti pelatihan resolusi
konflik, pelatihan teknik dan strategi fasilitasi masyarakat, pengetahuan manajemen/staf proyek
tentang Social Forestry. Sedangkan metode dan bentuk peningkatan kapasitas dapat disesuaikan
dengan kapasitas dan kebutuhan proyek.

4. Monitoring dan Evaluasi


Sebagaimana halnya dengan SEP, implementasi IPP juga merupakan bagian inti dari
penyelenggaraan proyek WWF di landskape. Untuk itu, maka Monitoring dan Evaluasi
impelementasi IPP akan menjadi bagian dari mekanisme Monitoring dan Evaluasi (Monev) proyek
WWF secara umum dan berada dibawah tanggungjawab otoritas Manajemen Proyek pada kantor
WWF Indonesia. Penyelenggaraan kegiatan Monitoring dan Evaluasi IPP harus melibatkan
masyarakat adat yang terkena dampak dalam memantau dampak proyek yang diantisipasi dan
langkah-langkah pengelolaan yang dilaksanakan selama implementasi. Hal ini mempertimbangkan
kemungkinan jika terdapat risiko atau langkah strategi maupun tindakan mitigasi yang diharapkan
dan telah direncanakan sebelumnya dalam IPP ini mungkin tidak seefektif yang telah diantisipasi
atau diharapkan sebelumnya. Sehingga keterlibatan masyarakat adat yang terkena dampak dalam
kegiatan Monitoring dan Evaluasi sangat penitng untuk menilai sejauh mana langkah-langkah
mitigasi dan rencana pengembangan masyarakat adat yang diterapkan mampu mencegah dampak
dan resiko yang diidentifikasi serta mampu meningkatkan manfaat proyek bagi masyarakat adat.
Hal ini juga berguna untuk mengidentifikasi langkah-langkah alternatif apabila terdapat kegagalan
dalam pelaksanaan IPP. Khusus untuk evaluasi pelaksanaan IPP, manajemen proyek pada kantor

13
WWF Indonesia direkomendasikan melakukannya minimal setiap tahun sekali (1 kali dalam
setahun).

5. Resources and Responsibilities


Pelaksanaan IPP ini diselenggarakan oleh unit manajemen proyek WWF melalui PT ABT. Adapun
pembagian peran dan tanggungjawab pelaksanaan IPP dilaksanaka sesuai pembagian peran dan
tanggungjawab di bawah ini.
Figure 1. Struktur Penanggungjawab dan Pelaksana IPP PT. Alam Bukit Tiga Puluh

14
Table 4 : Recommendation for IP Plan tasks within PT ABT structure

IP Plan Task
Structure
R=Responsible A=Accountable C=Consult S=Support I=Informed
Director of PT ABT √
General Manager √ √
Communication and √
Partnership Manager
Communication Staf √
Stakeholder Engagement Staf √
Operational Manager √
Partnership Coordinator √
Forest Planing, Monitoring √
and Reporting Coordinator
Mapping and Research √
Coordinator
NTFP and Bussines √
Coordinator
Legal Staf √
GRM Staf √
Community Development √
Facilitator
Health Facilitator √
Educational Facilitator √
Protection and Patrol √
Manager
Commander √
Block I Coordinator √
Block II Coordinator √
Forest Fire Ranger √
Coordinator

Table 5. Peran dan Tanggungjawab Pelaksanaan Program IP Plan PT. Alam Bukit Tiga Puluh

Structureition Roles and Responsibilities


Director of PT ABT 1. Organize company policies and strategies for safeguard Implementation
2. Organize a mechanism for monitoring and evaluation of safeguard
implementation in block i and block ii (this includes coordination of risk
mitigation actions with implementation of activities by other entities)
3. Adjust budgeting to the implementation of the indigenous people plan.
General Manager 1. Memberikan arahan dan masukan kepada Manager Operasional dalam
merencanakan, mengusulkan dan mengimplementasikan program
pengembangan masyarakat adat sesuai dengan Rencana Kerja & Anggaran
serta tujuan dan kebijakan proyek
2. Memobilisasi sumber daya untuk membantu Manager Operasional

