Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Hutan Tropika e-ISSN: 2656-9736 / p-ISSN: 1693-7643

Vol. 17 No. 1 / Juni 2022 Hal. 51-60


https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JHT Akreditasi Menristek/Kep.BRIN No.148/M/KPT/2020

KARAKTERISTIK SIFAT FISIKA DAN KIMIA TANAH BERDASARKAN TIPE


PENGELOLAAN LAHAN PADA HUTAN PRODUKSI
DI DESA BANYU URIP LOMBOK TENGAH
(Physical and Chemical Characteristics of Soil Properties Based on The Type of Land
Management in The Production Forest In Banyu Urip Village, Central Lombok)

Epy Liana1*, Muhamad Husni Idris1, Irwan Mahakam Lesmono Aji1


1
Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram
* E-mail: epyliana1234@gmail.com

Diterima : 28 Februari 2022


Direvisi : 16 Maret 2022
Disetujui : 11 April 2022

ABSTRACT

This study aimed to investigate the physical and chemical characteristics of the soil based
on the type of land management in the production forest in Banyu Urip Village, Central
Lombok. Determination of the sampling point is done by employing stratified random
sampling. The sampling points were 22, divided into two types of land: forest land
(dominated by MPTS plants and woody plants) and agricultural land (dominated by
seasonal plants). Soil samples were taken with two depths, namely 0-10 cm and 10-20
cm. Soil samples taken were disturbed and undisturbed soil with variables of physical
properties (texture, bulk density, porosity, and color) and soil chemistry (C-organic). The
research results on the physical properties of the soil showed that the soil texture in both
types of land was dominated by dusty clay. The average porosity value in agricultural
land is 49.33%, and forest land is 49.48% (unfavorable category). The average bulk
density value in forest land is 1.39 g/cm³ and in agricultural land is 1.35 g/cm³ (high
category). The soil color of the two land types is dominated by dark brown. The average
value of C-organic soil is 1.80% in forest land and 1.72% in agricultural land (low
category).

Kata kunci (Keywords): Soil, Physical and Chemical Properties, Land Management
Type, Production Forest.

PENDAHULUAN kerusakan tersebut sebagian besar


berkaitan dengan manusia. Contohnya
Hutan merupakan salah satu sumber yaitu terjadinya pemanasan global serta
daya alam yang banyak memberikan efek rumah kaca yang menimbulkan
manfaat bagi makhluk hidup. Namun perubahan iklim global. Pemicu
seiring dengan berjalannya waktu kerusakan hutan adalah kegiatan industri
banyaknya aktivitas manusia yang harus terutama industri kayu, alih fungsi hutan
berkaitan dengan hutan mengakibatkan menjadi lahan perkebunan dan pertanian,
hutan menjadi rusak. Masalah kerusakan serta pemukiman bagi warga. Kegiatan-
hutan bukan hanya terjadi di Indonesia kegiatan tersebut dapat menimbulkan
tapi hampir diseluruh dunia, dimana terjadinya penurunan kualitas lahan.

licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License 51


Karakteristik Sifat Fisika dan Kimia Tanah Berdasarkan Tipe Pengelolaan Lahan Pada Hutan Produksi
Di Desa Banyu Urip Lombok Tengah
(Epy Liana, Muhamad Husni Idris, Irwan Mahakam Lesmono Aji)