15
Structureition Roles and Responsibilities
memenuhi tujuan kegiatan pelibatan pemangku kepentingan
3. Monitor and evaluate the implementation of the indigenous people plan
4. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan IP Plan kepada
Direktur PT.ABT
Communication and 1. Membantu Manager Operasional melaksanakan program kegiatan
Partnership Manager pengembangan masyarakat adat
2. Membantu Manager Operasional mengembangkan program pengembangan
masyarakat adat
3. Memobilisasi sumber daya proyek untuk membantu Manager Operasional
memenuhi tujuan kegiatan IP Plan
4. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi peluang kemitraan baru
dengan masyarakat adat
5. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi dan memantau dampak
dan potensi risiko proyek terhadap pemangku kepentingan yang terdampak
kegiatan proyek
6. Membantu Manager Operasional memperbarui informasi database
masyarakat adat dan daftar komitmen pemangku kepentingan masyarakat
adat.
7. Bekerjasama dengan Manager Operasional dan tim M&E proyek untuk
mengidentifikasi kemajuan, indikator, dan hasil kegiatan IP Plan sesuai dengan
rencana kerja proyek
Stakeholder Engagement 1. Dengan pengarahan dari Manager Komunikasi dan Kemitraan membantu
Staf Manager Operasional melaksanakan dan mengembangkan program kegiatan
pengembangan masyarakat adat
2. Dengan pengarahan dari Manager Komunikasi dan Kemitraan membantu
Manager Operasional mencatat dan mendokumentasikan kegiatan
pengembangan masyarakat adat
3. Menyusun laporan berkala tentang kegiatan pengembangan masyarakat adat
dan melaporkannya kepada Manager Operasional
4. Dengan asistensi dari Manager Komunikasi dan Kemitraan membantu
Manager Operasional mengembangkan dan mempertahankan database
masyarakat adat
5. Facilitate meaningful consultation with the PAP, including FPIC where
applicable
6. Documenting consultation stakeholder engagement (and FPIC) processes with
the PAP
7. Support GRM (managing grievances submission from Partnership
Coordinators Block I and II, and support formulation of grievance resolution at
management level
8. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi peluang kemitraan baru
dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat terdampak proyek lainnya
9. Mengikuti peningkatan kapasitas yang terkait dengan pelaksanaan IP Plan
10. Dengan pengarahan dan asistensi dari Manager Komunikasi dan Kemitraan
membantu Manager Operasional berkomunikasi dan berkordinasi dengan
stakeholder terkait (pemerintah, NGO, swasta) dalam rangka pelaksanaan IP
Plan
11. Bekerjasama dengan tim M&E proyek untuk mengidentifikasi kemajuan,
indikator, dan hasil sesuai dengan rencana kerja proyek
12. Menjalankan tugas dan kegiatan lain yang ditugaskan oleh Manager
Operasional dalam rangka program kegiatan pengembangan masyarakat adat
untuk mencapai tujuan organisasi/proyek
Communication Staf 1. Dengan pengarahan dari Manager Komunikasi dan Kemitraan membantu
Manager Operasional melaksanakan dan mengembangkan program kegiatan
pengembangan masyarakat adat
2. Dengan pengarahan dari Manager Komunikasi dan Kemitraan membantu
Manager Operasional mencatat dan mendokumentasikan kegiatan
pengembangan masyarakat adat

16
Structureition Roles and Responsibilities
3. Menyusun laporan berkala tentang kegiatan pengembangan masyarakat adat
dan melaporkannya kepada Manager Operasional
4. Menyusun dan menyiapkan informasi publik untuk disampaikan kepada
kepada pemangku kepentingan masyarakat adat
5. Dengan asistensi dari Manager Komunikasi dan Kemitraan memfasilitasi
upaya penyebaran informasi proyek kepada pemangku kepentingan
masyarakat adat
6. Membantu Manager Operasional mengembangkaan program kegiatan
pengembangan masyarakat adat (IP Plan)
7. Dengan pengarahan Manager Komunikasi dan Kemitraan bekerjasama
dengan Manager Operasional dan tim M&E proyek untuk mengidentifikasi
kemajuan, indikator, dan hasil pelaksanaan program kegiatan pengembangan
masyarakat adat (IP Plan) sesuai dengan rencana kerja proyek
8. Menjalankan tugas dan kegiatan lain yang ditugaskan oleh Manager
Komunikasi dan Kemitraan untuk membantu Manager Operasional dalam
rangka pelaksanaan program kegiatan pengembangan masyarakat adat untuk
mencapai tujuan organisasi/proyek
Operational Manager 1. To be in charge of the overall implementation of the IP Plan of PT. ABT’
2. Mengembangkan dan memelihara hubungan dengan masyarakat adat
terdampak proyek
3. Mengembangkan program IP Plan
4. Merencanakan, mengusulkan dan mengimplementasikan program
pengebangan masyarakat adat sesuai dengan Rencana Kerja & Anggaran serta
tujuan dan kebijakan proyek
5. Memantau pelaksanaan dan kemajuan program pengembangan masyarakat
adat memberikan konsultasi kepada manajemen proyek jika diperlukan.
6. Mengembangkan dan mengawasi pembaruan database masyarakat adat
terdampak proyek dan daftar komitmen pemangku kepentingan.
7. Melaporkan pelaksanaan IP Plan kepada General Manager PT.ABT
8. Memobilisasi sumber daya untuk memenuhi tujuan kegiatan pengembangan
masyarakat adat
9. Memfasilitasi upaya identifikasi peluang kemitraan baru dan sinergi dengan
stakeholder masyarakat adat tertdampak proyek lainnya
10. Bekerjasama dengan tim M&E proyek untuk mengidentifikasi kemajuan,
indikator, dan hasil sesuai dengan rencana kerja proyek
11. Supervise GRM at management level (ensuring timely response and
resolution to grievances in the GRM pipeline), or convey the grievance to the
director level if not manageable at management level;  
12. Updating database for social safeguard and GRM; and 
13. Report social safeguard and GRM implementation to PT ABT management for
monitoring and evaluation
Partnership Coordinator 1. Membantu Manager Operasional melaksanakan program kegiatan
pengembangan masyarakat adat
2. Membantu Manager Operasional mengembangkan program kegiatan
pengembangan masyarakat adat
3. Memobilisasi sumber daya proyek untuk membantu Manager Operasional
memenuhi tujuan program kegiatan pengembangan masyarakat adat
4. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi peluang kemitraan baru
dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat terdampak proyek lainnya
5. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi dan memantau dampak
dan potensi risiko terhadap pemangku kepentingan yang terdampak kegiatan
proyek
6. Membantu Manager Operasional memperbarui informasi database
masyarakat adat dan daftar komitmen pemangku kepentingan masyarakat
adat.
7. Membantu Manager Operasional memfasilitasi upaya identifikasi peluang
kemitraan baru dan sinergi dengan stakeholder berkepentingan lainnya