Tolaka et al (2013) menyatakan bahwa terletak di Kecamatan Praya Barat,


alih guna hutan menjadi lahan pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi
telah menunjukkan dampak yang sangat Nusa Tenggara Barat, Luas wilayahnya
besar terutama terhadap kerusakan yaitu 11,5 𝑘𝑚2 , dengan jumlah penduduk
lingkungan, akan tetapi proses itu terus sebanyak 6,322 jiwa (Gunawan, 2019).
berlangsung dan telah menunjukkan Desa Banyu Urip telah memiliki
dampak negatif. Alih guna lahan Kelompok Tani Hutan atau Gapoktan
menyebabkan berkurangnya kerapatan yang dinamakan Gapoktan Tunas Karya.
tanaman dan keragaman jenis tanaman. Gapoktan Tunas Karya mulai dibentuk
Konversi lahan yang dilakukan dapat pada tahun 2000 dan terdiri dari 13 blok
berpengaruh terhadap kualitas tanah, dengan luas blok 1.416,05 ha. Sedangkan
termasuk sifat fisika dan kimia tanah. untuk izin kemitraan keluar pada tahun
Rahmayuni et al (2018) menyatakan 2019, namun program dari kemitraan
bahwa penggunaan lahan yang berbeda- tersebut masih belum berjalan.
beda sangat berpengaruh terhadap sifat Masyarakat di Desa Banyu Urip mulai
fisika tanah, hal ini berhubungan dengan memasuki hutan pada tahun 1997,
sumbangan bahan organik yang mereka kemudian menebang pohon
diberikan ke tanah. Setiap penggunaan secara illegal, masyarakat melakukan
lahan memberikan sumbangan bahan penebangan pada pinggir-pinggir hutan
organik yang berbeda-beda ke dalam untuk memudahkan mereka dalam
tanah karena berhubungan dengan cara memindahkan kayu serta menghindari
pengelolaannya. Rahmah et al (2014) petugas yang sedang berpatroli.
juga menjelaskan bahwa alih guna hutan Masyarakat juga membuka hutan untuk
telah menunjukkan dampak yang sangat mengalih fungsi hutan menjadi lahan
besar terutama terhadap kerusakan pertanian dengan cara tebang bakar.
lingkungan, selain itu juga dapat Rata-rata masyarakat di Desa Banyu Urip
menyebabkan beberapa masalah seperti menggantungkan kehidupannya dengan
bencana alam longsor, erosi dan banjir. memanfaatkan lahan hutan produksi.
Penggunaan lahan yang tidak memenuhi Rendahnya tingkat kepemilikan lahan
kriteria dan tidak sesuai dengan pertanian merupakan pemicu utama
peruntukkannya dapat mempengaruhi kurangnya ketersediaan pangan,
sifat fisika dan kimia tanah. Azmul et al sehingga menyebabkan masyarakat
(2016) menjelaskan bahwa alih fungsi terpaksa mengalihfungsikan lahan hutan
lahan akan berdampak terhadap produksi menjadi lahan untuk bertani.
menurunnya kualitas dari lahan tersebut, Petani disana rata-rata mengelola hutan
pembukaan lahan dengan cara tebang dengan menanam tanaman semusim
bakar (slash and burn) dapat seperti padi, dan jagung. Pembukaan
menurunkan kandungan bahan organik hutan yang dilakukan masyarakat
yang ada pada tanah, proses pencucian menjadikan dua tipe pengelolaan lahan,
dan pemiskinan tanah akan lebih cepat, yaitu lahan tertutup (Tanaman MPTS)
serta dapat memperburuk sifat fisika dan dan lahan terbuka (untuk bertani).
kimia tanah tersebut. Alih guna hutan merupakan
Salah satu wilayah hutan produksi kegiatan yang telah merusak ekosistem
yang mengalami alih fungsi lahan dari hutan di wilayah tersebut. Alih guna
kawasan hutan menjadi penggunaan lahan yang terjadi di Desa Banyu Urip
lainnya terdapat di wilayah administrasi yang sebelumnya berbentuk hutan utuh
Desa Banyu Urip. Desa Banyu Urip berubah menjadi lahan terbuka (lahan

licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License 52


Jurnal Hutan Tropika e-ISSN: 2656-9736 / p-ISSN: 1693-7643
Vol. 17 No. 1 / Juni 2022 Hal. 51-60
https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JHT Akreditasi Menristek/Kep.BRIN No.148/M/KPT/2020