17
Structureition Roles and Responsibilities
8. Bekerjasama dengan Manager Operasional dan tim M&E proyek untuk
mengidentifikasi kemajuan, indikator, dan hasil kegiatan pelibatan
kepentingan sesuai dengan rencana kerja proyek
Forest Planing, Monitoring 1. Membantu Manager Operasional melaksanakan program kegiatan
and Reporting Coordinator pengembangan masyarakat adat
2. Membantu Manager Operasional mengembangkan program kegiatan
pengembangan masyarakat adat
3. Memobilisasi sumber daya proyek untuk membantu Manager Operasional
memenuhi tujuan program kegiatan pengembangan masyarakat adat
4. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi peluang kemitraan baru
dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat berkepentingan lainnya
5. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi dan memantau dampak
dan potensi risiko terhadap pemangku kepentingan masyarakat ada yang
terdampak kegiatan proyek
6. Membantu Manager Operasional memperbarui informasi database
pemangku kepentingan masyarakat adat dan daftar komitmen pemangku
kepentingan masyarakat adat.
7. Membantu Manager Operasional memfasilitasi upaya identifikasi peluang
kemitraan baru dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat
berkepentingan lainnya
8. Bekerjasama dengan Manager Operasional dan tim M&E proyek untuk
mengidentifikasi kemajuan, indikator, dan hasil kegiatan pelibatan
kepentingan sesuai dengan rencana kerja proyek
Mapping and Research 1. Membantu Manager Operasional melaksanakan program kegiatan
Coordinator pengembangan masyarakat adat
2. Membantu Manager Operasional mengembangkan program kegiatan
pengembangan masyarakat adat
3. Memobilisasi sumber daya proyek untuk membantu Manager Operasional
memenuhi tujuan program kegiatan pengembangan masyarakat adat
4. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi peluang kemitraan baru
dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat berkepentingan lainnya
5. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi dan memantau dampak
dan potensi risiko terhadap pemangku kepentingan masyarakat adat yang
terdampak kegiatan proyek
6. Membantu Manager Operasional memperbarui informasi database
pemangku kepentingan masyarakat adat dan daftar komitmen pemangku
kepentingan masyarakat adat.
7. Membantu Manager Operasional memfasilitasi upaya identifikasi peluang
kemitraan baru dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat
berkepentingan lainnya
8. Bekerjasama dengan Manager Operasional dan tim M&E proyek untuk
mengidentifikasi kemajuan, indikator, dan hasil kegiatan pelibatan
kepentingan sesuai dengan rencana kerja proyek
NTFP and Bussines 1. Membantu Manager Operasional melaksanakan program kegiatan
Coordinator pengembangan masyarakat adat
2. Membantu Manager Operasional mengembangkan program kegiatan
pengembangan masyarakat adat
3. Memobilisasi sumber daya proyek untuk membantu Manager Operasional
memenuhi tujuan program kegiatan pengembangan masyarakat adat
4. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi peluang kemitraan baru
dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat berkepentingan lainnya
5. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi dan memantau dampak
dan potensi risiko terhadap pemangku kepentingan masyarakat adat yang
terdampak kegiatan proyek
6. Membantu Manager Operasional memperbarui informasi database
pemangku kepentingan masyarakat adat dan daftar komitmen pemangku
kepentingan masyarakat adat.

18
Structureition Roles and Responsibilities
7. Membantu Manager Operasional memfasilitasi upaya identifikasi peluang
kemitraan baru dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat
berkepentingan lainnya
8. Bekerjasama dengan Manager Operasional dan tim M&E proyek untuk
mengidentifikasi kemajuan, indikator, dan hasil kegiatan pelibatan
kepentingan sesuai dengan rencana kerja proyek
Legal Staf 1. Melaksanakan program kegiatan pengembangan masyarakat adat
2. Menyiapakan segala dokumen hukum, MOU, dokumen perizinan proyek yang
diperlukan untuk kegiatan kegiatan pengembangan masyarakat adat dan
diseminasi informasi
3. Mendokumentasikan dokumen-dokumen hukum proyek yang diperlukan
untuk kegiatan pengembangan masyarakat adat
4. Menyusun policy brief dan analisis hukum berkaitan dengan pelaksanaan
program kegiatan pengembangan masyarakat adat
5. Membantu menganalisis laporan keluhan pemangku kepentingan masyarakat
adat
6. Membantu Manager Operasional mengembangkan program kegiatan
pengembangan masyarakat adat
7. Membantu Manager Operasional dan tim M&E proyek untuk mengidentifikasi
kemajuan, indikator, dan hasil program kegiatan pengembangan masyarakat
adat sesuai dengan rencana kerja proyek
GRM Staf 1. Melaksanakan program kegiatan pengembangan masyarakat adat dengan
pengarahan dari Manager Operasional
2. Dengan arahan Manager Operasional bersama staf Legal menyusun laporan
berkala tentang program kegiatan pengembangan masyarakat adat dan
melaporkannya kepada Manager Operasional
3. Membantu Manager Operasional mengembangkaan program kegiatan
pengembangan masyarakat adat
4. Mengelola implementasi GRM
5. Menelusuri dan mengidentifikasi seluruh informasi potensi risiko pemangku
kepentingan lokal atau masyarakat adat terdampak akibat kegiatan proyek
yang dilaporkan melalui mekanisme GRM
6. Mendokumentasikan dan melaporkan semua keluhan yang dilaporkan
7. Melaporkan keluhan pemangku kepentingan masyarakat adat yang
disampaikan melalui mekanisme GRM kepada Manager Operasional untuk
tindak lanjut penanganan keluhan
8. Membantu Manager Operasional dan tim M&E proyek untuk mengidentifikasi
kemajuan, indikator, dan hasil program kegiatan pengembangan masyarakat
adat sesuai dengan rencana kerja proyek
Community Development 1. Melaksanakan program kegiatan pengembangan masyarakat adat dengan
Facilitator pengarahan dari Manager Operasional
2. Mencatat dan mendokumentasikan program kegiatan pengembangan
masyarakat adat
3. Menyusun laporan berkala tentang program kegiatan pengembangan
masyarakat adat khususnya yang melibatkan komunitas masyarakat adat
terdampak proyek dan melaporkannya kepada Manager Operasional
4. Membantu Manager Operasional mengembangkan dan mempertahankan
database pemangku kepentingan masyarakat adat
5. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi peluang kemitraan baru
dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat berkepentingan lainnya
6. Mencatat dan mendokumentasikan setiap keluhan pemangku kepentingan
masyarakat adat yang dilaporkan secara langsung dan melaporkannya kepada
Manager Operasional
7. Melaksanakan peran sebagai fasilitator pengembangan masyarakat
8. Bekerjasama dengan tim M&E proyek untuk mengidentifikasi kemajuan,
indikator, dan hasil sesuai dengan rencana kerja proyek
9. Menjalankan tugas dan kegiatan lain yang ditugaskan oleh Manager

19
Structureition Roles and Responsibilities
Operasional dalam rangka pelaksanaan program kegiatan pengembangan
masyarakat adat untuk mencapai tujuan organisasi/proyek
Health Facilitator 1. Melaksanakan program kegiatan pengembangan masyarakat adat dengan
pengarahan dari Manager Operasional
2. Mencatat dan mendokumentasikan kegiatan pengembangan masyarakat adat
3. Menyusun laporan berkala tentang program kegiatan pengembangan
masyarakat adat yang melibatkan komunitas masyarakat adat terdampak
proyek dan melaporkannya kepada Manager Operasional
4. Membantu Manager Operasional mengembangkan dan mempertahankan
database pemangku kepentingan masyarakat adat
5. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi peluang kemitraan baru
dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat berkepentingan lainnya
6. Mencatat dan mendokumentasikan setiap keluhan pemangku kepentingan
masyarakat adat yang dilaporkan secara langsung dan melaporkannya kepada
Manager Operasional
7. Melaksanakan peran sebagai fasilitator pengembangan masyarakat
8. Bekerjasama dengan tim M&E proyek untuk mengidentifikasi kemajuan,
indikator, dan hasil sesuai dengan rencana kerja proyek
9. Menjalankan tugas dan kegiatan lain yang ditugaskan oleh Manager
Operasional dalam rangka program kegiatan pengembangan masyarakat adat
untuk mencapai tujuan organisasi/proyek
Educational Facilitator 1. Melaksanakan program kegiatan pengembangan masyarakat adat dengan
pengarahan dari Manager Operasional
2. Mencatat dan mendokumentasikan kegiatan pengembangan masyarakat adat
3. Menyusun laporan berkala tentang pelaksanaan kegiatan pengembangan
masyarakat adat yang melibatkan komunitas masyarakat terdampak proyek
dan melaporkannya kepada Manager Operasional
4. Membantu Manager Operasional mengembangkan dan mempertahankan
database pemangku kepentingan masyarakat adat
5. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi peluang kemitraan baru
dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat berkepentingan lainnya
6. Mencatat dan mendokumentasikan setiap keluhan pemangku kepentingan
masyarakat adat yang dilaporkan secara langsung dan melaporkannya kepada
Manager Operasional
7. Melaksanakan peran sebagai fasilitator pengembangan masyarakat
8. Bekerjasama dengan tim M&E proyek untuk mengidentifikasi kemajuan,
indikator, dan hasil sesuai dengan rencana kerja proyek
9. Menjalankan tugas dan kegiatan lain yang ditugaskan oleh Manager
Operasional dalam rangka program kegiatan pengembangan masyarakat adat
untuk mencapai tujuan organisasi/proyek
Protection and Patrol 1. Membantu Manager Operasional melaksanakan program kegiatan
Manager pengembangan masyarakat adat
2. Membantu Manager Operasional mengembangkan program kegiatan
pengembangan masyarakat adat
3. Memobilisasi sumber daya proyek untuk membantu Manager Operasional
memenuhi tujuan program kegiatan pengembangan masyarakat adat
4. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi peluang kemitraan baru
dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat berkepentingan lainnya
5. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi dan memantau dampak
dan potensi risiko terhadap pemangku kepentingan masyarakat adat yang
terdampak kegiatan proyek
6. Membantu Manager Operasional memperbarui informasi database
pemangku kepentingan masyarakat adat dan daftar komitmen pemangku
kepentingan masyarakat adat.
7. Membantu Manager Operasional memfasilitasi upaya identifikasi peluang
kemitraan baru dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat
berkepentingan lainnya