untuk bertani), untuk itu perlu diteliti Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)
lebih lanjut, guna mengetahui dampak model Tastura ditetapkan berdasarkan
pengelolaan lahan terhadap kualitas keputusan Menteri Kehutanan Nomor
tanah, serta apakah fungsi lahan wilayah SK,971/ Menhut-II/2013 tanggal 27
sekitar mengalami perubahan setelah Desember 2013 (KPH Pelangan Tastura,
terjadi alih guna lahan tersebut. Dimana 2015). Hutan produksi yang termasuk
informasi yang dihasilkan nantinya akan dalam Blok Pemberdayaan Masyarakat
berguna untuk mengetahui langkah berada pada wilayah administrasi Desa
selanjutnya dalam pengelolaan lahan Banyu urip Kecamatan Praya Barat
yang lestari serta dapat meningkatkan Kabupaten Lombok Tengah. Secara
kesejahteraan masyarakat. Salah satu administrasi Hutan Produksi (Blok
parameter untuk mengevalusi peran Pemberdayaan Masyarakat) di Desa
hutan adalah dengan mengkaji sifat fisika Banyu Urip memiliki batas-batas wilayah
serta C-organik tanahnya. sebagai berikut (Gunawan, 2019. Desa
Sifat fisika tanah merupakan unsur Banyu Urip merupakan desa dengan
lingkungan yang sangat berpengaruh lahan kering dan berbukit-bukit serta
terhadap tersedianya air, udara tanah dan curah hujan yang relatif sedikit
secara tidak langsung mempengaruhi dibandingkan dengan wilayah desa
ketersediaan unsur hara tanaman. Sifat bagian utara Lombok Tengah yang
ini juga akan mempengaruhi potensi memiliki lahan basah. Kondisi lahan
tanah untuk berproduksi secara maksimal yang berbukit menyebabkan sedikitnya
(Delsiyanti, 2016). Sifat fisika tanah lahan pertanian itupun berupa sawah
antara lain tekstur tanah, struktur tanah, selebihnya adalah lahan tegalan. Analisis
warna, kerapatan lindak (Bulk Density), contoh tanah dilaksanakan di
porositas, berat jenis, dan permeabilitas. Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas
C-organik tanah bersumber dari sisa Pertanian, Universitas Mataram.
tanaman atau binatang yang terdapat
dalam tanah yang merupakan faktor Metode dan Teknik Penentuan Titik
penting penentu kualitas tanah. Sampel
Berdasarkan uraian diatas, maka penting Metode yang digunakan dalam
untuk dilakukannya penelitian tentang penelitian ini adalah metode deskriptif.
karakteristik sifat fisika dan C-organik Teknik pengambilan sampel pada
tanah pada hutan produksi di Desa Banyu penelitian ini dilakukan secara Stratified
Urip Lombok Tengah. Random Sampling dengan dua tipe
penggunaan lahan. Sampel ditentukan
METODOLOGI PENELITIAN dengan melihat luas dan tipe lahan pada
kawasan tersebut yaitu 87 ha dengan
Waktu dan Tempat ukuran plot 20mx20m dan intensitas
Pengambilan data pada penelitian ini sampling sebesar 1% sehingga didapat 22
dilaksanakan pada bulan Agustus- plot. Pembagian plot dibagi secara
September 2021 pada Hutan Produksi proposional yaitu pada kedua tipe lahan
Blok Pemanfaatan Pemberdayaan dibagi secara seimbang berdasarkan luas
Masyarakat KPHL Pelangan Tastura lahan (Nurhayati, 2008). Pada lahan
Resort Bonga di Desa Banyu Urip tertutup didapat sebanyak 15 plot dan
Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah. dilahan terbuka didapat sebanyak 7 plot.
Hutan produksi di Desa Banyu Urip yang
merupakan wilayah Kesatuan Pengambilan Sampel Tanah

licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License 53


Karakteristik Sifat Fisika dan Kimia Tanah Berdasarkan Tipe Pengelolaan Lahan Pada Hutan Produksi
Di Desa Banyu Urip Lombok Tengah
(Epy Liana, Muhamad Husni Idris, Irwan Mahakam Lesmono Aji)

Pengambilan sampel tanah diambil Tekstur tanah pada lahan tertutup dan
dari dua tipe penggunaan lahan yang lahan terbuka dapat dilihat pada tabel 1.
berbeda, yaitu lahan terbuka dan lahan
tertutup. Pengambilan sampel dengan Tabel 1. Tekstur Tanah Berdasarkan Tipe
cara tanah utuh diambil dengan Lahan
menggunakan ring sampel, pada bagian Jumlah
Tipe
Tekstur Kedalaman Kedalaman
tengah dari plot berukuran 20mx20m. Lahan
0-10 10-20
Pengambilan sampel tanah dilakukan Lempung
berdebu 5 4
pada 2 kedalaman yang berbeda yaitu 0- Pasir
10 cm dan 10-20 cm. Tertutup berlempung 1 3
(Tanaman Lempung
MPTS berliat 3 2
Analisis Data dan Lempung
Tanaman berpasir 2 1
Analisis tanah dilakukan Berkayu) Lempung 3 -
dilaboratrium yaitu: Tekstur tanah Liat - 5
dianalisis di laboratorium dengan metode Liat
berdebu 1 -
dengan sedimentasi dan pengendapan Lempung
4 3
didalam tabung erlemeyer (Silamon, berdebu
Terbuka
Liat 2 1
2017 cit. Sari, 2019). Warna tanah dapat (Tanaman
Lempung 1 2
Semusim)
ditentukan langsung dilapangan dengan Lempung
berliat - 1
mencocokkan warna tanah menggunakan Jumlah 22 22
buku Munsell Soil Color Chart Hue 10 Sumber Data: Data Primer yang diolah
YR (Puja, 2016). Kerapatan lindak (Bulk
Density) diukur menggunakan sampel Hasil analisis laboratorium untuk
tanah yang diambil menggunakan ring tekstur tanah pada lahan tertutup dan
sampel (Gurning, 2018). Porositas tanah lahan terbuka, menunjukkan bahwa pada
dihitung dengan menggunakan metode lahan tertutup terdapat tekstur lempung
ruang pori total dengan menggunakan berdebu, pasir berlempung, lempung
perbandingan antara kepadatan tanah berliat, lempung berpasir, lempung, liat
(Bulk density) dengan Particle Density dan liat berdebu, sedangkan pada lahan
(Gurning, 2018). .Analisis C-organik terbuka terdapat tekstur lempung
dilakukan dengan metode walkley and berdebu, lempung, lempung berliat dan
black (Eviati et al 2009). liat. Kedua tipe penggunaan lahan
memiliki tekstur tanah dominan lempung
berdebu sehingga tekstur tanah relatif
tidak berubah meskipun terjadi alih
fungsi lahan atau penggunaan lahan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dika (2011) melaporkan bahwa tekstur
merupakan sifat tanah yang tidak
Sifat Fisika Tanah Pada Lokasi berubah, meskipun terjadi alih fungsi
Penelitian lahan atau penggunaan lahan, namun
a. Tekstur tekstur cenderung tetap.
Tekstur tanah merupakan Tekstur tanah lempung berdebu dan
perbandingan fraksi pasir, debu, dan liat berliat memiliki kemampuan menahan
dalam massa tanah yang ditentukan air lebih besar, sebagaimana yang
dilaboratorium (Arabia et al 2012). dilaporkan oleh (Agus et al 2006) bahwa
Tekstur tanah merupakan sifat fisik tanah Tanah dengan tekstur liat dan debu
yang berguna bagi penetrasi akar dan umumnya memiliki kemampuan
kemampuan pengikatan air oleh tanah.
licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License 54
Jurnal Hutan Tropika e-ISSN: 2656-9736 / p-ISSN: 1693-7643
Vol. 17 No. 1 / Juni 2022 Hal. 51-60
https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JHT Akreditasi Menristek/Kep.BRIN No.148/M/KPT/2020