20
Structureition Roles and Responsibilities
8. Bekerjasama dengan Manager Operasional dan tim M&E proyek untuk
mengidentifikasi kemajuan, indikator, dan hasil kegiatan pelibatan
kepentingan sesuai dengan rencana kerja proyek
Commander 1. Membantu Manager Operasional melaksanakan program kegiatan
pengembangan masyarakat adat
2. Memobilisasi sumber daya proyek untuk membantu Manager Operasional
memenuhi tujuan program kegiatan pengembangan masyarakat adat
3. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi peluang kemitraan baru
dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat berkepentingan lainnya
4. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi dan memantau dampak
dan potensi risiko terhadap pemangku kepentingan masyarakat adat yang
terdampak kegiatan proyek
5. Membantu Manager Operasional memperbarui informasi database
pemangku kepentingan masyarakat adat dan daftar komitmen pemangku
kepentingan masyarakat adat.
6. Bekerjasama dengan Manager Operasional dan tim M&E proyek untuk
mengidentifikasi kemajuan, indikator, dan hasil kegiatan pelibatan
kepentingan sesuai dengan rencana kerja proyek

Block I Coordinator 1. Membantu Manager Operasional melaksanakan program kegiatan


pengembangan masyarakat adat
2. Membantu Manager Operasional mengembangkan program kegiatan
pengembangan masyarakat adat
3. Membantu Manager Operasional melakukan konsultasi dengan PAP
khususnya masyarakat adat terdampak proyek
4. Membantu Manager Operasional n melakukan sosialisasi dan FPIC dengan
calon penerima manfaat
5. Membantu Manager Operasional memobilisasi sumberdaya/menggerakkan
fasilitator untuk melaksanakan program kegiatan pengembangan masyarakat
adat dan memenuhi tujuan kegiatan pengembangan masyarakat adat
6. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi peluang kemitraan baru
dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat berkepentingan lainnya
7. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi dan memantau dampak
dan potensi risiko terhadap pemangku kepentingan masyarakat adat yang
terdampak kegiatan proyek
8. Membantu Manager Operasional memfasilitasi implementasi GRM yang
terkait dengan pelaksanaan IP Plan
9. Membantu Manager Operasional memperbarui informasi database
pemangku kepentingan masyarakt adat dan daftar komitmen pemangku
kepentingan masyarakat adat.
10. Membantu Manager Operasional memfasilitasi upaya identifikasi peluang
kemitraan baru dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat
berkepentingan lainnya
11. Bekerjasama dengan Manager Operasional dan tim M&E proyek untuk
mengidentifikasi kemajuan, indikator, dan hasil kegiatan pelibatan
kepentingan sesuai dengan rencana kerja proyek
Block II Coordinator 1. Membantu Manager Operasional melaksanakan program kegiatan
pengembangan masyarakat adat
2. Membantu Manager Operasional mengembangkan program kegiatan
pengembangan masyarakat adat
3. Membantu Manager Operasional melakukan konsultasi dengan PAP
khususnya masyarakat adat terdampak proyek
4. Membantu Manager Operasional n melakukan sosialisasi dan FPIC dengan
calon penerima manfaat
5. Membantu Manager Operasional memobilisasi sumberdaya/menggerakkan
fasilitator untuk melaksanakan program kegiatan pengembangan masyarakat
adat dan memenuhi tujuan kegiatan pengembangan masyarakat adat

21
Structureition Roles and Responsibilities
6. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi peluang kemitraan baru
dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat berkepentingan lainnya
7. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi dan memantau dampak
dan potensi risiko terhadap pemangku kepentingan masyarakat adat yang
terdampak kegiatan proyek
8. Membantu Manager Operasional memfasilitasi implementasi GRM yang
terkait dengan pelaksanaan IP Plan
9. Membantu Manager Operasional memperbarui informasi database
pemangku kepentingan masyarakt adat dan daftar komitmen pemangku
kepentingan masyarakat adat.
10. Membantu Manager Operasional memfasilitasi upaya identifikasi peluang
kemitraan baru dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat
berkepentingan lainnya
11. Bekerjasama dengan Manager Operasional dan tim M&E proyek untuk
mengidentifikasi kemajuan, indikator, dan hasil kegiatan pelibatan
kepentingan sesuai dengan rencana kerja proyek
Forest Fire Ranger 1. Membantu Manager Operasional melaksanakan program kegiatan
Coordinator pengembangan masyarakat adat
2. Memobilisasi sumber daya proyek untuk membantu Manager Operasional
memenuhi tujuan program kegiatan pengembangan masyarakat adat
3. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi peluang kemitraan baru
dan sinergi dengan stakeholder masyarakat adat berkepentingan lainnya
4. Membantu Manager Operasional mengidentifikasi dan memantau dampak
dan potensi risiko terhadap pemangku kepentingan masyarakat adat yang
terdampak kegiatan proyek
5. Membantu Manager Operasional memperbarui informasi database
pemangku kepentingan masyarakat adat dan daftar komitmen pemangku
kepentingan masyarakat adat
6. Bekerjasama dengan Manager Operasional dan tim M&E proyek untuk
mengidentifikasi kemajuan, indikator, dan hasil kegiatan pelibatan
kepentingan sesuai dengan rencana kerja proyek

5.1 Kebutuhan Pengadaan


Sesuai peran dan tanggungjawab masing masing komponen proyek yang telah dideskripsikan di
atas, maka untuk implementasi IPP terdapat sejumlah kebutuhan sumber daya manusia dan
sarana prasarana yang diidentifikasi untuk pelaksanaan IPP ini.

Table 6. Pengadaan

No Kebutuhan Pengadaan Perkiraan Jumlah Anggaran Sumber pendanaan


1 Konsultan/Trainer FPIC Tbd Tbd Activity Budget
2 Information disclosure (including
publication of materials, logistics Tbd Tbd Activity Budget
and operations costs)
3 Public consultations, IP Plan
Tbd Tbd Activity Budget
activities and capacity building
4 Pengadaan satu unit mobil Tbd Tbd Activity Budget or CSR
ambulans khusus untuk PT ABT
mendukung mobilitas layanan
gawat darurat pertolongan
pertama terhadap masyarakat

22
adat yang mengalami kondisi
sakit parah dalam keadaan
darurat

5.2 Anggaran
Untuk alokasi anggaran pelaksanaan kegiatan IP Plan secara keseluruhan berasal dari anggaran
proyek atau anggaran aktifitas yang besarannya akan ditentukan kemudian oleh manajemen
proyek.

6. Reporting
Pelaksanaan IPP akan terus dilaporkan dan dipublikasikan kepada publik secara transparan baik
dalam bentuk laporan keberlanjutan perusahaan, laporan tahunan, majalah, buletin, artikel, dan
tersedia di kantor WWF Indonesia dan kantor PT.ABT dan dapat diakses di situs WWF Indonesia :
https://www.wwf.id/ dan situs PT.ABT : https://alambukit30.com/.

7. Custodian
Salinan asli dan format digital dokumen IPP ini harus disimpan dan tersedia pada kantor WWF
Indonesia di Jambi

23

You might also like