menyerap air kedalam tanah lebih besar Terbuka


(Tanaman 1,43 1,48 1,23 1,32 1,35
dibandingkan dengan tanah bertekstur Semusim)
pasir. Karena memiliki butir-butir yang Sumber Data: Data Primer yang diolah
lebih kecil serta permukaan yang lebih
halus maka setiap satuan beratnya Berdasarkan hasil analisis diatas
memiliki luas permukaan yang lebih nilai bulk density tertinggi terdapat pada
besar, sehingga kemampuan menyerap lahan tertutup di kedalaman 10-20 cm
air dan unsur hara tinggi. Tanah yaitu 1,64 dan terendah terdapat pada
bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi lahan terbuka di kedalaman 0-10 cm
kimia dari pada tanah bertekstur kasar yaitu 1,23. Nilai kedua bulk density
(Agus et al 2006). tergolong tinggi. Nilai bulk density dapat
Tekstur tanah mempengaruhi laju dijadikan sebagai indikator kesuburan
pergerakan air pada tanah yang berada tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat
dalam kondisi tak jenuh, sehingga Gurning (2018) yang menyatakan bahwa
bertanggung jawab terhadap distribusi air tanah yang memiliki nilai bulk density
dalam tanah. Perbedaan tekstur tanah yang rendah, umumnya mudah
akan berhubungan dengan kemampuan meneruskan air kedalam pori tanah, dan
tanah dalam menyimpan unsur hara meningkatkan ketersediaan oksigen
melalui peran partikel-partikel tanah dalam tanah. Hardojowigeno (2003) juga
(Hartati, 2008). menyatakan bahwa bulk density
merupakan petunjuk kepadatan tanah.
b. Bulk Density (Kerapatan Lindak) Semakin kecil nilai bulk density maka
Bulk Density (kerapatan lindak) kepadatan tanah semakin rendah atau
merupakan cara untuk menyatakan bobot kepadatan tanah semakin gembur. Makin
tanah, dalam hal ini jumlah ruangan padat suatu tanah makin tinggi nilai bulk
dalam tanah (ruang yang ditempati densitynya, yang berarti tanah makin sulit
padatan, air dan gas) turut diperhitungkan meneruskan air.
(Prakoso, 2004). Bulk density atau Bobot isi sangat erat kaitannya
kerapatan lindak tanah banyak dengan porositas dan permeabilitas, jika
mempengaruhi sifat fisik tanah seperti bobot isi tinggi maka permeabilitas dan
porositas, kekuatan daya dukung, porositas rendah, dan sebaliknya jika
kemampuan tanah menyimpan air permeabilitas dan porositas tinggi maka
drainase. Sifat fisik tanah ini banyak bobot isi rendah, sehingga semakin
bersangkutan dengan penggunaan tanah rendah permeabilitas tanah (Arabia et al
dalam berbagai keadaan. Nilai Bulk 2012). Berat isi berguna untuk evaluasi
Density pada lahan tertutup dan lahan terhadap kemungkinan akar menembus
terbuka dapat dilihat pada tabel 2. tanah. Menururt Nugroho (2009) pada
tanah-tanah dengan berat isi yang tinggi,
Tabel 2. Bulk Density (Kerapatan akar tanaman tidak dapat menembus
Lindak) lapisan tanah tersebut.
Tertinggi Terendah
( g/cm3 ) (g/cm3 ) c. Porositas
Rata-
Tipe Lahan 10- 10-
0-10 0-10 rata Porositas merupakan persentase
20 20
cm cm
cm cm volume tanah yang tidak ditempati
Tertutup
(Tanaman butiran padat. Porositas terdiri dari ruang
MPTS dan 1,55 1,64 1,25 1,25 1,39 diantara partikel pasir, debu dan liat serta
Tanaman
Berkayu) ruang diantara agregat tanah (Tolaka et al

licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License 55


Karakteristik Sifat Fisika dan Kimia Tanah Berdasarkan Tipe Pengelolaan Lahan Pada Hutan Produksi
Di Desa Banyu Urip Lombok Tengah
(Epy Liana, Muhamad Husni Idris, Irwan Mahakam Lesmono Aji)

2013). Porositas tanah pada lahan terbuka menjadi lahan budidaya (rumput dan
dan lahan tertutup dapat diihat pada tabel pekarangan) dapat menurunkan porositas
3. tanah. Menurut Evarnaz (2014) bahan
organik dengan porositas tinggi
Tabel 3. Porositas Tanah mengurangi kepadatan tanah, karena
Tertinggi (%) Terendah (%) bahan organik jauh lebih ringan daripada
Tipe Rata-
0-10 10-20 0-10 10-20
Lahan rata mineral dan bahan organik juga
cm cm cm cm
Tertutup meningkatkan porositas tanah.
(Tanaman
MPTS dan 53,73 52,33 46,85 44,83 49,33 Selain kandungan bahan organik
Tanaman yang ada pada tanah, tinggi rendahnya
Berkayu)
Terbuka porositas juga ditentukan oleh Bulk
(Tanaman 53,30 51,57 47,45 43,73 49,48 Density karena semakin tinggi nilai Bulk
Semusim)
Sumber Data: Data Primer yang diolah
Density dari tanah dapat menyebabkan
nilai dari porositas tanah rendah. Dengan
Berdasarkan tabel hasil analisis, demikian, dapat mengakibatkan tanah
porositas tanah pada lahan tertutup dan akan semakin mudah meresap air tanah
lahan terbuka menunjukkan nilai atau air semakin mudah masuk kedalam
porositas yang hampir sama. Nilai paling tanah (Gurning, 2018).
tinggi pada lahan tertutup sebesar
53,73% dan terendah sebesar 47,16% d. Warna
sedangkan pada lahan terbuka tertinggi Warna menunjukkan kandungan
yaitu sebesar 53,30% dan terendah yaitu bahan organik tanah tersebut. Makin
47,45%. Dari hasil analisis juga diketahui tinggi kandungan bahan organik, warna
nilai porositas dimana nilai rata-rata tanah makin gelap (Afrianti, 2019).
tanah antara lahan tertutup dan lahan Warna tanah merupakan salah satu sifat
terbuka memiliki kelas porositas sama fisik tanah yang lebih banyak digunakan
yaitu pada kelas porositas kurang baik. untuk pendeskripsian karakter tanah,
Nilai porositas tersebut cenderung lebih karena tidak mempunyai efek langsung
rendah jika dibandingkan dengan lokasi terhadap tanaman tetapi secara tidak
lainnya, diantaranya dengan Kawasan langsung berpengaruh lewat dampaknya
Taman Hutan Raya Nuraksa. Sari (2019) terhadap temperature dan kelembapan
melaporkan bahwa kelas porositas di tanah (hanafiah, 2008). Warna tanah pada
Taman Hutan Raya Nuraksa berada pada lahan tertutup dan lahan terbuka dapat
kelas porous. Hal ini diduga karena dilihat pada Tabel 4.
kondisi tegakan, baik pada lahan tertutup
maupun lahan terbuka dikawasan hutan Tabel 4. Warna Tanah Berdasarkan Tipe
produksi, tidak memiliki tutupan yang Lahan
Jumlah
rapat sebagaimana pada hutan di kawasan Tipe Lahan Warna Kedalaman Kedalaman
konservasi. Selain itu pada hutan 0-10 10-20
produksi cenderung terdapat banyak (10 YR 3/3)
db 7 4
aktifitas serta penebangan yang (10 YR 4/3)
Tertutup
dilakukan, sehingga mempengaruhi b - 7
(Tanaman
(10 YR 3/2)
porositas yang ada pada tanah tersebut. MPTS dan
vdgb 2 1
Tanaman
Sebagaimana diutarakan oleh Utaya Berkayu)
(10 YR 2/2)
vdb 7 1
(2008) bahwa perubahan penggunaan (10 YR 4/2)
lahan yang bervegetasi kompleks dan dgb - 1
(10 YR 3/3)
rapat serta lahan pertanian (tegalan) db 3 2

licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License 56


Jurnal Hutan Tropika e-ISSN: 2656-9736 / p-ISSN: 1693-7643
Vol. 17 No. 1 / Juni 2022 Hal. 51-60
https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JHT Akreditasi Menristek/Kep.BRIN No.148/M/KPT/2020

(10 YR 4/3) mengalami perubahan bentuk, karena


b - 2
(10 YR 3/2) dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika
Terbuka
(Tanaman
vdgb 2 1 dan kimia. C-organik tanah pada lahan
(10 YR 2/2)
Semusim)
vdb 1 - tertutup dan lahan terbuka dapat dilihat
(10 YR 4/2) pada Tabel 5.
dgb 1 2
Jumlah 23 21
Sumber Data: Data Primer yang diolah Tabel 5. C-organik Tanah Berdasarkan
Tipe Lahan
Berdasarkan tabel hasil analisis Tertinggi (%) Terendah (%)
Tipe 10- 10-
diatas, warna tanah pada setiap tipe Lahan
0-10
20
0-10
20
Rata-rata
cm cm
penggunaan lahan bervariasi yang terdiri cm cm
Tertutup
atas 5 warna yaitu dark brown (db), very (Tanaman
dark brown (vdb), very dark grayish MPTS dan 2,91 1,98 0,95 0,75 1,80
Tanaman
brown (vdgb), brown (b), dark grayish Berkayu)
brown (dgb). Warna tanah yang paling Terbuka
dominan dari kedua tipe penggunaan (Tanaman 2,81 1,62 0,85 0,55 1,72
Semusim)
lahan adalah Dark Brown. Warna dari Sumber Data: Data Primer yang diolah
tanah secara keseluruhan cenderung
gelap. Warna gelap merupakan petunjuk Berdasarkan tabel diatas hasil
kandungan bahan organik tanah, warna analisis C-organik tanah pada lahan
merah menunjukkan adanya oksidasi besi tertutup dan lahan terbuka, menunjukkan
bebas dan warna abu-abu menunjukkan bahwa di setiap sampel tanah pada
adanya reduksi (Dika, 2011). Warna kedalaman 0-10 cm mempunyai nilai C-
tanah merupakan salah satu dari banyak organik yang sedang dan rendah. Begitu
sifat fisik tanah yang berpengaruh pula pada kedalaman 10-20 cm nilai C-
terhadap temperatur dan kelembapan organik rendah. Rata-rata nilai analisis C-
tanah. Pada umumnya warna tanah yang organik berdasarkan tipe penggunaan
berbeda-beda disebabkan karena adanya lahan sama yakni pada kriteria rendah.
perbedaan kandungan bahan organik Semakin bawah lapisan tanah maka C-
pada tanah, semakin tinggi kandungan organik tanah semakin menurun seiring
bahan organik maka warna tanah akan dengan berkurangnya bahan organik
semakin gelap. Semakin gelap warna tanah. C-organik tanah cenderung
tanah berarti makin tinggi menurun seiring pertambahan kedalaman
produktivitasnya dan cenderung lebih tanah karena bahan organik yang jatuh
banyak menyerap energi matahari hanya pada atas tanah. Sehingga bahan
dibandingkan benda yang berwarna organik tersebut terakumulasi pada
terang, sehingga akan lebih mendorong bagian atas tanah. Dapat dikataan bahwa
laju evaporasi (Lapadjati, 2016). C-organik merupakan faktor yang
membatasi pertumbuhan tanaman.
Sifat Kimia Tanah pada Lokasi Karena pada lapisan bawah ini terdapat
Penelitian akar tanaman yang akan menyerap unsur
C-Organik hara namun tidak menemukan manfaat
C-organik merupakan bagian dari dari C-organik karena berada dalam
tanah yang merupakan suatu sistem keadaan rendah. Nilai C-organik yang
kompleks dan dinamis, yang bersumber tergolong rendah tersebut diduga oleh
dari sisa tanaman dan atau binatang yang aktivitas pengelolaan tanah baik itu pada
terdapat dalam tanah yang terus menerus lahan hutan maupun pada lahan terbuka

licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License 57


Karakteristik Sifat Fisika dan Kimia Tanah Berdasarkan Tipe Pengelolaan Lahan Pada Hutan Produksi
Di Desa Banyu Urip Lombok Tengah
(Epy Liana, Muhamad Husni Idris, Irwan Mahakam Lesmono Aji)

yang mengakibatkan terganggunya sifat dan pertimbangan dalam mengelola


kimia tanah. Penurunan jumlah karbon hutan secara lestari
didalam tanah dapat disebabkan oleh
pemanenan kayu/pohon, pembakaran DAFTAR PUSTAKA
sisa-sisa tumbuhan, peningkatan
dekomposisi, pengembalian yang kurang Afrianti, A.N., Niswati, A., Wicaksono,
dari C-organik, dan lain-lain A., & Buchari, H, 2019. Pengaruh
(Hayuningtyas, 2006). Sistem Olah Tanah Terhadap
Respirasi Tanah Pada Pertanaman
KESIMPULAN DAN SARAN Ubi Kayu (Manihot esculenta
Crantz) Musim Tanam Ke-4 di
Kesimpulan Gedong Meneng. Wacana
Berdasarkan penelitian tentang Pertanian. (15)1: 1-12.
karakteristik sifat fisika dan kimia tanah Agus, F., & Marwanto, S. 2006. Sifat
pada hutan produksi di KPH pelangan Fisik Tanah Dan Metode
tastura dapat disimpulkan bahwa nilai Analisisnya. Balai Besar Litbang
porositas pada lahan tertutup berkisar Sumberdaya Lahan Pertanian.
antara 44,83%-53,73%, sedangkan pada Bogor.
lahan terbuka berkisar antara 43,73%- Arabia, T., Zianabun, & Royani, I. 2012
53,30%, dengan nilai rata-rata porositas Karakteristik Tanah Salin Kreueng
berturut-turut pada lahan terbuka dan Raya Kecamatan Mesjid Raya
lahan tertutup yaitu 49,33% dan 49,48%, Kabupaten Aceh Besar. Manajemen
dimana keduanya berada pada kelas Sumber Daya Lahan. (1)1: 32-42.
porositas kurang baik. Nilai Bulk Density Azmul, Yusran, & Irmasari. 2016. Sifat
(kepadatan tanah) pada lahan tertutup Kimia Tanah Pada Berbagai Tipe
dan lahan terbuka masing-masing Penggunaan lahan Di Sekitar Taman
berkisar antara 1,25 g/cm3-1,64 g/cm3 Nasional Lore Lindu ( studi Kasus
dan 1,23 g/cm3-1,48 g/cm3, sementara Desa Toro Kecamatan Kulawi
nilai rata-rata Bulk Density (kepadatan Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah).
tanah) pada lahan tertutup sebesar 1,39 Warta Rimba. (4)2: 24-31.
g/cm3 dan lahan terbuka sebesar 1,35 BKPH Pelangan Tastura. 2015.
g/cm3 , dimana nilai tersebut tergolong Rancangan Pengelolaan Hutan
tinggi. Warna tanah antara lahan tertutup Jangka Panjang. Praya. Lombok
dan lahan terbuka didominasi oleh warna Tengah.
dark brown. Karakteristik nilai C-organik Delsiyanti, Widjajanto, D., &
tanah berdasarkan tipe penutupan lahan Rajamuddin U. A. 2016. Sifat Fisika
pada lahan tertutup 0,75%-2,91% dengan Tanah Pada Beberapa Penggunaan
rata-rata sebesar 1,80%, dan pada lahan Lahan Di Desa Oloboju Kabupaten
terbuka yaitu 0,55%-2,81% dengan rata- Sigi. Agrotekbis. (4)3: 227-234.
rata sebesar 1,72%, dan keduanya Dika, M.T.S. 2011. Sifat Fisika Tanah
tergolong rendah. Pada Hutan Mangrove Desa
Tolangano Kecamatan Banawa
Saran Selatan Kabupaten Donggala
Perlu dilakukannya penelitian Provinsi Sulawesi Tengah. [Skripsi,
lanjutan yang lebih lengkap lagi terkait Unpublished]. Jurusan Kehutanan Fa
dengan sifat fisika dan sifat kimia tanah kultas kehutanan Universitas
sehingga dapat digunakan sebagai acuan Tadulako. Palu. Indonesia.

licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License 58


Jurnal Hutan Tropika e-ISSN: 2656-9736 / p-ISSN: 1693-7643
Vol. 17 No. 1 / Juni 2022 Hal. 51-60
https://e-journal.upr.ac.id/index.php/JHT Akreditasi Menristek/Kep.BRIN No.148/M/KPT/2020

Ferdinan, F., jamilah, & Sarifudin. 2013. Lokasi Rencana Hutan Tanaman
Evaluasi Kesesuaian Lahan Sawah Industri PT Prima Multibuwana.
Beririgasi di Desa Air Hitam Hutan Tropis Borneo (10)27: 222-
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten 229.
Batubara. Agroekoteknologi. (2)1: Nurhayati. 2008. Studi Perbandingan
338-347. Metode Sampling Antara Simple
Gunawan. 2019. Perpecahan Organisasi Random Dengan Stratified Random.
Di Desa Banyu Urip Kecamatan Basis Data, ICT Research Center
Praya Barat Kabupaten Lombok UNAS. (3)1: 18-32.
(Studi Penyebab Dan Efek Sosial). Puja, I.N. 2016. Penuntun Praktikum
[Skripsi, Unpublished]. Universitas Fisika Tanah, Program Studi
Islam Negeri Mataram. Mataram. Agroekoteknologi Fakultas
Indonesia. Pertanian Universitas Udayana.
Gurning, E.J. 2018. Karakteristik Sifat Denpasar.
Fisika Tanah Pada Tutupa Lahan Di Prakoso, Y. 2004. Dampak Kebakaran
Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Hutan Terhadap Sifat Fisika Tanah
Langkat. [Skripsi, Unpublished]. di Hutan Tanaman Sekunder Akasia
Departemen Manajemen Hutan (Acacia Mangium) di Desa
Fakultas Kehutanan Universitas Langensari Kecamtan Parung Kuda
Sumatera Utara. Medan. Indonesia. Sukabumi. [Skripsi, Unpublished].
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Indonesia.
Jakarta. Rahmah, S., Yusran, & Umar H. 2014.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Sifat Kimia Tanah Pada Berbagai
Akademika. Pressindo. Jakarta Tipe Penggunaan Lahan di Desa
Hartati. Sri. 2008. Sistem Pakar dan Bobo Kecamatan Palolo Kabupaten
Pengembangannya. Graha Ilmu. Sigi Sulawesi Tengah. Warta Rimba.
Yogyakarta. (2)1: 88-95.
Hayuningtyas, R.A.D.H. 2006. Rahmayuni, E., & Rosneti H. 2017.
Perubahan Sifat Fisika Dan Kimia Kajian Beberapa Sifat Fisika Tanah
Tanah dalam Pelaksanaan Sistem Pada Tiga Penggunaan Lahan Di
Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) di Bukit Batubah. Agrosains dan
HPHTI PT. Sari Bumi Kusuma Unit Teknologi. (2)1: 1-11.
S. Seruyan, Kalimantan Tengah. Sari, N.N.D.R. 2017. Karakteristik Sifat
[Skripsi, Unpublished]. Fakultas Fisika Dan Kimia Tanah
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Berdasarkan Model Pengelolaan
Bogor. Indonesia. Lahan Pada Blok Tradisional Di
Lapadjati, K.K., Wardah, W., & Kawasan Taman Hutan Raya
Rahmawati, R. 2016. Sifat Fisika Nuraksa. [Skripsi, Unpublished].
Tanah Pada Hutan Tanaman Kemiri, Universitas Mataram. Mataram.
Lahan Agroforestri Dan Lahan Indonesia.
Hutan Sekunder Di Desa Labuan Tolaka, W., Wardah, & Rahmawati.
Kungguma Kabupaten Donggala 2013. Sifat Fisik Tanah Pada Hutan
Sulawesi Tengah. Warta Rimba. Primer, Agroforestri Dan Kebun
(2)1: 40-46. Kakao Di Subdas Wera Saluopa
Nugroho, Y. 2009. Ananlisis Sifat Fisik- Desa Leboni Kecamatan Pamona
Kimia dan Kesuburan Tanah Pada

licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License 59


Karakteristik Sifat Fisika dan Kimia Tanah Berdasarkan Tipe Pengelolaan Lahan Pada Hutan Produksi
Di Desa Banyu Urip Lombok Tengah
(Epy Liana, Muhamad Husni Idris, Irwan Mahakam Lesmono Aji)

Puselemba Kabupaten Poso. Warta


Rimba. (1)1: 1-8.
Utaya, S. 2008. Pengaruh Perubahan
Penggunaan Lahan Terhadap Sifat
Biofisik Tanah dan Kapasitas
Infiltrasi di Kota Malang. Forum
Geografi. (22)2: 99-112.

licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License 60

You might also like